ISIM MAUSHUL
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Fajar Khalifah
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan isim maushul ?
2. Pembagian isim maushul ?
3. Bentuk isim maushul ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud isim maushul
2. Mahasiswa mampu mengetahui pembagian isim maushul
3. Mahasiswa mampu mengenal bentuk isim maushul
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ISIM MAUSHUL
Kalimat II َاَ ْل ُمدَرِّ سُ يَ ْدرُسُ ْالفِ ْقه = “guru itu mengajar fiqh”.
Kalimat III َ َجا َء ْال ُم َد ِّرسُ الَّ ِذيْ يَ\ ْدرُسُ ْالفِ ْقه = “datang guru
yang mengajar fiqh”.
Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Isim Maushũl Ismi
Isim Maushũl Ismi adalah Isim Maushũl isim yang selamanya butuh
kepada Shilah dan A’id.
Contoh : ُ َجا َء الَ ِّذي قَا َم اَب ُْوه = telah datang seseorang yang ayahnya
berdiri.
e). Huruf لَ ْو “ Lau” huruf ini bisa masuk pada fi’il Madli dan juga fi’il
Mudlori’.
ِ ِ َو ْاليَـــــا\ إ َذا َما ثُنِّيَــــا\ الَ تُ ْثــــــب¤ َم ْوصُو ُل اال ْس َما ِء الَّ ِذي اُأل ْنثَى الَّتِي
ت
Contoh = َجا َء ْتنِ ْي الَ ِّذي قَا َم “datang kepadaku seorang (perempuan) yang berdiri”.
ْ ُ َوالنُّوْ ن¤ بَلْ َمــا تَلِيْـ ِه َأوْ لِ ِه ْال َعالَ َمـــ ْه
إن تُ ْش َد ْد فَالَ َمالَ َم ْه
Akan tetapi, terhadap huruf yang tadinya diiringi oleh Ya’ yang dibuang tersebut,
sekarang iringilah! dengan (memasang) tanda
Alamat I’rob (menjadi: ال\\\\\\\\\\\\ذان dan الت\\\\\\\\\\\\ان ketika mahal Rofa’. dan
menjadi: ال\\\\\\\\\ َذيْن dan التَين ketika mahal Nashab dan Jarr). adapun Nun-nya
jika ditasydidkan, maka tidak ada celaan untuk itu.
Contoh Mutsanna (dual) mahal Rofa’ = َ قَا َم ابُوْ هُما الَل ِّذا ِن َجا َء “ telah datang dua orang
yang ayah keduanya berdiri”
َوالَالَّ ِء َكالَّ ِذ ْينَ ن َْز َراً َوقَ َعا¤ ت َوالالَّ ِء الَّتِي قَ ْد ُج ِم َعا
ِ َّبِالال
ۡ
ِ َوٱلَّ ٰـ ِٓٔـى يَ ِٕٮ ۡس\نَ ِمنَ ٱل َم ِح “Dan perempuan-perempuan yang tidak
Contoh = ۡيض ِمن نِّ َس\ ِٕٓاٮ ُكم
haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu..” (Q.S. At-Thalaq: 4)
Contoh = َ قُ ْمن َو َم ْن، قَ\\ا ُموْ ا َو َم ْن، قَا َمتَ\\ا َو َم ْن ، قَا َم\\ا َو َم ْن ،ت
ْ قَ\\ا َم َو َم ْن، قَ\\ا َم َج\ ا َء نِ ْي َم ْن “datang
kepadaku seorang (laki-laki) yang berdiri, (perempuan) yang berdiri, (dua orang
laki-laki) yang berdiri, (dua orang perempuan) yang berdiri, mereka (laki-laki)
yang berdiri, mereka (perempuan) yang berdiri”[5]
Isim Mausũl َذا statusnya sama dengan isim Mausũl َما (dipakai untuk tunggal,
dual, jamak, laki-laki dan perempuan), dengan syarat (1) َذا jatuh
sesudah ما Istifham atau من Istifham, (2); َذا tidak dibatalkan didalam Kalam
(maksudnya: َذا dan ما atau من tersebut, tidak dijadikan satu kata Istifham (kata
tanya).
َ َماذاَ ِع ْن َد- َ َم ْن ذاَ َجا َءك “siapa orang yang datang kepadamu” – “tidak ada
Contoh = ك
orang yang disampingmu”
5) Bentuk Shilah Isim Maushũl
Contoh =
Contoh = َجا َء نِ ْي الَ ِّذي َ ِع ْندَك “datang kepadaku seorang yang ada disampingmu”
Contoh = َجا َء نِ ْي الَ ِّذي فِي ال َّد ِر “datang kepadaku seorang yang didalam rumah”[7]
ٌّ )َأdan Shilahnya
6) Bentuk Isim Maushũl Ayyun (ي
ْ ض ِم ْي ٌر ا ْن َح َذ
ف َ ص ْد ُر َوصْ لِهَا ْ ض
َ َو¤ ف ْ ََأيُّ َك َما َوُأ ْع ِرب
َ ُت َما لَ ْم ت
Isim ّ أ “Ayyun”
Mausul ي dihukumi seperti Isim Maushũl “Ma” (bisa
untuk Mudzakkar, Muannats, Mufrod, Mutsanna juga Jama’) selagi
tidak Mudhaf dan Shadar Silah-nya (‘A-id yang menjadi permulaan Shilah)
adalah berupa Dhamir yang terbuang.
Contoh = يُ ْع ِجبُنِي اَيٌهُ ْم هُ َو قَاِئ ٌم “manakah kaum yang telah mengherankanku yang mana
dia orang yang berdiri”[9]
ٍ اض بَ ْع َد َأ ْم
َ َـر ِم ْن ق
ضى ٍ َ َكَأ ْنتَ ق¤ ضا ٍ ْك َح ْذفُ َما بِ َوص
َ ِف ُخف َ َك َذا
Seperti itu juga (banyak digunakan dan jelas) yaitu pembuangan ‘Aid yang
ٍ ََأ ْنتَ ق ( takdirannya: ََأ ْنت
dikhofadkan atau dijarkan oleh kata sifat. Seperti lafadz اض
ِ َق ) setelah Fi’il Amarnya lafadz ضى
اضيْه َ َق.
Contoh = \\\\اض
ٍ َض َم\\\\ا َأ ْنتَ ق
ِ فَ\\\\ا ْق “maka putuskanlah apa yang hendak kamu
putuskan..”(Q.S. Tha-Hâ: 72)
ُ ْ َك ُمـــ َّر بِــالَّ ِذي َم َرر¤ َْك َذا الَّ ِذي ُج َّر بِ َما ْال َموْ صُوْ َل َجر
ْت فَهْــ َو بــَــر
Demikian juga (sering membuang Aid pada Shilah Maushũl) yaitu Aid yang
dijarkan oleh Huruf yang mengejarkan Isim Maushũlnya (dengan ‘Amil yang
seragam).