Anda di halaman 1dari 11

Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Quran dan


Dampak Bagi Peserta Didik

Ihsan Ismail Mahasiswa Uhamka Fakultas Agama Islam

Analisis dan UU kebijakan Pendidikan 1907015204

Email : IsmailIsan13@Gmail.com

Abstrak

Peranan guru PAI dalam pembelajaran BTQ sangatlah penting bagi peserta
didik. Sebagai tugas dan tanggung jawab seorang pembimbing harus mengetahui
karakter peserta didik. Berkenaan dengan ini peranan guru PAI merupakan lembaga
pertama yang mengajarkan, mencotohkan dan membinaan bagi peserta didik. Sudah
seharusnya Bagi Guru PAI lancar dalam membaca Al Quran Membaca Al-Quran
adalah suatu ibadah yang sangatlah jarang di baca oleh anak-anak pada zaman
sekarang. Peran guru PAI mempunyai dua faktor yaitu faktor pendukung dan faktor
penghambat, faktor pendukung peranan Guru PAI yaitu meliputi kemampuan guru
PAI itu sendiri, Bimbingan Dan Motivasi orang tua, sedangkan faktor penghambat
peranan Guru PAI yaitu media elektronik (Handphone), dan berteman dengan anak
yang nakal. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan guru PAI
dalam meningkatkan kemampuan Khususnya membaca Al Quran maupun Dampak
Bagi peserta didik untuk mengetahui metode-metode guru PAI dalam
meningkatkan membaca Al-Quran

A. Pendahuluan

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad melalui malaikat jibril. Ketika seseorang membacanya maka bernilai
ibadah sekalipun tidak memahami arti ayat yang dibaca. Sebagaimana yang di
sabdakan oleh Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam yang Artinya : orang yang
pamdai membaca Al-Quran Bersama malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.
Adapun yang membaca Al-Quran dengan terbat bata di dalamnya lagi dalam
kesulitan, maka baginya dua pahala (Hr : Muslim : 798)
Menurut UU RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1
memaparkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Pembelajaran membaca Al-Quran merupakan salah satu kelompok pelajaran


Agama Islam di sekolah, selain materi lain seperti aqidah, fiqih, dan tarikh. Oleh
karena itu, pengajaran pembelajaran membaca Al-Qur‟an dilakukan oleh guru-guru
PAI untuk menuntun dan menyimak ketika anak-anak BTQ melaksanakan
pembelajaran. Dalam hal ini guru PAI sangat mempunyai peran yang sangat penting
dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolahan seperti kegiatan BTQ (Baca Tulis
Al-Quran). Agar, ketika anak-anak ada yang masih salah membaca Al-Qur‟annya
maka Guru PAI membimbingnya untuk membenarkannya.

Peranan guru PAI yaitu sebagai pengajar dan pembimbing bagi peserta didik
saat proses belajar mengajar di mulai (Ismail, 2015 : 4) Peranan adalah aspek
dinamis yang merupakan perilaku dan tindakan yang dilaksanakan oleh orang yang
menempati jabatan atau kedudukan dan melaksanakan hak dan kewajibannya
tersebut sesuai dengan kedudukannya. Peranan guru PAI dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Quran dapat diimplementasikan dalam bentuk
pembelajaran di kelas, dan diluar kelas. Dalam pembelajaran di kelas, guru PAI
dapat mengajarkan materi PAI dan menghubungkannya dengan membaca Al-
Qur‟an, terutama materi yang terkait dengan dalil-dalil Al-Qur‟an. Sedangkan
diluar kelas guru PAI dapat berperan diwujudkan dalam bentuk bimbingan
membaca Al-Qur’an, dan ekstrakulikuler keagamaan di sekolah, seperti BTQ yang
diadakan di sekolah.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 39 (2) menjelas bahwa pendidik


merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan.
Berdasarkan uraian di atas, maka Guru PAI dapat berperan dalam
menumbuhkan meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran sebagai materi
pokok yang harus diajarkan pada peserta didik muslim disekolah. Maka Guru PAI
pun seharusnya memiliki kapasitas yang mempuni dalam membaca Al-Quran, Guru
yang seharusnya terpilih menjadi Guru PAI seharusnya dapat membaca Al-Quran
dengan Baik sebagai sarana menuju memahami kandungan maknanya yang
dijadikan pedoman dalam tingkah laku.

Profesi Guru PAI dalam meningkatkan dan mengajarkan pemebelajaran Al-


Quran seharusnya sudah melekat pada guru PAI, Guru PAI tidak hanya sebagai
pengajar teori tetapi guru PAI dalam menegmbangkan pembelajaran Al-Quran
seharusnya mejadi pembimbing peserta didik dalam mempraktekan pembacaan Al-
Quran. Profesi menurut (Arifin, 2000) berasal dari kata Profesion mengandung arti
sama dengan occupation yaitu suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian yang
diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus. Menurutnya profesi sebagai
bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan pekerjaan tertentu yang
membutuhkannya. Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa
setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. Sesungguhnya
orang yang professional adalah orang yang memiliki profesi.

Dengan memasukkan pembelajaran Al-Quran sebagai materi pendidikan


Agama Islam di sekolah, maka arah pendidikan disekolah bukan hanya peningkatan
intelektual saja, tetapi mengarahkan siswa untuk cerdas secara spiritual.
Selanjutnya nantinya Peranan Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an yaitu peranannya selalu membimbing peserta didiknya ketika
masih salah dalam membaca Al-Qur‟annya. Contohnya seperti peserta didik yang
masih keliru panjang pendeknya suatu bacaan Al-Qur‟an, maka letak peranan Guru
PAI membenarkannya dan memberi arahan supaya peserta didiknya paham dan
tidak keliru membacanya.
B. Pembahasan

1. Kemampuan Dasar Guru Membaca Al-Quran


Secara etimologi atau bahasa kemampuan mengandung arti kesanggupan,
kecakapan, dan kekuatan. Menurut Al-Qatan (1994 : 10) Kemampuan merupakan
hasil belajar dalam bidang psikomotor. Aspek psikomotor bersangkut dengan
ketrampilan yang lebih bersifat faaliah dan konkret. Walaupun demikian hal itu
pun tidak terlepas ari kegiatan belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan
sikap) Kalimat ini menunjukkan pentingnya kemampuan seorang guru.

kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan
seseorang yang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik secara mental ataupun
fisik. Karyawan dalam suatu organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi
tidak semua memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik. Kemampuan dan
keterampilan memainkan peranan utama dalam perilaku dan kinerja individu.
Keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang di miliki
dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat.

Allah berfirman yang Artinya: (1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan,(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal (3) Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Qs : Al-Alaq :1-5.

Kemampuan adalah aspek yang sangat terpenting dalam belajar. Begitupun


halnya dengan penilaian yang terdapat dalam kemampuan Guru dalam membaca
Al-Quran yaitu merupakan dasar untuk mengajarkan suatu pendidikan Agama
Islam Dan nilai-nilainya. Pendidikan Agama Islam sendiri sudah pasti bersumber
dari Al-Quran dan As-Sunah dimana untuk mengerti dan memahami Al-Quran
maka sudah sewajibnya dapat memiliki kemapuan yang baik dalam membaca ayat
ayat suci Al-Quran. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan kekayaan Membaca merupakan
kegiatan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang tertulis)
Dengan melafalkan atau mencernanya di dalam hati (Hermawan, 2011 : 116)
Menurut Badrun, (2007) Kemampuan membaca Al-Quran adalah keahlian
yang dimiliki oleh seseorang secara individualisme dalam memahami berbagai
macam huruf hijaiyah, mampu memahami dengan berbagai macam harokat,
mampu membaca Al-Quran dengan dasar tajwid, mampu membaca Al-Quran
dengan benar dan fasih dan mampu membaca surah-surah dalam Al-Quran.

Membaca Al-Quran adalah suatu ibadah yang dilakukan bagi orang Islam
kepada Allah Swt sehingga yang membacanya dapat memahami dan dapat
mengamalkannya dengan baik dan benar, sedangkan membaca secara umum yaitu
suatu pekerjaan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. (Fauzan,
2007 : 19-29). Membaca secara umum yaitu suatu pekerjaan yang mempunyai
tujuan untuk menambahkan suatu informasi yang baru tanpa harus berwudhu
terlebih dahulu. Sedangkan membaca Al-Quran adalah suatu kegiatan dimana
seseorang melakukan ibadah dengan syarat suci dari hadas kecil dan hadas besar

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diuraikan bahwa kemampuan


membaca Al-Quran adalah kesanggupan yang dimiliki seseorang ketika membaca
Al-Quran dengan baik dan benar yang sesuai dengan pedoman ilmu tajwid
2. Syarat-Syarat Membaca Al-Qur’an
Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan untuk Nabi Muhammad
melalui malaikat jibril, sehingga ketika orang yang membaca Al-Qur‟anpun
harus suci dari hadas besar dan hadas kecil dan ketika seseorang membaca Al-
Qur‟an akan dijamin mendapatkan pahala.

Membaca dalam bahasa arabnya qiraat yaitu jamak dari qira‟ah ynag
merupakan masdar dari kata qaraa yang mempunyai arti bacaan (Yusuf, 2012 :
45) Al-Quran dikatakan shahih memenuhi syarat sebagai berikut:

• Bacaan itu sesuai dengan salah satu mushaf usmani, jangan bertentangan
dengannya.

• Diterima dan disampaikan kepada kita secara mutawwir.

• Sesuai dengan bahasa arab. Artinya jangan sampai bacaan itu


bertentangan dengan kaidah bahasa arab. (Setiawan, Rakhmadi,
Kurniawan,)
• Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat jibril. (Nasir dan Halib)

• Ketika kita sudah mahir dalam membaca dan mahir mengetahui isi Al-
Quran kita juga harus tahu bagaimana pencetakannya. Apakah sudah
sahih ataukah belum, apakah Al-Quran itu sesuai dengan mushaf usmani
ataukah belum.
3. Indikator Kemampuan Guru dalam Membaca Al-Quran
Setiap orang islam berlomba untuk dapat membaca Al-Quran dengan baik,
sehingga ketika orang yang akan membaca Al-Qur‟an tentu harus memahami
teori-teori tentang ilmu tajwid. Indikator kemampuan membaca Al-Qur‟an sangat
berkaitan dengan kaidah tajwid, ilmu tajwid merupakan rujukan yang pertama
ketika membaca Al-Qur‟an sehingga membacanya dengan fasih dan benar.

Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan tentang tata cara membaca Al-
Quran dengan baik dan tertib sesuia dengan makhrajnya, panjag pendeknya, tebal
tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang
diajarkan Rasulullah SAW. kepada para sahabatnya sehingga menyebar luas dari
masa ke masa (Alam, 2010 : 1) Isi pengajaran Al-Qur‟an itu meliputi:

• Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai denganya.

• Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf itu.

• Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang
(maad), tanwi dan sebagainya.

• Bentuk dan fungsi tanda baca berhenti (waqaf), seperti waqaf mutlak,
wakaf jawaz, dan sebagainya.

• Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan


bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.

• Adabut tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-Qur‟an
sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah. (Daradjat, 2021)
4. Faktor-Faktor Yang menyebabkan Guru Pai Tidak Memiliki Kemampuan
Membaca Al-Qur’an dengan Baik
Di kutip dari : (Luthfi Fikaz, 2021). Kalderanew.com “Ini Penyebab Banyak
Siswa Sekolah Belum Bisa Membaca Al-Quran”

Sebanyak 40 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mengikuti wokshop


Subdit PAI SD/SDLB di Kota Bogor, 3-5 Mei 2021. Mereka berasal dari
Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten.

Selain pelatihan baca dan tulis al-Qur’an yang benar berdasarkan ilmu tajwid,
peserta juga dilatih menulis Arab indah (khatt al-jamil) yang dipandu oleh guru
dari Pesantren Lemka Sukabumi, Jawa Barat. Pelatihan ini dilakukan guna
meningkatkan kompetensi guru dalam pengajaran baca tulis Al-Quran.
Penguatan kompetensi ini dikemas dalam Workshop Tuntas Baca Tulis al-
Qur’an (TBTQ).

Data Kementerian Agama menunjukkan masih cukup banyak siswa sekolah


yang belum bisa membaca Al-Quran. “Ini menjadi keprihatinan kita semua
dengan banyaknya siswa yang tidak bisa membaca al-Qur’an,” kata Direktur
Pendidikan Agama Islam Rohmat Mulyana Sapdi, di Bogor. Menurutnya,
kondisi itu disebabkan beberapa faktor, antara lain: jumlah siswa yang tidak
sebanding, minat siswa kurang, motivasi keluarga, dan kompetensi guru.

“Apa yang dilakukan hari ini (workshop) adalah upaya meningkatkan


kompetensi guru dan mendorong guru semakin giat menjalankan tugas
pembelajarannya, termasuk mencegah dampak lebih jauh pembelajaran jarak
jauh (PJJ) yang diberlakukan dalam setahun terakhir,” ujar Rohmat Mulyana
Sapdi.

Ia berharap, guru yang telah mengikuti workshop dapat melanjutkan


pengetahuannya dalam pembelajaran di kelas dengan menyiapkan
pembelajaran yang nyaman agar siswa yang tidak bisa baca teratasi, begitu juga
yang sudah bisa baca makin meningkat.

Berdasarkan kasus diatas dapat disimpulkan faktor gagalnya guru Pai dalam
hal membaca hal membaca al-qur’an adalah :
• Merasa sudah benar Ketika Ketika jabatan guru sudah disematkan

Jabatan guru ialah profesi yang mulia didalam Al-Qur’an Allah


berfirman yang Artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan". (QS. Al-Mujadalah 11)

Ayat diatas mengandung arti bahwa ketika seseorang ingin berusaha


agar orang tersebut bisa maka Allah akan meninggikan derajatnya, dan
ketika orang tersebut mau membagikan ilmunya maka Allah juga akan
meninggikan derajatnya. dalam tugas utama guru dituntut bisa
mengajar peserta didik atas ilmu kapalbiltasnya yang suda dimiliki
maka sudah seahrusnya guru tetap menjadi pembelajar jika ada sesuatu
yang belum dikuasainya

• Sudah nyaman dengan jabatan guru yang disematkan

Hal ini membuat guru pada bidang Pai tidak ingin menggali potensi
kekuranganya dalam membaca Al- Qur’an sehingga guru sudah
nyaman dengan pekerjaan yang hanya mengajar tanpa mementingkan
kemampuan atau skill dalam membaca Al-Qur’an

• Sulit menerima kebenaran

Guru pun memiliki kekurangan maka sudah seharusnya sikap guru


berlapang dada jika ada kekurangan ataupun keliru untuk diperbaiki
kesalahanya dengan begitu guru yang benar akan mengevaluasi
danmempelajari lagi kekuranganya
5. Dampak Bagi keberhasilan peserata didik dalam membaca Al-Qur’an
• Peranan guru PAI sebagai Fasilitator

Guru berusaha membimbing siswanya agar dapat mengetahui potensi yang


dimilikinya, selalu membimbing siswanya agar bisa mencapai dan
melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar dan pembimbing. Sehingga,
dengnan ketercapaiannya tersebut mereka dapat menjadi siswa yang bisa
membaca dan mengamalkan ayat-ayat Al-Quran. Memberikan bimbingan
dengan terus menerus dapat membantu siswa ketika kesulitan dalam
membaca Al-Quran serta meningkatkan siswa dalam memahami suatu
pelajaran Al-Quran. Guru PAI juga bisa memberikan materi tentang ilmu
tajwid saat siswa belum memahaminya, serta membenarkan ketika ada
siswa ada yang masih salah panjang/pendek dalam membaca Al-Quran,
sehingga guru dalam berperan dalam meningkatkan kemampuan membaca
Al-Quran siswa.

• Guru PAI dalam membentuk akhlaq peserta didik

Guru PAI mempunyai beberapa cara untuk membentuk akhlaq siswa yaitu
dengan mengenalkan profil guru PAI masing-masing, memberikan empati,
simpati, dan bahkan guru PAI harus bisa dekat dan mengayomi kepada
peserta didiknya. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru PAI: “Guru
PAI ketika akan mengajarkan BTQ terlebih dahulu memperkenalkan diri
agar mereka mengetahui profil guru BTQ mereka masing-masing, selain
itu, guru PAI juga harus memberikan simpati dan empati agar mereka
dekat dengan kita, dalam arti mereka dapat dengan mudah memahami
suatu pelajaran apabila mereka senang dengan guru nya”.
(W/G/F1.1/20/12/2019) Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwasannya seorang pendidik memiliki beberapa peran yang
sangatlah penting dalam membentuk karakter atau akhlaq siswa dalam
kegiatan baca tulis Al-Qur’an.

C. Simpulan

Guru menjadi peran utama dalam keberhasilan suatu pembelajaran maka


menjadi keutamaan sekali untuk seorang guru menguasai kompetinsi yang
diajarkanya, guru agama islam adalah guru yang ahli dalam bidang pendidikan
agama islam disuatu sekolah yang didalamnya mencakup banyak materi
pembelajaran sebagai guru profesional maka guru pai bertanggung jawab akan
keberhasilan suatu materi pembelajaran salah satu contohnya yaitu : pembelajara
membaca dan tulis Al-Quran.
These efforts are not easy to apply in everyday life. It takes cooperation and
sincerity in educating students. Implanting Islamic education in students will not
run optimally and consistently without serious involvement from all parties.
Therefore, all elements and stakeholders are certainly given the opportunity to
oversee better education (Ma’arif, 2017)
Sudah menjadi dasar bagi guru pai menguasai membaca Al-Quran karena
materi pembelajaran Pendidikan agama islam bersumber dari 2 dimana yang
salah satu utamanya ialah Al-Quran untuk mengerti dan memahami Al-Quran
maka bisa membaca Al-Quran sudah menjadi final. Dampak nantinya bagi
peserta didik jika guru pai sudah mengusai materi materi pelajaran Pendidikan
agama islam maka guru pai di sekolah akan menjadi peran sentral bagi peserta
didik untuk mengatasi peserta didik yang belum bisa membaca Al-Quran
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qatan, M. K. (1994). Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. jurnal pembelajaran Al-Qur'an bagi


peserta didik, 10.
Anas, M. (2017). Analysis of the Concept of Personality Competence of PAI Teachers.
Jurnal Pendidikan Islam.
Arif Tri Setiawan, A. R. (2020). “Pengenalan Dan Pembelajaran Cara Membaca Al-Qur'an.
Ilmu Tajwid Berbasis Mobile Android.
Arifin. (2000). Psikologi Dakwah. metode pemebelajaran Al-quran bagi siswa .
Badrun, P. (2007). Kemampuan Baca Al-Quran Siswa SMP Kabupaten Gowa. Al-Qolam
XIII, xx, 1-24.
Daradjat, Z. (2021). Metodik Khusus. pengajaran islam, 91.
Daradjat, Z. (2021). Metodik Khusus ilmu Al-Qur'an. Pengajaran islam, 91.
Fauzan, A. H. (2015). “Pola Pembinaan Baca Tulis Al-Qur‟an (BTQ) Sebagai Upaya
Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur'an. Ar-Risalah XIII, 19–29.
fikaz, l. (2021). Ini Penyebab Banyak Siswa Sekolah Belum Bisa Membaca Al-Quran.
Bogor: kalderanews.com.
Halib, A. N. (2019). “Sistem Pembinaan Halaqah Terhadap Kecerdasan Emosional Santri”.
Tarbawi I, 85-93.
Ismail. (2015). “Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Pembelajaran ”.
Mudarrisuna IV.

Anda mungkin juga menyukai