Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE – 1

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

NAMA MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KODE MATA KULIAH : MKDU4221
KODE KELAS : 763
JUMLAH SKS : 3 SKS
NAMA MAHASISWA : SITI ROHIMAH
NIM MAHASISWA : 050075833
UPBJJ : KOTA PALEMBANG
TUGAS 1
Berikut adalah soal tugas ke – 1 yang wajib anda kerjakan. Bacalah pertanyaan dengan
cermat kemudian jawablah pertanyaan – pertanyaan tersebut.

1. Ibadah dibagi menjadi dua bentuk yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu
mahdlah. Coba jelaskan kedua pengertian berikut, serta berikan contoh masing –
masing dan jenis ibadah tersebut.

2. Tuliskan ayat dan tafsir yang menjelaskan tentang proses penciptaan manusia ,
serta jelaskan tahapan penciptaan manusia menurut Al- Qur’an.

3. Al-Qur’an menyebutkan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Jelaskan istilah


– istilah yang digunakan tersebut.

4. Manusia juga disebut sebagai khalifah. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan


manusia untuk merealisasikan peran sebagai khalifah.

5. Islam berjuang untuk tegaknya Masyarakat yang beradab dan Sejahtera. Jelaskan
prinsip-prinsip untuk menegakkan Masyarakat yang beradab dan Sejahtera.

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa
tugas anda sudah terkirim, dan file jawaban tugas dalam bentuk doc/docx/pdf hanya
diunggah pada tempat ungags tugas tuton ini.

Jawaban :

1. Dalam islam, Ibadah merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan, dan ibadah juga
merupakan salah satu tujuan dari diciptakannya manusia dan untuk mengingatkan dan
meyakinkan Kembali tujuan manusia tersebut, dengan diutusnya para rasul-rasul ALLAH SWT,
dan diturunkan kitab-kitab kepada mereka.“Aku tidak akan menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepadaku” ( Q.S Adz-Dzariyat:56 ).
Ibadah terbagi menjadi dua yaitu, ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah. Ibadah mahdlah
adalah ibadah yang berupa amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah yang ditetapkan
berasal dari dalil syariat. Jadi, semua perkataan atau ucapan dalam ibadah mahdlah tidaklah
bernilai kecuali ibadah dengan kata lain tidak bisa bernilai netral. Karena ibadah mahdlah adalah
ibadah murni ( bisa jadi ibadah dan bukan ibadah ). Ibadah mahdlah memiliki dalil yang
menunjukkan adanay larangan yang ditujukan selain kepada ALLAH SWT, karena hal itu
termasuk dalam kemusyrikan. Ibadah mahdlah memiliki tujuan utama yaitu bagi orang yang
mengerjakan ibadah tersebut agar dapat meraih pahala di akhirat. Yang termasuk dalam ibadah
mahdlah yaitu, sholat, zakat, puasa dan haji. Dalil yang menjelaskan tentang ibadah mahdlah dan
ibadah ghairu mahdlah terdapat dalam al-Qur’an surat al- bayyinah ayat 5
ِۗ َ ْ َ َ ٰ ُْ َ ٰ ‫ا‬ ََۤ ۙ ِّ ُ َ َ‫ه َ ُ ْ ْ ن‬ ُ ‫ٓ ُ ْٓ ا‬
٥ - ‫الصلوة َو ُيؤتوا ال ازكوة َوذ ِلك ِد ْي ُن الق ِّي َم ِة‬ ‫ي له الد ْي َن ە ُحنفا َء َو ُي ِق ْي ُموا‬ ‫َو َما ا ِم ُر ْوا ِاَّل ِل َي ْع ُبدوا اّٰلل مخ ِل ِص‬

Artinya : “ padahal mereka hanya diperintah menyembah allah dengan ikhlas menaati-nya
semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (Q.S Al-Bayyinah : 5)

Tata cara pelaksanaan ibadah mahdlah sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW, seperti yang
sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an atau As-Sunnah. Dalam surat an-nisa ayat 64 Allah SWT,
berfirman
َ ‫الر ُس ْو ُل َل َو ََ ُدوا ه‬
‫اّٰلل َو ْاس ََ ْْ َف َر َل ُُ ُْ ا‬ ‫َ ٓ َْ َ َْ ْ ا ُ ْ ا َ َ ْ ه‬
ْ ََ ََ ‫اّٰلل َِۗو َل ْو َا اَّ ُُ ْْ ِا ْذ لَّ َل ُم ْْٓوا َا َّْ ُف ََ ُُ ْْ ََ ۤا ُء ْو‬
َ ‫اس ََ ْْ َف ُروا ه‬
‫اّٰلل‬ ِ ِِ ‫و َما ارسلنا ِمن رسو ٍل ِاَّل ِل ُيَاَ ِِ ِاذ‬
َ
٦٤ - ‫ت او ًاِا ار ِح ْي ًما‬

Artinya : “ dan kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.
Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya kepadamu (Muhammad), lalu
memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya,
mereka mendapati Allah maha penerima tobat, maha penyayang.” (QS An-Nisa:64)

Sedangkan dalam hadits disebutkan Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar menjalankan
ibadah sebagaimana yang ia contohkan.
ّ ُ ‫َ َ ُّ َ َ َ َ ْ ُ ُ ن‬
‫ون أ َصِل‬
ِ ‫وصلوا كما رأيَم‬
Artinya : “ shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”

Sumber referensi :https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5795266/pengertian-ibadah-mahdhah-


dan-perbedaanya-dengan-ghairu-mahdhah

2. Pada hakikatnya manusia adalah salah satu dari makhluk yang diciptakan Allah. Namun manusia
memiliki kedudukan yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia adalah
makhluk Allah SWT yang bersifat lahir (syahadah) dan ghaib (non fisik). QS Al-Mu’minuun (23)
ayat 12-14 menyatakan :
َ َ ۡ ۡ ََۡ َ ۡ َََ
‫اِ ِم ۡن ُس ٰل َل ٍة ِّم ۡن ِط ۡ ن‬
١٢ ۚ ‫ي‬‫ن‬ َ‫ولقد خلقنا ِاَّلن‬

ۡ ‫ُث اْ ََ َع ۡلن ُه َُّ َۡ َف ًة ن‬


‫ف َق َرار ام ِك ۡ ن‬
١٣ ‫ي‬‫ن‬ ‫ن‬ ِ
َ ٰ ۡ َ َ َ ٰ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َ َ َ ً َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ً َ َ َ َ ۡ ُّ َ ۡ َ َ ُ
‫ث اْ خلقنا النَفة َعلقة َخلقنا ال َعلقة ُمضْة َخلقنا ال ُمضْة ِعظ ًما َك ََ ۡوَّا ال ِعظ َْ ل ۡۡح ًما‬
ُ ‫ُث اْ َا ۡن َش ۡاَّ ُه َخ ۡل ًقا ٰا َخ َر ؕ ََ ََب َرر ََ ه‬
َ‫اّٰلل َا ۡح ََ ُن ۡالخلق ۡ ن‬
١٤ ؕ ‫ي‬ ِِ

Artinya : “ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah
(12). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(Rahim) (13). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka maha sucilah Allah pencipta yang paling baik” (14).
Dalam QS. Ali-Imran ayat 190-191 Alla SWT berfirman

١٩٠ ۚۚ ‫اب‬ ََۡ ۡ ُ ِّ َ َ‫لۡ َ ا‬ َ ۡ َ َۡ ۡ َ ‫ا‬ ۡ َ ۡ‫ا ن‬


ِ ‫وِل اۡللب‬ ِ ‫ض واخ ََِل ِف الي ِل والنُ ِار ۡلي ٍت ۡل‬
ِ ‫ِاِ ِف خل ِق الَمو ِت واۡلر‬
ۚ‫ض‬ َۡ ۡ َ ‫ا‬ ۡ َ ۡ‫ل ۡ َ َۡ ُُ ۡ َ هَ َ ً ا ُ ُ ۡ ً ا َٰ ُ ُۡ ۡ ََََ لُ ۡ َ ن‬
ِ ‫ال ِذين يذكروِ اّٰلل ِقياما وقعودا وعِل َنو ِب ر ُِْ ويَفكروِ ِف خل ِق الَمو ِت واۡلر‬
‫َاَ َ َ َۡ َ َ َ ً ُ ۡ َ َ َ َ ََ َ ا‬
١٩١ ‫اب الن ِار‬ ‫اطَل سبۡحنك َ ِقنا عذ‬ ِ ِ ‫ربنا ما خلقت هذا‬

Artinya : “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190). (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan berbaring mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ya tuhan kami, tidaklah engkau ciptakan
semua ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka” (191)

Dalam QS. At-Tiin ayat 4 Allah SWT berfirman


َۡ َ ۡۤۡ ‫َ َ ۡ َ َ ۡ َ ۡ ۡ َ َ ن‬
ٍْ ‫ف ا ۡح ََ ِن تق ِو ۡي‬ ِ ِ‫لقد خلقنا ِاَّلنَا‬
Artinya : “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

QS. Qaaf ayat 16 dikatakan


َ َۡ َ ٗ َۡ َ َ ۡ ۡ ََۡ َ ۡ َََ
ُ ‫اِ َو ََّ ۡع َل ُْ َما ُت َو ۡسو‬
‫س ِِ ٖه َّف َُه ۚ َوَّ ۡۡح ُن اق َر ُب ِال ۡي ِه‬ ِ َ‫ولقد خلقنا ِاَّلن‬
ۡ
‫ِم ۡن َح ۡب ِل ال َو ِرۡي ِد‬

Artinya : “ Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (16)

Sumber referensi : MKDU4221/MODUL 2 Hal 2.5-2.7 hakikat,martabat,dan tanggung jawab


manusia – universitas terbuka edisi 2

3. Ada tiga kata dalam Al-Qur’an yang bisa diartikan sebagai manusia:
a. Basyar, adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu,
berjalan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam pengertian
ini terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak 35 kali diberbagai surat. Dari pengertian tersebut
25 kali diantaranya berbicara tentang “kemanusiaan” para rasul dan nabi. 13 ayat
diantaranya menggambarkan polemik para rasul dan nabi dengan orang-orang kafir yang
isinya keengganan orang-orang kafir terhadap apa yang dibawa rasul dan nabi, karena
menurut mereka para rasul itu adalah manusia sama seperti mereka. Sesuai dengan firmn
Allah dalam QS. Al-Anbiya ayat 2-3
َ ْ ُ ُ ُ ََ ْ ‫ا‬ َ ْ َْ َ
ِ‫وە َوه ْْ َيل َع ُبو‬‫يُْ ِّمن ِذك نر ِّمن ا ِّرب ر ُِْ ُّم ْۡحد ٍث ِإَّل ٱسَمع‬ ِ ‫ما يأ ِت‬
َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ ِّ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ُ ْ ِّ ٌ ََ َ ‫ا ْ َ ل َ َ َ ُ َ ْ َ َ ٓ ا‬ ُّ َ ‫ََّل ِه َي ًة ُق ُلو ُب ر ُُ ْْ ِۗ َو َأ‬
ِ‫ِصو‬ ِ ‫َسوا ٱلنجوى ٱل ِذين َّلموا هل ه ذا ِإَّل بش مثلكْ أََأتوِ ٱلَۡحر وأََّْ تب‬

Artinya : “ Tidak datang kepada mereka suatu peringatan (al-qur’an) yang baru
(diturunkan) dari tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya sedang mereka
bermain-main. (2) Hati mereka lalai (untuk memahaminya). Orang-orang yang zalim itu
merahasiakan ucapan mereka, “ orang ini (Muhammad) tiada lain hanyalah manusia
seperti kamu. Apakah kamu mendatangi sihir, sedang kamu melihat?” (3)

b. An-Naas, sebutan an-nass dalam al-qur’an terdapat sebanyak 240 kali dengan keterangan
yang jelas menunjukkan pada korps atau kumpulan, yaitu seluruh umat manusia sebagai
keturunan nabi Adam as. Seperti firman Allah dalam surat al-hujurat ayat 13
َ ُ ْ َ ‫ْٓ َ ُّ َ ا ُ ا َ َ ْ ُ ْ ِّ ْ َ َ ا ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ُ ْ ً ا َ َ ۤ َ َ َ َ ُ ْ ا َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه‬
َ ‫ىك ْْ ِۗا اِ ه‬
‫اّٰلل َع ِل ْي ٌْ خ ِب ْ ٌر‬ ِ ‫اّٰلل اتق‬ ِ ‫يايُا الناس ِاَّا خلقنكْ من ذك نر واَّث وَعلنكْ شعوبا وقباىل ِلَعارَوا ِاِ اكرمكْ ِعند‬

Artinya : “ Hai sekalian manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah
ialah yang lebih taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha
teliti”.

c. Insan dan Ins, manusia sering disebut sebagai al-ins dan al-insan. Kata al-ins senantiasa
dipertentangkan dengan kata al-jinn, yakni sejenis makhluk yang hidup di luar alam
manusia. Sedangkan al-insan mengandung arti makhluk mukallaf (ciptaan tuhan yang
dibebani tanggung jawab), pengemban amanah dan khalifah diatas bumi. Sebutan al-
insan dalam al-qur’an didapati pada 65 tempat, penjelasan tersebut menunjukkan
keistimewaan dan ciri-ciri manusia dalam pengertian al-insan. Firman Allah dalam QS.
Al- Alaq ayat 1-5
َ َ ‫َ ل‬ ْ ِ ‫ِا ْق َ ْرأ‬
‫اس ِْ َ ِّربك ال ِذ ْي خل َق‬ ِ
َ َ ْ ْ َ َ
‫خل َق ِاَّلن ََاِ ِم ْن َعل ٍق‬
ۙ َْْ َ ْ ْ
‫ِاق َرأ َو َرُّبك اۡلك َر ُم‬
ۙ ََْ ‫ل‬ ‫ل‬
ِْ ‫ال ِذ ْي َعل َْ ِِالقل‬
ِۗ َ َ َ ْ ْ ‫ل‬
ْْ ‫َعل َْ ِاَّلن ََاِ َما ل ْْ َي ْعل‬

Artinya : “ Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan (1) Dia menciptakan
manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah (3) Yang
mengajar (manusia) dengan perantara kalam (4) Dia mengajari manusia apa yang belum
diketahuinya.” (5)

Sumber referensi : MKDU4221/MODUL 2 hakikat, martabat, dan tanggung jawab


manusia hal 2.32 – hal 2.34 – universitas terbuka

4. Khalifah berarti pengganti, penguasam pengelola, atau pemakmur. Sebagai khalifah manusia
tidak boleh mengabaikan keserasian hidupnya berdampingan dengan alam semesta sebagai
ekosistem. Dalam merealisasikan peran yang hendak dilakukan oleh seorang khalifah, ada
beberapa hal yang perlu ditempuh yaitu:
a. Memahami nilai, nilai merupakan suatu sifat atau tujuan dari kehidupan seseorang yang
sedemikian rupa sehingga orang yang bersangkutan mempunyai hasrat agar sifat atau
tujuan ini harus berlaku ( deliar noer, 1983: 22-27). Nilai dibagi menjadi dua, yaitu nilai
yang bersifat asasi atau absolut dan nilai yang bersifat instrumental.
b. Pengembangan nilai, islam mengajak dengan sangat agar orang yang mengaku dirinya
muslim, menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain,sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
c. Membubudayakan nilai-nilai ilahiah, ilmu ilahiah adalah ilmu yang langsung diturunkan
oleh Allah kepada nabi dan rasul nya dai nabi Adam As, sampai nabi Muhammad
SAW,yang berupa Al-Qur’an dan hadits.

Sumber referensi: MKDU4221/MODUL 2 hal 2.40-hal 2.41

5. Untuk mencapai masyarakat yang beradab dan sejahtera maka masyarakat madani harus
menegakkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Keadilan, mrnrgakkan keadilan untuk menciptakan masyarakat yang beradab dan
sejahtera merupakan suatu keharusan yang bersifat fitrah yang harus ditegakkan oleh
setiap individu sebagai pengejawantahan dari perjanjian primordial dimana manusia
mengakui allah sebagi tuhannya.
b. Supremasi hukum, menegakkan hukum yang adil merupakan amanah yang harus
dilaksanakan kepada yang berhak. Atas dasar itulah rasulullah menegaskan bahwa
hancurnya bangsa-bangsa dimasa lalu karena jika ada orang yang melakukan kejahatan
dibiarkan,namun jika orang bawah yang melakukannya pasti akan dihukum.
c. Egalitarianism (persamaan), artinya adalah persamaan, tidak mengenal system dinasti
geneologis. Berarti masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar ras,
keturunan, etnis dll,melainkan atas dasar prestasi.
d. Pluralisme, adalah sikap dimana kemajemukan merupakan sesuatu yang harus diterima
sebagai bagian dari realitas objektif.
e. Pengawasan sosial, karena manusia secara fitrah baik dan suci, maka kejahatan yang
dilakukan bukan karena inheren di dalam dirinya akan tetapi disebabkan oleh faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu manusia diperlukan adanya pengawasan
sosial.
Sumber referensi : MKDU4221/MODUL 3 hal 3.10- hal 3,13

Anda mungkin juga menyukai