Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

Disusun Oleh :
Nama : Mhd Angga
NIM : 050975477
Jurusan : Ilmu Hukum
UPBJJ : UT Medan

UNIVERSITAS TERBUKA
2023

1
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh saya akan menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh bapak dan ibuk dengan jawaban saya sendiri dan juga dari beberapa sumber:

1) Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana
tergambar dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56. Dalam Islam, amal ibadah terdiri atas ibadah
mahdhah dan ghairu mahdhah. Lantas, apa pengertian dua istilah tersebut dan contohnya?
Ibadah yang disyariatkan Islam bertujuan untuk mendidik manusia agar senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Bunyi firman Allah SWT dalam
surah Adz-Dzariyat ayat 56 adalah sebagai berikut: “Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku,” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56).
Pengertian ibadah sendiri adalah segala sesuatu yang disukai Allah SWT dan yang diridai-
Nya, baik berupa perkataan atau perbuatan, baik terang- terangan maupun diam-diam,
sebagaimana dikutip dari Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Kontemporer (2008). Berdasarkan
pengertian di atas, ibadah tidak sebatas pada ibadah salat, puasa, dan sebagainya. Namun,
segala perkataan baik, menjauhi gibah, membantu orang tua, dan sebagainya tergolong
ibadah karena tergolong aktivitas yang diridai Allah SWT.

Contoh ibadah mahdlah

Shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan haji merupakan


contoh dari ibadah mahdhah, yakni ibadah yang yang
pelaksanaannya sudah baku sesuai dengan petunjuk Al-Quran
atau As-Sunnah. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah merupakan
jenis ibadah yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari

Shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, dan haji merupakan


contoh dari ibadah mahdhah, yakni ibadah yang yang
pelaksanaannya sudah baku sesuai dengan petunjuk Al-Quran
atau As-Sunnah. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah merupakan
jenis ibadah yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari

2
2) Manusia pertama diciptakan dari tanah Manusia pertama diciptakan oleh Allah SWT dari
bahan tanah (sari pati tanah) dengan bentuk yang sebaik-baiknya, bukan dalam bentuk kera
atau makhluk yang masih akan berevolusi lagi. Demikian pula proses penciptaan manusia
kedua yang menjadi istri dari Nabi Adam ‘Alaihissalam. Merujuk buku Fikih Kedokteran
Kontemporer tulisan Endy Astiwara, dalil dari pernyataan itu dapat dilihat pada Al-Quran
surat As-Sajdah ayat 7-8: ‫سحَ يِذَّلا‬
َ َ‫َُهَقَل ٍ ََءيَ َّ ذل ََن‬ َ َ‫ِح َهقَ َُ ََأَ َد‬
‫س ل‬َ ََ ‫نح لْ َح ي َ ل‬
َ ٍ‫ ل‬Artinya: “Yang membuat
segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia
dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-
Sajdah: 7-8). Dikutip dari IAIN Palopo, dalil mengenai bahan penciptaan manusia pertama
yang dibuat dari tanah juga dapat dijumpai dalam Al-Quran surah Al-Mukminun: 12-14. ‫َََِقَ َد‬
ََِ‫سِحَ َُهَ َق‬
َ ََ ‫نح لْ َح س َةَِ ََل لْ َح ي َ ل‬
َ ٍ‫ ل‬Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12) ‫ٍفََلُ َُهَ َهََِع َّ ذم‬ َ َ ‫نح ٍَ َر َير يلء‬
َ َّ‫ َْ ل‬Artinya:
“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).” (QS. Al-Mu’minun: 13) ‫ٍفََلَيَِل َُهَ َقََِ َّ ذم‬ َ ُ‫ًهَقََل‬
َ ََِ‫ةغََل ُ َيِهَهَقََلَ يَ َُهَ َق‬ َ ِْ‫مِ ُِْ َي‬
َ ْ ََِ‫ةغََل َ يَ َُهَ َق‬ َ ََّ َ‫ِم َيِ له ي‬
َ ً‫س ََََِ ل‬ َ ‫م‬َ ُِْ َ‫َّ ذم َِن‬
‫ِرتَ َُ ََر ُ ََهقُِ َ َ ٍََََََِْع‬ َ َ‫ َيَُِِ لِقلنحَ ََن‬Artinya: “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
َ َ‫سح يِهذل يَكَأ‬
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minun : 14). Manusia selanjutnya tercipta dari proses pembuahan
sperma dan ovum Karena melakukan perbuatan dosa saat berada di dalam surga, maka
manusia pertama yakni Nabi Adam dan istrinya pun dihukum dengan diusir oleh Allah SWT
dari surga ke bumi. Selanjutnya proses penciptaan/perkembangbiakan manusia berlangsung
dengan cara pembuahan sel sperma (pria) dengan sel ovum (wanita) dalam perkawinan,
bukan lagi penciptaan seperti pada manusia pertama. Dalil dalam Al Quran dapat dibaca
pada surah Al-Insan ayat 2 berikut ini: ِ‫سِحَ َُهَ َقََِ الَذ‬ َ َ َ‫س لْنهُِ يَ َُهَ َهََِع ََ َأك َ لهن لل َ َ ٍََِْم‬
َ ََ ‫ٍفَ ََل لْ َح ي َ ل‬ َ ‫نري‬
ُ ‫ر‬‫ أَ ل‬Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang
Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia
mendengar dan melihat.” (QS. Al-Insan: 2) Juga dapat dilihat ada pada QS. At-Thariq ayat 6-
7: َ‫ق َِْيَ لْ َح ُ لهق‬ َ ‫ َدييل‬Artinya: “Dia diciptakan dari air yang dipancarkan." (QS. At-Thariq: 6) ‫لْ َح نَ َُرم‬
‫ر َه ل‬
‫ص أَن لَح‬ ‫" ََيِك ذ َريتل ل‬Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”
‫ص يِ ل‬
(QS. At-Thariq: 7). Demikian pula pada QS. Al-Mursalat: 20-23 yang artinya seperti berikut:

3
“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam
tempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan (bentuknya),
maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” (QS. Al-Mursalat: 20-23). Di dalam ayat-ayat
tersebut, dijelaskan pula bahwa tempat perkembangan janin adalah di dalam rahim (tempat
yang kokoh), sampai waktunya (9 bulan) dilahirkan ke dunia, Allah Subhanahu wata’ala yang
َ َ ‫لْ َح‬
menentukan waktunya. Juga pada QS. Al-Qiyamah ayat 37-38 seperti berikut ini: ‫ٍفََلُ نَت َََِ َم‬
َ‫ء‬
‫ ن ََْ َُم ََْل ن‬Artinya: “Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),"
(QS. Al-Qiyamah: 37) ‫ًهَقََلُ ََِّ َح َّ ذم‬
َ َ‫س ذَ ُس يَ َُهَق‬
َ َ‫" ي‬kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu
Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,” (QS. Al-Qiyamah: 38). Penciptaan
manusia hanyalah sebagian kecil dari kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala yang terlebih
dahulu telah menciptakan alam semesta tempat manusia dan berbagai makhluk lainnya
hidup. Begitu luar biasanya kuasa Allah SWT sehingga manusia selayaknya selalu bersyukur
kepada Tuhan Pencipta Alam.

3) .Istilah dalam al quran untuk menyebut manusia yaitu ada beberapa macam anatara lain ilah:

A, Basyar (Manusia ada, human being)


Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan
sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah
yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena kulitnya nampak jelas, dan
berbeda dengan kulit makhluk lain yang tertutupi bulu. Dengan demikian istilah
basyar merupakan gambaran manusia secara materi yang dapat dilihat,
memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia dalam pengertian ini disebutkan di dalam Alquran
sebanyak 35 kali dalam berbagai surat. Diantaranya terdapat dalam surat Al-
Anbiyaa: 2-3, Al-Kahfi: 110, Ibrahim: 10, Hud: 26, Al-Mukminuun: 24 dan 33,
As-Syu’araa: 93, Yassin: 15, Al-Isra: 93, dan lain-lain.

Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being). Singkatnya, basyar adalah
manusia dalam arti fisis-biologis. Manusia dilihat sudut fisik tidaklah jauh
berbeda dengan hewan. Manusia bisa makan, minum, tidur, sakit dan mati.
Begitu pula hewan. Bahkan, bila manusia dan hewan dibandingkan dari segi
perbuatan nistanya, maka manusia bisa lebih jahat dan kejam)

B. Insan/An-Naas (Manusia menjadi, manusia being)

4
Kata insan diambil dari akar kata uns yang berarti jinak, lawan dari binatang
liar; harmonis dan tampak. Namun dari sudut pandang Alquran, barangkali
lebih tepat diambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-yanusu (berguncang).

Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming). Ia terus-menerus maju


menuju ke kesempurnaan. Karakter “menjadi” ini membedakan manusia
dengan fenomena lain di alam. Hewan tidak dapat mengubah kondisinya,
sedangkan manusia bisa terus berupaya menyempurnakan dirinya serta
berevolusi dengan akal dan ilmu. Di tataran ini, manusia sudah mulai memiliki
perbedaan daripada hewan.

Alquran sering kali memperhadapkan insan dengan jin. Jin adalah makhluk
halus yang tidak tampak, sedangkan manusia memiliki ‘badan kasar’ yang
nyata dan berwatak ramah dibanding bangsa jin. Kata insan digunakan
Alquran untuk menunjuk kepada manusia secara menyeluruh dalam jiwa dan
raga.

Sedangkan An-Naas adalah bentuk jamak dari insan. Alquran menyebut


manusia sebagai naas dalam statusnya sebagai makhluk sosial yang bergaul
dan bermasyarakat serta dalam berbagai contoh perilakunya terhadap Tuhan.

C.Bani Adam
Manusia disebut sebagai Bani Adam untuk merujuk asal-usulnya sebagai
keturunan Nabi Adam AS. Dalam konteks, dari mana seorang manusia
berasal, untuk apa dia hidup, dan kemana dia akan kembali. Penggunaan
istilah Bani Adam menunjukkan bahwa manusia bukan hasil dari evolusi
makhluk anthropus (sejenis kera). Manusia dalam pandangan Al-Quran bukan
makhluk anthropomorfisme, yaitu makhluk penjasadan sifat-sifat Tuhan.

Alquran menggambarkan manusia sebagai makhluk theomorfis yang memiliki


sesuatu yang agung di dalam dirinya. Di samping itu manusia dianugerahi akal
yang dapat membedakan nilai baik dan buruk, sehingga membawa ia pada
kualitas tertinggi sebagai makhluk yang bertakwa. Al-Quran memandang
manusia sebagai makhluk yang suci dan mulia, bukan sebagai makhluk yang
kotor dan penuh dengan dosa, sebagaimana pandangan mereka bahwa nabi
Adam dan Hawa yang diturunkan dari surga karena melanggar larangan Allah
merupakan asal mula hakikat manusia sebagai pembawa dosa bawaan
(turunan).

5
Alquran memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi, yang sedang dalaam
perjalanan menuju kehidupan spiritual yang suci dan abadi di akhirat kelak,
meskipun ia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa ketika
melakukan kesalahan di dalam kehidupan dunia

4) Langkah langkah merealisikan peran sebagai khalifa yaitu:

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah
ghairu mahdlah. Coba jelaskan kedua pengertian berikut, serta
berikan contoh masing-masing dari jenis ibadah tersebut.
2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses
penciptaan manusia, serta jelaskan tahapan penciptaan manusia
menurut Al-Qur’an!
3. Al-Quran menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia.
Jelaskan istilah-istilah yang digunakan tersebut!
4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah
yang dilakukan manusia untuk merealisasikan peran sebagai
khalifah!
5. Islam berjuang untuk tegaknya masyarakat yang beradab dan
sejahtera. Jelaskan prinsip-prinsip untuk menegakkan masyarakat
yang beradab dan sejahtera!

5).Prinsip-prinsip untuk menegakan masyarakat yang beradab dan sejahtera yaitu:

 Kebebasan pada ruang publik: tersedianya ruang yang dapat


dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat untuk menyuarakan
pendapatnya secara bebas dan bertanggungjawab.
 Demokratis: terwujudnya kesantunan pada pola hubungan
interaksi dalam masyarakat dan dilakukan tanpa melihat latar
belakang suku, ras, atau agama yang dimiliki individu.
 Toleransi: adanya sikap saling menghormati dan saling menghargai
perbedaan dan keragaman yang terjadi antara individu dalam
masyarakat.

6
 Pluralisme: masyarakat tidak bersifat homogen. Maksudnya,
terdapat keragaman dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai
bentuk, mulai dari keragaman suku, ras, hingga agama.
 Keadilan sosial: terwujudnya kesamaan dan keadilan pada hak dan
kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing individu dalam
masyarakat.

Sumber referensi : https:www.detik.com / https:tirto.id / https:kumparan.com

Anda mungkin juga menyukai