PROPOSAL SKRIPSI
IMPLEMENTASI BACA TULIS AL-QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE TARTILI STUDI KASUS DI ASRAMA PUTRI AL- MARDLIYYAH
KOTA MADIUN
OLEH
Ahlul Falakhiyah
NIM : 201917012650
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADIUN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
pengajaran dan pelatihan untuk dimasa yang akan mendatang. Keberhasilan guru
dalam menciptakan kondisi yang optimal didalam kegiatan belajar mengajar juga
dapat memengaruhi siswa untuk belajar dan menerima stimulus dengan tanggapan
positif yang pada akhirnya akan memengaruhi proses pembelajaran para siswa.
usaha atau proses yang ditunjukkan untuk membina kualitas sumber daya manusia
Pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjuka eksitensinya secara
Mengajar adalah suatu usaha untuk agar siswa dapat belajar, sehingga akan
ada terjadinya tingkah laku pada diri siswa. Metode mengajar adalah suatu teknik
penyampaian bahan pembelajaran kepada siswa yang dimaksutkan agar siswa dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat difahami siswa dengan baik.
Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh dalam memilih cara atau
metode yang dianut guru dan tujuan yang akan dicapai oleh guru.2
Qur’an adalah sebagai kalam yang hidup secara ilahiyyah yaitu menjadi kajian
pendidikan agama islam yang sekaligus mencaji acuan, pedoman, dan jawaban atas
tuhan.Pemanfaatannya tidak cukup direaksi dengan cara berfikir linier, akan tetapi
1
Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 290.
2
Zakiyah Drajat, dkk, Metologi Pengajaran Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 50.
3
juga memerlukan pemikiran, karena Al-Qur’an itu hidup disepanjang zaman yang
membaca maka seakan tidak (mungkin) ada pendidikan. Membaca juga merupakan
jendela untuk melihat hazanah ilmu pengetahuan dan jalan lapang untuk memahami
dunia. Aktivitas membaca ini hendaknya juga diteruskan dengan aktivitas menulis,
dengan bunyi serta maknanya, dan menarik kesimpulan yang menjadi maksud
makna yang dibaca dengan jalan mengucapkan bahasa, mengenal bentuknya, dan
suatu bahasa, sehingga orang lain dapat membaca simbol- simbol grafis itu sebagai
upaya untuk merekam ucapan manusia menjadi bahasa baru, yaitu bahasa tulisan.6
merupakan target dan sekaligus merupakan tujuan pokok dan perdana yang harus
3
Djohar, Pendidikan Alternatif untuk pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Lesfi, 2003), hlm. 163-
164.
4
Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogjakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara, 2016), hlm. 5.
5
M. Zubad Nurul Yaqin, Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia,
(Malang: UIN-Malang Press, 2009), hlm. 117.
6
M. Zubad Nurul Yaqin, Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Malang: UIN-
Malang Press. 2009), hlm. 140.
4
dicapai dan sekaligus dimiliki oleh setiap muslim. Oleh karena itu, pada saat
pertama dan utama, sedangkan materi-materi yang lain sebagai penunjang, karena
kehidupan beragama seorang muslim. Oleh karena itu, gerakan baca dan tulis Al-
lain, telah disebutkan dalam Hadist yang artinya : “Sebaik-baik dari kamu
mengenai baca dan tulis Al-Qur’an, agar kelak menjadi generasi Qur’ani yang
tangguh dalam menghadapi zaman.8 Saat ini, sudah banyak umat Islam yang mampu
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Akan tetapi, tidak sedikit pula
Dari sisi bacaan, Al-Qur‟an adalah benar-benar bacaan indah yang indah
demikian lengkap (utuh ) dan komprehensif (menyeluruh). Tentu bagi siapa saja
7
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 135-
136.
8
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, hlm. 323.
9
Raisya Maulana Ibnu Rusyd, Panduan Tahsin, Tajwid, dan Tahfi untuk Pemula, (Yogjakarta:
Saufia, 2015), hlm. 27.
5
untuk senantiasa belajar dan giat menuntut ilmu. Hal ini terbukti dengan turunnya
wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW berupa perintah untuk membaca.
Salah satu rangkaian dari proses belajar atau menuntut ilmu adalah dengan sarana
bacaan. Dengan dasar itulah maka kita harus senantiasa menuntut ilmu sampai
akhir zaman. Sebab orang yang berilmu adalah orang yang memiliki dedikasi
Metode Tartil adalah sesuatu yang terpadu (ittisaq) dan tersistem (intizham)
secara konsisten (istiqamah), yakni melepaskan kata-kata dari mulut secara baik,
teratur, dan konsisten. Titik tekannya ada pada pengucapan secara lisan, atau
pembacaan verbal dan bersuara. Dalam Bahasa Inggris, padanan tepatnya adalah "to
membaca secara dengan bersuara secara perlahan- lahan. Secara teknis, tartil
sesuai kaidah tajwid). Bacalah Al-Qur`an dengan tartil demikianlah perintah Allah
kepada kita. Tartil yang dimaksud di dalam ayat adalah membaca Al-Qur`an
sesuai dengan aturan- aturan yang sudah di tentukan. Yakni mengeluarkan atau
huruf) dan sifat- sifat huruf. Khusus tartil Qur’an pelatihan/penataran lanjutan
dari tingkat dasar untuk memberikan spesialisasi pada bidang penguasaan tilawatil
10
Otong Surasman, Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur‟an Baik dan Benar, (Jakarta,
Gema Insani, 2002), hlm. 20.
6
sebagai proses, maka proses tersebut akan berakhir pada pencapaian tujuan yang
hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan adanya Pondok
Pesantren secara umum adalah adanya perubahan tingkah laku atau perubahan
akhlakul karimah dan tujuan secara khususnya adalah tazkiyatun Nafs (menyucikan
hati), pendekatan diri kepada Allah melalui mujahadah. pada hakikatnya adalah
suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam peribadi seseorang.11
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
menggunakan metode tartili studi kasus di asrama putri al- mardliyyah kota madiun.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Kajian ini dapat dijadikan salah satu khazanah ilmu pengetahuan yang
11
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), h l m . 233.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga
b. Bagi Guru/Ustadz
c. Bagi Siswa/Santri
E. Kajian Pustaka
1. Nama Witi Astuti tahun 2010, dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Guru
dalam penelitian ini membahas tentang upaya guru dalam mengatasi rendahnya
kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an sedang yang saya gunakan adalah
2. Skripsi yang ditulis oleh Mustofa (2014) dengan judul ”Implementasi Metode
oleh guru yaitu persiapan, pembukaan, kegiatan inti dan penutup. Media
pembelajaran berupa buku jilid Tartili dan buku pedoman tajwid yang dapat
F. Kerangka Teori
A. Metode Tartil
tahun 2000 sampai sekarang, alhamdulillah sudah berkembang pesat lebih dari
wilayah Jawa Timur, Kudus, Semarang, Jakarta, dan Bali, bahkan baru-baru
Bengkulu.
tahun 2000 beliau menciptakan metode sendiri yang diberi nama “Metode
Arti dasar tartil adalah sesuatu yang terpadu (ittisaq) dan tersistem
secara baik, teratur, dan konsisten. Titik tekannya ada pada pengucapan secara
lisan, atau pembacaan verbal dan bersuara. Dalam Bahasa Inggris, padanan
lahan. Secara teknis, tartil berkaitan erat dengan penerapan kaidah-kaidah ilmu
dengan tartil demikianlah perintah Allah kepada kita. Tartil yang dimaksut
huruf. Kursus tartil Qur’an pelatihan atau penataran lanjutan dari tingkat
Ada sebuah hadits bersumber dari Ummu Salamah r.a bahwa beliau
12
Departemen Agama RI, Pedoman Pembinaan TKQ/TPQ, (Jakarta: Direktorat Pendidikan
Dinayah dan Pondok Pesantren, 2009 ), hlm. 4.
10
tartil dianjurkan untuk proses tadabbur. Mereka juga mengatakan bahwa tartil
dilakukan dalam shalat dan di malam hari, yakni qiyamul-lail. Dari sini,
Jadi metode tartili adalah suatu cara untuk belajar membaca Al-
Qur‟an dengan cepat, baik, konsisten dan teratur dengan penekanan terhadap
a. Untuk Guru
santri yang masuk (talqin dan ittiba’), kemudian guru mendrill pada
klasikal). Dalam memberi contoh, guru harus tegas teliti dan benar.
waspada dan teliti. Demikian pola pada penentuan kenaikan jilid, guru
harus tegas dan tidak boleh segan, ragu dan berat hati.
b. Untuk Santri
11
Dalam membaca santri harus membaca benar dan lancar. Jika santri
berikutnya.
1) Materi Pokok
Qur’an 30 jus.
2) Materi Penunjang
yang harus dikuasai oleh santri yaitu hafalan dan do’a sehari-hari.
berikut:
hijaiyah.
12
pengembangannya.
marbutho.
qomariyah.
dalam membaca.
dalam membaca.
ini ba di akhir.
14
lancar mengajar.
3) Pada jilid 4 belum ada tanda waqof, artinya semua bacaan utuh
apa adanya.
15
pelajaran.
B. Hakikat AL-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
semua kitab-kitab Allah. Al-Qur’an juga berarti suatu buku yang harus
bertahap, yaitu dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan dan 22 hari. Al- Qur’an
yang terdiri dari 114 surat tersusun (secara sistematis) dari surat Al-Fatihah
termasuk semua kalam manusia, jin dan malaikat. Dari pengertian tersebut
14
Akmal Halwi, Dasar-Dasar Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 64.
17
diartikan dengan isim maf‟ul, yakni maqru artinya sesuatu yang dibaca.
tidak mengenal batas usia dan jenis kelamin, juga tidak sama sekali
dikotomikan oleh berbagai ilmu yang berbeda. Semua orang dari berbagai
jenis kelamin dan usia, serta dari berbagai disiplin ilmu dan ragam seni,
tidak akan pernah kehabisan semangat untuk membaca Al- Qur’an. Dari
balita, anak-anak, yang masih cadel membaca Al-Qur‟an, hingga pakar yang
kepada Nabi Muhammad SAW, karena itu kitab Allah yang diturunkan
bahasa Arab. Hal ini yang membedakan Al-Qur’an dengan hadits Nabi.
15
Muhaammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 20-21.
16
Suwarjin, Ushul Fiqih, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 57.
18
Secara mutawatir.
berbangga hati atas kitab suci ini, karena di antara agama-agama samawi
hingga sekarang, dan bahkan akhir zaman, tidak ada perubahan didalamnya.
terpelihara.
2. Fungsi Al-Qur’an
Muhammad SAW terutama untuk para penentang ajaran beliau. Fungsi Al-
Qur’an adalah sangat penting bagi kehidupan umat Islam. Ia bukan sekedar
kitab bacaan biasa akan tetapi buku suci yang menjadi pedoman dalam
ketika umat Islam ingin membangun formulasi hukum, etika, politik, sosial
c. Janji dan ancaman, berupa janji dan ganjaran (pahala) bagi mereka yang
jaminan kebahagiaan.
yang tunduk dan beriman kepada Allah, seperti para Nabi dan Rasul
hukum dan agama Allah. Kisah dan peristiwa sejarah ini dimaksudkan
20
4. Keistimewaan Al-Qur’an
berikut:
adalah kitab.
mampu yang berarti kuasa (sanggup melakukan sesuatu) jadi dapat diartikan
membaca yaitu mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Membaca
merupakan salah satu aktifitas belajar, membaca adalah suatu kompleks dan
rumit karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang bertujuan
17
Fahd, Ulumul Qur’an Studi Kompleksitas Al-Qur‟an, (Yogyakarta: Aswaja Perssindo, 2016), hlm.
7.
18
Poerwardarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm. 628.
21
suatu pengetahuan yang tidak kita ketahui. Dengan membaca maka manusia
akan berguna bagi dirinya kelak. Jadi pengertian diatas yang dimaksud
dimiliki siswa dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
dengan kaidah yang ada (ilmu tajwid). Dalam membaca Al-Qur’an, terdapat
Dalam kegiatan membaca merupakan hal yang sangat penting dalam Al-
turunnya Al-Qur’an adalah perintah membaca yang tertuang dalam surat Al-
penjelasan singkat terkait dengan hal tersebut sehingga apa yang belum
bacaan), cara penulisan Al-Qur’an, maka dengan demikian kita bisa melihat
sendiri kualitas dalam membaca Al-Qur’an, apakah bacaan kita sudah baik atau
Rasulullah SAW sendiri yang menjadi guru bagi pengajar Al-Qur’an. Kemudian
setelah mulai banyak orang meyakini kebenaran Al-Qur‟an dan mulai membaca
serta menghapalnya, tugas tersebut tidak terfokus pada diri Rasulullah SAW
22
melainkan para sahabat juga membantu mengajarkan setiap apa yang mereka
Mekkah dan Mus’ab bin ‟Umar ra adalah orang yang dikirim oleh
ketika mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah membaca Al- Qur‟an. Hal
Qur’an. Ada orang yang lancar dalam membaca Al-Qur’an, ada yang kurang
lancar membaca Al-Qur’an, bahkan ada yang sama sekali tidak bisa membaca
pendengarnya. Maka tidak heran jika ada orang yang hanya bisa
manfaat darinya.
19
Surasman Otong, Metode Insani (Kunci Praktis Membaca Al-Qur‟an Baik dan Benar), (Jakarta:
Gema Insani Perss, 2002), hlm. 18.
23
khikmat dan tenang. Al-Laits bin Sa’ba berkata: Demikian juga orang yang
mendengarkan bacaan Al-Qur’an secara khusyu, khikmat dan tenang. Hal ini
mendengarkan satu ayat dari kitab Allah, maka ditulis untuknya kebaikan yang
berlipat-lipat, dan barang siapa yang membacanya, dia akan mempunyai cahaya
Abu Hurairah: “Tiada satu kaumpun yang berkumpul di suatu rumah diantara
dinaungi oleh para malaikat, dan Allah selalu menyebut mereka yang ada
Apabila kita kaji secara seksama hadis di atas maka akan ditemukan
suatu keistimewaan yang memuat empat jenis pahala bagi orang yang
2. Dipenuhi Rahmat.
seperti di atas sekaligus, karena kalau hanya berkumpul merupakan hal yang
24
Kautsar Niazi mengatakan bahwa ada tiga macam keperluan mempelajari Al-
Qur’an yaitu :
dapat membacanya secara benar dan baik sesuai dengan ilmu tajwid.
surat At-Taubah.
diantaranya:
ibadah.
20
Ahsin W Al.Hafiz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Quran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm.
32.
21
Fahad, Ulumul Qur’an Studi Kompleksitas Al-Qur’an, (Yogyakarta: Aswaja Persindo, 2016), hlm.
8.
26
Al- Burhan Fi Ulum Al-Qur’an, bagi orang yang dapat memahami Al-
Arab) secara mutlak baik dia mampu berbahasa Arab atau tidak, baik
syad.
manusia dengannya.
aku dilupakan tentang ayat ini” karena ada hadits dari Bukhari
orang lain. Al-Halimi berkata “karena kalam Allah itu tidak boleh
membaca Al-Qur’an tidak bisa terlepas dari ilmu tajwid, karena keterangan
tadi telah dibukukan dalam ilmu tajwid. Oleh akrena itu membaca Al-
Qur’an tanpa mengetahui ilmu tajwid maka bacaan tersebut sulit untuk
disebut bacaan yang benar, bahkan termasuk bacaan yang salah dan bacaan
ditinggalkan bila ingin membaca Al-Qur’an dan mendapat pahala, maka kita
dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di
luar individu. Membicarakan faktor internal akan dibahas tiga faktor yaitu :
cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik merupakan salah satu
memecahkan masalah. Dua orang yang berbeda IQ nya sudah pasti akan
mendapat contoh bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua
kehidupan keluarga. Orang tua memegang peran yang penting dan amat
ketahui Al- Qur’an adalah sumber hukum agama Islam yang pertama.
Sehinga menjadi sumber nilai dan norma umat Islam terbagi dalam 30 jus
(bagian). Untuk menguasai ilmu membaca cukup sebulan dua bulan atau
setahun sekalipun, belum lagi ilmu soal tata bahasa, tafsir, dan ilmu-ilmu
Al-Qur’an yang lain. Jika kita tidak bisa mempelajari semuanya, bisa
mari sama-sama kita belajar dengan seksama secara rutin semoga dapat
Pesantren tersebut.
30
diantaranya: Management tartil, visi dan misi tartil, cara mengajarkan Al-
Qur’an melalui metode tartil, ulumul Qur’an, cara membuka dan menutup
dasar, kelas Al-Qur’an dan kelas kitab. Kelas dasar merupakan kelas
yang pertama kali harus ditempuh santri sebelum memasuki kelas Al-
Qur’an dan yang termasuk di dalamnya adalah santri kelas jilid 1-6 hingga
sebagainya.22
G. Metode Penelitian
22
Hasil wawancara dengan Ustadzah Ulfatun Ni’mah, pengajar di Asrama Al Mardliyyah, pada
tanggal 12 November 2021. Pukul 15:45 WIB.
31
situasi apa adanya tentang gejala atau temuan dilapangan. Penelitian deskriptif
untuk memaparkan peristiwa yang terjadi dan kemudian hasil data dianalisis.
Metode ini dipakai dalam rangka melihat dan memahami suatu obyek penelitian
berdasarkan fakta yang ada. Dengan metode kualitatif ini diharapkan akan
implementasi baca tulis Al-Qur’an dengan menggunakan metode tartili studi kasus
2. Lokasi Penelitian
yang beralamat di Jl. Moeh noor, Demangan, Taman, kota Madiun. Adapun
a. Observasi
proses belajar mengajar. Dalam observasi ini peneliti mengamati metode guru
mengajar, media yang digunakan dalam mengajar, serta respon siswa dalam
b. Wawancara
32
informasi yang mendalam. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk
studi kasus di asrama putri Al-Mardliyyah kota Madiun. Adapun yang menjadi
c. Dokumentasi
data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen, yang diharapkan dapat
siswa, struktur organisasi, kurikulum, nilai-nilai hasil belajar dan data guru
berbagai cara dan berbagai waktu. Ada empat macam triangulasi sebagai
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
5. Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
data model Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif ini dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya
jenuh. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
analisisnya yaitu:
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya,
reduksi data yang telah dilakukan dalam penelitian ini meliputi; perekapan
hasil perolehan data diambil yang penting, dibuang yang tidak penting,
Kesimpulan diambil dari hasil reduksi data dan penyajian data yang telah
pemahaman makna dari serangkaian data yng sudah disajikan dan hasil
interpretasi data dikemukakan secara obyektif sesuai data atau fakta yang
penarikan kesimpulan
pengertian, maka perlu adanya penegasan istilah judul skripsi ini sesuai dengan
1. Penerapan
menggunakan konsep, teori serta metode atau cara untuk memecahkan masalah.
2. Pemahaman
penafsiran, dapat juga diartikan suatu usaha yang dapat menjadikan orang atau
4. Baca Al-Qur’an
Baca artinya melihat, memperhatikan serta memahami isi dari yang tertulis
dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan Al-Qur’an adalah firman
Allh SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
5. Pembelajaran Al-Qur’an
H. Sistematika Pembahasan
Secara keseluruhan, penulisan dalam penelitian proposal ini terdiri atas lima
Bab II merupakan kajian teori yang berisi tentang deskripsi teori, dan konsep
yang berkaitan dengan judul proposal ini. Yang perlu dijelaskan lebih lanjut dalam
kajian teori ini adalah: Membahas tentang implementasi baca tulis al qur’an
Madiun.
I. KESIMPULAN
pengajaran dan pelatihan untuk dimasa yang akan mendatang. Keberhasilan guru
dalam menciptakan kondisi yang optimal didalam kegiatan belajar mengajar juga
dapat memengaruhi siswa untuk belajar dan menerima stimulus dengan tanggapan
positif yang pada akhirnya akan memengaruhi proses pembelajaran para siswa.
usaha atau proses yang ditunjukkan untuk membina kualitas sumber daya manusia
Pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjuka eksitensinya secara
Mengajar adalah suatu usaha untuk agar siswa dapat belajar, sehingga akan
ada terjadinya tingkah laku pada diri siswa. Metode mengajar adalah suatu teknik
penyampaian bahan pembelajaran kepada siswa yang dimaksutkan agar siswa dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif, dan dapat difahami siswa dengan baik.
37
Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh dalam memilih cara atau
metode yang dianut guru dan tujuan yang akan dicapai oleh guru.
Metode Tartil adalah sesuatu yang terpadu (ittisaq) dan tersistem (intizham)
secara konsisten (istiqamah), yakni melepaskan kata-kata dari mulut secara baik,
teratur, dan konsisten. Titik tekannya ada pada pengucapan secara lisan, atau
pembacaan verbal dan bersuara. Dalam Bahasa Inggris, padanan tepatnya adalah "to
membaca secara dengan bersuara secara perlahan- lahan. Secara teknis, tartil
sesuai kaidah tajwid). Bacalah Al-Qur`an dengan tartil demikianlah perintah Allah
kepada kita. Tartil yang dimaksud di dalam ayat adalah membaca Al-Qur`an sesuai
huruf) dan sifat- sifat huruf. Khusus tartil Qur’an pelatihan/penataran lanjutan
dari tingkat dasar untuk memberikan spesialisasi pada bidang penguasaan tilawatil