Anda di halaman 1dari 44

1

PERMAINAN KARTU HURUF


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF
PADA PESERTA DIDIK RA NUR ZAHRA
Kp. JAWA TOMOHON TAHUN PELAJARAN 2023/2024

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Islam Peserta didik Usia Dini (PIAUD)

Oleh
Julianti Maskun
NIM. 1825009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM PESERTA DIDIK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEPENELITIAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
MANADO
1444 H/ 2023 M
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi umat muslim dan wajib
hukumnya untuk ditempuh dengan cara menuntut ilmu. Karena dengan
pendidikan, maka seorang muslim akan dapat diangkat derajatnya dan dapat
membedakan sesuatu yang haq dan yang bathil sehingga terhindar dari siksa api
neraka. Dalam Al Quran Surat Al Mujadalah ayat 11 telah difirmankan oleh
Allah SWT sebagaimana berikut :
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَم َج اِلِس َفاْفَس ُحوا َيْفَس ِح ُهَّللا َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل اْنُشُز وا‬
‫َفاْنُشُز وا َيْر َفِع ُهَّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِع ْلَم َد َرَج اٍتۚ َو ُهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

Yang memiliki arti sebagai berikut : “Hai orang-orang beriman apabila


dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Ayat ini
secara nyata menjelaskan bahwa seseorang yang mengenyam pendidikan atau
menuntut ilmu maka Allah SWT akan meninggikan dan mengangkat derajat
mereka. Ilmu yang mereka miliki menjadi pembeda antara para penuntut ilmu
dengan manusia yang lainnya. Sehingga menuntut ilmu merupakan suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat muslim sebagaimana disabdakan
oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Muslim yang berbunyi :

‫َطَلُب اْلِع ْلِم َفِر ْيَض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلٍم‬


Yang memiliki arti yaitu “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”
(HR. Muslim). Hadis ini sudah menjadi bukti betapa pentingnya menuntut ilmu
dan kewajiban mengenyam pendidikan bagi umat muslim. Kedua dalil naqli
tersebut sejalan dengan apa yang telah digariskan oleh founding father Negara
3

Republik Indonesia tentang pentingnya bagi masyarakat Indonesia untuk


menuntut ilmu dan mengenyam pendidikan supaya membawa kemajuan bagi
peradaban bangsa Indonesia ke depan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam alinea
ke IV Pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional berdirinya Negara
Republik Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa 1 yang dapat diwujudkan
melalui pendidikan. Dalam kehidupan bernegara pendidikan adalah tujuan
nasional yang menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan yang baik menjadi
tolak ukur kemajuan bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan kemajuan bangsa melalui sektor pendidikan,
pendidikan peserta didik usia dini adalah bagian dari tingkat pendidikan yang
menjadi pondasi bagi generasi penerus yang berkualitas. Peserta didik usia dini
berada di fase awal pertumbuhan kognitif yang meliputi proses pengenalan
informasi dan pengetahuan. Fase awal ini sangat berpengaruh terhadap
pendidikan lanjutan. Selain itu, juga dapat mengasah kemampuan dan
keterampilan peserta didik, menanamkan pesan tentang budi pekerti, disiplin,
dan tanggung jawab.
Oleh karena itu, peneliti mengilustrasikan pendidikan usia dini ibarat
membangun pondasi yang kokoh untuk sebuah rumah. Jika pondasi kuat, maka
secara keseluruhan rumah tersebut akan kuat juga. Pendidikan di Indonesia
sudah sejak lama menganut paradigma behavioristik. Artinya peneliti melihat
keberhasilan pembelajaran apabila ia dapat mengirim informasi sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik. Sehingga terdapat tuntutan terhadap peserta
didik usia dini agar mereka mampu menerima banyak informasi. Paradigma
seperti ini memunculkan konsep indoktrinasi yang dilandasi oleh pengendalian
kognitif 2. Akibatnya perkembangan kreativitas siswa jadi terhambat, dan mereka
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan daya pikir yang lebih luas. Akan
tetapi belakangan ini, para peneliti mulai merubah cara mengajar dengan
paradigma baru, yaitu konstruktivistik.
1
Abdus Sakur, Undang Undang Dasar 1945 Lengkap, 2009.
2
Desmaliza Desmaliza, ‘Indoktrinasi Di Sekolah Islam: Studi Kasus Di Indonesia’, Jurnal Indo-
Islamika, 2.1 (2012), 149–54 <https://doi.org/10.15408/idi.v2i1.1657>.
4

Dalam konstruktivisme belajar, peneliti lebih dituntut untuk menyiapkan


proses asimilasi dan akomodasi untuk peserta didik usia dini. Asimilasi adalah
proses interaksi untuk menemukan kesesuaian informasi dengan pengetahuan
pembelajar. Sedangkan akomodasi adalah proses evolusi pengetahuan dengan
menuangkan informasi yang belum pernah diperoleh peserta didik usia dini.
Dalam paradigma ini, peserta didik usia dini akan dibimbing untuk melewati
verifikasi pengetahuan yang dimilikinya dengan informasi baru yang dituangkan
oleh pengajar. Alur pembelajaran seperti ini dinilai lebih efektif serta tidak
membatasi kreativitas peserta didik usia dini untuk berpikir luas. Pendekatan
konstruktivistik juga dapat diterapkan pada pendidikan peserta didik usia dini.
Terdapat beberapa perbedaan definisi tentang peserta didik usia dini.
Peserta didik usia dini dikategorikan dari usia 3 sampai 6 tahun 3. Ada pula
pendapat yang menyebutkan peserta didik usia dini yaitu dimulai dari 0 sampai 8
tahun. Namun UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 angka 14 menyebutkan bahwa
pendidikan peserta didik usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada peserta didik sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar peserta didik memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut 4. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat
dipahami bahwa usia dini merupakan era keemasan dalam pertumbuhan peserta
didik dengan menekankan rangsangan untuk membantu pertumbuhan jasmani,
pemahaman etika, moral, dan keagamaan agar peserta didik siap memasuki
tahap pendidikan selanjutnya.
Perkembangan peserta didik usia dini memiliki karakteristik khusus berupa
aktif secara jasmani, suka mempelajari banyak hal dengan pengamatan panca
indera, yaitu indera pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa,
gemar memperhatikan apa saja yang ada di lingkungannya untuk kemudian

3
Putri Rahmi, Hijriati, ‘Proses Belajar Peserta didik Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan
Karakteristik Perkembangannya’, Bunayya : Jurnal Pendidikan Peserta didik, 7.1 (2021), 152
<https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i1.9295>.
4
Abdus Sakur.
5

ditiru, sungguh-sungguh ingin tahu (penasaran) 5, peserta didik usia dini secara
perlahan mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi yang membuat kognisi
peserta didik juga berkembang pesat dan keinginannya untuk belajar semakin
tinggi, kemudian terakhir yaitu suka bermain.
Bermain bagi peserta didik usia dini adalah pintu untuk memasuki
pengalaman. Dalam kegiatan bermain, peserta didik akan belajar untuk
mengamati banyak hal, Bermain menjadi proses peserta didik untuk
mendapatkan pengetahuan baru, belajar menjadi diri sendiri, belajar memahami
lingkungannya, juga belajar tentang konsep etika dan tanggung jawab. Kegiatan
bermain berfungsi sebagai salah satu cara peserta didik melatih konsentrasi.
Salah satu yang menonjol pada peserta didik usia dini ialah daya konsentrasi
yang masih rendah 6. Daya konsentrasi peserta didik usia dini hanya berlangsung
10-15 menit. Peserta didik usia dini pada saat pembelajaran akan membutuhkan
adanya media pembelajaran atau perantara yang dapat mengalihkan ketertarikan
peserta didik agar mampu fokus pada suatu kegiatan tidak cepat bosan 7.
Secara sederhana, media adalah suatu perantara yang berfungsi sebagai
pengantar informasi dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Media dapat
berupa benda, alat, lagu, syair, bentuk visual, narasi, koreografi, dan lain
sebagainya. Sebagai pendidik harus memperhatikan media apa yang cocok untuk
proses belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif, efisien dan
efektif. Penggunaan media pembelajaran di lembaga PAUD sangat penting
sebagai komunikasi antar peneliti serta siswa dengan tujuan proses pembelajaran
bisa berlangsung secara aktif dua arah, sehingga peserta didik akan mudah
menyerap pesan yang telah disampaikan. Lembaga PAUD merupakan lembaga
pendidikan yang vital sebagai tempat untuk membina, mengembangkan, dan
menumbuhkan semua potensi peserta didik dengan optimal sehingga tahap

5
Muthmainnah, Herawati, ‘Karakteristik Belajar Peserta didik Usia Dini Dalam Perspektif Islam’,
Bunayya : Jurnal Pendidikan Peserta didik, 5.1 (2020), 1–23
<https://doi.org/10.22373/bunayya.v5i1.6379>.
6
Khadijah, Pengembangan Kognitif Peserta didik Usia Dini Teori Dan Pengembangannya, 2016.
7
Yuliani Nurani Sujiono, ‘Strategi Pendidikan Peserta didik Usia Dini’, 2013, 96–100
<Https://News.Ddtc.Co.Id/Strategi-Pendidikan-Pajak-Untuk-Peserta didik-Usia-Dini-11555>.
6

perkembangannya sesuai dengan perilaku dan kemampuan dasar yang dimiliki.


Semua itu bertujuan agar peserta didik siap untuk melangkah ke dunia
pendidikan sesudahnya 8.
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran,
salah satunya yakni kartu huruf. Media kartu huruf ialah suatu alat bantu atau
media yang di dalamnya terdapat gambar, huruf, dan lambang yang dipakai
untuk proses pembelajaran baik pada saat belajar berhitung maupun membaca 9.
Media kartu huruf ialah alat atau media yang memiliki bentuk kartu abjad yang
di dalamnya terdapat gambar, huruf, dan simbol yang dipakai peneliti untuk
mengajar membaca dengan cara menunjukkan kepada peserta didik secara visual
dan mengingatkan kembali bentuk hurufnya. Tujuan materi pengenalan huruf
adalah agar peserta didik mengerti arti kata, baik secara teks dan konteks,
sehingga itu menjadi bekal peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
dari pembelajaran di tahap selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi peneliti,
terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi dalam menyampaikan materi
pengenalan huruf. Berdasarkan pengamatan, peneliti menemukan sejumlah
kendala yang dihadapi peneliti dalam menyampaikan materi pengenalan huruf,
dan ini berhubungan dengan karakteristik peserta didik yang aktif secara jasmani,
suka bermain, dan sulit berkonsentrasi. Oleh itu, agar materi pembelajaran
mengenai pengenalan huruf dapat disampaikan secara efektif, peneliti
berpandangan bahwa peneliti dapat memanfaatkan media pembelajaran yang
menunjang tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti memiliki ketertarikan mengenai
penggunaan media kartu huruf yang dapat memberikan dampak perkembangan
peserta didik usia dini (4-6 tahun) dalam melakukan proses pembelajaran di
KB/RA Nur Zahra, Kp. Jawa Tomohon. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

8
R. L.S. Farias, Rudnei O. Ramos, And L. A. Da Silva, Numerical Solutions For Non-Markovian
Stochastic Equations Of Motion, Computer Physics Communications, 2009, CLXXX
<Https://Doi.Org/10.1016/J.Cpc.2008.12.005>.
9
J Jurniati, ‘Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Kartu Abjad Pada Peserta
didik Kelompok B Di Tk Tunas Baru Tombang …’, 2020
<Http://Repository.Iainpalopo.Ac.Id/Id/Eprint/2982/1/Jurniati.Pdf>.
7

melakukan penelitian tentang “Permainan Kartu Huruf untu Meningkatkan


Kemampuan Mengenal Huruf Peserta Didik RA Nur Zahra, Kp. Jawa Tomohon”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat
diidentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut:
1. Peserta didik RA Nur Zahra, Kota Tomohon dengan rentang usia 3-7 tahun
memiliki berbagai tingkat pencapaian keberhasilan dalam kemampuan
mengenal huruf.
2. Kemampuan peserta didik RA Nur Zahra, Kota Tomohon dalam mengenal
simbol dan bunyi huruf masih tergolong rendah.
3. Peserta didik masih sulit dan sering terbalik dalam membedakan beberapa
huruf.
4. Peserta didik kurang fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari penjabaran masalah-masalah di atas, dalam peneltian
ini hanya dibatasi pada:
1. Penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan.
2. Teknik Permainan yang digunakan yaitu dengan media kartu huruf.
3. Subjek penelitian yaitu peserta didik dengan rentang usia 5-6 tahun.
4. Fokus penelitian yaitu pengaruh penggunaan media kartu huruf terhadap
kemampuan mengenal huruf pada peserta didik Kelompok B RA Nur Zahra,
Kp. Jawa Tomohon.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan
permainan kartu huruf dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada
peserta didik RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon tahun pelajaran 2023/2024?”
8

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui cara penggunaan permainan kartu huruf dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada peserta didik RA Nur Zahra Kp.
Jawa Tomohon tahun pelajaran 2023/2024.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Menambah khazanah teoritis pendidikan peserta didik usia dini bahwa,
permainan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan dalam mengenal
huruf bagi peserta didik usia 5-6 Tahun.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) memberikan kontribusi untuk menumbuhkan kemampuan dalam
mengenal huruf.
2) Menambah pengetahuan dan pengalaman baru dalam proses belajar di
sekolah.
3) Memberikan gambaran bahwa belajar di sekolah adalah hal yang
menarik dan menyenangkan.
b. Bagi Peneliti
1) Meningkatkan strategi pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
2) Membantu peneliti mengatasi kesulitan dalam proses pembelajaran.
3) Bertambahnya variasi media pembelajaran untuk mengenal huruf.
9

BAB II
LANDASAN TEORETIS

A. Tinjuan tentang Kemampuan Mengenal Huruf Peserta didik Usia Dini


1. Pengertian Kemampuan Mengenal Huruf
Kemampuan mengenal huruf adalah bagian dari aspek
perkembangan bahasa dalam lingkup keaksaraan, kemampuan mengenal
huruf meliputi kemampuan dalam mengenal nama, bunyi, serta bentuk -
bentuk huruf. Kemampuan mengenali huruf penting dikembangkan sejak
dini, dimana peserta didik mulai mengenal bentuk dan bunyi huruf vocal
maupun konsonan 10. Seefeldt & Wasik 11
berpendapat bahwa kemampuan
peserta didik mengenali huruf merupakan kemampuan untuk menentukan
perbedaan pada huruf - huruf abjad menurut bunyi maupun bentuknya.
12
Menurut Etianingsih kemampuan mengenal huruf merupakan sanggup
atau tidaknya peserta didik dalam memahami dan mengenali ciri - ciri huruf
berdasarkan bentuk dan mampu mengucapkan huruf dengan bunyi yang
sesuai.
Kemampuan mengenal huruf merupakan kemampuan pertama
yang dilewati peserta didik sebelum mampu untuk membaca dan menulis.
13
Bradley & Jones menyebutkan komponen yang ada pada aspek mengenal
huruf terdiri atas : 1) pengetahuan bentuk huruf; 2) pengetahuan nama

10
Nesi Ratna Sari Dkk, ‘Analisis Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Pada Peserta didik Kelompok A
Di Tk Bungong Seleupok Banda Aceh’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2.1 (2021), 8.
11
Yusuf Abdul Rohman, Rahman Rahman, And Vismaia S. Damayanti, ‘Analisis Kesulitan Membaca
Permulaan Pada Siswa Kelas Satu Di Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 6.3 (2022), 5388–96
<Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V6i3.2946>.
12
Merinda Eka Etianingsih, Peningkatan Kemampuan Peserta didik Kelompok A Dalam Mengenal
Huruf Melalui Permainan Kartu Huruf Di Tk Dharma Wanita Tegal Gede Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016, Skripsi, 2020.
13
Aulia Salma Alifia, Warananingtyas Palupi, And Jumiatmoko .Jumiatmoko, ‘Alat Permainan
Edukatif Board Game Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Peserta didik Usia 4-5
Tahun’, Kumara Cendekia, 10.2 (2022), 130 <Https://Doi.Org/10.20961/Kc.V10i2.58600>.
10

huruf; 3) pengetahuan bunyi huruf; dan 4) kemampuan menulis,


sejalan dengan pendapat tersebut. Foulin, dkk., 14 menjelaskan
kemampuan mengenal huruf mengacu pada empat sub keterampilan yang
saling berkaitan, yaitu : 1) pengenalan huruf, kemampuan untuk mengenal
bentuk huruf; 2) penamaan huruf, mengasosiasikan bentuk huruf dengan nama
huruf; 3) pengetahuan bunyi huruf, mengetahui bunyi huruf yang sesuai
dengan bentuk dan nama huruf; 4) menirukan huruf, kemampuan peserta
didik dalam menulis huruf sesuai dengan bentuk dan arah goresan alat tulis.
Menurut pendapat para ahli di atas, maka dapat diketahui bahwa
kemampuan mengenal huruf ialah kemampuan atau kesanggupan peserta
didik dalam mengetahui dan memahami perbedaan antara nama, bentuk (ciri
atau karakter huruf) dan bunyi setiap huruf.
2. Kemampuan Mengenal Huruf Peserta didik Usia 4-5 Tahun
Salah satu aspek perkembangan bahasa pada lingkup keaksaraan awal
peserta didik usia 4 - 5 tahun adalah kemampuan mengenali huruf,
standarnya sendiri tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar
15
Nasional Pendidikan Peserta didik Usia Dini pada lingkup perkembangan
keaksaraan antara lain mengenal simbol - simbol, mengenal suara – suara
hewan / benda yang ada di sekitarnya, membuat coretan yang bermakna,
meniru (menuliskan dan mengucapkan) huruf A samapai Z. Kemampuan
mengenal huruf peserta didik usia 4 - 5 tahun juga tercantum dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Peserta didik

14
Sheila Septiana Rahayuningsih, Tritjahjo Danny Soesilo, And Mozes Kurniawan, ‘Peningkatan
Kemampuan Mengenal Huruf Pada Peserta didik Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Bermain Dengan
Media Kotak Pintar’, Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9.1 (2019), 11–18
<Https://Doi.Org/10.24246/J.Js.2019.V9.I1.P11-18>.
15
Kementrian Pendidikan Nasional Ri, ‘Standar Nasional Pendidikan Peserta didik Usia Dini No 137
Tahun 2014’, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014, 1–76
<Https://Portaldik.Id/Assets/Upload/Peraturan/Permen Kemendikbud Nomor 137 Tahun 2014 Standar
Nasional Pendidikan Peserta didik Usia Dini.Pdf>.
11

Usia Dini16 yaitu pada KI-3 untuk kompetensi inti pengetahuan pada
KD 3.12 mengenal keaksaraan awal melalui bermain.
Peserta didik umur 4 - 5 tahun pada umumnya sudah mampu untuk
menyebutkan nama - nama huruf, sejalan dengan pendapat Jones, Clark, &
Reutzel 17 bahwa kemampuan peserta didik umur 4 - 5 tahun dalam mengenal
huruf memiliki beberapa indikator seperti membuat / meniru bentuk -
bentuk huruf, menyebutkan nama huruf serta membedakan bentuk huruf,
sedangkan indikator aspek ini meliputi menyebutkan nama huruf,
menunjukkan simbol huruf serta meniru huruf 18.
19
Dalam The Center for Global Education Monitoring di umur 4 - 5
tahun, peserta didik telah menunjukan kemampuan mengenal huruf seperti
berikut :
a) Peserta didik mulai memahami konsep huruf cetak yang ditandai
dangan kemampuan menunjukkan huruf cetak
b) Peserta didik mulai memiliki kesadaran fonemik yang ditandai
dengan kemampuan mengidentifikasi bunyi awal atau akhir huruf pada
sebuah kata
c) Peserta didik mulai mampu mengidentifikasi nama dan bunyi huruf
yang ditandai dengan kemampuan menunjukkan bentuk dan
menyebutkan bunyi huruf
d) Peserta didik mulai mampu untuk didekte yang ditandai dengan peserta
didik mampu menulis huruf - huruf yang peneliti sebutkan.
Berdasakan penjelasaan tersebut, kemampuan mengenal huruf pada
peserta didik usia 4-5 tahun diartikan sebagai kemampuan peserta
didik dalam menyebutkan nama huruf, kemampuan menunjukkan simbol

16
Kementerian Pendidikan Nasional, ‘Permendikbud No 146 Tahun 2014’, 8.33 (2014), 37.
17
Marantika Selviana Damayanti, Upik Elok Endang Rasmani, And Muhammad Munif Syamsuddin,
‘Penerapan Metode Jolly Phonics Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Peserta
didik Usia 4-5 Tahun’, Kumara Cendekia, 8.1 (2020), 23 <Https://Doi.Org/10.20961/Kc.V8i1.32822>.
18
Nurbaeti Syam, ‘Perananmedia Alphabet Book Dalam Meningkatkan Kemampuanmengenal Huruf
Bagi Peserta didik Usia Dini’, 2020.
19
Pangesti Wiedarti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, 2nd Edn (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Alamat:, 2018).
12

huruf, kemampuan mengenal bunyi huruf dan kemampuan meniru (menulis


atau mengucapkan) huruf.
3. Komponen Mengenal Huruf
Pemahaman dalam mengenal huruf pada peserta didik, membutuhkan
empat komponen. Empat komponen tersebut yang diungkapkan oleh Mason 20
antara lain:
a) Pengetahuan nama huruf
Peserta didik dalam menunjukkan pengetahuan nama huruf harus belajar
terlebih dahulu bahwa huruf adalah simbol, setiap huruf memiliki nama,
dan setiap nama huruf mewakili dua simbol huruf besar dan kecil seperti
(Aa, Bb, Cc).
b) Pengetahuan bunyi huruf
Peserta didik saat mempelajari bunyi huruf, mereka belajar bahwa nama
huruf seringkali memberikan petunjuk bunyi yang diwakili oleh huruf
tersebut. Pengetahuan bunyi huruf berkorelasi dengan pencapaian
membaca dan menjadi alasan untuk lebih banyak membedakan pencapaian
membaca awal dan keterlambatan dalam keterampilan keaksaraan awal.
c) Pengetahuan bentuk huruf
Pengetahuan bentuk huruf merupakan kemampuan dasar belajar mengenal
huruf. Peserta didik harus belajar mengenali bentuk huruf yang disajikan
dalam berbagai ukuran, jenis huruf, dan gaya tulisan tangan. Peserta didik
menjadi dapat mengidentifikasi huruf dan menjadi lebih bisa dari waktu ke
waktu dengan pengalaman.
d) Kemampuan menulis huruf
Kemampuan menulis huruf pada peserta didik harus dimasukkan dalam
penilaian pengetahuan mengenal huruf mereka meskipun kemampuan ini
jarang dinilai. Upaya awal peserta didik dalam menulis ejaan huruf
menunjukkan kesadaran yang berhubungan dengan bunyi dan nama huruf.
20
Kons. Prof. Dr. Drs. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Ba., Konselor Profesional Abad 21, Ed. By Cht.
Sri Rahmah Ramadhoni, S.Sos., Ch. And Rubi Rimonda M.Pd., Unnes Press (Semarang: Unnes Press,
2019), 23,5 <Https://Doi.Org/10.1128/Aac.03728-14>.
13

Tabel 1. Komponen Mengenal Huruf Mason


Komponen Mengenal Huruf Indikator
Pengetahuan nama huruf - peserta didik mampu menyebutkan
nama huruf
- peserta didik mampu menyebutkan
huruf depan dari sebutan kata
Pengetahuan bunyi huruf - peserta didik mampu mengucapkan
bunyi huruf konsonan
Pengetahuan bentuk huruf - peserta didik mampu membedakan
bentuk huruf
- peserta didik mampu mneyusun
huruf
Kemampuan menulis huruf - peserta didik mampu menirukan
menulis huruf
- peserta didik mampu menirukan
menulis nama

Jones, Clark, & Reutzel21 mengungkapkan terdapat empat komponen


dalam mengenal huruf, antara lain :
a) Identifikasi nama huruf
Peserta didik dapat mengidentifikasi dan mengenali nama dari simbol
huruf alphabet dan setiap simbol huruf memiliki nama yang berbeda.
b) Identifikasi bunyi huruf
Peserta didik dapat mengidentifikasi dan mengenali bunyi huruf dari
nama dan simbol setiap huruf alphabet.
c) Mengenal huruf dalam kata
Peserta didik dapat mengenali nama dan bunyi setiap huruf yang
terdapat pada suatu kata.

21
Prof. Dr. Drs. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Ba., 23,5.
14

d) Peserta didik dalam menuliskan huruf menunjukkan kesadaran peserta


didik dalam mengenali simbol huruf.

Tabel 2. Komponen Mengenal Huruf Jones, Clark, & Reutzel


Komponen Mengenal Huruf Indikator
Identifikasi nama huruf - peserta didik mampu
mengidentifikasi dan mengenal nama
dari simbol huruf
Identifikasi bunyi huruf - peserta didik mampu
mengidentifikasi dan mengenal bunyi
dari simbol huruf
Mengenal huruf dalam kata - peserta didik mampu mengenal setiap
huruf dalam suatu kata
Menulis huruf - peserta didik mampu menirukan
menulis huruf

Menurut Permendikbud Nomor 137 tahun 2014 mengenai Standar


Tingkat Pencapaian Perkembangan Peserta didik (STPPA) 22, dalam lingkup
keaksaraan awal dalam mengenal huruf pada peserta didik usia 4 – 5 tahun
tingkat capaian peserta didik sudah dapat :
a. Peserta didik sudah dapat meniru (menuliskan dan mengucapkan)
huruf A – Z.
b. Peserta didik sudah dapat mengenal simbol, termasuk simbol huruf.

Tabel 3. Indikator Mengenal Huruf STPPA


22
Kementrian Pendidikan Nasional Ri.
15

Tingkat capaian peserta didik Indikator


peserta didik sudah dapat - peserta didik mampu meniru
meniru (menuliskan dan menuliskan huruf
mengucapkan huruf a-z) - peserta didik mampu menirukan
mengucapkan huruf
peserta didik sudah dapat - peserta didik mampu
mengenal simbol huruf membedakan bentuk huruf

Berdasarkan dari pernyataan dari beberapa ahli dapat disimpulkan


bahwa komponen dalam mengenal huruf pada peserta didik terdiri atas
pengetahuan nama huruf, bunyi huruf, bentuk huruf, dan kemampuan
menulis huruf

B. Tinjauan tentang Permainan Kartu Huruf


1. Permainan Edukatif
Darajat23 menjelaskan bahwa permainan mempunyai peranan penting
dalam pembinaan pribadi peserta didik. Berawal dari kata bermain tersebut
tercipta suatu permainan. Permainan berasal dari kata “main” yang berarti
berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati. Pengertian permainan juga
dikemukakan oleh Ahmadi dan Sholeh 24 Permainan adalah suatu perbuatan
yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak sendiri, bebas
tanpa paksaan dengan bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada
waktu mengadakan. Selain itu Mujib dan Rahmawati 25 juga menyatakan,
“Permainan merupakan suatu aktivitas yang bertujuan memperoleh
ketrampilan dengan cara menggembirakan seseorang”.
Permainan sering dijadikan alternatif yang baik untuk strategi
pembelajaran aktif. Permainan yang bermanfaat untuk peserta didik
23
Abstrak Krisdianto And Others, ‘Konsep Hypnoteaching Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan
Islam’, Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (Stain) Ponorogo, 2, 2015, 1–114.
24
Faridha Rifqi, ‘The Effectiveness Of Traditional Traditional Games Through Group Counseling
Services To Improve Student Prosocial Behavior In Class Viii At Smpn 1 Banjarmasin’, Jurnal
Pelayanan Bimbingan Dan Konseling, 4.2 (2021), 62–69
<Https://Ppjp.Ulm.Ac.Id/Journals/Index.Php/Jpbk/Index/1>.
25
R. Baxter And Others, ‘Pengertian Proses Pembelajaran Pembelajaran’, Animal Genetics, 39.5
(2008), 561–63 <Https://Eprints.Uny.Ac.Id/8120/3/Bab 2-06208241034.Pdf>.
16

merupakan permainan yang mengandung unsur mendidik sering disebut


26
dengan permainan edukatif. Ismail mengungkapkan permainan edukatif
yaitu suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat merupakan cara
atau alat pendidikan yang bersifat mendidik. Permainan Edukatif juga dapat
berarti sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan
atau kepuasan dari cara atau alat pendidikan yang digunakan dalam kegiatan
bermain.
Penggunaan permainan dalam pembelajaran tersebut tidak
semuanya bisa dikatakan permainan edukatif. Nilai edukatif itu dapat terlihat
dari manfaat bagi penggunanya. Adapun beberapa hal yang dapat menjadikan
suatu permainan itu bernilai edukatif dan manfaat permainan edukatif, antara
lain :
a) Sesuai dengan sasaran
Apabila sasaran dari permainan adalah untuk mengembangkan kognitif,
afektif, dan psikomotorik peserta didik maka permainan tersebut bisa
dikatakan permainan yang edukatif.
b) Multifungsi
Jika permainan tersebut tidak hanya mengembangkan ketiga ranah
perkembangan peserta didik melainkan penggabungan dari dua atau
seluruh ranah tersebut maka permainan itu bisa dikatakan edukatif.
c) Sesuai dengan tujuan
Apabila permainan tersebut dilakspeserta didikan mempunyai tujuan
yang jelas dan memiliki nilai edukasi maka bisa dikatakan permainan yang
edukatif.

d) Melatih konsep-konsep dasar

26
Lantip Nur Ikhwan, ‘Effectiveness Of Educative Games On Mathematics Learning Result In
Sddemakijo 1’, Jurnal Pendiidkan Peneliti Sekolah Dasar, 10, 2018, 984.
17

Jika permainan itu dikatakan permainan yang edukatif harus mampu


merangsang dan melatih konsep-konsep dasar seperti tentang operasi
hitung, mengenal huruf dan konsep lain.
e) Merangsang Kreativitas
Permainan yang mampu mendorong peserta didik berfikir kreatif, bisa
dikatakan sebagai permainan edukatif.
Adapun manfaat permainan edukatif antara lain : (a) Mengembangkan
konsep diri; (b) menguatkan dan menerampilkan anggota badan peserta didik;
(c) menyalurkan kegiatan peserta didik; dan (d) mengasah kreativitas. Manfaat
27
juga diungkapkan oleh Arifah yaitu : (a) Melatih konsentrasi; (b)
Kemampuan sosialisasi meningkat; (c) Melatih kemampuan motorik; (d)
Melatih keterampilan bahasa; (e) Memecahkan kemampuan untuk problem
solving; (f) Mengembangkan jiwa kepemimpinan; (g) Menambah wawasan;
(h) Meningkatkan rasa percaya diri; (i) Mengembangkan pengetahuan tentang
norma dan nilai.
Kesimpulan dari pernyataan-pernyataan diatas mengenai permainan
edukatif adalah suatu kegiatan bermain yang dilakukan dengan senang hati
mengandung unsur pendidikan yang dapat bermanfaat untuk mengembangkan
berbagai keterampilan dengan menggunakan cara atau alat permainan yang
mendidik pula. Permainan edukatif juga memiliki banyak manfaat peserta
didik, seperti mampu mengasah kreativitas peserta didik, mampu
mengembangkan sosialisasi peserta didik, membantu peserta didik
berekspresi, dan menambah rasa percaya diri peserta didik.
2. Pengertian Media Kartu Huruf
Kartu huruf adalah suatu permainan yang dipakai dalam mmbuat kata.
Langkah pertama, peserta didik dapat menebak gambar yang diletakkan di
atas meja dan peserta didik harus menyusun huruf sehingga menjadi sebuah

27
Annisa Nur, ‘Upaya Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Berbahan
Kain Perca Pada Peserta Didik Kelompok B Di Ra Darul Madani Kecamatan Galesong Kabupaten
Takalar’, Fakultas Tarbiyah Dan Kepenelitian Uin Alauddin Makassar, 8.5.2017, 2022, 2003–5
<Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-Sheets/Detail/Autism-Spectrum-Disorders>.
18

kata untuk menebak gambar tersebut. Menurut Suharso dan Ana


Retnoningsih,28 kartu adalah material tebal yang umumnya adalah kertas,
yang memiliki bentuk persegi panjang, yang dipakai untuk kegunaan, seperti
karcis, tanda anggota, dan lainnya.
Pengertian kartu Huruf juga diungkapkan oleh Hasan 29 menyatakan
bahwa, “kartu huruf merupakan sebuah terobosan dalam bidang pendidikan
peserta didik usia dini yang menggunakan sejumlah kartu sebagai alat bantu.
Kartu ini memungkinkan peserta didik mampu belajar dengan cara mengingat
gambar dan bentuk”.
Sedangkan menurut Siregar30 kartu multimedia ialah kartu berukuran
kecil yang di dalamnya terdapat gambar, konsep, pertanyaan atau lambang-
lambang yang dapat mengasah memori atau melatih peserta didik terhadap
materi yang sedang dipelajari. Kartu ini umumnya memiliki ukuran 8x12cm
atau dapat disesuaikan dengan ukuran yang diperlukan.
Kemampuan mengenal huruf ialah kemampuan peserta didik untuk
mengetahui serta memahami bentuk-bentuk huruf pada tulisan yang
merupakan huruf- huruf abjad dalam melambangkan bunyi bahasa.
Kemampuan peserta didik mengenal dan memahami huruf bisa diketahui
ketika peserta didik dapat menyebutkan lambang huruf, sedangkan
kemampuan peserta didik dalam memahami huruf dapat diketahui dari
kemampuan peserta didik dalam mengartikan huruf, sehingga peserta didik
dapat melafalkan huruf pertama dari suatu kata.

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Kartu Huruf

28
Ismayanti Muis And Others, ‘Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Kartu Kata
Dan Gambar Pada Taman Kpeserta didik-Kpeserta didik’, 5.April (2019), 1–6.
29
Trisniawati, ‘Mengungkapkan Bahwa Permainan Adalah Berbagai Kegiatan Yang Sebenarnya
Dirancang Dengan Maksud Agar Peserta didik Dapat Meningkatkan Beberapa Kemampuan Tertentu
Berdasarkan Pengalaman Belajar. Permainan Adalah Alat Bagi Peserta didik Untuk Menjelajahi
Dunianya Dari Yang Ti’, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014, 117.
30
Nurmaleni, ‘Pengembangan Media Pop Up Book Untuk Mengenalkan Kosakata Pada Peserta didik
Usia 5-6 Tahun Di Tk Harapan Ibu Sikaladi Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar’, February,
2021, 6.
19

Setiap media pembelajaran pasti mempunyai kelebihan tersendiri


dalam proses pembelajaran tidak terkecuali dengan media kartu huruf ini.
Menurut Samekto S. Satrosudirjo31 keunggulan utama kartu huruf terletak
pada konsep bermain sambil belajar, di samping beberapa kelebihan lainnya,
yaitu:
a) Merangsang peserta didik agar belajar aktif.
Permainan kartu huruf antara lain bertujuan menambah tingkat kemampuan
peserta didik dalam mengenal huruf. Melalui permainan kartu huruf peserta
didik dirangsang agar belajar dengan cara yang tidak membosankan dan
aktif.
b) Melatih peserta didik agar dapat memecahkan masalah.
Permainan kartu huruf melatih peserta didik agar mampu memecahkan
masalah yang berhubungan dengan cara mengenal huruf. Peserta didik bisa
lebih mudah mempelajari bentuk huruf dan bisa memahami serta
menginterpretasikan huruf-huruf simbol huruf dengan melihat gambar.
c) Melatih tanggung jawab dan kompetisi yang sehat
Permainan kartu huruf dapat memupuk nilai-nilai kedisiplinan, sportivitas
atau keadilan di dalam diri peserta didik, karena dalam permainan kartu
huruf peserta didik-peserta didik bergiliran memainkan kartu huruf serta
saling berlomba dengan cara melakukan yang terbaik untuk memperoleh
hasil yang optimal.
d) Menumbuhkan rasa percaya diri.
Melalui permainan ini peserta didik dilatih tampil berani dan percaya diri
untuk menunjukkan kemampuannya serta berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut Arsyad32 kelebihan media kartu huruf adalah sebagai berikut:
31
Dina Yacomina Patty, Kartini Marzuki, And Susilawati, ‘Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Huruf Melalui Permainan Dengan Kartu Huruf Pada Peserta didik Usia Dini Tk Nyiur Ambon’, Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 4.146 (2022), 397–402
<Http://Ejournal-Jp3.Com/Index.Php/Pendidikan/Article/View/239/219>.
32
Kirana Rahmalya, ‘Penerapan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Mengembangkan Kemampuan
Berbahasa Peserta didik Di Taman Kpeserta didik-Kpeserta didik Al-Kautsar Bandar Lampung’,
Skripsi, 2019, 150 <http://www.ghbook.ir/index.php?name=‫فرهنگ و رس”””””””””انه ه”””””””””ای‬
20

a. Mudah dibawa
Memiliki ukuran yang dapat disesuaikan sehingga media kartu huruf bisa
diletakkan di tas bahkan di saku celana atau baju.
b. Praktis
Pembuatan dan pemakaiannya, media kartu huruf sangatlah mudah untuk
digunakan. Penggunaan media ini juga tidak memerlukan keahlian
tertentu dan media ini juga tidak menggunakan energi penggerak.
c. Mudah diingat
Media kartu huruf mempunyai karakteristik dalam menampilkan
huruf pada tiap kartu yang ada. Tampilan huruf pada kartu ini
memudahkan peserta didik agar menghafal serta mengingat bentuk dari
huruf tersebut.
d. Menyenangkan
Penggunaan media ini dapat melalui permainan, misalnya peserta didik
diharapkan dapat menemukan huruf awal dari kata yang telah disiapkan
dengan cara berlomba. Tidak hanya meningkatkan kemampuan kognitif
namun dapat melatih motorik peserta didik.
Sementara, Siregar33 mengemukakan kelebihan media kartu huruf ialah:
a) Dimensi kartu huruf berukuran kecil, umumnya 8x12 cm dan dapat
disesuaikan menurut kebutuhan.
b) Penerapan media kartu huruf bisa dilakukan di mana saja atau tidak
terbatas ruang.
c) Tidak memerlukan peralatan tambahan khusus. Dapat diakses semua
kalangan.
d) Mudah dipahami.

‫&نوین‬option=com_dbook&task=readonline&book_id=13650&page=73&chkhashk=ED9C9491B4&Ite
mid=218&lang=fa&tmpl=component%0Ahttp://www.albayan.ae%0Ahttps://scholar.google.co.id/
scholar?hl=en&q=APLIKASI+PENGENA>.
33
Bagas Probo Sunu, ‘Pengembangan Media Kartu Bergambar Berbasis Audio-Visual Pada Muatan
Ips Di Kelas Iv Sd Negeri Sekaran 2’, Jurnal Pendidikan Peneliti Sekolah Dasar, 2019
<http://lib.unnes.ac.id/33398/1/1401414228_Optimized.pdf>.
21

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti melihat beberapa


kelebihan yang terdapat dalam kartu huruf, yaitu: (a) pengadaan kartu huruf
relatif mudah dan murah karena dibuat dari material kertas yang ekonomis, (b)
material kartu huruf tidak berbahaya bagi peserta didik dan ringan, (c)
terdapat gambar dan warna yang dapat menarik perhatian peserta didik, (d)
penggunaan kartu huruf dapat dikemas melalui permainan yang
menyenangkan, (e) berorientasi pada pengenalan huruf yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan fungsi kognitif peserta didik.
Dibalik kelebihan media kartu huruf tentu terdapat kekurangan
ataupun kelemahan. Dalam penelitian ini, penulis menemukan kelemahan dari
media kartu huruf yakni terletak pada penyajian media. Media kartu huruf
yang ditemui hampir sebagian tidak terlihat jelas (bentuk huruf, warna serta
gambar). Ketidak jelasan media kartu huruf akan berdampak pada penyajian
kurang menarik hingga seiring waktu akan membosankan. Dan tentunya akan
berimplikasi menghambat daya tangkap serta daya baca peserta didik.
Kemudian, ukuran kartu bisa terbatas apabila dipakai untuk kelompok dengan
jumlah besar, dan hanya menekankan persepsi indera mata, jika media
tersebut disajikan kepada peserta didik yang memiliki keterbatasan mata,
maka akan kurang optimal. Guna menghindari kelemahan seperti yang terurai
diatas, maka peneliti membuat media kartu huruf dengan design yang
menarik, berwarna terang, jelas dilihat.
4. Teknik Permainan dengan Media Kartu Huruf
Permainan kartu huruf ini berfungsi untuk mempermudah peserta didik
dalam mempelajari dan memahami huruf . Permainan ini membantu
peserta didik untuk belajar huruf dengan cara yang menyenangkan dan tidak
mudah bosan, karena pada dasarnya peserta didik usia dini adalah masanya
untuk bermain. Jenis permainan kartu huruf sangat banyak sesuai dengan yang
diperlukan. Kartu huruf juga fleksibel bisa digunakan dalam setiap
pembelajaran seperti menerangkan alphabet, angka, warna, dan geometri.
22

Silberg 34 mengungkapkan jenis-jenis permainan huruf antara lain :


1) Oper Kartu
Oper kartu ini sama seperti jenis permainan yang biasa dilakukan di
acara ulang tahun, yang mengoperkan suatu benda ke orang lain dengan
iringan musik. Setelah iringan musik berhenti maka orang yang
memegang benda tersebut akanmendapat suatu hukuman atau pun hadiah.
Oper kartu ini juga hampir sama dengan permainan tersebut.
Cara bermain :
Mengajak peserta didik-peserta didik untuk membentuk lingkaran dan
dibagikan kartu huruf untuk setiap peserta didik. Sementara suara
musik mengalun minta peserta didik untuk mengoper kartu tersebut ke
teman disampingnya dan ketika musik itu berhenti mintalah peserta
didik untuk menyebutkan satu per satu huruf yang dipegangnya.
2) Lagu ABC
Cara bermain :
Pada permainan ini ajak peserta didik untuk menyanyikan lagu ABC dan
setiap peserta didik memegang satu kartu huruf. Minta peserta didik
untuk mengangkat tinggi huruf yang dibawanya pada saat huruf tersebut
dinyanyikan. Untuk memudahkan permainan, peserta didik berbaris
sesuai dengan urutan hurufnya.
3) Huruf Berikut
Cara bermain :
Setiap peserta didik diberi satu kartu huruf kemudian meminta peserta
didik bisa melihat. Peserta didik-peserta didik diminta untuk
mengucapkan bersama- sama huruf yang ditunjukkan temannya. Peneliti
bertanya setelah huruf setelah A berdiri. Permainan ini tidak hanya untuk
huruf Alphabet saja, bisa untuk yang lainnya.

34
... Mujiati, L., Kartiningrum, E. D., Modul Stimulasi Kreativitas Peserta didik Pra-Sekolah, E-Book
Penerbit …, 2019 <http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/319>.
23

Sependapat dengan diatas jenis-jenis permainan juga diungkapkan oleh


Danarti35 antara lain :
1) Find Your Mate
Permainan ini juga menggunakan kartu huruf yang setiap kartunya hanya
terdapat satu huruf. Tujuan dalam permainan ini untuk menambah
perbendaharaan kata dan meningkatkan kemampuan social terhadap
orang lain.
Cara bermain:
Semua kartu dikocok terlebih dahulu dan dibagikan kepada semua
peserta didik. Peserta didik diminta untuk mencari kata yang
bersesuaian dengan kata yang ada dikartu dengan peserta didik yang lain.
Setelah peserta didik menemukan pasangannya peserta didik duduk
bersama pasangannya.
2) Know Your Dictionary
Alat dan bahan yang digunakan beberapa set kartu-kartu huruf dan papan
tulis. Tujuan dari permainan ini untuk menambah kosakata peserta didik.
Cara bermain :
Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok tergantung dalam
jumlah set kartu. Masing-masing kelompok mendapatkan satu set kartu
dan mengajukan seorang wakil untuk menulis dipapan tulis. Seluruh
kelompok mengerjakan tugas untuk menyusun huruf-huruf tersebut
menjadi suatu kata yang bermakna dalam waktu yang ditentukan. Setelah
waktu habis wakil kelompok menulis kata tersebut dipapan tulis.
Kelompok yang memperoleh kata yang banyak itulah yang menang.

Jenis permainan yang lain juga diungkapkan oleh Buttner 36


antara lain :
35
Marlia Andriyani, ‘Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Bentuk Geometri Datar Melalui
Permainan Tradisional Gotri Legendari’, 2015, 156.
36
F Fana And O Jatiningsih, ‘Kontribusi Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter Di Sdn
Simokerto V/138 Surabaya’, Kajian Moral Dan …, 08 (2020), 168–84
<Https://Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Index.Php/30/Article/View/34018>.
24

1) Human Sentences
Bahan yang digunakan set kartu indeks, setiap kartu berisi satu kata yang
ketika digabungkan dengan kartu lainnya dalam satu set akan membentuk
kalimat.
Cara bermain :
Aktivitas human sentences ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman
peserta didik dalam suatu kalimat. Setiap peserta didik diberi satu amplop
yang berisi kartu-kartu tersebut kemudian peserta didik diminta
untuk menyusun kartu-kartu itu menjadi sebuah kalimat.
2) Mencocokkan Kartu Indeks
Bahan yang digunakan dalam permainan ini satu set kartu tanya
jawab untuk siswa dalam satu kelas. Tujuan dari permainan ini mencari
jawaban yang benar melalui interaksi dengan peserta didik yang lainnya.
Cara bermain :
Permainan ini seperti permainan mencari pasangannya, peserta didik
diberikan kartu tersebut secara acak. Sehingga peserta didik ada yang
mendapat kartu pertanyaan maupun kartu jawaban. Peserta didik yang
mendapat kartu pertanyaan berkeliling untuk mencari kartu jawabannya
yang dipegang temannya. Setelah sesuai dengan kartu jawabannya,
peserta didik yang membawa kartu pertanyaan maupun jawaban untuk
duduk bersama.
3) Berlomba Menyusun Kata
Permainan ini menggunakan bahan kartu huruf atau daftar kombinasi
huruf. Tujuan dari permainan ini peserta didik mampu menyusun kta
dari kombinasi huruf-huruf yang masih acak.
Cara bermain :
Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok
dibagi satu set kartu dan papan tulis serta spidol. Dalam satu kelompok
peserta didik diminta untu menyusun huruf yang ada menjadi
25

suatu kata kemudian dituliskan di papan tulis jika sudah menemukan


kata tersebut.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
jenis-jenis permainan dan teknik permainan mengenai kartu huruf ini sangat
banyak. Ada banyak berbagai jenis permainan kartu huruf untuk
meningkatkan berbagai aspek dan kemampuan. Setiap kartu huruf dapat
digunakan untuk pembelajaran apapun misalnya dapat diterapkan untuk
pembelajaran mengenai huruf, angka, warna, dan geometri.
C. Permainan Kartu Huruf untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf
Kemampuan mengenal huruf tidak dapat muncul secara spontan,
melainkan terdapat berbagai proses dalam pencapaiannya. Kemampuan
mengenal huruf pada peserta didik usia dini harus diasah dan ditumbuhkan agar
dapat berkembang degan baik melalui proses yang menyenangkan dan tanpa
ada tekanan.
37
Menurut Sumiati metode belajar peserta didik usia dini hendaknya
bersifat menyenangkan, merangsang keingintahuan, menyertakan unsur
bermain, bernyanyi, bergerak, serta belajar. Oleh karena itu, teknik permainan
dengan media kartu huruf yang akan digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mengenal huruf pada penelitian kali ini adalah:
1) Lagu ABC
Pada permainan ini peserta didik diajak untuk menyanyikan lagu ABC dan
setiap peserta didik dibagikan kartu huruf. Minta peserta didik untuk
mengangkat tinggi huruf yang dimilikinya pada saat huruf tersebut
disebutkan.

2) Gerak Huruf

37
A Arlina, ‘Perkembangan Kemampuan Dasar Peserta didik Usia Dini’, 2020
<http://repository.uinsu.ac.id/13993/1/1. Buku Perkembangan Peserta didik Usia Dini.pdf>.
26

Permainan ini memperagakan bentuk huruf dengan gerak jari, peneliti


menyebut dan mengangkat satu huruf maka peserta didik memperagakan
bentuk huruf tersebut dengan gerakan jari, begitupula sebaliknya.
3) Huruf Tersembunyi
Peserta didik mengambil kartu huruf secara acak dan menyebutkan huruf
yang ada di kartu, kemudian mencari simbol huruf tersebut pada sebuah
lembaran yang berisi cerita pendek.
4) Menyusun Huruf
Peserta didik diberikan puzzle huruf kemudian disusun berbentuk huruf dan
menyebutkan huruf tersebut,kemudian mencari huruf yang sama pada kartu
huruf yang telah diacak.
5) Oper Kartu
Oper kartu ini sama seperti jenis permainan yang biasa dilakukan di
acara ulang tahun, yang mengoperkan suatu benda ke orang lain dengan
iringan musik. Setelah iringan musik berhenti maka orang yang memegang
benda tersebut akan mendapat suatu hukuman atau pun hadiah. Permainan
oper kartu huruf pada penelitian ini juga hampir sama dengan permainan
tersebut.

G. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran peserta didik usia dini adalah proses interaktif
untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran dari peneliti kepada
peserta didik agar peserta didik mampu menerima informasi tersebut sesuai
dengan yang diharapkan. Pembelajaran peserta didik usia dini bertujuan untuk
melatih dan mengembangkan aspek kognitif, afektif, motorik, dan psikomotorik
secara optimal sehingga dapat menjadi landasan yang kuat untuk menempuh
pembelajaran tahap selanjutnya.
Mengingat betapa pentingnya pendidikan peserta didik usia dini, maka
peneliti hendaklah menyusun rancangan pembelajaran dengan
27

mempertimbangkan banyak aspek yang sesuai dengan kebutuhan dan


karakteristik peserta didik serta capaian pembelajaran.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, diperlukan media
pembelajaran sebagai perantara informasi dari peneliti kepada peserta didik.
Penggunaan media pembelajaran hendaknya telah direncpeserta didikan dengan
matang untuk kemudian diterapkan dalam pembelajaran. Tidak hanya itu,
penggunaan media pembelajaran juga harus memerhatikan hasil pembelajaran
yang diperoleh serta kendala- kendala yang dihadapi oleh peserta didik,
sehingga peneliti dapat mengevaluasi penggunaan media pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun suatu kerangka berpikir
untuk penelitian ini. Proses pembelajaran peserta didik usia dini membutuhkan
media yang sesuai dengan tahapan perkembangannya maka pembelajaran
hendaknya dilakspeserta didikan dengan menggunakan media pembelajaran,
salah satunya ialah menggunakan kartu huruf.
Kartu huruf mempunyai unsur yang menarik dan menyenangkan sehingga
dihararapkan dapat meningkatkan perhatian peserta didik dalam proses
pembelajaran serta memudahkan peserta didik dalam menerima dan mengingat
materi pembelajaran mengenai pengenalan huruf. Oleh karena itu, permainan
kartu huruf diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan
mengenal huruf pada peserta didik yag memiliki tingkat pengenalan huruf yang
masih rendah. Selanjutnya kerangka pemikiran ini dapat digambarkan sebagai
berikut:

Tingkat kemampuan mengenal


huruf tinggi
Kemampuan mengenal huruf
meningkat

Kemampuan mengenal huruf

Permainan kartu huruf


Tingkat kemampuan mengenal
huruf rendah
28

H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
Penggunan permainan kartu huruf efektif untuk meningkatkan kemampuan
mengenal huruf peserta didik RA Nur Zahra, Kp. Jawa Tomohon.
29

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RA Nur Zahra, Kp. Jawa Tomohon
dengan alamat Jalan Pinaras, Kelurahan Kampung jawa lingkungan III,
Kecamatan Tomohon Selatan. Peneliti memilih sekolah tersebut dengan
beberapa alasan, antara lain :
Peneliti menemukan masalah terkait kemampuan mengenal huruf
pada peserta didik RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon yang perlu untuk
ditingkatkan dan belum diketahui bagaimana solusi efektif dan penting untuk
segera diselesaikan.
Kemampuan mengenal huruf peserta didik RA Nur Zahra Kp. Jawa
Tomohon perlu ditingkatkan sesuai dengan indikator kemampuan mengenal
huruf pada peserta didik usia 5 - 6 tahun yang meliputi kemampuan
menyebutkan nama huruf, membedakan bentuk huruf, menyebutkan huruf
awal suatu kata dan menirukan bentuk huruf.
Kegiatan pembelajaran mengenalkan huruf melalui alat permainan
kartu huruf di RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon belum pernah diterapkan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakspeserta didikan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2023/2024. Rancangan waktu penelitian dialokasikan selama 4
bulan, dilakspeserta didikan pada bulan September 2023 sampai dengan
Desember 2023. Kegiatan Penelitian dimulai dari pengajuan judul,
penyusunan proposal, penyusunan instrumen, penyusunan permainan kartu
huruf, pelaksanaan penelitian yang meliputi pre-test, pelaksanaan treatment
(pemberian permainan dengan kartu huruf) post-test, pengolahan dan analisis
data, penyusunan laporan penelitian, ujian, hingga revisi.
30

B. Subjek Penelitian
Suharsimi (Fitrah & Luthfiyah, 2017) mengartikan subjek penelitian
sebagai tempat, orang, benda, atau hal lain yang dijadikan variabel penelitian
melekat dan yang dijadikan objek yang memiliki masalah. Peneliti pada
penelitian ini menetapkan subjeknya yaitu kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa
Tomohon Tahun pelajaran 2023/2024 yang berjumlah 10 peserta didik, terdiri
atas enam peserta didik laki - laki dan empat peserta didik perempuan. Peneliti
memilih subjek penelitian pada kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon
karena kemampuan mengenal huruf peserta didik perlu ditingkatkan sesuai
dengan indikator kemampuan mengenal huruf pada peserta didik usia 5 - 6 tahun
yang meliputi kemampuan menyebutkan nama huruf, membedakan bentuk huruf,
menyebutkan huruf awal dari sebuah kata dan menirukan bentuk huruf.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Classroom Action Research yang biasa disebut dengan desain Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana akibat yang dihasilkan dari kegiatan pemberian tindakan
tertentu pada subjek penelitian di suatu kelas.
Dalam penelitian PTK ini dilakspeserta didikan dalam bentuk siklus
dengan menggunakan model PTK yang Kemmis dan Mc Tanggart telah
kembangkan yang terdiri atas perencanaa, tindakan, observasi/ pengamatan, dan
refleksi di dalam sistem spiral yang memiliki kaitan satu sama lain. Pelaksanaan
penelitian terbagi dalam 2 siklus. Desain penelitian PTK memiliki rancangan
penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.1 rancangan desain penelitian
31

D. Data dan Sumber Data


1. Jenis Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian dapat berupa data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk bilangan, sedangkan data
kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk bilangan. Jenis data yang diungkap
dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan mengenal huruf pada peserta
didik sebelum dan sesudah diadakan treatment. Jenis data ini berupa skor tes.
Data kemampuan mengenal huruf berupa skor tingkat mengenal huruf yang
berbentuk angka.
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah subjek, benda, maupun tempat diperolehnya data.
Sumber data utama pada penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu peserta
didik kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon Tahun pelajaran
2023/2024. Data diperoleh menggunakan instrumen penelitian yang berupa
tes lisan dan tes tulis untuk mengetahui tingkat kemampuan mengenal huruf
pada peserta didik kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon. Peserta
didik yang memiliki tingkat kemampuan mengenal huruf rendah atau peserta
didik yang berada pada urutan 10 terbawah dari hasil tes awal akan dijadikan
subjek penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
yaitu observasi dan angket. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk
menilai proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui alat permainan
32

edukatif yang beupa kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal


huruf pada kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon. Angket dalam
penelitian berupa ceklist penilaian unjuk kerja pada kemampuan mengenal huruf
peserta didik Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon.
Teknik pengumpulan data dengan angket ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta didik dalam mengenal huruf. angket yang
digunakan berbentuk tes lisan dan tes tertulis. Tes lisan dilakspeserta didikan
dalam bentuk soal lisan dari peneliti kepada peserta didik dengan mengucapkan
bunyi huruf yang ditunjukkan oleh peneliti kepada peserta didik kemudian
peserta didik diminta untu menunjukkan simbol huruf yang diucapkan oleh
peneliti. Sedangkan tes tertulis dilakspeserta didikan oleh peserta didik dengan
menuliskan beberapa huruf yang diperintahkan oleh peneliti.
Pemberian angket pada penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pretest dan
posttest. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal mengenal huruf
pada peserta didik sebelum dilakspeserta didikan tindakan. Sedangkan posttest
dilakukan untuk mengukur kemampuan mengenal huruf pada peserta didik
setelah dilakspeserta didikan tindakan pada setiap siklus.
Penilaian pada test ini dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert
yang digunakan dalam bentuk checklist dengan “BB” bernilai “1“MB” bernilai
“2”, “BSH” bernilai “3”, dan “BSB” bernilai “4”. Pada penyusunan tes, peneliti
menggunakan instrumen karya Aprilia Dewi Kusuma Astuti. Instrumen tersebut
mengacu pada komponen kemampuan mengenal huruf yang dikemukakan oleh
Mason (1984)38 serta Permendikbud RI Nomor 137 tahun 2014 tentang STPPA
yang kemudian dikonsultasikan kepada ahli (expert judgement). Semua data
penilaian hasil pretest dan posttest akan dianalisis untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

38
Prof. Dr. Drs. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., Ba., 23,5.
33

Dalam penelitian ini data diperoleh dari data hasil wawancara, data hasil
observasi, angket hasil penilaian unjuk kerja dan data hasil dokumentasi pada
kemampuan mengenal huruf peserta didik kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa
Tomohon. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan
model analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil antar siklus,
baik sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan (Supartini,
2019). Hasil perbandingan antar siklus digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan indikator yang telah ditetapkan. Rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase keberhasilan belajar peserta didik berdasarkan rumus
yang dikembangkan oleh Aqib (Supartini, 2019)
Gambar 3. 2 Rumus Perhitungan Persentase

Melalui rumus tersebut perhitungan persentase keberhasilan belajar


peserta didik dilakukan berdasarkan jumlah peserta didik yang tuntas yaitu
apabila peserta didik telah mencapai nilai sekurang - kurangannya BSH
(Berkembang Sesuai Harapan) sesuai dengan indikator pencapaian
kemampuan mengenal huruf pada peserta didik Kelompok B1 RA Nur Zahra
Kp. Jawa Tomohon (menyebutkan nama huruf, membedakan bentuk huruf,
menyebutkan huruf awal dari sebuah kata dan menirukan bentuk huruf)
kemudian dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan lalu dikali 100% untuk
mengetahui hasil persentase keberhasilan belajar peserta didik
2. Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan
analisis interaktif berdasarkan teori Miles, Huberman dan Saldana (Ma’ruf,
2019) yang melalui tiga tahap yaitu, kondensasi data (data condensation),
penyajian data (data display) dan menarik kesimpulan / verifikasi data
34

(conclusion drawing / verification), yang digambarkan sebagai berikut :


Gambar 3. 3 Analisis Interaktif Miles, Huberman & Saldana (Ma’ruf, 2019)

a. Pengumpulan Data (Data Collection)


Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, angket dan
dokumentasi yang difokuskan pada proses penggunaan alat permainan
edukatif kartu huruf untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf
pada Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon Tahun pelajaran
2023/2024.
b. Kondensasi Data (Data Condensation)
Kondensasi data merujuk pada proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhpeserta didikan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang
terdapat pada catatan lapangan maupun transkrip dalam penelitian, antara
lain :
1) Pemilihan (Selecting)
Miles, Huberman & Saldana (Ma’ruf, 2019) menjelaskan bahwa
peneliti harus bertindak selektif, yaitu menentukan dimensi - dimensi
mana yang lebih penting, hubungan - hubungan mana yang mungkin
lebih bermakna, dan sebagai konsekuensinya, informasi apa yang
dapat dikumpulkan dan dianalisis.
2) Pengerucutan (Focusing)
Pada tahap ini, peneliti memfokuskan data yang berhubungan dengan
rumusan masalah penelitian. Tahap ini merupakan kelanjutan dari
tahap seleksi data. Peneliti hanya membatasi data yang berdasarkan
rumusan masalah (Ma’ruf, 2019). Rumusan masalah dalam penelitian
35

ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan alat permainan


edukatif kartu huruf yang dapat meningkatkan kemampuan mengenal
huruf pada Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon Tahun
pelajaran 2023/2024.
3) Peringkasan (Abstracting)
Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses
dan pernyataan - pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada
di dalamnya (Ma’ruf, 2019). Pada tahap ini peneliti membuat
rangkuman data berdasarkan data hasil observasi, angket dan
dokumentasi yang difokuskan pada kemampuan mengenal huruf
peserta didik Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon dan
kegiatan mengenal huruf melalui alat permainan edukatif kartu huruf.
4) Penyederhanaan dan Transformasi (Simplifying and Transforming)
Data dalam penelitian ini selanjutnya disederhpeserta didikan dan
ditransformasikan dalam berbagai cara, yakni melalui seleksi yang
ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan data
dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya (Ma’ruf, 2019).
c. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
koding yang kemudian dijelaskan dalam bentuk teks naratif, data yang
diperoleh selanjutnya digabungkan dan diambil kesimpulannya. Koding
dalam penelitian ini diperoleh catatan observasi dan catatan dokumentasi.
d. Penarikan Kesimpula(Conclusion Drawing)
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengkaji kembali kebenaran data yang diperoleh peneliti. Data
hasil penarikan kesimpulan kemudian didiskusikan bersama peneliti
untuk membuktikan kebenarannya.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja penelitian digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
suatu penelitian tindakan kelas (Khodijah, 2019). Tampubolon (Pangesti, 2019)
36

menjelaskan bahwa indikator keberhasilan hasil belajar peserta didik harus


mencapai minimal 75% dari jumlah siswa yang mencapai tingkat perkembangan
sesuai harapan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 75% dari
jumlah peserta didik Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon telah
mencapai nilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan) sesuai kesepakatan peneliti
dan peneliti. Indikator tingkat pencapaian kemampuan mengenal huruf peserta
didik usia 5 - 6 tahun dalam penelitian ini dinilai dari indikator kemampuan
mengenal huruf yang sudah diolah dan dijadikan sebagai alat tes.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam penelitian ini menggunakan model penelitian
tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri
dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam suatu sistem spiral
yang saling terkait (Sukardi, 2019).
Gambar 3. 4 Siklus Model Kemmis dan Mc Taggart (Sukardi, 2019)

Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, dilakukan selama dua pertemuan untuk
siklus pertama dan tiga pertemuan untuk siklus kedua. Setiap siklus dilakspeserta
didikan sesuai dengan peningkatan kemampuan mengenal huruf yang telah
dicapai oleh peserta didik Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berhasil untuk meningkatkan kemampuan
mengenal huruf pada peserta didik Kelompok B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa
Tomohon melalui alat permainan edukatif kartu huruf. Berikut adalah bagan
prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti :
37

Gambar 3. 5 Prosedur Penelitian

Keterangan :
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Peneliti menyusun RPPM dan RPPH pembelajaran yang memuat
indikator kemampuan mengenal huruf peserta didik usia 5 - 6 tahun
dengan menggunakan alat permainan edukatif kartu huruf
2) Menyiapkan media dan peralatan pembelajaran yang dibutuhkan Siklus
I Perencanaan (Plan) Pelaksanaan & Pengamatan (Act & Observe)
Refleksi (Reflect) Siklus II Perencanaan (Plan) Pelaksanaan &
Pengamatan (Act & Observe) Refleksi (Reflect) Target Tercapai
3) Menyusun instrumen lembar observasi dan lembar penilaian
kemampuan mengenal huruf peserta didik usia 5 - 6 tahun
4) Menyiapkan perlengkapan dokumentasi
b. Pelaksanaan
1) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk menerima pembelajaran
2) Peneliti menyiapkan media dan peralatan pembelajaran
3) Peneliti menjelaskan langkah - langkah dan tujuan pembelajaran melalui
media permainan edukatif kartu huruf
38

4) Peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan mengenal


huruf pada peserta didik sebelum diberikan perlakuan
5) a) Pertemuan pertama
Peneliti membagikan kartu huruf kepada peserta didik. Peserta didik
secara bersamaan diminta untuk menyanyikan lagu ABC, Minta
peserta didik untuk mengangkat tinggi huruf yang dimilikinya pada
saat huruf tersebut disebutkan.
b) Pertemuan kedua
Permainan gerak huruf, permainan ini memperagakan bentuk huruf
dengan gerak jari, peneliti menyebut dan mengangkat satu huruf
maka peserta didik memperagakan bentuk huruf tersebut dengan
gerakan jari, begitupula sebaliknya.
6) Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu apakah
peserta didik mampu menyebutkan nama huruf, membedakan bentuk
huruf, dan menirukan bentuk huruf. Peneliti mengamati sambil menilai
kemampuan mengenal huruf pada peserta didik.
7) Peneliti melakukan recalling untuk memperdalam materi yang telah
diberikan dengan menggunakan kartu huruf.
8) Peneliti melakukan tes akhir untuk mengetahui kemampuan mengenal
huruf pada peserta didik setelah diberikan perlakuan
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti selama proses pembelajaran Siklus I
berlangsung untuk mengamati tingkat perkembangan mengenal huruf
melalui alat permainan edukatif kartu huruf. Pengamatan bertujuan untuk
mengetahui setiap peningkatan kemampuan mengenal huruf pada peserta
didik melalui alat permainan edukatif kartu huruf sehingga hasilnya dapat
diperbaiki pada Siklus II.
d. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil observasi yang diperoleh selama
pelaksanaan Siklus I, hasil analisis data Siklus I kemudian direfleksikan
39

dan digunakan sebagai acuan untuk perbaikan pada Siklus II. Apabila
terdapat permasalahan pada Siklus I maka perlu ditemukan solusi dan
diadakan tindak lanjut pada Siklus II, pada Siklus II diharapkan terdapat
perubahan yang lebih baik dalam peningkatan kemampuan mengenal huruf
melalui alat permainan edukatif kartu huruf pada peserta didik Kelompok
B1 RA Nur Zahra Kp. Jawa Tomohon sebesar 75% dari jumlah
keseluruhan peserta didik sesuai dengan indikator kinerja yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Peneliti menyusun RPPM dan RPPH pembelajaran yang memuat
indikator kemampuan mengenal huruf peserta didik usia 5 - 6 tahun
dengan menggunakan alat permainan edukatif kartu huruf
2) Menyiapkan media dan peralatan pembelajaran yang dibutuhkan Siklus
I Perencanaan (Plan) Pelaksanaan & Pengamatan (Act & Observe)
Refleksi (Reflect) Siklus II Perencanaan (Plan) Pelaksanaan &
Pengamatan (Act & Observe) Refleksi (Reflect) Target Tercapai
3) Menyusun instrumen lembar observasi dan lembar penilaian
kemampuan mengenal huruf peserta didik usia 5 - 6 tahun
4) Menyiapkan perlengkapan dokumentasi
b. Pelaksanaan
1) Peneliti mengkondisikan peserta didik untuk menerima pembelajaran
2) Peneliti menjelaskan langkah - langkah dan tujuan pembelajaran melalui
media permainan edukatif kartu huruf
3) Peneliti menyiapkan media dan peralatan pembelajaran
4) Peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan mengenal
huruf pada peserta didik sebelum diberikan perlakuan
5) a) Pertemuan pertama
Permainan Huruf tersembunyi, pada permainan ini Peserta didik
mengambil kartu huruf secara acak dan menyebutkan huruf yang ada
40

di kartu, kemudian mencari simbol huruf tersebut pada sebuah


lembaran yang berisi cerita pendek..
b) Pertemuan kedua
Kegiatan Menyusun huruf, pada kegiatan ini Peserta didik diberikan
puzzle huruf kemudian disusun berbentuk huruf dan menyebutkan
huruf tersebut,kemudian mencari huruf yang sama pada kartu huruf
yang telah diacak.
c) Permainan oper kartu, permainan Oper kartu ini sama seperti
jenis permainan yang biasa dilakukan di acara ulang tahun, yang
mengoperkan suatu benda ke orang lain dengan iringan musik.
Setelah iringan musik berhenti maka orang yang memegang benda
tersebut akan mendapat suatu hukuman atau pun hadiah. Permainan
oper kartu huruf pada penelitian ini juga hampir sama dengan
permainan tersebut
6) Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu apakah
peserta didik mampu menyebutkan nama huruf, membedakan bentuk
huruf, dan menirukan bentuk huruf. Peneliti mengamati sambil menilai
kemampuan mengenal huruf pada peserta didik.
7) Peneliti melakukan recalling untuk memperdalam materi yang telah
diberikan dengan menggunakan kartu huruf.
8) Peneliti melakukan tes akhir untuk mengetahui kemampuan mengenal
huruf pada peserta didik setelah diberikan perlakuan
e. Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti selama proses pembelajaran Siklus II
berlangsung untuk mengamati tingkat perkembangan mengenal huruf
melalui alat permainan edukatif kartu huruf. Pengamatan bertujuan untuk
mengetahui hasil dari peningkatan kemampuan mengenal huruf pada
peserta didik melalui alat permainan edukatif kartu huruf sesuai indikator
kinerja yang telah ditetapkan peneliti.
f. Refleksi
41

Peneliti menganalisis hasil observasi yang diperoleh selama


pelaksanaan Siklus II, hasil analisis data Siklus II kemudian dievaluasi
untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan selama proses
pembelajaran meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada peserta
didik melalui alat permainan edukatif kartu huruf berdasarkan
kertercapaian indikator kinerja melalui perbaikan yang dilakukan pada
Siklus II. Prediksi keberhasilan peningkatan kemampuan mengenal huruf
yang dicapai pada Siklus II adalah 75% dari jumlah keseluruhan peserta
didik sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti.

Daftar Pustaka
42

Abdus Sakur, Undang Undang Dasar 1945 Lengkap, 2009


Alifia, Aulia Salma, Warananingtyas Palupi, and Jumiatmoko .Jumiatmoko, ‘Alat Permainan
Edukatif Board Game Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Peserta didik
Usia 4-5 Tahun’, Kumara Cendekia, 10.2 (2022), 130
<https://doi.org/10.20961/kc.v10i2.58600>
Arlina, A, ‘Perkembangan Kemampuan Dasar Peserta didik Usia Dini’, 2020
<http://repository.uinsu.ac.id/13993/1/1. Buku Perkembangan Peserta didik Usia
Dini.pdf>
Baxter, R., N. Hastings, A. Law, and E. J.. Glass, ‘Pengertian Proses Pembelajaran
Pembelajaran’, Animal Genetics, 39.5 (2008), 561–63
<https://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB 2-06208241034.pdf>
Damayanti, Marantika Selviana, Upik Elok Endang Rasmani, and Muhammad Munif
Syamsuddin, ‘Penerapan Metode Jolly Phonics Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Huruf Pada Peserta didik Usia 4-5 Tahun’, Kumara Cendekia, 8.1 (2020), 23
<https://doi.org/10.20961/kc.v8i1.32822>
Desmaliza, Desmaliza, ‘Indoktrinasi Di Sekolah Islam: Studi Kasus Di Indonesia’, Jurnal
Indo-Islamika, 2.1 (2012), 149–54 <https://doi.org/10.15408/idi.v2i1.1657>
Etianingsih, Merinda Eka, Peningkatan Kemampuan Peserta didik Kelompok A Dalam
Mengenal Huruf Melalui Permainan Kartu Huruf Di TK Dharma Wanita Tegal Gede
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016, Skripsi, 2020
Fana, F, and O Jatiningsih, ‘Kontribusi Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter
Di Sdn Simokerto V/138 Surabaya’, Kajian Moral Dan …, 08 (2020), 168–84
<https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/30/article/view/34018>
Farias, R. L.S., Rudnei O. Ramos, and L. A. da Silva, Numerical Solutions for Non-
Markovian Stochastic Equations of Motion, Computer Physics Communications, 2009,
CLXXX <https://doi.org/10.1016/j.cpc.2008.12.005>
Hijriati, Putri Rahmi, ‘Proses Belajar Peserta didik Usia 0 Sampai 12 Tahun Berdasarkan
Karakteristik Perkembangannya’, Bunayya : Jurnal Pendidikan Peserta didik, 7.1
(2021), 152 <https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i1.9295>
Ikhwan, Lantip Nur, ‘EFFECTIVENESS OF EDUCATIVE GAMES ON MATHEMATICS
LEARNING RESULT IN SDDEMAKIJO 1’, Jurnal Pendiidkan Peneliti Sekolah
Dasar, 10, 2018, 984
JURNIATI, J, ‘Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Kartu Abjad
Pada Peserta didik Kelompok B Di Tk Tunas Baru Tombang …’, 2020
<http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/2982/1/JURNIATI.pdf>
Kementerian Pendidikan Nasional, ‘Permendikbud No 146 Tahun 2014’, 8.33 (2014), 37
Kementrian Pendidikan Nasional RI, ‘Standar Nasional Pendidikan Peserta didik Usia Dini
No 137 Tahun 2014’, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2014, 1–76 <https://portaldik.id/assets/upload/peraturan/PERMEN
KEMENDIKBUD Nomor 137 Tahun 2014 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
PESERTA DIDIK USIA DINI.pdf>
Khadijah, Pengembangan Kognitif Peserta didik Usia Dini Teori Dan Pengembangannya,
2016
Krisdianto, Abstrak, Konsep Hypnoteaching, Dalam Perspektif, Psikologi Pendidikan,
Program Studi, Pendidikan Agama, and others, ‘Konsep Hypnoteaching Dalam
Perspektif Psikologi Pendidikan Islam’, Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, 2, 2015, 1–
43

114
marlia andriyani, ‘Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Bentuk Geometri Datar
Melalui Permainan Tradisional Gotri Legendari’, 2015, 156
Muis, Ismayanti, Azizah Amal, Pendidikan Peneliti, Pendidikan Peserta didik, Usia Dini, and
Universitas Negeri Makassar, ‘PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN MELALUI KARTU KATA DAN GAMBAR PADA TAMAN
KPESERTA DIDIK-KPESERTA DIDIK’, 5.April (2019), 1–6
Mujiati, L., Kartiningrum, E. D., ..., Modul Stimulasi Kreativitas Peserta didik Pra-Sekolah,
E-Book Penerbit …, 2019
<http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/319>
Muthmainnah, Herawati, ‘Karakteristik Belajar Peserta didik Usia Dini Dalam Perspektif
Islam’, Bunayya : Jurnal Pendidikan Peserta didik, 5.1 (2020), 1–23
<https://doi.org/10.22373/bunayya.v5i1.6379>
Nesi Ratna Sari Dkk, ‘Analisis Kemampuan Mengenal Huruf Abjad Pada Peserta didik
Kelompok A Di TK Bungong Seleupok Banda Aceh’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 2.1
(2021), 8
Nur, Annisa, ‘UPAYA STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI
KEGIATAN KOLASE BERBAHAN KAIN PERCA PADA PESERTA DIDIK
KELOMPOK B DI RA DARUL MADANI KECAMATAN GALESONG
KABUPATEN TAKALAR’, Fakultas Tarbiyah Dan Kepenelitian UIN Alauddin
Makassar, 8.5.2017, 2022, 2003–5
<https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-disorders>
NURMALENI, ‘PENGEMBANGAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENGENALKAN
KOSAKATA PADA PESERTA DIDIK USIA 5-6 TAHUN DI TK HARAPAN IBU
SIKALADI KECAMATAN PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR’,
February, 2021, 6
Patty, Dina Yacomina, Kartini Marzuki, and Susilawati, ‘Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Huruf Melalui Permainan Dengan Kartu Huruf Pada Peserta didik Usia Dini
TK Nyiur Ambon’, Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 4.146 (2022),
397–402 <http://ejournal-jp3.com/index.php/Pendidikan/article/view/239/219>
Prof. Dr. Drs. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd., BA., Kons., KONSELOR PROFESIONAL
ABAD 21, ed. by CHt. Sri Rahmah Ramadhoni, S.Sos., CH. and Rubi Rimonda M.Pd.,
Unnes Press (Semarang: Unnes Press, 2019), 23,5
<https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14>
Rahayuningsih, Sheila Septiana, Tritjahjo Danny Soesilo, and Mozes Kurniawan,
‘Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Peserta didik Usia 5-6 Tahun Melalui
Metode Bermain Dengan Media Kotak Pintar’, Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 9.1 (2019), 11–18 <https://doi.org/10.24246/j.js.2019.v9.i1.p11-18>
Rahmalya, Kirana, ‘Penerapan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Mengembangkan
Kemampuan Berbahasa Peserta didik Di Taman Kpeserta didik-Kpeserta didik Al-
Kautsar Bandar Lampung’, Skripsi, 2019, 150 <http://www.ghbook.ir/index.php?name=
‫فرهنگ و رسانه های‬
‫&نوین‬option=com_dbook&task=readonline&book_id=13650&page=73&chkhashk=ED
9C9491B4&Itemid=218&lang=fa&tmpl=component%0Ahttp://www.albayan.ae
%0Ahttps://scholar.google.co.id/scholar?hl=en&q=APLIKASI+PENGENA>
Rifqi, Faridha, ‘THE EFFECTIVENESS OF TRADITIONAL TRADITIONAL GAMES
THROUGH GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE STUDENT
PROSOCIAL BEHAVIOR IN CLASS VIII AT SMPN 1 BANJARMASIN’, JURNAL
44

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, 4.2 (2021), 62–69


<https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/jpbk/index/1>
Rohman, Yusuf Abdul, Rahman Rahman, and Vismaia S. Damayanti, ‘Analisis Kesulitan
Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas Satu Di Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 6.3
(2022), 5388–96 <https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2946>
SUJIONO, YULIANI NURANI, ‘Strategi Pendidikan Peserta didik Usia Dini’, 2013, 96–100
<https://news.ddtc.co.id/strategi-pendidikan-pajak-untuk-peserta didik-usia-dini-11555>
Sunu, Bagas Probo, ‘Pengembangan Media Kartu Bergambar Berbasis Audio-Visual Pada
Muatan Ips Di Kelas Iv Sd Negeri Sekaran 2’, Jurnal Pendidikan Peneliti Sekolah
Dasar, 2019 <http://lib.unnes.ac.id/33398/1/1401414228_Optimized.pdf>
Syam, Nurbaeti, ‘Perananmedia Alphabet Book Dalam Meningkatkan Kemampuanmengenal
Huruf Bagi Peserta didik Usia Dini’, 2020
Trisniawati, ‘Mengungkapkan Bahwa Permainan Adalah Berbagai Kegiatan Yang
Sebenarnya Dirancang Dengan Maksud Agar Peserta didik Dapat Meningkatkan
Beberapa Kemampuan Tertentu Berdasarkan Pengalaman Belajar. Permainan Adalah
Alat Bagi Peserta didik Untuk Menjelajahi Dunianya Dari Yang Ti’, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014, 117
Wiedarti, Pangesti, Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, 2nd edn (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat:, 2018)

Anda mungkin juga menyukai