Mohammad Furqon
تعريف هي األسلوب األمثل للتعامل مع
التربية الفطرة البشرية إلكساهبا خربة متكنها
من تغيري سلوكها حنو األفضل
نحو تغيير
خبرة الفطرة التعامل
األفضل سلوك
Uslub (cara) ideal berinteraksi dengan fitrah
manusia agar ia memperoleh khibrah yang dapat
mengubah perilakunya menjadi lebih baik.
Tafsir At Thobari, Surat AT Tahrim ayat 6
ُكوا بِِه َشْيًئا ۖ َوبِالْ َوالِ َديْ ِن ِإ ْح َسانًا َوبِ ِذيEَو ْاعبُ ُدوا اللَّهَ َواَل تُ ْش ِر
ِ ُني واجْلَا ِر ِذي الْ ُقرىَب ٰ واجْلَا ِر اجْلُن
ب ِ ِالْ ُقرىَب ٰ والْيَتَ َام ٰى والْمساك
َ ْ َ ََ َ َِ ْ
ت َأمْيَانُ ُك ْم ۗ ِإ َّن ك
َ ل
َ م ا مو
ْ َ َ َ َّ ْ َ َ ِ
يل ِ
ب الس ِ
ن اب
و نبِ جْل اِ
ب بِ الصاح
َّ َو
ب َمن َكا َن خُمْتَااًل فَ ُخ ًورا ِ
ُّ اللَّهَ اَل حُي
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri,
Al-Adab al-Mufrad karya
Muhammad bin Ismail al-Bukhari
•Kitab ini menjawab pertanyaan tentang
penyempurnaan akhlak Muslim.
•Kitab ini juga berisi sebagian perkataan
sahabat Nabi Muhammad (atsar) dan
para tabi'in
•Kitab ini membahas tentang berbakti
kepada kedua orang tua, menyambung
tali silaturahmi, berbuat baik kepada
tetangga dan tema-tema adab lainnya
• Ibnu Katsir menulis dalam tafsirnya tentang ayat ini
bahwa pada hati manusia terdapat kunci. Jika hati
telah terkunci maka ia akan mati. Tak satu pun dapat
masuk ke dalamnya untuk menghidupkannya kembali
kecuali Allah Ta'ala.
• Ibnu Jarir mengatakan, bahwa pada suatu hari
Rasulullah SAW membacakan ayat di atas kepada para
sahabatnya. Setelah itu, seorang pemuda dari Yaman
berkata, "Bahkan hatinya memang terkunci hingga
Allah sendiri yang membukanya."
• Hati yang terkunci, menurut Ibn Qayyim Al-Jauziyah
dalam Kitab Miftah Daris Sa'adah, tak sekadar
menutup masuknya ilmu dan kebaikan dari luar,
namun juga bisa membuat ilmu yang berada di
dalamnya menjadi gelap. Bekasnya pun mungkin
sudah tak ada. Akibatnya, apa-apa yang seharusnya
membuat seseorang mendapat petunjuk kebenaran,
justru menjadi sebab kesesatan.
Adab Al-Alim wal Muta’allim
Karya KH Hasyim Asy’ari
• Bagian pertama membahas tentang keutamaan ilmu,
keutamaan belajar, dan mengajarkannya.
• Bagian kedua membahas tentang etika seorang dalam
tahap pencarian ilmu.
• Bagian ketiga membahas tentang etika seseorang
ketika sudah menjadi alim atau dinyatakan lulus dari
lembaga pendidikan.
• Bab 1 : Keutamaan ilmu, keutamaan belajar, dan keutamaan
mengajar.
• Bab 2 : Sepuluh etika seorang murid terhadap dirinya.
• Bab 3 : Dua belas etika seorang murid terhadap guru.
• Bab 4 : Tiga belas etika yang harus dimiliki seorang murid.
• Bab 5 : Dua puluh etika seorang alim (lulus belajar) terhadap dirinya
sendiri.
• Bab 6 : Adab seorang alim (lulus belajar) dalam kaitannya dengan
bidang ilmu yang sudah ia kuasai dan ajarkan.
• Bab 7 : Etika seorang alim (lulus belajar) dalam kaitannya dengan
murid yang diajar.
• Bab 8 : Etika seorang alim terhadap buku pelajaran yang diajarkan.
Sepuluh adab Murid terhadap dirinya
1. Mensucikan hatinya
2. Memperbaiki niat dalam mencari ilmu, dengan tujuan untuk mencari ridha Allah
ta’ala
3. Berusaha memperoleh saat muda dan memanfaatkan sisa umurnya
4. Harus menerima apa adanya (qana’ah)
5. Bisa membagi seluruh waktu dan menggunakannya setiap kesempatan dari
umurnya,
6. Harus mempersedikit makan dan minum,
7. Menjaga diri dari perbuatan yang bisa merusak harga diri
8. Mempersedikit makan yang merupakan salah satu sebab dangkalya pemikiran
9. Berusaha untuk mengurangi tidur
10. Meninggalkan pergaulan yang tak bermanfaat
Dua belas etika seorang murid terhadap guru.
1. Berpikir matang-matang sebelum memilih guru.
2. Memilih guru yang mumpuni
3. Mematuhi segala perintah guru
4. Memandang guru dengan pandangan memuliakan
5. Tidak melupakan jasa-jasa guru.
6. Sabar menghadapi guru
7. Meminta izin kepada guru saat memasuki majelisnya.
8. Duduk bersama guru dengan penuh etika.
9. Berbicara yang baik kepada guru.
10. Mendengarkan dengan seksama penjelasan guru.
11. Tidak mendahului keterangan guru.
12. Menjaga etika saat menerima atau memberi sesuatu dari guru.