Anda di halaman 1dari 25

TAFSIR

QUR’AN SURAT ANNAS


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Tafsir II
Dosen Pengampu : Acip.M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
PAKSI

SEMESTER VII

STAI PALABUHANRATU
PALABUHANRATU – SUKABUMI
2021

1
TAFSIR SURAT ANNAS

A. Redaksi Ayat

Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Madaniyah, meskipun
turunnya tidak di Madinah. Sebab penggolongan surat Makkiyah dan Madaniyah
bukanlah berdasarkan tempat turunnya tetapi berdasarkan waktu turunnya. Surat yang
turun sebelum hijrah ke Madinah digolongkan sebagai surat Makkiyah. Sedangkan
surat yang turun sesudah hijrah disebut Surat Madaniyah.Dinamakan surat An Nasr
yang berarti pertolongan karena surat ini membicarakan pertolongan Allah. Nama
Nama tersebut diambilkan dari ayat pertama surat ini.Ia dinamakan juga
Surat Idza jaa’a nashrullaahi wal fath, sebagaimana bunyi awal surat ini. Ia juga
dinamakan surat At Taudi’ (perpisahan) karena terdapat isyarat dekatnya ajal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

‫ِبسْ ِم هّٰللا ِ الرَّ حْ ٰم ِن الرَّ ِحي ِْم‬

١ - ‫اِ َذا َج ۤا َء نَصْ ُر هّٰللا ِ َو ْالفَ ْت ۙ ُح‬


Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

٢ - ‫اس يَ ْد ُخلُوْ نَ فِ ْي ِدي ِْن هّٰللا ِ اَ ْف َواج ًۙا‬


َ َّ‫َو َراَيْتَ الن‬
Artinya: dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

٣ - ࣖ ‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ ۗهُ اِنَّهٗ َكانَ تَ َّوابًا‬


َ ِّ‫فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب‬
Artinya: maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-
Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

Di dalam surat ini dijelaskan pula dua sifat Allah, yakni maha
pengampun dan maha pemurah. Maka dari itu, setiap hamba yang bertaubat
dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, maka Allah akan
mengampuni  segala dosa maupun kesalahanya.

1
B. Terjemahan Perkata

Berikut ini terjemah per kata Surat An nasr mulai dari ayat 1 sampai dengan
ayat 3.

Surat An Nasr Ayat 1

Apabila ‫ِإذا‬

telah datang ‫َجا َء‬

pertolongan ‫نَصْ ُر‬

Allah ِ ‫هَّللا‬
Dan ‫َو‬

Kemenangan ‫ْالفَ ْت ُح‬


Surat An Nasr Ayat 2

Dan ‫َو‬

kamu lihat َ‫َرَأيْت‬

manusia َ َّ‫الن‬
‫اس‬

mereka masuk َ‫يَ ْد ُخلُون‬

dalam ‫فِي‬

Agama ‫ين‬
ِ ‫ِد‬
Allah ِ ‫هَّللا‬
berbondong-bondong ‫َأ ْف َواجًا‬

Surat An Nasr Ayat 3

maka bertasbihlah ْ‫فَ َسبِّح‬

2
dengan memuji ‫بِ َح ْم ِد‬

Tuhanmu َ‫َربِّك‬
Dan ‫َو‬

mohonlah ampun kepada-Nya ُ‫ا ْستَ ْغفِرْ ه‬


sesungguhnya Dia ‫ِإ َّن ُه‬

adalah Dia َ ‫َك‬


‫ان‬

Maha Penerima taubat ‫َت َّوابًا‬

C. Muqoddimah
1. Nama Surat

Surat An nasr

Surat An Nasr (‫ )النصر‬adalah surat ke-110 dalam Al Quran. Berikut ini


terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat An Nasr.Surat ini terdiri dari tiga ayat dan
merupakan Surat Madaniyah, meskipun turunnya tidak di Madinah. Sebab
penggolongan surat Makkiyah dan Madaniyah bukanlah berdasarkan tempat turunnya
tetapi berdasarkan waktu turunnya. Surat yang turun sebelum hijrah ke Madinah
digolongkan sebagai surat Makkiyah. Sedangkan surat yang turun sesudah hijrah
disebut Surat Madaniyah. Surat An-Nashr merupakan salah satu surah Madaniyyah
dan disepakati sebagai surah yang terakhir diturunkan. Namanya yang populer pada
masa lampau adalah surah Idza Ja’a Nashrullah Wa Fath sesuai dengan bunyi ayatnya
yang pertama. Dalam berbagai Mushhaf Al-Quran dan berbagai kitab tafsir,kumpulan
ayat-ayat ini dinamai surah An-Nashr. Sahabat Nabi menamainya surah At-Taudi’
yakni perpisahan karena terdapat isyarat dari ayat-ayatnya yang mengandungkesan
tentang dekatnya ajal Rasulullah saw. Tema utamanya adalah berita gembira tentang
kemenangan yang akan diraih Rasul saw. dan berbondongnya masyarakat memeluk

3
agama Islam; di sisi lain hal ini mengisyaratkan selesainya tugas Rasul saw. dan
dengan demikian surah ini menginformasikan dekatnya ajal Rasul saw. Ibn’ Abbas
menyatakan bahwa Allah melalui surah ini berfirman: “Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan dan itu adalah tanda dekatnya ajalmu maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan beristighfarlah” (HR. Bukhari)..

2. Jumlah Ayat

Surat An-Nasr merupakan surat Al Madaniyah karena diturunkan di Kota


Madinah. Surat ini terdiri dari 3 ayat dan merupakan surat ke 110 yang terdapat
dalam Al-Qur'an.SuratAn-Nasr memiliki arti "Pertolongan". Isi kandungan surat in
iberkaitan dengan perjuangan Rasulullah SAW dalam penakhlukan Makkah.

١ - ‫اِ َذا َج ۤا َء نَصْ ُر هّٰللا ِ َو ْالفَ ْت ۙ ُح‬


Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,

٢ - ‫اس يَ ْد ُخلُوْ نَ فِ ْي ِدي ِْن هّٰللا ِ اَ ْف َواج ًۙا‬


َ َّ‫َو َراَيْتَ الن‬
Artinya: dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,

٣ - ࣖ ‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ ۗهُ اِنَّهٗ َكانَ تَ َّوابًا‬


َ ِّ‫فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب‬
Artinya: maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-
Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

Di dalam surat ini dijelaskan pula dua sifat Allah, yakni maha
pengampun dan maha pemurah. Maka dari itu, setiap hamba yang bertaubat

4
dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, maka Allah akan
mengampuni  segala dosa maupun kesalahanya.

3. Munasabat
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Rasulullah saw, memasuki kota
Mekkah pada waktu Fat-hu Makkah, Khalid bin al-Walid diperintahkan memasuki
Mekkah dari jurusan dataran rendah untuk menggempur pasukan Quraisy (yang
menyerangnya) serta merampas senjatanya setelah memperoleh kemenangan. Maka
berbondong-bondonglah kaum Quraisy masuk Islam. Ayat ini (QS. 110 an-Nashr:1-
3) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai perintah untuk memuji syukur
dengan memahasucikan Allah atas kemenangan yang telah diraih dan meminta
ampunan atas segala kesalahan yang telah dilakukan. Ada yang menyatakan bahwa
surah ini turun sekembalinya Rasul saw. dari perang Khaibar yakni terjadi pada tahun
ke-8 H. Riwayat lain menyatakan bahwa ia turun sekitar dua tahun sebelum Nabi
saw. wafat. Ada lagi yang menyatakan ia turun setelah pembukaan kota Mekkah.
Bahkan sahabat Nabi saw., Ibn’ Umar ra menyatakan bahwa Nabi saw. wafat setelah
sekitar tiga bulan dari turunnya ayat ini. Atas dasar perbedaan-perbedaan itu, maka
sulit ditentukan pada urutan keberapa surah ini dari segi masa turunnya. Sahabat Nabi
saw., Jabir Ibn’ Abdillah ra. berpendapat bahwa surah ini merupakan surah yang ke-
103 yang diterima oleh Rasul saw., sedang sahabat Nabi saw, Ibn’ Abbas ra.
berpendapat bahwa ini adalah surah yang terakhir diterima Nabi saw. Tidak ada lagi
surah sesudahnya – walau masih ada ayat yang turun sesudahnya dan yang
merupakan bagian dari surah-surah yang turun sebelumnya. Jumlah ayat-ayatnya
sebanyak 3 ayat menurut cara perhitungan semua ulama. Adapun munasabah surat
An-Nasr dengan surat sebelumnya yaitu pada surah sebelumnya (QS. Al-Kafirun),
disebutkan tentang perbedaan agama yang dibawa oleh Rasulullah dengan agama
pegangan kaum kafir. Kemudian, di dalam surah ini, Allah menjelaskan bahwa
agama mereka akan punah dan surut, sedang agama yang dibawa Nabi Muhammad
pasti akan membawa kemenangan dan menjadi agama yang banyak diikuti oleh

5
penduduk dunia.Hubungan surah An-Nahsr dengan surat setelahnya (QS. Al-Lahab),
bahwa surat An-Nashr  menerangkan kemenangan yang diperoleh Nabi Muhammad
saw dan pengikut-pengikutnya, sedang surat Al-Lahab menerangkan tentang
kebinasaan dan siksaan yang diderita oleh Abu Lahab dan isterinya sebagai orang-
orang yang menentang Nabi.
4..Makna Global

Dalam surat yang mulia ini terdapat berita gembira, perintah atas
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika telah berhasil menggapainya serta isyarat
peringatan atas kejadian yang akan mengikuti keberhasilan itu.Berita gembira
tersebut adalah pertolongan Allah Subhananahuwata’la terhadap RasulNya hingga
berhasil mengusai Mekkah dan masuknya manusia ke dalam agama Allah
Subhananahuwata’la secara berbondong – bondong  dimana banyak dari mereka 
( yang akan masuk Islam ) kelak akan menjadi keluarga dan penolong beliau setelah
dulunya merupakan musuh -musuh beliau.

Adapun perintahnya ialah Allah Subhanahuwata’ala memerintahkan


RasulNya untuk bersyukur padaNya, bertasbih dengan memujiNya dan memohon
ampunam padaNya.

Adapun isyarat nya

Yang pertama ialah : pertolongan bagi agama akan berjalan trus menerus dan
bertambah saat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bertasbih dengan memuji
dan memohon ampunan Rabbnya, karena semua ini termasuk bentuk rasa syukur 
kepada Allah Subhananahuwata’la.

Adapun syarat yang kedua adalah : Ajal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah


dekat karena umur beliau adalah umur tambahan yang Allah Subhanahuwata’ala
berikan pada beliau. Sedangkan Allah Subhanahuwata’ala mengamanhkan dengan

6
urusan  urusan tambahan ditutup dengan memohon  ampun dengan shalat, haji, dan
lainya.

Menyadur dalam Quran.kemenag.go.id, berikut adalah makna dari tiap-tiap


yang terkandung di dalam surat An Nasr:

 Ayat 1: Wahai Nabi Muhammad, apabila telah datang pertolongan Allah kepadamu
dan pengikutmu dalam menghadapi kaum kafir Quraisy, dan telah datang pula
kemenangan kepadamu dengan penaklukan Mekah menjadi kota yang suci kembali
dari kesyirikan dan kekafiran,
 Ayat 2: dan ngkau lihat manusia dari seluruh penjuru Jazirah Arab berbondong-
bondong masuk agama Allah, yakni agama Islam, setelah sebelumnya mereka masuk
Islam secara perorangan,
 Ayat 3: maka sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang agung
itu, bertasbihlah dan sucikanlah Tuhanmu dari sifat-sifat yang tak layak bagi-Nya,
dan sertailah tasbihmu itu dengan memuji Tuhan-mu yang telah menyokongmu
dalam menaklukkan Mekah, dan mohonlah ampunan kepada-Nya untukmu dan
umatmu.

D. Asbabun Nuzul
kata Surat An Nasr mulai dari ayat 1 sampai dengan ayat 3. Surat An Nasr (
‫ )النصر‬adalah surat ke-110 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul,
dan tafsir Surat An Nasr.Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat
Madaniyah, meskipun turunnya tidak di Madinah. Sebab penggolongan surat
Makkiyah dan Madaniyah bukanlah berdasarkan tempat turunnya tetapi berdasarkan
waktu turunnya. Surat yang turun sebelum hijrah ke Madinah digolongkan sebagai
surat Makkiyah. Sedangkan surat yang turun sesudah hijrah disebut Surat
Madaniyah.Dinamakan surat An Nasr yang berarti pertolongan karena surat ini

7
membicarakan pertolongan Allah. Nama tersebut diambilkan dari ayat pertama surat
ini.Ia dinamakan juga Surat Idza jaa’a nashrullaahi wal fath, sebagaimana bunyi awal
surat ini. Ia juga dinamakan surat At Taudi’ (perpisahan) karena terdapat isyarat
dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Surat An Nasr beserta Artinya

َ ِّ‫ فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب‬. }‫اس يَ ْد ُخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َوا ًجا‬
ُ‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ ه‬ َ َّ‫ َو َرَأيْتَ الن‬. ‫ِإ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح‬
ً‫ِإنَّهُ َكانَ تَوَّاب‬

Menurut ibnu Katsir surat ini turun ketika haji Wada’ di kota Mina. Walaupun ada
pendapat lain yang mengatakan, diturunkan sebelum Fathu Mekkah.Surat An-Nasr
merupakan surat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad setelah surat At-
Taubah. Adapun asbabun nuzul surat An-Nasr sebagai berikut.

Surat ini turun terkait dengan dua hal. Pertama mengisyaratkan dengan dekatnya ajal
Nabi Muhammad. Kedua mengabarkan akan kemenangan sehingga orang Arab
berbondong-bondong dalam memeluk agama Islam.Setelah Nabi Muhammad
menerima ayat ini, Nabi memanggil putri tercintanya yaitu, Sayyidah Fatimah. Maka
Siti Fatimah menangis setelah Nabi mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat, namun
Siti Fatimah terseyum setelah Nabi berkata:

‫ال تبكي فانك اول ال حق بي‬

Laa tabkii fainnaki awwalu laa khiqqu bii

Artinya:
Jangan menangis, maka sesungghnya Engkau adalah keluargaku yang paling awal
menyusulku

Terkait dengan asbabun nuzul surat An-Nasr, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah
hadits dari Ibnu Abbas. Bahwa Umar bin Khattab menyertakan dalam manjlis para

8
pahlawan perang badar, sebagian pahlawan perang badar adalah Ibnu Abbas.Maka
Umar bertanya kepada mereka semua. Apa pendapat kalian mengenai firman Allah
‫اجٓا َء نَصْ ُر هّٰللا ِ َوا ْلفَ ْت ُح‬
َ ‫ ۙ اِ َذ‬dalam surat An-Nasr?.

Semua para sahabat diam hanya satu yang menjawab. Jika Allah menolong dan
memberi kemenangan kepada kita, maka kita harus beristighfar dan bertahmid
kepadanya.

Maka Sayyidina Umar bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah sama pendapatmu wahai
Ibnu Abbas?. Jawab Ibnu Abbas. Tidak wahai Amirul Mukminin, ayat ِ ‫جٓا َء نَصْ ُر هّٰللا‬
َ ‫اِ َذا‬
‫ وا ْلفَ ْتح‬
َ merupakan isyarat bahwa ajal Nabi Muhammad sudah dekat. Datangnya
kemenangan dan Fathu Mekkah merupakan tanda bahwa ajal beliau sudah dekat.

Kemudian Sayyidina Umar bin Khattab berkata:

Aku tidak mengetahui tafsir surat An-Nasr ini, melainkan apa yang kamu katakan
wahai Ibnu Abbas.

E. Perkataan Salaf

Surah An-Nashr adalah surat yang terakhir turun secara utuh ,Syaikh
Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah berkata, “Sebagian besar ulama berpendapat
bahwa surah dalam Alquran yang terakhir turun secara utuh adalah surah An-Nashr.
Hal ini sebagaimana hadits riwayat Muslim dari jalur ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin
‘Utbah berkata bahwa Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepadanya, “Apa
engkau tahu surah yang terakhir turun dari Alquran secara utuh?” ‘Ubaidullah
berkata, “Iya tahu, yaitu surah ‘Idza jaa-a nashrullahi wal fath’ (ketika pertolongan
Allah itu datang dan kemenangan).” Ibnu ‘Abbas menjawab, “Engkau benar.” (HR.
Muslim, no. 3024).” (At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 647-648)

Apa itu perbedaan antara an-nashr dan al-fath?

9
An-nashr (pertolongan) adalah pertolongan atas musuh ketika di medan perang. Al-
fath (kemenangan) adalah buah (hasil) dari pertolongan tadi. Demikian dinyatakan
oleh Syaikh Musthafa Al-‘Adawi dalam At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz
‘Amma, hlm. 648-649.

Apa yang dimaksud Al-Fath dalam surah An-Nashr? Yang dimaksud adalah
Fathul Makkah. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa yang
dimaksud adalah Fath Makh. Namun Syaikh Musthafa Al-‘Adawi menyatakan bahwa
ada pendapat lainnya yang menyatakan kalau yang dimaksud adalah semua
penaklukkan (futuhat). Syaikh Musthafa sendiri menyatakan bahwa yang dimaksud
adalah Fathul Makkah, itulah yang lebih tepat. Lihat At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil
Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 649.

Penaklukkan Kota Makkah sendiri berlangsung pada bulan Ramadhan tahun


8 Hijriyah sebagaimana Ibnu ‘Abbas dan Ibnul Musayyib menyatakan terjadi pada
bulan Ramadhan. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Penaklukkan kota Makkah terjadi bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari,
no. 4275). Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam keluar dari Madinah pada bulan Ramadhan bersama 10.000
pasukan. Itu terjadi delapan setengah tahun setelah beliau hijrah ke Madinah. Beliau
ketika itu berjalan menuju Makkah bersama kaum muslimin, awalnya dalam keadaan
berpuasa. Kemudian mereka sampai pada tempat yang namanya Al-Kadid, yaitu air
antara ‘Usfan dan Qudaid, mereka akhirnya berbuka (membatalkan puasa).” (HR.
Bukhari, no. 4276). Banyak yang masuk Islam setelah Fathul Makkah, yang
dimaksud dengan Fath dalam ayat ini adalah Fathul Makkah (penaklukan kota
Makkah, tahun 8 H), menurut satu pendapat. Pembesar Arab mereka begitu bangga
dengan keislaman mereka ketika Fathul Makkah. Mereka mengatakan, “Jika
seseorang meraih kemenangan ketika Fathul Makkah, maka berarti ia adalah seorang
Nabi.” Lantas ketika itu pun banyak yang masuk Islam. Selama dua tahun, hampir

10
seluruh jazirah Arab beriman. Tidak tersisa di beberapa kabilah Arab kecuali mereka
pun masuk Islam. Alhamdulillah atas anugerah yang besar ini.

Dari ‘Amr bin Salamah, ia mengatakan,

َ ‫َت ْال َع َربُ تَلَ َّو ُم بِِإ ْساَل ِم ِه ْم ْالفَ ْت َح فَيَقُولُونَ ا ْت ُر ُكوهُ َوقَوْ َمهُ فَِإنَّهُ ِإ ْن ظَهَ َر َعلَ ْي ِه ْم فَه َُو نَبِ ٌّي‬
}ٌ ‫صا ِد‬
‫ق‬ ْ ‫َو َكان‬
‫ح بَاد ََر ُكلُّ قَوْ ٍم بِِإ ْساَل ِم ِه ْم َوبَ َد َ}ر َأبِي قَوْ ِمي} بِِإ ْساَل ِم ِه ْم‬
ِ ‫َت َو ْق َعةُ َأ ْه ِل ْالفَ ْت‬
ْ ‫فَلَ َّما َكان‬

“Orang arab mencela habis-habisan kemenangan karena keIslaman mereka. Lantas


mereka katakan; “Biarkan saja dia (Muhammad) dan kaumnya, kalaulah dia menang
terhadap kaumnya, berarti ia betul-betul Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang jujur,
ketika pelaku-pelaku kemenangan (kaum muslimin) singgah sebentar lantas
berangkat, setiap kaum bergegas berangkat dengan keIslaman mereka, dan ayahku
bergegas menemui kaumku dengan keIslaman mereka, …. (HR. Bukhari, no. 4302)

Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diminta beristighfar?

Dalam surah An-Nashr ini diperintahkan,

ُ‫َوا ْستَ ْغفِرْ ه‬

“Mintalah ampun kepada Allah.”

Dalam doa yang beliau ajarkan disebutkan dalam hadits berikut ini.

‫ اللَّهُ َّم‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأنَّهُ َكانَ يَ ْدعُو بِهَ َذا ال ُّدعَا ِء‬ ِ ‫َوع َْن َأبِي ُموْ َسى} َر‬
َ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ع َِن النَّبِ ِّي‬
‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي ِجدِّي‬،‫ َو َما َأ ْنتَ َأ ْعلَ ُم بِ ِه ِمنِّي‬،‫ َوِإ ْس َرافِي} فِي َأ ْم ِري‬،‫ا ْغفِرْ لِي خَ ِطيَئتِي} َو َج ْهلِي‬
ُ ْ‫ َو َما َأس َْرر‬،‫ت‬
‫ت‬ ُ ْ‫ت َو َما َأ َّخر‬
ُ ‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي َما قَ َّد ْم‬، ْ‫ َو ُكلُّ َذلِكَ ِع ْن ِدي‬،‫ َو َخطَِئي} َو َع ْم ِدي‬،‫َوه َْزلِي‬
}ٌ َ‫ ُمتَّف‬.ٌ‫ َوَأ ْنتَ علَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْير‬،ُ‫ َأ ْنتَ ال ُمقَ ِّد ُم َوَأ ْنتَ ال ُمَؤ ِّخر‬،‫ َو َما َأ ْنتَ َأ ْعلَ ُم بِ ِه ِمنِّي‬،‫ت‬
‫ق‬ ُ ‫َو َما َأ ْعلَ ْن‬
‫َعلَ ْي ِه‬

11
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sesungguhnya beliau berdoa dengan doa ini, “ALLOHUMMAGH-FIRLII KHOTHII-
ATII, WA JAHLII, WA ISROFII FII AMRII, WA MAA ANTA A’LAMU BIHI
MINNI. ALLOHUMMAGH-FIRLII JIDDI WA HAZLII, WA KHOTHO-I WA
‘AMDII, WA KULLU DZALIKA ‘INDII. ALLOHUMMAGH-FIRLII MAA
QODDAMTU WA MAA AKHKHORTU WA MAA ASRORTU WA MAA
A’LANTU WA MAA ANTA A’LAMU BIHI MINNI, ANTAL MUQODDIMU WA
ANTAL MUAKHKHIRU WA ANTA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.”

Artinya: Wahai Rabbku, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan melampaui batas


dalam urusanku seluruhnya, dan juga apa yang lebih Engkau ketahui daripada diriku.
Ya Allah, ampunilah kesungguhanku (dalam dosa), senda gurauku, kesalahanku,
kesengajaanku, dan semua itu ada pada diriku (yang ada atau yang mungkin ada). Ya
Allah, ampunilah apa yang telah aku lakukan dan apa yang akan aku lakukan, apa
yang aku rahasiakan dan apa yang aku tampakkan, dan apa saja yang lebih Engkau
ketahui daripada diriku. Engkaulah Yang Mendahulukan dan Engkaulah Yang
Mengakhirkan, dan Engkau Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Muttafaqun
‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6399 dan Muslim, no. 2719]

Di antara alasan kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga beristighfar


dikemukakan oleh Imam Al-Qurthubi rahimahullah dengan beberapa alasan:

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa memiliki banyak kekurangan dan beliau
bandingkan dengan nikmat besar yang Allah subhanahu wa ta’ala anugerahkan
kepadanya. Beliau menilai bahwa kekurangan beliau dalam menunaikan hak tersebut
adalah dosa.

Beristighfar adalah dalam rangka ibadah kepada Allah.

12
Sebagai peringatan bagi umatnya, kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang
maksum (lepas dari kesalahan) beristighfar kepada Allah, maka yang lainnya yang
pasti punya banyak dosa lebih pantas untuk berisitghfar.

Ketika bertambah nikmat, diperintahkan untuk bersyukur

Hal ini diperintahkan dalam ayat lainnya.

Dalam surah Al-Kautsar,

)2( ْ‫ك َوا ْن َحر‬ َ َ‫) ف‬1( ‫ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَاكَ ْال َكوْ ثَ َ}ر‬
َ ِّ‫صلِّ لِ َرب‬

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka


dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang
membenci kamu dialah yang terputus.” (QS. Al Kautsar: 1-3).

Dalam surah Adh-Dhuha,

َ ‫) َو َو َج َد‬7( }‫ضااًّل فَهَ َدى‬


ْ‫) فََأ َّما ْاليَتِي َم فَاَل تَ ْقهَر‬8( ‫ك عَاِئاًل فََأ ْغنَى‬ َ َ‫) َو َو َجدَك‬6( }‫َألَ ْم يَ ِج ْدكَ يَتِي ًما فََآ َوى‬
)11( ‫ِّث‬ َ ِّ‫) َوَأ َّما بِنِ ْع َم ِة َرب‬10( ْ‫) َوَأ َّما السَّاِئ َل فَاَل تَ ْنهَر‬9(
ْ ‫ك فَ َحد‬

“Bukankah Allah mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan
terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh-Dhuha: 1-11)

Dalam surah Ali Imran,

َ‫ك َعلَ ٰى نِ َسا ِء ْال َعالَ ِمين‬


}ِ ‫ك َواصْ طَفَا‬ ِ ‫ت ْال َماَل ِئ َكةُ يَا َمرْ يَ ُم ِإ َّن هَّللا َ اصْ طَفَا‬
ِ ‫ك َوطَهَّ َر‬ ِ َ‫َوِإ ْذ قَال‬

ِ ِّ‫يَا َمرْ يَ ُم ا ْقنُتِي لِ َرب‬


َ‫ك َوا ْس ُج ِدي َوارْ َك ِعي} َم َع الرَّا ِك ِعين‬

13
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah
telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di
dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Rabbmu, sujud dan
rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (QS. Ali Imran: 42-43). Juga dalam
surah Saba’,

َ ‫ا ْع َملُوا آ َل دَا ُوو َ}د ُش ْكرًا ۚ َوقَلِي ٌل ِم ْن ِعبَا ِد‬


‫ي ال َّش ُكو ُ}ر‬

“Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali
dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.” (QS. Saba’: 13)

Juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat ketika di Makkah pada Fathul
Makkah sebanyak delapan rakaat. Lihat At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz
‘Amma fi Sual wa Jawab, hlm. 659.

Disyariatkan beristighfar ketika selesai dari beramal

Di antara dalilnya adalah:

Pertama: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika selesai dari shalat, beliau
beristighfar tiga kali.

Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata,

‫ (( اللَّهُ َّم‬: ‫ال‬


}َ َ‫ َوق‬، ً ‫صالَتِ ِه ا ْستَ ْغفَ َر ثَالثَا‬ َ ‫َكانَ َرسو ُل هللاِ – صلى هللا عليه وسلم} – ِإ َذا ا ْن‬
َ ‫ص َرفَ ِم ْن‬
‫أح ُد رواة‬ ِ َ‫الجالَ ِل َواإل ْك َر ِام )) قِي َل لِألوْ ز‬
َ ‫اع ِّي – َوهُ َو‬ َ ‫ تَبَا َر ْكتَ يَا َذا‬، ‫ َو ِم ْنكَ ال َّسالَ ُم‬، ‫أ ْنتَ ال َّسالَ ُم‬
‫ أ ْستَ ْغفِ ُر هللا‬، ‫ أ ْستَ ْغفِ ُر هللا‬: ‫ يقول‬: ‫ال‬
َ َ‫ َك ْيفَ اال ْستِ ْغفَا ُ}ر ؟ ق‬: – ‫الحديث‬

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu,
pen.), beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan “ALLAHUMMA ANTAS
SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI

14
WAL IKROOM” (artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu
keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Ada yang bertanya pada Al-Auza’i, salah satu perawi hadits ini, “Bagaimana cara
beristighfar?” Al-Auza’i menjawab, “Caranya membaca ‘ASTAGHFIRULLAH …
ASTAGHFIRULLAH’ (Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun
kepada Allah). (HR. Muslim, no. 591)

Kedua: Dalil tentang anjuran isitghfar setelah selesai beramal adalah firman Allah,

َ َ‫ْث َأف‬
‫اض النَّاسُ َوا ْستَ ْغفِرُوا} هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬ ُ ‫ثُ َّم َأفِيضُوا ِم ْن َحي‬

“Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah)


dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 199)

Ketiga: Doa kafaratul majelis sebagaimana dalam hadits berikut ini.

‫ (( َم ْن‬: – }‫ قَا َل رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ قَا َل‬، – ‫وعن َأبي هريرة – رضي هللا عنه‬
، َ‫ ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدك‬: ‫ك‬ ْ ‫ فَ َكثُ َ}ر فِي ِه لَ َغطُهُ فَقَا َل قَب َْل‬، ‫س‬
َ ِ‫أن يَقُو َم ِم ْن َمجْ لِ ِس ِه َذل‬ ٍ ِ‫س في َمجْ ل‬ َ َ‫َجل‬
‫ك )) رواه‬ َ ِ‫ ِإالَّ ُغفِ َر لَهُ َما َكانَ في َمجْ لِ ِس ِه َذل‬، َ‫ك َوَأتُوبُ إلَ ْيك‬ َ ‫ أ ْستَ ْغفِ ُر‬، َ‫أن ال إلهَ ِإالَّ أ ْنت‬
ْ ‫أ ْشهَ ُد‬
)) ‫ (( حديث حسن صحيح‬: ‫ وقال‬، }‫ الترمذي‬.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda
guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiranya), maka hendaklah ia
mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu, ‘SUBHAANAKALLOHUMMA
WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA
WA ATUUBU ILAIK’ (artinya: Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan
memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain
Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu); kecuali

15
diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3433. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Baca Juga: Istighfar, Penutup Amalan Shalih

Surah An-Nashr tanda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan wafat

Ada sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

َ َ‫ضهُْ}م لِ َم تُ ْد ِخ ُل هَ َذا ْالفَتَى َم َعنَا َولَنَا َأ ْبنَا ٌء ِم ْثلُهُ فَق‬


‫ال ِإنَّهُ ِم َّم ْن‬ ِ َ‫َكانَ ُع َم ُر يُ ْد ِخلُنِي َم َع َأ ْشي‬
َ َ‫اخ بَ ْد ٍر فَق‬
ُ ‫ال بَ ْع‬
َ َ‫قَ ْد َعلِ ْمتُ ْم قَا َل فَ َدعَاهُ ْم َذاتَ يَوْ ٍم َو َدعَانِي َم َعهُ ْم قَا َل َو َما ُرِئيتُهُ َدعَانِي يَوْ َمِئ ٍذ ِإاَّل لِي ُِريَهُْ}م ِمنِّي فَق‬
‫ال َما‬
‫تَقُولُونَ فِي‬

{ }‫اس يَ ْد ُخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َوا ًجا‬


َ َّ‫} ِإ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح َو َرَأيْتَ الن‬

‫ضهُ ْم اَل‬
ُ ‫ال بَ ْع‬ ِ ُ‫ضهُ ْم ُأ ِمرْ نَا َأ ْن نَحْ َم َد هَّللا َ َونَ ْستَ ْغفِ َرهُ ِإ َذا ن‬
َ َ‫صرْ نَا َوفُتِ َح َعلَ ْينَا َوق‬ ُ ‫َحتَّى خَ تَ َم السُّو َرةَ فَقَا َل بَ ْع‬
‫ت ه َُو َأ َج ُل‬
ُ ‫ال فَ َما تَقُو ُل قُ ْل‬ ُ ‫س َأ َك َذاكَ تَقُو ُل قُ ْل‬
َ َ‫ت اَل ق‬ ٍ ‫ضهُ ْم َش ْيًئا فَقَا َل لِي يَا ا ْبنَ َعبَّا‬ ُ ‫نَ ْد ِري َأوْ لَ ْم يَقُلْ بَ ْع‬
ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْعلَ َمهُ هَّللا ُ لَه‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫َرس‬

{ ‫} ِإ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح‬

َ‫فَ ْت ُح َم َّكةَ فَ َذاكَ َعاَل َمةُ َأ َجلِك‬

{ ‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ ِإنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا‬


َ ِّ‫} فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب‬

‫قَا َل ُع َم ُر َما َأ ْعلَ ُم ِم ْنهَا ِإاَّل َما تَ ْعلَ ُم‬

“Suatu hari Umar mengundang para sahabat dan mengajakku bersama mereka.
Seingatku, Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada
mereka kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanya, “Bagaimana komentar kalian
tentang ayat (yang artinya), “Seandainya pertolongan Allah dan kemenangan datang
(1) dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2) –

16
hingga ahkir surat. (QS. An Nashr: 1-3). Sebagian sahabat berkomentar (menafsirkan
ayat tersebut), “Tentang ayat ini, setahu kami, kita diperintahkan agar memuji Allah
dan meminta ampunan kepada-Nya, ketika kita diberi pertolongan dan diberi
kemenangan.” Sebagian lagi berkomentar, “Kalau kami tidak tahu.” Atau bahkan
tidak ada yang berkomentar sama sekali. Lantas Umar bertanya kepadaku, “Wahai
Ibnu Abbas, beginikah kamu menafsirkan ayat tadi? “Tidak”, jawabku. “Lalu
bagaimana tafsiranmu?”, tanya Umar. Ibnu Abbas menjawab, “Surat tersebut adalah
pertanda wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah dekat. Allah
memberitahunya dengan ayatnya: “Jika telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan’, itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad),
karenanya “Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan,
sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat.” Kata Umar, “Aku tidak tahu penafsiran
ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui.”” (HR. Bukhari, no.
4294). Dalam Riyadh Ash-Shalihin ketika membawa bahasan ini, Imam Nawawi
rahimahullah memberikan judul Bab “Bab 12. Anjuran untuk Meningkatkan Amal
Kebaikan pada Akhir Usia.”

Pengamalan untuk ayat (takwil ayat)

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

َ‫وع ِه َو ُسجُو ِد ِه ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدك‬ َ ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُ ْكثِ ُر َأ ْن يَق‬
ِ ‫ول فِي ُر ُك‬ َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
َ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي يَتََأ َّو ُل ْالقُرْ آن‬

“Saat rukuk dan sujud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak membaca
do’a:‘SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANA WA BI HAMDIKA,
ALLAHUMMAGH FIRLII (Maha suci Engkau wahai Tuhan kami, segala puji bagi-
Mu, Ya Allah ampunilah aku) ‘, sebagai pengamalan perintah Al Qur’an.” (HR.
Bukhari no. 4968 dan Muslim no. 484. An Nawawi rahimahullah membawakan
hadits ini dalam Bab “Bacaan ketika rukuk dan sujud”)

17
Juga dari ayat ini dianjurkan dzikir “SUBHANALLAH WA BI HAMDIHI
ASTAGHFIRULLAH WA ATUUBU ILAIH”. Dzikir ini sering dibaca oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau meninggal dunia. Terdapat
riwayat,

ِ ‫ يُ ْكثِ ُر ِم ْن قَوْ ِل « ُسب َْحانَ هَّللا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ت َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬ ْ َ‫ق ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬ ٍ ‫ع َْن َم ْسرُو‬
َ ‫ت يَا َرسُو َ}ل هَّللا ِ َأ َرا‬
‫ك تُ ْكثِ ُر ِم ْن قَوْ ِل ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه‬ ُ ‫ت فَقُ ْل‬
ْ َ‫ قَال‬.» ‫َوبِ َح ْم ِد ِه َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا َ َوَأتُوبُ ِإلَ ْي ِه‬
‫ت ِم ْن‬ ُ ْ‫ال « َخبَّ َرنِى َربِّى َأنِّى َسَأ َرى َعالَ َمةً فِى ُأ َّمتِى فَِإ َذا َرَأ ْيتُهَا َأ ْكثَر‬ َ َ‫ فَق‬.‫َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا َ َوَأتُوبُ ِإلَ ْي ِه‬
َ‫ فَقَ ْد َرَأ ْيتُهَا (ِإ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْتحُ) فَ ْت ُح َم َّكة‬.‫قَوْ ِل ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا َ َوَأتُوبُ ِإلَ ْي ِه‬
َ ِّ‫اس يَ ْد ُخلُونَ فِى ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َواجًا فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب‬
)‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ ِإنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا‬ َ َّ‫» ( َو َرَأيْتَ الن‬.

“Dari Masruq dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, “Dahulu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak perkataan, ‘SUBHANALLAH WA BI
HAMDIHI ASTAGHFIRULLAH WA ATUUBU ILAIH (Mahasuci Allah dan
dengan memujiNya, saya memohon ampunan kepada Allah dan saya bertaubat
kepadaNya)’.” Aisyah berkata, “Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya
melihatmu memperbanyak perkataan, Subhanallah wa bi hamdihi astaghfirullah wa
atuubu ilaih (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampunan
kepada Allah dan bertaubat kepadaNya). Maka beliau menjawab, ‘Rabbku telah
mengabarkan kepadaku bahwa aku akan melihat suatu tanda pada umatku, ketika aku
melihatnya maka aku memperbanyak membaca, Subhanallah wa bi hamdihi
astaghfirullah wa atuubu ilaih (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku
memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya)’. Maka sungguh aku telah
melihatnya, yaitu (ketika pertolongan Allah datang dan pembukaanNya) yaitu
penaklukan kota Makkah, dan dan kamu telah melihat manusia masuk ke dalam
agama Allah secara berbondong-bondong, lalu bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
dan memohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi taubat’.” (HR. Muslim,
no. 484).

18
F. Faidah

ِ َّ‫ قُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬Allah Ta’ala berfirman, Allah Ta’ala berfirman:


‫اس‬

‫ِإ َذا} َجا َء نَصْ ُ}ر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح‬

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (QS. An Nashr : 1)

Faedah dari ayat ini:

1. Kata al-fath dalam ayat ini maksudnya adalah Fathu Makkah. Yaitu,


ditaklukkannya kota Mekah setelah kaum Muslimin hijrah ke Madinah dan tidak
bisa masuk ke Mekah, bahkan untuk berhaji dan berumrah.

2. Para ulama khilaf apakah surat ini turun sebelum Fathu Makkah atau setelahnya.
Ibnu Rajab menguatkan bahwa surat ini turun sebelum Fathu Makkah. Sehingga
surat ini merupakan kabar gembira dari Allah Ta’ala bagi Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam dan para sahabat bahwa mereka akan bisa menaklukkan kota
Mekah.

3. Nashrullah (pertolongan Allah) di sini maksudnya adalah pertolongan Allah bagi


Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat dalam peperangan untuk
menaklukkan musuh-musuh mereka, di antaranya suku Quraisy dan Bani Hawazin.

4. Pertolongan dan kemenangan itu dari Allah. Maka kita meminta hanya kepada
Allah dan hanya didapatkan dengan bertakwa kepada Allah. Bukan dengan
menghalalkan segala cara.

5. Surat ini juga dinamakan juga dengan surat at-Taudi’ (perpisahan). Karena


turunnya surat ini adalah salah satu tanda akan wafatnya Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas.

19
‫} لِ َم‬:‫ضهُ ْم‬ ِ َ‫} َكانَ ُع َم ُ}ر يُ ْد ِخلُنِي} َم َع َأ ْشي‬:‫ قَا َل‬،‫ي هَّللا ُ َع ْنهُ َما‬
ُ ‫ فَقَا َل بَ ْع‬،‫اخ} بَ ْد ٍر‬ }َ ‫ض‬
ِ ‫س َر‬ ٍ ‫َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬
}‫ فَ َدعَاهُ ْ}م َذاتَ يَوْ ٍ}م َو َدعَانِي‬:‫ «ِإنَّهُ ِم َّم ْن قَ ْد َعلِ ْمتُ ْم»} قَا َل‬:‫تُ ْد ِخ ُ}ل هَ َذا الفَتَى َم َعنَا} َولَنَا} َأ ْبنَا ٌء ِم ْثلُهُ؟ فَقَا َل‬
ِ ‫} َما تَقُولُونَ فِي} ِإ َذا} َجا َء نَصْ ُ}ر هَّللا‬:‫ فَقَا َل‬،‫} َو َما ُرِئيتُهُ} َدعَانِي يَوْ َمِئ ٍ}ذ ِإاَّل لِي ُِريَهُ ْ}م ِمنِّي‬:‫َم َعهُ ْ}م قَا َل‬
‫} ُأ ِمرْ نَا} َأ ْن‬:‫ضهُ ْم‬
ُ ‫} فَقَا َل بَ ْع‬،َ‫ون فِي} ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َوا ًجا} َحتَّى} َختَ َم السُّو َرة‬}َ ُ‫اس يَ ْد ُخل‬ }َ ‫ َو َرَأي‬،ُ‫َوالفَ ْتح‬
َ َّ‫ْت الن‬
،‫ضهُ ْ}م َش ْيًئا‬ُ ‫} َأوْ لَ ْم يَقُلْ بَ ْع‬،‫} الَ نَ ْد ِري‬:‫ضهُ ْم‬ ِ ُ‫نَحْ َم َ}د هَّللا َ َونَ ْستَ ْغفِ َرهُ} ِإ َذا ن‬
ُ ‫ َوقَا َ}ل بَ ْع‬،‫صرْ نَا} َوفُتِ َح َعلَ ْينَا‬
َ ِ ‫ هُ َ}و َأ َج ُل َرسُو ِ}ل هَّللا‬:‫ت‬
}‫صلَّى‬ ُ ‫} فَ َما} تَقُولُ؟ قُ ْل‬:‫ قَا َل‬،َ‫} ال‬:‫ت‬
ُ ‫ك تَقُولُ؟ قُ ْل‬ َ ‫ َأ َك َذا‬،‫س‬
ٍ ‫ يَا ا ْبنَ َعبَّا‬:‫فَقَا َ}ل لِي‬
َ ِ‫ك َعالَ َمةُ َأ َجل‬
‫ فَ َسب ْ}ِّح بِ َح ْم ِد‬:‫ك‬ َ ‫ فَ َذا‬،َ‫ ِإ َذا} َجا َء نَصْ ُ}ر هَّللا ِ َوالفَ ْت ُح فَ ْت ُح َم َّكة‬:ُ‫هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ}م َأ ْعلَ َمهُ هَّللا ُ لَه‬
‫ « َما َأ ْعلَ ُم ِم ْنهَا} ِإاَّل َما} تَ ْعلَ ُم‬:ُ‫} قَا َ}ل ُع َمر‬.‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ} ِإنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا‬ }َ ِّ‫» َرب‬

‘Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahuma, ia berkata, “Suatu hari ‘Umar mengundangku


bersama dengan para senior perang Badar. Sebagian dari mereka berkata,
“Mengapa kamu mengundang pemuda ini bersama kita sedangkan kita juga
memiliki anak-anak seusianya?” Dia berkata, ”Sesungguhnya dia adalah orang
yang sudah kalian ketahui.” Suatu hari dia mengundang mereka dan
mengundangku juga bersama mereka. Seingatku, ‘Umar tidak mengajakku saat itu
selain untuk mempertontonkan kepada mereka kualitas keilmuanku. Lantas ‘Umar
bertanya, “Bagaimana komentar kalian tentang ayat (yang artinya), “Seandainya
pertolongan Allah dan kemenangan datang (1) dan kau lihat manusia masuk agama
Allah dengan berbondong-bondong (2) -hingga akhir surat. (QS. An-Nashr: 1-3).
Sebagian sahabat berkomentar (menafsirkan ayat tersebut), “Tentang ayat ini,
setahu kami, kita diperintahkan agar memuji Allah dan meminta ampunan kepada-
Nya, ketika kita diberi pertolongan dan diberi kemenangan.” Sebagian lagi
berkomentar, “Kalau kami tidak tahu.” Atau bahkan, tidak ada yang berkomentar
sama sekali. Lantas ‘Umar bertanya kepadaku, “Wahai Ibnu ‘Abbas, beginikah
kamu menafsirkan ayat tadi?” “Tidak”, jawabku. “Lalu bagaimana tafsiranmu?”
tanya ‘Umar. Ibnu ‘Abbas menjawab, “Surat tersebut adalah pertanda wafatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah dekat. Allah memberitahunya

20
dengan ayatnya: “Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan’, itu
berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad), karenanya
“Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia
Maha Menerima taubat.” ‘Umar berkata, “Aku tidak tahu penafsiran ayat tersebut
selain seperti yang kamu (Ibnu ‘Abbas) ketahui.”’ (HR. Bukhari, no. 4294)

Allah Ta’ala berfirman:

}‫اس يَ ْد ُخلُونَ فِي} ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َوا ًجا‬ }َ ‫َو َرَأي‬


}َ َّ‫ْت الن‬

“Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.” (QS.
An-Nashr : 2)

Faedah dari ayat ini:

1. Setelah Fathu Makkah, banyak orang-orang yang masuk Islam secara


berbondong-bondong dalam jumlah besar, seperti penduduk Mekah, Thaif, Yaman,
Bani Hawazin dan suku-suku Arab.

2. Sebelum Fathu Makkah, orang masuk Islam dengan sembunyi-sembunyi dan


orang per orang.

3. Dalam dua tahun, Jazirah Arab sudah tersirami oleh keimanan dan tidak ada
simbol di seluruh suku Arab, kecuali simbol Islam (Tafsir Ibnu Katsir).

4. Bangsa Arab berkata: “Bila Muhammad berhasil mengalahkan para penduduk


kota suci (Mekah), padahal dulu penduduk Mekah dilindungi oleh Allah dari
pasukan Gajah, maka tidak ada kekuatan bagi kalian (untuk menahannya). Maka
mereka pun memeluk Islam secara berbondong-bondong.” (Tafsir Qurthubi)

21
5. Bangkitnya Islam diperoleh dengan dengan perjuangan yang tidak sebentar dan
kesabaran. Dan Allah sudah janjikan akan menangkan kaum Muslimin jika mereka
bersabar. Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

َّ ‫َوا ْعلَ ْ}م َأ َّن النَّصْ َ}ر َم َ}ع ال‬


‫صب ِ}ْر‬

“Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran.” (HR. Tirmidzi,


shahih)

‘Umar bin Khaththab bertanya kepada para pemuka dari Bani ‘Abbas :

‫صبَرُوا} لَنَا‬ َ ‫} لَ ْم ن َْل‬،‫صب ِْر‬


َ َ ‫ق قَوْ ماً} ِإاّل‬
َ ‫صبَرْ نَا} لَهُ ْ}م َك َما‬ َ َّ‫بِ َ}م قَات َْلتُ ُ}م الن‬
َّ ‫} بِال‬:‫اس؟ قَالُوا‬

“Apa rahasia kemenangan kalian (dalam perang-perang)?” Mereka menjawab


“Dengan kesabaran. Tidaklah kami bertemu suatu kaum dalam peperangan, kecuali
kami bersabar terhadap mereka sebagaimana mereka bersabar kepada kami.”” (Ibnu
Rajab dalam Jami’u al-’Ulum wal Hikam, 1/488)

Allah Ta’ala berfirman:

}‫ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ} ِإنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا‬


َ ِّ‫فَ َسب ْ}ِّح بِ َح ْم ِ}د َرب‬

“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.


Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nashr : 3)

Faedah dari ayat ini:

1. Perintah untuk memperbanyak tasbih, yaitu ucapan “Subhanallah” dan


memperbanyak istigfar, yaitu ucapan “astaghfirullah”.

2. Maksud ayat ini adalah: “Jika engkau shalat, maka perbanyaklah dengan cara
memuji-Nya atas limpahan kemenangan dan penaklukan kota Mekah. Mintalah

22
ampunan kepada Allah”. Karena setelah turun ayat ini, Nabi banyak membacanya
dalam ruku dan sujudnya .

G. Referensi

 https://muslimah.or.id/14120-tafsir-surat-an-nashr.html
https://rumaysho.com/1004-faedah-tafsir-surat-an-nashr-jika-datang-pertolongan-
allah-pada-fathul-makkah.html

Tafsiir ‘Usyril Akhiir Minal Qur’anil Kariim (DR. Sulaiman Al-Asyqor).


https://muslim.or.id/90-tafsir-surat-an-naas.htmlDaqaiqu At-Tafsir(6/312-
313)
Al-Jami’u Li Ahkamil Quran (20/318)
HR Muslim (2300) kitab al-fadhail bab itsbati haudh nabiyyina washfan
Al-Muslim (6/90) [16]. Syarah Shahih Muslim (15/52-53)

Tafsir Ibnu Katsir, 2000, Jakarta: Gema Insani


KH Q Shaleh., dkk, Asbabun Nuzul, 2009, Bandung: CV Penerbit Diponegoro
Ahmad Mustafa Almaraghy, Tafsir Almaraghy, 1993, Semarang: Toha Putra
Tim Tashih Departement Agama, Al-Quran dan Tafsir, 1995, Yogyakarta: UII
M Quraish Shihab, Tafsir Almisbah, 2002, Jakarta: Lentera Hati
Syaikh Abdurrahman As Sa'di, Taisir Karimirrahman, 2005, Solo: Pustaka At Tibyan

Ahkam Al-Qur’an. Al-Jashshosh.


At-Tashiil li Ta’wil At-Tanziil Tafsir Juz ‘Amma. Syaikh Musthafa
Al-‘Adawi.
Aysarut Tafaasir. Abu Bakr Jabir Al-Jazairi.
Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Ibnu Katsir.

23
24

Anda mungkin juga menyukai