Anda di halaman 1dari 10

Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Muhammad Aman Ma’mun


Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Urwatul Wutsqo Jombang, Indonesia
Email: mamanmamun3@gmail.com

Abstract: Preferably the human is the one who learns the Qur'an and teach it. So
learning to read the Qur'an to be conducted early as the provision of life and
afterlife. Learning the Quran as an interaction learning activities also have a
purpose. The purpose of learning the Qur'an is as follows: 1) so that students can
read Quran fluently and correctly according to the recitation. 2) so students can
familiarize the Qur'an in his life. 3) enrich the vocabulary words and sentences
that are beautiful and interesting. In Indonesia there are various methods of
reading the Qur'an as may have been collected by the LITBANG in 1994. A
variety of methods have advantages and disadvantages of each. One method is to
write the Qur'an by dictation. There are four (4) types of dictation that can be
applied to a person according to their cognitive level: Imla’ manqu,
Imla’mandhur, Imla’ ghairu al-mandhur (masmu’), Imla’ ikhtibari.
Keywords: Learning, Methods, Reading, Writing, Al-Qur'an

Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Volume 4 No. 1 Maret 2018
Muhammad Aman Ma’mun

Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang (٢) ‫ق‬ ٍ َ‫( َخلَقَ اﻹ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬١) َ‫ا ْق َرأْ ِباس ِْم َر ِبّكَ ا ﱠلذِي َخ َلق‬
belajar al-Qur’an dan mengajarkannya. Al- َ ‫( الﱠذِي‬٣) ‫ا ْق َرأْ َو َربﱡكَ اﻷ ْك َر ُم‬
َ‫( َعلﱠ َم اﻹ ْن َسان‬٤) ‫علﱠ َم بِ ْالقَلَ ِم‬
Qur’an sebagai pedoman kehidupan umat (٥) ‫َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Islam tiada alasan untuk tidak “Bacalah dengan (menyebut) nama
membacanya, baik di waktu sempit Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
maupun luang, baik tua maupun muda, menciptakan manusia dari segumpal
baik besar maupun kecil. Maka darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
pembelajaran baca al-Qur’an mutlak Maha pemurah. yang mengajar (manusia)
dilakukan sejak dini sebagai bekal dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kehidupan di dunia dan akhiratnya. Namun kepada manusia apa yang tidak
bagaimana cara mengajarkan membaca al- diketahuinya.” (QS; al-‘Alaq : 1-5)
Qur’an. Metode penyampaian wahyu yang
Pembelajaran cara membaca Al- pertama dari malaikat Jibril kepada Nabi
Qur’an perlu di lakukan sejak dini secara Muhammad ini merupakan metode
terus menerus oleh umat islam agar dapat pembelajaran baca al-Qur’an yang
mengembangkan diri secara sistematis dan pertama. Maka setiap diturunkannya al-
menjalani hidup sesuai aturan dengan Al- Qur’an, maka Nabi langsung
Qur’an sebagai pedoman hidupnya. menyampaikan kepada para sahabat, di
Sehingga dapat menciptakan manusia mana sahabat pada waktu itu masih banyak
dengan akhlak yang baik. Pembelajaran yang belum bisa membaca apalagi menulis
membaca Al-Qur’an biasanya dilakukan namun sahabat dapat menerima bacaan al-
pertama kali saat anak berusia 2 tahun atau Qur’an dengan baik. Malaikat Jibril ketika
saat anak sudah dapat berbicara dengan menyampaikan wahyu yang pertama
lebih jelas. Pembelajaran membaca Al- kepada Nabi dengan perintah membaca
Qur’an bagi anak-anak biasanya dilakukan sampai mengulang tiga kali menjadi
di rumah dengan orangtua sebagai metode Nabi dalam mengajar atau
pembimbing atau di madrasah dengan menyampaikannya kepada sahabat.
dibimbing oleh ustadz atau guru mengaji Nabi Muhammad Rasulullah tiada
yang sudah ahli. Tetapi terkadang belajar henti-hentinya memerintahkan kepada
membaca Al-Qur’an di madrasah tidak sahabat untuk selalu membaca firman
selalu dapat dilakukan, karena masalah Allah yang menjadi pedoman umat Islam
cuaca serta guru mengajinya tidak dapat ini dan meminta agar sahabat
hadir. Anak juga terkadang malas untuk mengajarkannya kepada sahabat lainnya,
melakukan hal lain selain bermain. tabiin, tabiittabiin hingga sampai pada
Pembelajaran Baca Qur’an adalah generasi kita sekarang ini. Berbagai
pembelajaran yang sangat penting bagi metode pengajaran al-Qur’an telah
seluruh umat Islam, karena membaca al- diterapkan sepanjang sejarah keislaman
Qur’an adalah gerbang menuju dari zaman ke zaman, baik yang secara
pengetahuan Islamiah seperti akidah, tradisional (belum terstruktur) maupun
ibadah, akhlak dan sebagainya. Proses baca yang sudah terstruktur.
ini adalah proses pertama dan utama dalam
membuka kunci petunjuk umat Islam Pembahasan
tersebut, sebagaimana wahyu yang pertama a. Pembelajaran Al-Qur’an
turun dari Allah kepada umat manusia Belajar dan pembelajaran
melalui Nabi Muhammad SAW yaitu: merupakan dua konsep yang saling
berkaitan. Konsep belajar berakar pada

54 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

pihak siswa dan konsep pembelajaran perubahan perilaku siswa yang relatif
berakar pada pihak guru dan keduanya bisa positif dan menetap sebagi hasil interaksi
berdiri sendiri dan juga menyatu, dengan lingkungan yang melibatkan proses
bergantung kepada situasi dari kedua kognitif.”(Syah, 2005) Sedangkan dalam
kegiatan itu terjadi. Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran
Pembelajaran adalah proses adalah “proses, cara, perbuatan menjadikan
interaksi peserta didik dengan pendidik dan orang atau makhluk hidup
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”(Depdikbud, 1989) UU
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi menerangkan bahwa pembelajaran adalah
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, “proses interaksi peserta didik dengan
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pendidik dan sumber belajar pada suatu
pembentukan sikap dan kepercayaan pada lingkungan belajar.” Beberapa pendapat
peserta didik. Dengan kata lain, mengenai pengertian pembelajaran,
pembelajaran adalah proses untuk diantaranya menurut Tohirin pembelajaran
membantu peserta didik agar dapat belajar merupakan upaya membelajarkan atau
dengan baik.(Wikepedia, 2016) upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah
Di sisi lain pembelajaran aktivitas belajar.(Tohirin, 2006)
mempunyai pengertian yang mirip dengan Aminuddin Rasyad mendefinisikan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai pembelajaran adalah “proses yang terjadi
konotasi yang berbeda. Dalam konteks yang membuat seseorang atau sejumlah
pendidikan, guru mengajar agar peserta orang yaitu siswa melakukan proses
didik dapat belajar dan menguasai isi belajar sesuai dengan rencana pengajaran
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang telah diprogramkan.”(Rasyad, 2003)
yang ditentukan (aspek kognitif), juga Sedangkan menurut Oemar Hamalik
dapat memengaruhi perubahan sikap pembelajaran adalah “suatu kombinasi
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek yang tersusun meliputi unsur-unsur
psikomotor) seorang peserta didik, namun manusiawi, material, fasilitas,
proses pengajaran ini memberi kesan perlengkapan, dan prosedur yang saling
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran.”(Hamalik, 1999)
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi Menurut Sujana, pembelajaran
antara pengajar dengan peserta didik. adalah setiap upaya yang sistematik dan
Menurut Hilgard dan Marquis yang disengaja oleh pendidik untuk menciptakan
dikutip oleh Aminudin Rasyad learning is kondisi-kondisi agar peserta didik
the process by which an activity originates melakukan kegiatan mengajar.(Sudjana,
or is changed through training procedure 2001) Pembelajaran juga dapat diartikan
(whether in the laboratory or in natural dengan proses untuk membantu peserta
environment) as distringuished from didik agar dapat belajar dengan baik.
changes by factor not attributable to Pembelajaran yang berkualitas sangat
training. Menurut Hilgart dan Marquis tergantung dari motivasi pelajar dan
belajar merupakan proses mencari ilmu kreatifitas pengajar. Pembelajar yang
yang terjadi dalam diri seseorang melalui memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
latihan, pembelajaran dan sebagainya, pengajar yang mampu memfasilitasi
sehingga terjadi perubahan dalam diri. motivasi tersebut akan membawa pada
(Rasyad, 2003) keberhasilan pencapaian target belajar.
Muhibbin Syah memaparkan Target belajar dapat diukur melalui
“Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan sikap dan kemampuan siswa

Volume 4 No. 1 Maret 2018 55


Muhammad Aman Ma’mun

melalui proses belajar. Desain atau pembelajaran al-Qur’an bagi anak-


pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas anak telah lama membudaya dalam
yang memandai, ditambah dengan masyarakat Islam. Hanya saja sistem dan
kreatifitas guru akan membuat peserta caranya perlu diperbaharui dan
didik lebih mudah mencapai target dikembangkan sesuai dengan
belajar.(Sardiman, 2008) perkembangan metode mengajarkan
Dari pengertian diatas dapat berbagai macam pelajaran. Metode
diambil kesimpulan, yang dimaksud pengajaran al-Qur’an ini perlu
dengan pembelajaran adalah suatu aktivitas diperbaharui dan dikembangkan karena
atau proses yang mengarahkan siswa dibutuhkan oleh masyarakat Islam karena
melakukan proses belajar, dengan mereka ingin dapat membaca al-Qur’an
melibatkan unsur-unsur manusiawi, dengan baik dalam waktu yang tidak lama.
material, fasilitas, perlengkapan, dan (Daradjat, 2008)
prosedur yang saling mempengaruhi untuk Definisi-definisi yang dikemukakan
mencapai tujuan pembelajaran. oleh para ulama lebih banyak unsur- unsur
Lafal Al-Qur’an secara bahasa yang sama dalam mendefinisikan Al-
sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari Qur’an. Dan apabila kita cermati tampak
qara’a, qira’atan wa qur’anan, ia adanya beberapa perbedaan diantara
merupakan bentuk mashdar menurut definisi-definisi yang mereka ungkapkan.
wazan dari kata fu’lan, seperti qufran dan Akan tetapi perbedaan tersebut tidaklah
syukron. Bentuk kata kerjanya adalah menjadikan pertentangan dan juga tidak
qara’a yang berarti mengumpulkan dan menjadi masalah yang tidak bisa
menghimpun.(Manna’, 2006) Dengan dikompromikan, yang ada justru
demikian lafal Qur’an dan qira’ah secara sebaliknya perbedaan yang ada saling
bahasa berarti menghimpun dan melengkapi pengertian-pengertian yang
memadukan sebagian huruf- huruf dan diungkapkan diantara mereka.
kata-kata dengan sebagian lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian
Pengertian Al-Qur’an menurut yang diuraikan oleh para ulama, dapat di
Hasbi Ash Shidieqy adalah “wahyu Ilahi simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam
yang diturunkan kepada Muhammad SAW, Allah berbahasa Arab yang diturunkan
yang telah disampaikan kepada kita kepada nabi Muhammad melalui malaikat
ummatnya dengan jalan mutawattir, yang Jibril yang menjadi mu’jizat atas
dihukum kafir orang yang kerasulannya untuk dijadikan petunjuk
mengingkarinya.(M.Hasby, 1997)” bagi manusia disampaikan dengan cara
Sedangkan menurut Subhi As-Shalih Al- muttawattir dalam mushaf dimulai dengan
Qur’an adalah “kalam Ilahi yang surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW An-Naas serta menjadi ibadah bagi yang
dan ditulis didalam mushaf berdasarkan membacanya.
sumber-sumber muttawatir yang bersifat Pembelajaran Al-Qur’an sebagai
pasti kebenarannya, dan yang dibaca suatu kegiatan interaksi belajar mengajar
umat Islam dalam rangka ibadah.”(Subhi, juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan
1996) pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana
Al-Qur’an didefinisikan oleh diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud
Zakiah Darajat ialah wahyu Allah yang Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar
dibukukan, yang diturunkan kepada Nabi dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih
Muhammad saw, sebagai suatu mukjizat, dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar
membacanya dianggap ibadat, sumber dapat membiasakan Al-Qur’an dalam
utama ajaran Islam. Menurutnya Pengajian kehidupannya. 3) memperkaya

56 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

pembendaharaan kata-kata dan kalimat- al-Qur’an dengan cara hafalan kalimat


kalimat yang indah dan menarik sehari-hari), Metode Muqoronah (metode
hati”.(Mahmud, 1990) dengan padanan huruf atau persamaan
Isi pengajaran al-Qur’an meliputi: huruf atau Transliterasi), Metode wasilah
1) Pengenalan Huruf Hijaiyah, dari huruf (Metode urai baca dengan alat peraga),
alif sampai ya’. Metode saufiyah (dengan cara gestalt),
2) Cara membunyikan masing-masing Metode tarqidiyah, Metode jam’iyah
huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf itu, (metode campuran), Metode an-Nur,
yang dibicarakan dalam ilmu Makhraj. Metode El-Fath, Metode 15 jam belajar al-
3) Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti Qur’an, dan Metode A Ba Ta Tsa.
syakal, syaddah, mad, dan sebagainya (Abdillah, 1996).
4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca Berikut adalah beberapa macam
(waqaf), seperti waqaf muthlaq, waqaf metode membaca Al-Qur’an:
jawaz, dan sebagainya 1) Metode Baghdadiyah
5) Cara membaca, melagukan dengan Metode Baghdadiyah adalah metode
bermacam-macam irama dan bermacam- tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu
macam qiraat yang dimuat dalam Ilmu suatu metode yang tersusun secara
Qiraat dan Ilmu Nagham. berurutan dan merupakan sebuah
6) Adabut Tilawah, yang berisi tata cara proses ulang atau lebih kita kenal
dan etika membaca al-Qur’an sesuai dengan sebutan metode alif, ba’, ta’.
dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah. (Animous, 1414) Menurut pandangan
(Daradjat, 2008) penulis metode ini adalah metode yang
b. Metode Membaca Al-Qur’an paling lama muncul dan metode yang
Secara etimologi, istilah metode pertama berkembang di Indonesia.
berasal dari bahasa Yunani “metodos”. a) Cara mengajarkan Metode
Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu Baghdadiyah:
“metha” yang berarti melalui atau 1. Mula-mula diajarkan nama-nama
melewati dan “hodos” yang berarti jalan huruf hijaiyah menurut tertib
atau cara. (Rasyad, 2003). Dalam Kamus kaidah Baghdadiyah, yaitu dimulai
Besar Bahasa Indonesia metode adalah dari huruf alif, ba’, ta’, dan sampai
“cara yang teratur dan terpikir baik-baik ya’.
untuk mencapai maksud”(Depdikbud, 2. Kemudian diajarkan tanda-tanda
1989). Sehingga dapat diambil kesimpulan baca (harakat) sekaligus bunyi
bahwa metode adalah suatu cara yang bacaanya. Dalam hal ini anak
sistematis yang digunakan untuk mencapai dituntun bacanya secara pelan-
tujuan. pelan dan diurai/ dieja, seperti alif
Di Indonesia terdapat bermacam- fathah a, alif kasrah i, alif
macam metode membaca al-Qur’an dhammah u, dan seterusnya.
sebagaimana yang telah dikumpulkan oleh 3. Setelah anak-anak mempelajari
LITBANG pada tahun 1994, diantaranya huruf hijaiyah dengan cara-caranya
adalah Metode Baghdadiyyah, Metode itu, barulah diajarkan kepada
Hattaiyyah di Riau, Metode Al-Barqi di mereka al-Qur’an juz’amma (Juz
Surabaya, Metode Qira’ati di Semarang, yang ke-30 dari urutan juz dalam
Metode Iqra’ di Yogyakarta, Metode Al- al-Qur‟an ) itu(Budiyanto, 1995).
Banjari di Banjarmasin, Metode SAS di b) Kelebihan
Jawa Timur, Metode Tombak Alam di Siswa akan mudah dalam belajar
Sumatra Barat, Metode Muhafakah karena sebelum diberikan materi
(metode yang digunakan untuk pengajaran sudah hafal huruf-huruf hijaiyah,

Volume 4 No. 1 Maret 2018 57


Muhammad Aman Ma’mun

siswa yang lancar akan cepat ini lebih ditekankan pada kesesuaian
melanjutkan pada materi dan keteraturan bacaan dengan ketukan
selanjutnya karena tidak menunggu atau lebih tepatnya pembelajaran al-
orang lain, siswa diperkenalkan Qur'an pada metode ini lebih
nama huruf hijaiyah sejak awal menekankan pada kode ”ketukan”
pelajaran(Animous, 1414). dalam pelaksanaan.
c) Kekurangan Inti pelajaran metode an-Nahdhiyah:
Adapun kekuranganya metode ini Pada jilid pertama siswa diperkenalkan
menurut penulis, membutuhkan huruf yang belum dirangkai sekaligus
waktu yang lama karena harus pengenalan tanda baca fathah, kasrah,
menghafal huruf hijaiyah dahulu dan dhammah. Pada jilid kedua
dan harus dieja sehingga siswa diajarkan rangkaian huruf, bacaan mad
merasa jenuh dan banyak yang thabi’i, tanda bacaan, harakat tanwin,
tidak menyelesaikan sampai bisa pengenalan angka arab. Jilid yang
membaca al-Qur’an. ketiga diajarkan , ta’ marbuthah, huruf
2) Metode Qiro’ati dengan tanda sukun, alif Fariqah,
Metode Qiro’ati adalah pengajaran ikhfak, hamzah washal. Jilid keempat
membaca al-Qur‟an dengan langsung diajarkan bacaan izhar qomariyah,
mempraktekkan bacaan tartil sesuai bacaan izhar syafawi, bacaan izhar
dengan qa'idah ilmu tajwid , mengajar halqiyah, dan bacaan mad wajib
jilid 1 dan 2 sebaiknya secara muttasil. Jilid kelima diajarkan bacaan
perorangan sedangkan mengajar jilid 3 lien, tanda tasydid, bacaan ghunnah,
sampai 6 sebaiknya secara klasikal, idhgam bighunnah, idhgam bila
namun setiap siswa diberi kesempatan ghunnah, dan iqlab, cara membaca
membaca(Zarkasi, 1990). lafadz jalalah, dan bacaan ikhfa’
Pada jilid pertama huruf dibaca syafawi. Di akhir jilid 1-5 diberikan
langsung tanpa mengeja dengan cepat materi do’a harian. Jilid keenam
dan tidak memanjangkan suara, pada diajarkan idhgam syamsiyah, qolqolah,
jilid dua diperkenalkan nama harakat, mad lazim kilmi musaqqol/ mukhaffaf,
angka arab, dan bacaan mad thabi’i. mad aridly, mad iwadh, mad lazim
Jilid tiga adalah pendalaman jilid satu harfi, tanda-tanda waqof, dan surat-
dan dua, jilid empat dikenalkan nun surat pilhan(Ma’arif NU, 1992).
sukun, tanwin, mad wajib dan mad jaiz, 4) Metode Iqra’
nun dan mim bertasydid, wawu yang Metode Iqra’ adalah suatu metode
tidak dibaca. Jilid lima diajarkan cara membaca al-Qur'an yang menekankan
waqof, mafatih al suwar dan langsung pada latihan membaca.
pendalaman jilid sebelumnya. Pada Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari
jilid enam diajarkan cara membaca 6 jilid dimulai dari tingkat yang
izhar halqi dan membaca al-Qur‟an juz sederhana, tahap demi tahap sampai
satu(Zarkasi, 1990). pada tingkatan yang sempurna
3) Metode An-Nahdhiyah (Humam, 2000).
Metode an-Nahdhiyah adalah salah Pembelajaran membaca al-Qur’an
satu metode membaca al-Qur’an yang dengan motode Iqra’ ini pernah
muncul di daerah Tulung agung, Jawa dijadikan proyek oleh Departemen
Timur. Materi pembelajaran al-Qur'an Agama RI sebagai upaya untuk
tidak jauh berbeda dengan metode mengembangkan minat baca terhadap
Qira’ati dan Iqra’ . Dan perlu kitab suci al-Qur’an. Meski demikian,
diketahui bahwa pembelajaran metode harus diakui bahwa setiap metode

58 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

memiliki kelebihan dan juga dhammah panjang karena diikuti


kelemahanya sendiri. Oleh karena itu oleh wawu sukun. Dan disinilah
perlu ada upaya konvergensi dengan anak dikenalkan huruf wawu dan
memodivikasi beberapa metode guna tanda dhammah, baik dhammah
mendapatkan metode pembelajaran biasa maupun dhammah terbalik
yang menarik, menyenangkan, dan sebagai tanda bacaan panjang.
efektif (Roqib, 2009). Target jilid 3 anak mengenal
a) Sistematika Buku Iqra bacaan kasrah, kasrah panjang
Pelajaran di jilid 1 seluruhnya karena diikuti ya’ sukun dan kasrah
berisi pengenalan bunyi huruf- pajang karena berdiri, anak
huruf tunggal berharokat fathah. mengenal bacaan dhammah ,
Diawali dengan huruf a, ba, ta, tsa, dhammah panjang karena diikuti
dan seterusnya sampai bunyi ya. wawu sukun dan dhammah panjang
Target yang dicapai anak bisa karena terbalik. Anak sudah
membaca dan mengucapkan secara mengenal nama tanda baca fathah,
fasih sesuai dengan makhrajnya kasrah, dhammah dan sukun. Anak
huruf-huruf tunggal berharakat sudah mengenal nama-nama huruf
fathah. Dalam hal ini anak belum alif , ya’ dan wawu.
ditargetkan untuk mengenal nama- Pelajaran jilid 4 diawali dengan
nama huruf itu sendiri, seperti alif, bacaan fathah tanwin, kasrah
ba’, ta’ dan seterusnya. tanwin, dhammah tanwin, bunyi
Jilid 2 diperkenalkan dengan bunyi ya’ sukun dan wawu sukun yang
huruf-huruf bersambung berharakat jatuh setelah harakat fathah, mim
fathah, baik huruf sambung di sukun, nun sukun, qolqolah dan
awal, di tengah, maupun di akhir huruf hijaiyah lainya yang
kata. Mulai diperkenalkan bacaan berharakat sukun, pada jilid ini
“mad” namun masih berharakat. anak sudah diperkenalkan dengan
Mulai halaman ini anak boleh nama semua huruf hijaiyah dan
diperkenalkan nama huruf nama-nama tanda bacanya.
demikian pula nama harakat. Didahulukanya bacaan qolqolah
Target jilid 2 meningkatkan dari huruf-huruf sukun lainya
kefasihan membaca bunyi huruf, dimaksudkan agar sejak dini anak
anak bisa membaca huruf-huruf telah mampu menghayati bacaan
sambung, anak bisa membedakan qolqolah sehingga terbiasa dengan
bacaan pendek dan panjang dari bacaan yang mestinya berqolqolah
fathah yang diikuti alif dan fathah tetap dibaca qolqolah. Dalam
berdiri. pelajaran bacaan tanwin, nun sukun
Awal jilid 3 ini anak diperkenalkan dan mim sukun target yang ada
bacaan kasrah. Karena anak telah pada jilid 4 ini baru
mampu membedakan bentuk- memperkenalkan bacaan-bacaan
bentuk huruf bersambung, maka izhar, sedang bacaan yang lain
pengenalan bacaan kasrah ini belum diperkenalkan.
langsung huruf tunggal dan huruf Sedangkan dalam jilid 5 diajarkan
sambung sekaligus. Bacaan bacaan alif lam qamariah, tanda
dhammah dikenalkan pada jilid 3 waqaf, mad far’i, alif lam
setelah anak betul-betul mengenal syamsyiah, idgham bigunnah, lam
bacaan kasrah dan fathah. Pada jalalah, dan idgam bilagunnah,
halaman 19 langsung diperkenalkan tetapi belum diperkenalkan istilah-

Volume 4 No. 1 Maret 2018 59


Muhammad Aman Ma’mun

istilah yang digunakan dalam ilmu 1. Adanya buku (modul) yang


tajwid. Isi jilid 6 sudah memuat mudah dibawa dan dilengkapi
semua persoalan-persoalan tajwid, oleh beberapa petunjuk teknis
walaupun belum diperkenalkan pembelajaran bagi guru serta
teori-teori tajwidnya (Budiyanto, pendidikan dan latihan guru
1995). agar buku iqra’ ini dapat
b) Metode Pembelajaran Iqra’ dipahami dengan baik oleh
1. CBSA, siswa aktif membaca guru, para guru dapat
sendiri setelah dijelaskan pokok menerapkan metodenya dengan
bahasanya, guru hanya baik dan benar.
menyimak tidak menuntun. 2. Cara Belajar siswa aktif
Belajar aktif tidak hanya (CBSA). siswa diberikan
diperlukan untuk menambah contoh huruf yang telah diberi
gairah, namun juga untuk harakat sebagai pengenalan di
menghargai perbedaan lembar awal dan setiap
individual dan keragaman memulai belajar siswa dituntut
kecerdasan (Silberman, 2004). untuk mengenal huruf hijaiyah
2. Privat menyimakan seorang tersebut. Pada permulaan, siswa
demi seorang secara bergantian. langsung membaca huruf-huruf
Pendapat Lapp, Bender, tersebut secara terpisah-pisah
Ellenwood & John di antara untuk kemudian dilanjutkan ke
model aktivitas belajar adalah kata dan kalimat secara gradual.
The Personilised Model, di mana Jika terjadi kesalahan baca,
proses pembelajaran guru memberikan kode agar
dikembangkan dengan kesalahan tersebut dibenarkan
memperhatikan minat, sendiri dengan cara mengulang
pengalaman dan perkembangan bacaan.
siswa untuk mengaktualisasikan 3. Bersifat privat (individual).
potensi-potensi individualitasnya Setiap siswa menghadap guru
(Aunurrahman, 2010). untuk mendapatkan bimbingan
3. Asistensi. Siswa yang lebih langsung secara individual. Jika
tinggi pelajaranya dapat pembelajaran terpaksa
membantu menyimak santri lain. dilakukan secara kolektif maka
Strategi ini baik digunakan guru akan menggunakan buku
untuk menggairahkan kemauan Iqra’ klasikal.
peserta didik untuk mengajarkan 4. Menggunakan sistem asistensi,
materi kepada temanya. Jika yaitu santri yang lebih tinggi
selama ini ada pameo yang tingkat pembelajaranya
mengatakan bahwa metode membina siswa yang berada di
belajar yang paling baik adalah bawahnya. Meski demikian
dengan mengajarkan kepada proses kelulusan tetap
orang lain, maka strategi ini ditentukan oleh guru dengan
akan sangat membantu peserta melalui ujian.
didik dalam mengajarkan kepada 5. Guru mengajar dengan
teman sekelas (Zaini, dkk., pendekatan yang komunikatif,
2008). seperti dengan menggunakan
c) Kelebihan dan kekurangan bahasa peneguhan saat siswa
Kelebihan metode Iqra’: membaca benar, sehingga siswa

60 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam


Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

termotivasi, dan dengan teguran mengingat bentuk tulisannya dan


yang menyenangkan jika terjadi berkonsentrasi dengan guru. Mata,
kesalahan (Roqib, 2009). telinga dan kekuatan daya ingat harus
Penulis berpendapat bahwa selain saling mendukung. Imla’ mandhur
memiliki kelebihan, metode Iqra’ diterapkan dikelas menengah.
juga memiliki kekurangan yaitu : 3) Imla’ ghairu al-mandhur (masmu’):
1. Anak kurang tahu nama huruf siswa menulis teks bacaan atau kalimat
hijaiyah karena tidak yang dibacakan guru tanpa melihatnya
diperkenalkan dari awal terlebih dahulu (seperti pada metode ke
pembelajaran. dua). Metode ini untuk tahapan lebih
2. Anak kurang tahu istilah atau tinggi, di mana siswa telah menguasai
nama-nama bacaan dalam ilmu dengan baik teori-teori imla’ yang telah
tajwid. diajarkan. Ketika siswa mendengarkan
c. Metode Menulis Al-Qur’an bacaan guru, siswa mendeskripsikan
Salah satu metode menulis al- (dalam benak) bentuk tulisannya sesuai
Qur’an adalah dengan cara imla’ Menurut dengan teori-teori yang ada di memori
Mahmud Ma’ruf (1985:157) Imlak adalah otaknya, lalu menuliskannya dengan
menuliskan huruf-huruf sesuai posisi nya cepat.
dengan benar dalam kata-kata untuk 4) Imla’ ikhtibari: Adalah bentuk imla’
menjaga terjadinya kesalahan makna. yang diberikan kepada siswa yang telah
Imlak (Imla’i) adalah katergori menulis menguasai dan memahami dengan baik
yang menekankan pada rupa/postur huruf teori-teori imla’ ikhtibari lebih banyak
dalam bentuk kata-kata atau kalimat. muatan praktik dari pada muatan teori.
Secara umum, ada tiga kecakapan dasar
yang dikembangkan dalam keterampilan Penutup
Imlak, yaitu Kecakapan mengamati, Pembelajaran Al-Qur’an sebagai
Kecakapan mendengar, dan kelenturan suatu kegiatan interaksi belajar mengajar
tangan dalam menulis (Abdullah, 2015). juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan
Mengutip dari(Pakcosma, 2015) pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana
bahwa Ada 4 (empat) macam jenis imlak diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud
yang bisa diterapkan pada seseorang sesuai Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar
dengan tahap kognitifnya, yaitu: dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih
1) Imla’ manqul: siswa menyalin teks dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar
bacaan atau kalimat yang ada di kitab dapat membiasakan Al-Qur’an dalam
atau tulisan guru di papan ke dalam kehidupannya. 3) memperkaya
buku tulis. Imla’ jenis ini untuk tingkat pembendaharaan kata-kata dan kalimat-
pemula, dimana mereka lebih kalimat yang indah dan menarik hati”.
ditekankan untuk cermat dan teliti saat Di Indonesia terdapat bermacam-
membaca tulisan dan menyalinnya. macam metode membaca al-Qur’an.
2) Imla’mandhur: siswa melihat dan Metode pembelajaran membaca dan
mempelajari teks bacaan atau kalimat menulis al-Qur’an akan terus meningkat
yang ada di kitab atau di papan tulis, dan bertambah dengan adanya berbagai
lalu menutup kitab atau yang ada di perkembangan pengetahuan masyarakat
papan tulis. Selanjutnya guru dan teknologi. Maka sedikit uraian di atas
mendiktekan tek bacaan atau kalimat semoga dapat memberi khasanah
yang sama. Imla’ mandhur tidak hanya pengetahuan tentang metode baca al-
menuntut siswa lebih cermat dan teliti Qur’an dan metode penulisannya. Semoga
saat membaca, tapi juga harus bermanfaat dan meraih ridha-Nya.

Volume 4 No. 1 Maret 2018 61


Muhammad Aman Ma’mun

DAFTAR PUSTAKA Uhamka Press.


Abdillah, H. M. (1996) Ensiklopedia Roqib, M., 2009, Ilmu Pendidikan Islam
Islam. Jakarta: PT. Iktiar Baru Van (Pengembangan Pendidikan
Hoeve. Integratif di Sekolah, keluarga, dan
Abdullah, A. 2015, ‘adulabdullah_ masyarakat). Yogyakarta: LkiS.
Metode-metode menulis dalam Sardiman, A. M., 2008, Interaksi dan
pelajaran AL-qur’an Hadits di MI ( Motivasi Belajar Mengajar.
andi syaputra, M’. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Animous (1414) Juz’amma. Surakarta: Silberman, M. L. & A. B., 2004, Active
Alwah. Learning:101 Strategiies to Teach
Aunurrahman, 2010, Belajar dan Any Subject, terjemahan Raisul
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Muttaqien. Bandung: Nusamedia &
Budiyanto, H. M., 1995, Prinsip-prinsip Nuansa.
Metodologi Buku Iqra’ (Cara Subhi, A.-S., 1996, Membahas Ilmu-Ilmu
Cepat Belajar Membaca al- Al-Quran. Cet.6. Jakarta: Pustaka
Qur’an). Yogyakarta: AMM. Firdausi.
Daradjat, Z., 2008, Metodik Khusus Sudjana, D., 2001, Metode dan Teknik
Pengajaran Agama Islam. Ke-2. Pembelajaran Partisipatif. Cet.Ke-
Jakarta. 4. Bandung: Falah Production.
Depdikbud, 1989, Kamus Besar Bahasa Syah, M., 2005, Psikologi Pendidikan
Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Dengan Pendekan Baru. Cet.12.
Hamalik, O., 1999, Kurikulum dan Bandung: Rosda Karya.
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Tohirin , 2006, Psikologi Pembelajaran
aksara. Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Humam, A., 2000, Buku Iqra’ , Cara PT Raja Grafindo Persada.
Cepat Belajar Membaca al-Qur’an, Wikepedia, 2016, ‘Pembelajaran -
Jilid 1-6. Yogyakarta: AMM. Wikipedia bahasa Indonesia,
M.Hasby, A. S., 1997, Sejarah dan ensiklopedia bebas’, Wikepedia
pengantar Ilmu Al-Quran dan 2016. Available at:
Tafsir. Cet.1. Semarang: Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Pembe
Rizki Putra. lajaran.
Ma’arif NU, L., 1992, Cepat Tanggap Zaini, dkk., H., 2008, Strategi
Belajar al-Qur’an an-Nahdhiyah. Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
Jilid VI. Tulung Agung: LP. Pustaka Insan Madani.
Ma’arif NU. Zarkasi, D. S., 1990, Metode Praktis
Mahmud, Y., 1990, Metodik Khusus Belajar Membaca al-Qur’an.
Pendidikan Agama. Cet.12. Jakarta: Semarang: Yayasan Pedidikan al-
Hida Karya agung. Qur’an Mujawwidin.
Manna’, A.-Q., 2006, Pengantar Studi
Ilmu Al-Quran, terj. Mabahits fi
‘Ulumil Qur’an. Cet. 1. Edited by
R. E.-M. Aunur. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Pakcosma (2015) ‘Tsurayya ( ‫_ )الثريا‬
Pengerian imla’ ,manfaat dan
macam-macamnya’.
Rasyad, A., 2003, Teori Belajar dan
Pembelajaran. Cet.4. Jakarta:

62 Annaba : Jurnal Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai