OLEH
ZULKIFLI
NIM : 16.1100.003
2019
PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
NIM : 16.1100.003
Fakultas : Tarbiyah
Disetujui Oleh
Mengetahui:
Fakultas Tarbiyah
Dekan,
ii
JUDUL: EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-
QUR’AN YANG BENAR PADA PESERTA DIDIK KELAS VII
DI MTS DDI KANANG
I. PENDAHULUAN
peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara
disekolah dandiluar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk
1
Redja Mudyaharto, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.11.
2
Departemen AgamaRI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintahan RI Tentang
Pendidikan (Jakarta: Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam, 2006), h.5.
1
Dengan demikian, pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting
sangat penting untuk masa depannya dan pendidikan merupakan kebutuhan yang
2
2
sebagai sarana yang utama dalam menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada
satu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang
dapat menandingi Al-Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia.3 Sebagai umat Islam, kita
percaya bahwaAl-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW yang didalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi suatu
manusia. Oleh karena itu, Al-Qur’an perlu diketahui, dipelajari dan dipahami serta
aspek kehidupan agar menjadi hamba Allah SWT yang sebenar-benarnya, yang
dimana hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. Ali-Imran/3:138.
memahami dan mempelajari isi kandungan Al-Qur’an maka orang muslim harus
mampu membacanya terlebih dahulu. Dalam pendidikan agama Islam yang pertama
kali disyariatkan adalah perintah membaca. Karenanya setiap orang muslim harus
3
H. Anshori, Ulumul Qur’an (Jakarta: PT Grfindo Persada, 2013), h. 17.
3
banyak membaca terutama membaca Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Terjemahannya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.4
Oleh karena itu, pendidik sangat diharapkan berperan penting untuk
menjadi syarat utama yang harus ada khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan
Membaca Al-Qur’an bagi umat Islam merupakan ibadah kepada Allah SWT.
Oleh karena itu keterampilan membaca Al-Qur’an perlu diberikan kepada anak sejak
Namun realita yang terjadi saat ini masih bayak peserta didik yang belum
mampu membaca Al-Qur’an secara benar dan salah satau penyababnya adalah
metode atau media yang digunakan oleh pendidik masih kurang efektif. Oleh karena
itu, kreatifitas seorang pendidik dalam memilih metode dan media pembelajaran
4
Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2013), h. 597.
4
harusalah berinovatif agar supaya peserta didik tidak bosan dalam menerima
banyaknya peserta didik yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan benar
sekolah. Oleh karena itu, kerampilan dalam membaca Al-Qur’an perlu diberikan
kepada peserta didik sejak dini agar terbentuk kepribadian Qur’ani dalam dirinya
mengefektifkan kumunikasi anatar guru dan peserta didik. Hal ini sangata membantu
guru dalam mengajar dan memudahkan pesertad didik menerima dan memahami
pesan dan isi pelajaran. Media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik
5
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h. 177.
6
Daryanto, MediaPembelajaran (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2016), h. 4.
5
informasi. Pendidik dapat menggunakan media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
lain:
sumber belajar.
menggunkan media audio visual. Penggunaan media audio visual sebagai alat bantu
7
Daryanto, MediaPembelajaran (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2016), h, 5.
6
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu media ini
akan disukai oleh peserta didik karena selain dapat didengar juga dapat dilihat
sehingga akan lebih menarik perhatian peserta didik dalam proses pembalajran.
Membaca Al-Qur’an yang dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah
yang serius dari kalangan umat Islam. Oleh karena itu peneliti tertarik, melakukan
kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar bagi peserta didik kelas VII di MTs
DDI Kanang.
visual?
visual?
kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar bagi peserta didik kelas VII
visual.
visual.
2.1.1 Efektivitas
suatu lembaga. Efektivitas berasaldari kata dasar efektif yang berarti ada
perlakuan.
adalah unsur pokok dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan
pendidikan, media pendidikan buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
8
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Edisi Ke-4 (Cet. VII; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 352
9
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif
Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik (Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 173
8
9
bagi guru sebagai seorang pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis
media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan yanglain-
lain.
segala bentuk yang diperlukan untuk suatu proses penyaluran informasi.12 Sedangkan
efektivitas program instructional.13 Jadi, media merupakan alat atau bahan untuk
meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber
pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar-
10
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2012), h. 134.
11
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembalajara (Cet,1 Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 11.
12
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembalajara (Cet,1 Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 11.
13
H. Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembalajara (Cet,1 Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 11.
10
mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi pendidikan antara guru
dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. 14 Jadi media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat
14
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, h. 137.
15
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2012), h. 139.
11
guru/pendidik.
peserta didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalm kegiatan belajar
mangajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada
konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah
dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap
konkrit).
16
Nunuk Suryani & Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, h. 149
17
H. Asnawir & M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran,(Cet: 1, Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 20-21.
12
membosankan).
2.1.2.3.4 Semua indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan suatu indra dapat
3. Meltakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat
mungkin, agar supaya peserta didik mampu memahami materi pelajaran dengan baik.
Namun hal ini dilandasi pemahaman bahwa kemampuan guru untuk menyampaikan
18
19
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, h. 146
13
verbal.20
dapat menarik perhatian semua peserta didik. Hal ini diikuti dengan jalinan logis
Media audio merupakan hal yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan
(ke dalamkata-kata/bahasa lisan) maupun nonverbal. Ada bebebrapa jenis media yang
dikelompokkan dalam media audio, antara lain radio, alat perkampita mengetik,
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
Media audio visual merupakan perpaduan dari media audio dan media visual
atau biasa disebut media pandangdan dengar. Dengan menggunakan media audio
visual, penyajian materi pembelajaran bagi peserta didik akan semakin lengkap dan
optimal.
20
Donni Juni Priansa, Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran (Cet 1; Bandung: CV
Pustaka Setia, 2017), h.129.
21
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 94
22
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, h.20-21
14
edukatif untuk mencapai tujuan intruksionan. untuk itu diperlukan adanya prinsip-
1. Media digunkan dan diarahkan untuk mempermudah peserta didik belajar dalam
2. Media yang akan digunakan pendidik harus sesuai dan diarahakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. setiap materi
pelajaran memiliki kekhasan dan kekompleksan. media yang akan digunakan harus
4. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi peserta
didik. Pesrta didik yang memiliki kemampuan mendengar yang kurang baik, akan
yang kurang, akan sulit menangkap bahan pembelajaran yang disajikan melalui
media visual.
mengoperasikannya.23
23
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014), Cet. 2, h. 57-58
15
Audio visual terbagi atas tiga jenis, yaitu film bersuara, televise, dan video.
Ketiga jenis audio visual ini, selaian mempunyai kelebihan tentunya juga memiliki
kelemahan.
membantu proses belajar-mengajar. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi
1. Menarik perhatian
2. Dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas
tertentu.
tertentu.
1. Mahal.
24
Ega Rima Wati, Ragam Media Pe,belajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 47
16
4. Baru bermamfaat jika digunakan sebagai pelengkap dari metode pengajaran yang
lain.25
2.1.3.2.2 Televisi
pembelajaran secara audio visual. Televise adalah media yang sudah berkembang dan
Menurut Effendy, seperti halnya media massa yang lain televisi memiliki tiga
dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan.
a. Immediacy (kesegaran)
Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkas oleh stasiun
televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat peristiwa itu
berlangsung.
b. Realism (kenyataan)
Ini berarti televisi menyiarkan informasi secara audio dan visual melalui
25
Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi (Cet III; PT Bumi
Aksara, 2009), h. 176-177
26
Ega Rima Wati, Ragam Media Pe,belajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 49
17
menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara
masyarakat.
Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang
melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya. Fungsi hiburan
ini sangat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi
untuk menghibur sehingga fungsi dari yang menonjol dari televisi adalah sebagai
hiburan.
2.1.3.2.3 Video
Video merupakan salah satu media audio visual yang menampilkan gerak.
Semakain lama, media ini semkain popular dalam masyarakat. Pesan yang disajikan
bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa juga bersifat informatif, edukatif dan
intruksional.28
27
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengembangkan Profesionalitas Geru (Cet. IV; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 185-186
28
Ega Rima Wati, Ragam Media Pe,belajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 48
18
2. Video dapat menggambarkan sesuatu proses secara tepat yang dapat disajikan
3. Video dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, menanamkan sikap dan segi-
segi efektifnya.
5. Mengembangkan imajinasi.
6. Menjelaskan hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realitas.
1. Sebagaimana media audio visual yang lain, video juga terlalu menekankan
3. Penayangannya juga terkait peralatan lainnya seperti videoplayer, layar bagi kelas
dalam bentuk tertulis maupun lisan. Membaca merupakan hal yang terpenting bagi
manusia, mengenal huruf demi huruf akan memudahkan manusia untuk pandai dalam
29
Ega Rima Wati, Ragam Media Pe,belajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h. 48
19
mengeja atau melafalakan apa yang tertulis, selainitu membaca juga dapat diartikan
mengucapkan.
mengemukakan bahwa:
Reading is a comple process in which the recognition and comprehension of
written symbols are influenced by reader’s perceptual skills, decoding skills,
experiences, language backgrounds, mind sets, and reasoning abilities as they
anticipate meaning on the basis of what has been read.
ada pada tulisan yang mempengaruhi kemampuan persepsi atau pandangan para
pandang, dan kemampuan nalar sesuai dengan makna awal yang telah dibaca.
Al-Qur’an menurut bahasa, kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari kata
qara’a yang artinya “membaca”. Sedangkan menurut istilah adalah firman Allah
yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang
paling utama karena ia adalah firman Allah swt dan ia adalah doa dan zikir termulia
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap
denga Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, serta
30
Abd. Wadud, Al-Qur’an Hadits (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2005), h. 3
31
Samsul Munir Amin dan Haryanto, Etika Berikir: Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah
(Cet.I; Jakarta: Sinar Grafika Offset,2011),h.45.
20
manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna
konsisten.32
sempurna. Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada
satu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang
Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukana etika dan adab untuk
bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw sebagai petunujuk bagi orang yang bertaqwa dan membacanya adalah suatu
ibadah. Oleh karena itu, ada bebrapa adab yang disunnahkan dalam membaca Al-
Qur’an, diantaranya:34
32
Said Agil Husain Al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Cet. 3;
Jakarta: Ciputat Press, 2003), h.3.
33
H. Anshori, Ulumul Qur’anKaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan (Cet. 2; Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2004), h. 17.
34
Muhammad ibn ‘Alawi Al-Maliki, SamudraIlmu-Ilmu Al-Qur’an ( Cet. 1; Bandung:
ArasyMizan, 2003), h. 61.
21
2.1.4.1.6 Siapa pun yang hendak membaca Al-Qur’an sebaiknya membiasakan untuk
2.1.4.1.7 Disunnahkan membaca Al-Qur’an secara tartil (pelan dan jelas sesuai
kemulian yang diberikan Allah awt. kepada umat manusia. Sesungguhnya para
malikat tidak diberikan kemulian itu. Mereka amat merindukan diberikan kemualian
apresiasi, motivasi, dan sugseti untuk giat membacanya. Berikut nilai keuntungan
dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan ini dapat dilipatgandakan hingga
sepuluh kebaikan.
2.1.4.2.2 Kedua, obat (terapi) jiwayang gundah. Membaca Al-Qur’an bukan saja
berseri-seri.
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam
Hal inilah yang memberi dorongan kepada orang-orang islam untuk memiliki
dikatakan dalam pokok karena Al-Qur’an kitab suci yang merupakan pedoman umat
Islam, maka wajiblah mendidik anak dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
35
Maidi Harun dan Munawiroh, Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA ( Cet 1;
Jakarta:Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Depertemen Agama RI, 2007), h. 12-
13.
23
Hal ini dimaksudkan untuk membentuk kepribadian qur’ani pada diri anak,
sehingga anak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. orang yang membaca
Al-Qur’an tanpa didasari dengan pengetahuan Ilmu Tajwid, maka dengan sendirinya
Ilmu Tajwid sebagai salah satu disiplin ilmu yang mempunyai kaidah-kaidah
disamping harus pula diperhatikan hubungan setian huruf dengan yang sebelum dan
sesudahnya dalam cara pengucapannya, oleh karena itu, tajwid tidak dapat diperoleh
hanya sekedar dipelajari namun juga harus melalui latihan, praktek dan menirukan
artinya membaguskan atau membuat bagus. Sedangkan menurut istilah adalah ilmu
yang boleh diwakili oleh sebagian orang Isalam. Sedangkan mempratekkan ilmu
tajwid ketika membaca Al-Qur’an hukunnya adalah fardhu’ain, yaitu wajib bagi
36
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam presfektif Islam (Bandung: PT Remaja
Rosdakrya,2000), h. 82.
37
Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid: Qaidah Bagaimana seharusnya Membaca Al-Qur’an
Untuk Pelajaran Permulaan, (Surabaya: Apollo, 1987), h. 7
24
dalam mempelajari Ilmu Tajwid tentu ada dasar hukum yang menjadi sebuah
“Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-
Mempelajari ilmu tajwid bertujuan agar dapt memelihara lidah dari kesalahan
menyebut ayat-ayat Al-Qur’an ketika membacanya serta menjaga lidah dalm setiap
Sebagai disiplin ilmu, Ilmu tajwid mempunyai tujuan tersediri yang mengacu pada
1. Agar dapat membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai yang diajarkan oleh
Qur’an.
38
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Mekar Surabaya, 2002),
h. 846
25
2015 dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an peserta didik kelas VIII2 SMP Negri
7”. Perbedaan dari skripsi ini Nurvadillah Bachtiar meneliti Upaya Guru PAI dalam
Kedua, Kurniah program studi pendidikan agama Islam tahun 2016 dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Peserta Didik Kelas VIII Mts
meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media audio visual.
memiliki kaitan dengan penelitian ini yaitu pada variabel pertamanya berupa
penggunaan media audio visual namun berbeda dalam variabel kedua yang dalam
Sesuai dengan judul skripsi yang dibahas oleh peneliti tentang efektivitas
Qur’an yang Benar pada pesrta didik kelas VII MTs DDI Kanang, pendidik
26
berpatokan pada kurikulum yang berlaku dengan menyesuaikan kondisi dan situasi
peserta didik.
sebagai berikut:
Pembelajaran Al-
Qur’an
secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi kebenarannya. Secara
teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik,
27
hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik
sampel.39
Hipotesis dalam bahasa Prancis disebut hypothese yang berasal dari bahasa
2.4.1 Kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar peserta didik kelas VII Madrsah
2.4.2 Kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar peserta didik kelas VII Madrsah
peserta didik kelas VII Madrasah Tsanawiyah DDI Kanang kabupaten Polewali
39
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan(Cet. IV; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h.
68
40
Komaruddin dan Yooke Tjuparman s. Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah(Cet.
VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h. 81
28
Mandar. Untuk itu peneliti berpendapat bahwa media audio visual dapat
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar peserta didik kelas VII
penelitian ini, maka penulis perlu memafarkan definisi operasional yang dimaksud
2.5.1 Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gerak,
Media audio visual merupakan perpaduan dari media audio dan media visual
atau biasa disebut media pandang dan dengar. Dengan menggunakan media audio
visual, penyajian materi pembelajaran bagi peserta didik akan semakin lengkap dan
optimal. Media Audio Visual dalam penelitian ini adalah video yang mencakup
Al-Qur’an dengan benar yang sesuai dengan Makharijul huruf dan hukum ilmu
tajwid. Kemampuan membaca Al-Qur’an adalah masalah pokok dalam Agama Islam,
dikatakan dalam pokok karena Al-Qur’an kitab suci yang merupakan pedoman umat
Islam, maka wajiblah mendidik anak dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari penelitian yang ada. Ini
disebabkan karena dalam metode ini peneliti melakukan penelitian dengan tiga
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan
menggunakan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang berasal dari sampel
41
Syamsuddun dan Vismaia S.Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (Cet. VI;
Bandung: Raja Rosdakarya, 2015), h. 22
29
30
tanggapan mereka.
O1 X O2
pertimbangkan, yaitu: tempat, pelaku dan kegiata. Adapun lokasi penelitian yang
3.3.1 Populasi
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu dan waktu
yang ditentukan, serta keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.43
42
Jakni, Metode Penelitian Eksperimen BidangPendidikan (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2016),
h. 70
43
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet IV; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h.
118
30
31
populasi merupakan kumpulan dari beberapa objek yang diteliti. Adapaun jumalah
populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik di Madrasah Tsanawiyah DDI
Tabel 3.1: Jumlah Peserta Didik Kelas VII Madrasah Tsanawiyah DDI Kanang
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh
populasi tersebut. Apabila populasinya besar, maka calon penepiti tidak akan
mempelajari semua populasi, misalanya karena keterbatasa dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.44 Setelah
penulis melakukan survei awal pada lokasi penelitian maka penulis dapat menentukan
dan memutuskan bahwa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penarikan sampel dari
peserta didik kelas VII.1 dengan menggunakan teknik sampel purposive, dimana yang
44
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Cat. IV; Bandung: CV. Alvabeta, 2002), h. 56.
31
32
tertentu.45
dan instrument penelitian, yang diharapkan Teknik dan instrument satu sama lain
saling menguatkan agar data yang diperoleh dari lapangan benar-benar valid dan
otentik.
Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agara pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. 46Dalam
untuk memperoleh data yang ada di lapangan. Adapun tehnik dan instrumen yang
3.4.1 Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
bakat yang dimiliki individu atau kelompok dengan menggunakan media audio visual
45
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Cet, IV; Bandung: CV Alfabeta, 2002), h. 68
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet. Kesebelas, Edisi
Revisi IV; (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), h. 151
32
33
Dengan melihat hasil belajar peserta didik apakah dapat meningka atau tidak
maka diperlukn sebuah pengujian pre-tes. Jadi yang dimaksud dengn pre-tes adalah
suatu tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam
3.4.3 Treatment
pelajaran yang akan diajarkan dan memberikan pre-tes sebagai pengetahuan awal
peserat didik pada pelajaran Al-Qur’an Hadits. Kemudian peneliti mulai mengajarkan
materi pelajaran hukum bacaan nun mati atau tanwin dua baris yang akan diajarakan
terhadap materi yang telah diajarkan pada pertemuan pertama, selanjutnya peneliti
melanjutkan pembelajaran dengan materi tentang hukum bacaan mim mati yang akan
terkait pelajaran yang diteima pada pertemuan kedua, kemudian melanjutkan materi
33
34
yang akan diajarkan kepada peserta didik tentang hukum bacaan mad dengan
yang diterima oleh pesrta didik selama proses pembelajaran berlangsung untuk
Pos-tes adalah suatu tes akhir yang diberikan kepada peserta didik untuk
3.4.5 Observasi
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dalam hal ini observasi sangat
lapangan. Tekhnik observasi ini merupakan suatu tekhnik atau cara mengumpulkan
data atau menganalisis data dengan jalan mengadakan pengamatan atau pencatatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati secara
langsung keadaan lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas
tentang permasalahan yang diteliti. Dalam teknik ini peneliti secara langsung terjun
ke lapangan untuk mengamati seputar letak dan identitas sekolah tempat peneliti
meneliti.
3.4.6 Dokumentasi
34
35
pola, kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 48 Teknik analisis data
yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis yang bersifat kuantitatif, dimana
peneliti akan menganalisis data-data yang terkumpul, mengolah data, dan mengambil
kesimpulan dari data-data tersebut serta menggambrkan atau melaporkan apa yang
terjadi dilokasi penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis
kuantitatif.
80 – 89% = Baik
70 – 79% = Cukup
47
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial (Cet. IV; Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006), h. 73
48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kuakitatif, dan R&D),
(Cet; 15, Bandung: Alfabeta, 2012), h. 138
49
Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
h. 59
35
36
sebagai berikut:
P : Presentase
Selanjutnya penulis mencari nilai rata-rata peserta didik yang telah didapatkan
∑X
X=
n
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
50
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Cet. X; Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), h. 40-41
51
Sutrisno Hadi, Statistik (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h. 46
36
37
Setelah mencari nilai rata-rata peserta didik selanjutnya penulis mencari nilai
√
2
( X)
∑ X 2− N
SD=
N−1
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
N = Jumlah Pengamatan
Setelah mencari nilai standar deviasi maka selanjutnya peneliti melakukan uji
kemampuan membaca Al-Qur’an yang benar bagi peserta didik kelas VII MT DDI
Kanang, maka perlu diuji secara statistik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
D
t=
√ D −¿ ¿ ¿ ¿¿ ¿
2
Keterangan:
T = Terhitung53
52
Nana Sudjan, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Rosdakarya, 2009),
h. 109
53
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pnelitian (Cet. III; Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h. 445.
37
38
Sampul
Lembar Pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
38
39
2.1.1 Efektivitas
2.4 Hipotesis
4.3 Pembahasan
39
40
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
40
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi .1995. Manajemen Pnelitian. Cet. III; Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2009 Media Pembelajaran. Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada
Amin, Samsul Munir dan Haryanto. 2011. Etika Berikir: Berdasarkan Al-Qur’an
dan Sunnah. Cet.I; Jakarta: Sinar Grafika Offset
Asnawir dan Usman, Basyiruddin. 2002. Media Pembelajaran. Cet. I; Jakarta: Cipta
Pers
41
42
Harun, Maidi dan Munawiroh.2007. Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA.
Cet 1; Jakarta:Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
Depertemen Agama RI
Juni, Priansa Donni. 2017. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran. Cet 1;
Bandung: CV Pustaka Setia
Komaruddin, Yooke Tjuparman s dan Komaruddin. 2016. Kamus Istilah Karya Tulis
Ilmiah Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara
Sudjono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet. XXIV; Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Cat. IV; Bandung: CV. Alvabeta
Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Syukur, Fatah NC. 2008. Teknologi Pendidikan. Semarang: Rasail Media Group
Tafsir, Ahmad 2000. Ilmu Pendidikan dalam presfektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakrya
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metode Penelitian Sosial. Cet.
IV; Jakarta: PT Bumi Aksara
43