Oleh Kelompok 5:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan
salam selalu kita panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, serta sahabat dan
pengikut yang setia hingga akhir zaman.
Makalah ini memang jauh dari kata sempurna, kekurangan dan masukan
jadi tugas kami untuk melengkapi makalah ini agar menjadi lebih baik. Kemudian
kritik atau saran dari dosen pengampu sangat dibutuhkan agar kita semua dapat
memahami tujuan makalah ini dengan baik.
Mungkin ini yang dapat kami sampaikan, mohon ma’af atas segala
kekurangan. Atas perhatian dan tanggapannya kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
hal
Simpulan ........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA………………………….…………………… 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu balaghah adalah ilmu yang sering ditemui baik terdapat pada syair-
syair Arab ataupun terkandung pada ayat al-Quran. Tentu saja, bagi orang awam
yang belum mengetahui betul mengenai ilmu balaghah tanpa disadari kita telah
menemukan dan membaca syair atau ayat al-Quran yang mengandung unsur
balaghah.
Ilmu balaghah memiliki 3 kajian utama, yaitu ilmu bayan, ilmu ma’ani dan
ilmu badi’. Dalam hal ini kami lebih menjelaskan tentang ilmu ma’ani karena ilmu
tersebut yang menjadi fokus kami di perkuliahan ini.
Ilmu ma’ani merupakan ilmu yang sangat penting sebelum ilmu bayan dan
ilmu badi’. Karena penting bagi seseorang dalam berbicara. Dalam makalah ini,
kami akan membahas tentang ilmu ma’ani yang didalamnya terdapat bahasan
tentang insya thalabi dan insya ghairu thalabi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kalam insya’?
2. Bagaimana pembagian kalam insya’?
3. Apa saja jenis-jenis dan contoh kalam insya’ thalabi?
4. Apa saja jenis-jenis dan contoh kalam insya’ ghaitu thalabi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kalam insya’.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian kalam insya’.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan contoh kalam insya’ thalabi.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan contoh kalam insya’ ghairu thalabi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata إنشاءmerupakan bentuk mashdar dari kata أ ْنشَأ. Secara leksikal, kata
tersebut bermakna membangun, memulai, kreasi, asli, menulis, dan menyusun. 1
Sedangkan dalam terminology ilmu maani, kalam insya adalah:
Dalam pendapat lain yang senada disebutkan bahwa kalam insya adalah
kalimat yang pembicara (mutakallim) nya tidak dapat disebut sebagai orang yang
benar ataupun yang dusta.3
Dan menurut Al-Hasyimi, kalam insya adalah sesuatu yang tidak dapat
dicapai isinya kecuali jika di lafadzkan. 4
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kalam insya adalah suatu kalimat yang tidak
bisa disebut benar atau dusta. Ketika seorang mutakallim mengucapkan suatu kalam
insya’ maka mukhathab tidak bisa menilai apakah ucapan mutakallim itu benar atau
dusta.
.79. ص، المكتبة العصرية: بيرت، و البيان و البديع، جواهر البالغة في المعاني، السّيد أحمد الهاشمي1
.79. ص،.... جواهر البالغة، السّيد أحمد الهاشمي2
3
Ali Al-Jarim dan Mustafa Amin, “Al-Balaghatul Wadhihah”, Terj. Mujiyo Nurkholis
dkk, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), hlm. 198.
.34 . ص، اسوجا بريسندو: جكجاكرتا، المدخل علم المعانى، أنوار البالغة، أحمد فهمي عارف4
2
B. Pembagian kalam Insya’
Secara garis besar, kalam insya terbagi dua yaitu kalam thalabi dan kalam
ghairu thalabi,
a. Kalam thalabi adalah kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum
terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan.5
Kalam jenis ini ada yang berupa (1) Al-Amr (kata perintah) yaitu tuntutan
mengerjakan sesuatu kepada yang lebih rendah, (2) An-nahyu (kata larangan)
yaitu tuntutan meninggalkan dari pihak yang lebih tinggi, (3) istifham (kata
tanya) yaitu menuntut pengetahuan tentang sesuatu, (4) tamanni (kata untuk
menyatakan harapan) yaitu menuntut sesuatu yang diinginkan, akan tetapi tidak
mungkin terwujud, (5) nida’ (kata seru) yaitu tuntutan pembicara yang
menghendaki seseorang agar menghadapnya. 6
b. Kalam insya ghairu thalabi adalah kalimat yang tidak mengehendaki terjadinya
sesuatu. Dan insya ghairu thalabi bukanlah bidang pembahasan Ilmu Ma’ani.
Oleh karena itu, insya ghairu thalabi tidak terlalu banyak dibahas pada materi
ini. 7 Kalam yang termasuk jenis ini antara lain, (1) Ta’ajjub (kagum atau kaget)
jenis ini biasanya berisi dua pernyataan yang berkelebihan, (2) Al-Madh wa
Adz-Dzamm (kata untuk menyatakan pujian dan celaan), untuk jenis ini
biasanya menggunkan kata َهبذ َ ْ بئ،( ن ْع َم3) Al-Qasam (sumpah), untuk jenis
َ ،س
ini biasanya juga menggunakan huruf-huruf qasam seperti ت، ب،( و4) Ar-
Raja (harapan), untuk jenis ini biasanya menggunakan لَعَل، َعسى.8
5
Ali Al-Jarim dan Mustafa Amin, “Al-Balaghatul Wadhihah”…. hlm. 238.
6
Fajri Kamilaini Ummah, Qorri Qurroti A’yun, dan Zasqia Tsabita Qurrata Aini, Analisis
Kalam Khabar dan Kalam Insya dalam Surat Al-Qori’ah, Prosiding Seminar Nasional Bahasa Arab
Mahasiswa IV UM Jilid I, 2020, hlm.421.
7
Ali Al-Jarim dan Mustafa Amin, “Al-Balaghatul Wadhihah”.…hlm.239.
8
Fajri Kamilaini Ummah, Qorri Qurroti A’yun, dan Zasqia Tsabita Qurrata Aini, Analisis
Kalam Khabar dan Kalam Insya…., h.421.
3
C. Kalam Insya’ Thalabi
1. Amr
Secara leksikal amr bermakna perintah. Sedangkan dalam terminologi ilmu
balaghah amr adalah,
2. Nahyi
Makna nahyi secara leksikal adalah melarang, menahan, dan menentang.
Sedangkan dalam terminologi ilmu balaghah nahyi adalah,
4
3. Istifham
Kata ’ ’استفهامmerupakan bentuk mashdar dari kata ’ ’استفهم. Secara leksikal
kata tersebut bermakna meminta pemahaman/ pengertian. Secara istilah istifham
bermakna:
4. Nida (Panggilan)
Secara leksikal nida artinya panggilan. Sedangkan dalam terminologi ilmu
balaghah nida adalah tuntutan mutakklim yang menghendaki seseorang agar
menghadapnya.
Contoh:
5. Tamanni
9
Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2007), hlm. 104-107
10
Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, …. hlm. 113
5
Kalimat tamanni (berangan-angan) adalah kalimat yang berfungsi untuk
menyatakan keinginan terhadap sesuatu yang disukai, tetapi tidak mungkin untuk
dapat meraihnya. Dalam terminologi ilmu balaghah tamanni adalah,
ُ ب الشىء ْال َمحْ بُ ْوب الذى َال يُ ْر َجى َو َال يُت ََو ّق ُع ُح
ُص ْولُه ُ َطل
َ
(Menuntut sesuatu yang diinginkan, akan tetapi tidak mungkin
terwujud.)11
Contoh:
11
Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, …. hlm. 117
12
Ali Al-Jarim dan Mushtafa Amin, Al-Balaaghatul Waadhihah, Terj. Mujiyo Nurkholis
dkk, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014), hlm. 235
6
2. Al-madh dan al-dzam (pujian dan celaan)
Contoh:
ن ْع َم ْالفَات َح َع ْم ٌرو
Artinya:”Sebaik-baik penakhluk adalah Amar.”
ُ ب ْعت-
“Aku telah menjual”
ُ ا ْشت ََريْت-
“Aku telah membeli”13
BAB III
13
M. Zamroji dan H. Nailul Huda, Balaghah Praktis Kajian dan Terjemah Nadzam al-
Jauharatul Maknun, (Kediri: Santri Salaf Press, 2017), hlm. 240-241
7
PENUTUP
SIMPULAN
Kata merupaakan bentuk mashdar dari kata أنشأ. Secara leksial bermakna
membangun, memulai, kreasi, asli, menulis dan menyusun. Sedangkan kalam insya
adalah suatu kalimat yang tidak bisa disebut benar atau dusta.
Secara garis besar kalam insya’ terbagi menjadi dua bagian yaitu kalam
insya’ thalabi dan kalam insya’ ghairu thalabi. Kalam insya thalabi adalah suatu
kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu
kalimat itu diucapkan. Kalam thalabi ada yang berupa amar, nahyi, istifham,
tamanni dan nida. Kalam insya ghairu thalabi adalah kalimat yang tidak
menghendaki terjadinya sesuatu.. Kalam ghairu thalabi ada yang berupa ta’ajjub,
madh dan dzam, qasam dan raja’.
DAFTAR PUSTAKA
8
: جكجاكرتا، المدخل علم المعانى، أنوار البالغة.أحمد فهمي عارف
اسوجا بريسندو
. جواهر البالغة في المعاني و البيان و البديع.ال ّسيد أحمد الهاشمي
المكتبة العصرية:بيرت
Al-Jarim, Ali dan Musthafa Amin. 1993. AlBalaaghatul Waadhihah. Terj. Mujiyo
Nurkholis dan Bahrun AbuBakar. Bandung: Sinar Baru Algesind
Fajri Kamilaini Ummah, Qorri Qurroti A’yun, dan Zasqia Tsabita Qurrata Aini.
2020. Analisis Kalam Khabar dan Kalam Insya dalam Surat Al-Qori’ah,
Prosiding Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV UM Jilid I.
Zamroji, M dan H. Nailul Huda. 2017. Balaghah Praktis Kajian dan Terjemah
Nadzam al-Jauharatul Maknun. Kediri: Santri Salaf Press.