Anda di halaman 1dari 14

Aqoid 50 Berserta Arti dan Dalilnya Lengkap

Aqoid 50 adalah akidah 50 yang tiap-tiap umat Islam wajib mengetahui dan lebih
bagus bisa mneghafalnya, lengkap dengan arti dan penjelasan dalil aqli (rasio)
maupun dalil naqli (qur'an hadist) nya.

Jumlah aqoid ada 50 karena terdiri atas:

1. Sifat wajib bagi Allah Swt. (20)


2. Sifat mustahil bagi Allah Swt. (20)
3. Sifat jaiz bagi Allah Swt. (1)
4. Sifat wajib bagi Rasul Allah Swt. (4)
5. Sifat mustahil bagi Rasul Allah Swt. (4)
6. Sifat jaiz bagi Rasul Allah Swt. (1)

50 aqidah (aqo'id) itulah yang kemudian dikelompokkan menjadi dua bagian besar
dalam Ilmu Tauhid, yakni:

1. Aqidah Ilahiyyah (‫ )عقيدة الهية‬dan


2. Aqidah Nubuwwiyah (‫)عقيدة نبوية‬.

Berikut ini adalah rincian aqoid 50 (seket) beserta arti dan dalilnya

A. Sifat Wajib bagi Allah (20 sifat)

1. Wujud (Ada) - <‫ﻭﺟﻮﺩ‬

Adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan-Nya, tetapi Allah itu ada
dengan zat-Nya sendiri.

Dalilnya ada dalam Surat As-Sajdah: 4, berikut ini:

ِ ْ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما فِي ِستَّ ِة َأي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ َو ٰى َعلَى ْال َعر‬
‫ش ۖ َما لَ ُك ْم ِم ْن دُونِ ِه ِم ْن َولِ ٍّي َواَل‬ َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي خَ ل‬
َ‫يع ۚ َأفَاَل تَتَ َذ َّكرُون‬
ٍ ِ‫َشف‬

Artinya:
"Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada

1
bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (QS. As-Sajdah: 4)

2. Qidam (Dahulu/Awal) - ‫ﻗﺪﻡ‬

Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah sebagai Pencipta yang lebih dulu Ada
daripada semesta alam (yang Dia ciptakan).

Dalilnya ada dalam Al-Qur'an Surat Al-Hadid ayat 3 yang berbunyi,

‫هُ َو اَأْل َّو ُل َواآْل ِخ ُر َوالظَّا ِه ُ<ر َو ْالبَا ِطنُ ۖ َوه َُو بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬

Artinya:
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu" (QS. Al-Hadid: 3).

3. Baqa’(Kekal) - ‫ﺑﻘﺎﺀ‬

Allah merupakan suatu zat yang Abadi dan Kekal Selamanya karena Allah Swt.
bersifat Baqa' (Kekal).

Dalilnya bisa Anda baca dalam Al-Qur'an surat Qashas ayat 88, yang berbunyi,
ٌ ِ‫ع َم َع هَّللا ِ ِإ ٰلَهًا آ َخ َر ۘ اَل ِإ ٰلَهَ ِإاَّل هُ َو ۚ ُكلُّ َش ْي ٍء هَال‬
َ‫ك ِإاَّل َوجْ هَهُ ۚ لَهُ ْال ُح ْك ُم َوِإلَ ْي ِه تُرْ َجعُون‬ ُ ‫َواَل تَ ْد‬

Artinya:
"Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang
lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu
pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-
Nya-lah kamu dikembalikan" (QS. Qashas: 88).

4. Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan ciptaan-Nya) - ‫ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ‬

Sifat ini menunjukkan bahwa Allah Swt. berbeda dengan yang Dia ciptakan, tidak
ada hal di dunia ini yang menyerupainya.

Dalilnya, bisa Anda baca dalam ayat di bawah ini:

2
ۖ ‫ْس َك ِم ْثلِ ِه َش ْي ٌء‬
َ ‫ض ۚ َج َع َل لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َوا ًجا< َو ِمنَ اَأْل ْن َع ِام َأ ْز َواجًا ۖ يَ ْذ َرُؤ ُك ْ<م فِي ِه ۚ لَي‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ِ ‫اط ُر ال َّس َما َوا‬ِ َ‫ف‬
‫صي ُ<ر‬ ْ
ِ َ‫َوهُ َو ال َّس ِمي ُع الب‬

Artinya:
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan
Melihat". (QS. Asy-Syuro: 11)

5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri) - ‫ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ‬

Artinya, bahwa Allah Swt. berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan
yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah Swt. itu ada dengan sendirinya tidak ada
yang mengadakan atau menciptakan. Contohnya, Allah Swt. menciptakan alam
semesta ini karena kehendak sendiri tanpa pertolongan siapapun.

Dalil sifat Allah qiyamuhu binafsihi, bacalah arti Surat Al-Ankabut ini:

َ‫َو َم ْن َجاهَ َد فَِإنَّ َما يُ َجا ِه ُد لِنَ ْف ِس ِه ۚ ِإ َّن هَّللا َ لَ َغنِ ٌّي ع َِن ْال َعالَ ِمين‬

Artinya:
"Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk
dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam". (QS. Al-Ankabut:6)

6. Wahdaniyyah (Tunggal/Esa) – ‫وحدانية‬

Artinya bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa, baik itu Esa zat-Nya,
sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah bukanlah hasil
dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain.
Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah Swt. tidak sama
dengan sifat-sifat pada mahluk yang diciptakan Nya. Esa perbuatan-Nya berarti
Allah Swt. berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk lain dan tanpa
membutuhkan proses atau waktu. Allah Swt. berbuat karena kehendak-Nya sendiri
tanpa ada yang bisa mencampurinya.

Dalil sifat wahdaniyah Allah Swt. ada dalam Surat Al-Anbiya' ayat 22 di bawah


ini:

3
َ‫صفُون‬ ِ ْ‫لَوْ َكانَ فِي ِه َما آلِهَةٌ ِإاَّل هَّللا ُ لَفَ َس َدتَا ۚ فَ ُسب َْحانَ هَّللا ِ َربِّ ْال َعر‬
ِ َ‫ش َع َّما ي‬

Artinya:
"Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya
itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada
apa yang mereka sifatkan". (QS. Al Anbiya: 22).

7. Qudrat (Berkuasa) - ‫ﻗﺪﺭﺓ‬

Kekuasaan Allah Swt., atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak
ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-
Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.

Dalil, silakan buka Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 20 di bawah ini,


ْ ‫ضا َء لَهُ ْم َم َشوْ ا فِي ِه َوِإ َذا َأ‬
َ ‫ظلَ َم َعلَ ْي ِه ْم قَا ُموا ۚ َولَوْ َشا َء هَّللا ُ لَ َذه‬
‫َب بِ َس ْم ِع ِه ْ<م‬ َ ‫صا َرهُ ْم ۖ ُكلَّ َما َأ‬
َ ‫ق يَ ْخطَفُ َأ ْب‬ ُ ْ‫يَ َكا ُد ْالبَر‬
‫ار ِه ْ<م ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َوَأ ْب‬

Artinya:
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 20)

8. Iradah (berkehendak) - ‫ﺇﺭﺍﺩﺓ‬

Artinya, Allah Swt. telah menciptakan alam semesta beserta isinya atas kehendak-
Nya sendiri, tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Apapun yang Allah Swt.
kehendakin pasti akan terjadi.

Dalil sifat iradah Allah Swt. ada dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 107:

‫ك فَعَّا ٌل لِ َما ي ُِري ُد‬ َ ُّ‫ات َواَأْلرْ ضُ ِإاَّل َما َشا َء َرب‬
َ َّ‫ك ۚ ِإ َّن َرب‬ ُ ‫ت ال َّس َما َو‬
ِ ‫خَالِ ِدينَ فِيهَا َما دَا َم‬

Artinya:
"...mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki". (QS. Hud: 107)

4
9. Ilmu (Mengetahui) - ‫ﻋﻠﻢ‬

Allah Swt. memiliki pengetahuan dan kepandaian akan segala hal, artinya ilmu
Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu
yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang
dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun.

Simak dalil sifat Ilmu-Nya Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 29,

‫هُ َو اَأْل َّو ُل َواآْل ِخ ُر َوالظَّا ِه ُ<ر َو ْالبَا ِطنُ ۖ َوه َُو بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬

Artinya:
"Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 29).

dan surat Al-Hadid ayat 3, di bawah ini,

‫ت ۚ َوه َُو بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬ ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َما فِي اَأْلر‬


َ ‫ض َج ِميعًا ثُ َّم ا ْستَ َو ٰى ِإلَى ال َّس َما ِء فَ َس َّواه َُّن َس ْب َع َس َم‬
ٍ ‫اوا‬ َ َ‫هُ َو الَّ ِذي َخل‬

Artinya:
"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu". (QS. Al-Hadid: 3)

10. Hayat (Hidup) - ‫ﺣﻴﺎﺓ‬

Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup


dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk
yang diciptakan-Nya.

Dalilnya bisa Anda simak dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat 58,
ُ ‫َوتَ َو َّكلْ َعلَى ْال َح ِّي الَّ ِذي اَل يَ ُم‬
ِ ‫وت َو َسبِّحْ بِ َح ْم ِد ِه ۚ َو َكفَ ٰى بِ ِه بِ ُذنُو‬
‫ب ِعبَا ِد ِه خَ بِيرًا‬

Artinya:
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya". (QS. Al-Furqon: 58)

5
11. Sama’ (Mendengar) - ‫ﺳﻤﻊ‬

Artinya, Allah Swt. dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta. Tidak
ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah Swt. walaupun suara itu sangat
pelan.

Pendengaran Allah Swt. berbeda dengan pendengaran ciptaan-Nya karena Dia


tidak terhalang oleh suatu apapun. Sedangkan pendengaran ciptaan-Nya dibatasi
oleh ruang dan waktu.

Dalil naqli sifat sama' Allah Swt. tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-Ma'idah


ayat 76,

‫ض ًّرا َواَل نَ ْفعًا ۚ َوهَّللا ُ ه َُو ال َّس ِمي ُع ْال َعلِي ُم‬ ُ ِ‫قُلْ َأتَ ْعبُ ُدونَ ِم ْن دُو ِن هَّللا ِ َما اَل يَ ْمل‬
َ ‫ك لَ ُك ْم‬

Artinya:
"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang
tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?"
Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Maidah:
76)

12. Bashar ( Melihat ) - ‫ﺑﺼﺮ‬

Allah Swt. itu Maha Melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Penglihatan Allah Swt. bersifat mutlak. Artinya tidak dibatasi oleh jarak dan tidak
dapat dihalangi oleh penghalang (misalnya dinding dan tabir, dll).

Dalil sifat Allah Bashar terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 265,

‫َت ُأ ُكلَهَا‬ َ ‫ت هَّللا ِ َوت َْثبِيتًا< ِم ْن َأ ْنفُ ِس ِه ْم َك َمثَ ِل َجنَّ ٍة بِ َرب َْو ٍة َأ‬
ْ ‫صابَهَا َوابِ ٌل فَآت‬ َ ْ‫َو َمثَ ُل الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ َأ ْم َوالَهُ ُ<م ا ْبتِغَا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬
‫صي ٌر‬ِ َ‫ص ْبهَا َوابِ ٌل فَطَ ٌّل ۗ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬ ِ ُ‫ض ْعفَ ْي ِن فَِإ ْن لَ ْم ي‬ِ

Artinya:
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat".
(QS. Al-Baqarah: 265)

6
13. Kalam (Berbicara/Berfirman) - ‫ﻛﻼ ﻡ‬

Artinya, Allah Swt itu Maha Kalam, artinya Allah berfirman dalam kitab-Nya yang
diturunkan kepada para Nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah Swt. tentu tidak
sama dengan pembicaraan manusia karena Allah Swt. tidak berorgan (panca
indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh manusia. Allah Swt. berbicara
tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah
sangat sempurna.

Dalil sifat Kalam Allah Swt, terdapat dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 164:

‫ك ۚ َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو َس ٰ<ى تَ ْكلِي ًما‬


َ ‫صصْ نَاهُ ْم َعلَ ْيكَ ِم ْن قَ ْب ُل َو ُر ُساًل لَ ْم نَ ْقصُصْ هُ ْم َعلَ ْي‬
َ َ‫َو ُر ُساًل قَ ْد ق‬

Artinya:
"Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan
langsung". (QS. AnNisa’: 164)

14. Kaunuhu Qadiran - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ‬

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa Mengadakan dan Meniadakan suatu
apapun.

Dalil sifat Allah kaunuhu qadiran terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat


20:
ْ ‫ضا َء لَهُ ْم َم َشوْ ا فِي ِه َوِإ َذا َأ‬
َ ‫ظلَ َم َعلَ ْي ِه ْم قَا ُموا ۚ َولَوْ َشا َء هَّللا ُ لَ َذه‬
‫َب بِ َس ْم ِع ِه ْ<م‬ َ ‫صا َرهُ ْم ۖ ُكلَّ َما َأ‬
َ ‫ق يَ ْخطَفُ َأ ْب‬ ُ ْ‫يَ َكا ُد ْالبَر‬
‫ار ِه ْ<م ۚ ِإ َّن هَّللا َ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
ِ ‫ص‬ َ ‫َوَأ ْب‬

Artinya:
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa
mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala
sesuatu". (QS. Al Baqarah: 20).

7
15. Kaunuhu Muridan - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ‬

Yakni Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki dan menentukan tiap-tiap


sesuatu. Dia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.

Dalilnya ada dalam Al-Qur'an surat Hud ayat 107,

‫ك فَعَّا ٌل لِ َما ي ُِري ُد‬ َ ُّ‫ات َواَأْلرْ ضُ ِإاَّل َما َشا َء َرب‬
َ َّ‫ك ۚ ِإ َّن َرب‬ ُ ‫ت ال َّس َما َو‬
ِ ‫خَالِ ِدينَ فِيهَا َما دَا َم‬

Artinya:
".....mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa
yang Dia kehendaki". (QS. Hud: 107)

16. Kaunuhu ‘Aliman - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ‬

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui tiap-tiap sesuatu. Mengetahui


segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah Swt. pun dapat
mengetahui isi hati dan pikiran manusia.

Simak dalil sifat Allah Swt. yang kaunuhu aliman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa
ayat 176:

‫ك ۚ َوه َُو يَ ِرثُهَا ِإ ْن لَ ْم‬ َ ‫ت فَلَهَا نِصْ فُ َما ت ََر‬ ٌ ‫ْس لَهُ َولَ ٌد َولَهُ ُأ ْخ‬
َ ‫يَ ْستَ ْفتُونَكَ قُ ِل هَّللا ُ يُ ْفتِي ُك ْم فِي ْالكَاَل لَ ِة ۚ ِإ ِن ا ْم ُرٌؤ هَلَكَ لَي‬
ۗ ‫لذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ اُأْل ْنثَيَي ِْن‬
َّ ِ‫ك ۚ َوِإ ْن َكانُوا ِإ ْخ َوةً ِر َجااًل َونِ َسا ًء فَل‬َ ‫ان ِم َّما ت ََر‬ ِ َ‫يَ ُك ْن لَهَا َولَ ٌد ۚ فَِإ ْن َكانَتَا ْاثنَتَي ِْن فَلَهُ َما الثُّلُث‬
‫ضلُّوا ۗ َوهَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬ ِ َ‫يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُك ْم َأ ْن ت‬

Artinya:
"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia
tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi
saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan
saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika
ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka
bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal.
Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan,
maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. An Nisa’: 176)

8
17. Kaunuhu Hayyan - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ‬

Yakni Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup. Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah
tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.

Dalil sifat Allah kaunuhu hayyan terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Furqan ayat


58, 
ُ ‫َوتَ َو َّكلْ َعلَى ْال َح ِّي الَّ ِذي اَل يَ ُم‬
ِ ‫وت َو َسبِّحْ بِ َح ْم ِد ِه ۚ َو َكفَ ٰى بِ ِه بِ ُذنُو‬
‫ب ِعبَا ِد ِه خَ بِيرًا‬

Artinya:
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa
hamba-hamba-Nya". (QS. Al Furqon: 58)

18. Kaunuhu Sami’an - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ‬

Artinya, Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar. Allah Swt. selalu mendengar
pembicaraan manusia, permintaan atau doa hamba-Nya.

Dalil sifat Allah kaunuhu sami'an ada dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 265
juga, berikut ini:

‫َت ُأ ُكلَهَا‬ َ ‫ت هَّللا ِ َوت َْثبِيتًا< ِم ْن َأ ْنفُ ِس ِه ْم َك َمثَ ِل َجنَّ ٍة بِ َرب َْو ٍة َأ‬
ْ ‫صابَهَا َوابِ ٌل فَآت‬ َ ْ‫َو َمثَ ُل الَّ ِذينَ يُ ْنفِقُونَ َأ ْم َوالَهُ ُ<م ا ْبتِغَا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬
‫صي ٌر‬ِ َ‫ص ْبهَا َوابِ ٌل فَطَ ٌّل ۗ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬ ِ ُ‫ض ْعفَ ْي ِن فَِإ ْن لَ ْم ي‬ِ

Artinya:
"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang
terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu
menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka
hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat".
(QS. Al-Baqarah: 265).

9
19. Kaunuhu Basirun - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ‬

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan tiap-tiap yang maujudat (benda


yang ada). Allah Swt. selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya
kita selalu berbuat baik.

Dalinya,

َ‫صي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬


ِ َ‫ض ۚ َوهَّللا ُ ب‬ َ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَ ْعلَ ُم َغي‬
َ ‫ْب ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

Artinya:
"Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Hujurat: 18)

20. Kaunuhu Mutakallimun - ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ‬

Yaitu Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata, Allah tidak bisu. Dia berbicara
atau berfirman melalui ayat-ayat Al-Quran. Bila Al-Quran telah kita jaikan
pedoman hidup, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah Swt.

B. Sifat-sifat Mustahil bagi Allah Swt


Sifat mustahil bagi Allah Swt adalah kebalikan dari 20 sifat wajib bagi Allah Swt.
yang arti dan dalilnya sudah diterangkan di atas. Berikut ini adalah sifat mustahil,
yakni sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah Swt karena Allah Swt. sudah
memiliki sifat wajib 20 seperti tertuang di atas.

1. ‘Adam - ‫ ﻋﺪﻡ‬artinya tiada (bisa mati)


2. Huduth - ‫ ﺣﺪﻭﺙ‬artinya baharu (bisa di perbaharui)
3. Fana’ - ‫ ﻓﻨﺎﺀ‬artinya binasa (tidak kekal / bisa mati)
4. Mumathalatuhu Lilhawadith - ‫ ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ‬artinya menyerupai akan
makhlukNya.
5. Qiyamuhu Bighairih - ‫ ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ‬artinya berdiri dengan yang lain (ada
kerjasama)
6. Ta’addud - ‫ ﺗﻌﺪﺩ‬artinya berbilang – bilang / banyak (lebih dari satu).
7. ‘Ajz - ‫ ﻋﺟﺰ‬artinya lemah (tidak kuat).
8. Karahah - ‫ ﻛﺮﺍﻫﻪ‬artinya terpaksa (bisa di paksa) / Tertegah (tidak bisa
menentukan).
9. Jahlun - ‫ ﺟﻬﻞ‬artinya jahil (bodoh).
10.Maut - ‫ ﻤﻮﺕ‬artinya mati (bisa mati).

10
11.Shamam -‫ ﺻمم‬artinya tuli.
12.‘Umyun -‫ عمي‬artinya buta.
13.Bukmun - ‫ ﺑﻜﻢ‬artinya bisu.
14.Kaunuhu ‘Ajizan - ‫ ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ‬artinya Keadaannya yang Lemah.
15.Kaunuhu Karihan - ‫ ﻛﻮﻧﻪ كرها‬artinya Keadaannya yang Terpaksa.
16.Kaunuhu Jahilan - ‫ ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ‬artinya Keadaannya yang Bodoh.
17.Kaunuhu Mayyitan - ‫ ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ‬artinya Keadaannya yang Mati.
18.Kaunuhu Asham - ‫ ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ‬artinya Keadaanya yang Tuli.
19.Kaunuhu A’ma - ‫ ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ‬artinya Keadaannya yang Buta.
20.Kaunuhu Abkama - ‫ ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ‬artinya Keadaannya yang Bisu.

Dua puluh sifat yang wajib bagi Allah tersebut di atas dibagi kepada empat bagian,
yakni:

1. Sifat Nafsiyyah. Artinya: Sifat yang tidak bisa difahami Dzat Allah tanpa
adanya sifat ini. Sifat Nafsiyyah ini hanya satu sifat, yaitu: sifat Wujud.
2. Sifat Salbiyyah. Artinya: Sifat yang tidak pantas tidak adanya di Dzat Allah
Swt. Sifat Salbiyyah ini jumlahnya ada lima sifat, yaitu: Qidam, Baqa,
Mukhalafah lil Hawaditsi, Qiyamuhu bin Nafsi, dan Wahdaniyyah.
3. Sifat Ma'ani. Artinya: Sifat yang tetap dan pantas di Dzat Allah dengan
kesempurnaan-Nya. Sifat Ma'ani ini jumlahnya ada tujuh sifat, yaitu: Qudrat,
Iradat, Ilmu, Hayat, Sama', Bashar, dan Kalam.
4. Sifat Ma'nawiyah. Artinya: Sifat yang merupakan cabang dari sifat Ma'ani.
Sifat Ma'nawiyah ini jumlahnya ada tujuh sifat, yaitu: Kaunuhu Qadiran,
Kaunuhu Muridan, Kaunuhu 'Aliman, Kaunuhu Hayyan, Kaunuhu Sami'an,
Kaunuhu Bashiran, dan Kaunuhu Mutakalliman.

C. Sifat Jaiz bagi Allah Swt.

Artinya ialah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah Swt. Sifat Jaiz
Allah itu hanya satu, yaitu bahwa Allah boleh melakukan segala sesuatu yang
mungkin dn tidak mungkin melakukannya. Adapun dalilnya adalah:

ۖ ‫ك ْالخَ ْي ُر‬
َ ‫ع ْال ُم ْلكَ ِم َّم ْن تَ َشا ُء َوتُ ِع ُّز َم ْن تَ َشا ُء َوتُ ِذلُّ َم ْن تَ َشا ُء ۖ بِيَ ِد‬ َ ‫ك تُْؤ تِي ْال ُم ْل‬
<ُ ‫ك َم ْن تَ َشا ُء َوتَ ْن ِز‬ ِ ‫ك ْال ُم ْل‬
َ ِ‫قُ ِل اللَّهُ َّم َمال‬
‫ك َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ َ َّ‫ِإن‬

Artinya:
"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan

11
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang
yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Ali
Imran: 26).

َ‫ق َما يَ َشا ُء َويَ ْختَا ُر ۗ َما َكانَ لَهُ ُم ْال ِخيَ َرةُ ۚ ُسب َْحانَ هَّللا ِ َوتَ َعالَ ٰى َع َّما يُ ْش ِر ُكون‬
ُ ُ‫ك يَ ْخل‬
َ ُّ‫َو َرب‬

Artinya:
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali
tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan (dengan Dia)" (QS. Al-Qhashash: 68).

ِ ‫ض ۗ َوِإ ْن تُ ْبدُوا َما فِي َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأوْ تُ ْخفُوهُ ي َُح‬


‫اس ْب ُك ْم بِ ِه هَّللا ُ ۖ فَيَ ْغفِ ُر لِ َم ْن يَ َشا ُء‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اَأْلر‬ ِ ‫هَّلِل ِ َما فِي ال َّس َما َوا‬
‫َويُ َع ِّذبُ َم ْن يَ َشا ُء ۗ َوهَّللا ُ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬

Artinya:
"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 284)

D. Sifat Wajib bagi Rasul Allah

1. Shidiq (Jujur)
ْ ‫َو َمآ آتَا ُك ُم ال َّرسُو ُ<ل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَانتَه‬
‫ُوا‬

Artinya:
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (QS. Al-Hasyr: 7)

2. Amanah (Dipercaya)
ٌ ‫ِإنِّي لَ ُك ْم َرسُو ٌل َأ ِم‬
‫ين‬

Artinya:
“Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu”.
12
(QS. Asy-Syuara’: 143)

3. Tabligh (Menyampaikan)
ً ‫ت هَّللا ِ َويَ ْخ َشوْ نَهُ َوالَ يَ ْخ َشوْ نَ َأ َحداً ِإالَّ هَّللا َ َو َكفَى بِاهَّلل ِ َح ِسيبا‬
ِ َ‫الَّ ِذينَ يُبَلِّ ُغونَ ِر َساال‬

Artinya:
"Allah berfirman, “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah,
mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun)
selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (QS. Al-
Ahzab: 39)

4. Fathanah (Cerdas)

َ ‫َوتِ ْل‬
‫ك ُح َّجتُنَآ آتَ ْينَاهَآ ِإب َْرا ِهي َم َعلَى قَوْ ِم ِه‬

Artinya:
"Allah berfirman: “Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim
untuk menghadapi kaumnya.” (QS. Al-An’am: 83)

E. Sifat Mustahil bagi Rasul Allah

1. Kidzib (Bohong)
2. Khianat (Berkhianat atau tidak dipercaya)
3. Kitman (Menyembunyikan)
4. Baladah (Bodoh).

F. Sifat Jaiz bagi Rasul Allah Swt.

Sifat jaiz Rasul Allah Swt. Adalah

‫وقوع األعرض البشرية‬

Semua sifat kemanusiaan yang ada pada diri Rasul sebagai seorang manusia dan
tidak mengurangi kedudukannya sebagai utusan Allah Swt.

Sifat jaiz tersebut ada pada diri rasul dan juga ada pada diri manusia biasa. Sifat
tersebut antara lain adalah seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang,
berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang Rasul tetap meninggal dunia

13
karena mereka adalah seorang manusia yang diciptakan oleh Allah Swt.

Dalilnya sebagai berikut:

‫ال ْال َمُأَل ِم ْن قَوْ ِم ِه الَّ ِذينَ َكفَرُوا َو َك َّذبُوا< بِلِقَا ِء اآْل ِخ َر ِة َوَأ ْت َر ْفنَاهُ ْم فِي ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا َما ٰهَ َذا ِإاَّل بَ َش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم يَْأ ُك ُل ِم َّما‬
َ َ‫َوق‬
َ‫تَْأ ُكلُونَ ِم ْنهُ َويَ ْش َربُ ِم َّما تَ ْش َربُون‬

Artinya:
"Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang
mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan
mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia
seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang
kamu minum". (QS. Al-Mu’minun: 33).

Sumber: https://www.dutaislam.com/2019/05/aqoid-50-berserta-arti-dan-dalilnya-
lengkap.html

14

Anda mungkin juga menyukai