Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Robil’alamin, segala puji bagi Allah atas Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Maf’ul
bih dan maf’ul muthlaq” ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami memperoleh banyak dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah Pancasila: Bapak Aulia Ilham Iskandar, M.Ag, orangtua, serta kepada
rekan mahasiswa yang ikut membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Karena tidak ada kesuksesan tanpa adanya kerjasama dan dukungan. Seemoga
kerja kelompok kami ini dapat membantu pada langkah yang lebih baik di masa
yang akan datang.
Adapun kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini tentunya
kami menyadari karena kami masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. SIMPULAN...........................................................................................................8
B. SARAN..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai ummat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan
mempelajari al-Qur’an dan Sunnah, sebagai dua sumber utama
ajaran Islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita tidak
mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahui
kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu
Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari al-
Qur’an dan Sunnah.1
Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting sebagai
media komunikasi dalam bidang sosial, politik, dan religiuvitas
khususnya agama Islam . Bahasa Arab dan Islam adalah dua dari
asumsi ini, sisi yang mustahil tertpisahkan. Bahasa Arab sudah
dikenal oleh masyarakat luas diseluruh blahan dunia, karena
sudah digunakan sejak dahulu kala, hingga hari ini, bahasa Arab
masih tetap eksis dan dipelajari baik sebagai bahasa komunikasi
maupun buadaya, lebih khusus sebagai bahasa kitab suci al-
Qur’an.2
Demikian dalam Bahasa Arab, memiliki fungsi yang
istimewa dari bahasa lainnya. Bukan saja bahasa Arab yang
memiliki nilai sastra yang bermutu tinggi bagi mereka yang
mengetahui dan mendalaminya, akan tetapi bahasa Arab
ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur’an, yakni mengkomunikasikan
kalam Allah yang mengandung uslub bahasa yang sungguh
mengagumkan manusia, dan manusia tidak akan mampu
menandinginya. Ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat
dibantah. Kenyataan lain, bahwa mempelajari bahasa Arab adalah
syarat mutlak menguasai isi Al-Qur’an. Mempelajari isi Al-Qur’an
1A. Zakaria, Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam (Cet. I, Ibn Azka
Press; Garut 2004), h.1
2Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia (Cet. I.
Kota Kembang :Yogyakarta, 2009), h.1
1
berarti mempelajari bahasa Arab. Dengan demikian peranan
bahasa Arab disamping sebagai alat komunikasi manusia
sesamanya juga komunikasi manusia beriman kepada Allah swt.
yang berwujud dalam bentuk shalat, do’a dan sebagainya. Hal
inilah yang membuat penyusun memaparkan salah satu
pembahasan dalam Ilmu Nahwu, yaitu tentang Maf’ul bih dan
Maf’ul Muthlaq.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian maf’ul Bih?
2. Berapa pembagian maf’ul Bih secara umum?
3. Bagaimana pola-pola penempatan maf’ul Bih?
4. berdasarkan tanda nasab-nya?
5. Apa pengertian maf’ul muthlaq?
6. Apa fungsi dari maf’ul muthlaq?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian maf’ul Bih dan maf’ul muthlaq
2. Unuk mengetahui Macam-macam pembagian maf’ul bih
3. Untuk Mengetahui pola-pola maf’ul bih
4. Untuk Mengetahui pengertian dan fungsi maf’ul muthlaq
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian maf’ul bih
:مثل
مدَّ ابلَمدَّرر ب
س ب ممبح م ٌ
بكتب ب
3
B. Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul Bih terbagi kepada dua bagian, yaitu ;
1. Maf’ul Bih yang terdiri dari Isim Zahir, contoh ;
ب لعلليي اكللككل ل
ب ضلر ل
ل
ت لفاَلطلمةح اكللعلناَ ل
ب أللكلل ك
لسأ لكلتح ل
ك
أللمكرتحهحكم
لرألكيتح ل
ك
( Saya melihatmu)
4
اكلقحكرآْلن حملحلممد قللرأل
ا ك للكنلساَلن اح لخلل ل
ق
5
( ) فهوعلل مفاَهعلل+ مموفلعوولل بههه
6
تذيرقرأر اَلَرمذدلرذسةر اَلَرمذقاَذلَتذي ر ك
ي
(Guru itu sedang membaca dua makalah )
ذ ذ ر
س اَلَررمرجكرذمريك يييرقبكض اَرلَبيولَك
(Polisi sedang menangkap dua penjahat )
ذ ر رر ر
ر
b. Jama’ Muzakkar Salim
ك ك
يس اَلَررمرجكرم ر ذ
(Polisi sedang menangkap para penjahat ) يذيرقبك ر
ض اَرلَبريرولَري ر
(Para siswa itu sedang menunggu para hadirin ) ضكريرن ييرنُجْتذكظر اَلَططملب اَ ر ك
لاَ ذ ر ذ ذ ر
ك ك
Direktur itu sedang berbicara dengan para ) ي يرذكلرم اَلَررمديريرر اَلَررمذوظمف ر ذ
(pegawai
E. Maf’ul Muthlaq
Contoh:
يكقف اَلَططاَلَكب أذماَم اَرلَبيي ك
.َت روقريرودفا ر ذ ذ ذر ذ ر
(Siswa berhenti di depan rumah dengan sebenar-benarnya
berhenti).
7
Siswa, maka sebenar-benarnya berdiri yang diambil dari
kata kerja berdiri pada contoh diatas adalah sebagai
Maf’ul Mut}laq.
kata, lalu huruf sebelum ta' harus disukun, contoh ' فلتللحdia telah membuka' --->
8
menjadi فلتلكح ح
ت 'saya telah membuka'. berikut ini contoh mutakallim wahdah
اللكلتاَ ل
mudhore' maka tambahkan huruf hamzah أdi awal kata, contoh:ب ألكفتلحح
Saya sedang membuka buku
2. Dhomir Mukhotob ()الضمير المخاَطب yaitu kata ganti orang yang diajak
bicara atau lawan bicara, berikut ini dhomir mukhotob:
' أكنتت لKamu
ت (laki-laki)' ---> ditunjukan untuk seorang mukhotob laki-laki.
لyang berharokat
ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi maka menjadi ت
contoh لتتتكذهل ح
ب Kamu (laki-laki) sedang pergi.
' أكن لKamu (perempuan)' ---> ditunjukan untuk seorang mukhotob perempuan.
ت
ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi maka menjadi ت
لyang berharokat
9
tambahkan juga ya dan nun كيلنdi akhir kata, dan huruf sebelum كيلن harus
َأكنتحلما 'Kamu berdua' ---> ditunjukan kepada dua orang, baik laki-laki maupun
perempuan. Ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi maka menjadi َتحلما, contoh
َلذهلكبتتتحلما Kamu berdua sudah pergi. Sedangkan ketika menjadi fa'il di fi'il
لdi awal kata, dan tambahkan juga alif dan nun
mudhore, maka tambahkan ta ت
' أكنتحكمkalian (laki-laki)' ---> ditunjukan untuk orang banyak mukhotob laki-laki,
ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi maka menjadi تحكم, contoh لذهلكبتتتحكم Kalian
(laki-laki) sudah pergi. Sedangkan ketika menjadi fa'il di fi'il mudhore', maka
لdi awal, dan tambahkan juga wawu dan nun كولنdi akhir kata,
tambahkan ta ت
dan beri harokat dhommah sebelum wawu contoh لتتتكذهلحبتتكولن Kalian (laki-
laki) sedang pergi.
أكنتحتتلن 'kalian (perempuan)' ---> ditunjukan untuk orang banyak mukhotob
perempuan, ketika menjadi fa'il dalam fi'il madhi maka menjadi تحلن, contoh
يلكذهل ح
ب DIA (laki-laki) sedang pergi.
10
لهلي 'Dia (perempuan)' ---> ditunjukan untuk kata ganti orang yang tidak ada
'dia (perempuan)'. Nah, dalam Bahasa Arab ada namanya fi'il madhi dan fi'il
كdi akhir kata, dan
mudhore', ketika fi'il madhi maka tambahkan ta ta'nits ت
لdi
ketika menjadi fa'il di fi'il mudhore maka tambahkan ta berharokat fathah ت
َهحلما 'Mereka berdua' ---> ditunjukan kepada dua orang yang tidak ada atau
ghoib, baik laki-laki maupun perempuan, ketika menjadi fa'il pada fi'il madhi
هحكم 'Mereka (laki-laki)' ---> ditunjukan kepada orang banyak yang tidak ada
atau ghoib untuk laki-laki. ketika menjadi fa'il di fi'il madhi maka tambahkan
huruf واdi akhir kata dan ubah harokat akhir menjadi dhommah, contoh:
' هحلنMereka (perempuan)' ---> ditunjukan kepada orang banyak yang tidak ada
atau ghoib untuk perempuan. ketika menjadi fa'il di fi'il madhi maka beri
harakat sukun pada huruf akhir dan tambahkan huruf nun di akhir kata, contoh:
11
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’ yang jatuh setelah fi’il yang mabni
ma’lum (fi’il yang diketahui pelakunya/kalimat aktif). Setelah fi’il pasti
ada fa’il. Fa’il itu ada 2 macam yaitu fa’il isim dhamir (pelakunya
tersimpan) dan fa’il isim dhahir (pelakunya tampak).
Apabila ada fi’il yang fa’ilnya berupa tasniyah/jamak maka fi’ilnya
disunyikan dari tanda tasniyah/jamak yakni sebagaimana ia mempunyai
fa’il mufrad.jika ad fi’il yang mempunyai fa’il berupa muannats haqqi
maka fi’ilnya harus diberi ta’ ( )تsedangkan jika fi’ilnya berupa muannats
majazi maka boleh diberi ta’ dan boleh tidak. Fi’il jika mmepunyai fa’il
dan maf’ul yang mmepunyai keserupaan atau iltibas amka maf’ul harus
diakhirkan sedangkan fa’il itu harus diakhirkan ketika maf’ul menagndung
dhamir yang rujuk pada fa’ilnya.
12
B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih focus dan details dalam menjelaskan makalah dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Mochammad. t.t Ilmu Nahwu dan Terjemahan Matan Al Jurumiyyah dan
Imrithy. Bandung: Sinar Baru Algensindo
_________________.t.t. Ilmu Shorof terjemahan Matan Al Kailani dan Nazham
Al Maqshud. Bandung: Sinar Baru
Abubakar, Muhammad. 1995. Metode Praktis Tashrif: Suatu Teori Mentashrif
Bahasa Arab Untuk Menguasai Kaidah Sharaf. Surabaya: Karya Aditama.
13
14