Anda di halaman 1dari 6

Bab istisna’

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Hai sahabat arobiyah institute kaifa halukum? Melanjutkan pembahasan kita
sebelumnya tentang isim-isim yang manshub, sekarang kita masuk pada bab
istisna’. Simak uraiannya berikut ini.
Pengertian istisna’
Dalam bahasa arab, Istisna’ digunakan untuk mengecualikan sesuatu. Istisna’
adalah mengecualikan sesuatu dari kelompoknya dengan bantuan alat atau adat
istisna’. misalnya saya berkata “para siswa telah hadir kecuali muhammad”, nah
kalimat barusan merupakan contoh kalimat istisna’, dimana kata “muhammad
disitu disebut mustasna, dan kata “kecuali” merupakan adat/alat istisna’, dan
kata “para siswa” disebut mustasna minhu. Adapun pengertian dari istilah-
istilah tersebut adalah sebagai berikut:
Pengertian mustasna
‫ف َما قَ ْبلَ َها فِ ْي‬ ِ ‫اْل ْستِثْن‬
َ ‫َاء ِليُخَا ِل‬ ِْ ‫ت‬ِ ‫ب يَقَ ُع بَ ْعدَ أَدَاةٍ ِم ْن أَدَ َوا‬ ُ ‫ْال ُم ْستَثْنَى ُه َو ا ْس ٌم َم ْن‬
ٌ ‫ص ْو‬
)97 .‫ نهضة مصر) ص‬:‫ ملخص قواعد اللغة العربية(مصر‬،‫ح ْك ِم (فؤاد نعمة‬ ُ ‫ْال‬
Mustasna adalah isim manshub yang terletak dibelakang salah satu adat istisna’
untuk menyelisihi kalimat sebelumnya dari segi hukum.
Istilah lebih mudahnya mustasna adalah sesuatu yang dikecualikan
Pengertian mustasna minhu
ِ ْ ِ‫ْال ُم ْستَثْنَى ِم ْنه ُ هُ َو ا ْس ٌم يَقَ ُع قَ ْب َل أَدَاة‬
ِ ‫اْل ْس ِتثْن‬
:‫ ملخص قواعد اللغة العربية(مصر‬،‫َاء (فؤاد نعمة‬
)97 .‫نهضة مصر) ص‬
Mustasna minhu adalah isim yang terletak sebelum adat istisna’.
Istilah lebih mudahnya mustasna adalah sesuatu atau kelompok yang mustasna
merupakan bagian darinya, atau anggotanya.
Pengertian adat istisna’
Adat/alat istisna’ adalah alat yang digunakan untuk mengecualikan
Contoh istisna’
Artinya Contoh kalimat istisna’
Para lelaki telah berdiri
kecuali zaid ‫الر َجا ُل ِإ اَّل زَ ْيدًا‬
ِ ‫ام‬َ َ‫ق‬
Para siswa telah datang َ ‫ب ِإ اَّل‬ ُّ ‫ض َر‬
kecuali 2 orang ‫ط ِل َبي ِْن‬ ُ ‫الط اَّل‬ َ ‫َح‬
Umat islam telah shalat
jum’at kecuali yang sakit ِ ‫غي َْر ْال َم ِري‬
‫ْض‬ َ َ‫صلاى ْال ُم ْس ِل ُم ْونَ ْال ُج ُم َعة‬َ
Para pesawat telah kembali, ‫ت ا‬
ً ‫طائِ َرة‬ َ ‫عدَا‬ َ ُ ‫الطائِ َرة‬ ِ َ‫عاد‬َ
kecuali satu pesawat.
Para pekerja telah pulang
kerumah mereka kecuali َ ‫َر َج َع ْالعُ اما ُل إِلَى بَ ْيتِ ِه ْم‬
‫عدَا ُم َح ام ٍد‬
muhammad
Para siswa telah lulus ujian ُّ ‫نَ َج َح‬
kecuali kamu ‫ىك‬
َ ‫ان ِس َو‬ ِْ ‫ي‬
ِ ‫اْل ْمتِ َح‬ ُ ‫الط اَّل‬
ْ ِ‫ب ف‬

Macam-macam istisna’
Istisna’ terbagi menjadi 2 ditinjau dari keterkaitan antara mustasna dengan
mustasna minhu, yaitu istisna’ muttashil dan istisna’ munqathi’.
Istisna’ muttashil adalah istisna’ yang mustasnanya sejenis dengan mustasna
minhu. Contoh:
‫الر َجا ُل ِإ اَّل زَ ْيدًا‬
ِ ‫ام‬َ َ‫ق‬
Para lelaki telah berdiri kecuali zaid
Pada contoh diatas, mustasnanya adalah ‫ زَ ْيدًا‬sedangkan mustasna minhunya
adalah ُ‫الر َجال‬.
ِ Keduanya saling terkait karena mereka sejeni. Maksudnya adalah
zaid termasuk laki-laki.
Istisna’ munqathi’ adalah istisna’ yang mustasnanya berlainan sejenis dengan
mustasna minhu. Contoh:
‫س اكا ُن ْالقَ ْر َي ِة ِإ اَّل َبقَ َرا ِت ِه ْم‬
ُ ‫َام‬
َ ‫ن‬
Para penduduk desa telah tidur
kecuali sapi-sapi mereka
Pada contoh diatas, mustasnanya adalah ‫ بَقَ َراتِ ِه ْم‬sedangkan mustasna minhunya
adalah ‫ان ْالقَ ْريَ ِة‬
ُ ‫س اك‬
ُ . Keduanya tidak saling terkait karena yang satu berupa
manusi, sedangkan satunya berupa hewan yaitu sapi.

Macam-macam adat istisna


Sudah disebutkan diatas, bahwa adat istisna’ adalah alat yang digunakan untuk
mengecualikan. Ia berjumlah 8 macam, yaitu:
Artinya Adat istisna’ No

‫ِإ اَّل‬ 1

َ
‫غي َْر‬ 2

‫ِس َوى‬ 3

Kecuali ‫خ َََّل‬ 4

‫عدَا‬
َ 5

‫َحاشَا‬ 6

َ ‫لَي‬
‫ْس‬ 7
‫ََّل يَ ُك ْو ُن‬ 8
Adat istina’ pada nomor 1 berjenis huruf, untuk yang nomor 2 dan 3 berjenis
isim, untuk yang nomor 4,5 dan 6 bisa berjenis fi’il atau huruf, sedangkan untuk
yang nomor 7 dan 8 berjenis fi’il
Hukum-hukum istisna’
Sebelum menggunakan adat istisna’ di atas, perlu diketahui bahwa kedelapan
adat itu memiliki perbedaan dalam penggunaannya dalam kalimat. Mereka
mempunyai hukum i’rab yang berbeda beda.
1. istisna’ menggunakan ‫ِإ اَّل‬
Apabila kalimat tersebut tidak didahului huruf nafi, dan mustasna minhunya
disebutkan (disebut kalam tam mujab), maka mustasna harus dii’rab nashab.
Contoh:
‫ب ِإ اَّل ُم َح امدًا‬ ُّ ‫ض َر‬
ُ ‫الط اَّل‬ َ ‫َح‬
Para siswa telah hadir kecuali muhammad
‫َام ْاْل َ ْو ََّلد ُ ِإ اَّل زَ ْيدًا‬
َ ‫ن‬
Anak-anak telah tidur kecuali zaid

Apabila kalimat tersebut didahului huruf nafi, dan mustasna minhunya


disebutkan (disebut kalam tam ghairu mujab), maka mustasna boleh dii’rab
nashab atau boleh juga i’rabnya mengikuti i’rab mustasna minhu, namun dia
sebagai badal dari mustasna minhu, bukan sebagai mustasna’. Contoh :

‫ب إِ اَّل ُم َح امدًا‬ ُّ ‫ض َر‬


ُ ‫الط اَّل‬ َ ‫َما َح‬
Para siswa tidak ada yang hadir kecuali muhammad
ٌ ‫ب ِإ اَّل ُم َح امد‬ ُّ ‫ض َر‬
ُ ‫الط اَّل‬ َ ‫َما َح‬
Para siswa tidak ada yang hadir kecuali muhammad
Catatan: huruf ‫ ما‬yang ada di awal kalimat pada contoh diatas adalah huruf nafi. Kemudian
‫ دمحم‬pada contoh pertama sebagai mustasna, dan pada contoh kedua sebagai badal.

Apabila mustasna minhunya tidak disebutkan (disebut kalam naqis), maka


mustasna dii’rab sesuai kedudukannya atau jabatannya dalam kalimat. Dengan
syarat kalimat tersebut bukan kalam mujab,artinya ia harus didahului huruf nafi.
Contoh :

Tiada yang hadir kecuali muhammad ٌ ‫ض َر إِ اَّل ُم َح امد‬ َ ‫َما َح‬


Tiada yang kukatakan kecuali kebenaran ‫َما قُ ْلتُ ِإ اَّل ْال َح اق‬
Istilah-istilah yang harus diketahui:
Kalam tam: adalah kalimat yang disebutkan mustasna minhunya
Kalam mujab: adalah kalimat yang tidak didahului huruf nafi
Kalam naqis: adalah kalam yang tidak disebutkan mustasna minhunya

2. istisna menggunakan ‫ غير‬dan ‫سوى‬


Isim yang berada setelah ‫ غير‬dan ‫ سوى‬beri’rab majrur, karena ia sebagai mudhaf
ilaih. Adapun lafadz ‫ غير‬dan ‫ سوى‬sebagai mustasna’. Contoh:

َ ‫الر َجا ُل‬


‫غي َْر َم ْح ُم ْو ٍد‬ ِ ‫ام‬َ َ‫ق‬
Para lelaki telah berdiri kecuali mahmud
َ ‫الر َجا ُل‬
‫غي َْر َم ْح ُم ْو ٍد‬ ِ ‫ام‬َ َ‫َما ق‬
Para lelaki tidak ada yang berdiri kecuali mahmud

َ َ‫َما ق‬
َ ‫ام‬
‫غي ُْر َمحْ ُم ْو ٍد‬
Tidak ada yang berdiri kecuali mahmud

‫ غير‬dan ‫ سوى‬dii’rab sebagaimana yang dijelaskan diatas jika ia digunakan untuk


tujuan istisna’, dan ia diartikan “kecuali”. Namun apabila digunakan untuk
tujuan yang lain, maka ia dii’rab sesuai kedudukannya dalam kalimat. Contoh :

ٍ‫اضح‬ َ ‫َك ََّل ُم َك‬


ِ ‫غي ُْر َو‬
Perkataanmu tidak jelas
Pada contoh diatas, ‫غي ُْر‬
َ berkedudukan sebagai khabar, dan i’rabnya marfu’.
Begitu ia diartikan “tidak”.

3. istisna’ menggunakan ‫خَّل‬, ‫ عدا‬dan ‫حاشا‬


Ketiga adat istisna’ ini bisa dianggap fi’il madhi, dan bisa juga dianggap huruf
jar. Apabila mereka dianggap fi’il madhi, maka mustasna dii’rab nashab karena
ia sebagai maf’ul bih. Dan apabila mereka dianggap huruf jar, maka mustasna
dii’rab majrur karena ia sebagai mudhaf ilaih. Contoh:

‫عدَا زَ ْيدًا‬ ُ ‫علا َم ْال ُمدَ ِر‬


َ َ‫س ْون‬ َ
1
Para guru telah mengajar, kecuali zaid

‫عدَا زَ ْي ٍد‬ ُ ‫علا َم ْال ُمدَ ِر‬


َ َ‫س ْون‬ َ
2
Para guru telah mengajar, kecuali zaid
ً ‫طائِ َرة‬ ‫ت ا‬
َ ‫الطائِ َراتُ خ َََّل‬ ِ َ‫عاد‬
َ
Para pesawat telah kembali kecuali satu 3
pesawat
ٍ‫طائِ َرة‬ ‫ت ا‬
َ ‫الطائِ َراتُ خ َََّل‬ ِ َ‫عاد‬
َ
Para pesawat telah kembali kecuali satu 4
pesawat

Kadang-kadang ‫ خَّل‬dan ‫ عدا‬didahului huruf ‫ ما‬masdariyah. Dan apabila hal itu


terjadi, maka keduanya dianggap fi’il madhi, buka huruf jar. Contoh:

‫اط ٌل‬
ِ َ‫َّللاَ ب‬ َ ‫أ َ ََّل ُك ُّل‬
‫ش ْيءٍ َما خ َََّل ا‬

Contoh mengi’rab kalimat istisna’


Jika kalian masih bingung untuk memahami materi ini, disini saya akan
memberikan contoh untuk mengi’rab kalimat istisna’. Agar kalian tahu
kedudukan kata perkata dalam kalimat.
‫ب إِ اَّل ُم َح امدًا‬ ُّ ‫ض َر ال‬
ُ ‫ط اَّل‬ َ ‫َح‬
‫ فعل ماض مبني على الفتح‬: ‫ض َر‬ َ ‫َح‬
‫ض َر‬
َ ‫ َح‬: fi’il madhi, mabni ‘alal fathi (berharakat akhir fathah selamanya)
ُّ ‫ال‬
ُ ‫ط اَّل‬
‫ فاعل مرفوع وعَّلمة رفعه الضمة‬: ‫ب‬
ُّ : fa’il, beri’rab rafa’, tanda rafa’nya adalah dhammah
ُ ‫الط اَّل‬
‫ب‬
‫ أداة اْلستثناء مبني على السكون‬: ‫ِإ اَّل‬
‫ إِ اَّل‬: adat / alat istisna’ mabni ‘alassukun (berharakat akhir sukun selamanya)
‫ مستثنى منصوب وعَّلمة نصبه الفتحة‬: ‫ُم َح امدًا‬
‫ ُم َح امدًا‬: mustasna, beri’rab nashab, tanda nashabnya adalah fathah.

‫ب ِإ اَّل ُم َح امد‬ ُّ ‫ض َر ال‬


ُ ‫ط اَّل‬ َ ‫َما َح‬
‫ حرف نفي مبني على السكون‬: ‫َما‬
‫ َما‬: huruf nafi, mabni ‘alassukun (berharakat akhir sukun selamanya)
َ ‫َح‬
‫ فعل ماض مبني على الفتح‬: ‫ض َر‬
‫ض َر‬
َ ‫ َح‬: fi’il madhi, mabni ‘alal fathi (berharakat akhir fathah selamanya)
ُّ ‫ال‬
ُ ‫ط اَّل‬
‫ فاعل مرفوع وعَّلمة رفعه الضمة‬: ‫ب‬
ُّ : fa’il, beri’rab rafa’, tanda rafa’nya adalah dhammah
ُ ‫الط اَّل‬
‫ب‬
‫ أداة اْلستثناء مبني على السكون‬: ‫إِ اَّل‬
‫ ِإ اَّل‬: adat / alat istisna’ mabni ‘alassukun (berharakat akhir sukun selamanya)
‫ بدل من الطَّلب مرفوع وعَّلمة رفعه الضمة‬:‫ُم َح امد‬
‫ ُم َح امد‬: badal dari ‫الطَّلب‬, beri’rab rafa’, tanda rafa’nya adalah dhammah
ِ ‫قَا َم‬
َ ‫الر َجا ُل‬
‫غ ْي َر َم ْح ُم ْود‬
‫ فعل ماض مبني على الفتح‬: ‫قَا َم‬
َ َ‫ ق‬: fi’il madhi, mabni ‘alal fathi
‫ام‬
‫ فاعل مرفوع وعَّلمة رفعه الضمة‬: ‫الر َجا ُل‬
ِ
ُ‫الر َجال‬
ِ : fa’il, beri’rab marfu’, tanda rafa’nya dhammah
َ
‫ مستثنى منصوب وعَّلمة نصبه الفتحة وهو مضاف‬: ‫غ ْي َر‬
‫غي َْر‬
َ : mustasna, beri’rab manshub, tanda nashabnya fathah, sekaligus ia sebagai
mudhaf
‫ مضاف إليه مجرور وعَّلمة جره الكسرة‬: ‫َم ْح ُم ْود‬
‫ َمحْ ُم ْو ٍد‬: mudhaf ilaih, beri’rab jar dengan tanda kasrah

Cukup sekian pembahasan yang singkat ini seputar istisna’, semoga kalian bisa
memahaminya. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Referensi:
1. Mutammimatul ajurumiyah fi ilmil arabiyyah : Syamsuddin muhammad bin
muhammad arra’ini
2. Mulakhas qawaidul lughatil arabiyyah: fuad nikmah

Anda mungkin juga menyukai