Anda di halaman 1dari 15

‫مفعول به و مفعول مطلق‬

Makalah

Dipresentasikan dalam Seminar Mata Kuliah Bahasa Arab


Program Studi Dirasah Islamiyah/Konsentrasi Syariah-Hukum Islam
Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh:
Ma’adul Yaqien Makkarateng
NIM. 8010121407

Dosen Pemandu:

Prof. Dr. H. Syarifuddin Ondeng, M.Ag


Drs. H. Mawardi Jalaluddin, Lc, M.Ag, Ph.D

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai ummat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan

mempelajari al-Qur’an dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran

Islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita tidak mungkin

memahami kedua sumber itu kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah


bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf, karena keduanya
merupakan kunci dalam mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.1

Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting sebagai media

komunikasi dalam bidang sosial, politik, dan religiuvitas khususnya agama

Islam . Bahasa Arab dan Islam adalah dua dari asumsi ini, sisi yang

mustahil tertpisahkan. Bahasa Arab sudah dikenal oleh masyarakat luas

diseluruh blahan dunia, karena sudah digunakan sejak dahulu kala, hingga

hari ini, bahasa Arab masih tetap eksis dan dipelajari baik sebagai bahasa

komunikasi maupun buadaya, lebih khusus sebagai bahasa kitab suci al-

Qur’an.2

Demikian dalam Bahasa Arab, memiliki fungsi yang istimewa dari

bahasa lainnya. Bukan saja bahasa Arab yang memiliki nilai sastra yang

bermutu tinggi bagi mereka yang mengetahui dan mendalaminya, akan

tetapi bahasa Arab ditakdirkan sebagai bahasa Al-Qur’an, yakni

1
A. Zakaria, Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam (Cet. I, Ibn Azka Press; Garut
2004), h.1
2
Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia (Cet. I. Kota Kembang
:Yogyakarta, 2009), h.1
2

mengkomunikasikan kalam Allah yang mengandung uslub bahasa yang

sungguh mengagumkan manusia, dan manusia tidak akan mampu

menandinginya. Ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah.

Kenyataan lain, bahwa mempelajari bahasa Arab adalah syarat mutlak

menguasai isi Al-Qur’an. Mempelajari isi Al-Qur’an berarti mempelajari

bahasa Arab. Dengan demikian peranan bahasa Arab disamping sebagai

alat komunikasi manusia sesamanya juga komunikasi manusia beriman

kepada Allah swt. yang berwujud dalam bentuk shalat, do’a dan
sebagainya.

Hal inilah yang membuat penyusun memaparkan salah satu

pembahasan dalam Ilmu Nahwu, yaitu tentang: ‫ال َم ْفعُول ِب ِه َو ال َم ْفعُول‬


‫ال ُم ْط َلق‬

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah adalah ;

1. Apa pengertian Maf’u>l Bih?

2. Berapa pembagian Maf’u>l Bih secara umum dan berdasarkan

tanda nas}ab-nya?

3. Bagaimana pola-pola penempatan Maf’u>l Bih?

4. Apa pengertian Maf’u>l Mut\laq?

5. Apa fungsi dari Maf’u>l Mut\laq?


3

BAB II

PEMBAHASAN

1. Maf’u>l Bih

A. Pengertian Maf’u>l Bih

‫ َو‬,‫علَ ْي ِه فِ ْع ُل ْالفَا ِع ِل‬ َ ‫ِي َوقَ َع‬ْ ‫ب اَلَّذ‬


ُ ‫ص ْو‬ُ ‫اْل ْس ُم ْال َم ْن‬ِ ْ ‫ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه ُه َو‬
3
." ‫ب‬ ٌ ‫ص ْو‬ ُ ‫ي أَنَّهُ دَائِ ًما " َم ْن‬ ْ َ‫ب " أ‬ُ ‫ص‬ ْ َّ‫لَهُ ُح ْك ٌم إِع َْرابِ ْي َوهُ َو " اَلن‬
‫ب يَدُ ُّل َعلَى َم ْن َوقَ َع َعلَ ْي ِه ْال ِف ْع ُل ْالفَا ِع ُل َو‬ ٌ ‫ص ْو‬ ُ ‫ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه إِ ْس ٌم َم ْن‬
4
ِ ‫ص ْو َرة ُ ْال ِف ْع‬
.‫ل‬ ُ ُ‫ََلتَتَغَيِ ُر َمعَه‬

Maf’u>l Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa>’il, dan

hukum i’rabnya adalah nas}ab. Dan Maf’u>l Bih adalah isim yang

menunjukkan kepada objek penderita.

: ‫مثل‬
َ ‫ب ُم َح َّمد اَلد َّْر‬
‫س‬ َ َ ‫َكت‬

‫َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه‬ ‫فَا ِعل‬ ‫ِف ْع ُل ا ْل َماض‬

*Penjelasan ;
Dari contoh kalimat diatas,
Menulis : Fi’il ( Pekerjaan )
Muhammad : Fa>’il ( Pelaku )
Pelajaran : Maf’u>l Bih ( Objek )

3
Mustafa Nuri, Al-‘Arabiyah al-Muyassarah, (Cet. I, Jakarta: Pustaka Arif, 2008), h. 91
Fuad Ni’mah, Mulah}h}as}} Qawa>id al-Lug}}ah al-‘Arabiyah. (Beirut: Da>r ats-
4

Tsaqa>fah al-Isla>miyah, t.t.), h. 66


4

B. Pembagian Maf’u>l Bih

Maf’u>l Bih terbagi kepada dua bagian, yaitu 5;

1. Maf’u>l Bih yang terdiri dari Isim Zahir, contoh ;

َ ‫ب َع ِلي ْال َك ْل‬


‫ب‬ َ ‫ض َر‬
َ
( Ali memukul anjing )

َ‫يَ ْق َرأ ُ ُم َح َّمدٌ ْالقُ ْرآن‬


( Muhammad sedang membaca al-Qur’an )

َ ‫اط َمةُ ْال ِعن‬


‫َاب‬ ْ َ‫أ َ َكل‬
ِ َ‫ت ف‬
( Fathimah sedang makan anggur )

2. Maf’u>l Bih yang terdiri dari Isim D}ami>r, contoh ;

‫سأ َ ْلت ُ َك‬


َ
( Aku bertanya kepadamu )

‫أ َ َم ْرت ُ ُه ْم‬
( Aku perintahkan kepada mereka )

‫َرأ َ ْيت ُ َك‬


( Saya melihatmu )

C. Pola-Pola Penempatan Maf’u>l Bih.6

‫ َم ْفعُ ْو ُل بِ ِه‬+ ‫ فَا ِعل‬+ ‫فِ ْعل‬


‫مفعول به‬ ‫فاعل‬ ‫فعل‬
َ‫ْالقُ ْرآن‬ ٌ‫ُم َح َّمد‬ َ‫قَ َرأ‬
َ‫سان‬ ِْ
َ ‫اْل ْن‬ ُ‫للا‬ َ‫َخلَق‬

5
A. Zakaria. Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam, h.123
6
A. Zakaria. Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam, h.123-124
‫‪5‬‬

‫فِ ْعل ‪َ +‬م ْفعُ ْو ُل بِ ِه ‪ +‬فَا ِعل‬


‫فاعل‬ ‫مفعول به‬ ‫فعل‬
‫َر ُج ٌل‬ ‫النَّ ِب َّ‬
‫ي‬ ‫سأ َ َل‬
‫َ‬
‫َربُّهُ‬ ‫ِإب َْرا ِهي َْم‬ ‫َو ِإذِا ا ْبتَلَى‬

‫( فِ ْعل فَا ِعل ) ‪َ +‬م ْفعُ ْو ُل ِب ِه‬


‫َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه‬ ‫( ِف ْعل فَا ِعل )‬
‫س ْو َل للاِ‬ ‫َر ُ‬ ‫سأ َ ْلتُ‬
‫َ‬
‫ْال َم َجلَّةَ‬ ‫قَ َرأْتُ‬

‫( فِ ْعل فَا ِع ُل َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه )‬


‫( ِف ْعل فَا ِع ُل َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه)‬
‫أ َ َم ْرت ُ َك‬
‫أ َ ْسأَلُ َك‬

‫( فِ ْعل َم ْفعُ ْول بِ ِه ) ‪ +‬فَا ِعل‬


‫فَا ِعل‬ ‫( فِ ْعل َم ْفعُ ْول ِب ِه )‬
‫س ْو ُل للاِ‬ ‫َر ُ‬ ‫أ َ َم َرنِ ْي‬
‫أ ُ ْستَاذ ٌ‬ ‫سأَلَنِ ْي‬
‫َ‬

‫َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه ‪ ( +‬فِ ْعل فَا ِعل )‬


‫( ِف ْعل فَا ِعل )‬ ‫َم ْفعُ ْو ُل ِب ِه‬
‫نَ ْعبُد ُ‬ ‫َّاك‬
‫ِإي َ‬
‫أ َ َك ْلتُ‬ ‫ُخب ًْزا‬
6

D. Pembagian Maf’u>l Bih berdasarkan tanda nas}ab-nya.7

1. Tanda Nas}ab Fathah


a. Isim Mufrad

(Muhammad sedang mengulangi pelajaran) ‫س‬َ ‫يُذَا ِك ُر ُم َح َّمدُ اَلد َّْر‬


(Anak itu telah menulis pelajaran) ‫ال َو َلد ُ الد َّْرس‬ ْ ‫ب‬َ َ ‫َكت‬
(Guru itu telah memukul anak) ‫َولَد ًا‬ ُ ‫ب ْاْل ُ ْستَاذ‬
َ ‫ض َر‬
َ
b. Jama’ Taksi>r
ُّ
َ ‫الط ََّّل‬
(Guru itu sedang mengajar para siswa) ‫ب‬ ُ ‫يُ َع ِل ُم ْاْل ُ ْستَاذ‬
(Para tentara sedang membawa senjata) َ‫َي ْح ِم ُل ْال ُجنُ ْودُ ا َ ْْل َ ْس ِل َحة‬
(Fatimah sedang membawa pulpen-pulpen) ‫اط َمةُ ْاْل َ ْق ََّل َم‬
ِ َ‫ت َ ْح ِم ُل ف‬
2. Tanda Nas}ab Kasrah
a. Jama’ Muannats Sa>lim

ِ ‫الطا ِلبَاتُ ْالم َج ََّّل‬


‫ت‬
(Para mahasiswi sedang membeli majalah) َّ ‫ي‬ ْ ‫ت َ ْشت َ ِر‬
(Para mahasiswa sedang mengumpulkan buku ‫ت‬ِ ‫سا‬ َ ‫ب ْال ُك َّرا‬ ُّ ‫يَ ْج َم ُع‬
ُ ‫الط ََّّل‬
catatan)

(Ahmad sedang mencuci banyak mobil) ‫ت‬


ِ ‫َّارا‬
َ ‫سي‬ َّ ‫ال‬ ُ‫َي ْغ ِس ُل أ َ ْح َمد‬
3. Tanda Nas}ab Ya’
a. Mutsanna

(Siswa sedang membawa dua buku) ‫يَ ْح ِم ُل التِ ْل ِم ْيذ ُ ْال ِكتَبَي ِْن‬

(Guru itu sedang membaca dua makalah) َ ‫ت َ ْق َرأ ُ ْال ُمدَ ِر‬
‫سةُ ْال َمقَالَتَي ِْن‬

(Polisi sedang menangkap dua penjahat) ‫ْس ْال ُم ْج ِر َمي ِْن‬


ُ ‫ض ْالبُ ْو ِلي‬
ُ ِ‫يَ ْقب‬
7
Mustafa Nuri, Al-‘Arabiyah al-Muyassarah, h. 91-94
7

b. Jama’ Muz}akkar Sa>lim

(Polisi sedang menangkap para penjahat) َ‫ْس ْال ُم ْج ِر ِميْن‬


ُ ‫ض ْالبُ ْو ِلي‬
ُ ‫َي ْق ِب‬
(Para siswa itu sedang menunggu para hadirin) ِ ‫ب ْال َح‬
َ‫اض ِريْن‬ ُّ ‫َي ْنت َ ِظ ُر‬
ُ ‫الط ََّّل‬
(Direktur itu sedang berbicara dengan para pegawai) َّ ‫يُ َك ِل ُم ْال ُم ِدي ُْر ْال ُم َو‬
َ‫ظ ِفيْن‬

II>>. Maf’u>l Mut}laq

ُ َ‫ا ْل ُم ْطل‬
A. Pengertian Maf’u>l Mut}laq ( ‫ق‬ ‫) ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل‬

ْ ‫ب ِم ْن لَ ْف ِظ ْال ِف ْع ِل ( َم‬
ُ‫صدَ ْر) يُ ْذ َك ُر َمعَه‬ ٌ ‫ص ْو‬ ُ ‫طلَ ُق ُه َو ِإ ْس ُم َم ْن‬ ْ ‫ا َ ْل َم ْفعُ ُل ْال ُم‬
8
.‫ان ن َْو ِع ِه أ َ ْو َعدَ ِد ِه‬
ِ ‫ِلت َ ْو ِك ْي ِد ِه ا َ ْو ِلبِ َي‬
9 .‫ب يُ ْذ َك ُر بَ ْعدَ فِ ْعل ِم ْن لَ ْف ِظ ِه‬ ُ ‫صدَ ٌر َم ْن‬
ٌ ‫ص ْو‬ ْ ‫ا َ ْل َم ْفعُ ْو ُل ْال ُم‬
ْ ‫طلَ ُق ُه َو َم‬

Maf’u>l Mut}laq adalah Isim Mans}u>b dari lafadz fi’il (Mas}dar)

disebut bersamanya untuk menguatkan atau menjelaskan bentuknya maupun

jumlahnya.

Maf’u>l Mut}laq adalah Masdar (dari fi’il) yang dinas}ab, disebutkan


setelah kata kerja itu sendiri.

Contoh:

ِ ‫ام ْالبَ ْي‬


.‫ت ُوقُ ْوفًا‬ َ ‫ب أَ َم‬
ُ ‫ف الطا ِل‬
ُ ‫ َي ِق‬.1
Siswa berhenti di depan rumah dengan sebenar-benarnya berhenti.

8
Fuad Ni’mah, Mulah}h}as}} Qawa>id al-Lug}}ah al-‘Arabiyah, h. 69
9
Mustafa Nuri, Al-‘Arabiyyah al-Muyassarah, h.155
8

Penjelasan : Pada contoh diatas yang menjadi fi’il (kata kerja) adalah berhenti ,
yang menjadi fa>’il (pelaku) adalah Siswa, maka sebenar-benarnya berdiri
yang diambil dari kata kerja berdiri pada contoh diatas adalah sebagai Maf’u>l
Mut}laq.

.‫ يَ ْق َرأ ُ أَبُ ْو َك ْالقُ ْرانَ قِ َرا َءتَي ِْن‬.2


Bapakmu sedang membaca al-Qur’an dengan dua kali bacaan.

Penjelasan : Pada contoh diatas yang menjadi fi’il (kata kerja) adalah membaca,
yang menjadi fa>’il (pelaku) adalah bapak, maka dua kali bacaan yang diambil
dari kata kerja membaca pada contoh di atas adalah Maf’u>l Mut}laq.

ِ َ ‫عايَةَ ْاْل‬
.‫ب ِ ِْل ْبنِ ِه‬ َ ‫ب ِر‬ َّ ُ‫عى ْاْل ُ ْستَاذ‬
َ ‫الطا ِل‬ َ ‫ َي ْر‬.3
Guru membimbing siswa siswa seperti bimbingan orang tua kepada anaknya.

Penjelasan : Pada contoh di atas yang menjadi fi’il (kata kerja) adalah

membimbing, yang menjadi fa>’il (pelaku) adalah guru, maka bimbingan yang

diambil dari kata kerja membimbing pada contoh di atas adalah Maf ‘u>l

Mut}laq.

B. Fungsi Maf’ul Mutlaq

Adapun tujuan Maf’u>l Mut}laq, yaitu:10

1. Sebagai penguat pekerjaan. ( ‫) ِلتَأ ْ ِك ْي ِد ْال َعا َم ِل‬


Contoh :

‫س فَ ْه ًما‬
َ ‫ب الد ُُّر ْو‬ َّ ‫فَ ِه َم‬
ُ ‫الطا ِل‬
10
A. Zakaria, Ilmu Nahwu Praktis Sistem belajar 40 Jam, h.134
9

Siswa memahami pelajaran dengan pemahaman yang sebenar-benarnya.

Penjelasan: Pada contoh di atas yang menjadi fi’il (kata kerja) adalah

memahami, yang menjadi fa>’il (pelaku) adalah siswa, maka pemahaman yang

sebenar-benarnya yang diambil dari kata kerja memahami pada contoh diatas

adalah sebagai Maf’u>l Mut}laq. Jadi dari kata pemahaman yang sebenar-
benarnya itu adalah sebagai penguat pekerjaan.

Contoh-contoh Maf’u>l Mut}laq sebagai penguat pekerjaan;

‫ارا‬
ً ‫ظ‬َ ِ‫ف اِ ْنت‬ ُّ ‫َي ْنتَ ِظ ُر ْال ُم ِدي ُْر ال‬
َ ‫ضيُ ْو‬
Direktur itu menunggu tamu dengan sebenar-benarnya menunggu

َ ‫ذَا َك َر أ َ ُخ ْو َك الد ُُّر ْو‬


ً ‫س ُمذَا َك َرة‬

Kakakmu mengulang pelajaran dengan sebenar-benarnya pengulangan

ِ ‫ام ْال َب ْي‬


‫ت ُوقُ ْوفًا‬ َ ‫ان أ َ َم‬ َّ ‫ف‬
ِ ‫الطا ِل َب‬ ُ ‫َي ِق‬

Kedua siswa itu berdiri di depan rumah dengan sebenar-benarnya berdiri

2. Sebagai penjelas bilangan/jumlah perbuatan. ( ‫ان ْال َعدَ ِد‬


ِ ‫) ِل َب َي‬
Contoh :

َ ‫ْف ْال َب‬


‫اب دَقَّات ثََّلَث َة‬ َّ ‫َيد ُُّق ال‬
ُ ‫ضي‬

Tamu mengetuk pintu dengan tiga kali ketukan.

Penjelasan : Pada contoh di atas yang menjadi fi’il (kata kerja) adalah
mengetuk , yang menjadi fa>’il (pelaku) adalah tamu, maka tiga kali ketukan
10

yang diambil dari kata kerja mengetuk pada contoh diatas adalah sebagai

Maf’u>l Mutlaq. Jadi dari kata tiga kali ketukan itu adalah sebagai penjelas
bilangan atau jumlah pekerjaan.

Contoh-contoh Maf’ul Mutlaq sebagai penjelas jumlah/bilangan


pekerjaan;

ِ ً‫ش ْربَة‬
َ ‫واحدَة‬ ُ ‫ب الد ََّوا َء‬ ُ ‫ا َ ْل َم ِري‬
َ ‫ْض ش َِر‬
Pasien itu meminum obat dengan sekali minum
ْ ‫ظ ْرتُ ن‬
ً ‫َظ َرة‬ َ َ‫ن‬
Saya melihat dengan sekali melihat
‫عد ُُّوهُ ص ْر َعتَي ِْن‬
َ ‫ع‬ َ َ‫ْالب‬
َ ‫ط ُل‬
َ ‫ص َر‬
Pahlawan itu membanting musuhnya dengan dua kali bantingan

3. Sebagai penjelas jenis pekerjaan. ( ِ‫النَّ ْوع‬ ‫ان‬


ِ ‫) ِل َب َي‬
Contoh :

‫ض ْربًا َش ِد ْيدًا‬ َ ‫ض َر ْبتُ ْال َك ْل‬


َ ‫ب‬ َ
Saya memukul anjing dengan pukulan yang keras

Penjelasan : Pada contoh di atas yang menjadi fi’il (kata kerja) adalah
memukul, yang menjadi fa>’il (pelaku) adalah saya, maka pukulan yang keras
yang diambil dari kata kerja memukul pada contoh diatas adalah sebagai
Maf’u>l Mutlaq. Jadi dari kata pukulan yang keras itu adalah sebagai penjelas
jenis pekerjaan.

Contoh-contoh Maf’ul Mutlaq sebagai penjelas jenis perbuatan;

‫سنًا‬ َ ُ‫ِس ْرت‬


َ ‫سي ًْرا َح‬
Saya berjalan dengan jalan yang baik

‫س اْل ُ ْستَا ِذ‬


َ ‫ْف ُجلُ ْو‬
ِ ‫ضي‬ َ ‫س ْال َولَدُ أ َ َم‬
َّ ‫ام ال‬ ُ ‫يَ ْج ِل‬
11

Anak itu duduk di depan tamu seperti duduknya seorang ustadz

َّ ‫ف َي ْق َرأ ُ ْالقُ ْرآنَ ِق َرا َءة َ ال‬


ِ‫شيخ‬ َّ ‫ْال ُم َو‬
ُ ‫ظ‬
Pegawai itu membaca al-Qur’an seperti bacaan syeikh

ِ َ ‫ب ِر َعا َيةَ ْاْل‬


‫ب ِ ِْل ْب ِن ِه‬ َّ ُ‫َي ْر َعى ْاْل ُ ْستَاذ‬
ِ ‫الطا ِل‬
Guru membimbing siswa siswa seperti bimbingan orang tua kepada
anaknya

Kadang-kadang Maf’u>l Mut}laq dibuang fi’il-nya;

Contoh:

1. ً ‫ش ْكرا‬ ُ Asalnya ‫ش ْك ًر‬ ُ ‫أ َ ْش ُك ُر َك‬


2. ‫ َحقًّا‬Asalnya ‫أ َ ُحقًّهُ ُحقًّا‬
3. ‫ ذَ ِل َك َر ُج ٌل َكر ْي ٌم ِجدًّا‬Asalnya ً ‫يَ ِجدُّ َجدا‬
4. ‫ قِيَا ًما‬Asalnya ‫قَ ْو ُم ْوا قِيَا ًما‬
5. ً ‫ي ُم َح َّمدٌ أ َ ْي‬
‫ضا‬ ُّ ‫ َجا َء َع ِل‬Asalnya ‫ضا‬ ً ‫ض ُم َح َّمدٌ أ َ ْي‬
َ َ ‫ي َوا‬
ُّ ‫َجا َء َع ِل‬
6. ُ‫س ْب َحانَ للا‬ ُ Asalnya ُ‫س ْب َحانَ للا‬ َ َ‫أ‬
ُ ‫سبَّ َح‬
Kadang-kadang Maf’ul Mutlaq dibuang, langsung muncul sifatnya.

Contoh :

‫ َوا ْذ ُك ُر ْوا للاَ َكثِي ًْرا‬Asalnya ‫َوا ْذ ُك ُر ْوا للاَ ِذ ْك ًرا َك ِثي ًْرا‬
12

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian pembahasan diatas, telah dipaparkan tentang Maf’u>l Bih,

maka yang menjadi kesimpulan adalah ;

1. Maf’u>l Bih adalah Isim manshub yang terletak pada fi’il dan fa’il, dan

hukum I’rabnya adalah Nas}ab. Dan Maf’u>l Bih adalah isim yang

menunjukkan kepada objek penderita.

2. Adapun pembagian Maf’u>l Bih terbagi kepada dua bagian, yaitu ;

a. Maf’u>l Bih yang terdiri dari Isim Zahir

b. Maf’u>l Bih yang terdiri dari Isim Dhomir

3. Adapun Pola-Pola Penempatan Maf’u>l Bih, adalah;

a. ‫ َم ْفعُ ْول ِب ِه‬+ ‫ فَا ِع ٌل‬+ ‫فِ ْع ٌل‬


b. ‫ فَا ِع ٌل‬+ ‫ َم ْفعُ ْول ِب ِه‬+ ‫ِف ْع ٌل‬
c. ‫ َم ْفعُ ْول ِب ِه‬+ ) ‫( ِف ْع ٌل فَا ِع ٌل‬
d. ) ‫( ِف ْع ٌل فَا ِع ُل َم ْفعُ ْول ِب ِه‬
e. ‫ فَا ِع ٌل‬+ ) ‫( ِف ْع ٌل َم ْفعُ ْول ِب ِه‬
f. ) ‫ ( ِف ْع ٌل فَا ِع ٌل‬+ ‫َم ْفعُ ْول ِب ِه‬
4. Adapun pembagian Maf’u>l Bih berdasarkan tanda Nas}abnya adalah;

a. Fathah : pada Isim Mufra>d dan Jama’ Taksi>r

b. Yaa> : pada Mus\anna> dan Jama’ Mudzakkar Sa>lim

c. Kasrah : pada Jama’ Muannats Sa>lim


13

5. Maf’u>l Mut}laq adalah Isim Mas}dar Mans}ub yang berfungsi sebagai

penguat pekerjaan, penjelas jenis perbuatan serta penjelas jumlah/bilangan

perbuatan.

6. Adapun fungsi Maf’ul Mutlaq adalah;

a. Sebagai penguat arti perbuatan

b. Sebagai penjelas jenis perbuatan

c. Sebagai penjelas jumlah/bilangan perbuatan

DAFTAR PUSTAKA
14

Kasim, Amrah. Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia, Kota Kembang :

Yogyakarta, 2009 M.

Ni’mah, Fuad. Mulah}h}os} Qawa>’id al-Lug}ahl al-‘Arabiyyah, Beirut, Da>rul

Atss\iqa>fah al-Isla>miyah.

Nuri, Mustafa. Al-‘Arabiyyah al-Muyassarah, Jakarta, Pustaka Arif, 1429

H/2008 M

Zakaria, Aceng. Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam, Garut, Ibn Azka

Press, 2004

Anda mungkin juga menyukai