Anda di halaman 1dari 7

A.

Saling Menasehati

Nasihat berasal dari bahas Arab, dalam Kamus Besar Bahasa


Indonesia nasihat diartikan secara sederhana mauizah yaitu; ajaran atau
pelajaran yang baik; atau diartikan anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang
baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan,
saling menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Dalam al-Qur’an tidak
didapati kata nasihat kecuali akar kata seperti kata nashahû ‫حوا‬ ُ ‫ص‬
َ َ‫ ن‬yang
berarti ikhlas nasihat kepada Allah dalam QS. Al-Taubah/9: 91 dan
kata Nâshihun berarti penasehat dalam QS. Al-A’raf/7: 68.

Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa Hadist di antaranya Hadis


yang diriwayatkan oleh Muslim dari Tamim al-Dariy, Rasulullah saw
bersabda:

ُ‫سو ِّل ُِّه ُ َو ِِّل َ ِّئ َّم ُِّة ُ ْال ُم ْس ِّل ِّمينَُ ُ َو َعا َّم ِّت ِّه ُْم‬
ُ ‫لِلِّ ُ َو ِّل ِّكتَا ِّب ُِّه ُ َو ِّل َر‬ ُْ ‫صي َح ُةُ ُقُ ْلنَا ُ ِّل َم‬
َُ ‫ن ُقَا‬
َُّ ِّ ُ ‫ل‬ ِّ َّ‫ِّين ُالن‬
ُُ ‫الد‬
)‫(صحيحُمسلم‬
Artinya: Agama itu nasihat, kami bertanya: Untuk siapa ? Beliau menjawab
untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pimpinan kaum msulimin dan
umumnya kaum msulimin. (HR. Muslim)

Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian


nasihat yang berbeda bergantuk konteks kepada siapa nasihat itu diberika. Al-
Khathabiy dan ulama lain memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib
oleh al-Nawawi pada sayarah Muslim sebagai berikut:

1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak


menyekutukan-Nya, mematuhi segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya.
2. Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-
Qur’an, membaca, memahami dan mengamalkannya.
3. Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh
segala yang datang dari padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya.
4. Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka
dalam melaksanakan kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan
masukan saran secara sopan jika mereka menyimpang.
5. Nasihat kepada kaum muslimin semuanya, artinya memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada mereka untuk kemaslahatan dunia dan akhirat serta
mencegah gangguan mereka.

1
Kata Nasihat sinonim mauizhah sebagaimana yang disebutkan akar kata
pada QS. Lukman/31 : 13 mauizhanya Lukman terhadap anaknya. Sedangkan
Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya dalam
ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia. Ihsan dalam
ibadah sebagaimana Hadis Rasulullah ketika ditanya oleh Jibril:

ُْ ‫ن ُلَ ُْم ُت َ ُك‬


ُُ‫ن ُت َ َرا ُهُ ُفَإِّنَّ ُه‬ َُ َّ ‫للاِّ ُ َكأَنــ‬
ُْ ِّ ‫ ُفَإ‬،ُ‫ـك ُت َ َراه‬ ُْ َ ‫ ُأ‬:ُ ‫ل‬
ُ ُ َ‫ن ُت َ ْعُبُ ُد‬ َُ ‫ساِّن ُقَا‬
َ ‫اإل ْح‬
ِّ ُ ‫ن‬ ُْ ‫ل ُفَأ َ ْخ ِّب ْر ِّن‬
ُِّ ‫ي ُ َع‬ َُ ‫قَا‬
ُ )‫اكُُُ…(رواهُمسلم‬ َُ ‫يَ َر‬
Artinya: Kemudian dia berkata lagi, “Beritakan padaku tentang Ihsan”.
Lalu Rasul bersabda: “Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-
Nya, dan jika kamu tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Allah
melihat kamu”…(HR. Muslim)

B. Ihsan
Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah
seolah melihat-Nya atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita.
Maknanya usahakan ibadahnya dibuat yang paling bagus dengan menjaga adab
dan tata kramanya baik lahir maupun batin, terutama,
keikhlasan, kekhusyu’an dan ke khudhu’annya. Sedangkan ihsan berbuat baik
dalam bermuamalah dengan sesama saudara dengan shilatur rahim, membantu
kerepotan dan kekurangannya.

I. Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling


Nasehat dan Ihsan

Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat :

ُ)13(ُ ُ‫ظ ْلمُ ُ َع ِّظيم‬ ُ َ‫ك ُل‬ َُّ ‫الِلِّ ُ ِّإ‬


َُ ‫ن ُالش ِّْر‬ ُْ ‫ِل ُت ُ ْش ِّر‬
َُّ ‫ك ُ ِّب‬ َُ ُ‫ي‬ ُ ‫ان ُ ِِّل ْب ِّن ُِّه ُ َو ُه َُو ُ َي ِّع‬
َُّ َ‫ظ ُهُ ُ َيا ُبُن‬ ُُ ‫ل ُلُ ْق َم‬َُ ‫َو ِّإ ُْذ ُقَا‬
ُِّ َ ‫ْن ُأ‬
ُ‫ن ُا ْش ُك ُْر‬ َ ِّ‫سانَُ ُبِّ َوا ِّلدَ ْي ُِّه ُ َح َملَتْ ُهُ ُأ ُ ُّم ُهُ ُ َو ْهنًا ُ َعلَى ُ َو ْهنُ ُ َوف‬
ُِّ ‫صالُ ُهُ ُفِّي ُ َعا َمي‬ ِّ ْ ُ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اإل ْن‬ َّ ‫َو َو‬
)14(ُ‫ير‬ ُُ ‫ص‬ ِّ ‫يُ ْال َم‬ َُّ َ‫ْكُ ِّإل‬
َُ ‫ِّليُ َو ِّل َوا ِّلدَي‬

2
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar". (QS. 31:13)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (QS. 31:14)

A. Nasihat Bersyukur Kepada Allah


Sebagaimana dijelaskan pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat Lukman
al-Hakim kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah bukan
seorang Nabi yang diberi wahyu. Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal
yang kritis dan selalu benar. Isi nasihat agar anak kesayangannya beryukur
kepada Allah tidak meyekutukan-Nya (tidak syirik) dengan sesuatu karena
susungguhnya syirik itu suatu penganiayaan yang agung. Nasihat syukur
kepada anak Lukman sebagaimana perintah Allah kepada Lukman agar
bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikannya. Perintah
syukur dengan tegas disebutkan pada ayat sebelumnya yakni QS. Lukman/31 :
12.

ُْ ‫ن ُيَ ْش ُك ُْر ُفَإِّنَّ َما ُيَ ْش ُك ُُر ُ ِّلنَ ْف ِّس ُِّه ُ َو َم‬
َُّ ِّ ‫ن ُ َكفَُ َُر ُفَإ‬
ُ‫ن‬ ُْ ‫لِلِّ ُ َو َم‬ ُِّ َ ‫َولَقَ ُْد ُآت َ ْينَا ُلُ ْق َمانَُ ُ ْال ِّح ْك َم ُةَ ُأ‬
َُّ ِّ ُ ‫ن ُا ْش ُك ُْر‬
ُ ‫ّللاَُ َغنِّيُُ َح ِّميد‬ َُّ
Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman,
yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)
Perintah bersyukur kepada Allah juga diulangi dan diperkuat pada ayat 14 Surat
Lukman yang berbunyi: ‫ش ُك ْرُُ ِّلي‬ ْ ‫“( أ َ ِّنُُا‬Hendaklah engkau bersyukur kepada-
Ku”). Bersyukur kepada Allah berarti taat dan taqwa kepadanya, sebagaimana
mau’izhah Nabi kepada para sahabat dengan suatu mau’izhah yang meneteskan
air mata dan menggetarkan hati agar para sahabat taqwa kepada Allah swt.
َُّ
Rasul bersaabda :ِّ‫ىُّللا‬ ِّ ُ ‫“( أ‬Aku wasiatkan kepada kalian agar takwa
‫وصي ُك ْمُُبِّت َ ْق َو‬
kepada Allah”). Isi mau’izhah yang diberikan Nabi Muhammd pada Hadis di
atas realisasi syukur kepada Allah yaitu taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun
dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh
kepada Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin.

3
B. Nasihat Berterima Kasih Kepada Kedua Orang
Tua

Redaksi ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya


bersyukur kepada kedua orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah
kepada Allah. Orang tua adalah manusia pertama dan utama di antara sekian
banyak manusia yang lebih berhak manerima kebaikan dari anak-anaknya.
Karena sebab adanya orang tua inilah anak menjadi ada. Andaikata tidak ada
orang tua, anak tidak mungkin wujud di bumi ini. Dari orang tua inilah anak
lahir, karena kasih sayang orang tua inilah anak bisa hidup dengan sempurna,
dengan perhatian orang tua inilah anak menjadi dewasa bahkan dengan
kesungguhan orang tua inilah anak menjadi orang yang pandai dan berkat do’a
orang tua inilah anak menjadi orang sukses.

Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan
menyusui selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat da patuh kepada
kedua orang tua setelah bersyukur kepada Allah. Firman Allah QS.
Lukman/31: 13-14

ُ ‫ير‬ ِّ ‫يُ ْال َم‬


ُُ ‫ص‬ َُّ َ‫ْكُ ِّإل‬ ُِّ َ ‫أ‬
َُ ‫نُا ْش ُك ُْرُ ِّليُ َو ِّل َوا ِّلدَي‬
Artinya : Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu dan kepada-Kulah tempat kembali
Anak sekalipun menjadi pejabat teratas tetap harus hormat kepada orang tua.
Anak sekalipun menjadi orang pandai dan lebih pandai dari pada orang tuanya
tetap harus taat kepada orang tua. Orang tua ibarat seperti al-Qur’an sekalipun
sudah rusak tetap harus dihormati tidak boleh dihina, diremehkan dan diinjak-
injak apalagi al-Qur’an yang masih bagus.

C. Berbuat Ihsan Kepada Allah


Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan
kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia sebagaimana Allah firmankan
pada QS. al-Nisa/4 : 36

4
‫سانًا‬ ُِّ ‫ش ْيئًاُ َوبِّ ْال َوا ِّلدَي‬
َ ‫ْنُإِّ ْح‬ َ ُ‫ِلُت ُ ْش ِّر ُكواُبِّ ُِّه‬
ُ َ ‫ّللاَُ َو‬
َُّ ُ‫َوا ْعبُدُوا‬
Dan sembahlah Allah jangan kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua. Ibadah kebada Allah berarti:

ُ‫ ُوالخشوع‬،ُ ‫عبادة ُّللاُ ُهى ُالخضوع ُله ُوتمكين ُهيبته ُوعظمته ُمن ُالنفس‬
‫لسلطانهُفىُالسرُوالجهر‬
Artinya : Ibadah kepada Allah adalah tunduk (khudhu’) kepada-Nya dan
menghayati dalam jiwa akan kehaibatan da keagungan-Nya serta khusyu’
terhadap kerajaan-Nya baik dalam sembunyi maupun terbuka.

Pengertian ibadah di atas sudah memasukkan makna ihsan kepada Allah yakni
beribadah secara khudhu’ dan khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah,
artinya taat segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa
rendah hati, dan rendah diri disertai rasa cinta dan agung. Ihsan dalam beribadah
maknanya sebagaimana penjelasan di atas menyembah kepada Allah dengan
sebaik-baiknya dengan menjalankan wajib dan sunah-sunahnya bahkan adab-
adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang haram dan yang makruh. Ihsan
dalam ibadah adalah melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya yakni dengan
khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang baik adalah ibadah yang dikerjakan seolah-
olah melihat Allah atau Allah meliht engkau.

D. Berbuat Ihsan Kepada Sesama Manusia


Berbaut Ihsan atau berbuat baik dengan sesama manusia setelah berbuat baik
dengan Allah swt. Berbuat ihsan sesuai dengan urutan dalam al-Qur’an mesti
orang tua terlebih dahulu kemudian yang terdekat dan yang terdekat.Urutannya
sesuai dengan urutan al-Qur’an yaitu:

1. Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi


manusia yang sempurna.

2. Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara
kandung, paman, bibik dan seterusnya. Mereka lebih berhak menerima ihsan
(kebikan) dari saudaranya, karena mereka orang yang terdekat kepada orang
tua.Berbuat Ihsan kepda kerabat setelah berbuat ihsan kepada kedua orang
tua dan setelah berbuat ihsan kepada Allah swt.

Al-Maraghiy mengatakan, jika seseorang telah melakukan ihsan kepada Allah,


maka lulus imannya dan baik amalnya. Jika seseorang telah melaksanakan hak-
hak orang tua dengan baik, maka menjadi baik pula rumah tangganya dan

5
keluarganya. Dan jika penghuni rumah itu saling berbuat baik kepada
kerabatnya, maka rumah tangga itu memiliki potensi yang besar untuk
membentuk persatuan umat.

3. Yatim, seorang anak yang ditinggal wafat bapaknya. Bapak yang menjadi
harapan masa depannya telah tiada, sementara sang ibu tidak semampu
bapak untuk mencukupi dan memenuhi kehidupan sang anak, terutama
dalam pendidika masa depan si anak. Tanggung jawab ihsan dipikulkan
kepada seluruh umat Islam yang ada kamampuan. Dalam ayat ini kedudukan
yatim disandingkan dengan kerabat dan yakni setelah kerabat dan sebelum
miskin, seolah yatim dijadikan bagian kerabat kaum muslimin.

4. Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu
mencukupi kebutuhan keluarganya. Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum
muslimin agar kondisi masyarakat mendapat ketenangan dan tidak timbul
pencurian atau kejahatan. Miskin ada dua macam; miskin yang uzur karena
kelemahannya tidak mampu berusaha perlu mendapat ihsan. Kedua miskin
yang tidak uzur orang yang miskin karena hidup berpoya-poya, bentuk ini
perlu mendapat nasihat dan petunjuk mencari pekerjaan.

5. Tetangga dekat, sebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang
masih ada hubungan kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya sebagian
pendapat sorang muslim.

6. Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetapi masih dinamai tetangga
atau diartikan perantau, singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh.
Sebagian pendapat tetangga jauh adalam non muslim seperti Yahudi dan
Nashrani. Sebagian pendapat mengatakan tetangga adalah 40 rumah di
berbagai arah, atau mereka yang mendengar adzan.

7. Teman sejawat, teman sepekerja, teman musafir, teman, murid, dan istri.

8. Budak, seorang berstatus budak.

II. Bentuk-Bentuk Perbuatan Ihsan Kepada Sesama


Manusia

Bentuk berbuat Ihsan dengan sesama manusia dalam berbagai bentuk,ucapan,


perbuatan dan sikap, secara moral maupun material dan social yang disebut

6
dengan shialaturahim. Pengertian Shilaturrahim secara terminologi menurut al-
Shan`ani dan Ibn al-Atsir adalah sebagai berikut :

‫من ذوى النسب واألصهار والتعطف عليهم صلة الرحم كناية عن اإلحسان الى األقربين‬
‫والرفق بهم والرعاية ألحوالهم وكذلك ان بعدوا أي أساءوا‬.
Artinya: “Shilat al-rahim adalah suatu ungkapan perbuatan baik terhadap
kerabat baik karena keturunan atau persambungan, perbuatan kasih sayang,
dan pemeliharaan kondisi mereka sekalipun berbuat jahat”

Pengertian Shilat al-rahim di atas menunjukkan adanya akumulasi perbuatan


baik (ihsan) yang mencakup segala perbuatan baik karena konteksnya dalam
hubungan sosial (mu`amalah) bukan dalam ibadah yang bersifat lebih umum
baik lahir dan batin, bersifat materi dan immateri, tanpa batasan bentuk dan
ruang waktu tertentu. Demikian juga dalam shilat al-rahim mempunyai rasa
tanggung jawab yang lebih besar terhadap kerabat, keluarga, dan sanak famili,
baik dalam moral dan material, sosial dan agama yang didasarkan pada kasih
sayang yang lebih tinggi pula, karena mereka adalah bagian dari darah daging
yang dilahirkan dari kandungan (rahim) sang ibunya sendiri. Jadi shilat al-rahim
bukan identik dengan berlebaran yang diartikan secara sangat sederhana
yakni kunjungan, pertemuan, dan minta maaf atau halal bi halal, apa
lagi dibatasi pada saat-saat tertentu saja. Mungkin dapat dikatakan bahwa unsur-
unsur dalam berlebaran dan dalam halal bihalal terdapat bagian dari shilat al-
rahim.

Anda mungkin juga menyukai