Anda di halaman 1dari 70

KONSEP PEMBELAJARAN BACA TULIS ALQURAN PADA

MASYARAKAT BANJAR

Penulis

Hayatun Nisha

GT. Muhammad Irhamna Husin

1
2

BAB I

KESADARAN REMAJA MASYARAKAT BANJAR TERHADAP

MEMBACA AL-QUR’AN

Pembelajaran merupakan kata bentukan dari kata dasar belajar, yang

berarti proses belajar1. Belajar merupakan kerja manusia yang paling besar karena

melibatkan semua potensi internal (fisik, otak dan hati) dan eksternal manusia

(lingkungan) agar benar-benar dapat menjadi manusia yang seutuhnya, baik

sebagai mahluk yang harus beribadah kepada Allah SWT Maupun sebagai

khalifah di muka bumi2.

Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan

suatu bangsa yang berbudaya.3 Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada

tingkat pendidikan yang diperoleh. Sistem pendidikan nasional dilaksanakan

untuk meningkatkan kehidupan bangsa yang bermutu baik dalam arti moral

spiritual maupun mutu dalam intelektual - profesional. Pendidikan agama dalam

hal ini memiliki peran dan konstribusi yang besar dalam mewujudkan bangsa

yang bermutu.

Pendidikan agama merupakan bagian intregal dari sistem pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas pasal 22) memiliki konstribusi yang besar dalam

menanamkan nilai nilai moral spiritual dan prilaku beragam siswa.

Penanaman nilai-nilai keagamaan ini sangat diprioritaskan dalam


1
talizaro Tafonao, Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar
siswa. Jurnal komunikasi pendidikan 2, no. 2 (2018), h. 103-114.
2
Siti Aisyah, Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar, (Yogyakarta:
Deepublish, 2015, h. 8.
3
Moha Ennaji, Multilingualism, Cultural Identity, And Education In Morocco, Springer
Science & Business Media, 2005, h. 50.
3

pembelajaran pendidikan agama karena pendidikan agama berperan penting

dalam pembentukan sikaf dan prilaku manusia dalam sehari-hari. 4 Jadi, sekolah

islam selalu mengarahkan tujuan pendidikannya kepada terbentuknya prilaku

yang islami.5

Pendidikan Al-Qur’an merupakan pendidikan paling utama dan paling

penting karena landasan dan pedoman agama islam adalah Al-Qur’an.6 Masa

sekolah dasar adalah masa emas atau disebut sebagai Golden Age dimana masa

yang paling bagus untuk perkembangan menerima hal-hal yang positif.

Alasan mengapa materi Al-Qur’an adalah merupakan pelajaran terbaik

paling sempurna dan sebagai dasar-dasar kepribadian dan kecerdasan pada awal-

awal tahun kehidupan. Oleh karna itu agar siswa usia sekolah dasar mampu

membaca Al-Quran hendaknya belajar mengaji mengenal huruf hijaiyah,

membacanya dari makhorijul hurufnya, tajwid, lagu ketika membaca dengan

tujuan memperindah bacaan Al-Qur’an, tetapi tidak hanya sekedar mampu

membaca kemampuan menulis juga sangat penting karena ketika ilmu tidak

ditulis maka akan hilang. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca,

disamping itu kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan

sehari-hari manusia.7

Perintah membaca sudah ada sejak pertama kali wahyu diturunkan

4
Zafi, Ashif Az, Et Al, Islamic Religious Education Teacher Of Learning Strategy In
Implementing Religious Values Through Whatsapp, Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 3
(2021) , h. 700-711.
5
Yusuf Chairul fuad, Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan (Jakarta: PT. Pena
Citasatria,2008),h. 1.
6
H.herman, Ilmua Pendidikan Islam, (Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi,2022) h.
84.
7
Farida Rahmi, Pengajaran membaca disekolah dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), h. 1.
4

kepada Nabi Muhammad bin Abdullah pada usia 40 tahun ketika berkhalwat di

Gua Hira.8 Dalam keremangan malam ia didatangi oleh malaikat Jibril yang

menyuruhya untuk membaca yang dijelaskan didalam Al-Qur’an, yaitu: QS Al-

Alaq 1-5.

)٣( ‫) ِاْقَرْأ َوَرُّبَك اَاْلْك َرُۙم‬٢( ‫) َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َعَلٍۚق‬١( ‫ِاْقَرْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬

) ٥( ‫)َعَّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬٤( ‫اَّلِذ ْي َعَّلَم ِباْلَق َلِۙم‬
Dari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa betapa pentingnya

pendidikan yang sehat bagi masyarakat di masa mendatang diantaranya membaca

karena dari membaca kita dapat mengetahui ilmu pengetahuan terutama membaca

Al-Qur’an yang menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan paling utama,

kitab yang paling suci oleh kaum Muslim dan penutup kitab Samawi. Merupakan

mukjizat yang abadi, satu-satunya sumber yang tak terbantahkan (qath’iy) dan

pasti. Jika kita salah membaca dan menulisnya maka kita berdosa dan mengubah

maknanya yang dapat menjerumuskan kita kedalam neraka maka kita sebagai

umat Islam wajib menguasai baca tulis Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai

kaidah.

Kualitas baca tulis di Indonesia sangat lah rendah 9dan memiliki faktor

rendahnya kemampuan dan kualitas siswa dan budaya baca Siswa di Indonesia.

Salah persepsi tentang konsep kemampuan membaca pada sebagian besar

masyarakat termasuk siswa dan guru.

8
Sahiron Syamsuddin, Studi Al-Qur’an metode dan konsep, (Yogyakarta: Elsaq Press,
2010), h. 1.
9
Sri Rahmawati, Nanik, Fauziati, Endang, Marmanto, Writing Strategies Used By
Indonesian High And Low Achievers, International Journal Of Social Sciences & Humanities 4,
no. 2 (2019) , h. 35-48.
5

Hal ini menjadi salah satu faktor yang masih saja terjadi, misalnya

pembelajaran membaca pada tingkat Sekolah Dasar yang seharusnya menjadi

pondasi awal membangun kemampuan membaca yang cenderung abai terutama

setelah siswa menginjak kelas tinggi.10 Faktor yang melatar belakangi karena

anggapan yang salah baik pada orang tua maupun guru terhadap kemampuan

membaca itu sendiri. Orang tua, guru dan masyarakat pada umumnya,

menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa

Sekolah Dasar telah mampu membaca dan menulis permulaan yang biasanya

dilaksanakan di kelas I dan II Sekolah Dasar.11

Sementara pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai kelas

VI, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius dalam arti

belum dimulai ditanamkan secara kontinyu, sehingga membaca di kelas tinggi

tersebut seolah-olah masih menekankan pada kegiatan membaca nyaring dan

lancar yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis di kelas I dan II

Sekolah Dasar.12

Salah satu faktor dan penyebab terjadinya kelemahan dalam baca tulis di

Indonesia ialah : Pengembangan kemampuan membaca masih dipersepsikan

sebagai bagian dari tanggung jawab mata pelajaran bahasa saja. Dan Program

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang masih belum memperlihatkan progres yang

diharapkan.13
10
Rosita Sari, (Dasar-Dasar Pendidikan, Yayasan Kita Menulis,2021) h. 11.
11
Abuddin Natta, Manajemen Pendidikan (Mengatasi kelemahan pendidikan Islam di
Indonesia,2012), h. 30.
12
Krismanto, Permasalahan budaya membaca di Indonesia (Studi pustaka tentang
problematika & solusinya), Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 10, no. 1 (2020) , h.
22-33.
13
Siti Khofifah, Ramadan, Zaka Hadikusuma, Literacy Conditions Of Reading, Writing
And Calculating For Elementary School Students, Journal Of Education Research And Evaluation
6

Yang dimaksud pengertian baca tulis adalah baca berarti membaca yakni

melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa yang tertulis itu dan tulis adalah

membuat huruf (angka dan sebagainya dengan menggunakan pena (pensil, kapur,

dan sebagainya).14

Adapun pengertian dari Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang

merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad

SAW yang ditulis dimushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir dan membacanya

adalah ibadah.15

Jadi yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

adalah melafalkan dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengetahui aturan-

aturan yang telah ditetapkan seperti mahkorijul huruf, panjang pendek, kaidah

tajwid, dan ghorib sehingga tidak terjadi perubahan makna.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 diperoleh informasi bahwa rata-rata siswa yang belum

bisa membaca Al-Qur’an dan menulis huruf hijaiyah dengan benar dikarenakan

pada sekolah sebelumnya tidak diajarkan baca tulis Al-Qur’an dan kurang

pedulinya masyarakat terlebih orang tuanya yang juga tidak bisa membaca dan

menulis Al-Qur’an hal ini perlu segera ditangani dan sebabnya dimasa sekarang

tidak ada tatap muka dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, jika tidak maka

5, no. 3 (2021) , h. 342-349.


14
Jill Fitzgerald, Shanahan, Timothy, Reading And Writing Relations And Their
Development, Educational Psychologist 35, no. 1 (2000) , h. 39-50.
15
Mahmudah, Anis, Wulandari, Rizki Isma, Santosa, Sedya, Konsep Ilmu Dalam
Islam, Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8, no. 1 (2023) , h. 2099-2112.
7

seterusnya anak-anak tidak akan bisa membaca dan menulis Al-Qur’an sampai

keturunannya nanti.

Masalah yang besar dalam membaca dan menulis Al-Qur’an adalah

proses pelafalan huruf-huruf yang banyak perbedaannya dan adanya huruf yang

dibaca secara panjang (mad), pendek, dan ketentuan pelafalan huruf lainnya. 16

Apabila seseorang tidak dapat menguasai pelafalan dan daya ingat huruf hijaiyah

yang baik maka akan mengakibatkan seseorang tidak memahami dan salah dalam

membaca dan menulis Al-Qur’an. Hal ini dapat diatasi dengan membaca dan

menulis berulang-ulang Al-Qur’an setiap hari.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

di Sekolah Dasar Negri Kebun Bunga1 Banjarmasin dengan judul “Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin”.

16
Riani Septi, Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTS
Muhammadiyah 07 Purbalingga, Tesis, 2018, IAIN Purwokerto.
8

BAB II
KONSEP PEMBELAJARAN KONSEP PEMBELAJARAN BACA

TULIS AL-QUR’AN PADA MASYARAKAT BANJAR

A. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan

pe dan akhiran-an. Menurut Muhibbin Syah, belajar mempunyai arti tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.17

Sedangkan menurut Sardiman pengertian belajar dibagi menjadi dua yaitu

pengertian luas dan khusus. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan

sebagai kegiatan psikofisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya.

Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan

materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya.18

Istilah pembelajaran berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab

pertama, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.19 Jadi interaksi siswa dengan guru atau

sumber belajar yang lain dalam lingkungan belajar disebut pembelajaran.

17
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, h.
92.
18
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, h. 20-21.
19
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 5.
9

Sedangkan menurut Degeng yang dikutip oleh Hamzah B. Uno,

pembelajaran adalah suatu usaha mengajar siswa. Dalam pengertian ini,

pengajaran implisit mencakup kegiatan memilih, menetapkan dan

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pendidikan yang diinginkan.20

Dengan demikian, dalam pembelajaran terdapat dua subjek yaitu

pembelajar dan pembelajar. Siswa adalah subjek belajar, dan pembelajar

adalah subjek (guru) yang “mengajar” siswa (siswa). Belajar mandiri adalah

aktivitas guru yang diprogram ke dalam desain pembelajaran untuk melibatkan

siswa dalam pembelajaran aktif. Sedangkan desain pembelajaran merupakan

kurikulum reguler yang dikembangkan oleh guru, disebut juga dengan

persiapan pembelajaran.21

Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar dapat dipahami sebagai perubahan tingkah laku

siswa akibat interaksinya dengan pendidik dan/atau guru sumber belajar dalam

lingkungan belajar yang memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Tujuan Pembelajaran

Belajar adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan. Tujuan ini harus

konsisten dengan tujuan belajar siswa. Tujuan belajar siswa adalah mencapai

perkembangan optimal, antara lain: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan demikian tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mencapai

perkembangan optimal dalam ketiga aspek tersebut. Untuk mencapai tujuan

20
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, h. 2.
21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, h. 296
10

tersebut, siswa melakukan kegiatan belajar, sedangkan guru melaksanakan

pembelajaran kedua kegiatan itu harus bisa saling melengkapi.22

Tujuan pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Tujuan itu bertitik tolak dari perubahan tingkah laku siswa. Artinya,

bahwa dalam tujuan itu hendaknya terkandung dengan jelas tingkah

laku apa atau aspek kelakuan apa yang diharapkan berubah setelah

pengajaran berlangsung.

b) Tujuan harus dirumuskan sekhusus mungkin. Artinya, bahwa tujuan

itu harus diperinci sedemikian rupa agar lebih jelas apa yang hendak

dicapai dan lebih mudah untuk mencapainya.

C. Ciri – Ciri Belajar

Aktivitas dalam belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut Baharudin &

Esa N.W, ciri-ciri belajar meliputi :

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi

bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.23

22
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Fak. Ilmu Pendidikan, Semarang, 1996 , h. 1.
23
Lilik Sriyanti,dkk, Teori-Teori Belajar, (Salatiga : STAIN Salatiga Pres. 2009), h. 18.
11

Syah (dalam Sriyanti) menjelaskan bahwa perubahan sebagai hasil belajar

itu memiliki 3 ciri, yaitu :

a. Perubahan intensional

Perubahan yang disengaja adalah perubahan yang terjadi dalam diri

individu, secara sengaja dan sadar. Dengan kata lain, perubahan-

perubahan yang ditimbulkan oleh pembelajaran tidak terjadi secara

acak, melainkan perubahan-perubahan yang disengaja dan didahului

oleh kegiatan pembelajaran tersebut.24

b. Perubahan itu positif dan aktif

Perubahan sebagai ciri pembelajaran bersifat positif dan positif.

Positif artinya perubahan tersebut baik, bermanfaat, dan sesuai dengan

harapan individu. Perubahan bersifat positif, yaitu perubahan yang

terjadi dalam diri individu sebagai hasil usahanya.

c. Perubahan itu efektif dan fungsional

Perubahan yang efektif berarti perubahan berhasil. Perubahan yang

efektif adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi individu.

Perubahan ini bersifat fungsional, artinya relatif permanen dan siap

dibutuhkan kapan saja.25

24
Haryanto, M. Pd. Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen). Uny Press,
2020,h. 32.
25
Wibowo, Fery Irianto Setyo. Pandangan Islam Tentang Perubahan dan Kontribusinya
Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Islam. SETYAKI: Jurnal Studi Keagamaan Islam 1, no. 1
(2023) , h. 55-62.
12

D. Prinsip-prinsip Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam

rangka mencapai suatu tujuan. Prinsip-prinsip pembelajaran tertentu harus

diperhatikan, terutama dari guru. Jika prinsip-prinsip tersebut diabaikan maka

proses pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik dan hasil

pembelajaran tidak akan memuaskan.26

Adapun prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian merupakan langkah utama guru sebelum menyajikan

materi. Untuk menarik perhatian guru, guru dapat melakukan berbagai

cara sesuai dengan kondisi zaman, hal ini hanya akan meningkatkan

motivasi belajar siswa pada materi yang disampaikan. Oleh karena itu,

motivasi merupakan tenaga penggerak yang menggerakkan dan

mengarahkan kegiatannya.27

b. Keaktifan

Tren yang ada saat ini adalah memandang anak sebagai makhluk

yang aktif. Anak perlu berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan

tujuan tersendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan pada orang lain.

Pembelajaran hanya mungkin terjadi jika anak aktif dan eksperimental.

26
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Fak. Ilmu Pendidikan, Semarang, 1996, h. 13.
27
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, h. 74.
13

John Dewey dalam bukunya Sardiman berpendapat bahwa belajar

adalah sesuatu yang harus dilakukan siswa sendiri, sehingga inisiatif

harus datang dari siswa itu sendiri, guru hanya sekedar pembimbing dan

pembimbing.28

Ada banyak jenis kegiatan yang dapat dilakukan siswa di sekolah.

Aktivitas siswa tidak berhenti pada mendengarkan dan mencatat seperti

yang biasa terjadi di sekolah tradisional.

c. Keterlibatan Langsung Siswa

Keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran artinya

dalam belajar dan mengajar sebaiknya kegiatan belajar dilakukan oleh

siswa daripada oleh guru, sehingga siswa lebih terlibat dalam proses

pembelajaran dan materi yang diberikan siswa 29. Guru harus memilih

dan mempersiapkan terlebih dahulu kegiatan yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

d. Pengulangan Belajar

Pengulangan dalam pembelajaran berarti membaca dan memahami

materi dengan cara membaca ulang atau menerapkan konsep pada

permasalahan. Hal ini pasti dilakukan karena adanya kekhilafan. Untuk

menjamin isi pembelajaran selalu diingat, maka pengulangan tidak

dapat diabaikan.30

e. Materi Pelajaran yang Menantang dan Merangsang


28
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 74.
29
Hamdayama, Jumanta. Metodologi Pengajaran. Bumi Aksara, 2022, h. 54.
30
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 13.
14

Terkadang siswa tidak tertarik mempelajari mata pelajaran tertentu.

Untuk menghindari gejala tersebut, guru hendaknya memilih dan

mengatur materi yang merangsang dan mendorong siswa untuk

mempelajarinya.31

f. Kopetensi

Dalam hal ini kompetensi profesional guru sangat diperlukan

karena seringkali guru terobsesi dengan isi yang sudah ada dalam buku

teks. Penting agar kreativitas guru dapat menghasilkan topik-topik yang

menarik dan merangsang.

g. Balikan dan Penguatan Terhadap Siswa

Dengan memberikan umpan balik diharapkan seluruh siswa

mengetahui sejauh mana mereka telah menguasai dan memahami suatu

mata pelajaran. Melalui umpan balik, siswa akan menyadari di mana

letak kekuatan dan kelemahannya.

Reinforcement atau penguatan merupakan suatu tindakan yang

seringkali kurang mendapat perhatian dari guru, padahal dampak

positifnya besar dan setiap prestasi yang ditunjukkan siswa, sekecil

apapun, patut diapresiasi.32

31
Hamdayama, Jumanta. Metodologi pengajaran. Bumi Aksara,…, h. 20.
32
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 12.
15

E. Tahap-tahap Pembelajaran

Tugas mengajar guru yang suksesif menjadi tiga tahap, tahap-tahap

tersebut adalah tahap sebelum pengajaran (pre-actife), tahap pengajaran (inter-


33
active) dan tahap sesudah pengajaran (post-active). Apa yang harus guru

lakukan untuk masing-masing tahap tersebut dapat diuaraikan sebagai berikut:

a. Tahap sebelum pengajaran

Pada tahap ini guru harus menyusun program tahunan, program

semester, program satuan pembelajaran (satpel) dan rencana kurikulum.

Ketika merencanakan program-program ini, aspek-aspek yang relevan

harus dipertimbangkan, termasuk:

1) Kepribadian bawaan siswa. Materi yang disiapkan guru hendaknya

tidak jauh dari pengalaman dan pengetahuan siswa dalam kaitannya

dengan persepsi anak.

2) Menyusun tujuan pembelajaran rumusan ini meliputi: tujuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik yang berkaitan dengan kurikulum sekolah.

3) Pemilihan metode Guru perlu pandai memilih metode untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

4) Memilih pengalaman belajar Guru harus mampu memberikan contoh

pengalaman yang positif kepada siswa karena semuanya

meninggalkan kesan yang mendalam di benak siswa. Misalnya :

kesopanan dan kebersihan guru.

5) Pemilihan bahan dan perangkat pembelajaran Dokumen merupakan isi


33
Amiruddin, S. Pd. Hubungan Antara Penerapan Teknik Supervisi Individual Dengan
Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Sd Inpres 5/81 Samaelo
Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone, journal.stiaprimabone.ac.id.
16

atau materi yang akan disampaikan kepada siswa selama

berlangsungnya interaksi pendidikan, dan alat/alat bantu adalah alat

bantu yang membantu peserta didik cepat belajar untuk mencapai

tujuannya.

6) Memperhatikan jumlah dan karakteristik siswa Banyaknya siswa

dalam suatu kelas mempengaruhi suasana kelas, dan sekaligus harus

disadari bahwa perbedaan taraf berpikir dan kepribadian yang

berbeda-beda menuntut guru untuk lebih sabar dan sabar. lebih

inovatif dalam pembelajaran..

7) Pertimbangkan jumlah jam yang tersedia. Persoalan waktu berkaitan

dengan kedisiplinan dalam mengajar sehingga guru dapat

mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan waktu yang

tersedia.

8) Memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran Pembelajaran

berkembang, perubahan-perubahan dalam pembelajaran terjadi setelah

berakhirnya kegiatan pembelajaran, untuk itu hendaknya

memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran.


17

b. Tahap pelaksanaan pembelajaran

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah

direncanakan meliputi : 34

1) Pengelolaan dan pengendalian kelas

Pengelolaan kelas yang baik akan sangat mendukung kegiatan

pendidikan yang interaktif. Sinyal positif di kelas ditunjukkan melalui

alat-alat menyenangkan yang digunakan siswa secara aktif,

mendengarkan guru mengajarkan mata pelajaran. 35

2) Penyampaian informasi

Informasi yang disampaikan guru berupa materi/topik, petunjuk,

petunjuk dan persepsi yang berbeda-beda dalam berbagai bentuk tanpa

menghabiskan banyak waktu pada kegiatan pokoknya.

3) Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal

Gaya mengajar yang baru merupakan wahana bagi kedua perilaku

tersebut. Keduanya saling melengkapi bila digunakan dengan baik dan

tepat. Perilaku nonverbal, seperti ekspresi wajah/gerakan badan,

tangan, badan, kepala, mata, dan lain-lain36.

4) Merangsang tanggapan balik dari anak didik

34
Sri Watini, Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada
Anak Usia Dini, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3, no.1 (2019), h. 82-90.
35
Aslamiah, Pratiwi, Diani Ayu, Agusta, Akhmad Riandy, Pengelolaan Kelas, 2022, h.
39.
36
Aini, Harul, Suandi, Nengah, Nurjaya, Gede, Pemberian Penguatan (Reinforcement)
Verbal Dan Nonverbal Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Viii Mtsn Seririt,
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha 8, no. 1 (2018).
18

Metode pengajaran yang gagal adalah metode yang tidak menerima

umpan balik dari siswa. Tanda-tanda adanya feedback siswa adalah

ketika guru mengkomunikasikan isi pelajaran dengan menggunakan

metode tanya jawab, keterampilan bertanya dasar dan lanjutan untuk

mengumpulkan feedback siswa.

5) Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar

Dalam mengajar guru tidak terlalu dituntut memperhatikan gerak

grik siswa, tetapi sangat diharapkan memperhatikan prinsip belajar

anak didik.

6) Mendiagnosis kesulitan belajar

Dalam pembelajaran guru harus mampu memperhatikan siswa

yang kurang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar yaitu

dengan mencari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak.

7) Mempertimbangkan kegiatan interaksi

Dalam kelas jumlah anak didik yang banyakcenderung heterogen

(berbeda-beda). Hal inilah yang hendaknya menjadi pertimbangan

untuk kepentingan pengajaran.

8) Mengevaluasi kegiatan intreaksi

Interaksi antara guru dan anak didik ini dibedakan menjadi tiga

yaitu interaksi satu arah (guru ke anak didik), interaksi dua arah (Guru

ke anak didik dan anak didik ke guru), interaksi banyak arah (guru ke

anak didik, anak didik ke guru dan anak didik ke anak didik).37

37
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 74-78.
19

c. Tahap sesudah pembelajaran

Tahap ini merupakan kegiatan setelah pertemuan tatap muka

dengan anak didik, di antaranya adalah :

1) Menilai pekerjaan anak didik

Penilaian adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dengan

pekerjaan yang harus guru lakukan sesudah pengajaran. Jadi dalam hal

ini pekerjaan yang dilakukan guru salah satunya adalah melaksanakan

tes tertulis, lisan atau perbuatan, dengan pendekatan analisis

kuantitatif dan kualitatif.

2) Menilai pengajaran guru

Penilaian ini diarahkan pada aspek antara lain gaya-gaya mengajar,

struktur penyampaian, bahan pembelajaran, penggunaan metode

perumusan tujuan pendidikan, ketepatan pemakaian alat dan alat bantu

pengajaran.

3) Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan

pengajaran adalah ketepatan perumusan tujuan pemebalajaran,

kesesuaian bahan dengan tujuan pembelajaran, pemilihan metode

yang tepat, pemilihan alat pengajaran, pemilihan sumber belajar dan

pemakaian prosedur, jenis dan evaluasi yang sesuai.38

BAB III
BACA TULIS AL-QUR’AN

38
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 78.
20

A. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an

Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an merupakan salah satu kecakapan dasar

yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami pesan atau makna yang

terkandung dalam tulisan.

“Membaca Al-Qur’an adalah mengucapkan huruf dan kalimat. Ada

kalanya dengan keras sehingga didengar orang lain. Ada kalanya dengan lirih,

hanya didengar oleh sang qari’ saja dan tidak didengar orang lain. Sedangkan

yang dinamakan al-qira’ah ashshamitah atau ‘membaca dengan diam’ yaitu

hanya dengan menjalankan huruf di dalam hati tanpa pengucapan huruf dan

kalimat, maka tidak disebut membaca Al-Qur’an.39

Menurut Schiller (1971 : 17) menjelaskan bahwa belajar membaca

belum tentu belajar berbahasa, mungkin hanya akan mengenal tulisannya saja.

Di Indonesia Pengajaran membaca dini tampaknya dapat diarahkan, baik pada

segi pengenalan ”baca” ataupun pada segi pengenalan ”bahasa” karena murid-

murid di Indonesia pada umumnya sudah bisa berbahasa Indonesia. Mengajari

atau membimbing anak belajar membaca sejak dini sangat baik dilakukan,

karena pada usia tersebut anak sedang mengalami masa-masa keemasan.

Mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan mudah menyerap

segala hal yang diajarkan.40

Adapun pengertian menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami

39
Muhammad Abdul Qadir, Menyucikan Jiwa, Penerjemah, Habiburrahman Saerozi,
(Jakarta: Gema Insani Press,2005), h. 100
40
Setiyawan, Radius. DALAM BAYANG-BAYANG BUDAYA POPULER DAN KUASA
NEGARA. UMSurabaya Publishing, 2023.
21

oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang

lambanggrafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik

itu.41

Berdasarkan uraian di atas, Baca Tulis Al-Qur’an adalah program

pembelajaran Al-Qur’an pada tahap dasar yang menekankan latihan menulis

dan membaca. Membaca Al-Qur’an. Menulis membutuhkan keterampilan

tangan dalam merangkai Huruf dan menyususnnya menjadi kata dan kalimat,

sehingga memiliki makna dan dapat dipahami. Pada tahap latihan menulis

fokus terpenting adalah kejelasan goresan huruf sehingga ketika terangkai

dalam kata dapat dipahami dengan mudah.

B. Dasar Pengajaran Al-Qur’an

Dalam mengajarkan Al-Qur’an ada dasar-dasar yang digunakan, karena

Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber hukum bagi umat Islam yang

mencakup segala aspek kehidupan manusia. Al-Qur’an adalah pedoman bagi

manusia untuk menjalani kehidupannya di dunia akhirat kelak.42 Dasar-dasar

pengajaran Al-Qur‟an diantaranya sebagai berikut:

a. Dasar yang bersumber dari Al-Qur‟an

Dasar yang bersumber dari Al-Qur‟an dalam surat Al-Alaq ayat 1-5

٢ ‫ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َعَلٍۚق‬١ ‫ِاْقَرْأ ِباْس ِم َرِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬

٥ ‫ َعَّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬٤ ‫ اَّلِذ ْي َعَّلَم ِباْلَق َلِۙم‬٣ ‫ِاْقَرْأ َوَرُّبَك اَاْلْك َرُۙم‬
41
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 22
42
Aprilianti, Anisatul Fikriyah, Konsep Kebahagiaan Perspektif Psikologi Dan Al-
Qur’an, Dar El-Ilmi: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora 7, no. 2 (2020), h. 82-
100.
22

Surat Al-Ankabut ayat 45:

٤٥ ‫ُاْتُل َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِم َن اْلِكٰت ِب َو َاِقِم الَّص ٰل وَۗة‬


Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT telah

menyerukan kepada umat Islam untuk belajar Al-Qur‟an sesuai dengan

kemampuan yang dimilki oleh masing-masing individu karena mempelajarinya

adalah wajib disamping juga menidirikan shalat.

Dasar-dasar yang bersumber sabda Nabi SAW :

‫ ِّب َنِبِّيُك ِّب َاْه ِل ِتِه‬: ‫َاِّد ا َا اَل َدُك َعَلى َثاَل ِث ِخ اٍل‬
‫َبْي‬ ‫ْم َوُح‬ ‫َص ُح‬ ‫ُبْو ْو ْم‬
‫ِظ ِظ‬ ‫ِظ‬
‫َو ِقَرَأُة اْلُقْر َأِن َفِإ َّن َحْم َلَة اْلُقْر َأُن ِفْي ِّل اِهلل َيْوَم اَل ٌّل َّلُه‬
‫َاْنِب اِئِه َاْص ِف اِئِه‬
‫َمَع َي َو َي‬
Dengan itu maka Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara, mencintai
Nabimu dan mencintai keluarganya (keluarga Nabi) dan membaca Al-Qur’an
sesungguhnya orang yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an berada dalam
lindungan Allah pada hari tidak ada perlindungan kecuali lindungan-Nya
bersama-sama dengan nabi-nabi dan sahabat-sahabatnya yang tulus.
Itulah hadits yang merupakan dasar bahwa Islam memerintahkan agar
umat mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan Al-Qur‟an sebagai pedoman
umat Islam di muka bumi ini.

Dasar-dasar ini lah yang dijadikan pijakan dalam pengajaran Al-Qur’an di


sekolah atau di lembaga nonformal lainnya. Begitu pentingnya mengajarkan Al-
Qur’an maka usaha untuk menanamkan kecintaan dan kemampuan membaca Al-
Qur’an harus diterapkan dan terbiasa melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik
dan benar sesuai.
23

C. Tahapan Baca Tulis Al-Qur’an

a. Tahapan Membaca

Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa Arab, sehingga dari segi

kebahasaan, belajar membaca Al-Qur’an berarti belajar bahasa asing yang

berbeda dengan bahasa Ibu. Oleh karena itu, dalam membaca Al-Qur’an

diperlukantahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Persiapan menuju qira’ah. Titik awal pada tingkatan ini biasanya pada

masa anak belum duduk di sekolah dasar. Target pembelajaran qira’ah

hanya berkutat pada informasi dan hal- hal yang berkenaan dengan anak

tersebut seiring dengan pertumbuhannya demi menunjang persiapan

menuju qira’ah.

2) Awal pembelajaran qira’ah. Tingkatan ini biasanya diterapkan pada

kelas satu ibtidaiyah yang mengajarkan dan menekankan pada pokok-

pokok qira’ah yang bersifat kemahiran dan kemampuan dasar. Seperti,

kemampuan siswa untuk menulis namanya, mengetahui nama-nama

huruf, mendeteksi pembacaan hubungan antara kata dengan gambar,

perbedaan bentuk pengucapan huruf, perbedaan bentuk tiap huruf, dan

lain sebagainya.

3) Ekspansi dan eksplorasi (perluasan) dalam qira’ah.

4) Memperkaya informasi serta meningkatkan kecakapan dan kompetensi

mcmbaca.
24

5) Tingkat lanjutan menuju seorang pelajar yang berkarakter dan bercita

rasa terhadap bacaan, serta gemar membaca.43

Berdasarkan pendapat di atas, terdapat beberapa tahapan dalam belajar

membaca Al-Qur’an, mulai dari tahap persiapan sampai pada tahap tingkat lanjut

dimana pembaca sudah dapat mendalami gagasan dan gaya bahasa teks yang

dibaca. Pada tahap awal belajar membaca Al-Qur’an, kemahiran yang ditekankan

adalah pengetahuan tentang nama-nama huruf, hubungan antara kata dengan

gambar, perbedaan bentuk pengucapan huruf, dan perbedaan bentuk tiap huruf.

Huruf hijaiyyah memiliki karakretistik yang berbeda diantara masing-

masing huruf, sehingga kemahiran yang diutamakan pada tahap awal belajar

membaca adalah pengcupan huruf hijaiyyah sesuai dengan letak keluarnya huruf

(makharijul huruf). Kemampuan mengucapkan huruf-huruf hijaiyyah sesuai

dengan makhrajnya merupakan dasar penting agar dapat membaca Al-Qur’an

dengan fasih.

b. Tahapan Menulis

Menulis mencerminkan keterampilan dalam menggunakan alat tulis

untuk membentuk huruf, dan kata. Dalam latihan menulis AlQur’an yang

diturunkanmenggunakan bahasaArab,tahapanmenulis menjadi lebih sulit, karena

perbedaan karakteristik jenis huruf, dan cara penulisannya. Dalam hal ini latihan

menulis huruf hijaiyyah membutuhkan contoh dan model yang dijadikan acuan

bagi pelajar, terutama dalam cara menggores dan mengegrakkan pena.

Latihan menulis dari segi keterampilan bahasa dasar meliputi tahapan-

43
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), h. 112.
25

tahapan sebagai berikut:

1) Tahap mencoret dan menggores (Scrible Stage) Pada tahap ini anak

mulai membuat coretan. Bagi anak, coretan itu adalah sebuah tulisan

yang bermakna. Pada tahap ini, tulisan guru dan orang tua sangat dibutuh

kan sebagai model menulis bagi anak.

2) Tahap pengulangan linear (linear repetitive stage) Tahap ini anak

"menulis" dengan bentuk linier dan menangkap kesan bahwa kata-kata

ada yang berbentuk panjang, dan ada pula yang pendek. "Kata-kata" itu

diwujudkan dalam garis bergelom-bang panjang atau pendek. Pada tahap

ini anak membutuhkan dukungan, sehingga garis-garis bergelombang itu

mulai membentuk huruf-huruf.

3) Tahap Menulis Fonetik (Phonetic writing stage) Pada tahap ini, anak

mulai menghubungkan bentuk tulisan dengan bunyinya. Tahap ini

disebut menulis nama huruf (letter-nama writing) karena anak

menuliskan huruf-huruf yang nama dan bunyinya sama.

4) Tahap eja transisi (Transitional spelling stage) Pada tahap ini anak mulai

belajar tentang sistem tulisan, yakni bahasa tulis yang konvensional.

Mereka mulai melafalkan huruf-huruf dalam rangkaian kata secara

konvensional. Katakata yang sering dipadankan dapat dituliskan lebih

awal. Disebut transisi, karena anak mulai beralih dan pelafalan fonetik ke

pelafalan yang lebih standar. Pada tahap ini anak perlu memperoleh

paparan yang banyak sehingga memiliki cukup model terhadap kata-kata

saat mereka butuhkan.


26

5) Tahap eja konvensional (Conventional spelling stage) Pada tahap ini,

anak dapat menulis dengan bentuk yang konvensional Kata mendung,

misalnya, ditulis dan bukan.44

Memahami pendapat di atas, terdapat beberapa tahapan yang harus

dilalui dalam latihan menulis bagi pembelajar pemula, yaitu: tahap mencoret dan

menggores (scrible stage), tahap pengulangan linear (linear repetitive stage), tahap

menulis fonetik, tahap eja transisi, tahap eja konvensional. Kemampuan dalam

setiap tahapan tersebut menentukan kemampuan menulis peserta didik dengan

benar.

D. Keutamaan Membaca dan Mengamalkan Al-Qur’an

Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada

nabi kita Muhammad selama 23 tahun. 45 Ia adalah kitab suci umat Islam yang

merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani

kehidupan di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk

selalu berinteraksi aktif dengan Al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber

inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca Al-Qur`an merupakan langkah

pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan tadabbur,

yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk salafus

shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan

dengan mengajarkannya.46

44
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,…,h. 112
45
Muhammad Arsyad,dkk, Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Dan Hukum Islam,
Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya 1, no. 3 (2023), h. 110-118.
46
Muhammad Arsyad,dkk, Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Dan Hukum
Islam. Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya,…, h. 110-118.
27

Adapun di antara keutamaan membaca Al-Qur`an dari sunnah Rasulullah

SAW adalah:

a. Menjadi manusia yang terbaik: "Dari Utsman bin 'Affan rad, dari

Nabi saw, beliau bersabda:

‫َخ ْيُرُك ْم َمْن َتَعَّلَم ْالُقْر آَن َو َعَّلَم ُه‬

Dari uraian tersebut Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-

Qur`an dan mengajarkannya.

Dikumpulkan bersama para malaikat: dari Aisyah radhiyallahu'anha, ia

berkata, 'Nabi Muhammad SAW bersabda:

‫اِه ِبِه الَّسَف ِة الِك اِم ال ِة‬ ‫ِذ‬


‫َر َر َبَرَر‬ ‫اَّل ي َيْق َر ُأ الُقْر آَن َو ُه َو َم ٌر َمَع‬،
‫اَّلِذ ي ْق ُأ اْلُق آَن َت ْعَت ِفيِه ُه َعَلْيِه َش اٌّق َلُه أْج اِن‬
‫َر‬ ‫َي َر ْر َو َي َت ُع َو َو‬ ‫َو‬
Dijelaskan bahwa Orang yang membaca Al-Qur'an dan ia mahir dalam

membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi

berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata

dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala."


28

BAB IV
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN

A. Pengertian Implementasi Baca Tulis Al-Qur’an

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesi) Implementasi yaitu

pelaksanaan/penerapan. Implementasi adalah bermuara atau mengalir pada

aktivitas, aksi, tindakan, kegiatan, penerapan atau adanya mekanisme suatu

sistem yang di susun untuk memperoleh tujuan yang di inginkan.47

Pengertian implementasi yang di paparkan di atas dapat dikatakan bahwa

implementasi bukan sekedar aktivitas, akan tetapi suatu kegiatan yang

terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu

untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karenanya implementasi tidak berdiri

sendiri tetapi di pengaruhi oleh objek-objek yang lainnya. Jadi di simpulkan

Implementasi adalah pelaksanaan sebuah planning tersusun dan rinci untuk

mencapai tujuan yang jelas.

Tahapan-Tahapan Implementasi Pembelajaran, Diantaranya :

a. Menerapkan rencana implementasi maksud rencana implementasi disini

ialah mengatur biaya dan waktu yang paling utama untuk menuju ke

pelaksanaan sesungguhnya.

b. Penerapan kegiatan merupakan proses pelaksanaan rencana yang telah

disepakati.

c. Evaluasi, yaitu memantau dan memperbaiki suatu kegiatan yang

47
Nurdin Usman, Konteksi Implementasi Berbasisi Kurikulum,
(Jakarta:Grasindo,2002), h.70.
29

direncanakan dan dilaksanakan, apakah sesuai dengan tujuan yang

dicapai atau tidak.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Implementasi Pembelajaran

Menurut Djamarah yang menjadi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

hasil belajar ialah:48

a. Faktor Lingkungan Terdiri dari alami dan sosial budaya. Keduanya

mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap belajar dan hasil

belajar siswa.Dalam lingkunganlah siswa hidup dan berinteraksi

dalam mata rantai yang disebut ekosistem.

b. Faktor Instrumental

1) Kurikulum Merupakan rencana pembelajaran yang merupakan

bagian penting dalam pendidikan. Tanpa buku teks, kegiatan

belajar mengajar tidak dapat berlangsung.

2) Program Setiap sekolah mempunyai program pendidikan, program

pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan.

Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya

program pendidikan yang dirancang.

3) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana juga mempunyai arti

penting dalam pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasarana

yang memadai, hasil belajar siswa yang akan terpengaruh.49

4) Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalam proses belajar

mengajar. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang


48
Syaiful Bahri, Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2019, h.142.
49
Syaiful Bahri, Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…,h. 143.
30

paling dominan, walaupun dalam kenyataannya sudah banyak

media yang canggih, namun tanpa bantuan dan bimbingan dari

guru, maka proses belajarnya pun tidak akan berhasil.

5) Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis adalah kondisi yang

menyangkut kesehatan siswa. Menurut Naohi Nasution dkk

mengatakan bahwa kondisi fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang dalam

keadaan segar jasmaniahnya akan berlainan belajarnya dari orang

dalam keadaan kelelahan.

6) Kondisi Psikologis

a) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal

atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

b) Kecerdasan menentukan keberhasilan belajar seseorang.

c) Belajar ialah pada bidangnya yang sesuai dengan bakat

memperbesar kemungkinan berhasilnya hasil belajar.

d) Motivasi adalah untuk belajar adalah kondisi psikologis yang

mendorong seseorang untuk belajar.

e) Kemampuan Kognitif Merupakan kemampuan yang selalu

dituntut kepada siswa untuk dikuasai, karena penguasaan

kemampuan pada tingkat ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu

pengetahuan.

Sedangkan menurut Rumadi faktor-faktor yang mempengaruhi


31

hasil belajar adalah : 50

a. Faktor Internal

1) Faktor fisiologis, secara umum kondisi fisiologis, seperti

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak

dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut

dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima

pelajaran.

2) Faktor Psikologis, setiap peserta didik pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya

hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa

faktor psikologis meliputi IQ, perhatian, minat, bakat,

motivasi dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor lingkungan meliput lingkungan fisik dan lingkungan

social. Lingkungan alam meliputi suhu dan kelembapan

alam.

2) Faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan

hasil belajar yang diinginkan. Factor ini meliputi

kurikulum,sarana dan guru.51

50
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. . (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 89.
51
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21,…,h. 90.
32

C. Prinsip-prinsip Implementasi Pembelajaran

a. Perhatian dan Motivasi

Pendidik dituntut dapat memberikan perhatian terhadap semua

rangsangan yang mengarah kepada pencapaian tujuan belajar. 52 Adanya

tuntutan untuk selalu memberikan perhatian, ini menyebabkan peserta

didik harus membangkitkan perhatiannya kepada pesan yang

dipelajarinya, demikian pula halnya dengan motivasi.

Implementasi prinsip perhatian bagi pendidik adalah pada

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan terwujud dalam

perilaku dengan menggunakan metode bervariasi, media yang relevan,

bahasa yang sederhana serta pertanyaan yang sifatnya membimbing.

Sedangkan pada motivasi dapat dilihat pada penguasaan bahan ajar,

penguasaan kelas, serta kemampuan dalam menciptakan kondisi

lingkungan yang menyenangkan. Sedangkan implikasi prinsip motivasi

peserta didik adalah menyadari bahwa motivasi belajar yang ada pada

dirinya harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus.

1) Keaktifan

Peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam kegiatan

pembelajaran, dituntut untuk aktif memproses dan mengolah perolehan

belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan

belajarnya, maka peserta didik harus aktif secara fisik, intelektual

maupun emosional.

52
Saputro, Yusron Rizqi, Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun, Tesis, Iain Ponorogo, 2023, h. 54.
33

Implementasi prinsip keaktifan bagi peserta didik dapat berwujud

perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan,

membuat kliping, membuat karya tulis dan lain sebagainya.53

Sedangkan untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar,

pendidik dapat melakukan perilaku sebagai berikut, penggunaan multi

media dan metode pembelajaran aktif, memberi tugas individu maupun

kelompok, menugaskan pembuatan resume terhadap bahan ajar atau hasil

bacaan dan lain sebagainya.54

2) Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman

Sebagai peserta didik dalam mengikuti pembelajaran harus terlibat

langsung. Implikasi prinsip ini dituntut peserta didik untuk mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan di sekolah. Dengan keterlibatan mereka

secara langsung dapat memperoleh banyak pengalaman. Bentuk-bentuk

perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung peserta

didik, misalnya mencari ayat-ayat makiyah dan madaniyah, membuat

laporan dari hasil survey dan sebagainya.

Implementasi prinsip keterlibatan langsung bagi pendidik adalah

merancang aktivitas pembelajaran individual dan kelompok kecil,

menggunakan media yang langsung dapat dipakai oleh peserta didik,

memberi tugas untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang

dicontohkan, melibatkan peserta didik mencari informasi dari


53
Saputro, Yusron Rizqi, Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun,…, h. 60.
54
Saputro, Yusron Rizqi, Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun,…, h. 62.
34

sumbernya.

3) Pengulangan

Pengulangan dalam kegiatan pembelajaran perlu

dilakukan, seperti yang dikemukakan Davies bahwa,

penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan

belajar secara keseluruhan lebih berarti.55 Perilaku pendidik

sebagai implikasi dari prinsip pengulangan adalah

merancang kegiatan pengulangan misalnya mengerjakan

soal-soal latihan, membuat pengulangan yang bervariasi,

mengembangkan alat evaluasi untuk kegiatan pengulangan.

Implementasi adanya prinsip pengulangan bagi peserta

didik adalah kesadaran mereka untuk bersedia mengerjakan

latihan-latihan secara berulang untuk memecahkan masalah,

dengan kesadaran ini diharapkan peserta didik tidak merasa

bosan dalam melakukan pengulangan.

4) Tantangan

Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat dijumpai

oleh peserta didik, jika pendidik memberinya

tanggung jawab dan merancangnya dalam bentuk kegiatan

pembelajaran yang dipilih seperti bahan ajar, alat pembelajaran

yang dipilih.

55
Gasong, Dina. Belajar Dan Pembelajaran, Grup Penerbit CV Budi Utama,
Yogyakarta, 2018,h.54.
35

Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip tantangan

di antaranya merancang dan mengolah kegiatan eksperimen,

memberi tugas untuk memecahkan masalah yang

membutuhkan informasi dari orang lain. Prinsip tantangan

dalam belajar sesuai dengan pendapat Davies dalam Dimyati.

Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk

mempelajari sendiri, maka lebih termotivasi untuk belajar.

Ia akan belajar dan mengingat secara baik. Hal ini

menunjukkan bahwa peserta didik selalu menghadapi

tantangan untuk memperoleh, memproses dan mengolah

setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran

tersebut. Adapun bentuk perilaku peserta didik yang

merupakan implikasi dari prinsip tantangan di antaranya

adalah melakukan eksprimen, melaksanakan tugas

mandiri atau berusaha memecahkan masalah dan lain-lain.56

5) Perbedaan Individu

Telah diketahui bahwa setiap peserta didik

memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya. Sebab itu, setiap mereka belajar menurut tempo

(kecepatan) nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur

terdapat variasi kecepatan belajar, dengan adanya

56
Gasong, Dina. Belajar dan pembelajaran, …, h. 55.
36

kesadaran bahwa di antara mereka terdapat perbedaan akan

membantu dalam menentukan cara belajar bagi dirinya. 57

Adapun Implementasi prinsip perbedaan individu bagi

pendidik terwujud dalam perilaku di antaranya, memilih

metode pembelajaran dengan memperhatikan karakterisik

dan perbedaan individu di antara mereka. Merancang

pemanfaatan media dengan memperhatikan tipe-tipe belajar

setiap peserta didik. Apabila hal tersebut menjadi perhatian

pendidik, maka tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan

baik.

D. Indikator Keberhasilan Implementasi Pembelajaran

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah

keberhasilan guru juga. Yang mana itu menandakan bahwa guru

berhasil memberikan materi pelajaran dan pengetahuan baru pada

siswa.58

Keberhasilan belajar adalah prestasi yang dicapai siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangan

dan keberhasilan siswa dalam belajar tentu dibutuhkan indikator

57
Saefiana, dkk, Teori Pembelajaran Dan Perbedaan Gaya Belajar, Mahaguru: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3, no. 1 (2022) , h. 150-158.
58
Manizar, Elly, Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar, Tadrib 1, no. 2 (2015) ,
h.204.
37

tersendiri, hasilnya bisa dijadikan sebagai evaluasi kegiatan belajar

selanjutnya.

Ada beberapa hal yang menjadi bentuk keberhasilan siswa

dalam belajar:

a) Siswa memiliki pengetahuan dan wawasan baru yang lebih

luas.

b) Siswa menemukan keterampilan dan minat dalam belajar

serta mampu meningkatkannya lebih baik dan profesional.

c) Siswa memperoleh sikap dan karakter yang lebih baik.

d) Siswa mendapatkan prestasi belajar di sekolah.

e) Siswa memiliki kreativitas dan inovasi tinggi sehingga dapat

menciptakan karya baru yang bermanfaat.

f) Dan masih banyak lainnya yang menjadi bentuk keberhasilan

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Bentuk dan indikator keberhasilan siswa dalam belajar

umumnya memiliki keterkaitan satu sama lain, artinya jika siswa

memiliki bentuk keberhasilan tersebut, artinya mereka sudah mencapai

indikator keberhasilan dalam belajar.

Pasalnya, untuk menentukan kemajuan yang akan dicapai siswa,

maka harus ada kriteria atau patokan yang mengacu pada tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini juga menjadi


38

penilaian seberapa besar pengaruh metode atau strategi belajar

mengajar pada keberhasilan siswa.

Dalam hal ini, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:

106), mengemukakan pendapatnya terkait indikator keberhasilan siswa

dalam belajar terdiri dari: 59

1) Daya serap siswa dalam memahami materi pelajaran yang

diajarkan untuk mencapai prestasi memuaskan, baik secara

kelompok ataupun individu.

2) Perilaku siswa yang sesuai dengan tujuan pengajaran atau

instruksional khusus (TIK) sudah dicapai siswa dengan baik,

baik secara kelompok ataupun individu.

Sementara itu, Zaenal Arifin (2009: 298) juga menyatakan

beberapa indikator keberhasilan siswa bisa dinilai berdasarkan

bentuk dan perbuatan tingkah laku. Adapun beberapa jenis tingkah

laku tersebut, yaitu: 60

1) Kebiasaan Siswa

Kebiasaan merupakan tingkah laku yang dilakukan terus

menerus. Ini juga bisa menjadi cara bertindak siswa yang ia

dapatkan dari kegiatan belajar.

2) Keterampilan

59
Syaiful Bahri, Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…., h. 106.
60
H. Dadan Nurulhaq Supriastuti, Titin, Manajemen Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam: Konsep Dan Strategi Dalam Meningkatkan Akhlak Peserta Didik, Cendekia
Press, (2020) , h. 298.
39

Keterampilan merupakan tingkah laku yang didapatkan

dari kemampuan siswa. Ini didapatkan dari adanya kegiatan

otot yang digerakkan dan dikoordinasikan sistem.

3) Akumulasi Persepsi

Keberhasilan belajar juga bisa dilihat dari kemampuan

siswa dalam mengakumulasikan persepsi melalui belajar.

4) Asosiasi dan Hafalan

Siswa juga memiliki hafalan terhadap sesuatu sebagai

hasil penguapan asosiasi pembelajaran.

5) Pemahaman Konsep

Dalam kegiatan belajar mengajar tentu siswa

mendapatkan ilmu baru, bisa dilihat dari pemahaman siswa.

6) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan dan perilaku siswa

terhadap sesuatu. Tentu setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran siswa memiliki sikap yang baik sesuai harapan.

6) Nilai

Nilai menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

dan kegagalan juga perbandingan antara yang baik dan

kurang baik.

7) Moral dan Agama


40

Moral adalah nilai-nilai baik yang diterapkan dalam

kehidupan bermasyarakat dan agama adalah konsep Tuhan

dan keimanan yang diterapkan dalam kehidupan.

Berdasarkan beberapa hal yang sudah dijelaskan sebelumnya,

bisa diambil kesimpulan bahwa indikator keberhasilan siswa dalam

belajar bisa dilihat dari daya serap materi dan perbuatan atau tingkah

laku sesuai diharapkan. Keberhasilan ini bisa dicapai baik secara

individu ataupun kelompok.


41

BAB IV

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN MASYARAKAT BANJAR

1. Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di SDN Kebun Bunga

1 Banjarmasin

Pembelajaran baca tulis Al-Qura’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 banjarmasin merupakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang

wajib diikuti oleh semua siswanya, karena kegiatan pembelajaran ini

mendukung pada mata pelajaran lainya yang juga sesuai dengan

kurikulum yang sudah di tentukan itu sendiri.

Karena kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan isi dan bahkan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Perencanaan kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an,

ditentukan oleh guru pembimbing BTA yang dimana sudah ada

berdasarkan kuruikulum, buku pedoman, buku tajwid , dan RPP yang ada.

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 Banjarmasin ini termuat dalam muatan lokal kurikulum sekolah.

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini dilaksanakan 1 kali dalam

seminggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah bahwa

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah:

“pembelajaran yang mengajarkan cara membaca Iqra’ ataupun Al-


42

Qur’an kepada peserta didik sejak duduk di bangku Sekolah Dasar


agar mereka dapat mengenal huruf hijaiyah dan membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar”.

Beliau juga mengatakan bahwa:

“manfaat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini menjadikan


peserta didik bisa membaca Al-Qur’an dan mengenal huruf-huruf
hijaiyah secara baik dan benar, tujuan diadakannya pembelajaran Baca
Tulis Al-Qur’an dalam muatan kurikulum ini untuk membimbing
peserta didik mengenal, membaca, serta mengetahui isi dari Al-
Qur'an”. 61
Karena pendidikan anak-anak sangat mudah ketika pada usia yang

masih muda atau dikatakan golden age itu lebih gampang dan menjadi

bekal dikemudian hari bagi siswa.

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini meliputi 3 aspek yaitu:

a. Perencanaan Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Berdasarkan hasil observasi penulis, program Baca Tulis Al-

Qur’an ini hadir di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin, diantaranya yakni untuk mememuhi kebutuhan

masyarakat dalam hal membaca dan menulis Al-Qur’an. Hal

tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh Ibu kepala Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin, beliau mengungkapkan

bahwa:

“Program baca tulis Al-Qur’an sudah ada sejak tahun


2009, Kegiatan pembelajaran ini dikelompokkan menjadi dua
kelompok ya kni kelompok jilid pada kelas 1-3 pada buku
pelajaran yang berisi tentang huruf-huruf hijaiyah dan cara
membacanya dan kelompok Al-Qur’an pada kelas 4-6 yang
berisikan pembelajaran hukum hukum tajwid dan surah-surah
yang harus didbacakan dan dihafallkan. Adanya program
baca tulis Al-Qur’an ini berangkat dari kebutuhan masyarakat
sekitar yang ingin anaknya bisa membaca dan menulis Al-
61
Wawancara Kepada Kepala Sekolah Ibu Hj.Normaliani,S.Pd, Jumat, 30 Agustus 2023.
43

Qur’an. Biasanya ketika anak mulai masuk MTS atau pun


SMA rata-rata sudah tidak mau lagi mengaji. Akibatnya
banyak anak-anak bahkan orang dewasa yang masih kesulitan
membaca Al-Qur’an. Padahal membaca Al-Qur’an sangat
penting, baik bagi generasi muslim sekarang dan di masa
depan. Maka dari itu orang tua mendukung akan adanya
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an” . 62

Jadi dengan adanya Perencanaan Baca Tulis Al-Qur’an

bertujuan agar menanamkan jiwa anak-anak supaya menjadi anak

yang cinta Al-Qur’an dan mengamalkan serta rajin membaca setiap

hari.63

Selain proses perencanaan program Baca Tulis Al-Qur’an

seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Kepala Sekolah sebelum

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dilaksanakan,

pihak sekolah mengadakan rapat seluruh dewan guru dan juga

diadakan pertemuan orang tua seluruh murid.

Hal tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh Ibu

selaku guru terlama yang ada di sekolah ini dan juga sebagai wali

kelas II B sebagai berikut:

“Sebelum adanya program Baca Tulis Al-Qur’an ini ada


musyawarah dulu dengan guru-guru, setelah semua guru
setuju untuk menerapkan program Baca Tulis Al-Qur’an
kemudian dikomunikasikan dengan wali murid bahwa akan
ada program baca tulis Al-Qur’an yang akan dilaksanakan
dan ditambahkan pada jadwal mata pelajaran dalam 1x dalam
seminggu”.64

62
Wawancara Kepada Kepala Sekolah Ibu Hj.Normaliani,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
63
Lusi Rahmawati, Implementasi Program BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) Dalam
Mengembangkan Keterampilan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an Siswa Kelas VIII Di MTs NU
Sabilul Muttaqin Jepang Mejobo Kudus, Tesis, 2022, IAIN KUDUS, h. 39.
64
Wawancara Kepada Ibu Sri Hartati, Jumat, 1 September 2023.
44

Perencanaan dalam kegiatan pembelajaran harus dilakukan

karena pembelajaran yang baik dan benar ada perencanaan yang

benar-benar disiapkan sehingga pembelajaran menjadi efektif.65

Bapak Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an juga

menjelaskan bagaimana konsep Implementasi Baca Tulis Al-

Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin

sebagai berikut :

“Implementasi Baca Tulis Al-Qur'an di SDN Kebun


Bunga 1 Banjarmasin dilakukan sebagai bagian dari program
pendidikan agama yang komprehensif. Kami percaya bahwa
membaca dan menulis Al-Qur'an adalah hal yang penting
bagi perkembangan rohaniah dan keilmuan siswa”. 66

Dalam pembelajaran yang komprehensif merupakan langkah

implementasi dari rencana pembelajaran terpadu secara

menyeluruh berisi rincian dar prosuder pembelajan.67

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

dilakukan saat penyusunan perencanaan pembelajaran. Penyusunan

rencana pembelajaran tersebut dalam bentuk pembuatan silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan

penulusuran dokumen silabus dan RPP, peneliti jabarkan sebagai

berikut:

1) Silabus
65
Nadlir. Perencanaan pembelajaran berbasis karakter. Jurnal Pendidikan Agama Islam
(Journal of Islamic Education Studies 2), no. 2 (2013), h. 339-352.
66
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
67
Nurjaman, Asep,dkk, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain Pembelajaran “Assure”. Penerbit Adab,
2021, h. 78.
45

Silabus bermanfaat sebagai pedoman

pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari

perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran, hingga

pengembangan penilaian. Penyusunan silabus di Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin didasarkan pada

permendikbud No 64 tahun 2013. Pembutan silabus ini

dimulai dari pemetaan kompetensi dasar, penetapan minggu

efektif, pembuatan program tahunan (Prota), program

semester (Promes). Silabus digunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran selanjutnya,

yaitu: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

“RPP, silabus mengikuti kurikulum 2013,


karena dalam kurikulum tentu sudah ada silabus
yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Cuma ada
pengembangan-pengembangan sedikit terkait
komponen-komponennya”.68

Dalam hal ini peneliti kemudian menggali dokumen

silabus yang dipakai oleh guru Baca Tulis Al-Qur’an di

situs penelitian. Dalam studi tersebut, peneliti menemukan

bahwa seluruh komponen yang tercantum dalam silabus

tersebut telah memenuhi standar pembuatan silabus.

Identitas silabus, kompetensi inti, kompetensi dasar,

rumusan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

68
Hasil Observasi dengan Koordinator Kurikulum, Bapak M.Zaki Ilhami,S.Pd, Jumat, 1
September 2023
46

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu

dan sumber belajar. Semuanya sudah dibuat dengan baik.69

Di samping itu, silabus tersebut sudah terlihat

aplikatif karena sudah disertai dengan pengembangan-

pengembangan dari komponen-komponen di dalamnya.

2) Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)

Dalam mengembangkan RPP, guru harus mampu

menciptakan pembelajaran secara cermat sesuai kebutuhan

peserta didik. Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal

semester atau awal tahun pelajaran dimulai dan perlu

diperbarui sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta

didik. Penyusunan RPP mata pelajaran fikih materi shalat di

Madrasah Ibtidaiyah Darul Khairat Banjarmasin dilakukan

dengan mengacu pada silabus yang telah disediakan

pemerintah pusat, hal ini sesuai dengan yang dipaparkan

oleh Guru Baca Tulis Al-Qur’an ,bahwa penyusunan RPP

dilakukan dengan melihat kurikulum yang ada, kemudian

menyusun RPP sesuai dengan silabusnya.

“Penyusunan RPP tentu saja mengacu pada


silabus yang telah dibuat.Dalam
mengembangkanya, kami menganalisis sesuai
kebutuhan siswa. Dalam konteks pembelajaran Baca
Tulis Al-Qur’an kami memasukkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Al-Qur’an, termasuk juga nila

69
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
47

membaca Al-Qur’an”.70

Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal semester

atau awal tahun pelajaran dimulai dan diperbarui sesuai

perkembangan dan kebutuhan siswa. Dalam studi

dokumenstasi, peneliti menemukan bahwa, dalam

menyusunan RPP, guru Baca Tulis Al-Qur’an mengacu

pada permendikbud Nomor 8A tahun 2012 dinyatakan

bahwa komponen dalam RPP paling sedikit memuat: (i)

tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode

pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Dari

dokumen RPP, peneliti penemukan bahwa dalam

perencanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, guru

menggunakan sumber belajar berupa buku aca tulis Al-

Qur’an, buku tajwid dan sumber yang selevan lainnya.

Di dalamnya juga tercantum beberapa model pembelajaran. 71

RPP disiapkan agar terstrukturnya atau teertatanya

pembelajaran pada hari itu karena apabila tidak adanya RPP guru

tidak bisa melakukan proses pembelajaran dengan baik.72

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di sekolah,

guru Baca Tulis Al-Qur’an membuat RPP Baca Tulis Al-Qur’an

70
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
71
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
72
Yahya, Imam Anas Hadi Ridwan. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X Menggunakan Aplikasi Microsoft Form Di Smk N 1 Pringapus Tahun Ajaran 2020-
2021. Inspirasi (Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam 6), no. 2 (2022) , h. 195-218.
48

pada setiap pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 73

b. Pelaksanaan Impelementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di sekolah

dasar sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan siswa diminta agar

dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Memberikan

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sejak anak-anak berada pada

tingkat dasar akan memudahkan mereka dalam memahami

pembelajaran Al-Qur’an di tingkat selanjutnya karena mereka

sudah memilik pemahaman dasar terhadap pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an. Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin ini

dilaksanakan dengan 3 tahapan yaitu yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan memuat salam, do’a, absensi,

apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti

memuat pemberian materi yang telah disiapkan. Kegiatan penutup

memuat pemberian tugas sebagai bahan untuk evaluasi serta

menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan guru

Baca Tulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin yang berkaitan dengan Implementasi pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an. Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga


73
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023
49

1 Banjarmasin, menjelaskan bahwa:

“Para Siswa sebelum memulai pembelajaran, mereka


diharuskan untuk tadarus Al-Qur’an selama 10 menit
dibimbing dengan wali kelas masing-masing. Pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an dilaksanakan 1 kali dalam seminggu
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran.
Untuk kelas rendah yaitu kelas I-III, pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an yang diajarkan adalah buku mata pelajaran dengan
materi didalamnya menyangkut tentang pembelajaran Iqro’.
Kelas tinggi yaitu kelas IV, V, VI, mereka belajar Baca Tulis
Al-Qur’an dengan buku mata pelajaran yang didalamnya
termuat membaca Al-Qur’an serta menghafal surah-surah
pendek”. 74

Pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada kelas

VI adalah dengan memberikan materi surah Al-Qur’an dan Mad

Wajib Muttasil. Siswa melaksanakan kegiatan pembelajarann Baca

Tulis Al-Qur’an dengan diperintahkan membaca surah di dalam Al-

Qur’an sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.

Penyusunan materi Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin disampaikan oleh Ibu

Kepala Sekolah, sebagai berikut:

“Materi Baca Tulis Al-Qur'an disusun berdasarkan tingkat


kelas siswa. Kami memulai dengan memperkenalkan huruf-
huruf hijaiyah bagi siswa kelas awal. Setelah siswa
menguasai huruf-huruf tersebut, kami mulai mengenalkan
bacaan-bacaan pendek seperti harakat (tanda baca) dan kata-
kata sederhana dari Al-Qur'an. Kemudian, di tingkat yang
lebih lanjut, kami fokus pada pembelajaran bacaan-bacaan
ayat Al-Qur'an yang lebih panjang dan memahami hukum
bacaannya.”

Materi ajar sangat penting dalam berlangsunnya

pembelajaran dikelas di antaranya yaitu kegiatan belajar lebih

74
Wawancara Kepada Kepala Sekolah Ibu Hj.Normaliani,S.Pd, Jumat, 30 Agustus 2023.
50

menjadi menarik dan menjadikan siswa bersemangat,

peserta menjadi lebih kreatif dan memiliki kesempatan belajar

mandiri yang diarahkan dan dibimbing oleg guru, memberikan

kemudahan untuk siswa.75

Proses pelaksanaan pembelajaran adalah salah satu factor

keberhasilan guru dalam melaksanajan pembelajaran, guru dituntut

professional dalam memahami kondisi siswa dan menyesuaikan

kalimat yang mudah dipahami oleh siswa dalam pembelajaran ini.76

Dikatakan juga oleh Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an bahwasanya Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

pada kelas tinggi membahas tentang hukum tajwid mad

75
Oktiani, Ifni. Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Jurnal Kependidikan 5, no. 2 (2017), h. 216-232.
76
Kusumawati, Naniek, Maruti, Endang Sri. Strategi Belajar Mengajar Di Sekolah
Dasar. Cv. Ae Media Grafika, 2019, h.67.
51

TABEL 6

MATERI AJAR

NO MATERI PEMBAHASAN CONTOH


Mad yang terletak apabila huruf alif
terletak sesudah harakat fathah, huruf
Alif : ‫ِإَّياَك‬
waw terletak sesudah harakat dammah
1 Mad Thobi'I Waw : ‫َاُعۡو ُذ‬

Ya : ‫ِفيَه ا‬
dan huruf ya terletak sesudah harakat

kasrah.
Hukum bacaan yang merupakan
2 Mad Far'I ‫ِاَّالِلَيْع ُبُد ْو ااهلل‬
tambahan dari mad asli.
Mad thobi'I yang bertemu dengan
Mad Wajib ‫َو َو َج َد َك‬
3 hamzah dalam satu kalimat.
‫ِئ‬
‫عَآ اًل َفَأْغ ٰىَن‬
Muttasil

Mad thobi'I yang bertemu dengan


4
Mad Jaiz
Muttasil
‫ِفيَه ا َأَبًد ا‬
hamzah tidak dalam satu kalimat.

Lebih lanjutnya dijelaskan bahwa dalam Implementasi

Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin yang disampaikan Oleh ialah Guru Mata

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an :

“Saya menerapkan metode pembelajaran yang mudah


dipahami dan menarik perhatian siswa dalam belajar agar
pembelajaran lebih efektif dan siswa bisa memahami dengan
metode yang saya terapkan dalam pembelajaran sehingga
tujuan yang saya harapkan bisa tercapai”.77

Adapun Metode yang digunakan dalam Implementasi Baca


77
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
52

Tulis Al-Qur’an tersebut adalah:

1) Metode Demonstrasi

Terkait dengan Proses Implementasi Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 Banajarmasin maka dapat dijelaskan bahwa proses

belajar mengajar tersebut memiliki tujuan untuk

mempermudah pemindahan (transfer) keilmuan dari aspek

teoritis wacana ke dalam aspek kognitif dan psikomotorik

melalui maksimalisasi aspek efektif. Akan dijelaskan oleh

Guru Mata Pembelajara Baca Tulis Al-Qur’an adalah :

“Penerapan metode demonstrasi ini siswa akan


dapat lebih cepat memahami materi ajar. Pada
implementasi metode demonstrasi dalam
pembelajaran materi ajar Baca Tulis Al-Qur’an, saya
menerapkan tahapan sebagai berikut: Pemberian
wacana teoritis, Demonstrasi oleh guru, Demonstrasi
oleh siswa, Evaluasi dengan memberikan tugas dan
praktikum”.78
Demonstrasi adalah suatu metode yang cara

penyajian pelajaran dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar

lainnya. 79

2) Metode Praktek
78
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
79
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran. 2014, h. 45.
53

Adapun yang disampaikan Guru Mata Pelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an menjelaskan cara Praktik Membaca

Pada materi Mad Wajib Muttasil pada kelas VI sebagai

berikut :

“Saya menjelaskan tentang Mad Wajib Muttasil


adalah supaya mereka mengenal terlebih dahulu
hukum bacaan yang terjadi apabila ada Mad Thabi'i
(Mad Asli) bertemu dengan huruf hamzah yang
berharakat fathah, fathatain, dhommah, dhommatain,
atau kasrah dan kasratain dalam satu kata. Apabila
mereka sudah mengetahui nya maka saya meminta
mereka untuk mempraktikkan kembali”80.

Mad Wajib Muttasil terjadi ketika ada dua huruf

mad Bertemu dalam satu kata dan harus dibaca secara

bersambung atau muttasil, tanpa ada jeda di antara

keduanya dan panjang bacaan Mad Wajib Muttasil adalah

2 setengah alif.

Metode Praktik adalah suatu metode dengan

memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat

atau benda, seperti di peragakan, dengan harapan anak

didik menjadi jelas dan mudah.81

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas sekali

bahwasanya Proses Implementasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 melalui metode demonstrasi diawali dengan

80
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
81
Akbar, Eliyyil, dkk. Metode Belajar Anak Usia Dini. Prenada Media, 2020, h.87.
54

pemberian wacana secara teoritis. Hal ini menurut penulis

merupakan langkah yang tepat karena wacana tersebut

akan menjadi bekal awal kognitif anak sebelum menerima

pengetahuan yang lebih jauh lagi sehingga pada saat

demonstrasi dilakukan oleh guru, anak tidak akan hampa

wacana.

Langkah-langkah Kegiatan Awal adalah Guru dan siswa

saling memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah, kemudian berdo’a bersama sebelum memulai

pelajaran. dan Guru memberikan penjelasan tentang bacaan Mad

Wajib Muttashil. Selanjutnya memasuki kegiatan Kegiatan Inti dan

kegiatan akhir .

pertemuan 1 :

1) Guru mencontohkan bacaan Mad Wajib Muttashil.

2) Melafalkan secara klasikal, kelompok, perorangan contoh

bacaan Mad Wajib Muttashil.

3) Siswa menirukan hukum bacaan Mad Wajib Muttashil.

4) Mengulang-ulang contoh bacaan Mad Wajib Muttashil

Pertemuan 2 :

1) Menanyakan penguasaan siswa terhadap materi yang telah

di ajarkan.

2) Mengulang kembali hokum bacaan Mad Wajib Muttashil.

Kegiatan Akhir :
55

1) Melafalkan kembali contoh bacaan Mad Wajib Muttashil

secara klasikal.

2) Meminta agar siswa mengulang kembali pelajaran di

rumah dengan bimbingan orang tua.82

c. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sama dengan

evaluasi pembelajaran-pembelajaran yang lain. Evaluasi dilakukan

agar guru dapat mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik

dalam memahami pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’am yang telah

diajarkan. Evaluasi merupakan proses menentukan kondisi di mana

suatu tujuan telah dapat dicapai. Evaluasi selalu mengandung

proses, proses evaluasi harus tepat terhadap tujuan yang biasanya

dinyatakan dalam bahasa perilaku.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

guru Baca Tulis Al-Qur’an, beliau mengatakan bahwa:

“Setelah saya melaksanakan kegiatan pembelajaran, saya


memberikan Siswa tugas yaitu memerintahkan mereka
untuk menulis satu surah pendek untuk mengetahhui
hukum-hukum tajdwid dalam setiap kegiatan pembelajaran
selesai pada kelas tinngi dan untuk kelas rendah untuk
menulis dan menyambungkan huruf hijaiyah samapai
pembelajaran selesai. Kemudian mereka juga diperintahkan
untuk membaca kembali dirumah sebagai bagian dari
memperlancar bacaan yang telah diajarkan di sekolah”83
Dari pemberian tugas diatas memberikan manfaat adalah

meningkatkan cara belajar yang benar dan menguji kepahaman

82
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4 September 2023.
83
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
56

siswa apakah materi pada hari itu akan mencapai tujuan yang

diinginkan.84

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di kelas

VI A, salah seorang siswa kelas VI A mengatakan:

“Ketika kami belajar Baca Tulis Al-Qur’an , kami


diminta bapak untuk membaca surah-surah pendek pada
buku mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Bapaknya
membacakan terlebih dahulu surahnya lalu kami mengikuti
membaca setelah bapak membacakan surah. Kemudian
kami menulis surah dan hukum bacaan yang kami pelajari
tadi lalu dikumpulkan dengan bapak, setelah itu kami
disuruh bapak untuk menghafal surah yang kami baca dan
diminta oleh bapak untuk memahami hukum-hukum mad
wajib muttasil kami pelajari tadi di rumah dan menyetornya
pada pertemuan berikutnya”.85

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

siswa kelas VI. Salah sesorang siswa kelas VI B mengatakan:

“Bapak memberikan tugas menulis surah pendek kepada


kami setelah kami selesai membaca lalu dikumpulkan
setelah selesai menulis dan PR kami di rumah mengulang
bacaan yang kami pelajari di sekolah tadi untuk kemudian
pada pertemuan berikutnya diulang membaca pembelajaran
minggu sebelumnya setelah selesai membaca baru kami
belajar pembelajaran berikutnya”86
Respons siswa terhadap pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an

di SDN Kebun Bunga 1 Banjarmasin sangat positif. Siswa

menunjukkan antusiasme tinggi dalam belajar Al-Qur'an dan

menambah kecintaan kepada Al-Qur’an. Memberikan partisipasi

siswa dalam kegiatan keagamaan, seperti lomba membaca Al-

Qur'an, ceramah agama, dan lain sebagainya. Mereka merasa lebih

84
Sri Anitah, dkk, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h.1.
85
Wawancara Kepada Siswa Kelas VI A, Senin, 4 September 2023.
86
Wawancara Kepada Siswa Kelas VI B, Senin, 4 September 2023.
57

percaya diri dalam membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.

Bapa Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an juga

mengatakan bahwa Evaluasi juga dilakukan dalam test tertulis

tetapi juga dengan test lisan yang dilakukan setiap pertemuan.

Beberapa Contoh soal tes tertulis dianntaranya :87

TABEL 7
SOAL TES TERTULIS
Kata
No. Butir-butir soal
Jawaban

Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil ‫َو َو َج َد َك‬


1.
‫ِئ‬
‫عَآ اًل َفَأْغ ٰىَن‬
yang disebabkan huruf alif bertemu hamzah.

Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil ‫ْٓو ٍء‬


2.
yang disebabkan huruf waw bertemu hamzah. ‫ُقُر‬
Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil ‫ِج‬
3.
yang disebabkan huruf ya bertemu hamzah. ‫َو ْٓي َء‬
Beberapa Contoh soal tets lisan diantaranya88 :

TABEL 8

SOAL TES LISAN

NO SOAL PENILAIAN
I II III
1. Panjang Bacaan Mad Wajib Muttasil
2. Panjang Bacaan Mad Jaiz Munfasil
3. terdapat hukum bacaan ‫َيا َأُّيَها‬
Apabila mad asli/ Thabi'i bertemu dengan
4. hamzah dalam satu kata disebut

5. Hukum bacaan pada lafal ini adalah‫َم آ َأْغ َنى‬

Tes tertulis yaitu tes yang menuntut siswa menulis jawaban yang

87
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
88
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
58

dibutuhkan, sedangkan tes lisan merupakan bentuk tes yang menuntut

siswa untuk menjawab secara lisan. Kedua bentuk tes ini digunakan untuk

mengukur atau menilai hasil belajar peserta didik pada ranah

pengetahuan.89

2. Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru dan Upaya Guru Dalam

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

A. Kendala Yang Dihadapi Guru dan SiswaDalam Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur’an.

Implementasi Baca Tulis Al-Qur'an Siswa Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Banjarmasin adalah bagian penting dari pendidikan agama

di sekolah ini. Namun, dalam proses pembelajaran ini, mungkin ada

beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa. Peneliti akan mewawancarai

Guru Baca Tulis Al-Qur’an di sekolah ini untuk mengetahui kendala apa

saja yang dihadapi oleh siswa dan bagaimana cara mengatasinya.

Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pastinya ada kesulitan

yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran Membaca Al-Qur’an dan

menulis huruf-huruf hijaiyah yaitu siswa sering lupa dengan materi yang

sudah diajarkan. Adanya hal tersebut menjadikan proses belajar mengajar

menjadi terhambat karena siswa sering kali lupa dengan materi yang diajar

oleh guru dan perlu adanya pengulangan.

89
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis Kompetensi,
Yogyakarta: Bpfe, 2010, h. 34.
59

Hal ini diungkapkan oleh Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

sebagai berikut:

“Ada kesulitan dari siswa kelas VI sering lupa dengan materi


yang sudah diajarkan dan juga belum benarnya penyebutan huruf
hijaiyah serta belum mengenal lebih dalam hukum-hukum tajwid
juga belum tepatnya penulisan huruf-huruf hijaiyah”. 90

Proses Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yaitu

siswa sering lupa dengan materi yang sudah diajarkan. Adanya hal tersebut

menjadikan proses belajar mengajar menjadi terhambat karena siswa

sering kali lupa dengan materi yang diajar oleh guru dan perlu adanya

pengulangan dan kurang memahaminya hukum-hukum tajwid. dan

diperkuat dengan teori yang menyatakan, Siswa mudah lupa dengan materi

yang disampaikan dan merasa jenuh saat pembelajaran berlangsung

merupakan tanda bahwa pembelajaran yang diramu atau yang disajikan

kurang menyenangkan.91

Penekanan pembelajaran terkait pelafalan makhorizul huruf pada

siswa belum bisa diterapkan dengan efektif, karena siswa merasa kesulitan

dalam membedakan beberapa lafal dengan ketentuan yang benar dan siswa

masih lupa hukum tajwid yang diajarkan pada materi Baca Tulis Al-

Qur’an.

Hal ini diungkapkan juga Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an pada kelas rendah sebagai berikut:

90
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
91
Kustiawan, Usep, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Penerbit
Gunung Samudera [Grup Penerbit Pt Book Mart Indonesia], 2016, h. 86.
60

“Siswa sudah mampu melafalkan makhorizul huruf Al-Qur’an


dari alif sampai ya tetapi dalam penekanannya siswa merasa
kesulitan membedakan beberapa huruf yang menurut mereka bunyi
bacaannya sama tetapi berbeda seperti halnya pada huruf Sa
dengan Sya, Shu dengan Su, Tu dengan Thu, Ku dengan Qu, Dho
dengan Dhlo, Dza dengan Za”. 92

Oleh karena itu dapat diperkuat dengan teori yang menyatakan,

Seseorang dikatakan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik ketika ia

dapat melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan makharijul huruf dan

kaidah tajwid.93

Dikata juga oleh Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an kendala

guru dalam Implementasi Baca Tulis Al-Qur’an ialah :

“Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an siswa kurang


fokusnya dalam materi yang diajarkan sehingga terhambatnya
proses tujuan pembelajaran yang ingin dicapai”.

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pastinya ada kendala yang dihadapi

siswa dan guru yaitu siswa sering lupa terhadap materi yang sudah

diajarkan guru dan juga belum memahai dengan benar hukum-hukum

tajwid. sebelumnya dalam penekanan makhorizul huruf siswa juga sulit

membedakan beberapa huruf yang menurut mereka bunyi bacaannya sama

tetapi penekanannya berbeda serta kendala yang dihadapi guru dalam

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah siswa tidak

fokusnya dalam belajar dan terhambatnya tujuan yang ingin di capai.

92
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Rikko Akbar,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
93
Dita Irawati Rosma, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap hasil
Belajar Siswa sekolah Dasar, h. 3.
61

B. Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Dalam Implementasi Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an.

Dalam Implementasi Baca Tulis Al-Qur’an pasti ada kesulitan dan

upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu diulang-ulang dalam

membaca dan pengulangan materi setiap pertemuan dalam perminggu agar

siswa mudah menirukan dalam membaca dan latihan terus menerus baik di

sekolah maupun di rumah agar meningkat dalam membaca Al-Qur’an.

Dengan adanya upaya guru siswa merasa mudah dalam membaca Al-

Qur’an karena adanya pengulangan materi ajar dan bacaan Al-Quran dari

guru dan latihan. Hal ini diungkapkan oleh Guru Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur’an sebagai berikut:

“Upaya guru dalam mengatasi kesulitan siswa dengan cara


siswa mengulang-ulang materi pembelajaran tentang hukum bacaan
Al-Qur’an agar siswa mudah paham dan bisa meniru bacaan dan
jangan lupa latihan terus menerus di rumah”.94

Dari situ dapat diperkuat dengan teori yang menyatakan, guru Al-

Qur’an berperan sebagai pendidik informal, formal dan non formal dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi siswa agar selalu membaca, memahami, dan

mengamalkan Al-Qur’an.95

Hal ini juga diungkapkan Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an pada kelas rendah sebagai berikut:

94
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
95
Riati Asri Rokhani, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-
Quran siswa Melalui Esktrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) DI MTs Negeri Bendosari
Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017, h.12.
62

“Upaya guru mengatasi kesulitan siswa dalam Implementasi


Baca Tulis Al-Qur’an dengan cara strategi guru yang menarik juga
menggunakan media audio visual”.96

Dari Penjabaran itu, media audio visual membantu peserta didik

dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga lebih

mudah dari pada hanya mendengarkan penjelaskan pembelajarn dari

guru.97

Dari dua pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan

adanya upaya dari guru siswa merasa mudah dalam membaca Al-Qur’an

sekaligus melatih siswa membaca.

96
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Rikko Akbar,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
97
Elvi Rahmi, “Inovasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Media Audio
Visual Di Era Digital”, EL-Rusyd : Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah STIT Melalui
Ahlussunnah Bukittinggi 7, no. 1 (2022) , h. 37-43
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Impelementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an Siswa Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin, dilakukan dalam pembelajaran

kaidah tajwid, pengucapan huruf hijaiyyah, dan menuliskan huruf-huruf

Al-Qur’an..Siswa dikenalkan kaidah tajwid, serta siswa diminta untuk

menuliskan huruf hijaiyah. Metode yang digunakan dalam pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an yaitu Demontrasi, dan Praktek. Bentuk evaluasi

yang diberikan kepada siswa kelas VI yaitu tes secara lisan dan tes tertulis.

Dengan adanya pembelajaran baca tulis alquran siswa akan menguasai

huruf-huruf hiijaiyah dengan kaidah tajwid, siswa terbiasa membaca Al-

Qur’an setiap pagi yang diharapkan akan berpengaruh juga ketika siswa

berada dirumah dan membentuk karakteris siswa/siswi mencintai Al-

Qur’an.

Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adanya kendala yang

dihadapi siswa diantaranya : 1) siswa sering lupa dengan materi yang

sudah diajarkan 2) belum memahaminya hukum-hukum tajwid

dikarenakan kurang fokus. 3) terindikasi ada beberapa huruf hijaiyah yang

belum benar dalam penulisan. Upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu

pengulangan materi setiap pertemuan dan mengingatkan kembali hukum-

hukum tajwid yang diajarkan , memperbanyak latihan menulis huruf

hijaiyah, dan juga meneraptkan nya media audio visual.

63
64

B. Saran

Memperhatikan paparan dan hasil analisis serta simpulan penelitian

sebagaimana dijelaskan di atas, maka berikut ini penulis sampaikan

beberapa saran dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang menurut penulis

berkepentingan dengan penelitian ini:

1. Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Banjarmasin bisa lebih meningkatkan kemampuan siswa

dalam membaca Al-Qur’an dan menulis huruf hijaiyah dengan cara

memperbanyak praktik pengucapan huruf hijaiyyah secara fasih, dan

membimbing menulis huruf hijaiyah serta membimbing dalam menerapkan

kaidah tajwid ketika membaca Al-Qur’an.

2. Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin

hendaknya lebih rajin lagi menerapkan kaidah tajwid dalam membaca Al-

Qur’an, dan meningkatkan pemahaman terhadap kaidah-kaidah tajwid dalam

buku mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, serta melatih tulisan Arab sesuai

huruf-huruf hijaiyah.

3. Guru menerapkannya media yang menarik untuk siswa agar bisa

meningkatkan fokus siswa dalam belajar agar dapat memahami materi

yang diajarkan dengan cepat dan tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, H. Zuchri. SIK, M. Si. 2021. Metode penelitian kualitatif. CV. Syakir
Media Press.

Afdhol, Abdul Hanaf.dkk. 2020 “Subjek dan Objek Penelitian”.Academia.Edu”

Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar.


Yogyakarta: Deepublish.

Akbar, Eliyyil. dkk. 2020. “Metode Belajar Anak Usia Dini”. Prenada Media.

Amiruddin. Hubungan Antara Penerapan Teknik Supervisi Individual Dengan


Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Sd Inpres
5/81 Samaelo Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone,
journal.stiaprimabone.ac.id.

Anas, Muhammad, PDI, M. 2014. “Mengenal Metodologi Pembelajaran” .

Anitah, Sri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aprilianti, Anisatul Fikriyah. 2020. Konsep Kebahagiaan Perspektif Psikologi


Dan Al-Qur’an. Dar El-Ilmi: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan
Humaniora 7. no. 2.

Arikunto, Suharmini. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Muhammad.dkk. 2023. Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Dan Hukum


Islam. Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya 1. No.3.

Asep, Nurjaman.dkk. 2021. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain
Pembelajaran “Assure”. Penerbit Adab.

Ashif Az, Zafi, Et Al. 2021. Islamic Religious Education Teacher Of Learning
Strategy In Implementing Religious Values Through Whatsapp. Nazhruna:
Jurnal Pendidikan Islam 4. no.3.

Asih Sujariah, metode tartil dalam membaca al-qur’an pada exstrakulikuler baca
tulis Al-Qur’an di SDN 1 Purbalingga lor Kabupaten Purbalingga.

Azhari, Muhammad Taufiq.dkk. 2023. Metode Penelitian Kuantitatif. Pt.


Sonpedia Publishing Indonesia.

65
66

Bahri, Syaiful Djamarah Dan Aswan Zain. 2019. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Benny. 2021. Motivasi Kerja Karyawan. “PT Abdi Wibawa Press Medan, Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Informasi 3” . no. 1.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Jakarta: CV. Penerbit


J.ART. Anggota IKAPI, t.t.).

Depertemen Agama RI. 2004. “Al-Qur'an Terjemah”. Bandung: CV Jumanatul


Ali Art.

Dita, Irawati Rosma. 2018. Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power


Terhadap hasil Belajar Siswa sekolah Dasar 3. no. 2.

Fitzgerald, Jill, Shanahan, Timothy. 2000. Reading And Writing Relations And
Their Development, Educational Psychologist 35. no. 1.

Fuad, Yusuf Chairul. 2008. Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan. Jakarta: PT.
Pena Citasatria.

Gasong, Dina. 2018. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Grup Penerbit CV


Budi Utama.

Hamdayama, Jumanta. 2022. Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hani Sofiani, Penerapn metode ummi pada pembelajaran qira’atul quran di


Madrasah Ibtidaiyah Sambas Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015.

Harul,Aini,Suandi, Nengah, Nurjaya, Gede. 2018. Pemberian Penguatan


(Reinforcement) Verbal Dan Nonverbal Guru Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Kelas Viii Mtsn Seririt. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia Undiksha 8. no. 1.

Haryanto. 2020. Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen). Uny Press.

Hasanah, Hasyim. 2017. Teknik-Teknik Observasi Sebuah Alternatif Metode


Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial 8. no.1.

Herman, H. 2022. Ilmua Pendidikan Islam, Malang: CV. Literasi Nusantara


Abadi.

Irianto, Fery Setyo, Wibowo. 2023. Pandangan Islam Tentang Perubahan dan
Kontribusinya Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Islam. SETYAKI:
Jurnal Studi Keagamaan Islam 1. no.1.

Izzan, Ahmad. 2012. Membangun guru berkarakter. Humaniora. Bandung :


Humaniora.
67

Khofifah Siti, Ramadan, Zaka Hadikusuma. 2021. Literacy Conditions Of


Reading, Writing And Calculating For Elementary School Students,
Journal Of Education Research And Evaluation 5. no.3.

Krismanto. 2020. “Permasalahan budaya membaca di Indonesia Studi pustaka


tentang problematika & solusinya”, Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 10. No.1.

Kustiawan, Usep. 2016. “Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini”.


Penerbit Gunung Samudera [Grup Penerbit Pt Book Mart Indonesia].

Kusumawati, Naniek, Maruti, Endang Sri. 2019. “Strategi Belajar Mengajar Di


Sekolah Dasar. Cv. Ae Media Grafika”.

Lusi, Rahmawati. 2022 .“Implementasi Program BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an)


Dalam Mengembangkan Keterampilan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII Di MTs NU Sabilul Muttaqin Jepang Mejobo Kudus”.
Tesis. IAIN KUDUS

Mahmudah, Anis, Wulandari, Rizki Isma, Santosa, Sedya. 2023. Konsep Ilmu
Dalam Islam. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8. no. 1.

Martiyono. 2011. perencanaan Pembelajaran, Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo.

Marton, Nanang. 2014. “Metode Penelitian Kualitatif”, Jakarta: PT. Rajagrapindo


Persada.

Moleong. Lexy J. 2007. metode penelitisn kualitatif .Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Mudjiono, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Natta, Abuddin. 2012. “Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan pendidikan


Islam di Indonesia”, Kencana.

Nuha,Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,


(Yogyakarta: Diva Press).

Nurdin Usman. 2002. Konteksi Implementasi Berbasisi Kurikulum,


(Jakarta:Grasindo)

Nurgiyantoro,Burhan. 2010. “Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis


Kompetensi”. Yogyakarta: Bpfe.

Nurulhaq, H. Dadan, Supriastuti, Titin. 2020. Manajemen Pembelajaran Sejarah


Kebudayaan Islam: Konsep Dan Strategi Dalam Meningkatkan Akhlak
Peserta Didik. Cendekia Pres
68

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan


Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Sinar Grafika.

Poerwadarwinya W.J.S. 1985. Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Pratiwi, Aslamiah,Diani Ayu, Agusta, Akhmad Riandy. 2022. Pengelolaan Kelas.

Pujaastawa, 2016. “Teknik wawancara dan observasi untuk pengumpulan bahan


informasi”. Universitas Udayana .

Qadir, Muhammad Abdul. 2005. Menyucikan Jiwa, Penerjemah, Habiburrahman


Saerozi. (Jakarta: Gema Insani Press)

Rahmawati, Sri, Nanik, Fauziati, Endang, Marmanto. 2019. Writing Strategies


Used By Indonesian High And Low Achievers. International Journal Of
Social Sciences & Humanities 4. no. 2.

Rahmi, Farida. 2007. Pengajaran membaca disekolah dasar, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Rakhmawati, Nur Aziz. 2013. (Purwokerto :Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di


KeLas SD Terpadu Harapan)

Riani Septi. 2018. Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTS


Muhammadiyah 07 Purbalingga. PhD Thesis. IAIN Purwokerto.

Rizaldi, Ahamad. 2019. “Analisis data kualitatif”. Alhadharah: Jurnal Ilmu


Dakwah. Vol.17 No.33.

Rizqi Yusron, Saputro.Yusron Rizqi. Manajemen Supervisi Kepala Sekolah


Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo
Madiun. 2023. Tesis. Iain Ponorogo.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21. (Bandung: Alfabeta).

Saefiana,dkk. 2022. Teori Pembelajaran Dan Perbedaan Gaya Belajar. Mahaguru:


Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3. no. 1.

Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Sari, Rosita. 2021. “Dasar-Dasar Pendidikan”,Yayasan Kita Menulis.

Sriyanti Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Belajar, (Salatiga : STAIN Salatiga Pres).
69

Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif Dan R&D”. Bandung: Alfabeta..

Sukardi, 2016 Metodologi penilitian kompetensi dan prakteknya. Yogyakarta:


Bumi Aksara.

Sukmadinata. 2005. “Metode Penelitian”. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,.

Syah, Muhibbin. 2000.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin. Sahiron. 2010. Studi Al-Qur’an metode dan konsep, Yogyakarta:


Elsaq Press.

Tafonao, talizaro. 2018. “Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan


minat belajar siswa”. Jurnal komunikasi Pendidikan 2. no. 2.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


(Bandung: Angkasa)

Tim MKDK IKIP Semarang. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, Semarang : Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan Fak. Ilmu Pendidikan.

Uno, Hamzah B. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wasil, Jan Ahmad. 2001. Memahami isi kandungan Al-Qur;an, Jakarta,


Universitas Indonesia Press.

Wasmana. Penulisan Karya Ilmiah. 2011.

Watini, Sri. 2019. Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Sains Pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini 3. no.1.

Yahya, Imam Anas Hadi Ridwan. 2022. “Implementasi Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam Kelas X Menggunakan Aplikasi Microsoft Form Di Smk N 1
Pringapus Tahun Ajaran 2020-2021”. Inspirasi (Jurnal Kajian Dan
Penelitian Pendidikan Islam 6). no.2.
70

Hayatun Nisha, S.Pd, Lahir di Banjarmasin 22 Juni 2002. Anak ke 3 dari 3


bersaudara dan dari pasangan H. Johansyah (Alm) dan Hj. Sarmiah dan Bapa
Bahrul. Penulis menempuh jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Kelayan Inti
4 Banjarmasin lulus tahun 2013, Pondok Pesantren Salafiyah Nurul Jannah
Banjarmasin tahun lulus 2019. Pendidikan S1 penulis di Sekolah Tinggi Islam Al-
Jami (STAI) Banjarmasin Fakultas Tarbiyah Studi Pendidikan Agama Islam.

Selama menempuh pendidikan di perkuliahan, penulis mengikuti organisasi aktif


dibeberapa unit kegiatan mahasiswa atau diluar, diantaranya Organisasi
IMANUJA (Ikatan Mahasiswa Alumni Nurul Jannah) , menjadi anggota BEM,
Organisasi Club Buku, Organisasi Club Spiking, penulis juga tergabung dalam
Organisa Keluarga Besar Ustadz/ustdzah Kecamatan Banjarmasin Selatan dan
penulis menjadi guru di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin dan
juga di Tk/Tp Al-Qur’an Makariem El-Akhlaq.

Pada tahun 2024 diberikan kesempatan untuk meneruskan pada jenjang


pendidikan yang lebih tinggi yaitu kuliah program pascasarjana di UIN Antasari
Bajarmasin Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jika terdapat kritik dan saran silahkan kirim ke alamat Email:

Hayatunnisa.vivo@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai