Anda di halaman 1dari 7

Nama:AGESTINA MERDHIKA WATI

Nim:859467648
Kode:MKDU4221/PENDIDIKAN AGAMAA ISLAM/1518

Jawaban tugas 1
1.Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Coba
jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah
tersebut.
2.Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia, serta jelaskan
tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur’an!
3.Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah-istilah
yang digunakan tersebut!
4.Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan manusia
untuk merealisasikan peran sebagai khalifah!
5.Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Jelaskan prinsip-
prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera!

1.Ibadah Mahdhah secara istilah adalah ibadah yang secara umum tidak dapat diwakilkan,
seperti ibadah badaniyah.
Ibadah badaniyah adalah ibadah murni yang berupa gerakan disik, tanpa dicampuri komponen
lainnya. Untuk hal ini, contohnya yaitu salat dan puasa.
Ibadah Ghairu Mahdhah
Beda dengan ibadah Mahdhah, ibadah Ghairu Mahdhah secara umum dapat diwakilkan oleh
oang lain, yang meliputi ibadah maliyah mahdhah dan ibadah maliyah ghairu mahdhah.
Ibadah maliyah mahdhah adalah ibadah yang menyangkut urusan harta, seperti sedekah dan
zakat.
2.Penciptaan manusia pertama yang dikenal dengan nama Nabi Adam ‘Alaihissalam tersebut
kemudian disusul dengan penciptaan manusia kedua yang menjadi pasangan nabi Adam.

Hal itu dapat dibaca pada Al-Quran surah An-Nisa: 1 berikut ini:

‫َّللا الَّذِي‬ ‫ث مِ ْن ُه َما ِر َج ااًل َكث ا‬


َ َّ ‫ِيرا َونِ َسا اء ۚ َواتَّقُوا‬ ْ ‫اس اتَّقُوا َربَّكُ ُم الَّذِي َخلَقَكُ ْم‬
َّ ‫مِن نَ ْف ٍس َواحِ دَةٍ َو َخلَقَ مِ ْن َها زَ ْو َج َها َو َب‬ ُ َّ‫َيا أَيُّ َها الن‬
‫علَ ْيكُ ْم َرقِيباا‬ َ َّ َّ‫ام ۚ ِإن‬
َ َ‫َّللا كَان‬ َ
َ ‫تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َو ْاْلرْ َح‬

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisa: 1).

Manusia pertama diciptakan dari tanah

Manusia pertama diciptakan oleh Allah SWT dari bahan tanah (sari pati tanah) dengan bentuk
yang sebaik-baiknya, bukan dalam bentuk kera atau makhluk yang masih akan berevolusi lagi.

Demikian pula proses penciptaan manusia kedua yang menjadi istri dari Nabi Adam
‘Alaihissalam.

Merujuk buku Fikih Kedokteran Kontemporer tulisan Endy Astiwara, dalil dari pernyataan itu
dapat dilihat pada Al-Quran surat As-Sajdah ayat 7-8:

‫ين‬ ْ ‫ان‬
ٍ ِ‫مِن ط‬ ِ ْ َ‫يءٍ َخلَقَهُ ۖ َو َبدَأَ خ َْلق‬
ِ ‫اْل ْن َس‬ ْ ‫الَّذِي أَحْ َسنَ كُ َّل َش‬

Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang
hina.” (QS. As-Sajdah: 7-8).

Dikutip dari IAIN Palopo, dalil mengenai bahan penciptaan manusia pertama yang dibuat dari
tanah juga dapat dijumpai dalam Al-Quran surah Al-Mukminun: 12-14.

‫ين‬ ْ ‫مِن س ََُللَ ٍة‬


ٍ ِ‫مِن ط‬ ِ ْ ‫َولَقَدْ َخلَ ْقنَا‬
ْ َ‫اْل ْن َسان‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12)

ْ ‫ث ُ َّم َجعَ ْلنَاهُ ن‬


ٍ ‫ُطفَةا فِي قَ َر ٍار َمك‬
‫ِين‬

Artinya: “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).” (QS. Al-Mu’minun: 13)

ُ‫َّللا أَحْ َسن‬ َ َ‫ام لَحْ اما ث ُ َّم أَ ْنشَأْنَاهُ خ َْلقاا آخ ََر ۚ فَتَب‬
ُ َّ َ‫ارك‬ َ ‫ظ‬َ ‫ظا اما فَ َك َس ْونَا ْال ِع‬ ْ ‫ضغَةا فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم‬
َ ‫ضغَةَ ِع‬ ْ ‫علَقَةا فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم‬ ْ ُّ‫ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬
َ َ‫طفَة‬
ْ
َ‫الخَا ِلقِين‬

Artinya: “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minun :
14).

Manusia selanjutnya tercipta dari proses pembuahan sperma dan ovum

Karena melakukan perbuatan dosa saat berada di dalam surga, maka manusia pertama yakni
Nabi Adam dan istrinya pun dihukum dengan diusir oleh Allah SWT dari surga ke bumi.

Selanjutnya proses penciptaan/perkembangbiakan manusia berlangsung dengan cara


pembuahan sel sperma (pria) dengan sel ovum (wanita) dalam perkawinan, bukan lagi
penciptaan seperti pada manusia pertama.

Dalil dalam Al Quran dapat dibaca pada surah Al-Insan ayat 2 berikut ini:

‫يرا‬
‫ص ا‬ِ َ‫ُطفَ ٍة أَ ْمشَاجٍ نَ ْبتَلِي ِه فَ َجعَ ْلنَاهُ َسمِ يعاا ب‬
ْ ‫مِن ن‬ ِ ْ ‫إِنَّا َخلَ ْقنَا‬
ْ َ‫اْل ْن َسان‬

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan: 2)
Juga dapat dilihat ada pada QS. At-Thariq ayat 6-7:

‫ق‬ ْ َ‫ُخلِق‬
ٍ ِ‫مِن َماءٍ دَاف‬

Artinya: “Dia diciptakan dari air yang dipancarkan.” (QS. At-Thariq: 6)

‫ب‬ ِ ‫ص ْل‬
ِ ِ‫ب َوالتَّ َرائ‬ ْ ‫ج‬
ُّ ‫مِن بَي ِْن ال‬ ُ ‫يَ ْخ ُر‬

”Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.” (QS. At-Thariq:
7).

Demikian pula pada QS. Al-Mursalat: 20-23 yang artinya seperti berikut:

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam
tempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya),
maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (QS. Al-Mursalat: 20-23).

Di dalam ayat-ayat tersebut, dijelaskan pula bahwa tempat perkembangan janin adalah di dalam
rahim (tempat yang kokoh), sampai waktunya (9 bulan) dilahirkan ke dunia, Allah Subhanahu
wata’ala yang menentukan waktunya.

Juga pada QS. Al-Qiyamah ayat 37-38 seperti berikut ini:

ْ ‫أَلَ ْم يَكُ ن‬
ْ ‫ُطفَةا‬
‫مِن َمنِي ٍ ي ُْمنَى‬

Artinya: “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),” (QS. Al-
Qiyamah: 37)

‫علَقَةا فَ َخلَقَ فَ َس َّوى‬


َ َ‫ث ُ َّم كَان‬
”kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan
menyempurnakannya,” (QS. Al-Qiyamah: 38).

Penciptaan manusia hanyalah sebagian kecil dari kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala yang
terlebih dahulu telah menciptakan alam semesta tempat manusia dan berbagai makhluk lainnya
hidup.

3.Dalam Alquran, setidaknya terdapat tiga istilah untuk merujuk kepada manusia; nas, insan,
dan basyar. Ketiga istilah tersebut mengisyaratkan hakikat manusia sebagai ciptaan Allah Swt.
yang berperan sebagai makhluk sosiologis (nas), makhluk psikologis (insan), dan makhluk
biologis-teologis (basyar). Berikut penjelasannya.

Kata Nas

Kata al-nas itu disebutkan sebanyak 240 kali yang tersebar dalam 53 surah dalam Alquran. al-
Raghib al-Asfahani menyimpulkan bahwa kata al-nas menunjukkan eksistensi manusia sebagai
makhluk sosial secara totalitas tanpa melihat status keimanannya. Jadi, kata al-nas itu
menunjukkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan, baik beriman
ataupun kafir. Fungsi manusia sebagai makhluk sosial ini tentunya melibatkan masyarakat di
sekitarnya.

Kata Insan

Dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li al-Alfaz al-Qur’an al-Karim, Muhammad Fu’ad


menyebutkan bahwa kata al-insan itu disebutkan sebanyak 73 kali dalam 43 surah dalam
Alquran. Kata al-insan berasal dari kata al-ins yang berarti jinak, harmonis, dan tampak.

Musa al-Asy’ari mengatakan bahwa kata Insan tersebut berasal dari tiga kata; anasa yang
berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti
jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak adalah yang paling
tepat untuk mendefinisikan kata al-Insan.

Kata Basyar
Basyar secara etimologis itu dapat diartikan dengan basyarah yang bermakna permukaan kulit
kepala, wajah, ataupun tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Menurut M. Quraish
Shihab, kata basyar terambil dari kata yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan
indah. Kata basyar dalam Alquran disebut sebanyak 36 kali yang tersebar dalam 26 surah.

Penggunaan istilah basyar selalu mengacu kepada manusia dari aspek biologisnya, seperti
mempunyai bentuk tubuh, berkebutuhan seks, makan, dan minum, serta mengalami penuaan
dan mati. Penggunaan kata basyar juga mengindikasikan bahwa proses kejadian manusia itu
melalui beberapa tahapan hingga mencapai tahap kedewasaan.

4.Beberapa langkah yang dapat dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai
khalifah:

1. Merawat dan Melestarikan Alam

Manusia perlu menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan hidup. Langkah-langkah ini
mencakup pelestarian sumber daya alam, pengurangan limbah, penanaman pohon, pengelolaan
air, dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.

Tindakan-tindakan ini akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan


lingkungan.

2. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat menciptakan inovasi
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan alam.

Pengembangan teknologi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat membantu


meningkatkan kualitas hidup manusia tanpa merusak lingkungan.

3. Mendorong Keadilan Sosial dan Ekonomi:


Sebagai khalifah, manusia harus mendorong keadilan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Hal ini mencakup distribusi yang adil dari sumber daya dan kekayaan, pemberdayaan
masyarakat yang kurang mampu, serta penghapusan kemiskinan dan ketidakadilan sosial.
5.Prinsip utama Islam untuk mencapai masyarakat yang beradab dan sejahtera:

a. Keadilan
Islam mendorong keadilan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam sistem hukum, ekonomi,
maupun sosial.
Prinsip keadilan ini mengharuskan perlakuan yang sama dan adil terhadap semua individu
tanpa memandang latar belakang, agama, atau status sosial.
Keadilan menjadi dasar bagi stabilitas masyarakat yang beradab dan sejahtera.

b. Persaudaraan dan Toleransi


toleransi menghormati keberagaman dan mempromosikan dialog antar agama dan budaya,
menciptakan lingkungan yang harmonis dan beradab di tengah masyarakat yang multikultural.

c.Kesejahteraan Sosial
Islam mendorong masyarakat untuk peduli terhadap kesejahteraan sosial dan kesejahteraan
umum.

Anda mungkin juga menyukai