Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BAHASA ARAB

“MAF'UL BIH ‫“امفعو ل به‬

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Nurajizah 11180541000005

Hesti Nurul Fitri 11180541000007

Hany Sulistiyawati 11180541000090

Irma Syahputri 11180541000116

Nuranifah 11180541000124

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 30 Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Maf’ul Bih ialah isim yang nashab dan menunjukan kepada pihak yang
dikenai amalnya fa’il bersamaan dengan tidak berubahnya bentuk fi’il. Maf’ul
Bih merupakan salah satu isim yang Manshub yaitu di fathah kan akhir
hurufnya. ‫( المفعول به‬Objek Penderita) adalah isim yang akan dibahas dalam
makalah ini. Dengan alasan terkadang kita sulit menentukan ‫ المفعول به‬dalam
suatu jumlah mufidah atau dalam beberapa jumlah mufidah terutama dalam
ayat-ayat Al-Quran. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu kita
dalam memahami tentang ‫ المفعول به‬. Insyaallah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ‫? المفعول به‬
2. Bagaimanakah pembagian ‫? المفعول به‬
3. Bagaimana pola-pola penempatan ‫? المفعول به‬
4. Bagaimana Pembagian ‫ المفعول به‬berdasarkan tanda nashabnya?
5. Bagaimana contoh maf’ul bih dalam dalam salah satu ayat Al-Quran?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ‫ا لمفعو ل به‬


‫ َو لَهُ ُح ْك ٌم إِع َْرابِ ْي َو ُه َو‬,‫علَ ْي ِه فِ ْع ُل ْالفَا ِع ِل‬
َ ‫ِي َوقَ َع‬ ْ ‫ب اَلَّذ‬ ُ ‫اْل ْس ُم ْال َم ْن‬
ُ ‫ص ْو‬ ِ ْ ‫ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه ُه َو‬
‫علَى َم ْن َوقَ َع‬ َ ‫ص ْوبٌ يَدُ ُّل‬ ُ ‫ ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه إِ ْس ٌم َم ْن‬. ٌ‫ص ْوب‬ ُ ‫ي أَنَّهُ دَائِ ًما َم ْن‬
ْ َ‫ب " أ‬ ُ ‫ص‬ ْ َّ‫" اَلن‬
. ‫ص ْو َرة ُ ْال ِف ْع ِل‬
ُ ُ‫علَ ْي ِه ْال ِف ْع ُل ْالفَا ِع ُل َو ََلتَتَغَيِ ُر َمعَه‬
َ
Artinya :
“Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan
hukum I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang
menunjukkan kepada objek /penderita.”
Contoh lain:
1. ‫س‬َ ‫َب ْال َو لَدُ الد َّْر‬
َ ‫ َكت‬: Anak itu telah menulis pelajaran
ْ ُ ‫ب األ‬
2. ‫ست َاذُ َولَدًا‬ َ ‫ض َر‬
َ : Ustadz itu telah memukul seorang anak
3. َ‫ت َم ِر يَ ُم ا للَّبَن‬
ْ َ‫ ش َِر ب‬: Maryam telah meminum air susu

Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika
fi’ilnya “memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya
“menolong” maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.

Dalam contoh di atas :

َ َ ‫ = َكت‬fi'il
1. ‫ب‬ ‫ = ا ْل َو لَد‬fa’il
‫س‬
َ ‫ = ا ل َّد ْر‬maf’ul bih
ْ ‫ = األ‬fa’il ‫ = َو لَ ًد ا‬maf’ul bih
َ ‫ = ض ََر‬fi’il ‫ستَاذ‬
2. ‫ب‬

3. ْ‫ = ش َِر بَت‬fi'il ‫ = َم ِر يَم‬fa’il َ‫ = ا للَّبَن‬maf’ul bih

Setiap Maf’ul bih harus senantiasa Manshub.


B. Pembagian Maf’ul Bih
Maf’ul bih terbagi kepada dua bagian, yaitu:
1. ‫ ظا هر‬: yaitu Maf’ul Bih yang terdiri dari isim zhahir (bukan kata ganti).
Contoh : ‫ض َر بْتُ زَ ْيد ً ا‬
َ = Aku telah memukul Zaid
ً ‫ = يق أ ُ مح َّمدُ قر ا نا‬Muhammad sedang membaca Quran
‫ْف‬ َّ ‫ = ا َ َك ْلتُ ا‬Aku telah memakan roti
َ ‫لر ِغي‬
2. ‫ضمير‬
ٌ : yaitu Maf’ul Bih yang terdiri dari isim dhamir (kata ganti).
Maf’ul Bih dhamir terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Dhamir Muttashil (bersambung) Maf’ul bih dhamir muttashil ada dua
belas, yaitu
, َّ‫ وضربكن‬,‫ وضربك ْم‬,‫ وضربك َما‬,‫وضربك‬
ِ , َ‫ وضربك‬,‫ وضربنا‬,‫ضربني‬
. َّ‫ وضربهن‬,‫ وضربه ْم‬,‫ وضربه َما‬,‫ وضرب َها‬,‫وضربَه‬
2. Dhamir Munfashil (terpisah) Maf’ul bih dhamir Munfashil ada dua
belas, yaitu :
ِ َّ‫ واي‬, َ‫ وايَّاك‬,‫ وايَّانَا‬,‫اي‬
,‫ وايَّاهما‬,‫ وايَّاها‬,‫ وايَّاه‬, َّ‫ وايَّاكن‬,‫ وايَّاك ْم‬,‫ وايَّاك َما‬,‫اك‬ َ ّ ‫اي‬
. َّ‫ وايَّاهن‬,‫وايَّاه ْم‬

C. Pola-pola penempatan Maf’ul Bih


َ‫ فعل – فا عل – مفعو ل به = قَ َر أ َ – ُم َح َّمدُ – ا لقُ ْر ا ن‬.١
َّ ِ‫سأ َل – ا لنَّب‬
‫ي – َر ُح ٌل‬ َ = ‫ فعل – مفعو ل به – فا عل‬.٢

ِ‫ (فعل – فا عل) – مفعو ل به = سأ َ لتُ – ر سو َل ا لل‬.٣

َ‫ )فعل – فا عل – مفعو ل به) = أ َ َم ْر تُك‬. ٤

ُ ‫ (فعل – مفعو به) – فا عل = أ َ َم َر نِى – َر‬.٥


ِ‫س ْو َُل لل‬

ُ ‫ مفعو ل له – (فعل فا عل) = اِ يا كَ – نَ ْعبُد‬.٦


D. Pembagian ‫ امفعو ل به‬berdasarkan tanda nasahabnya
1. Tanda Nashob Fathah
a. Isim Mufrad

َ ‫يُذَا ِك ُر ُم َح َّمد ُ اَلد َّْر‬


‫س‬ َ ‫أ َ َك َل ُم َح َّمد ٌ ْال ُخب‬
‫ْس‬
Muhammad sedang mengulangi Muhammad telah makan roti
pelajaran

َّ ُ ‫ت َ ْق َرأ‬
َ ‫الطا ِلبَاتُ ْال َج ِر ْيدَة‬ ‫يَ ْق َرأ ُ ُم َح َّمدٌ قُ ْرآنًا‬
Para mahasiswi sedang membaca koran Muhammad sedang membaca
Al-Qur’an

َ ‫ب ْال َولَد ُ الد َّْر‬


‫س‬ َ َ ‫َكت‬ َ َ‫يَ ْفت َ ُح أ َ ْح َمدُ ْالب‬
‫اب‬
Anak itu telah menulis pelajaran Ahmad sedang membuka pintu

َ‫ت َم ْريَ ُم اللَّبْن‬


ْ َ‫ش َِرب‬ ‫اط َمةُ ْالقَلَ َم‬
ِ َ‫ت َ ْح ِم ُل ف‬
Maryam telah minum susu Fatimah sedang membawa pulpen

b. Jama’ Taksir
ُّ ُ ‫يُعَ ِل ُم ْاأل ُ ْستَاذ‬
َ ‫الط ََّّل‬
‫ب‬ َ‫يَ ْح ِم ُل ْال ُجنُ ْود ُ ا َ ْأل َ ْس ِل َحة‬
Guru itu sedang mengajar para Para tentara sedang membawa senjata
mahasiswa

‫اط َمةُ ْاأل َ ْق ََّل َم‬


ِ َ‫ت َ ْح ِم ُل ف‬ َ ‫َي ْفت َ ُح أ َ ْح َمدُ ْاألَب َْو‬
‫اب‬
Fatimah sedang membawa pulpen- Ahmad sedang membuka pintu
pulpen
2. Tanda Nashob Kasrah
Jama’ Muannats Salim

ِ ‫الطا ِلبَاتُ ْالم َج ََّّل‬


‫ت‬ َّ ‫ي‬ْ ‫ت َ ْشت َ ِر‬ ‫ت‬
ِ ‫َّارا‬
َ ‫سي‬ َّ ‫يَ ْغ ِس ُل أ َ ْح َمد ُ ال‬
Para mahasiswi sedang membeli Ahmad sedang mencuci banyak
majalah mobil

‫ت‬ َ ‫ب ْال ُك َّرا‬


ِ ‫سا‬ ُّ ‫َي ْج َم ُع‬
ُ ‫الط ََّّل‬
Para mahasiswa sedang
mengumpulkan buku catatan

3. Tanda Nashob Ya’


a. Mutsanna

‫يَ ْح ِم ُل التِ ْل ِم ْيذ ُ ْال ِكت َ َبي ِْن‬ َ‫ْس ْال ُم ْج ِر َميْن‬
ُ ‫ض ْالب ُْو ِلي‬
ُ ‫يَ ْق ِب‬
Siswa sedang membawa dua Polisi sedang menangkap dua
buku penjahat

َ ‫ت َ ْق َرأ ُ ْال ُمدَ ِر‬


‫سةُ ْال َمقَالَتَي ِْن‬ ِ ‫ب ْال َح‬
َ‫اض َريْن‬ ُّ ‫َي ْنت َ ِظي ُْر‬
ُ ‫الط ََّّل‬
Guru itu sedang membaca dua Para siswa itu sedang menunggu
makalah dua hadirin

b. Jama’ Mudsakkar salim

َ‫ْس ْال ُم ْج ِر ِميْن‬


ُ ‫ض ْالب ُْو ِلي‬
ُ ‫َي ْق ِب‬ َّ ‫يُ َك ِل ُم ْال ُم ِدي ُْر ْال ُم َو‬
َ‫ظ ِفيْن‬
Polisi sedang menangkap para Direktur itu sedang berbicara
penjahat dengan para pegawai

ِ ‫ب ْال َح‬
َ‫اض ِريْن‬ ُّ ‫يَ ْنت َ ِظي ُْر‬
ُ ‫الط ََّّل‬
Para siswa itu sedang menunggu
para hadirin
E. Contoh Maf’ul Bih dalam Al-Quran (Surat At-Takasur)
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

1. ‫الت َّ َكاث ُ ُر ا َ ْله ُك ُم‬ Bermegah-


‫ْال َهـ‬ (melalaikan :
megahan telah
fi’il (predikat))
melalaikan
kamu, ‫( ُك ُم‬kepadamu :
maf’ul bih (objek)

‫( الت َ َكاث ُ ُر‬bermegah-


megahan : fa’il
(subjek)

Jenis maf’ul bih


pada ayat ini dibuat
dari isim dhomir
yaitu lafadz

‫( ُك ْم‬kamu)
2. ‫َحتَّى ُز ْرت ُ ُم ْال َمقَا ِب َر‬ Sampai kamu ‫( ُز ْر‬masuk “ fi’il :
masuk ke dalam
predikat)
kubur,
‫( ت ُ ُم‬kamu : fa’il :
subjek)

‫( ْال َمقَا ِب َر‬kubur :


maf’ul bih : objek)
3. َ‫ف تَ ْعلَ ُم ْون‬ َ َّ‫َكَّل‬
َ ‫س ْو‬ Sekali-kali َ‫ت َ ْعلَ ُم ْون‬ (mengetahui
tidak! Kelak
: fi’il)
kamu akan
‫( و‬kamu (dhomir
mengetahui
mustatir pada
(akibat
perbuatan kamu kalimat َ‫ )ت َ ْعلَ ُم ْون‬:
itu), fa’il)
4. َ‫ف تَ ْعلَ ُم ْون‬ َ َّ‫ث ُ َّم َكَّل‬
َ ‫س ْو‬ Kemudian َ‫( ت ْعلَ ُم ْون‬mengetahui
sekali-kali
: fi’il)
tidak! Kelak
‫و‬ (kamu (dhomir
kamu akan
mustatir pada
mengetahui.
kalimat َ‫ )ت َ ْعلَ ُم ْون‬:
fa’il)
5. ‫َكَّلَّ لَ ْو تَ ْعلَ ُم ْونَ ِع ْل َم ْاليَ ِقي ِْن‬ Sekali-kali َ‫( ت َ ْعلَ ُم ْون‬mengetahui
tidak! Kelak
: fi’il)
kamu
‫ت‬
َ (dhomir mustatir
mengetahui
: fa’il)
dengan pasti,
‫( ِع ْل َم ْاليَ ِقي ِْن‬dengan
pasti : maf’ul bih)
6. ‫لَت َ َر ُو َّن ْال َج ِحي َْم‬ Niscaya kamu ‫( لت َ َر ُو َّن‬melihat:
benar-benar
fi’il)
akan melihat
‫ت‬
َ (kamu (dhomir
neraka jahim,
mustatir) : fa’il )

‫( ْال َج ِحي َْم‬neraka


jahim : maf’ul bih.
7. ‫ث ُ َّم لَت َ َر ُونَّ َها َعيْنَ ْاليَ ِقي ِْن‬ Kemudian kamu ‫ت‬
َ (kamu (dhomir
benar-benar
mustatir) : fa’il)
akan melihatnya
‫لتر ُو َّن‬
َ (melihat:
dengan mata
fi’il)
kepala sendiri,
‫( هَا‬melihat-nya :
maf’ul bih
(menunjukkan

kepada ‫ْال َج ِحي َْم‬


(neraka jahim)
‫عيْنَ ْال َي ِقي ِْن‬
َ (hal)
8. َ ‫ث ُ َّم لَت ُ ْسئَلُ َّن َي ْو َمئِ ٍذ‬
‫ع ِن النَّ ِعي ِْم‬ Kemudian kamu ‫ ( لَت ُ ْسئَلُ َّن‬akan
benar-benar
ditanya : fi’il)
akan ditanya
‫( يَ ْو َمئِ ٍذ‬pada hari itu :
pada hari itu
maf’ul fih)
tentang
kenikmatan
(yang megah di
dunia itu).
Contoh dalam ayat lain (Qs. An-Nasr : 2)
َ ‫َاس َي ْد ُخلُ ْونَ ِف ْي َو َراَي‬
‫ْت‬ َ ‫الن‬ Dan Engkau ْ َ ‫( َرا‬melihat : fiil
‫ي‬
melihat
‫ِدي ِْن هللاِ ا َ ْف َوا ًجا‬ (predikat)
Manusia masuk
‫ت‬
َ (engkau : fail
islam dengan
(subjek)
berbondong-
bondong ‫َاس‬
َ ‫( الن‬manusia :
maf’ul bih (objek))
maf’ul bih
nya dzohir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Maf’ul Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan hukum
I’rabnya adalah Nashob. Dan Maf’ul bih adalah isim yang menunjukkan kepada
objek /penderita.Contoh :
َ ‫َب ْال َولَد ُ الد َّْر‬
‫س‬ َ ‫ َكت‬: Anak itu telah menulis pelajaran
Maf’ul Bih adalah objek penderita, yang dikenai suatu perbuatan. Jika fi’ilnya
“memukul” berarti maf’ul bih-nya “yang dipukul”. Jika fi’ilnya “menolong”
maka maf’ul bih-nya “yang ditolong”.
َ ‫ب ا ْل َولَد الد َّْر‬
Lihat contoh ‫س‬ َ َ‫ َكت‬:
َ َ ‫ = َكت‬fi’il, ‫ = ا ْل َولَد‬fa’il, ‫س‬
‫ب‬ َ ‫ = الد َّْر‬maf’ul bih
Maf’ul bih terbagi menjadi dua bagian, yang terdiri dari :
1. Maf’ul bih Zhahir (bukan kata ganti)
2. Maf’ul bih Dhamir (kata ganti)
Maf’ul bih memili pola-pola dalam pembentukan kalimatnya, atau dalam kata
lain dapat tukar posisi. Terkadang maf’ul bih mendahului fi’il dan fa’il atau
setelah fi’il dan fa’il.

Anda mungkin juga menyukai