PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan, mutu SDM menuju era globalisasi dapat dijalani dengan baik. Oleh
karena itu pendidikan tidak bisa diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki
era persaingan yang begitu ketat, tajam dan berat pada peradaban yang modern
ini.
2
Made Pidarta, “Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia), Jakarta (Penerbit: PT Rineka Cipta), hal. 1
3
Tim Penyusun, “Undang-undang Guru dan Dosen (UU R8 No. 14 Th. 2005)”, (Penerbit:
Sinar Grafika), hal.50
1
2
diwajibkan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu serta mencintai ilmu supaya
dalam hidupnya itu tidak merugi. Karena didalam setiap sendi kehidupan,
Indonesia.
Objek pendidikan ada dua macam, yaitu objek materi dan objek formal.
Objek materi adalah materinya atau bendanya yang dikenai pendidikan yaitu para
siswa dan warga belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan objek formal adalah
apa yang dibentuk (to form) oleh pendidikan. Objek formal pendidikan ialah
manusia sehari-hari.5
menjadi sopan, taat, jujur, hormat, setia, sosial dan sebagainya. Mendidik adalah
upaya menciptakan situasi yang membuat siswa mau dan dapat belajar atas
4
Rosyid Nur Eka, “Ilmu pengetahuan Umum: kumpulan hadist mengenai pendidikan”,
dalam https://www.google.com/search.htm, diakses 23 November 2016, Pukul.10:19 PM
5
Made Pidarta, “Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia), Jakarta (Penerbit: PT Rineka Cipta), hal. 7
3
harus memiliki ilmu dan ilmu bisa didapatkan dari proses pendidikan. Karena
kehidupan di dunia maupun di akhirat itu membutuhkan ilmu, baik ilmu agama
Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh guru matematika adalah
rendahnya prestasi belajar siswa. Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar
paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih
bagi siswa yang berkesulitan belajar.8 Dari hasil observasi menunjukkan bahwa
siswa kelas VII kurang aktif dalam pembelajaran matematika karena siswa hanya
sehingga siswa merasa bosan. Hal tersebut membuat siswa merasa tertekan dan
6
Made Pidarta, “Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia), Jakarta (Penerbit: PT Rineka Cipta), hal. 11
7
Rosyid Nur Eka, “Ilmu pengetahuan Umum: kumpulan hadist mengenai pendidikan”,
dalam https://www.google.com/search.htm, diakses 23 November 2016, Pukul.10:19 PM
8
Nurdalilah,“Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika Dan Pemecahan Masalah
Pada Pembelajaran Masalah Dan Pembelajaran Konvensional Di SMA Negeri 1 Kualuh
Selatan”, Jurnal Pendidikan, Universitas Negeri Medan Berbasis (UNIMED), hal. 110
4
tidak senang ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga minat belajar siswa
terhadap matematika rendah serta prestasi belajar mereka juga menjadi rendah.
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang
Oleh karena itu, pengalaman belajar yang diperoleh siswa diupayakan sesuai
dengan minat dan kemampuan siswa. Dalam konteks ini, penggunaan metode
yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.10
Berkaca dari pendapat Nisbet bahwa tidak ada cara mengajar yang paling
benar sebagaimana tidak ada pula cara belajar yang paling baik, maka tentulah
dari sekian banyak metode pengajaran, para guru dan praktisi pendidikan telah
mencoba memilih salah satu atau paduan dari metode-metode tersebut untuk
matematika yang masih dirasakan sulit sehingga perlu “dicairkan”, dunia siswa
sekoah dasar dan menengah adalah dunia yang masih kental dengan nuansa
9
Nurdalilah,“Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika Dan Pemecahan Masalah
Pada Pembelajaran Masalah Dan Pembelajaran Konvensional Di SMA Negeri 1 Kualuh
Selatan”, Jurnal Pendidikan, Universitas Negeri Medan Berbasis (UNIMED), hal. 110
10
Sekar Purbarini Kawuryan, Jurnal “Implementasi Metode Permainan Dalam
Pembeljaran IPS Di Sekolah Dasar”, PGSD FIP UNY, hal. 1
5
bermain.11 Oleh karena itu peneliti memilih metode pembelajaran untuk kelas VII
konsep tertentu. Melalui metode ini, siswa melakukan kegiatan (permainan) dalam
konsep, nilai, moral dan norma yang dapat dicapai ketika siswa secara langsung
bekerja dan melakukan interaksi satu sama lain dan pemecahan masalah dilakukan
melalui peragaan.12
membentuk kelompok belajar menjadi 3-4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari
ini, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam memecahkan sebuah masalah atau tugas
dari guru dengan teman satu kelompoknya. Guru hanya akan mendampingi dan
tekanan mental dan fisik baik pada diri pendidik maupun peserta didik sehingga
pelaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam kondisi fun, pikiran jernih, tidak
kedisiplinan, kejujuran serta berbagai sifat terpuji lainnya agar dapat mencapai
Dengan metode permainan, siswa kelas VII akan lebih dekat dengan dunia
mereka yaitu dunia bermain. Karena usia siswa kelas VII masih suka permainan
(games) dan mereka akan lebih tertarik serta penasaran dengan apa yang sedang
permainan siswa akan lebih berperan dalam proses pembelajaran dan rasa bosan
serta tidak senang dengan mata pelajaran matematika akan hilang. Karena metode
permainan ada beberapa jenis, maka dalam penelitian ini peneliti memilih jenis
13
Mulyono, “Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global”,
Malang (UIN Maliki Press: 2012), hal : 185
14
Departemen Kementrian Agama RI, “Al-Qur’an dan Terjemahannya Sirah Fathimah”,
Jakarta, (PT: Insan Media Pustaka, 2012), hal.507
15
Mashudi, Asrop Safi’i dan Agus Purwodadi, “Desain Model Pembelajaran Inovatif
Berbasis Konstruktivisme”, Tulungagung (STAIN Tulunagung Press: 2013), hal. 13
7
yaitu:16
diminta mengukur panjang dan lebar papan tulis kemudian siswa menentukan
diminta untuk menentukan panjang sebuah papan tulis yang sudah diketahui
penjelasan baru.
satuan berat, siswa sudah pernah mendengar dan mengetahui beberapa satuan
materi tentang satuan berat tersebut, siswa akan mengaitkannya dengan apa
Mashudi, Asrop Safi’i dan Agus Purwodadi, “Desain Model Pembelajaran Inovatif
16
adalah Bangun Datar kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar. Peneliti memilih
materi ini karena peneliti menyesuaikan materi yang ada pada semester genap
pada kurikulum 2013 di MTsN Mojorejo Wates Blitar. Dan memilih di MTsN
metode konvensional dan di madrasah ini juga telah memberikan izin untuk
Matematika Siswa Materi Bangun Datar Kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar
Tahun 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
17
Departemen Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya Sirah Fathimah,
Jakarta, (PT: Insan Media Pustaka, 2012), hal.272
9
berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar siswa, hal ini sangat dipengaruhi
dalam aspek komunikasi matematika baik secara lisan maupun tulisan masih
rendah
masih lemah
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian bisa lebih fokus dan mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal, serta penelitian bisa terarah, maka peneliti memberi batasan. Adapun
penelitian yang dilakukan hanya pada siswa kelas VII MTsN Mojorejo Wates
bangun datar kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar Tahun 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
10
datar kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar tahun ajaran 2016/2017?
datar kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar tahun ajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
datar kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar tahun ajaran 2016/2017
datar kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar tahun ajaran 2016/2017
F. Manfaat Penelitian
11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai
1. Teoritik
2. Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk dijadikan sebagai
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan
pertimbangan untuk memilih metode, media dan strategi pembelajaran yang lebih
efektif, untuk mengantarkan para siswa agar lebih memahami, menghayati dan
matematika.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan
dapat maksimal secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan sebagai bekal
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan
perkembangan zaman.
G. Penegasan Istilah
konsep yang termuat dalam tema skripsi ini beserta konstruk yang diteliti, maka
penulis merasa perlu mengemukakan pengertian istilah yang menjadi kunci dari
1. Penegasan Konseptual
pengalamannya.20
18
Tim Penyusun, “Kamus Bahasa Indonesia Kamus Pusat Bahasa”, 2008, Jakarta: Pusat
Bahasa, hal. 376
19
Maulana, “Pemebelaran Matematika Sebagai Aktivitas yang Banyak Permainan dan
Penuh Kesenangan”, Jurnal, PGSD UPI Kampus Sumedang.
20
Mulyono, “Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global”,
Malang, UIN MALIKI: 2012, hal. 128
13
apakah siswa sudah menguasai materi yang disampaikan atau belum.21 Jadi
pelajaran matematika.
2. Penegasan Operasional
matematika pada siswa kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar adalah kesesuaian
menggunakan metode permainan flash card dan share your information guru
harus menyesuaikan materi dan waktu supaya proses pembelajaran sesuai dengan
diberi soal post test. Dari soal post test tersebut, maka prestasi belajar setiap siswa
akan diketahui.
Ghullam Hamdu, Jurnal “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA di
21
peneliti membagi dalam beberapa bab dan sub bab sebagai berikut.
Bagian awal, terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman
kajian penelitian terdahulu, materi geometri bangun datar, kerangka berfikir, dan
hipotesis penelitian.
waktu dan tempat penelitian, populasi, sampling dan sampel penelitian, sumber
data dan variabel penelitian, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian
Bagian komplemen, pada bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
BAB II
1. Pengertian Pembelajaran
Smith, R.M. dalam buku Anisa Basleman dan Syamsu Mappa berpendapat
bahwa pembelajaran tidak dapat didefinisikan dengan tepat karena istilah tersebut
menunjukkan:22
sesuatu
masalah
turut serta dalam tingkah laku tertentu di dalam kondisi-kondisi khusus atau
Anisa Basleman, Syamsu Mappa, “ Teori Belajar Orang Dewasa”, Bandung, (PT.
22
khusus pendidikan.23
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai
peserta didik.24
2. Pengertian Matematika
bidang studi eksak yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan siswa sebagai
pembelajar, yang dilakukan dalam sebuah pendidikan secara formal maupun non
formal.
kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran dan membuat
dalam kerangka proses belajar mengajar, baik secara individu maupun kelompok.
konsep, nilai, moral, dan norma yang dapat dicapai ketika siswa secara langsung
bekerja dan melakukan interaksi satu sama lain dan pemecahan masalah dilakukan
melalui peragaan.27
yaitu:28
mau tidak mau kerja sama antar anggota kelompok dalam belajar secara tidak
siswa akan merasa senang dan rasa bosan dalam pembelajaran bisa diatasi.
Sifa Siti Mukrimah, “53 Belajar Dan Pembelajaran Plus Aplikasinya”, Bandung
26
4) Memfokuskan ulang perhatian, dengan bermain siswa akan lebih tertarik dan
permasalahna yang ada. Karena dalam bermain ada peraturan yang harus
matematika yang disajikan dalam bentuk konkret akan dapat dipahami dengan
baik. Ini mengandung arti bahwa benda-benda dalam bentuk kegiatan permainan
matematika.30
29
Maulana, Jurnal “Pemebelaran Matematika Sebagai Aktivitas yang Banyak Permainan
dan Penuh Kesenangan”, PGSD UPI Kampus Sumedang.
30
Ibid, hal. …
19
Bahan Flash Card adalah kartu flash dengan pertanyaan, masalah gambar,
4. Pilih dan bagikan flash card yang sudah tersedia sesuai dengan mata pelajaran
5. Anda bisa gunakan timer atau memilih siapa yang tercepat diantara kelompok
8. Jika waktu sudah habis tanpa kelompok tesebut bisa menjawab maka
9. Poin terbanyak diberikan pada kelompok yang selalu bisa menjawab dengan
cepat
31
Sifa Siti Mukrimah, “53 Belajar Dan Pembelajaran Plus Aplikasinya”, Bandung
(Universitas Pendidikan Indonesia:2014), hal.147-185
20
menyenangkan bagi peserta didik dan pengajar yang melibatkan semua orang
Kelebihan:
interaksi sosial
Kekurangan:
2. Jika peserta didik ada yang salah maka materi/informasi akan tidak sesuai
Langkah-langkah
masing kelompok
permainan ada peraturan yang harus diikuti. Karena, permainan merupakan hal
yang sudah mereka lakukan dan kenal sejak kanak-kanak. Di dalam akhir
permainan pasti ada pemenang, dan jika mereka mampu memahami atau
pemenang terus-menerus.32
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
approach).34
(bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak bisa
34
Mashudi, Asrop Safi’i, dan Agus Purwowidodo, “Desain Model Pembelajaran Inovatif
Berbasis Konstruktivisme”, Tulungagung (STAIN Tulungagung Press: 2013), hal.6
35
Ibid, hal.15-16
23
ditransfer dari guru kepada orang lain karena setiap orang memiliki skema sendiri
manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk
lain.38
sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Yaitu dalam proses pembelajaran guru
approach).
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional), Jogjakarta (Ar-Ruzz Media,
2013),hal.107
37
Indah Komsiyah, “Belajar dan Pembelajaran”, Yogyakarta (Teras, 2012), hal. 42
38
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, “Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional), Jogjakarta (Ar-Ruzz Media,
2013),hal.108
24
bahwa dalam sebuah pembelajaran siswa ditekankan untuk menjadi, kritis dan
39
Mashudi, Asrop Safi’i, dan Agus Purwowidodo, “Desain Model Pembelajaran Inovatif
Berbasis Konstruktivisme”, Tulungagung (STAIN Tulungagung Press: 2013), hal.22-23
40
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, “Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional), Jogjakarta (Ar-Ruzz Media,
2013), hal.108
41
Ibid, hal.109
25
bangun datar yang ada disekitarnya. Dengan demikian, siswa akan berperan
siswa menyampaikan setiap idenya maka siswa yang lain akan menyimpulkan
antara idenya sendiri dengan ide yang disampaikan siswa lain. Misalnya,
mencari dan menggali materi yang dibahas dengan kegiatan mencari dan
dalam mencari dan menggali informasi yang sedang dibahas dengan cara
Hal yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya memberikan
sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan
dengan baik. Tekanan yang ada pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin
atau pun guru yang mengajar. Fungsi mediator dapat dijadikan dalam beberapa
jawab dalam membantu rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu, jelas
dan pengalaman yang paling mendukung proses belajar siswa. Guru harus
murid itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru
4) Refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan- gagasan yang bersifat
miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elicitas direfleksi dengan
45
Mashudi, Asrop Safi’i, dan Agus Purwowidodo, “Desain Model Pembelajaran Inovatif
Berbasis Konstruktivisme”, Tulungagung (STAIN Tulungagung Press: 2013), hal. 24-26
28
diselidiki dalam praktikum. (b) konflik kognitif dan diskusi kelas. Siswa akan
telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada aal
pembelajaran
dan murid bukanlah yang belum tahu dan karena itu haarus diberi tahu. Dalam
sedangkan guru membantu agar pencarian itu berjalan dengan baik. Dalam banyak
hal guru dan murid bersama-sam membangun pengetahuan. Dalam artian inilah
hubungan guru dan murid lebih sebagai mitra yang bersama-sam membangun
pengetahuan.46
lain:47
a. Kelebihan
situasi.
diperoleh dari interaksi dengan teman dan guru dalam membina pengetahuan
baru.
b. Kekurangan
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Sukmadimata dalam
Jurnal Sayuti menyatakan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar merupakan
30
realisasi atau pemekaran dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki.48
belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik
menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan
puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini prestasi belajar hanya
bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.49
Menurut Purwanto pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh
adalah suatu bentuk nilai dari usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran
sebagai bukti dari siswa apakah sudah paham atau belum tentang materi pelajaran
yang disampaikan. Jika prestasi belajar siswa diatas rata-rata maka dapat
sebaliknya jika prestasi belajar siswa masih rendah maka siswa belum paham
2 kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Factor internal adalah factor-
48
Suyati, “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
Operasi Hitung Perkalian dengan Metode Berrmain Kartu”, Ngawi (Jurnal Paradigma: 2015)
49
Eva Nauli Thaib,“Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional”,
Jurnal Pendidikan, Banda Aceh (IAIN Ar-Raniry:2013), hal. 387
50
Ghullam Hamdu,“Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan,Tasikmalaya (Universitas Pendidikan Indonesia: 2011), hal. 83
31
faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar
Menurut Sumadi Suryabrata dan Shertzer dan Stone dalam Winkle, secara
1. Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu memperhatikan dan
pola tidur, untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu juga
b.) Pancaindra
dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara pancaindra itu
yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal
ini penting, karena sebagian besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia
51
Suyati, “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
Operasi Hitung Perkalian dengan Metode Berrmain Kartu”, Ngawi (Jurnal Paradigma: 2015)
52
Eva Nauli Thaib,“Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional”,
Jurnal Pendidikan, Banda Aceh (IAIN Ar-Raniry:2013), hal. 388-390
32
anak yang memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat
2. Faktor Psikologis
a.) Intelegensi
yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Menurut Binet,
mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.
b.) Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat merupakan faktor
tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap siswa yang positif terhadap mata
pelajaran di sekolah merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
c.) Motivasi
53
Eva Nauli Thaib,“Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional”,
Jurnal Pendidikan, Banda Aceh (IAIN Ar-Raniry:2013), hal.390-392
33
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan
sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik dari para penggunanya
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut
untuk menumbuhkan minat dan peran serta sisa dalam kegiatan pembelajaran.
34
Segi empat
Secara umum, ada enam macam bangun datar segi empat, yaitu:
a. Persegi panjang
D C
A B
Gambar 2.1
i. ´ , BC
Sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah AB ´ , CD
´ , dan AD
´ dengan dua
´ DC
pasang sisi sejajarnya sama panjang, yaitu AB= ´ dan BC=
´ AD
´
Jadi, persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua
i. Sisi-sisi yang berhadapan dari semua persegi panjang adalah sama panjang
dan sejajar
Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, “Matematika Konsep Dan Aplikasinya”, Jakarta (CV.
54
ii. Diagonal-diagonal dari persegi panjang adalah sama panjang dan saling
iii. Setiap sudut persegi panjang adalah sama besar dan merupakan sudut siku-
siku ( 90 ° )
N 5 M
cm
3
c
K L m
Gambar 2.2
Keliling KLMN=KL+ LM + MN + NK
¿ ( 5+3+5+3 ) cm=16 cm
panjang KLMN. Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-
sisinya.
¿ ( 5 ×3 ) cm=15 cm
Jadi luas persegi panjang dengan panjang (p) dan lebar (l) adalah: L= p ×l=pl
b. Persegi
1) Pengertian persegi
D C
A B
Gambar 2.3
Jika kalian mengamati gambar persegi ABCD di atas, maka kalian akan
mengetahui bahwa:
Jadi, persegi adalah segi empat yang memiliki empat sisi dama panjang
2) Sifat-sifat persegi
sudut siku-siku.
N 4 M
cm
4
cm
K L
Gambar 2.4
KL=4 satuan
Keliling KLMN=KL+ LM + MN + NK
¿ ( 4 +4 +4 +4 ) cm=16 cm
Jadi, secara umum keliling persegi dengan panjang sisi adalah K=4 s
¿ ( 4 ×4 ) cm=16 cm
c. Jajargenjang
1) Pengertian jajargenjang
38
D C
A B
Gambar 2.5
Jajargenjang adalah bangun segi empat yang dibentuk dari sebuah segitiga
dan bayangannya yang diputar setengah putaran (180 °) pada titik tengah salah
satu sisinya
2) Sifat-sifat jajargenjang
i. Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama panjang dan sejajar
iii. Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap jajargenjang
adalah 180 °
iv. Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua sama
panjang
N M
K L
Gambar 2.6
¿ KL+ LM + KL+ LM
¿ 2( KL+ LM )
39
Luas jajargenjang yang mempunyai alas a dan tinggi t, luasnya (L) adalah:
L=alas × tinggi=a ×t
Catatan!
d. Belah Ketupat
A
Gambar 2.7
Belah ketupat merupakan bangun segi empat yang dibentuk dari gabungan
iii. Kedua diagonal belah ketupat saling membagi dua sama panjang dan saling
iv. Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi
A O C
B
Gambar 2.8
Jika belah ketupat mempunyai panjang sisi s maka keliling belah ketupat adalah:
K= AB+ BC +CD + DA
K=s+ s +s +s=4 s
1 1
¿ × AC ×OB + × AC ×OD
2 2
1
¿ × AC × ( OB +OD )
2
1
¿ × AC × BD
2
1
¿ ×diagonal × diagonal
2
1
dengan diagonal-diagonalnya d1 dan d2 adalah: L=¿ × d 1 × d2
2
41
e. Layang-layang
1) Pengertian layang-layang
A O C
B
Gambar 2.9
Layang-layang adalah segi empat yang dibentuk dari gabungan dua buah
2) Sifat-sifat layang-layang
iv. Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya menjadi dua
bagian sama panjang dan kedua diagonal itu saling tegak lurus
A O C
B
Gambar 2.10
¿ x+ x+ y + y
¿ 2 x+2 y
¿ 2 ( x+ y )
Luas layang-layang :
1 1
¿ × AC ×OB + × AC ×OD
2 2
1
¿ × AC × ( OB +OD )
2
1
¿ × AC × BD
2
1
¿ ×diagonal × diagonal
2
f. Trapesium
43
1) Pengertian trapesium
D C
A B
Gambar 2.11
Jenis-jenis trapesium:
i. Trapesium sembarang
D C
B
Gambar 2.12
panjang.
D C
A B
Gambar 2.13
D
C
A B
Gambar 2.14
merupakan sudut siku-siku 90 °. Pada gambar di atas, selain AB/¿ DC, juga
2) Sifat-sifat trapesium
45
i. Jumlah sudut yang berdekatan di antara sisi sejajar pada trapesium adalah
180 °.
alasnya sama besar dan dapat menempati bingkainya dengan dua cara
F A D
t t
B E C
Gambar 2.15
menurut diagonal BD, sehingga tampak bahwa trapesium ABCD dibentuk dari
tinggi t (DE).
Dapat diambil kesimpulan bahwa: Luas trapesium = 1/2. jumlah sisi sejajar. tinggi
46
Dimana dalam sub-bab ini akan diberikan penjelasan terkait perbedaan dan
terdahulu yaitu:
Nuraida pada tahun 2011 dengan simpulan penelitiannya yaitu diperoleh t hitung =
2,567, untuk taraf signifikan 5% t tabel = 2,00. Dengan db = 60-2 = 58. Dari data
tersebut diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,567 > 2,00, ini menunjukkan bahwa
taraf 5%, yang berarti bahwa dengan metode permainan kuis hasil belajar
matematika pada materi bangun datar segiempat lebih baik daripada yang
Shanti pada tahun 2016. Berdasarkan hasil tes individual pada sebelum penelitian,
siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, mulai dari tingkat
dakon tingkat keberhasilan yang tercapai peserta didik pada siklus I meningkat
menjadi 80%, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 97,18%. Hal ini
terkecil dan faktor persekutuan terbesar pada mata pelajaran matematika dan
Nama
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaaan
Peneliti
1. Tanti Hasil penelitian 1. Mengguna- 1. Pokok
Nuraida dengan metode kan metode penelitian
permainan yang permainan pada pengaruh
dilakukan oleh 2. Jenjang metode
Tanti Nuraida pendidikan permainan
menunjukkan SMP kuis
bahwa dengan 3. Sampel kelas 2. Tempat
metode VII penelitian di
permainan kuis 4. Teknik MTs
hasil belajar sampling Assyafi’iyah
matematika cluster Gondang
materi random Tulungagung
segiempat siswa sampling
kelas VII lebih 5. Materi bangun
baik daripada datar
menggunakan segiempat
metode 6. Penentu
konvensiona pencapaian
kemampuan
siswanya
adalah hasil
belajar atau
prestasi
belajar siswa
7. Jenis
penelitian
eksperimen
dan
pendekatan
penelitian
kuantitatif
2. Fransisca Dari hasil 1. Mengggunaka 1. Pokok
Dwi penelitian yang n metode penelitian
Shanti dilakukan oleh permainan pada
Fransisca Dwi 2. Pendekatan peningkatkan
Shanti dengan kuantitatif hasil belajar
menggunakan Matematika
education 2. Tempat
games berbasis penlitian di
alat peraga SD Islam An-
dakon pada Nashr
materi KPK dab Kauman
48
Nama
No Hasil penelitian Persamaan Perbedaaan
Peneliti
FPB kelas II SD Tulungagung
menyimpulkan 3. Materi KPK
bahwa terjadi dan FPB
peningkatan 80 4. Jenis
% pada siklus I penelitian
dan 97,18% PTK
pada siklus II. 5. Sampel siswa
kelas II
G. Kerangka Berpikir
siswa. Dimana kegiatan ini memiliki sebuah tujuan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus memilih
metode yang efektif. Selain itu dalam pemilihan metode pembelajaran, seorang
pendidikannya. Misalnya untuk siswa MTs/ SMP kelas VII, siswa kelas VII masih
terbawa dengan kondisi karakter anak SD/ MI. Mereka masih suka bermain,
akan merasa senang dan tidak jenuh dalam memecahkan permasalahan baik
Karena dalam hal ini, secara tidak sadar mereka sudah sering melakukannya
adalah “Sahre Your Information” yaitu sebuah metode permainan yang bertujuan
49
menyenangkan bagi peserta didik dan pengajar yang melibatkan semua orang di
yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Bahkan dapat
berikut:
Guru mengajar dengan metode konvensional sehingga prestasi belajar matematika siswa masih rendah
keaktifan
kuti pembelajaran
siswa dalam
matematika.
pembelajaran,
Karena
ditandai
siswa dengan
hanya didrill
siswadengan
hanya mendengarkan
soal-soal, sehingga
penjelasan
pembelajarannya
dari guru sehingga
kurang menyenangkan
peran utama didalam
dan ter
an dengan pendekatan konstruktivisme terhadap prestasi belajar matematika siswa materi bangun datar kelas VII MTsN Mojorejo Wa
50
Gambar 2.16
H. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
terkendalikan.55
subyek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2016/
2017.
1. Tahap Perencanaan
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Wates Blitar.
55
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”, Bandung (Alfabet:
2014), hal. 72
53
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan
penelitian.
1. Populasi
generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.56 Pada penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VII
2. Sampling
Mojorejo Wates Blitar, untuk itu random tidak dilakukan langsung pada semua
3. Sampel
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu. Populasi itu misalnya
sebagainya.58
56
Margono, “Metodologi Penelitian Pendidikan”, Jakarta ( PT Rineka Cipta: 2004),
hal.27
57
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”, Bandung (Alfabet:
2014), hal. 215
58
Ibid, hal.27
54
Adapun sampel yang dipilih adalah kelas VII MTsN Mojorejo Wates
Blitar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan cara memilih satu
kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.
Sehingga semua kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar dipilih secara acak. Satu
kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.
a. Sumber data
Sumber data adalah subyek darimana data diperoleh. 59 Dalam hal ini
a) Sumber data primer yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan
peneliti. Responden dalam peneliti ini adalah siswa-siswi MTsN Mojorejo Wates
Blitar.
b) Sumber data sekunder (penunjang) yaitu sumber data yang tidak langsung.
Dalam hal ini yang menjadi sumber data sekunder adalah guru matematika,
kepala sekolah, beserta staf dan dokumentasi di MTsN Mojorejo Wates Blitar
b. Variabel
a) Variabel Bebas
Metode pembelajaran
59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta (PT. Rineka
Cipta: 2010) , hal. 129
60
Hamzah B. Uno, “Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif”, Jakarta, (PT Bumi Akasara: 2012), hal. 2
55
b) Variabel terikat
dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang
akademik di sekolah. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dinilai adalah
mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada 2
yaitu:
a. Observasi
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Teknik ini digunakan
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.61 Adapun penelitian ini
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”, Bandung (Alfabet:
61
pembelajaran disemester dua, dan jumlah populasi pada kelas VII di MTsN
b. Dokumentasi
mendapat perhatian bagi para peneliti. Informasi dari sumber dokumen sekolah
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu dokumen resmi dan catatan pribadi. 62
MTsN Mojorejo Wates Blitar, sarana dan prasarana MTsN Mojorejo Wates dan
c. Tes
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
Tes dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis dengan bentuk uraian
sedangkan 2 soal dalam bentuk soal cerita. Adapun soal post test tersebut dapat
dilihat pada lampiran 1. Sedangkan untuk kunci jawaban post-test dapt dilihat
62
Sukardi, “Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas”, Jakarta (Penerbit: PT Bumi
Aksara, 2012), hal. 47
63
Sukandarrumidi, “Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula”,
Yogyakarta (Penerbit: Gajah Mada University Press, 2012), hal.100
64
Margono, “Metodologi Penelitian Pendidikan”, Jakarta (PT RINEKA CIPTA),
hal. 170
57
pada lampiran 2. Dari ke lima soal tesebut tiap soal benar diberi skor 20 dan salah
diberi skor 0. Pedoman pensekoran soal post-test dapat dilihat pada lampiran 3.
a. Instrumen Penelitian
kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Berupa tes uraian yang
berjumlah 5 soal uraian. Tes yang digunakan berupa soal post test.
b. Analisis Instrumen
Sebelum tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka
soal tes perlu divalidasi. Untuk mengetahui validitas dari instrumen tersebut,
peneliti menggunakan uji validasi isi. Validasi diberikan kepada tiga orang ahli
yaitu validasi dari dua dosen matematika IAIN Tulungagung dan satu validasi dari
guru mata pelajaran matematika di MTsN Mojorejo Wates Blitar, hal ini
dilakukan untuk meminta pertimbangan ahli terhadap soal tes yang akan diberikan
indikator
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan uji t. Uji
t hanya digunakan untuk populasi ini (populasi yang menjadi subjek penelitian)
yang harus dipenuhi, yaitu uji homogenitas dan uji normalitas sampel. Berikut
a. Uji homogenitas
karena suatu varian dapat dibandingkan secara adil apabila harga-harga varian
manual adalah:67
65
Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”, Bandung (Alfabet:
2014), hal. 147
66
Tulus Winarsunu, “Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan”, Malang
(UMM Press: 2006), hal.99
67
Ibid, hal.100
59
Var . Tertinggi
F max=
Var .Terendah
2
2 ∑ X 2 −( ∑ X ) / N
Varian ( SD )=
( N −1 )
Pada uji homogenitas, harga F yang diharapkan adalah harga F yang tidak
signifikan, yaitu harga F empirik yang lebih kecil daripada F teoritik yang
terdapat dalam table. Dapat diartikan bahwa makna harga F yang tidak signifikan
adalah menujukkan tidak adanya perbedaan yang juga bisa diartikan sama,
sejenis, tidak adanya perbedaan yang juga bisa diartikan sama, sejenis, tidak
maka bisa menggunakan program SPSS 16. Adapun kriteria ketentuannya sebagai
berikut:
1) Nilai Sig. atau signifikansi ¿ 0,05 maka data mempunyai varian yang tidak
homogen.
2) Nilai Sig. atu signifikansi ¿ 0,05 maka data mempunyai varian yang homogen.
b. Uji Normalitas
digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan Kertas Peluang dan
Chi Kuadrat. Pada penelitian ini digunakan Chi Kuadrat untuk menguji
normalitas data.
60
sebagai berikut:
2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas dengan rumus: Panjang
tabel
signifikan 5%.
Jika x2 hitung > x2 tabel, artinya distribusi data tidak normal dan
1) Nilai Sig. atau signifikansi ¿ 0,05 maka data mempunyai varian yang tidak
normal.
2) Nilai Sig. atau signifikansi ¿ 0,05 maka data mempunyai varian yang normal
c. Uji Hipotesis
penelitian yang diperoleh untuk mengetahui apakah hasil post test sesuia dengan
61
sampel.
x1 x2
t test
SD1 SD2 2
2
N 1 N 1
1 2
Keterangan:
berikut:
Jika sig ≤ 0,05 dan jika t hitung > t tabel maka H a diterima dan H 0 ditolak
Jika sig ¿ 0,05 dan jika t hitung < t tabel maka H a ditolak dan H 0 diterima
besarnya efek suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun
hubungan, yang bebas dari pengaruh besarnya sampel. Untuk menghitng effect
´ X
X́ t− c
d= ×100 %
S pooled
Dengan:
69
Lee A. Becker, “Effect Size” dalam http://web.uccs/lbecker/Psy590/es.htm, diakses
pada 23 November 2016
63
Dengan :
Berdasarkan nilai d yang diperoleh, maka akan diketahui besar effect size
pada Interpretasi nilai Cohen’s d yang disajikan dalam tabel 3.1 sebagai berikut.
0,1 54
0,0 50
BAB IV
A. Deskripsi Data
Waka Kurikulum MTsN Mojorejo. Sehingga, dalam penelitian ini memilih kelas
VII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Artinya
dalam penelitian ini kelas eksperimen yaitu kelas VII C pembelajarannya diberi
di kelas VII C siswa dijelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran dan materi
yang akan dibahas selama proses pembelajaran. Kemudian siswa diminta untuk
membentuk kelompok belajar, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Untuk kelas
VII C dengan jumlah siswa 35 siswa, maka satu kelas terdapat 6 kelompok
dengan metode permainan mengambil tiga kali pertemuan. Dua kali pertemuan
materi dan satu kali pertemuan untuk post test. Adapun permainan setiap
digunakan adalah Flash Card. Ketua kelompok diminta untuk memilih beberapa
kartu yang ada di dalam amplop. Di dalam amplop tersebut berisi permasalahan
dalam bentuk teka-teki tentang materi bangun datar segi empat. Lalu ketua
mencari jawaban dari teka-teki tersebut. Terlihat kerja sama yang baik dari setiap
kelompok dalam menyelesaikan dan mencari jawaban teka-teki yang ada di dalam
permasalahan yang ada. Dalam permainan ini, setiap kelompok yang tercepat
Share Your Information. Permainan ini dilakukan dalam kelompok belajar yang
67
sama. Dalam penelitian ini, siswa diberi materi tentang bangun datar segi empat
yang sudah tertulis dalam sebuah kartu. Lalu siswa diminta baris dengan satu
kelompoknya. Ketua kelompok memilih satu kartu dan diberi waktu 3-5 menit
untuk menghafal materi yang tertulis di dalam kartu tersebut. Kemudian ketua
Kemudian orang pertama membisikkan pada orang kedua dan seterusnya sampai
pada orang yang terakhir. Dan orang terakhir menuliskan informasi/materi yang
kelompok lain, sampai semua materi terkumpul. Terakhir evaluasi materi yang
sudah didapatkan dan ditulis. Kelompok yang mendapatkan materi lengkap dan
benar itulah kelompok pemenang. Terlihat sekali, kelas eksperimen ini sangat
aktif karena setiap kelompok merasa ingin menjadi pemenang atau yang terbaik.
Pada pertemuan ke tiga yaitu tanggal 16 Januari 2017, siswa diberi post
Data tersebut diperoleh melalui dua metode yaitu metode observasi, dokumentasi
dan metode tes. Dari beberapa metode tersebut akan diuraikan perolehan data
sebagai berikut.
1. Metode Observasi
terkait penggunaan metode yang ada di madrasah, jumlah populasi kelas VII serta
2. Metode Dokumentasi
MTsN Mojorejo Wates Blitar, sejarah singkat MTsN Mojorejo Wates Blitar, visi-
misi MTsN Mojorejo Wates Blitar, sarana dan prasarana MTsN Mojorejo Wates
Blitar, Site Plan MTsN Mojorejo Wates Blitar, daftar nama siswa kelas VII C dan
kelas VII D, nilai Ulangan Harian kelas VII C dan kelas VII D, dan dokumentasi
lampiran-lampiran.
lampiran 7
f. Daftar nama siswa kelas VII C dan kelas VII D, sebagaimana pada lampiran
g. Nilai Ulangan Harian kelas VII C dan kelas VII D, sebagaimana pada
lampiran 10
3. Metode Tes
belajar matematika siswa pada pokok bahasan geometri bangun datar segi empat
kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. Tes ini
Berkaitan dengan metode tes, dalam penelitian ini siswa diberi soal tes
berupa 5 soal uraian mengenai pokok bahasan geometri bangun datar segi empat
yang telah diuji tingkat validitas kepada para ahli yakni 2 unsur dosen matematika
B. Validitas Instrumen
dengan validitas isi maka bisa diketahui bahan yang diujikan relevan dengan
b. Kesesuaian antara soal dengan materi ataupun kompetensi dasar dan indikator
3) Siti Sholehah, S.Pd., selaku guru Matematika MTsN Mojorejo Wates Blitar
Ketiga validator tersebut menyatakan bahwa soal post test prestasi belajar
semua kriteria yang disyaratkan dalam validitas isi jika ditinjau dari segi materi,
konstruksi dan bahasa yang digunakan. Adapun validitas oleh ahli sebagaimana
Kemudian soal tes tersebut diberikan kepada sampel penelitian yaitu siswa
kelas VII C yang berjumlah 35 siswa dan siswa kelas VII D yang berjumlah 33
siswa. Sebelum soal post test diberikan, peneliti harus melakukan pembelajaran
terlebih dahulu pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dalam pembelajaran
C. Analisis Data
Dari data ini, kemudian dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis yang
diajukan. Sebelum uji hipotesis dilakukan, dalam penelitian ini dilakukan uji
1. Uji homogenitas
analisis data. Data yang dianalisis diperoleh dari nilai ulangan harian kelas VII C
dan VII D pada materi matematika sebelumnya. Sampel yang digunakan dalam
penelitian dikatakan layak apabila sampel berasal dari populasi yang homogen
Berikut ini disajikan data nilai ulangan harian siswa kelas VII C dan kelas
VII D sebagai data untuk analisis uji homogenitas sampel yaitu pada tabel 4.1
sebagai berikut.
71
dapat dilihat melalui nilai signifikan. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data
72
tersebut dikatakan homogen. Data output uji homogenitas disajikan pada tabel 4.2
berikut.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,874 hal
2. Uji Normalitas
statistik parametrik atau statistik nonparametrik. Uji normalitas pada penelitian ini
digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal
dari populasi berdistribusi normal. Adapun data yang digunakan adalah nilai post
test dari kelas VII C dan kelas VII D. Berikut disajikan nilai post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 4.3. untuk mengetahui uji normalitas
data.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh hasil uji normalitas kelas kontrol
uji normalitas dapat dilihat melalui nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi > 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal. Adapun data output uji normalitas
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh nilai hasil uji normalitas dengan
eksperimen dan 0,364 pada kelas kontrol, hal ini berarti bahwa nilai Asymp.Sign.
(2-tailed) > 0,05 sehingga data pada tabel 4.3 di atas berdistribusi normal pada
D. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan data nilai post test kelas VII C dan kelas VII
D.
Hasil nilai post test untuk uji statistik t-test pada kelas VII C disajikan
Tabel 4.5. Data Hasil Post Test Uji Statistik t-test Materi Geometri
Bangun Datar Kelas VII C
Σ X 1 2055
X́ 1 = = =58,71
N1 35
Σ x 12 2
SD12= −( X́ 1 )
N1
143325
¿ −( 58,71 )2
35
¿ 4095−3446,86
¿ 648,14
nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah X́ 1 =58,71 dan nilai varians kelas
Sedangkan hasil nilai post test untuk uji statistik t-test pada kelas VII D
Tabel 4.6. Data Hasil Post Test Uji Statistik t-test Materi Bangun
Datar Kelas VII D
Σ X 1 1570
X́ 1 = = =47,57
N1 33
Σ x 12 2
SD12= −( X́ 1 )
N1
85950
¿ −( 47,57 )2
33
¿ 2604,54−2262,9
¿ 341,63
78
nilai rata-rata pada kelas ekspeerimen X́ 2 =58,71 dan nilai varians kelas
eksperimen SD 22=648,14
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata dan nilai varians dari kelas
eksperimen dan kontrol di atas, maka nilai t-test prestasi belajar matematika siswa
X́ 1− X́ 2
t−test =
SD12 SD22
√[ ] [ ]
N 1−1
+
N 2−1
58,71−47,57
¿
648,14 341,63
√[ 35−1
+][
33−1 ]
11,14
¿
√19,06+10,67
11,14
¿
√29,73
11,14
¿
5,45
¿ 2,044
ada maka yang digunakan adalah db yang terdekat yaitu db = 60 untuk taraf
Kaidah keputusan:
Jika sig ≤ 0,05 dan jika t hitung > t tabel maka H a diterima dan H 0 ditolak
Jika sig ¿ 0,05 dan jika t hitung < t tabel maka H a ditolak dan H 0 diterima
Berdasarkan uji hipotesis di atas diperoleh t hitung > t tabel pada taraf
signifikansi 0,05 yaitu 2,044> 2,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan
Ajaran 2016/2017.
22036,42−10932,16
¿
√ 68
11104,26
¿
√ 68
¿ √ 163,29
¿ 12,77
´ X
X́ t− c
d= ×100 %
S pooled
58,71−47,57
¿ ×100 %
12,77
80
11,14
¿ ×100 %
12,77
¿ 0,87 ×100 %
¿ 0,87
nilai effect size sebesar 0,87. Hal ini berarti bahwa nilai 0,87 jika dilihat pada tabel
E. Pembahasan
Kelas VII
melibatkan semua siswa dan pengajar sehingga adanya sebuah interaksi sosial.
tersebut menjadi sarana bagi siswa untuk berkomunikasi baik antar anggota
kelompok dan guru. Dan juga ketika guru/ pengajar bertanya “apakah pengertian
dari segi empat?”, ada siswa yang dengan semangat mengacungkan tangannya
sambil berdiri untuk ditunjuk sebagai siswa yang menjawab pertanyaan tersebut.
Hal tersebut membuat suasana dalam pembelajaran tidak pasif dan tegang ketika
proses pembelajarannya.
81
Whatley, Gustone dan Gray mengatakan bahwa pengetahuan tidak diterima siswa
teki tentang segi empat pada permainan “flash card” setiap siswa bekerja sama
mendapatkan informasi atau materi yang didapatkan dari kelompok lain. Dan
menyenangkan. Semua siswa terlihat semangat, santai tapi serius dan tanggung
jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal tersebut dibuktikan ketika
semangat agar informasi yang disampaikan ketua kelompok itu cepat, tepat dan
benar.
70
Rully Charista Indra Prahmana, “ Permainan Tepuk Bergilir Yang berorientasi
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Konsep KPK Siswa Kelas VI A di SDN 21 Palembang”,
Jurnal, (UNSRI: 2010), Vol. 4, hal. 62
82
materi atau informasi yang didapatkan siswa lebih berkesan. 71 Dengan pendekatan
Sehingga rasa tertekan dan bosan dalam pembelajaran bisa berubah menjadi
Selain itu dengan metode permainan target penyampaian materi bisa lebih
dalam kegiatan perminan “flash card” dan permainan “share your information”.
dengan cara bekerja sama dengan satu kelompoknya. Sedangkan untuk metode
konvensional guru harus menjelaskan dari awal sampai akhir materi sehingga
Dari hasil uji t-test terdapat prestasi belajar diperoleh nilai t h itung sebesar
teoritik yang terdapat di dalam tabel nilai-nilai t. Nilai db sebesar 60 pada taraf
Jika sig ≤ 0,05 dan jika t h itung> t tabel maka H a diterima dan H 0 ditolak
71
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, “Belajar dan Pembelajaran (Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dan Pengembangan Nasional), Jogjakatra (Ar-Ruzz Media,
2013), hal. 109
83
Jika sig ¿ 0,05 dan jika t h itung< t tabel maka H a ditolak dan H 0 diterima
Jadi berdasarkan hasil uji beda ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
prestasi belajar siswa di MTsN Mojorejo Wates Blitar Tahun Ajaran 2016/2017.
pada tabel Cohen’s d menyatakan presentase efektivitas sebesar 79% hal tersebut
kelas VII MTsN Mojorejo Wates Blitar tahun ajaran 2016/2017 tergolong besar.
yaitu:72
mau tidak mau kerja sama antar anggota kelompok dalam belajar secara tidak
siswa akan merasa senang dan rasa bosan dalam pembelajaran bisa diatasi.
Iis Nur Fitria Lestari, “Pengaruh Metode Permainan Terhadap Motivasi Belajar
72
8) Memfokuskan ulang perhatian, dengan bermain siswa akan lebih tertarik dan
permasalahna yang ada. Karena dalam bermain ada peraturan yang harus
untuk memilih metode yang lebih inovatif khususnya pada penerapan metode
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari data hasil penelitian tentang efektivitas metode permainan dengan pendekatan
konstruktivisme terhadap prestasi belajar siswa pada materi bangun datar kelas
VII MTsN Mojorejo Wates Blitar Tahun Ajaran 2016/2017 maka dapat
konstruktivisme ini dilakukan pada kelas eksperimen yaitu kelas VII C. Pada
pembelajaran ini siswa terlihat lebih aktif di dalam kelas dan mereka merasa
senang, tidak merasa bosan ataupun takut dalam menyelesaikan tugas yang
matematika. Selain itu efektif juga terhadap durasi waktu dalam penyampaian
prestasi belajar matematika siswa juga lebih efektif. Hal ini ditunjukan
dalam tabel intepretasi nilai Cohen’s d 79% dan 79% tergolong memiliki
B. Saran
berikut:
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk dijadikan sebagai
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan yang dapat dijadikan
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010 . “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.
Jakarta (PT. Rineka Cipta)
Thaib, Eva Nauli. 2013 .“Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan
Emosional”. Jurnal Pendidikan. Banda Aceh .(IAIN Ar-Raniry)
Lestari, Iis Nur Fitria. 2015 . “Pengaruh Metode Permainan Terhadap Motivasi
Belajar Matematika Siswa Kelas II SDN Pebengan”. Yogyakarta. (UNY:
Skripsi)
Mukrimah, Sifa Siti. 2014 .“53 Belajar Dan Pembelajaran Plus Aplikasinya”.
Bandung. (Universitas Pendidikan Indonesia)
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. “Matematika Konsep Dan Aplikasinya”.
Jakarta (CV. Usaha Makmur)
Sugiono. 2014 .“Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”. Bandung
(Alfabet)
Tim Penyusun. 2005. Undang-undang Guru dan Dosen (UU R8 No. 14).
(Penerbit: Sinar Grafika)
90