Anda di halaman 1dari 15

‘’AYAT-AYAT TENTANG MANUSIA’’

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir 1


Dosen Pengampu: Drs. H.Sunardi, M.Pd
Disusun Oleh :

Muhammad Fathan Mafaza

Mulyadi

Fajar Khalifah

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
2022
PENDAHULUAN

Manusia telah banyak diterangkan dalam firman Allah. Allah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sangat kompleks sekali, terbukti dengan beratus bahkan beribu-ribu syaraf
dan organ yang ada di dalam tubuh manusia. Al-Quran juga banyak memberi gambaran
tentang manusia antara lain sebagai berikut: Manusia diciptakan dengan bentuk sebaik-
baiknya, fisik yang sangat baik dengan rupa yang seindah-indahnya dan dilengkapi
dengan organ yang instimewa seperti panca indra dan hati, dan otak agar manusia
bersyukur kepada Allah yang telah memberi banyak keindahan dan kesempurnaan.
A. Q.S AL-ISRA

Posisi Manusia Sebagai Puncak Ciptaan Tuhan Diantara Makhluk-makhluk Lain.


Manusia diciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya, yaitu sempurna, mulia dan terbaik
diantara makhluk-makhluk lain. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an, diantara ayat-ayat
yang menjelaskan hal tersebut yaitu QS. Al-Isra’: 70-72

Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا َب ِنيْٓ ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰن ُه ْم ِفى ا ْلبَ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر‬ di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
ْ‫ض ْل ٰن ُه ْم ع َٰلى َكثِ ْي ٍر ِّم َّمن‬
َّ َ‫ت َوف‬ ِ ‫َو َرزَ ْق ٰن ُه ْم ِّمنَ الطَّيِّ ٰب‬ lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna at as kebanyakan makhluk
ِ ‫َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ض ْياًل‬ yang telah Kami ciptakan”.( Q.S Al- Isra 70 )

‫س بِاِ َما ِم ِه ۚ ْم فَ َمنْ اُ ْوتِ َي ِك ٰتبَ ٗه‬


ٍ ۢ ‫يَ ْو َم نَ ْدع ُْوا ۤ ُك َّل اُنَا‬ (Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya;
‫ول ِٕىكَ يَ ْق َر ُء ْونَ ِك ٰتبَ ُه ْم َواَل يُ ْظلَ ُم ْونَ فَتِ ْياًل‬ ٰ ُ ‫ِبيَ ِم ْينِ ٖه فَا‬ dan Barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan
membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.
( Q.S Al- Isra 71 )

‫َو َمنْ َكانَ فِ ْي ٰه ِذ ٖ ٓه اَعْمٰ ى فَ ُه َو فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة اَعْمٰ ى‬ Dan barang siapa buta (hatinya) di dunia ini, maka di akhirat dia akan buta dan
‫سبِ ْياًل‬ َ َ‫َوا‬
َ ‫ض ُّل‬ tersesat jauh dari jalan (yang benar). ( Q.S Al- Isra 72 )
Tafsir

Dengan bersumpah sambil mengukuhkan pernyataannya-Nya dengan kata ‫ ق;;د‬, ayat ini menyatakan bahwa
dan Kami, yakni Allah bersumpah bahwa sesungguhnya telah kami muliakan anak cucu Adam, dengan
bentuk tubuh yang bagus, kemampuan berbicara dan berpikir, serta berpengetahuan dan Kami beri juga
mereka kebebasan memilah dan memilih.

Dan kami angkut mereka dari daratan dan di lautan dengan aneka alat transportasi yang Kami ciptakan dan
tundukkan bagi mereka, atau yang Kami ilhami mereka pembuatannya, agar mereka dapat menjelajahi
bumi dan angkasa yang kesemuanya Kami ciptakan untuk mereka. Dan Kami beri juga mereka rezeki dari
yang baik-baik sesuai kebutuhan mereka, lagi lezat dan bermanfaat untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan jiwa mereka.

Dan Kami lebihkan mereka atas banyak makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna.

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa kelebihan itu dibanding dengan ciptaan Allah dari siapa yang telah
diciptakan-Nya. Kata dari siapa merupakan terjemahan dari lafad mimman yang terdiri dari kata min dan
man. Kata man biasanya ditujukan untuk makhluk yang berakal
B. Q.S AT-TIN 4-8

َ ‫سنَ فِ ٓى َأ ْح‬
ٍ ‫س ِن تَ ْق ِو‬
‫يم‬ َ ٰ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا ٱِإْل ن‬ sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
( Q.S At-Tin : 4)

َ‫سفِلِين‬ ْ ‫ثُ َّم َر َد ْد ٰنَهُ َأ‬


َ ٰ ‫سفَ َل‬ sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
( Q.S At-Tin : 5)

‫ت فَلَ ُه ْم َأ ْج ٌر‬ َّ ‫ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬


ِ ‫صالِ َحا‬ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka
‫َغ ْي ُر َم ْمنُو ٍن‬ mendapat pahala yang tiada putus-putusnya. ( Q.S At-Tin : 6)

ِ ‫فَ َما يُ َك ِّذبُكَ بَ ْع ُد بِٱلد‬


‫ِّين‬ Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah
(adanya keterangan-keterangan) itu? ( Q.S At-Tin : 7)

‫س هَّللا ُ ِبَأ ْح َك ِم ا ْل َحا ِك ِمين‬


َ ‫َألَ ْي‬ Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya. ( Q.S At-Tin : 8)
Tafsir

Allah menerangkan tentang manusia agung yaitu Nabi Muhammad dengan dengan berbagai keistimewaanya, seperti
keimanan yang kokoh, kesucian diri dari dosa-dosa, dan kemuliaan namanya. Dalam ayat-ayat berikut Allah
menegaskan bahwa manusia pun telah Allah ciptakan sebagai makhluk terbaik, sempurna, dan termulia. Namun
Allah mengingatkan bahwa keadaan itu bisa berubah. Manusia bisa menjadi makhlukNya yang paling hina

Kata ‫ خلقنا‬khalqna/ Kami telah menciptakan terdiri atas kata ‫ خلق‬khalaqa dan ‫ ن;;ا‬yang berfungsi sebagai kata ganti
nama. Karena na (Kami) yang menjadi kata ganti nama itu bisa juga digunakan untuk menunjuk satu pelaku saja
dengan maksud mengagunggkan pelaku tersebut

Para raja biasa menunjuk dirinya dengan menggunakan kata “kami”. Allah juga sering kali menggunakan kata
tersebut untuk menunjuk diri-Nya. Dari sisi lain, penggunaan kata ganti jamak itu (Kami) yang menunjuk kepada
Allah mengisyaratkan adanya keterlibatan selain-Nya dalam perbuatan yang ditunjuk oleh kata yang dirangkaikan
dengan kata tersebut. Jadi, kata khalaqna mengisyaratkan keterlibatan selain Allah dalam penciptaan manusia
C. Q.S AL INSAN 1-3

َ ‫َه ْل َأتَى َعلَى اِإْل ْن‬


ْ‫سا ِن ِحينٌ ِمنَ ال َّد ْه ِر لَ ْم يَ ُكن‬ Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan dia ketika itu
‫ش ْيًئا َم ْذ ُكو ًرا‬ َ belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? ( Q.S Al-Insan : 1 )

‫سانَ ِمنْ نُ ْطفَ ٍة َأ ْمشَاجٍ نَ ْبتَلِي ِه‬ َ ‫ِإنَّا َخلَ ْقنَا اِإْل ْن‬ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
‫صي ًرا‬
ِ َ‫س ِميعًا ب‬َ ُ‫فَ َج َع ْلنَاه‬ yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihat. ( Q.S Al-Insan : 2 )

‫سبِي َل ِإ َّما شَا ِك ًرا َوِإ َّما َكفُو ًرا‬


َّ ‫ِإنَّا َه َد ْينَاهُ ال‬ Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan
ada pula yang kafir. ( Q.S Al-Insan : 3 )
Tafsir
Allah Swt. menceritakan keadaan manusia, bahwa Dia telah menciptakannya dan mengadakannya ke alam
Wujud ini, padahal sebelumnya dia bukanlah merupakan sesuatu yang disebut-sebut karena terlalu hina dan
sangat lemah. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
‫ين ِمنَ ال َّد ْه ِر لَ ْم يَ ُك ْن َش ْيًئا َم ْذ ُكورًا‬ ٌ ‫ان ِح‬ِ ‫هَلْ َأتَى َعلَى اإل ْن َس‬
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan dia ketika itu belum merupakan
sesuatu yang dapat disebut? (Al-Insan: 1). Kemudian dijelaskan oleh firman selanjutnya:
ْ ُ‫ِإنَّا َخلَ ْقنَا اإل ْن َسانَ ِم ْن ن‬
ٍ ‫طفَ ٍة َأ ْم َش‬
‫اج‬
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. (Al-Insan: 2)

Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dari setetes mani yang bercampur.
(Al-Insan: 2) Yaitu air mani laki-laki dan air mani perempuan apabila bertemu dan bercampur, kemudian
tahap demi tahap berubah dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain dan dari suatu bentuk ke bentuk yang
lain. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah, Mujahid, Al-Hasan, dan Ar-Rabi' ibnu Anas, bahwa al-
amsyaj artinya bercampurnya air mani laki-laki dan air mani perempuan.

melalui riwayat Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

َ ‫ب َع ْنهُ لِ َسانُهُ فَِإ َذا َأ ْع َر‬


‫ب َع ْنهُ لِ َسانُهُ فَِإ َّما َشا ِكرًا َوِإ َّما َكفُورًا‬ ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى ْالف‬
ِ ‫ط َر ِة َحتَّى يُع‬
َ ‫ْر‬

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah hingga lisannya dapat berbicara; adakalanya dia bersyukur dan
adakalanya dia pengingkar.
D. Q.S AL MU’MINUN 12-16

‫ساللَ ٍة ِمنْ ِطي ٍن‬ َ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اإل ْن‬


ُ ْ‫سانَ ِمن‬ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. ( Q.S Al-Mu’minun : 12 )

ٍ ‫ثُ َّم َج َع ْلنَاهُ نُ ْطفَةً فِي قَ َرا ٍر َم ِك‬


‫ين‬ Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). ( Q.S Al-Mu’minun : 13 )

ْ ‫ثُ َّم َخلَ ْقنَا النُّ ْطفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ا ْل َعلَقَةَ ُم‬
ً‫ض َغة‬ Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu se­gumpal darah itu Kami
‫ظا َم لَ ْح ًما ثُ َّم‬
َ ‫س ْونَا ا ْل ِع‬َ ‫ض َغةَ ِعظَا ًما فَ َك‬ ْ ‫فَ َخلَ ْقنَا ا ْل ُم‬ jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang,
ْ
َ‫سنُ ال َخالِقِين‬ ‫َأ‬ ‫هَّللا‬
َ ‫آخ َر فتَبَا َركَ ُ ْح‬ َ َ ‫شْأنَاهُ َخ ْلقًا‬ َ ‫َأ ْن‬ lalu Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling
baik. ( Q.S Al-Mu’minun : 14 )

َ‫ثُ َّم ِإنَّ ُك ْم َب ْع َد َذلِ َك لَ َم ِّيتُون‬ kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati. ( Q.S Al-Mu’minun : 15 )

َ‫ثُ َّم ِإنَّ ُك ْم يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة تُ ْب َعثُون‬ Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat. ( Q.S Al-Mu’minun : 16 )
Tafsir

Allah Swt menceritakan permulaan kejadian manusia yang dibentuk dari saripati
tanah, yaitu Adam a.s. Allah menciptakan Adam dari tanah liat kering yang berasal
dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Al-A'masy telah meriwayatkan dari Al-
Minhal ibnu Amr, dari Abu Yahya, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna
firman-Nya: dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (Al-Mu’mimun: 12) Yakni
dari saripati air. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna Min Sulalatin,
artinya dari air mani anak Adam. Ibnu Jarir mengatakan, sesungguhnya manusia
pertama dinamakan Adam karena ia diciptakan dari tanah liat.
ْ ; ُ‫}ث;;; َّم; َج َع ْلنَاهُ; ن‬
{‫طفَ ًة‬ ُ Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani. (Al Mu’minun:13)
Damir yang terdapat di dalam ayat ini kembali kepada jenis manusi.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain,
telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Musafir, telah menceritakan kepada
kami Yahya ibnu Hassan, telah menceritakan kepada kami An-Nadr ibnu Kasir
maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ali, dari ayahnya,
dari Ali bin Abi Talib r.a. yang mengatakan, bahwa apabila nutfah (di dalam
rahim) telah menjalani masa empat bulan, Allah memerintahkan malaikat untuk
meniupkan roh ke dalam janin yang berada di dalam tiga kegelapan (tiga lapis
pelindung­nya). Yang demikian itulah makna yang dimaksud oleh firman-Nya:
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (Al Mu’minun: 14)
Yakni Kami tiupkan roh ke dalamnya.
E. Q.S AL FAJR 15-20

ُ‫سانُ ِإ َذا َما ا ْبتَاَل هُ َربُّهُ فََأ ْك َر َمه‬


َ ‫فََأ َّما اِإْل ْن‬ Maka adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya, lalu dimuliakan-Nya dan diberi-
‫َونَ َّع َمهُ فَ َيقُو ُل َربِّي َأ ْك َر َمن‬ Nya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku.( Q.S Al-Fajr : 15 )

‫َوَأ َّما ِإ َذا َما ا ْبتَاَل هُ فَقَ َد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقَهُ فَيَقُو ُل‬ Namun apabila Tuhannya mengujinya, lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata,
‫َر ِّبي َأهَانَ ِن‬ "Tuhanku menghinakanku. ( Q.S Al-Fajr : 16 )

‫كَاَّل َب ْل اَل تُ ْك ِر ُمونَ ا ْل َيتِي َم‬ Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim ( Q.S Al-
Fajr : 17 )

‫س ِكين‬ َ ‫اضونَ َعلَى‬


ْ ‫ط َع ِام ا ْل ِم‬ ُّ ‫َواَل ت ََح‬ Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin. ( Q.S Al-Fajr : 18 )

َ ‫َوتَْأ ُكلُونَ التُّ َر‬


‫اث َأكْاًل لَ ّمًا‬ Dan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan
yang batil). ( Q.S Al-Fajr : 19 )

‫َوتُ ِحبُّونَ ا ْل َما َل ُحبًّا َج ّمًا‬ Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.(Q.S Al-Fajr : 20 )
Tafsir

Allah Swt mengingkari sifat manusia yang apabila Allah meluaskan baginya dalam hal rezeki untuk mengujinya melalui
rezeki itu, maka ia menganggap bahwa hal itu merupakan kemuliaan dari Allah Swt. untuk dirinya. Padahal kenyataanya
tidaklah demikian, bahkan sebenarnya hal itu merupakan ujian dan cobaan. Demikian pula sebaliknya Allah menguji dan
mencobanya dengan kesempitan rezeki, dia mengira bahwa hal itu merupakan penghinaan dari Allah Swt. sebenarnya
tidaklah seperti yang diduganya baik dalam keadaan mendapat kesukaan maupun dalam keadaan mendapat kedukaan. karena
sesungguhnya Allah memberi harta kepada siapa yang disukai-Nya dan juga kepada orang yang tidak disukai-Nya, dan Dia
menyempitkan rezeki terhadap orang yang disukai-Nya dan juga terhadap orang yang tidak disukai-Nya.
Di dalam ayat ini terkandung makna perintah untuk memuliakan anak yatim ( al fajr 17 ).
tidak memerintahkan orang lain untuk memberi santunan kepada orang-orang fakir dan miskin dan sebagian dari mereka
tidak menganjurkan hal ini kepada sebagian yang lainnya ( al fajr 18 ). Yang dimaksud dengan turas ialah harta warisan,
yakni memakannya tanpa mempedulikan dari arah mana dihasilkannya, baik dari cara halal maupun cara haram ( al fajr 19 ).
Dan yang dimaksud ayat “dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan (Al-Fajr: 20).Yakni kecintaan
yang banyak, sebagian ulama mengartikannya kecintaan yang berlebihan.
F. Q.S AL BALAD 1-10

ِ ‫اَل ُأ ْق‬
‫س ُم بِ َه َذا ا ْلبَلَ ِد‬ Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah). ( Q.S Al-Balad : 1 )

‫َوَأ ْنتَ ِح ٌّل بِ َه َذا ا ْل َبلَ ِد‬ dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini. ( Q.S Al-Balad : 2 )

‫َو َوا ِل ٍد َو َما َولَ َد‬ dan demi bapak dan anaknya ( Q.S Al-Balad : 3 )

َ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ْن‬


‫سانَ فِي َكبَ ٍد‬ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. ( Q.S Al-
Balad : 4 )

‫ب َأنْ لَنْ يَ ْق ِد َر َعلَ ْي ِه َأ َحد‬ َ ‫َأ َي ْح‬


ُ ‫س‬ Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa
atasnya? ( Q.S Al-Balad : 5 )

‫يَقُو ُل َأ ْهلَ ْكتُ َمااًل لُبَدًا‬ Dia mengatakan.”Aku telah menghabiskan harta yang banyak. ( Q.S Al-Balad : 6 )

‫ب َأنْ لَ ْم يَ َرهُ َأ َحد‬ َ ‫َأيَ ْح‬


ُ ‫س‬ Apakah dia menyangka bahwa tiada seorang pun yang melihatnya? ( Q.S Al-Balad : 7 )

‫َألَ ْم نَ ْج َع ْل لَهُ َع ْينَ ْي ِن‬ Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata. ( Q.S Al-Balad : 8 )

‫شفَتَ ْي ِن‬
َ ‫سانًا َو‬
َ ِ‫َول‬ Dan lidah dan dua buah bibir. ( Q.S Al-Balad : 9 )

‫َو َه َد ْينَاهُ النَّ ْج َد ْين‬ Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. ( Q.S Al-Balad : 10 )
Tafsir

Ini merupakan sumpah dari Allah Swt. dengan menyebut Mekah Ummul Qura dalam keadaan halal bagi orang yang
bertempat tinggal di dalamnya. untuk mengingatkan keagungan kedudukan kota Mekah disaat penduduknya sedang
melakukan ihram. Khasif telah meriwayatkan dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Aku benar-benar
bersumpah dengan kota ini (Mekah). (Al-Balad: 1) Sumpah ini bukanlah sanggahan terhadap mereka; Allah Swt. hanya
bersumpah dengan menyebut nama kota ini (Mekah).
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibnu Atiyyah, dari
Syarik, dari Khasif, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan demi bapak dan anaknya.
(Al-Balad: 3) Al-walid artinya orang yang beranak, dan wama walad artinya orang yang mandul tidak dapat beranak.
Sesunggahnya kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Al-Balad: 4) Telah diriwayatkan dari Ibnu
Mas'ud, Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid. Ibrahim An-Nakha'i, Khaisamah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya, bahwa makna
yang dimaksud ialah dalam keadaan tegak lurus. ibnu Abbas dalam suatu riwayat yang bersumber darinya menambahkan
dalam keadaan tegak lurus di dalam perut ibunya.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa makna firman-Nya: Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada
seorang pun yang berkuasa atasnya? (Al-Balad: 5) Yaitu yang akan mengambil hartanya.
kesimpulan

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling


sempurna diantara makhluk-makhluk lain, yang dibekali
dengan kesempurnaan fisik dan psikis. Manusia memiliki
potensi yang di anugerahkan kepadanya, sehingga Allah
menetapkan manusia sebagai khalifah di muka bumi yang
mana harus memakmurkannya dan menjaganya. Sebagai
khalifah manusia bertugas menyeru pada hal-hal kebaikan.
Menjalankan apa yang diperintahkanNya dan menjauhi
laranganNya. Sikap yang harus ada pada manusia sebagai
seorang khalifah adalah selalu bersyukur dan adil dalam
menegakkan hukum-hukum Allah sw

Anda mungkin juga menyukai