Proposal
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Biologi
Oleh
RAMAJID HAFIZHASANDO
NPM : 1311060281
PENDAHULUAN
Pendidikan dibangun atas empat pilar terdiri dari belajar untuk mengetahui
menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar untuk kebersamaan (learning
1
Anonim, 2006. Pembelajaran. Learning with me, (Online), (http://www/IM2.
web.id/endyk/activities.htm. ANSTED by learning-with-me, diakses 25 februari 2017).
2
Undang- Undang, SIDIKNAS (UU RI NO. 20 Th. 2003) Dikbud KBRI, Tokyo
(Online), (www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pd ,diakses 27 februari 2017).
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupanya, untuk
yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.
Al-Mujadalah: 11).3
melapangkan dirinya dalam mengikuti suatu majelis maka Allah SWT akan
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahanya, Bandung, 2013,
hlm. 543
memberikan kelapangan kepada dirinya dan akan meninggikan beberapa
pengetahuan, sehingga menuntut ilmu itu diwajibkan oleh Allah SWT bagi
dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an pada surah Al-Alaq: 1-5 yang
berbunyi:
4
Ibid , hlm. 597
Nya berbagai rahasia, diserahkan-Nya berbagai kunci untuk pembuka
untuk membaca, Tuhan telah mentakdirkan pula bahwa dengan pena ilmu
pengetahuan dapat dicatat. Pena adalah beku dan kaku, tidak hidup, namun
yang dituliskan oleh pena itu adalah berbagai hal yang dapat difahamkan oleh
manusia.
peserta didik yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
5
Undang- Undang, SIDIKNAS (UU RI NO. 20 Th. 2003) Dikbud KBRI, Tokyo
(Online), (www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pd ,diakses 27 februari 2017)
6
BSNP. “Panduan penyusunan KTSP”. Jakarta: Depdiknas. (2013)
pendidikan biologi mampu melahirkan peserta didik yang kuat dan berhasil
pembelajaran diharapkan dapat berubah dari pola berpusat pada guru (teacher
centred) ke pola lebih berpusat pada siswa (student centred) dan berorientasi
Suastra maka dapat dikatakan bahwa pendidikan biologi memiliki peran yang
kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif, kritis,
merupakan bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi yang perlu dimiliki
7
Ibid. hal. 30
8
Woro Sumarni, Sudarmin, Sri Kadarwati “ Pembelajaran Berbasis Multimedia
Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kimia Dan Keterampila Berpikir Mahasiswa”J
urnal Ilmu Pendidikan, Jilid 19, No.1, (Juni 2013) h. 69-77
dalam hal ini berarti siswa dapat menerima, menyeleksi dan memproses
dengan baik informasi yang datang padanya. Hal tersebut juga diungkapkan
oleh Noer bahwa : “berpikir kritis merupakan sebuah proses yang bermuara
pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan
apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi
yang lebih utama mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada”.9
Sehingga keterampilan berpikir kritis sangat penting bagi peserta didik karena
dengan keterampilan ini peserta didik mampu bersikap rasional dan memilih
berpikir kritis bagi peserta didik perlu dilakukan agar mereka dapat
kehidupanya.
untuk mencari kebenaran, berpikir divergen (terbuka dan toleran terhadap ide-
ide baru), dapat menganalisis masalah dengan baik, berpikir secara sistematis,
penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir secara
9
Noer , Sri Hastuti “ Peningkatan Kemampuan Berfikir Kritis Matematis SMP
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah” ( seminar nasional metematika dan pendidikan
matematika FMIPA UNY,2009) h. 474
10
Anderson. “ Critical Thinking Across the Disciplines” ( Makalah pada Faculty
Development Seminar in New York City College of Technology , New York 2003).
mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam
terjadi interaksi yang baik dan efektif antara guru dan siswa dengan media
khususnya dalam proses belajar mengajar. Untuk mencapai hasil belajar yang
dan eksternal. Faktor internal salah satunya yaitu motivasi yang timbul baik
untuk mencapai hasil belajar yang optimal sehingga sesuai harapan, motivasi
belajar yang tinggi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dimiliki
karena dengan adanya motivasi belajar maka keterampilan berpikir kritis akan
11
Karunia Eka Lestari “ Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Koneksi dan Kemampuan Berpikir Kritis serta Motivasi Belajar Siswa SMP ”
Jurnal unsika, Vol. 2 No.1, (November 2014 ) h. 36
mudah tercapai sehingga diharapkan peserta didik dapat mencapai hasil
lingkungan belajar. Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran yang baik akan
baik, berpikir secara sistematis dan dapat berpikir secara mandiri khususnya
memungkinkan peserta didik untuk belajar hal tersebut merupakan titik awal
mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri peserta didik
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih lanjut dalam
antara guru dan peserta didik sehingga proses pembelajaran harus terjadi
12
Yuberti, mujib, netri wati. Teori belajar dan pembelajaran. Fakultas tarbiyah dan
keguruan 2012. h. 29.
secara sistematis dengan menggunakan beberapa hal pokok penting yakni
teori-teori dan sikap ilmiah yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas
yang dimilikinya.
untuk dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat,
tetapi media tersebut harus memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan oleh
berbagai bidang studi yang terkait. Penggunaan alat peraga dalam proses
13
Nuryani Y, Yusnani Achmad, Dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi Edisi
Revisi, (Bandung: Jica, 2003), h.36
konsep biologi yang terkait, sehingga peserta didik lebih mudah dalam
terfokus pada guru (teacher centered), belum berpusat pada siswa (student
guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran, siswa hanya
baik dalam motivasi belajar maupun keterampilan berfikir kritis (higher order
dialami siswa ketika melakukan proses pembelajaran antara lain: siswa tidak
rendah), siswa lebih cenderung pasif dan tidak bersemangat dalam kegiatan
berfikir kritis yang dimilikinya. Lebih lanjut dinyatakan oleh Rofi’udin bahwa
keterampilan berpikir kritis dan kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan
14
Sidharta, A. & Yamin, W.” Pengembangan Alat Peraga Sederhana Praktik (APP)
IPA Sederhana Untuk Guru SMP”. Bandung: P4TK IPA. (2013)
15
Rofi’uddin, A. 2000. Model Pendidikan Berpikir Kritis Kreatif untuk Siswa
Sekolah Dasar. Majalah Bahasa dan Seni 1 (28):72-94
Arifin menyatakan bahwa hasil yang nyata dalam pendidikan adalah
ilmu. Selanjutnya, untuk dapat mengikuti perubahan yang cepat saat ini siswa
tidak hanya perlu memiliki keterampilan proses, tetapi perlu memiliki self-
kritis peserta didik terhadap beberapa materi pokok biologi, terutama dalam
peserta didik juga belum dapat menjawab secara lancar pertanyaan yang
agar mereka bisa mengerjakan soal tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa
kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar peserta didik masih kurang.
16
Anak Agung Oka, “Pengaruh Penerapan Belajar Mandiri Pada Materi Ekosistem
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Sma
Di Kota Metro” Jurnal Biologi, Vol. 2 No.1, mengutip whitehead (2003)
peserta didik seperti halnya semangat dalam belajar pada peserta didik. Hal
ini juga berpengaruh dengan nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik
berikut adalah nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran Biologi :
Table 1
Daftar Nilai Rata-rata Biologi Semester Ganjil Siswa Kelas XI IPA SMAN 2
KOTABUMI Lampung Utara
peserta didik kelas XI IPA 1 yaitu 60 dan kelas XI IPA 2 memperoleh nilai
rata-rata 57. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
berpikir kritis dan motivasi belajar peserta didik masih kurang, hal tersebut
dilihat keterampilan berfikir kritis siswa pada saat proses belajar dilakukan.
Hal ini didukung juga dengan hasil angket motivasi belajar yang dibagikan
terdiri dari indikator sikap terhadap belajar sebesar 50%, indikator konsistensi
dalam belajar sebesar 62%, indikator kegigihan dalam belajar sebesar 60%
motivasi belajar peserta didik belum masuk kedalam kategori baik dikarnakan
berpikir dan motivasi peserta didik dalam belajar juga kurang. Pembelajaran
bermakna apabila dilihat dari segi keefektivan siswa yang tercermin melalui
soal yang dirancang berdasarkan taksonomi Bloom yang guru berikan kepada
peserta didik. Soal yang diberikan guru lebih banyak melatih kemampuan
langsung antara teori dan kenyataan, yang mendorong siswa untuk aktif dan
adalah (1) mudah dilaksanakan dan tidak banyak membutuhkan alat dan
awal siswa, (4) membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan (5)
khusus yang mengarahkan terjadinya interaksi antara siswa dan guru yang
tidak terdapat dalam demonstrasi biasa. Dengan metode ini, siswa diharapkan
17
Wisnu Budi Wijaya, dkk. Model Demonstrasi Interaktif Berbantuan Multimedia
(Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha).
18
Ibid, Hal.
didik dapat mudah untuk belajar dan proses pembelajaran akan dicapai secara
maksimal.19
alat peraga lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
media alat peraga terhadap keterampilan berfikir kritis dan motivasi belajar
B. Identifikasi Masalah
antara lain:
19
Afdal “Pengembangan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Biologi Di
Smk Kesehatan Samarinda (Keanekaragaman Hayati)” Jurnal pendas mahakam.vol. 1 (2).
(Desember 2016), Hal. 116 – 134. Mengutip Fathurahman, (2005: 37).
20
A. Widiyatmoko, “pengembangan perangkat pembelajaran ipa terpadu
berkarakter menggunakan pendekatan humanistik Berbantu alat peraga murah” Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 2 No.1,( januari, 2003)Hal. 76-82
1. Keterampilan berpikir kritis peserta didik rendah dalam pembelajaran
Lampung Utara.
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan ini tidak terlalu luas dan fokus untuk mencapai apa yang
penjelasan lebih lanjut dan strategi dan taktik. Peneliti membatasi tiga
belajar .
Kotabumi.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Utara.
F. Manfaat penelitian
1. Bagi Guru
kritis.
2. Bagi Sekolah
3. Bagi peneliti
mencapai apa yang diharapkan maka ruang lingkup pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
2017.
2016 / 2017.
H. Definisi Operasional
kelompok siswa.
tolak pembelajaran.21
2. Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam
alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat
keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif,
21
I Komang Wisnu Budi Wijaya, “ Model Demonstrasi Interaktif Berbantuan
Multimedia Dan Hasil Belajar Ipa Aspek Kimia Siswa Smp”. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, Jilid 45, Vol. 2 No.1 (April 2012) h. 88-98
kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan
pada penarikan kesimpulan tentang apa yang harus kita percayai dan
tindakan apa yang akan kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
proses ilmiah dan juga sikap ilmiah. Sebagai proses ilmiah diartikan semua
hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar
cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu pada umumnya berupa riset yang
kebudayaan atau suatu kelompok atau institusi sosial dengan tradisi nilai,
dan sekumpulan konsep dan bagan konsep Sebagai suatu proses, IPA
bagi kehidupan.22
teknologi.
hakikat IPA tidak hanya pada dimensi pengetahuan (keilmuan) tetapi juga
adanya sebuah kekuatan yang Mahadahsyat yang tidak dapat dibantah lagi
yaitu Allah SWT. Dengan dimensi ini, pada hakikatnya IPA mentautkan
22
Trianto, Model pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). h 86
23
Ibid, h, 33-39
Pada dasarnya, yang terjadi dalam proses pembelajaan biologi adalah
saja pembelajaran biologi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi ada
interaksi antara siswa, guru, dan objek biologi yang dipelajari. Setiap ilmu
yang mempelajari obyek dan persoalan gejala alam. Secara garis besar,
Belajar biologi adalah suatu kegiatan untuk mengungkap rahasia alam yang
Biologi sebagai cabang dari IPA merupakan ilmu yang lahir dan
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Jadi dapat dikatakan bahwa
melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun
24
Nana Sudjana, “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”, (Bandung : Sinar Baru,
1989), hlm.2
atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang
tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang
Selain sebagai proses dan produk, IPA biologi dijadikan sebagai suatu
kebudayaan atau suatu kelompok atau institusi sosial dengan tradisi nilai,
sains dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA biologi akan melahirkan teknologi
2. Model pembelajaran
25
Nuryani Y. Rustaman, Dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi Edisi Revisi,
(Bandung: Jica, 2003) h. 179
26
Trianto, Model pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010). h 86
Model berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan
pembelajaran,28 yaitu:
namun pemisahan antara satu model dengan model yang lain tidak
lebih penting dan lebih baik dari yang lain. Tidak satupun model
27
Endang Mulyatiningsih, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan, Alfabeta,
Bandung, 2013, h. 227-228.
28
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung, 2009, h. 146.
tunggal yang dapat merealisasikan berbagai jenis dan tingkatan tujuan
sehingga menjadi lebih serasi dalam mencapai hasil belajar siswa yang
lebih baik.29
sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya sehingga guru dapat
belajar mengajar.
29
Ibid.,h. 146
30
Abdul majid, “strategi pembelajaran” bandung : pt remaja rosdakarya 2015, h. 13
3. Model Pembelajaran Demonstrasi Interaktif
hal penting yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses
rupa agar mendapatkan dampak yang positif bagi peserta didik. Ada banyak
kejadian, aturan, dan urutan dengan menggunakan media atau alat peraga
sesuai materi yang disajikan. Menurut Cole & Chan, a demonstration was
hukum, teori, generalisasi, aturan, dan prinsip. Kedua, contoh yang digunakan
Interaktif yaitu:
siswa.
Fase Predict adalah fase saat guru menjelaskan tentang suatu kasus
31
Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, “Model Pembelajaran IPA” Jakarta: PT
Bumi Aksara, Hal 148. mengutip Cole & Chan “Teaching Principles And Practice”,
(Seadney: prentice Hall)
(hipotesis) terhadap pertanyaan deskriptif dan kausal yang diberikan. Pada
terhadap kasus yang diamati. Pada fase ini, siswa mengajukan pertanyaan,
(gagasan). Peran guru dalam fase ini adalah mengajak siswa merefleksikan
adalah :
2. menghindari verbalisme
kenyataan.32
eksperimen, grafik atau histogram suatu data, software komputer dan skema
dan basa ketika mempelajari konsep asam basa. Pemodelan dapat dilakukan
dengan menggunakan KIT tata surya ketika mempelajari tata surya. Urutan
akibat proses fotosintesis dengan menggunakan lugol, reaksi antara lugol dan
32
I Komang Wisnu Budi Wijaya, “ Model Demonstrasi Interaktif Berbantuan
Multimedia Dan Hasil Belajar Ipa Aspek Kimia Siswa Smp”. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, Jilid 45, Vol. 2 No.1 (April 2012) h. 88-98
amilum akan menghasilkan warna hitam. Kegiatan eksperimen yang
didemonstrasikan dapat juga berupa virtual lab dengan media tertentu. Garfik
atau penampang dua dimensi atau tiga dimensi dapat mengguanakan skema
dan guru sebagai motivator, yaitu guru berperan memotivasi peserta didik
kepada peserta didik merupakan prasyarat bagi peserta didik untuk berlatih
33
Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Op.Cit. Hal.148-149
Menurut Asih.W & Eka, Manfaat psikologis pedagogis dari model
1. Peserta didik akan dapat memusatkan perhatian pada objek IPA yang
didemonstrasikan.
dipelajari.
4. Proses belajar peserta didik akan lebih terarah pada materi IPA yang
sedag dipelajari.
konsep IPA.
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam hasil ceramah dapat
menguasai materi.34
4. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti: tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach
& Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
pengertian ini, guru, buku, teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
cenderung diartikan sebagai alat- alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
34
Asih Widi Wisudawati, Eka Sulistyowati, Op. Cit. Hal. 149
menangkap, memperoses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.35
sumber dan penerima. Jadi ,televise, film, foto, radio, rekaman audio, gambar
media itu disebut media pembelajaran. Sejalan dengan batasan ini, hamidjojo
ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang
alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik
(1986) dia melihat bahawa hubungan komunikasi akan berjalan dengan lancar
dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut
media komunikasi. Sementara itu, Gane & Briggs (1975) secara implisit
35
Azhar Arsyad, “ Media Pembelajaran” (Jakarta: Rajawali, 2016), h.3 mengutip
Gerlach,V.G dan Ely, D.P. , An Teaching and Media. A systematic Approach. ( Englewood
Cliffs: Prentice Hall, Inc. 1971).
36
Ibid, hal.4
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, teevisi, dan computer. Dengan kata lain, media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi
atau dibaca.37
belajar mengajar
37
Ibid, hal.4
10. Usaha inovasi dalam media pendidikan.38
peserta didik belajar. Sedangkan, yang dimaksud dengan belajar itu sendiri
aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar
semacam itu tentu saja merupakan proses belajar yang sangat bermanfaat,
akan dapat dihindari. Namun demikian pada ke nyataannya tidak semua bahan
peserta didik langsung menyelam kedasar lautan, atau memilah ada manusia
hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja
38
Azhar arsyad, Op Cit, h.2
jantung ketika memompakan darah. Untuk memberikan pengalaman belajar
semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti film, atau foto-foto.39
pengalaman pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bant atau
media apa yang sesuai agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar
secara mudah.
bahwa pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dapat melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan
verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh peserta didik.
39
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (
Bandung: Kencana Prenada Meida Group, 2006) h. 164
a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh peserta
sebab objek yang dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya,
model binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastik.40
yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptkan melalui drama
40
Ibid .h. 167
(peragaan) dengan menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan
41
Ibid, h. 168
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu
memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Hal
semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi peserta didik. Oleh sebab
dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat
peserta didik untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena peserta
didik kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal
untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan peserta didik baik fisik maupun
psikologis.42
bukan sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan
waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah
pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung leh peserta
langsung oleh peserta didik. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran
lebih baik kepada peserta diidk. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang
dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-
42
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h.1
43
Ibid, h.1
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Dismaping mampu
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus
belajar mengajar.
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar dengan
adanya media dalam proses belajar maka akan terciptanya pembelajaran yang
baik dan jelas sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah
44
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Edisi Revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013), h.1
pelajaran yang diberikan oleh guru, untuk tercapainya tujuan pendidikan pada
Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran, dan segala macam
dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang dan
dirasakan. Dengan demikian, alat peraga lebih khusus dari media dan
menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan
45
Ibid ,hal. 9
46
Ibid, hal. 10
5. Keterampilan Brpikir Kritis
bersifat pasif dari pada berpikir (thinking), Menurut Reason, mengingat dan
memahami lebih bersifat pasif dari pada berpikir (thinking), “mengingat” pada
berpikir kritis siswa. Berikut pengertian berpikir kritis menurut para ahli:
secara aktif, dimana kita berpikir mengenai segala sesuatu untuk diri
47
Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit, Hal . 98
48
Wina Sanjaya, “Setrategi Pembelajaran” , Penada Media Group, 2009, Hlm. 228
sendiri, membangkitkan pertanyaan untuk diri sendiri, dan mencari
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektis yang
dilakukan.50
49
Kartimi dkk, Pengembangan Alat Ukur Berfikir Kritis Pada Konsep Senyawa
Hidrokarbon Untuk Siswa di Kabupaten Kuningan, (Universitas Lampung : Jurnal
Pendidikan MIPA, 2012), h. 24.
50
Alec Fisher, Berfikir Kritis, (Erlangga : Jakarta, 2008), h. 4.
51
Ibid, h. 7.
logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap posisi. Akhirnya
meyakinkan.52
atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah
keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat.53
dengan keterampilan ini anak didik mampu bersikap rasional dan mampu
memilih alternatif pilihan yang terbaik bagi dirinya. Selain itu menanamkan
keterampilan berpikir ritis bagi anak didik perlu dilakukan agar mereka dapat
52
Ibid, h. 8
53
Anak Agung Okta, op cit. Hal. 6
mampu mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh dari bangku
Berpikir kritis adalah sebagai kegiatan menganalisis ide atau gagasan kearah
54
Ibid , Hal . 65
55
Diyah Hoiriyah, “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah” Jurnal Pendidikan, logaritma, Vol. IV No.1 (Januari 2016)
hal. 64 mengutip Eggen, Paul Dan Kauchak, Don, “Strategi Dan Model Pembeajaran”, (
Jakarta, PT Indeks, 2012).hal. 115
56
Loc.cit
Menurut Ennis, ada lima indikator berpikir kritis yang
hasil observasi.
asumsi.
tindakan.57
57
Kokom komalasari, Pembelajaran Kontekstual, refika Aditama, bandung, 2011,
h.267-268
58
Robbert H. Ennis, critical thinking, (New York:prentice Hall, 1996), h. 4-8
Table 3
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Robert H. Ennis
sederhana, membuat penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi dan taktik.
6. Motivasi Belajar
timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya, dan tujuan atau
akhir dari gerakan atau perbuatan. Motivasi adalah perubahan energi dalam
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian tersebut ada tiga
manusia.
afeksi seseorang.
ada pada diri manusia yang berkaitan dengan perasaan dan juga emosi
kemudian dapat menentukan tingkah laku manusia, dorongan yang muncul itu
59
Uno, Hamzah ,B, Teori Motivasi dan Prngukurannya,(Jakarta,Bumi Aksara,2009),
h. 3.
Menurut Makmun motivasi merupakan:
1. Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy); atau
tidak discadari.60
yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif,
suatu kekuatan atau daya dorong dari dalam diri individu membuat individu
60
Makmun, Abin Syamsudin,Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran
Modul,PT Remaja Rosdakarya. (Bandung,Cet.ke 10,2007), h.10-11.
61
Cucu Suhana, “Konsep Strategi Pembelajaran”,Refika Aditama, bandung, 2014,
h.24
a. Fungsi Motivasi
Prilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar
sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan
Fungsi motivasi belajar bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
berkesinambungan.62
62
Cucu Suhana, Ibid. Hal. 24
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam
ragam, ada yang acuh tak acuh, ada yang memusatkan perhatian, ada
b. Jenis Motivasi
atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya
63
Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran”, Rineka Cipta, Jakarta,
Cetakan ke-4, 2010, Hal . 84- 68
kesadaran diri sendiri (self awareness) dari lubuk hati yang paling
dalam
c. Bentuk-bentuk Motivasi
diciptakan untuk kepentingan anak didik agar anak didik senang dan
Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar, ada
juga sekelompok anak didik lain yang tidak termotivasi untuk belajar.
64
Cucu Suhana, Op cit. Hal. 24
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik
dikemudian hari.
kelompok.
1. Memberi angka
Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil
mereka.
2. Hadiah
65
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”, Rieneka,
cipta , Jakarta, 2006, Hal. 148-149
didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti dilakukan pada
waktu kenaikan kelas. Tidak mesti pula hadiah ini diberikan ketika
anak didik menerima buku raport dalam setiap catur wulan, tetapi
3. Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji.
Tidak peduli tua atau muda, bahkan anak- anak pun senang dipuji atas
4. Gerakan tubuh
menyenagkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara guru
tujuan pengajaran.
5. Pemberian tugas
6. Memberi ulangan
diberikan di kelas.
7. Mengetahui hasil
Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat dalam diri
setiap orang, jadi setiap orang ingin mengetahui sesuatu yang belum
8. Hukuman
lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang
sifatnya mendidik.66
berikut:
sebagai berikut:
66
Ibid, hal 149-156
67
Uno, Hamzah B Loc. Cit.
2. Tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari
pembelajaran
masalah
secara optimal
prestasi belajarnya.68
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar (variasi dalam aktivitas belajar) dan lingkungan belajar yang kondusif.
Tabel 3
Indikator Motivasi belajar69
69
Cucu Suhan, Loc. Cit. Hal. 26
B. Penelitian Relevan
duplikasi pada desain dan temuan penelitian. Penelitian tersebut antara lain
Interaktif lebih baik dari pada peserta didik yang tidak mendapat
antara keterampilan berfikir kritis dan motivasi belajar peserta didik dimana
bantuan orang lain sehingga akhirnya perserta didik tidak tergantung pada
terbentuk dari proses belajar yang didalam diri peserta didik memiliki
motivasi belajar yang baik. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang
mengevaluasi dan mengatur waktu belajar secara efesien. Oleh karena itu
(hipotesis) peserta didik sebagai titik tolak pembelajaran sehingga siswa bisa
siswa untuk aktif dan mampu berpikir kritis, dengan kata lain model ini dapat
peserta didik. Model ini berpusat pada peserta didik dan menuntut peserta
berpikir kritis.
Berdasarkan hal tersebut peneliti akan menggunakan model
keterampilan berpikir kritis ditinjau dari motivasi belajar peserta didik yang
Diagram 1
Kerangka Berpikir
Keterampilan Keterampilan
berpikir kritis dan Dibandingkan berpikir kritis dan
Motivasi belajar siswa Motivasi belajar siswa
70
Sugiyono, metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R
& D, Alpabeta, bandung, 2009, hal 96