Abstract: Preferably the human is the one who learns the Qur'an and teach it. So
learning to read the Qur'an to be conducted early as the provision of life and
afterlife. Learning the Quran as an interaction learning activities also have a
purpose. The purpose of learning the Qur'an is as follows: 1) so that students can
read Quran fluently and correctly according to the recitation. 2) so students can
familiarize the Qur'an in his life. 3) enrich the vocabulary words and sentences
that are beautiful and interesting. In Indonesia there are various methods of
reading the Qur'an as may have been collected by the LITBANG in 1994. A
variety of methods have advantages and disadvantages of each. One method is to
write the Qur'an by dictation. There are four (4) types of dictation that can be
applied to a person according to their cognitive level: Imla’ manqu,
Imla’mandhur, Imla’ ghairu al-mandhur (masmu’), Imla’ ikhtibari.
Keywords: Learning, Methods, Reading, Writing, Al-Qur'an
Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang (٢) ق ٍ َ( َخلَقَ اﻹ ْن َسانَ ِم ْن َعل١) َا ْق َرأْ ِباس ِْم َر ِبّكَ ا ﱠلذِي َخ َلق
belajar al-Qur’an dan mengajarkannya. Al- َ ( الﱠذِي٣) ا ْق َرأْ َو َربﱡكَ اﻷ ْك َر ُم
َ( َعلﱠ َم اﻹ ْن َسان٤) علﱠ َم بِ ْالقَلَ ِم
Qur’an sebagai pedoman kehidupan umat (٥) َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم
Islam tiada alasan untuk tidak “Bacalah dengan (menyebut) nama
membacanya, baik di waktu sempit Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
maupun luang, baik tua maupun muda, menciptakan manusia dari segumpal
baik besar maupun kecil. Maka darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
pembelajaran baca al-Qur’an mutlak Maha pemurah. yang mengajar (manusia)
dilakukan sejak dini sebagai bekal dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kehidupan di dunia dan akhiratnya. Namun kepada manusia apa yang tidak
bagaimana cara mengajarkan membaca al- diketahuinya.” (QS; al-‘Alaq : 1-5)
Qur’an. Metode penyampaian wahyu yang
Pembelajaran cara membaca Al- pertama dari malaikat Jibril kepada Nabi
Qur’an perlu di lakukan sejak dini secara Muhammad ini merupakan metode
terus menerus oleh umat islam agar dapat pembelajaran baca al-Qur’an yang
mengembangkan diri secara sistematis dan pertama. Maka setiap diturunkannya al-
menjalani hidup sesuai aturan dengan Al- Qur’an, maka Nabi langsung
Qur’an sebagai pedoman hidupnya. menyampaikan kepada para sahabat, di
Sehingga dapat menciptakan manusia mana sahabat pada waktu itu masih banyak
dengan akhlak yang baik. Pembelajaran yang belum bisa membaca apalagi menulis
membaca Al-Qur’an biasanya dilakukan namun sahabat dapat menerima bacaan al-
pertama kali saat anak berusia 2 tahun atau Qur’an dengan baik. Malaikat Jibril ketika
saat anak sudah dapat berbicara dengan menyampaikan wahyu yang pertama
lebih jelas. Pembelajaran membaca Al- kepada Nabi dengan perintah membaca
Qur’an bagi anak-anak biasanya dilakukan sampai mengulang tiga kali menjadi
di rumah dengan orangtua sebagai metode Nabi dalam mengajar atau
pembimbing atau di madrasah dengan menyampaikannya kepada sahabat.
dibimbing oleh ustadz atau guru mengaji Nabi Muhammad Rasulullah tiada
yang sudah ahli. Tetapi terkadang belajar henti-hentinya memerintahkan kepada
membaca Al-Qur’an di madrasah tidak sahabat untuk selalu membaca firman
selalu dapat dilakukan, karena masalah Allah yang menjadi pedoman umat Islam
cuaca serta guru mengajinya tidak dapat ini dan meminta agar sahabat
hadir. Anak juga terkadang malas untuk mengajarkannya kepada sahabat lainnya,
melakukan hal lain selain bermain. tabiin, tabiittabiin hingga sampai pada
Pembelajaran Baca Qur’an adalah generasi kita sekarang ini. Berbagai
pembelajaran yang sangat penting bagi metode pengajaran al-Qur’an telah
seluruh umat Islam, karena membaca al- diterapkan sepanjang sejarah keislaman
Qur’an adalah gerbang menuju dari zaman ke zaman, baik yang secara
pengetahuan Islamiah seperti akidah, tradisional (belum terstruktur) maupun
ibadah, akhlak dan sebagainya. Proses baca yang sudah terstruktur.
ini adalah proses pertama dan utama dalam
membuka kunci petunjuk umat Islam Pembahasan
tersebut, sebagaimana wahyu yang pertama a. Pembelajaran Al-Qur’an
turun dari Allah kepada umat manusia Belajar dan pembelajaran
melalui Nabi Muhammad SAW yaitu: merupakan dua konsep yang saling
berkaitan. Konsep belajar berakar pada
pihak siswa dan konsep pembelajaran perubahan perilaku siswa yang relatif
berakar pada pihak guru dan keduanya bisa positif dan menetap sebagi hasil interaksi
berdiri sendiri dan juga menyatu, dengan lingkungan yang melibatkan proses
bergantung kepada situasi dari kedua kognitif.”(Syah, 2005) Sedangkan dalam
kegiatan itu terjadi. Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran
Pembelajaran adalah proses adalah “proses, cara, perbuatan menjadikan
interaksi peserta didik dengan pendidik dan orang atau makhluk hidup
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”(Depdikbud, 1989) UU
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi menerangkan bahwa pembelajaran adalah
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, “proses interaksi peserta didik dengan
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pendidik dan sumber belajar pada suatu
pembentukan sikap dan kepercayaan pada lingkungan belajar.” Beberapa pendapat
peserta didik. Dengan kata lain, mengenai pengertian pembelajaran,
pembelajaran adalah proses untuk diantaranya menurut Tohirin pembelajaran
membantu peserta didik agar dapat belajar merupakan upaya membelajarkan atau
dengan baik.(Wikepedia, 2016) upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah
Di sisi lain pembelajaran aktivitas belajar.(Tohirin, 2006)
mempunyai pengertian yang mirip dengan Aminuddin Rasyad mendefinisikan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai pembelajaran adalah “proses yang terjadi
konotasi yang berbeda. Dalam konteks yang membuat seseorang atau sejumlah
pendidikan, guru mengajar agar peserta orang yaitu siswa melakukan proses
didik dapat belajar dan menguasai isi belajar sesuai dengan rencana pengajaran
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang telah diprogramkan.”(Rasyad, 2003)
yang ditentukan (aspek kognitif), juga Sedangkan menurut Oemar Hamalik
dapat memengaruhi perubahan sikap pembelajaran adalah “suatu kombinasi
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek yang tersusun meliputi unsur-unsur
psikomotor) seorang peserta didik, namun manusiawi, material, fasilitas,
proses pengajaran ini memberi kesan perlengkapan, dan prosedur yang saling
hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran.”(Hamalik, 1999)
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi Menurut Sujana, pembelajaran
antara pengajar dengan peserta didik. adalah setiap upaya yang sistematik dan
Menurut Hilgard dan Marquis yang disengaja oleh pendidik untuk menciptakan
dikutip oleh Aminudin Rasyad learning is kondisi-kondisi agar peserta didik
the process by which an activity originates melakukan kegiatan mengajar.(Sudjana,
or is changed through training procedure 2001) Pembelajaran juga dapat diartikan
(whether in the laboratory or in natural dengan proses untuk membantu peserta
environment) as distringuished from didik agar dapat belajar dengan baik.
changes by factor not attributable to Pembelajaran yang berkualitas sangat
training. Menurut Hilgart dan Marquis tergantung dari motivasi pelajar dan
belajar merupakan proses mencari ilmu kreatifitas pengajar. Pembelajar yang
yang terjadi dalam diri seseorang melalui memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
latihan, pembelajaran dan sebagainya, pengajar yang mampu memfasilitasi
sehingga terjadi perubahan dalam diri. motivasi tersebut akan membawa pada
(Rasyad, 2003) keberhasilan pencapaian target belajar.
Muhibbin Syah memaparkan Target belajar dapat diukur melalui
“Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan sikap dan kemampuan siswa
siswa yang lancar akan cepat ini lebih ditekankan pada kesesuaian
melanjutkan pada materi dan keteraturan bacaan dengan ketukan
selanjutnya karena tidak menunggu atau lebih tepatnya pembelajaran al-
orang lain, siswa diperkenalkan Qur'an pada metode ini lebih
nama huruf hijaiyah sejak awal menekankan pada kode ”ketukan”
pelajaran(Animous, 1414). dalam pelaksanaan.
c) Kekurangan Inti pelajaran metode an-Nahdhiyah:
Adapun kekuranganya metode ini Pada jilid pertama siswa diperkenalkan
menurut penulis, membutuhkan huruf yang belum dirangkai sekaligus
waktu yang lama karena harus pengenalan tanda baca fathah, kasrah,
menghafal huruf hijaiyah dahulu dan dhammah. Pada jilid kedua
dan harus dieja sehingga siswa diajarkan rangkaian huruf, bacaan mad
merasa jenuh dan banyak yang thabi’i, tanda bacaan, harakat tanwin,
tidak menyelesaikan sampai bisa pengenalan angka arab. Jilid yang
membaca al-Qur’an. ketiga diajarkan , ta’ marbuthah, huruf
2) Metode Qiro’ati dengan tanda sukun, alif Fariqah,
Metode Qiro’ati adalah pengajaran ikhfak, hamzah washal. Jilid keempat
membaca al-Qur‟an dengan langsung diajarkan bacaan izhar qomariyah,
mempraktekkan bacaan tartil sesuai bacaan izhar syafawi, bacaan izhar
dengan qa'idah ilmu tajwid , mengajar halqiyah, dan bacaan mad wajib
jilid 1 dan 2 sebaiknya secara muttasil. Jilid kelima diajarkan bacaan
perorangan sedangkan mengajar jilid 3 lien, tanda tasydid, bacaan ghunnah,
sampai 6 sebaiknya secara klasikal, idhgam bighunnah, idhgam bila
namun setiap siswa diberi kesempatan ghunnah, dan iqlab, cara membaca
membaca(Zarkasi, 1990). lafadz jalalah, dan bacaan ikhfa’
Pada jilid pertama huruf dibaca syafawi. Di akhir jilid 1-5 diberikan
langsung tanpa mengeja dengan cepat materi do’a harian. Jilid keenam
dan tidak memanjangkan suara, pada diajarkan idhgam syamsiyah, qolqolah,
jilid dua diperkenalkan nama harakat, mad lazim kilmi musaqqol/ mukhaffaf,
angka arab, dan bacaan mad thabi’i. mad aridly, mad iwadh, mad lazim
Jilid tiga adalah pendalaman jilid satu harfi, tanda-tanda waqof, dan surat-
dan dua, jilid empat dikenalkan nun surat pilhan(Ma’arif NU, 1992).
sukun, tanwin, mad wajib dan mad jaiz, 4) Metode Iqra’
nun dan mim bertasydid, wawu yang Metode Iqra’ adalah suatu metode
tidak dibaca. Jilid lima diajarkan cara membaca al-Qur'an yang menekankan
waqof, mafatih al suwar dan langsung pada latihan membaca.
pendalaman jilid sebelumnya. Pada Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari
jilid enam diajarkan cara membaca 6 jilid dimulai dari tingkat yang
izhar halqi dan membaca al-Qur‟an juz sederhana, tahap demi tahap sampai
satu(Zarkasi, 1990). pada tingkatan yang sempurna
3) Metode An-Nahdhiyah (Humam, 2000).
Metode an-Nahdhiyah adalah salah Pembelajaran membaca al-Qur’an
satu metode membaca al-Qur’an yang dengan motode Iqra’ ini pernah
muncul di daerah Tulung agung, Jawa dijadikan proyek oleh Departemen
Timur. Materi pembelajaran al-Qur'an Agama RI sebagai upaya untuk
tidak jauh berbeda dengan metode mengembangkan minat baca terhadap
Qira’ati dan Iqra’ . Dan perlu kitab suci al-Qur’an. Meski demikian,
diketahui bahwa pembelajaran metode harus diakui bahwa setiap metode