DISUSUN OLEH :
PAKSI
SEMESTER VII
STAI PALABUHANRATU
PALABUHANRATU – SUKABUMI
2021
1
TAFSIR SURAT ANNAS
A. Redaksi Ayat
Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Madaniyah, meskipun
turunnya tidak di Madinah. Sebab penggolongan surat Makkiyah dan Madaniyah
bukanlah berdasarkan tempat turunnya tetapi berdasarkan waktu turunnya. Surat yang
turun sebelum hijrah ke Madinah digolongkan sebagai surat Makkiyah. Sedangkan
surat yang turun sesudah hijrah disebut Surat Madaniyah.Dinamakan surat An Nasr
yang berarti pertolongan karena surat ini membicarakan pertolongan Allah. Nama
Nama tersebut diambilkan dari ayat pertama surat ini.Ia dinamakan juga
Surat Idza jaa’a nashrullaahi wal fath, sebagaimana bunyi awal surat ini. Ia juga
dinamakan surat At Taudi’ (perpisahan) karena terdapat isyarat dekatnya ajal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Di dalam surat ini dijelaskan pula dua sifat Allah, yakni maha
pengampun dan maha pemurah. Maka dari itu, setiap hamba yang bertaubat
dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, maka Allah akan
mengampuni segala dosa maupun kesalahanya.
1
B. Terjemahan Perkata
Berikut ini terjemah per kata Surat An nasr mulai dari ayat 1 sampai dengan
ayat 3.
Apabila ِإذا
Allah ِ هَّللا
Dan َو
Dan َو
manusia َ َّالن
اس
dalam فِي
Agama ين
ِ ِد
Allah ِ هَّللا
berbondong-bondong َأ ْف َواجًا
2
dengan memuji بِ َح ْم ِد
Tuhanmu ََربِّك
Dan َو
C. Muqoddimah
1. Nama Surat
Surat An nasr
3
agama Islam; di sisi lain hal ini mengisyaratkan selesainya tugas Rasul saw. dan
dengan demikian surah ini menginformasikan dekatnya ajal Rasul saw. Ibn’ Abbas
menyatakan bahwa Allah melalui surah ini berfirman: “Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan dan itu adalah tanda dekatnya ajalmu maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan beristighfarlah” (HR. Bukhari)..
2. Jumlah Ayat
Di dalam surat ini dijelaskan pula dua sifat Allah, yakni maha
pengampun dan maha pemurah. Maka dari itu, setiap hamba yang bertaubat
4
dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, maka Allah akan
mengampuni segala dosa maupun kesalahanya.
3. Munasabat
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Rasulullah saw, memasuki kota
Mekkah pada waktu Fat-hu Makkah, Khalid bin al-Walid diperintahkan memasuki
Mekkah dari jurusan dataran rendah untuk menggempur pasukan Quraisy (yang
menyerangnya) serta merampas senjatanya setelah memperoleh kemenangan. Maka
berbondong-bondonglah kaum Quraisy masuk Islam. Ayat ini (QS. 110 an-Nashr:1-
3) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai perintah untuk memuji syukur
dengan memahasucikan Allah atas kemenangan yang telah diraih dan meminta
ampunan atas segala kesalahan yang telah dilakukan. Ada yang menyatakan bahwa
surah ini turun sekembalinya Rasul saw. dari perang Khaibar yakni terjadi pada tahun
ke-8 H. Riwayat lain menyatakan bahwa ia turun sekitar dua tahun sebelum Nabi
saw. wafat. Ada lagi yang menyatakan ia turun setelah pembukaan kota Mekkah.
Bahkan sahabat Nabi saw., Ibn’ Umar ra menyatakan bahwa Nabi saw. wafat setelah
sekitar tiga bulan dari turunnya ayat ini. Atas dasar perbedaan-perbedaan itu, maka
sulit ditentukan pada urutan keberapa surah ini dari segi masa turunnya. Sahabat Nabi
saw., Jabir Ibn’ Abdillah ra. berpendapat bahwa surah ini merupakan surah yang ke-
103 yang diterima oleh Rasul saw., sedang sahabat Nabi saw, Ibn’ Abbas ra.
berpendapat bahwa ini adalah surah yang terakhir diterima Nabi saw. Tidak ada lagi
surah sesudahnya – walau masih ada ayat yang turun sesudahnya dan yang
merupakan bagian dari surah-surah yang turun sebelumnya. Jumlah ayat-ayatnya
sebanyak 3 ayat menurut cara perhitungan semua ulama. Adapun munasabah surat
An-Nasr dengan surat sebelumnya yaitu pada surah sebelumnya (QS. Al-Kafirun),
disebutkan tentang perbedaan agama yang dibawa oleh Rasulullah dengan agama
pegangan kaum kafir. Kemudian, di dalam surah ini, Allah menjelaskan bahwa
agama mereka akan punah dan surut, sedang agama yang dibawa Nabi Muhammad
pasti akan membawa kemenangan dan menjadi agama yang banyak diikuti oleh
5
penduduk dunia.Hubungan surah An-Nahsr dengan surat setelahnya (QS. Al-Lahab),
bahwa surat An-Nashr menerangkan kemenangan yang diperoleh Nabi Muhammad
saw dan pengikut-pengikutnya, sedang surat Al-Lahab menerangkan tentang
kebinasaan dan siksaan yang diderita oleh Abu Lahab dan isterinya sebagai orang-
orang yang menentang Nabi.
4..Makna Global
Dalam surat yang mulia ini terdapat berita gembira, perintah atas
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika telah berhasil menggapainya serta isyarat
peringatan atas kejadian yang akan mengikuti keberhasilan itu.Berita gembira
tersebut adalah pertolongan Allah Subhananahuwata’la terhadap RasulNya hingga
berhasil mengusai Mekkah dan masuknya manusia ke dalam agama Allah
Subhananahuwata’la secara berbondong – bondong dimana banyak dari mereka
( yang akan masuk Islam ) kelak akan menjadi keluarga dan penolong beliau setelah
dulunya merupakan musuh -musuh beliau.
Yang pertama ialah : pertolongan bagi agama akan berjalan trus menerus dan
bertambah saat Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bertasbih dengan memuji
dan memohon ampunan Rabbnya, karena semua ini termasuk bentuk rasa syukur
kepada Allah Subhananahuwata’la.
6
urusan urusan tambahan ditutup dengan memohon ampun dengan shalat, haji, dan
lainya.
Ayat 1: Wahai Nabi Muhammad, apabila telah datang pertolongan Allah kepadamu
dan pengikutmu dalam menghadapi kaum kafir Quraisy, dan telah datang pula
kemenangan kepadamu dengan penaklukan Mekah menjadi kota yang suci kembali
dari kesyirikan dan kekafiran,
Ayat 2: dan ngkau lihat manusia dari seluruh penjuru Jazirah Arab berbondong-
bondong masuk agama Allah, yakni agama Islam, setelah sebelumnya mereka masuk
Islam secara perorangan,
Ayat 3: maka sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas karunia-Nya yang agung
itu, bertasbihlah dan sucikanlah Tuhanmu dari sifat-sifat yang tak layak bagi-Nya,
dan sertailah tasbihmu itu dengan memuji Tuhan-mu yang telah menyokongmu
dalam menaklukkan Mekah, dan mohonlah ampunan kepada-Nya untukmu dan
umatmu.
D. Asbabun Nuzul
kata Surat An Nasr mulai dari ayat 1 sampai dengan ayat 3. Surat An Nasr (
)النصرadalah surat ke-110 dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul,
dan tafsir Surat An Nasr.Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat
Madaniyah, meskipun turunnya tidak di Madinah. Sebab penggolongan surat
Makkiyah dan Madaniyah bukanlah berdasarkan tempat turunnya tetapi berdasarkan
waktu turunnya. Surat yang turun sebelum hijrah ke Madinah digolongkan sebagai
surat Makkiyah. Sedangkan surat yang turun sesudah hijrah disebut Surat
Madaniyah.Dinamakan surat An Nasr yang berarti pertolongan karena surat ini
7
membicarakan pertolongan Allah. Nama tersebut diambilkan dari ayat pertama surat
ini.Ia dinamakan juga Surat Idza jaa’a nashrullaahi wal fath, sebagaimana bunyi awal
surat ini. Ia juga dinamakan surat At Taudi’ (perpisahan) karena terdapat isyarat
dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
َ ِّ فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب. }اس يَ ْد ُخلُونَ فِي ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َوا ًجا
ُك َوا ْستَ ْغفِرْ ه َ َّ َو َرَأيْتَ الن. ِإ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْت ُح
ًِإنَّهُ َكانَ تَوَّاب
Menurut ibnu Katsir surat ini turun ketika haji Wada’ di kota Mina. Walaupun ada
pendapat lain yang mengatakan, diturunkan sebelum Fathu Mekkah.Surat An-Nasr
merupakan surat terakhir yang turun kepada Nabi Muhammad setelah surat At-
Taubah. Adapun asbabun nuzul surat An-Nasr sebagai berikut.
Surat ini turun terkait dengan dua hal. Pertama mengisyaratkan dengan dekatnya ajal
Nabi Muhammad. Kedua mengabarkan akan kemenangan sehingga orang Arab
berbondong-bondong dalam memeluk agama Islam.Setelah Nabi Muhammad
menerima ayat ini, Nabi memanggil putri tercintanya yaitu, Sayyidah Fatimah. Maka
Siti Fatimah menangis setelah Nabi mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat, namun
Siti Fatimah terseyum setelah Nabi berkata:
Artinya:
Jangan menangis, maka sesungghnya Engkau adalah keluargaku yang paling awal
menyusulku
Terkait dengan asbabun nuzul surat An-Nasr, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah
hadits dari Ibnu Abbas. Bahwa Umar bin Khattab menyertakan dalam manjlis para
8
pahlawan perang badar, sebagian pahlawan perang badar adalah Ibnu Abbas.Maka
Umar bertanya kepada mereka semua. Apa pendapat kalian mengenai firman Allah
اجٓا َء نَصْ ُر هّٰللا ِ َوا ْلفَ ْت ُح
َ ۙ اِ َذdalam surat An-Nasr?.
Semua para sahabat diam hanya satu yang menjawab. Jika Allah menolong dan
memberi kemenangan kepada kita, maka kita harus beristighfar dan bertahmid
kepadanya.
Maka Sayyidina Umar bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah sama pendapatmu wahai
Ibnu Abbas?. Jawab Ibnu Abbas. Tidak wahai Amirul Mukminin, ayat ِ جٓا َء نَصْ ُر هّٰللا
َ اِ َذا
وا ْلفَ ْتح
َ merupakan isyarat bahwa ajal Nabi Muhammad sudah dekat. Datangnya
kemenangan dan Fathu Mekkah merupakan tanda bahwa ajal beliau sudah dekat.
Aku tidak mengetahui tafsir surat An-Nasr ini, melainkan apa yang kamu katakan
wahai Ibnu Abbas.
E. Perkataan Salaf
Surah An-Nashr adalah surat yang terakhir turun secara utuh ,Syaikh
Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah berkata, “Sebagian besar ulama berpendapat
bahwa surah dalam Alquran yang terakhir turun secara utuh adalah surah An-Nashr.
Hal ini sebagaimana hadits riwayat Muslim dari jalur ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin
‘Utbah berkata bahwa Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepadanya, “Apa
engkau tahu surah yang terakhir turun dari Alquran secara utuh?” ‘Ubaidullah
berkata, “Iya tahu, yaitu surah ‘Idza jaa-a nashrullahi wal fath’ (ketika pertolongan
Allah itu datang dan kemenangan).” Ibnu ‘Abbas menjawab, “Engkau benar.” (HR.
Muslim, no. 3024).” (At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 647-648)
9
An-nashr (pertolongan) adalah pertolongan atas musuh ketika di medan perang. Al-
fath (kemenangan) adalah buah (hasil) dari pertolongan tadi. Demikian dinyatakan
oleh Syaikh Musthafa Al-‘Adawi dalam At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz
‘Amma, hlm. 648-649.
Apa yang dimaksud Al-Fath dalam surah An-Nashr? Yang dimaksud adalah
Fathul Makkah. Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa yang
dimaksud adalah Fath Makh. Namun Syaikh Musthafa Al-‘Adawi menyatakan bahwa
ada pendapat lainnya yang menyatakan kalau yang dimaksud adalah semua
penaklukkan (futuhat). Syaikh Musthafa sendiri menyatakan bahwa yang dimaksud
adalah Fathul Makkah, itulah yang lebih tepat. Lihat At-Tashiil li Ta’wil At-Tanzil
Tafsir Juz ‘Amma, hlm. 649.
10
seluruh jazirah Arab beriman. Tidak tersisa di beberapa kabilah Arab kecuali mereka
pun masuk Islam. Alhamdulillah atas anugerah yang besar ini.
َ َت ْال َع َربُ تَلَ َّو ُم بِِإ ْساَل ِم ِه ْم ْالفَ ْت َح فَيَقُولُونَ ا ْت ُر ُكوهُ َوقَوْ َمهُ فَِإنَّهُ ِإ ْن ظَهَ َر َعلَ ْي ِه ْم فَه َُو نَبِ ٌّي
}ٌ صا ِد
ق ْ َو َكان
ح بَاد ََر ُكلُّ قَوْ ٍم بِِإ ْساَل ِم ِه ْم َوبَ َد َ}ر َأبِي قَوْ ِمي} بِِإ ْساَل ِم ِه ْم
ِ َت َو ْق َعةُ َأ ْه ِل ْالفَ ْت
ْ فَلَ َّما َكان
Dalam doa yang beliau ajarkan disebutkan dalam hadits berikut ini.
اللَّهُ َّم:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأنَّهُ َكانَ يَ ْدعُو بِهَ َذا ال ُّدعَا ِء ِ َوع َْن َأبِي ُموْ َسى} َر
َ ض َي هللاُ َع ْنهُ ع َِن النَّبِ ِّي
اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي ِجدِّي، َو َما َأ ْنتَ َأ ْعلَ ُم بِ ِه ِمنِّي، َوِإ ْس َرافِي} فِي َأ ْم ِري،ا ْغفِرْ لِي خَ ِطيَئتِي} َو َج ْهلِي
ُ ْ َو َما َأس َْرر،ت
ت ُ ْت َو َما َأ َّخر
ُ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي َما قَ َّد ْم، ْ َو ُكلُّ َذلِكَ ِع ْن ِدي، َو َخطَِئي} َو َع ْم ِدي،َوه َْزلِي
}ٌ َ ُمتَّف.ٌ َوَأ ْنتَ علَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْير،ُ َأ ْنتَ ال ُمقَ ِّد ُم َوَأ ْنتَ ال ُمَؤ ِّخر، َو َما َأ ْنتَ َأ ْعلَ ُم بِ ِه ِمنِّي،ت
ق ُ َو َما َأ ْعلَ ْن
َعلَ ْي ِه
11
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sesungguhnya beliau berdoa dengan doa ini, “ALLOHUMMAGH-FIRLII KHOTHII-
ATII, WA JAHLII, WA ISROFII FII AMRII, WA MAA ANTA A’LAMU BIHI
MINNI. ALLOHUMMAGH-FIRLII JIDDI WA HAZLII, WA KHOTHO-I WA
‘AMDII, WA KULLU DZALIKA ‘INDII. ALLOHUMMAGH-FIRLII MAA
QODDAMTU WA MAA AKHKHORTU WA MAA ASRORTU WA MAA
A’LANTU WA MAA ANTA A’LAMU BIHI MINNI, ANTAL MUQODDIMU WA
ANTAL MUAKHKHIRU WA ANTA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa memiliki banyak kekurangan dan beliau
bandingkan dengan nikmat besar yang Allah subhanahu wa ta’ala anugerahkan
kepadanya. Beliau menilai bahwa kekurangan beliau dalam menunaikan hak tersebut
adalah dosa.
12
Sebagai peringatan bagi umatnya, kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang
maksum (lepas dari kesalahan) beristighfar kepada Allah, maka yang lainnya yang
pasti punya banyak dosa lebih pantas untuk berisitghfar.
)2( ْك َوا ْن َحر َ َ) ف1( ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَاكَ ْال َكوْ ثَ َ}ر
َ ِّصلِّ لِ َرب
“Bukankah Allah mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-
wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan
terhadap nikmat Rabbmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Adh-Dhuha: 1-11)
13
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah
telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di
dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Rabbmu, sujud dan
rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.” (QS. Ali Imran: 42-43). Juga dalam
surah Saba’,
“Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali
dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.” (QS. Saba’: 13)
Juga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat ketika di Makkah pada Fathul
Makkah sebanyak delapan rakaat. Lihat At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil Tafsir Juz
‘Amma fi Sual wa Jawab, hlm. 659.
Pertama: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika selesai dari shalat, beliau
beristighfar tiga kali.
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu,
pen.), beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan “ALLAHUMMA ANTAS
SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI
14
WAL IKROOM” (artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu
keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).
Ada yang bertanya pada Al-Auza’i, salah satu perawi hadits ini, “Bagaimana cara
beristighfar?” Al-Auza’i menjawab, “Caranya membaca ‘ASTAGHFIRULLAH …
ASTAGHFIRULLAH’ (Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun
kepada Allah). (HR. Muslim, no. 591)
Kedua: Dalil tentang anjuran isitghfar setelah selesai beramal adalah firman Allah,
َ َْث َأف
اض النَّاسُ َوا ْستَ ْغفِرُوا} هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم ُ ثُ َّم َأفِيضُوا ِم ْن َحي
(( َم ْن: – } قَا َل رسول هللا – صلى هللا عليه وسلم: قَا َل، – وعن َأبي هريرة – رضي هللا عنه
، َ ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدك: ك ْ فَ َكثُ َ}ر فِي ِه لَ َغطُهُ فَقَا َل قَب َْل، س
َ ِأن يَقُو َم ِم ْن َمجْ لِ ِس ِه َذل ٍ ِس في َمجْ ل َ ََجل
ك )) رواه َ ِ ِإالَّ ُغفِ َر لَهُ َما َكانَ في َمجْ لِ ِس ِه َذل، َك َوَأتُوبُ إلَ ْيك َ أ ْستَ ْغفِ ُر، َأن ال إلهَ ِإالَّ أ ْنت
ْ أ ْشهَ ُد
)) (( حديث حسن صحيح: وقال، } الترمذي.
15
diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3433. Al-
Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).
ضهُ ْم اَل
ُ ال بَ ْع ِ ُضهُ ْم ُأ ِمرْ نَا َأ ْن نَحْ َم َد هَّللا َ َونَ ْستَ ْغفِ َرهُ ِإ َذا ن
َ َصرْ نَا َوفُتِ َح َعلَ ْينَا َوق ُ َحتَّى خَ تَ َم السُّو َرةَ فَقَا َل بَ ْع
ت ه َُو َأ َج ُل
ُ ال فَ َما تَقُو ُل قُ ْل ُ س َأ َك َذاكَ تَقُو ُل قُ ْل
َ َت اَل ق ٍ ضهُ ْم َش ْيًئا فَقَا َل لِي يَا ا ْبنَ َعبَّا ُ نَ ْد ِري َأوْ لَ ْم يَقُلْ بَ ْع
ُصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْعلَ َمهُ هَّللا ُ لَه
َ ِ ُول هَّللا
ِ َرس
“Suatu hari Umar mengundang para sahabat dan mengajakku bersama mereka.
Seingatku, Umar tidak mengajakku saat itu selain untuk mempertontonkan kepada
mereka kualitas keilmuanku. Lantas Umar bertanya, “Bagaimana komentar kalian
tentang ayat (yang artinya), “Seandainya pertolongan Allah dan kemenangan datang
(1) dan kau lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2) –
16
hingga ahkir surat. (QS. An Nashr: 1-3). Sebagian sahabat berkomentar (menafsirkan
ayat tersebut), “Tentang ayat ini, setahu kami, kita diperintahkan agar memuji Allah
dan meminta ampunan kepada-Nya, ketika kita diberi pertolongan dan diberi
kemenangan.” Sebagian lagi berkomentar, “Kalau kami tidak tahu.” Atau bahkan
tidak ada yang berkomentar sama sekali. Lantas Umar bertanya kepadaku, “Wahai
Ibnu Abbas, beginikah kamu menafsirkan ayat tadi? “Tidak”, jawabku. “Lalu
bagaimana tafsiranmu?”, tanya Umar. Ibnu Abbas menjawab, “Surat tersebut adalah
pertanda wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sudah dekat. Allah
memberitahunya dengan ayatnya: “Jika telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan’, itu berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad),
karenanya “Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan,
sesungguhnya Dia Maha Menerima taubat.” Kata Umar, “Aku tidak tahu penafsiran
ayat tersebut selain seperti yang kamu (Ibnu Abbas) ketahui.”” (HR. Bukhari, no.
4294). Dalam Riyadh Ash-Shalihin ketika membawa bahasan ini, Imam Nawawi
rahimahullah memberikan judul Bab “Bab 12. Anjuran untuk Meningkatkan Amal
Kebaikan pada Akhir Usia.”
َوع ِه َو ُسجُو ِد ِه ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدك َ ُصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُ ْكثِ ُر َأ ْن يَق
ِ ول فِي ُر ُك َ َكانَ النَّبِ ُّي
َاللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي يَتََأ َّو ُل ْالقُرْ آن
“Saat rukuk dan sujud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak membaca
do’a:‘SUBHANAKALLAHUMMA ROBBANA WA BI HAMDIKA,
ALLAHUMMAGH FIRLII (Maha suci Engkau wahai Tuhan kami, segala puji bagi-
Mu, Ya Allah ampunilah aku) ‘, sebagai pengamalan perintah Al Qur’an.” (HR.
Bukhari no. 4968 dan Muslim no. 484. An Nawawi rahimahullah membawakan
hadits ini dalam Bab “Bacaan ketika rukuk dan sujud”)
17
Juga dari ayat ini dianjurkan dzikir “SUBHANALLAH WA BI HAMDIHI
ASTAGHFIRULLAH WA ATUUBU ILAIH”. Dzikir ini sering dibaca oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum beliau meninggal dunia. Terdapat
riwayat,
ِ يُ ْكثِ ُر ِم ْن قَوْ ِل « ُسب َْحانَ هَّللا-صلى هللا عليه وسلم- ِ ت َكانَ َرسُو ُل هَّللا ْ َق ع َْن عَاِئ َشةَ قَال ٍ ع َْن َم ْسرُو
َ ت يَا َرسُو َ}ل هَّللا ِ َأ َرا
ك تُ ْكثِ ُر ِم ْن قَوْ ِل ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه ُ ت فَقُ ْل
ْ َ قَال.» َوبِ َح ْم ِد ِه َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا َ َوَأتُوبُ ِإلَ ْي ِه
ت ِم ْن ُ ْال « َخبَّ َرنِى َربِّى َأنِّى َسَأ َرى َعالَ َمةً فِى ُأ َّمتِى فَِإ َذا َرَأ ْيتُهَا َأ ْكثَر َ َ فَق.َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا َ َوَأتُوبُ ِإلَ ْي ِه
َ فَقَ ْد َرَأ ْيتُهَا (ِإ َذا َجا َء نَصْ ُر هَّللا ِ َو ْالفَ ْتحُ) فَ ْت ُح َم َّكة.قَوْ ِل ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َوبِ َح ْم ِد ِه َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا َ َوَأتُوبُ ِإلَ ْي ِه
َ ِّاس يَ ْد ُخلُونَ فِى ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َواجًا فَ َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب
)ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ ِإنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا َ َّ» ( َو َرَأيْتَ الن.
“Dari Masruq dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata, “Dahulu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak perkataan, ‘SUBHANALLAH WA BI
HAMDIHI ASTAGHFIRULLAH WA ATUUBU ILAIH (Mahasuci Allah dan
dengan memujiNya, saya memohon ampunan kepada Allah dan saya bertaubat
kepadaNya)’.” Aisyah berkata, “Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya
melihatmu memperbanyak perkataan, Subhanallah wa bi hamdihi astaghfirullah wa
atuubu ilaih (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku memohon ampunan
kepada Allah dan bertaubat kepadaNya). Maka beliau menjawab, ‘Rabbku telah
mengabarkan kepadaku bahwa aku akan melihat suatu tanda pada umatku, ketika aku
melihatnya maka aku memperbanyak membaca, Subhanallah wa bi hamdihi
astaghfirullah wa atuubu ilaih (Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, aku
memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadaNya)’. Maka sungguh aku telah
melihatnya, yaitu (ketika pertolongan Allah datang dan pembukaanNya) yaitu
penaklukan kota Makkah, dan dan kamu telah melihat manusia masuk ke dalam
agama Allah secara berbondong-bondong, lalu bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
dan memohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi taubat’.” (HR. Muslim,
no. 484).
18
F. Faidah
2. Para ulama khilaf apakah surat ini turun sebelum Fathu Makkah atau setelahnya.
Ibnu Rajab menguatkan bahwa surat ini turun sebelum Fathu Makkah. Sehingga
surat ini merupakan kabar gembira dari Allah Ta’ala bagi Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam dan para sahabat bahwa mereka akan bisa menaklukkan kota
Mekah.
4. Pertolongan dan kemenangan itu dari Allah. Maka kita meminta hanya kepada
Allah dan hanya didapatkan dengan bertakwa kepada Allah. Bukan dengan
menghalalkan segala cara.
19
} لِ َم:ضهُ ْم ِ َ} َكانَ ُع َم ُ}ر يُ ْد ِخلُنِي} َم َع َأ ْشي: قَا َل،ي هَّللا ُ َع ْنهُ َما
ُ فَقَا َل بَ ْع،اخ} بَ ْد ٍر }َ ض
ِ س َر ٍ َع ِن ا ْب ِن َعبَّا
} فَ َدعَاهُ ْ}م َذاتَ يَوْ ٍ}م َو َدعَانِي: «ِإنَّهُ ِم َّم ْن قَ ْد َعلِ ْمتُ ْم»} قَا َل:تُ ْد ِخ ُ}ل هَ َذا الفَتَى َم َعنَا} َولَنَا} َأ ْبنَا ٌء ِم ْثلُهُ؟ فَقَا َل
ِ } َما تَقُولُونَ فِي} ِإ َذا} َجا َء نَصْ ُ}ر هَّللا: فَقَا َل،} َو َما ُرِئيتُهُ} َدعَانِي يَوْ َمِئ ٍ}ذ ِإاَّل لِي ُِريَهُ ْ}م ِمنِّي:َم َعهُ ْ}م قَا َل
} ُأ ِمرْ نَا} َأ ْن:ضهُ ْم
ُ } فَقَا َل بَ ْع،َون فِي} ِدي ِن هَّللا ِ َأ ْف َوا ًجا} َحتَّى} َختَ َم السُّو َرة}َ ُاس يَ ْد ُخل }َ َو َرَأي،َُوالفَ ْتح
َ َّْت الن
،ضهُ ْ}م َش ْيًئاُ } َأوْ لَ ْم يَقُلْ بَ ْع،} الَ نَ ْد ِري:ضهُ ْم ِ ُنَحْ َم َ}د هَّللا َ َونَ ْستَ ْغفِ َرهُ} ِإ َذا ن
ُ َوقَا َ}ل بَ ْع،صرْ نَا} َوفُتِ َح َعلَ ْينَا
َ ِ هُ َ}و َأ َج ُل َرسُو ِ}ل هَّللا:ت
}صلَّى ُ } فَ َما} تَقُولُ؟ قُ ْل: قَا َل،َ} ال:ت
ُ ك تَقُولُ؟ قُ ْل َ َأ َك َذا،س
ٍ يَا ا ْبنَ َعبَّا:فَقَا َ}ل لِي
َ ِك َعالَ َمةُ َأ َجل
فَ َسب ْ}ِّح بِ َح ْم ِد:ك َ فَ َذا،َ ِإ َذا} َجا َء نَصْ ُ}ر هَّللا ِ َوالفَ ْت ُح فَ ْت ُح َم َّكة:ُهللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ}م َأ ْعلَ َمهُ هَّللا ُ لَه
« َما َأ ْعلَ ُم ِم ْنهَا} ِإاَّل َما} تَ ْعلَ ُم:ُ} قَا َ}ل ُع َمر.ك َوا ْستَ ْغفِرْ هُ} ِإنَّهُ َكانَ تَ َّوابًا }َ ِّ» َرب
20
dengan ayatnya: “Jika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan’, itu
berarti penaklukan Makkah dan itulah tanda ajalmu (Muhammad), karenanya
“Bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampunan, sesungguhnya Dia
Maha Menerima taubat.” ‘Umar berkata, “Aku tidak tahu penafsiran ayat tersebut
selain seperti yang kamu (Ibnu ‘Abbas) ketahui.”’ (HR. Bukhari, no. 4294)
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.” (QS.
An-Nashr : 2)
3. Dalam dua tahun, Jazirah Arab sudah tersirami oleh keimanan dan tidak ada
simbol di seluruh suku Arab, kecuali simbol Islam (Tafsir Ibnu Katsir).
21
5. Bangkitnya Islam diperoleh dengan dengan perjuangan yang tidak sebentar dan
kesabaran. Dan Allah sudah janjikan akan menangkan kaum Muslimin jika mereka
bersabar. Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
‘Umar bin Khaththab bertanya kepada para pemuka dari Bani ‘Abbas :
Allah Ta’ala berfirman:
2. Maksud ayat ini adalah: “Jika engkau shalat, maka perbanyaklah dengan cara
memuji-Nya atas limpahan kemenangan dan penaklukan kota Mekah. Mintalah
22
ampunan kepada Allah”. Karena setelah turun ayat ini, Nabi banyak membacanya
dalam ruku dan sujudnya .
G. Referensi
https://muslimah.or.id/14120-tafsir-surat-an-nashr.html
https://rumaysho.com/1004-faedah-tafsir-surat-an-nashr-jika-datang-pertolongan-
allah-pada-fathul-makkah.html
23
24