Anda di halaman 1dari 49

SKRIPSI "Pembelajaran Dengan Memanfaatkan Software Learning di

Handphone"

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara etimologi pendidikan berasal dari kata Yunani paedagogic yang terdiri dari kata pais
artinya anak dan again artinya membimbing, jadi pendidikan (paedagogie) berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Secara defenitif pendidikan diartikan oleh para tokoh
pendidikan sebagai berikut: Herbert Spencer, sebagaimana dikutip Mahmud Yunus, bahwa
pendidikan adalah upaya menyiapkan manusia supaya hidup dengan kehidupan yang
sempurna. Menurut Plato, pendidikan adalah cara mengasuh jasmani, rohani supaya sampai
kepada keindahan dan kesempurnaan yang dapat dicapai. Sedangkan Jules Simon
mengatakan pendidikan ialah jalan untuk merubah akal menjadi akal yang lain dan merubah
hati menjadi hati yang lain. Menurut Langeveld, pendidikan ialah mempengaruhi anak dalam
usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Pendidikan menurut Rosseau ialah memberi
kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak akan tetapi kita membutuhkannya pada
masa dewasa. S.A.Bratanata dkk mengatakan pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan
baik langsung maupun tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangan mencapai
kedewasaan. Ki Hajar Dewantara juga mengatakan bahwa pendidikan ialah menuntut segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Sedangkan John Dewey,
sebagaimana dikutip Pidarta, mengatakan pendidikan ialah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
Menurut GBHN, Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dalam undang-
undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I dijelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dalam arti yang lebih
luas adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri
seseorang yang meliputi 3 aspek kehidupan, yaitu pandangan hidup, sikap hidup dan
keterampilan hidup. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut maka Pendidikan Agama Islam
yang ada harus mampu merespon perkembangan zaman dengan memanfaatkan sarana
teknologi untuk membantu proses belajar mengajar dalam mencapai tujuannya.
Pendidikan Agama Islam (PAI) ialah upaya pendidikan agama Islam atau ajaran Islam dan
nilai-nilainya agar menjadi way of life seseorang. Pendidikan Islam ialah pendidikan yang
dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam
sumber dasarnya (Al-Qur’an dan Hadits), sedangkan pendidikan dalam Islam ialah proses
dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah
umat Islam. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai
Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya
di akhirat. Visi pendidikan Islam merupakan persepsi tujuan akhir meliputi learning to think,
learning to do, learning to be, learning to live together.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-
Qur'an-Hadits, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata
pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-Hadits
merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak,
syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut.
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah berupa mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits
memiliki karakteristik menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur'an-Hadits
yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan
cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits terutama
menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung
jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam perspektif Al-Qur'an dan Hadits sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara
substansial, mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur'an-Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus
menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Adanya Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits di Madrasah Aliyah bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur'an dan Hadits
b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits
sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
c. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan Al-Qur'an dan Hadits yang
dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur'an dan Hadits.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan proses belajar mengajar antara siswa dan guru dalam
mencapai suatu tujuan. Pembelajaran berasal dari dua konsep yang tak terpisahkan yaitu
konsep belajar dan mengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan
manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pengajaran berlangsung. Model
pembelajaran PAI konvensional yang selama ini kita jalankan memang tidak ada salahnya
jika dilestarikan karena setiap model pembelajaran pasti memiliki nilai positif dan negatif
masing-masing. Model pembelajaran yang sudah terbiasa dilaksanakan akan lebih efektif jika
ditunjang dengan model-model pembelajaran lain yang relefan. Kata konvensional menurut
kamus ilmiah berarti sesuatu yang sudah biasa dilakukan atau sesuai lazimnya. Jadi model
pembelajaran PAI konvensional maksudnya ialah model pembelajaran PAI yang masih
menggunakan metode, materi dan media pembelajaran yang sudah lama dan biasa dijalankan
dalam proses pembelajaran PAI selama ini. Seperti metode ceramah, hafalan, tanya jawab,
memaknai kitab atau sekedar baca buku dan lain-lain. Pembelajaran PAI konvensional
biasanya masih menerapkan model pembelajaran satu arah yaitu guru mentransfer
pengetahuan pada siswa dan murid wajib mengikutiya, sedangkan pengetahuan guru terbatas
pada pengalaman belajarnya. Bahan yang diajarkan masih menggunakan buku, kitab atau
referensi lain yang sudah kuno sehingga dalam memberikan ulasan menggunakan praktek
keagamaan pada zamannya. Umumnya hal ini terjadi pada pembelajaran Al-Qur'an dan
Hadits di sekolah-sekolah pinggiran, sedangkan zaman dan kehidupan manusia akan terus
berubah dan berkembang dari masa ke masa.
Islam sendiri sangat menganjurkan agar umatnya memberikan kemudahan bagi orang lain
dalam mencari ilmu pengetahuan dengan imbalan pahala yang sangat besar sebagaimana
firman Allah dalam surat Al-Mujadilah ayat 11 sebagai berikut :
       
       
        
      

Artinya ; “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukm, dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Berdasarkan dalil ayat tersebut maka tidak ada salahnya jika model pembelajaran Islam
selama ini dikembangkan dengan menggunakan media dan metode pembelajaran baru yang
memudahkan siswa dalam belajar. Namun sebelum mengembangkan model pembelajaran itu
kita harus melihat realita kehidupan yang berkembang dewasa ini. Handphone menjadi
populer bagi masyarakat dunia abad ini untuk melakukan berbagai aktivitas interaksi dan
komunikasi dengan orang lain. Bahkan beberapa tahun terakhir ini handphone dijadikan juga
sebagai penunjang pekerjaan manusia dengan beberapa fasilitas terbaru dan tercanggih yang
disematkan dalam program softwarenya. Jika kita melihat sejarah handphone, di abad ini kita
sudah menggunakan handphone generasi ke 3 di mana handphone pertama dikeluarkan pada
akhir tahun 1970an tentunya dengan fasilitas yang sangat serba sederhana jika dibandingkan
dengan perkembangan teknologi handphone sekarang ini. Ketika orang sudah banyak
mengakses dan memanfaatkan kemudahan teknologi handphone, kita sebagai umat Islam
jangan sampai rugi dan ketinggalan karena tidak memanfaatkan kemudahan itu sebagai
anugerah Allah. Begitu juga dalam proses pembelajaran Al-Qur'an dan Hadits kita harus siap
dan mampu memanfaatkan teknologi handphone untuk menunjang kemudahan pembelajaran
pendidikan Islam khususnya Al-Qur'an dan Hadits dewasa ini.
Indonesia pada tahun 70-an sampai 90-an mengalami pasang surut dalam hal pendidikan,
moral dan kemajuan negara. Semua ini terjadi karena adanya kemerosotan yang cukup tajam
kualitas sumber daya manusia yang kita miliki. Suatu lembaga dunia yaitu UNICEF, meneliti
bahwa Indonesia menempati posisi 114 dari 120 negara bila ditinjau kualitas sumber daya
manusianya. Bagaimana mungkin kita mampu bersaing dengan negara-negara maju
sementara SDM-nya seperti demikian, apalagi harus menghadapi abad ke-21 yang dikenal
dengan era global, era penuh persaingan dan era informasi. Menurut Alfin Toffler yang
membagi dunia ke dalam 3 era, yaitu: era pertanian, era industri dan era informasi. Terlebih
pasar kerja, sektor yang satu ini menggantungkan masa depannya pada teknologi informasi.
Dimitri Mahayana mengilustrasikan bahwa era globalisasi berarti (a) era teknologi, (b) era
bahasa inggris (c) era komputer (d) era informasi.
Perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat dan
berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas,
kehidupan, cara kerja, metoda belajar, gaya hidup maupun cara berpikir. Oleh karena itu,
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi harus diperkenalkan kepada siswa agar
mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa
menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai aspek
kehidupan sehari-hari. Manusia secara berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan
pengalaman agar bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal
dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari implikasinya bagi pribadi
maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan memahami serta mempraktekkan
teknologi informasi dan komunikasi akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri untuk
memahami berbagai jenis teknologi informasi dan komunikasi dan menggunakannya secara
efektif. Selain itu siswa memahami dampak negatif, dan positif teknologi informasi dan
komunikasi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mendukung proses pembelajaran.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembaharuan-
pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu
berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak meningkatnya
kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology)
perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan
konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk
mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara
konvensional.
Di era millenium ke 3 ini dengan ditandai oleh isu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membawa konsekuensi pemakaian sarana-sarana teknologi dalam segala bidang kehidupan.
Di mana sarana teknologi itu dipakai untuk mempermudah dan membantu manusia dalam
mencapai suatu maksud. Kemudahan inilah yang harus ditangkap oleh dunia pendidikan,
apalagi jika kemudahan ini mengandung nilai efektifitas dan efisiensi bagi proses dan tujuan
pembelajaran. Untuk itu, para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan
alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan
keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping itu, guru
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan
digunakannya apabila media tersebut belum tersedia .
Dalam buku ”Media Pengajaran” karya Azhar Arsyad disebutkan beberapa model
pengembangan media pengajaran antara lain berbasis pada manusia, media cetak, media
visual, media audio visual dan media berbasis komputer. Media yang berbasis pada audio
visual dewasa ini bisa dikembangkan lagi dengan memanfaatkan handphone sebagai media
informasi. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam setiap proses belajar
mengajar diharapkan mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran tersebut. Efektifitas
merupakan kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa makna
efektifitas itu berbeda sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan masing-masing.
Globalisasi melahirkan dunia yang terbuka untuk saling berinteraksi, terutama dengan
dukungan teknologi informasi canggih yang memberi kemudahan bagi manusia sekaligus
nilai kompetitif, tidak terkecuali nilai budaya. Dunia pendidikan yang memanfaatkan
teknologi komunikasi sedemikian penting peranannya dalam proses pendidikan dan belajar
mengajar, karena itu efektifitasnya harus menjadi perhatian serius para praktisi pendidikan
terutama guru agar proses komunikasi lebih efektif dan dengan demikian tujuan pendidikan
tercapai secara optimal. Alat komunikasi juga penting sebagai pelengkap untuk mencapai
pengembangan intelektual dan kreativitas anak didik serta hanya media yang akan
mengontrol penyajian informasi bagi anak didiknya pula dan guru juga sebagai sumber
sentral agar dapat memberi suatu pengetahuannya.
Globalisasi dunia dan perkembangan IPTEK yang sangat pesat juga secara langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada dunia pendidikan Indonesia. Isu tersebut dibarengi juga
oleh peningkatan pola hidup manusia yang lebih cepat, praktis dan efisien. Begitu juga di
dunia Pendidikan Agama Islam, di era teknologi sekarang ini saling berlomba memberikan
pelayanan pendidikan kepada anak didik seefisien mungkin dengan menggunakan media
pembelajaran yang mudah diakses oleh peserta didik seperti media handphone. Pada mulanya
handphone digunakan sebagai alat komunikasi namun pada perkembangan berikutnya
handphone tidak hanya monoton pada fungsi intinya tersebut, namun bisa dijadikan media
pendidikan yang efektif dan efisien digunakan para siswa dengan memberikan tambahan fitur
aplikasi PAI seperti Al-Qur’an digital, Hadits dan kamus digital. Aplikasi ini sudah tersebar
luas dan diperdagangkan dimasyarakat, software ini bisa juga didownload langsung dari
internet atau bisa dibeli di toko aplikasi software handphone.
Dengan melihat realitas dan berbagai latar belakang di atas maka peneliti sangat tertarik
untuk meneliti fenomena baru dunia pendidikan era teknologi informasi di media elektronik
seperti handphone karena banyak digunakan dan diakses para pelajar saat ini serta lebih
efektif, efisien, cepat dan praktis dalam pemanfaatannya sehingga akan mempengaruhi proses
belajar siswa. Kegunaan teknologi khususnya handphone dalam proses pembelajaran
diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa dengan memaksimalkan
fungsi handphone selain sebagai sarana komunikasi juga mampu memberikan manfaat positif
yang lebih besar dengan dukungan kecanggihan serta perkembangan teknologi perangkat
lunak handphone khususnya software yang berbau pendidikan. Dengan adanya perubahan
pola berfikir siswa yang memanfaatkan handphone secara terkontrol sebagai media
penunjang pembelajaran, sehingga diharapkan juga dapat meminimalisir efek negatif dari
perkembangan teknologi seperti handphone.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengambil lokasi di MA NU Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus karena dari hasil observasi yang peneliti lakukan di madrasah ini peneliti
melihat para siswa di madrasah ini sebagian besar sudah memiliki dan memanfaatkan
handphone yang berkapasitas java atau symbian sehingga mampu mendukung dalam
penggunaan aplikasi software learning yang menjadi bahan penelitian penulis. Peneliti juga
mendapatkan izin dan dukungan dari kepala madrasah dan dewan guru untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran yang memanfaatkan teknologi handphone di
MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus.
Oleh karena itu peneliti mengajukan sebuah judul proposal penelitian yaitu:
“PEMBELAJARAN DENGAN MEMANFAATKAN SOFTWARE LEARNING DI
HANDPHONE PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS BAGI SISWA
KELAS XII MA NU MIFTAHUL ULUM LORAM KULON JATI KUDUS TAHUN
AJARAN 2010/2011”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan pengertian dan batasan-
batasan dari masing-masing istilah yang terdapat pada judul, maka perlu untuk ditegaskan
dari istilah-istilah tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik dalam
mentransfer pengetahuan di mana dalam proses belajar ini terjadi interaksi langsung maupun
tidak langsung antara pendidik dan peserta didik. Dalam penelitian ini penulis mengamati
tentang proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas XII MA NU Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus, di mana proses pembelajaran di sini diharapkan mampu memanfaatkan
kemudahan teknologi yang sudah familiar dalam kehidupan kita seperti handphone.

2. Software Learning
Software ialah suatu perangkat lunak atau piranti lunak yang berisi program-program berisi
perintah untuk melakukan pengolahan data. Software learning sebagai bagian dari perangkat
lunak merupakan suatu alat elektronik yang berguna menjalankan program atau aplikasi
digital dan memberikan suatu gambaran konkrit serta mampu mendeskripsikan mengenai
dunia pembelajaran secara maya sesuai fungsi dan kebutuhan masing-masing serta lebih
praktis, efisien dan mudah dijalankan. Jadi software learning yang dimaksud di sini adalah
perangkat lunak yang tersimpan pada media komunikasi handphone berupa program-program
pembelajaran PAI khususnya dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits berupa Al-Qur’an
digital dan Hadits digital.
3. Handphone
Handphone atau disebut juga telepon selular adalah sebuah alat komunikasi jarak jauh
maupun dekat yang sangat simpel dengan memanfaatkan gelombang radio antara frekuensi
3Hz-300GHz dan mudah dibawa kemana pun, bisa dipakai oleh siapa pun, selain sebagai alat
komunikasi handphone juga memiliki fitur-fitur lain yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Dalam penelitian ini peneliti lebih mengedepankan pada fitur handphone sebagai
alat bantu kerja manusia khususnya dalam bidang pendidikan berupa software learning
seperti Al-Qur’an dan Hadits digital yang bisa disematkan dalam programnya. Fitur
handphone yang bisa digunakan adalah yang sudah memiliki fitur java atau symbian.
4. Mata Pelajaran Al-Qur'an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur'an-Hadits yang telah
dipelajari oleh peserta didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits terutama
menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung
jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam perspektif Al-Qur'an dan Hadits sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara
substansial, mata pelajaran Al-Qur'an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikan ajaran dan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam dan
sekaligus menjadi pegangan serta pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
C. Fokus Penelitian
Untuk lebih memfokuskan penelitian, maka peneliti perlu melakukan batasan masalah
sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan penelitian tentang software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits
digital di media komunikasi handphone.
2. Kegiatan pembelajaran yang dijadikan obyek penelitian berupa pembelajaran Al-Qur’an
Hadits.
3. Laporan yang diambil peneliti ialah para siswa kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus.
D. Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian, pokok masalah akan menentukan arah penelitian itu sendiri. Sesuai
judul dan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan pokok masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi atau gambaran software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits
digital di media komunikasi handphone?
2. Apa saja perencanaan yang diperlukan dalam memanfaatkan software learning PAI berupa
Al-Qur’an dan Hadits digital di media komunikasi handphone pada pembelajaran Al-Qur'an
Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus?
3. Bagaimana penggunaan software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital pada
pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati
Kudus?
4. Adakah perbedaan antara siswa yang memanfaatan software learning PAI berupa Al-
Qur’an dan Hadits digital dengan siswa yang tidak memanfaatkannya pada pembelajaran Al-
Qur’an Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus?
5. Bagaimana respon siswa kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
terhadap penggunaan software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits?
E. Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang masalah dan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai oleh peneliti ialah :
1. Mengetahui gambaran secara konkrit software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits
digital dimedia komunikasi handphone.
2. Mampu merencanakan sejumlah perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam
memanfaatkan software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital di media
komunikasi handphone pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XII di MA NU Miftahul
Ulum Loram Kulon Jati Kudus.
3. Mengetahui bagaimana penggunaan software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits
digital terhadap pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus.
4. Mengetahui perbedaan antara siswa yang memanfaatkan software learning PAI berupa Al-
Qur’an dan Hadits digital dengan siswa yang tidak memanfaatkannya pada pembelajaran Al-
Qur’an Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus.
5. Mengetahui sejauh mana respon siswa kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon
Jati Kudus dalam menggunakan software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini ialah :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan khazanah keilmuan di
dunia Pendidikan Agama Islam serta pengetahuan kepustakaan tentang penggunaan software
learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital di media komunikasi handphone.
b. Memperkaya khazanah pemikiran dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Madrasah.
c. Memperluas pola pikir masyarakat tentang manfaat penelitian software learning PAI
berupa Al-Qur’an dan Hadits digital di media komunikasi handphone.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus sebagai salah satu lembaga
pendidikan Islam swasta di Kabupaten Kudus dapat mengetahui manfaat menggunakan
software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital pada pembelajaran Al-Qur’an
Hadits.
b. Memberikan gambaran mengenai software learning berupa Al-Qur’an dan Hadits digital
pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
c. Menambah pengetahuan siswa mengenai fungsi dan cara menggunakan software learning
PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital di media komunikasi handphone.

G. Tinjauan Pustaka
Pada bab ini peneliti membutuhkan studi pustaka berupa buku-buku pegangan utama untuk
bahan pertimbangan penulis dalam kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Beberapa buku
itu antara lain :
1. Buku karangan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik terbitan PT. Rineka Cipta Jakarta Tahun 2006. Dalam buku ini membahas
tentang berbagai prosedur penelitian mulai dari bagaimana kegiatan penelitian yang akan
dilakukan peneliti, berbagai ragam penelitian, cara dan syarat penelitian, memilih dan
merumuskan suatu masalah, merumuskan anggapan dasar dan hipotesis, jenis pendekatan
penelitian, penentuan variabel, sumber data serta menyusun instrument, pengumpulan data
hingga analisis data serta bagaimana cara penarikan kesimpulan. Buku ini juga memberikan
pembahasan tentang model penelitian terapan/penelitian terpakai/penelitian tindakan (action
research/applied research) sehingga buku ini dijadikan salah satu referensi pegangan peneliti
dalam menentukan prosedur penelitian tindakan yang akan dilaksanakan.
2. Buku yang ditulis Ahmad Sabri berjudul Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching
diterbitkan oleh Quantum Teaching Jakarta tahun 2005. Dalam buku ini memuat berbagai
teori tentang strategi belajar mengajar, hakikat belajar mengajar, metode pembelajaran,
keterampilan dasar mengajar, media pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran. Buku ini digunakan penulis sebagai pegangan dalam memilih media
dan membuat konsep berbagai strategi pembelajaran yang efektif dalam proses penelitian
pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati
Kudus.
3. Buku Karya Dra. Roestiyah N. K berjudul Strategi Belajar Mengajar terbitan Rineka Cipta
Jakarta tahun 2008. Buku ini banyak membahas tentang berbagai macam teknik penyajian
dalam proses pembelajaran yang mana salah satunya memberikan pembahasan mengenai
persiapan dan prosedur pembelajaran yang menggunakan model eksperimen. Sehingga buku
ini bisa menjadi acuan peneliti dalam memberikan pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XII
di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus yang menggunakan model eksperimen.
4. Buku karya Made Wena yang berjudul Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer
terbitan PT. Bumi Aksara Jakarta tahun 2009. Dalam buku ini banyak membahas mengenai
proses pembelajaran yang memanfaatkan media berupa teknologi komputer, internet, audio
visual dan teknologi kontemporer lainnya. buku ini memberikan sumbangan pemikiran
kepada penulis dalam melakukan penelitian ini karena memberikan pengetahuan tentang
perkembangan pembelajaran kontemporer yang memanfaatkan teknologi.
5. Buku karya Hadari Nawawi dan Mimi Martini yang berjudul Penelitian Terapan terbitan
Gadjah Mada University Press Yogyakarta tahun 2005, buku ini membahas tentang berbagai
hal yang berhubungan dengan metode penelitian kualitatif terapan yaitu metode penelitian
untuk menyelesaikan masalah kehidupan secara praktis dengan mendayagunakan berbagai
teori ilmu dan teknologi dalam usaha menemukan sesuatu yang praktis atau yang dapat
dipergunakan oleh lingkungan yang menjadi obyek penelitian dan harus dapat diwujudkan
dalam kehidupan nyata sebagai tindakan yang diharapkan berdampak positif dan
menguntungkan pihak yang mempergunakan. Dalam buku ini juga memberikan pembahasan
tentang model penelitian terapan kualitatif yang menggunakan metode eksperimen. Sehingga
buku ini dijadikan pegangan utama penulis dalam melakukan penelitian dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif eksperimen terapan.
6. Buku karya Drs. Bambang Warsita, M.Pd berjudul Teknologi Pembelajaran Landasan Dan
Aplikasinya terbitan Rineka Cipta Jakarta 2008. Buku ini banyak membahas tentang definisi
dan kawasan teknologi pembelajaran, landasan teori dan teknologi informasi dan komunikasi
yang diaplikasikan dalam pembelajaran. Buku ini dijadikan rujukan peneliti dalam memilih
landasan teori bagaimana memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran Al-Qur’an
Hadits kelas XII di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus.
7. Buku karangan R. Wilman dan Riyan yang berjudul Mengenali dan Mengatasi Kerusakan
Software Handphone terbitan PT. Kawan Pustaka tahun 2006 dan buku karya Noval MH
berjudul Memperbaiki Dan Mencari Gejala Kerusakan Handphone terbitan Absolut
Yogyakarta tahun 2008 . Kedua buku ini berisi tentang berbagai perkembangan teknologi
handphone dari generasi pertama hingga sekarang serta menjelaskan berbagai komponen
handphone Baik Hardware maupun Software beserta kegunaannya. Buku ini menjadi
pegangan penulis dalam melakukan penelitian karena relefan dengan media penelitian yang
akan dilakukan peneliti yaitu berupa handphone.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan dalam memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, maka sistematika
penulisannya akan disusun sebagai berikut:
a. Bagian Muka
Pada bagian ini terdiri dari halaman judul, nota persetujuan pembimbing, pengesahan, motto,
persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
b. Bagian Isi
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Istilah
C. Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Kajian Pustaka
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Bab II : Software Learning di Handphone dan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
E. Software Learning Handphone
3. Pengertian software learning
4. Sejarah dan Komponen handphone
a. Sejarah handphone
b. Bagian/komponen handphone
F. Gambaran Umum Software Learning di Handphone
G. Menggunakan Software Learning di Handphone
1. Cara memperoleh software learning di handphone
2. Cara instalasi software learning di handphone
3. Cara menjalankan software learning di handphone
H. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
4. Pengertian pembelajaran Al-Qur’an Hadits
5. Strategi pembelajaran Al-Qur’an Hadits
6. Tahap-tahap pembelajaran Al-Qur’an Hadits
a. Perencanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits
b. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits
c. Evaluasi pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Bab III : Metode Penelitian
I. Lokasi Dan Waktu Penelitian
J. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
K. Sumber Data
L. Populasi Sumber Data
M. Instrumen Pengumpulan Data
N. Metode Pengumpulan Data
O. Uji Keabsahan Data
P. Metode Analisis Data
Bab IV: Deskripsi MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus dan Proses Pembelajaran
Dengan Memanfaatkan S-Learning di Handphone
E. Situasi Umum MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
7. Sejarah berdiri dan berkembangnya MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
8. Letak geografis MA NU Miftahul Ulum
9. Struktur Organisasi
10. Data Guru dan staff MA NU Miftahul Ulum
11. Keadaan siswa MA NU Miftahul Ulum
12. Sarana dan Prasarana yang dimiliki
F. Proses Belajar Mengajar Secara Umum di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati
Kudus
G. Proses Belajar Mengajar Al-Qur’an Hadits di MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati
Kudus
H. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan S-Learning di
Handphone
1. Kronologi pra pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan S-Learning di
Handphone
2. Kronologi proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan S-Learning di
Handphone
Bab V : Analisis Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan S-Learning di
Handphone
D. Analisis perbandingan antara siswa yang memanfaatkan S-Learning di Handphone dengan
siswa yang tidak memanfaatkan.
E. Analisis proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan S-Learning di
Handphone
F. Analisis kelebihan dan kekurangan pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan S-
Learning di Handphone
Bab VI : PENUTUP
D. Kesimpulan
E. Saran-saran
F. Penutup
c. Bagian Akhir
Bagian akhir yang meliputi daftar pustaka dan daftar riwayat hidup penulis.
Demikianlah gambaran singkat tentang sistematika penulisan skripsi ini mudah-mudahan
dapat mengantarkan pembaca memahami maksud yang terkandung di dalamnya.

BAB II
SOFTWARE LEARNING DI HANDPHONE DAN PEMBELAJARAN
AL-QUR’AN HADITS

A. Software Learning Handphone


1. Pengertian Software Learning
Software adalah suatu perangkat lunak atau piranti lunak yang terdapat pada alat-alat
elektronik seperti komputer dan handphone yang berisi program-program untuk pengolahan
data berupa angka, huruf dan simbol-simbol. Pada awalnya kata-kata software lebih identik
sebagai program yang terdapat pada media elektronik komputer dan mampu menopang
kinerja komputer dalam mengelola data-data yang dibutuhkan manusia secara praktis, cepat
dan otomatis. Sedangkan software yang terdapat pada handphone merupakan pelengkap
program-progran inti handphone dan lebih sering disebut dengan aplikasi handphone. Sebuah
perangkat elektronik seperti handphone dan komputer akan berfungsi dengan baik manakala
ada kesinambungan antara perangkat kerasnya yang disebut hardware dengan perangkat
lunaknya (software) sehingga akan membentuk sebuah sistem berupa jaringan pada elemen-
elemen yang saling berhubungan.
Learning berarti pembelajaran, pengetahuan, ilmu pengetahuan. Learning yang kita artikan
sebagai pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara siswa dan guru dimana keduanya
saling berinteraksi aktif dan saling memberikan pengetahuan untuk mencapai suatu tujuan
bersama. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan maka salah satu syarat yang
harus dipenuhi adalah memanfaatkan media pembelajaran yang mudah ditemui, mudah
dioperasikan dan memiliki fungsi penunjang aktifitas pembelajaran itu sendiri, media itu
antara lain alat elektronik yang berbasis audio visual seperti komputer dan handphone.
Pembelajaran yang sudah menggunakan fasilitas elektronik disebut dengan e-learning
(elektronik learning) artinya pembelajaran elektronik. Model pembelajaran ini mulai
diterapkan sekitar tahun 1970an dinegara-negara maju seperti Jerman, Inggris dan Perancis.
Kemudian Italia, Amerika Serikat dan Singapura mengembangkan model pembelajaran e-
learning melalui dunia cyber (internet) sejak tahun 1998 sehingga di era kontemporer ini
pembelajaran e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang lebih identik dengan
memanfaatkan jaringan internet dan LAN sebagai metode penyampaian, interaksi dan
fasilitas belajar.
Jika e-learning bersifat perangkat keras beserta fungsi operasi utamanya seperti komputer,
TV, Proyektor maka fungsinya untuk pembelajaran masih kurang optimal. Disinilah software
learning atau kita sebut s-learning menjadi pelengkap daripada kegunaan e-learning karena s-
learning sudah bersifat pada penerapan dan pemakaian perangkat lunak (software) dan berisi
program-program pembelajaran baik berupa materi maupun data-data tertentu. S-Learning
sendiri mampu dikembangkan dan ditambahkan pada perangkat keras handphone dan
komputer sehingga dengan s-learning ini mampu memicu keaktifan, kemandirian dan daya
pikir user (pengguna) sebagai brainware.
2. Sejarah dan Komponen Handphone
a. Sejarah handphone
Handphone (HP) adalah sebuah alat telekomunikasi baik jarak dekat maupun jauh yang imut,
kecil, ringkas dan simpel mudah dibawa kemana saja dengan harga terjangkau serta memiliki
fasilitas teknologi yang canggih. Handphone maupun peralatan telekomunikasi wireless
lainnya merupakan hasil eksperimen James Cleark Maxwell (1831-1879) dan Henrich Rudolf
Hertz (1857-1894), Maxwell seorang fisikawan Skotlandia berhasil merumuskan persamaan
matematis gelombang elektromagnetik yang dikenal dengan persamaan Maxwell berbunyi
bahwa kecepatan cahaya (3 x 108 m/det) dapat merambat diruang hampa udara. Sedangkan
Hertez seorang fisikawan Jerman melengkapi perhitungan Maxwell dan mengungkapkan
eksperimennya bahwa medan listrik dapat ditransmisikan melalui gelombang elektromagnet
(gelombang radio) dengan kecepatan transmisi sama dengan kecepatan cahaya. Sehingga
namanya diabadikan sebagai satuan frekuensi/getaran perdetik gelombang (Hertz=Hz) antara
300-3000 Hz yang disebut UHF (ultra high frekuensi), dengan adanya frekuensi tersebut
maka terciptalah HP (handphone).
Perkembangan HP (handphone) sendiri mengalami 3 generasi :
1) Generasi pertama (1 G)
Dimulai akhir tahun 1970an di Amerika dan awal tahun 1980an di Eropa. Di Amerika
perangkat wireless yang digunakan pada saat itu adalah AMPS (Advanced Mobile Phone
Service) dan dilaunching pertama di New Jersey dan Chichago tahun 1978 perangkat ini
memiliki kelemahan mobilitas penggunaan terbatas pada wilayah, keterbatasan kemampuan
kompresi dan pengkodean data, keterbatasaan kapasitas spektrum dan harus memakai
perangkat peralatan berat, tidak praktis dan sangat mahal.
Sementara di Eropa ditandai dengan diluncurkannya 9 standar sistem analog awal tahun 1980
antara lain Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access Communication
System (TACS) di Inggris dan C 450 di Jerman yang telah berkembang menjadi sebuah
perusahaan ponsel multi internasional bernama Nokia.
2) Generasi kedua (2G)
2G dipelopori oleh Eropa dengan menciptakan standar baru telepon selluler Global Standar
for Mobile Communication (GSM) menggantikan sistem analog AMPS dimana sistem baru
ini memiliki jaringan luas di seluruh eropa, melayani banyak pelanggan dan dapat mengkover
pengguna baru. Pada saat ini terdapat beberapa sistem digital wireless 2G yaitu GSM, CDMA
(Code Division Multiple Access) , TDMA (Time Division Multiple Access).
3) Generasi ketiga (3G)
Perkembangan ponsel 3G lebih mengandalkan pada pertukaran data jarak jauh dengan
kecepatan tinggi dan mengeksploitasi kemampuan multimedia termasuk pengiriman foto,
video digital, penjelajahan internet. Pelopor dari 3G adalah Nokia, Sony Ericson, Motorola
bahkan perusahaan Microsoft raksasa komputer menjalin kerjasama dengan Ericson untuk
mengembangkan piranti lunak berupa teknologi bluetooth. Pada generasi ke 3 ini
perkembangan ponsel berikutnya terkoneksi dengan internet dengan menggunakan HSCSD
(Hihg Speed Circuit Switched Data) pada awal tahun 2000 dengan kecepatan transfer data
57,6 kbps (kilo byte per second) kemudian berkembang lagi dengan GPRS (General Packet
Radio Service) dengan kecepatan transfer data hingga 160 kbps dan memiliki keunggulan
selalu online, lalu berkembang lagi dengan teknologi EDGE (Enhanced Data Rate for GSM
Evolution) dengan kecepatan transfer data hingga 384 kbps setelah itu berkembang lagi
teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) pada handphone CDMA
dengan kecepatan 400 kbps.
b. Bagian/komponen handphone
Pada dasarnya komponen utama ponsel sama dengan PC (Personal Computer) yang terdiri
dari perangkat hardware dan software dan membentuk sebuah sistem utuh yang saling terkait
satu sama lain. Bagian-bagian ponsel tersebut antara lain :

1) Hardware
Hardware atau perangkat keras merupakan peralatan fisik dari komputer atau handphone
yang dapat kita lihat, raba dan rasakan. Berikut adalah gambar perangkat keras dari
handphone:

Fungsi dari masing-masing komponen hardware pada handphone antara lain:


a) Rangkaian transmisi
Berfungsi mentransmisikan gelombang radio (Radio Frekuensi /RF) yang dipancarkan
menuju stasiun BTS (Base Trascrecieven System) berupa sinyal audio, grafik dan
alfanumerik analog. Bahkan pada ponsel tertentu seperti 6600, 7610, K700, K750, LG
KG300 dan lain sebagainya pada rangkaian transmisinya dilengkapi dengan infrared dan
bluetooth yang berfungsi memindah data dari handphone satu ke handphone lainnya, atau
dari handphone ke komputer (PC) dan dari PC ke handphone. Data yang ditransfer dapat
berupa ringtone, gambar, mp3, video, game, hingga aplikasi lainnya seperti aplikasi
pembelajaran (education).
b) Rangkaian Receiver
Merupakan kebalikan dari transmisi yang berfungsi mengolah dan menyaring sinyal yang
diterima ponsel dari operator simcard (BTS) serta menerima data berupa suara, grafik dan
alfanumerik hingga aplikasi-aplikasi saat browsing dan download di internet.
c) Power supplay
Biasa disebut dengan baterai berfungsi memberikan tegangan untuk membangkitkan seluruh
piranti handphone. Di handphone juga terdapat IC (Integrated Circuit) power supplay yang
mengatur masukan tegangan secara otomatis saat handphone di charger sehingga IC dapat
memutus tegangan dari charger ke ponsel saat baterai penuh.
d) Komponen penguat sinyal.
Berfungsi menguatkan daya penerimaan sinyal gelombang elektromagnetik operator simcard
agar diterima baik dan jelas oleh ponsel, komponen ini terdiri dari antenna dan switch
antenna.
e) Komponen input
Merupakan pendukung utama ponsel untuk memasukkan data antara lain dari keypad,
microfon, kamera dan pengaturan ringtone/gambar, pada komponen inilah data-data aplikasi
s-learning dimasukkan.
f) Komponen output
Merupakan pendukung utama ponsel sebagai sarana hasil keluaran olah data seperti speaker,
LCD (Liquid Cristal Devuce), LED (Light Emiting Dioda), vibrator sehingga apabila ada
aplikasi seperti s-learning maka di komponen inilah aplikasi dapat didengar suaranya dari
speaker, dilihat bentuk, jenis, warna gambarnya pada layar LCD dan dapat dirasakan
getarannya dengan vibrator.

g) Processor
Processor sendiri terdiri dari berbagai komponen antara lain :
(1) CPU (Central Processor Unit)
Berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh sistem pengolahan data yang memberikan respon
terhadap input dengan memberikan hasil tanggapan dari pengolahan sistem yang berupa
output. Didalam CPU terdapat 3 unit processor yaitu:
 MCU (Master Control Unit of Processor), pada HP versi DCT 3 (seperti Nokia 3610, 3310,
2100, 3315, 8210) dan DCT 4 (seperti Nokia 3530, 3100, 7210, 8310), MCU berfungsi
sebagai operation system (OS) dan berisi data versi ponsel.
PPM (Post Programable Memory), berisi software aplikasi ponsel seperti setingan bahasa,
nada dering, kalender, jam, aplikasi huruf dan alfanumerik.
EEPROM (Electrically Ereable Programable Read Only Memory), merupakan sebuah IC
yang menjadi bank software karena fungsinya menampung seluruh program pengolahan data
ponsel dan aplikasi pendukung ponsel.
(2) RAM (Random Access Memory)
Berfungsi memproses input dari keypad yang dilakukan user untuk menjalankan software
yang sudah tersedia di EEPROM
(3) DSP (Digital Signal Processor)
Merupakan IC pengolahan sinyal dengan sistem kerja mengubah sinyal audio analog menjadi
digital dan sebaliknya.
(4) MMA
Merupakan IC yang menghubungkan CPU dengan seluruh perangkat output seperti lampu,
ringtone, kamera dan vibator.

2) Software
Software merupakan sebuah perangkat operasi kerja untuk menjalankan komponen hardware,
software bersifat maya artinya tidak dapat diraba, tidak terlihat tetapi keberadaannya sangat
dirasakan. Seluruh aplikasi software termasuk aplikasi s-learning tersimpan didalam
processor yang merupakan bagian hardware dari handphone. Perangkat lunak (software)
sendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Sistem perangkat lunak (software system)
Software system ialah perangkat lunak yang mengoperasikan keseluruhan sistem pada
handphone yang terdiri dari MCU, PPM, EEPROM. Perangkat lunak ini biasa disebut dengan
firmware, yang tersimpan pada IC flash terkecuali data EEPROM.
b) Aplikasi perangkat lunak (software application)
Aplikasi software yaitu perangkat lunak tambahan seperti program pendukung untuk
meningkatkan fitur-fitur handphone. Pada aplikasi software ini perkembangannya begitu
pesat sehingga fungsi handphone bukan hanya digunakan sebagai komunikasi saja melainkan
sudah berfungsi sebagai pengolah data, angka, kata, grafis dan multimedia termasuk
didalamnya s-learning.
B. Gambaran Umum Software Learning (S-Learning) di Handphone
Tidak semua jenis handphone dapat dimasuki aplikasi software tambahan seperti s-learning,
karena tiap tipe handphone memiliki kualifikasi berbeda dalam menerima, mengolah dan
mengelola aplikasi baru yang dimasukkan ke dalam handphone. Hal ini karena sangat
berpengaruh pada kualifikasi hardwarenya. Namun untuk lebih memudahkan kita dalam
mengenali jenis-jenis handphone yang bisa diaplikasi umumnya jenis handphone ini sudah
tergolong jenis handphone menengah ke atas yang memiliki teknologi atau fasilitas lebih
lengkap seperti layar warna, bluetooth, infrared, mp3, game hingga ada memori eksternalnya.
Jenis handphone ini antara lain nokia 6600, 7610, N70, N73 Sony Ericson K700, K750,
W830, Motorola Roker, E389, LG KG300. Namun, tidak semua handphone teknologi tinggi
bisa dimasuki oleh s-learning karena kita juga harus melihat sistem operasi (SO) yang
dimilikinya, seperti handphone keluaran Cina baru-baru ini dan produk dari Nokia, Sony, LG,
Motorola yang tidak didukung oleh SO seperti Java dan Symbian.
SO merupakan salah satu bagian perangkat lunak (software) handphone. Setiap SO memilik
cara memanajemen file utilitas serta penanganan hardware yang berbeda-beda maka software
yang dapat diinstal dan berjalan di salah satu SO belum tentu dapat diinstal dan berjalan di
SO lainnya. Dalam hal ini penulis akan memberikan gambaran tentang 2 SO yang sering
digunakan oleh masyarakat Indonesia beserta tipe HPnya yaitu :
1. Symbian
Symbian didirikan untuk membuat SO yang optimum untuk perangkat bergerak seperti
smartphones, communicator dan mengutamakan efisiensi penggunaan sumber daya memori
dan baterai. Beberapa kelebihan symbian antara lain kecil dan feature, konektifitas yang baik
dengan perangkat lain, platform yang terbuka dan berkembang, long battery life.
Dalam SO Symbian biasanya memiliki ekstensi file. “sis” dengan karakteristik tipe HP
memiliki memori eksternal. Bentuk filenya banyak dalam satu aplikasi. Cara menginstalnya
dilakukan secara manual lewat file manager atau aplikasi tambahan seperti smart fileman,
system eksploler, selekQ, ketika file itu dikirim lewat bluetooth atau dengan memori
eksternal. Ada juga file Symbian yang berupa satu paket atau segelondong suatu aplikasi
dimana cara memasukkannya melalui memori eksternal dan ketika dimasukkan ke handphone
aplikasi ini bisa langsung nampak dan bisa langsung dijalankan. Handphone dengan SO
Symbian biasanya mudah terkena virus baik dari internet ketika browsing, sesama handphone
ketika mengaktifkan bluetooth dan dari PC ketika memasukkan data. Tipe-tipe handphone
Symbian kebanyakan dari produsen Nokia seperti 6600, 7610, 3660 dll.
2. Java
Ciri dari software yang ditulis dengan bahasa pemrograman Java adalah memiliki ekstensi
file. “jar” Java yang bahasa pemrogramannya dirilis Sun Microsytems, memungkinkan para
programmer membuat software yang dapat dijalankan pada semua SO handphone yang
dlengkapi dengan dukungan mesin Virtual Java antara lain pada handphone N 3500, LG KG
300, Sony K 700, K 750. Software yang dibuat dengan Java biasanya bersifat gratis.
Lambang dari SO Java sendiri seperti pada gambar dibawah ini.

Pada umumnya s-learning yang dapat dioperasikan di handphone yang sudah memiliki vitur
Symbian dan Java sangat banyak sekali namun penulis membatasi dengan membedakan 2
macam s-learning di handphone sesuai karakteristik kajian penelitian penulis :
a. S-learning umum
S-learning handphone yang banyak dimanfaatkan masyarakat kita antara lain: Kamus Inggris-
Indonesia, astronomi (sideralis), gitar (chord maestro), catur (mobi chess), kompas, puzzle
matematika (math puzzle), kalkulator ilmiah (scientific calculator), trigonometri, world flags,
waktu international (world mate lite), kode morse, hitung tahanan listrik, kapasitansi listrik,
unsur kimiawi, aksara Negeri Jepang, test your english, gre vocabulary bulder, ubah satuan
ukur, linier Math (Hitung Linier), Persamaan Kuadrat dan kurva persamaan kuadrat, hitung
matrik, aritmatika, hitung segi 4, tata surya, kitab bible.
b. S-Learning PAI
Didunia PAI sendiri sebenarnya terdapat banyak sekali aplikasi s-learning antara lain: Qur’an
reader, doa Qur’an, tarjamah Qur’an Juz 30, Lukman, Pocket Qur’an, Prophet Doa Basic
Muhammad, Juz 30, Tiny Qur’an, 40 Hadits.
C. Menggunakan S-Learning di Handphone
1. Cara Memperoleh S-Learning di Handphone
Sebenarnya berbagai S-learning untuk handphone baik yang bersifat umum maupun terbatas
pada PAI saja dapat kita peroleh melalui berbagai cara antara lain dengan mendownload
lewat internet disitus www.ziddu.com, www.shaplus.com, www.pocketquran.com,
www.aplikasihape.net, www.aplikasijava.com, www.mumtazanas.com,
www.plrsoftware.org, www.eleapsoftware.com, www.englishlearning.com,
www.moodle.org, dan masih banyak lainnya. Untuk memudahkan kita mencari maka lebih
baik kita menggunakan layanan google dengan mengetik software/aplikasi handphone,
konten islami handphone maka akan tampil ratusan bahkan ribuan situs-situs penyedia
software learning di seluruh dunia. Kita diperbolehkan memilih mana yang di sukai atau
dengan membeli aplikasi-aplikasi di konter-konter aplikasi handphone dengan harga
tertentu/meminta kepada teman dengan Bluetooth dan infrared antar ponsel.
2.Cara Menginstal S-Learning di Handphone
Jika seseorang telah memperoleh aplikasi handphone seperti macam-macam s-learning dari
situs-situs di internet maka diharuskan mengikuti cara instal dan pemakaian sesuai petunjuk.
Secara umum cara menginstal aplikasi baru di handphone hampir sama, disini penulis
memberikan contoh cara menginstal aplikasi baru pada handphone Sony Ericsson K810i
sebagai berikut:
a. Langkah pertama file browser diakses dengan menekan tombol menu, lalu arahkan ke ikon
file manager dan tekan tombol enter. (gambar 1).

b. Arahkan ke memori eksternal, buatlah satu folder baru dan beri nama. Pada contoh penulis
membuat folder baru di direktori other. (gambar 2)

c. Simpan file-file installer di folder itu. (gambar 3)

d. Untuk menginstal software handphone cukup arahkan ke file installernya lalu tekan tombol
enter atau tekan menu install. Sesaat kemudian, proses instalasi akan dimulai. (gambar 4)

e. Setelah instalasi selesai akan ditanyakan lokasi direktori tempat kita menyimpan instalasi
software. Penulis mengarahkannya ke folder Application yang merupakan standarnya.
(gambar 5)

f. Jika kita ingin menyimpan instalasi aplikasi di memori eksternal handphone pilih OK
seperti pada gambar dibawah ini. (gambar 6)

g. Setelah proses instalasi selesai semua, kita dapat langsung menjalankan software tersebut
dengan menekan menu yes ketika tawaran start now tampil. (gambar 7)

h. Lain waktu ketika kita ingin menjalankan software yang sudah di install akseslah melalui
direktori application, arahkan pada nama software yang ingin dijalankan dan tekan select.
(gambar 8)

3. Cara Menjalankan S-Learning di Handphone


Untuk menjalankan s-learning di handphone sebenarnya sangat mudah karena setiap program
s-learning biasanya bersifat otomatis dan memberikan layanan bantuan bagaimana cara
memakainya. Namun kadang yang membuat kita kesulitan adalah bahasa pemrogramannya
yang kebanyakan memakai bahasa asing. Dalam penulisan ini penulis memberikan contoh
bagaimana memakai dan menjalankan aplikasi s-learning PAI handphone berupa Pocket
Qur’an langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Pertama kali, ketika kita menjalankan software Pocket Qur’an akan disajikan layar depan
untuk menunggu proses loading. (gambar 1.1)

b. Sesaat kemudian tampil daftar 30 nama surah dalam Al-Qur’an dimulai dari sebelah kanan
atas Surat Al-Fatihah terus kebawah dan kekiri bawah hingga surah An-Nas. (gambar 1.2)

c. Pilih Surat Al-Baqoroh, segera akan tampil isi surah seperti berikut. (gambar 1.3)

d. Jika ingin melihat bagian akhir dari surah yang sedang dibuka tekan menu select>Goto
End dan tekan tombol enter/ok. (gambar 1.4)

e. Jika ingin menuju ke suatu ayat dari surah yang sedang dibuka, tekan menu select> Goto
Ayat, lalu tekan menu OK. (gambar 1.5)

f. Pada layar Goto Aya ketikkan angka ayat yang hendak dicari lalu tekan menu OK. (gambar
1.6)

g. Penulis juga menemukan sebuah software berupa terjemahan Al-Qur’an juz 30 dalam
bahasa Indonesia. Install saja software tersebut di handphone. Ketika kita jalankan software
tersebut akan tampil layar pemilihan surah, arahkan ke surah yang ingin disimak, sebagai
contoh pilih surah An-Nas lalu pilih tombol OK. (gambar 1.7)

h. Sesaat kemudian akan tampil isi surah yang ingin disimak. (gambar 1.8)

B. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits


1. Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik, dimana anak didik diperlakukan seperti
orang yang sudah punya bekal untuk diarahkan dan dibimbing agar dapat mencapai tujuan
sesuai dengan yang telah dirumuskan guru sebelum pengajaran dimulai. Guru secara sadar
merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu
untuk kepentingan pembelajaran.
Pembelajaran ialah suatu kegiatan belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik dalam
menstranfer pengetahuan dimana selama proses belajar ini terjadi interaksi langsung maupun
tidak langsung antara pendidik dan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
proses belajar mengajar antara siswa dan guru dalam mencapai suatu tujuan. Pembelajaran
berasal dari dua konsep yang tak terpisahkan yaitu konsep belajar dan mengajar. Dua konsep
tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada
saat pengajaran berlangsung.
Al-Qur'an-Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber
akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada disetiap unsur
tersebut. Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah berupa mata pelajaran. Al-
Qur'an-Hadits memiliki karakteristik menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan
benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya
dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits di Madrasah Aliyah adalah
salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-
Qur'an Hadits yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut
dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur'an dan
Al-Hadits terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema
tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam perspektif Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai persiapan
untuk hidup bermasyarakat. Secara substansial, mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan
mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an-Hadits sebagai
sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam
kehidupan sehari-hari Adanya mata pelajaran Al-Qur'an-Hadits di Madrasah Aliyah bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur'an dan Hadits
b. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits
sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
c. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan Al-Qur'an dan Hadits yang
dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur'an dan Hadits.
2. Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja, dalam bahasa Yunani sebagai kata
benda “strategos” merupakan kata gabungan dari strato (militer) dan ogo (memimpin)
sedangkan sebagai kata kerja strategi berarti merencanakan (to plan). Menurut Hardy Hungle
dan Ruse mengemukakan strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului
dan mengendalikan kegiatan.
Dengan kata lain strategi adalah suatu langkah yang dilakukan seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu melalui berbagai pendekatan khusus. Stategi pembelajaran adalah upaya guru
dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar
agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Guru
dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran
seperti menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik, mengadakan penilaian pendahuluan,
merencanakan program pengajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran. Sehingga terjalin
keterkaitan fungsi antar komponen pembelajaran tersebut. Jadi strategi pembelajaran Al-
Qur’an Hadits adalah suatu langkah yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan yang
termuat dalam Al-Qur’an dan Hadits melalui berbagai pendekatan khusus selama proses
kegiatan belajar mengajar.
Dalam usaha memahami strategi pembelajaran perlu kita memahami variabel pembelajaran
yang menurut Reigeluth dan Merill diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a. Kondisi pembelajaran.
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran dalam meningkatkan
hasil pembelajaran. Variabel kondisi pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1) Tujuan pembelajaran, merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan khusus. Dalam hal ini tujuan pembelajaran
yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah.
2) Karakteristik bidang studi, merupakan aspek yang dapat memberikan landasan yang
berguna dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karakteristik bidang studi Al-Qur’an
Hadits antara lain menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami
makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3) Karakteristik siswa terkait dengan kualitas individu siswa seperti bakat, gaya belajar dan
pengetahuan awal.
b. Strategi pembelajaran
Merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda
dibawah kondisi yang berbeda. Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu :
1) Strategi pengorganisasian (organizational strategy) merupakan cara untuk menata isi suatu
bidang studi seperti mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan kegiatan ini berhubungan dengan
tindakan pemilihan isi atau materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan jenis
pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
2) Strategi penyampaian (delivery strategy) ialah cara untuk menyampaikan pembelajaran Al-
Qur’an Hadits pada siswa dan untuk menerima serta merespon masukan dari siswa. Dalam
strategi ini terdapat tiga komponen utama yang perlu diperhatikan yaitu:
a) Penggunaan media pembelajaran, yang berbasis pada manusia (pengajar, tutor, bermain
peran, kegiatan kelompok), cetak (buku,modul), visual (peta, gambar, grafik, bagan), audio
visual (video, film ) dan berbasis pada komputer.
b) Interaksi siswa dengan media, media yang digunakan guru harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang telah ditetapkan sehingga mampu merangsang dan
menumbuhkan minat belajar siswa dengan demikian akan tumbuh interaksi antara media
pembelajaran dan siswa dalam belajar sehingga akan menumbuhkan suatu interaksi positif
diantara keduanya yang pada akhirnya akan mampu mempercepat proses pemahaman siswa
terhadap isi pembelajaran.
c) Bentuk belajar mengajar, pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang efektif harus dilakukan
dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Disini guru
harus memiliki kiat maupun seni untuk memadukan antara bentuk pembelajaran dan media
pembelajaran yang digunakan sehingga mampu menciptakan proses pembelajaran yang
harmonis.
3) Strategi pengelolaan (manajement strategy), ialah cara untuk menata interaksi antara siswa
dan variabel strategi pembelajaran lainnya seperti pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Strategi
ini memiliki empat hal yang menjadi kajiannya yaitu penjadwalan penggunaan strategi
pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, pengelolaan motivasional dan
kontrol belajar.
c. Hasil pembelajaran
Ialah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikasi tentang nilai dari penggunaan strategi
pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Strategi hasil pembelajaran dapat
dikalisifikasikan menjadi tiga yaitu ;
1) Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa dalam pembelajaran Al-
Qur’an Hadits dan terdapat empat indikator untuk mengekspresikannya yaitu kecermatan
penguasaan perilaku yang dipelajari, kecepatan untuk kerja, tingkat alamiah belajar dan
tingkat retensi. Efektifitas disini dimaksudkan bagaimana seseorang berhasil mendapatkan
dan memanfaatkan metode belajar untuk memperoleh hasil yang baik. Efektifitas merupakan
kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar, kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang ingin dicapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa makna efektifitas
itu berbeda sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan masing-masing.
2) Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan jumlah waktu yang
dipakai siswa dan jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
Efisiensi sendiri adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara
usaha dan hasilnya. Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien apabila prestasi belajar
yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang minimal dan dengan usaha tersebut dapat
memberikan prestasi belajar yang tinggi.
3) Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecendrungan siswa untuk tetap dan
terus belajar Al-Qur’an Hadits.
3. Tahap-Tahap Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
a. Tahap perencanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Perencanaan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis,
merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus
mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang
dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan
mendahului dan didahului oleh kegiatan lain. Hakekatnya Perencanaan merupakan suatu
rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi
seperti (peristiwa, keadaan, suasana), dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah kira-
kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit. Persiapan perencanaan ini
harus dinilai.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk merencanakan segala kegiatannya’
  •     
       •  • 

Artinya: ” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Qs.Al-
Hasyr: 18).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa perlunya perencanaan untuk masa depan, apakah
untuk diri sendiri, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin
negara. Allah adalah Maha Merencanakan, Al-Bari, sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat
islam terutama para manajer. Karena pada dasarnya manajer yang harus mempunyai banyak
konsep tentang manajemen termasuk di dalamnnya perencanaan. Pemimpin adalah yang
mempunyai visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan
tujuan bersama.
Sebelum proses belajar mengajar Al-Qur’an Hadits berlangsung hendaknya seorang guru
merencanakan terlebih dahulu program pembelajaran Al-Qur’an Hadits, membuat persiapan
pembelajaran yang hendak diberikan atau lebih dikenal RP (rencana pembelajaran) atau SP
(satuan pembelajaran). Rencana pembelajaran ini dibuat oleh guru untuk setiap kali
pertemuan atau bisa juga untuk 4 dan 5 kali pertemuan sekaligus. Perencanaan pembelajaran
tersebut setidaknya memuat lima unsur, yaitu tujuan instruksional, bahan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, metode dan alat bantu, serta evaluasi/penilaian.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan proses berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an Hadits di sekolah yang merupakan inti dari kegiatan
pendidikan. Artinya merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam
menyampaikan bahan pelajaran Al-Qur’an Hadits. Tahapan yang harus ditempuh guru dalam
pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Tahap pra intruksional, yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai proses pembelajaran
Al-Qur’an Hadits meliputi :
- Menanyakan kehadiran siswa.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran Al-Qur’an
Hadits yang belum dikuasai.
- Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran Al-Qur’an Hadits yang telah dibahas.
2) Tahap instruksional, yaitu tahap pemberian bahan pelajaran Al-Qur’an Hadits meliputi :
- Menjelaskan tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang harus dicapai.
- Menjelaskan pokok materi Al-Qur’an Hadits yang akan dibahas.
- Membahas pokok materi Al-Qur’an Hadits yang telah ditulis.
- Memberikan contoh konkrit pada setiap pokok materi Al-Qur’an Hadits yang telah dibahas.
- Menggunakan media untuk mempermudah pemahaman siswa.
- Menyimpulkan hasil bahasan.
3) Tahap evaluasi, bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap intruksional diantaranya :
- Mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai materi pelajaran Al-Qur’an
Hadits yang telah disampaikan.
- Mengakhiri pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan memberitahukan materi yang akan dibahas
berikutnya.
- Memberi tugas atau PR kepada siswa untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai yang
telah dibahas.
- Bila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa maka guru harus mengulang
pelajaran.
c. Tahap evaluasi pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang
dilaksanakan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran pembelajaran yaitu
membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan
pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif. Evaluasi merupakan langkah akhir dari
pembelajaran untuk mengetahui hasil prestasi peserta didik, tanggung jawab evaluasi pada
prinsipnya terletak pada pendidik.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Al-Qur’an Hadits dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai alat evaluasi, antara lain, kuesioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Dari
sekian banyak alat evaluasi, secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni alat tes
dan nontes. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Dengan penilaian, guru akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial,
sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara
lain (a) untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu, (b) untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran Al-
Qur’an Hadits yang digunakan, (c) untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya,
dan (d) untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka
perbaikan.

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam mengadakan penelitian, metode mempunyai peranan yang sangat penting karena
metode adalah suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu tujuan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Metode merupakan suatu hal yang sangat penting,
karena metode merupakan salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat
memahami dan mengkritisi obyek atau sasaran suatu ilmu yang akan diselidiki. Metode
penelitian mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang akan digunakan dalam
penelitian.
Dalam hal ini metode berfungsi mengumpulkan data-data yang dijadikan kerangka penelitian
sehingga akan mencapai tujuan yang telah dilakukan. Agar penelitian ini mendapatkan hasil
yang valid, terarah, optimal dan memuaskan, maka penulis mengambil langkah-langkah
sebagai berkut :
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Setelah melakukan survei di berbagai lembaga pendidikan, akhirnya penulis menetapkan
lokasi penelitian ini di MA NU Miftahul Ulum yang beralamatkan di desa Loram Kulon Jati
Kudus, karena di sekolah tersebut baik dari pihak Kepala Madrasah maupun segenap dewan
guru memperbolehkan peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan menggunakan
metode eksperimen bagi siswa kelas XII di Madrasah ini. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Juli sampai dengan bulan September 2010. Apabila data yang diperoleh belum
mencukupi selama waktu tersebut, maka penelitian akan diperpanjang.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian terapan/penelitian terpakai/penelitian tindakan
(action research/applied research) dengan mengunakan metode eksperimen. Penelitian
tindakan yaitu penelitian untuk menyelesaikan masalah kehidupan secara praktis dengan
mendayagunakan berbagai teori ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan masalah itu untuk
memperoleh hasil penelitian berupa pemaparan latar belakang masalah, kondisi masalah,
penyebab masalah serta saran-saran tindakan konkrit. Metode eksperimen adalah metode
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendali . Sedangkan pendekatan yang digunakan peneliti adalah kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dan
peneliti sebagai intsrumen kunci dengan analisis data bersifat induktif untuk menghasilkan
penelitian yang lebih menekankan segi makna dari pada generalisasi.
Penelitian tindakan dapat dimasukkan dalam kelompok penelitian eksperimen dengan ciri
khusus, jika dalam penelitian eksperimen si peneliti sekedar ingin mengetahui akibat dari
perlakuan/tindakan yang dilakukan peneliti tetapi dalam penelitian tindakan si peneliti
mencermati betul-betul selama proses dan akibat tindakan sehingga diperoleh informasi yang
mantap tentang dampak perlakuan yang dibuat. Dengan kalimat sederhana dapat dikatakan
bahwa penelitian tindakan adalah penelitian eksperimen berulang dan berkelanjutan.
Penelitian tindakan termasuk kualitatif namun demikian penelitian tindakan tidak menolak
penggunaan angka-angka untuk melengkapi data penelitiannya agar pengambilan
keputusannya lebih tepat. Peneliti boleh saja menyebarkan angket kepada siswa untuk
mengetahui bagaimana reaksi dan pendapat mereka, data yang terkumpul boleh saja
dianalisis dengan rumus statistik baik sederhana maupun dengan rumus-rumus.
C. Sumber Data
Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari berbagai sumber, di
antaranya :
a. Sumber data primer
Data primer atau disebut juga data tangan pertama merupakan data yang dikumpulkan
langsung dari individu-individu yang diselidiki. Data ini dapat berupa kata-kata ataupun
prilaku, tindakan dari orang-orang yang diamati dan diwawancarai. Di sini data primer
diperoleh dari guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Kepala Madrasah dan siswa kelas XII
MA NU Miftahul Ulum.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari subyek penelitian. Data sekunder bisa berupa dokumen yang
diperoleh dari guru atau tata usaha yang bisa digunakan peneliti untuk melengkapi data
tentang proses belajar mengajar khususnya pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA NU
Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus.
D. Populasi Sumber Data Penelitian
Populasi menurut Babble, sebagaimana dikutip Joko Subagyo adalah elemen penelitian yang
hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis sebagai target hasil penelitian. Apabila
peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya
termasuk penelitian populasi. Karena peneliti ingin melakukan penelitian populasi maka yang
akan menjadi obyek populasi adalah semua siswa kelas XII MA NU Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus yang berjumlah 42 siswa. Sedangkan populasi seluruh siswa kelas X, XI,
XII MA NU Miftahul Ulum berjumlah 166 siswa.
Karena penelitian yang dilakuan penulis adalah eksperimen terapan/tindakan maka untuk
mekanisme pembagian populasi penelitian diatas ialah dengan membagi kelas menjadi dua
yaitu kelas khusus yang dijadikan acuan eksperimen dengan kelas biasa yang tidak
mendapatkan tindakan apapun dari peneliti yang nantinya akan diamati keduanya. Dalam
melakukan pengamatan ini peneliti membandingkan antara siswa khusus dengan siswa biasa
dalam satu kelas sesuai muatan kurikulum mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas XII MA.
Untuk lebih mempermudah pembagian tersebut maka penulis membuat tabel sebagai berikut:
NO KELAS SISWA KHUSUS SISWA BIASA JUMLAH SISWA
1 XII 6 36 42

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ialah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati secara spesifik. Disini penulis meneliti tentang pembelajaran
dengan memanfaatkan software learning di handphone pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
bagi siswa kelas XII MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus Tahun Ajaran
2010/2011.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri. Jadi dalam penelitian ini yang menjadi instrumen kunci adalah penulis sendiri yang
bertugas menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengadakan suatu penelitian, metode mempunyai peranan penting karena metode
ialah cara yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data yang dapat dijadikan kerangka
penelitian, sehingga akan dicapai tujuan yang telah ditentukan, dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode interview (wawancara)
Yaitu salah satu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. Wawancara ini dilakukan secara mendalam (in
depth interview) untuk memperoleh informasi atau data yang tepat dan obyektif. Oleh karena
itu, untuk memperoleh data yang tepat dan obyektif, maka setiap interviewer atau
pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik dengan interviewee atau
mengadakan raport yaitu suatu situasi psikologis yang menunjukkan bahwa interviewee
bersedia bekerjasama dan memberikan informasi sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya.
Metode ini digunakan untuk melakukan tanya jawab dengan cara bertatap muka langsung
antara peneliti dengan Kepala Madrasah, guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, murid dan
pihak terkait tentang keadaan dan proses belajar mengajar di MA NU Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus khususnya pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits baik di kelas biasa maupun
di kelas khusus yang diajar peneliti sendiri.
2. Metode observasi
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap fenomena yang diteliti. Karena penelitian yang dilakukan adalah
termasuk jenis penelitian kualitatif, maka observasi yang penulis lakukan dalam penelitian ini
adalah observasi terus terang. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data
menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data pengamatan tentang proses
pembelajaran Al-Qur’an Hadits di kelas biasa dan proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di
kelas khusus dengan memanfaatkan software learning di handphone yang dijadikan
pendorong pembelajaran Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas XII di MA NU Miftahul Ulum
Loram Kulon Jati Kudus.
3. Metode dokumentasi
Yaitu metode yang digunakan untuk mencari data tentang struktur, buku, surat kabar,
majalah, notulen, rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data tentang sejarah dan latar belakang berdirinya MA NU Miftahul Ulum,
keadaan guru, siswa, karyawan, media pembelajaran serta sarana prasarana yang dimiliki MA
NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus.
4. Metode angket
Angket adalah metode yang digunakan dengan jalan memberikan kepada obyek berjumlah
banyak dengan sebuah daftar pertanyaan, dengan memintanya kembali sesudah direalisasi.
Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket langsung dan semi
tertutup serta tertutup. Angket semi tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban yang lengkap dan menyisakan satu jawaban bebas yang bisa
diisi responden sesuai keinginannya, Angket ini digunakan peneliti sebelum pelaksanaan
eksperimen berlangsung untuk mengumpulkan data awal tentang respon dan pendapat
seluruh siswa kelas XII mengenai kemungkinan penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran Al-Qur’an Hadits, Sedangkan angket tertutup ialah kuesioner yang disusun
dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, sehingga pengisi atau responden hanya
memberi tanda pada jawaban yang dipilih serta memudahkan peneliti dalam menganalisa.
Angket tertutup diberikan peneliti kepada responden seluruh siswa kelas XII baik yang
mengikuti kelas khusus maupun kelas biasa diakhir penelitian untuk mendapatkan informasi
mengenai hasil dari prilaku/tindakan yang diberikan peneliti selama eksperimen berlangsung.
G. Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini pengujian keabsahan data penelitian dilakukan dengan cara:
1. Perpanjangan pengamatan
Yaitu memperpanjang durasi waktu untuk tinggal atau terlibat dalam kegiatan yang menjadi
sasaran penelitian. Langkah ini diharapkan dapat menguji ketidakbenaran informasi atau
distorsi informasi. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti peneliti kembali ke lapangan
untuk melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru untuk memperoleh data atau informasi lebih mendalam hingga tidak ada
lagi informasi yang disembunyikan.

2. Peningkatan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara ini maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis. Selain itu, peneliti juga dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, teknik pengumpulan data dan waktu.
a. Triangulasi sumber digunakan peneliti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yaitu kepala sekolah, guru
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan siswa Kelas XII MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon
Jati Kudus.
b. Triangulasi teknik digunakan peneliti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu bisa dengan
wawancara atau observasi.
c. Triangulasi waktu digunakan peneliti dalam rangka pengujian kredibilitas dilakukan
dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda yaitu
bisa dilakukan di pagi, siang ataupun sore hari. Waktu juga mempengaruhi kekredibilitasan
sebuah data.
4. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga
pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan temuan,
berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
5. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dimaksud di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
yang ditemukan oleh peneliti, misalnya: data hasil wawancara perlu didukung adanya
rekaman wawancara atau tentang gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.
Dengan adanya alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti kamera dan
alat perekam suara sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang ditemukan
oleh peneliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan handphone, kamera digital dan
handcam yang ada fasilitas kamera dan perekam suaranya yang berguna untuk mendukung
kebenaran data yang ditemukan oleh peneliti.
6. Mengadakan member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.
Dalam member check ini, peneliti dengan pemberi data harus ada persetujuan atau
kesepakatan diantara keduanya tentang data yang telah diterima dari pemberi data dan telah
ditafsirkan oleh peneliti. Apabila telah ada kesepakatan maka data tersebut dapat dikatakan
valid dan dapat dipercaya. Jadi, tujuan member check ini adalah agar informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
sumber data atau informan.
Jadi peneliti melakukan kesepakatan dengan guru Al-Qur’an Hadits, kepala Madrasah dan
siswa mengenai data yang telah diterimanya. Apabila telah ada kesepakatan maka data
tersebut dapat di katakan valid dan dapat dipercaya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan sebelum melakukan penelitian atau
bisa juga dilakukan pada saat proses pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Adapun komponen-komponen yang digunakan
peneliti dalam proses analisis data kualitatif dengan menerapkan model Miles dan Huberman
sebagai berikut:
1. Data reduction (reduksi data)
Dalam sebuah penelitian kualitatif biasanya data-data yang diperoleh di lapangan sangat
banyak, kompleks dan rumit sehingga diperlukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang
penting sehingga data yang direduksi diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya mengenai
pembelajaran Al-Qur’an Hadits dengan memanfaatkan software learning di media handphone
bagi siswa kelas XII MA NU Miftahul Ulum.
2. Data display (penyajian data)
Setelah data yang diperoleh peneliti direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data atau menyajikan data dalam bentuk uraian singkat biasanya bersifat naratif, grafik,
bagan, hubungan antar kategori dan flowchart. Ketika peneliti melakukan display data maka
akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Dalam penyajian data ini peneliti
akan menyajikan data secara naratif disertai grafik dan bagan mengenai hasil penelitian
tentang software learning di media handphone bagi siswa kelas XII MA NU Miftahul Ulum.
3. Verification
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi
yang mana kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Namun bila kesimpulan yang dikemukan sudah didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada bisa berupa deskripsi suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori. Pada analisis data verification ini peneliti akan memberikan beberapa
kesimpulan mengenai pemanfaatan software learning di handphone pada proses pembelajaran
Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas XII MA NU Miftahul Ulum sehingga kesimpulan
penelitian menjadi jelas.

BAB IV
DESKRIPSI MADRASAH ALIYAH NU MIFTAHUL ULUM
LORAM KULON JATI KUDUS DAN PROSES PEMBELAJARAN
AL-QUR’AN HADITS DENGAN MEMANFAATKAN
S-LEARNING DI HANDPHONE

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
1. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya MA NU Miftahul Ulum
Ide dan gagasan untuk mendirikan sebuah MA datang dari para pengurus MTs Miftahul
Ulum yang sudah berdiri sebelumnya, mengingat pesatnya perkembangan MTs pada waktu
itu dan dimaksudkan untuk ikut serta berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu juga ditunjang beberapa faktor yang ada pada waktu itu, seperti adanya hasrat
keinginan para Muslimin Muslimat (orang tua) terutama dari desa Loram Kulon dan
sekitarnya untuk menyekolahkan anaknya setelah tamat dari MTs/SMP serta banyaknya
lulusan MTs/SMP yang Drop Out tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih atas, karena
kurangnya biaya dan jauhnya jarak yang harus ditempuh.
Sebagai tindak lanjut untuk mewujudkan gagasan tersebut di atas diperlukan sarana
prasarana, Maka dibentuklah suatu kepengurusan yang sama dengan para pengurus MTs
waktu itu yang akan langsung mengelola dan mengurus MA yaitu dengan personalia sebagai
berikut:
Pelindung : Bapak Kades Loram Kulon (Bapak Kusdi, Alm)
Penasehat : Bapak KH. Muslih (Alm), Bapak KH. Munawir (Alm),Bapak K.H. Najib (Alm),
Bapak H. Lutfi, B.A., Bapak Kasturi.
Ketua : Bapak K.H. Alif Syarofi
Wakil Ketua : Bapak K.H. Izzul Ma’ali (Alm)
Sekretaris : Drs. Mudhoffar.
Wakil Sekr : Bapak Mishbahuddin,B.A
Bendahara : Bapak H. Abdul Latif Noor
Wakil Bend : Bapak Muchlis,B.A
Pembantu : Bapak Sonhaji, Bapak Sukur,B.A, Bapak H. Sabar, Bapak Kamli, Bapak K
Muhdi, Bapak Syafi’i.
Setelah itu di mulailah langkah-langkah awal mewujudkan MA. Hal-hal yang berhubungan
dengan administrasi dan ijin operasional ditangani oleh Bapak Mishbachuddin,B.A dan bapak
K.H Em. Hamdan Syuyuthi. Adapun persiapan-persiapan yang dilakukan sangat sederhana
sekali. Karena belum mempunyai gedung sendiri, maka MA ditempatkan satu gedung dengan
MTs. Madrasah Aliyah secara resmi berdiri pada tanggal 16 Dzuqo’dah 1416 H bertepatan
dengan tanggal 10 juni 1990 M.
Miftahul Ulum merupakan nama yang diusulkan para tokoh masyarakat supaya ada
keseragaman nama dengan madrasah-madrasah yang ada di Loram Kulon (RA, MI, MADIN,
MTs) serta ada keseragaman dalam pengelolaan yang berada dalam satu yayasan, yaitu
Miftahul Ulum.
Pada waktu pertama kali di dirikan, MA Miftahul Ulum belum mempunyai gedung tersendiri
tapi masih bergabung dengan MTs Miftahul Ulum yang waktu itu masih berlokasi di sebelah
selatan MI dengan menggunakan ruangan yang dulunya merupakan kantor yang berukuran
2x8 m dengan jumlah siswa 39 orang. Jadi, waktu itu masih sangat sempit, selain itu, MA
Miftahul Ulum juga masih menggunakan fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh MTs dengan
sepengetahuan pengurus karena waktu itu belum mendapat subsidi dana dari pemerintah.
Saat itu para pengajarnya juga kebanyakan merangkap sebagai pengajar MTs, yaitu: K.H EM
Hamdan Suyuti, K.H Najib, K.H Hamdan Asnawi, K.H Izzul Ma’ali, Bapak
Mishbachuddin,B.A, Bapak Suhartono, Ibu Dra Shofiyyah, Bapak Ali Afif, Bapak Drs Nor
Rosyid, Bapak Jami’in,S.H, Bapak Hari Santoso, Ibu Sri Retno Hartatik. Kepala MA
Miftahul Ulum waktu itu dijabat oleh bapak Drs. Mudhofar, tetapi karena beliau juga aktif
mengajar di Jepara dan waktu mengajarnya sangat padat, maka kegiatan operasional dan
tugas sehari-hari didelegasikan kepada bapak Mishbahchuddin, B.A. yang waktu itu menjabat
sebagai wakil kurikulum. Pada tahun 1992 jabatan kepala sekolah dipegang oleh bapak
Mishbachuddin, B.A.
2. Letak Geografis MA NU Miftahul Ulum
Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Kudus terletak di atas tanah seluas 9.700m2 di Desa Loram
Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Letak gedung Madrasah Aliyah Miftahul Ulum
secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sebelah barat terdapat sungai kecil dan perumahan penduduk.
b. Sebelah utara terdapat mushola dan kebun bambu penduduk.
c. Sebelah timur kebun bambu penduduk.
d. Sebelah selatan terdapat perumahan dan kebun bambu penduduk.
3. Struktur Organisasi
Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus adalah sebuah lembaga pendidikan
yang didirikan oleh masyarakat Loram Kulon dan bekerja sama dengan Yayasan Miftahul
Ulum. Madrasah Aliyah Miftahul Ulum ini bernaung di bawah Departemen Agama dan
Lembaga Ma’arif yang dikelola oleh sebuah yayasan.
Adapun struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

4. Data Guru dan Staf MA NU Miftahul Ulum


Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar adalah tergantung pada orang yang
mengelola kegiatan tersebut. Demikian pula di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum ini. Di sini
penulis akan uraikan data guru yang ada di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram Kulon
Jati Kudus yang penulis sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel I
Daftar Guru Madrasah Aliyah Miftahul Ulum
Loram Kulon Jati Kudus Tahun 2010/2011
No Nama Tempat/ Tgl Lahir Jabatan Pendidikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21 Mishbachuddin
Mustain Sahal
Drs Mundioko
Sri Hatin, S.Ag
Saminah, S.Ag
Cris Wijayanti, SE
Musthofa, M.Ag
Kustiah
Sri Yuhana, S.Pd.
Puji Hastuti, S.Pd.
Desti Yuliyanti, S.Pd.
Arif Setyawan, A.Mpd
Ngusman
Idha Khoirunnisak
Zamah Sari, S.Ag
Dwi Sinta Meila Sari
Mar’ah
Istiqomah
Syafrul Abas
Dedi Sofyan
Syaifuddin Nor Kudus, 5 Okt 1985
Kudus, 1 Nop 1962
Kudus, 10 Jun 1962
Kudus, 16 Peb 1967
Kudus, 12 Mei1973
Kudus,12Agts 1968
Demak,13Aprl1965
Kudus 26Mei 1967
Kudus,26 aprl1970
Kudus,23 Okt 1978
Kudus 15 Des 1982
Kudus, 9 Sept 1982
Kudus,19 Nop 1967
Kudus, 27 Sept1981
Demak,11 Nop1981
Kudus,5 Mei 1978
Kudus, 29 aprl1972
Kudus, 2 aprl 1972
Kudus, 23 Okt 1984
Kudus,31 des 1980
Kudus,16 mart1988 Kamad
Wk. Kurklm
Wk. Siswa
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Tata Usaha
Tata Usaha
Penjaga
T. Kbrsihan
Pesuruh STAIN
MA/Ponpes
IKIP
IKIP
UNDARIS
IAIN
IAIN
UMK
IKIP
IKIP
IKIP
UNISBANK
IKIP
IKIP
STAIN
UMK
SMEA
MA
MTs
MA
MA

5. Keadaan Siswa MA NU Miftahul Ulum


Siswa adalah faktor yang amat penting di dalam proses belajar mengajar di suatu lembaga
pendidikan, karena tanpa siswa kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan. Siswa
sangatlah menentukan jalannya suatu lembaga pendidikan di mana proses belajar mengajar
berlangsung. Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram Kudus pada tahun ajaran 2010/2011
memiliki siswa berjumlah 166 siswa, dengan rincian kelas X = 70 siswa, kelas XI = 54 siswa
dan kelas XII = 42 siswa. Siswa sebanyak ini dibagi menjadi 5 kelas.
Untuk meningkatkan kecakapan siswa, disamping kegiatan belajar mengajar secara formal,
ada juga kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut antara lain adalah pramuka, komputer,
bela diri, tata boga dan tata busana. Adapun data tentang siswa Madrasah Aliyah Miftahul
Ulum Loram Kudus sejak tahun ajaran 2007/2008 hingga 2010/2011 dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel II
Diagram Kohort Siswa MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus

Tahun
Ajaran Jumlah Jumlah
Kelas X Kelas XI Kelas XII
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011 61
42
54
70 65
58
41
54 60
65
59
42 186 siswa
165 siswa
154 siswa
166 siswa

6. Sarana dan Prasarana MA NU Miftahul Ulum


Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menunjang
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga harus ditangani dengan baik dan
terarah.
MA NU Miftahul ulum berdiri diatas tanah wakaf seluas 9.700m2 dengan keadaan sebagai
berikut :
- Luas gedung dan bangunan (2 lantai ): 340m2
- Luas halaman dan taman : 929m2
- Luas tempat parkir kendaraan : 192m2
Adapun sarana dan prasarana selengkapnya sebagai berikut :
Tabel III
Sarana Prasarana MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
Tahun Ajaran 2010 / 2011
NO FASILITAS JUMLAH KONDISI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 Ruang kelas
Ruang kepala Madrasah
Ruang tata usaha
Ruang BK/BP
Ruang UKS
Ruang tamu
Ruang OSIS
Ruang perpustakaan
Ruang laborat dan keterampilan
Ruang komputer
Musholla
Koperasi
Ruang dapur
Gudang
Kantin
WC guru
WC siswa
Tempat parkir 5 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

B. Proses Belajar Mengajar Secara Umum di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus
Pelaksanaan pendidikan di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum ini mengikuti kurikulum yang
berlaku yaitu kurikulum KTSP ditambah kurikulum dari lembaga pendidikan Ma’arif dengan
semaksimal mungkin. Proses pembelajaran berlangsung setiap hari Sabtu sampai Kamis.
Untuk libur madrasah setiap hari Jum’ah dan hari-hari libur Islam dan nasional.
Proses belajar mengajar dilakukan pada pagi hari mulai pukul 07.00 sampai jam 13.15, terdiri
dari 8 jam pelajaran setiap hari dan tiap mata pelajaran mendapat alokasi waktu kurang lebih
45 menit. Tiap kelas dapat menempati ruangan masing-masing, jam pelajaran dapat
dimanfaatkan sepenuhnya dengan sebaik mungkin. Apabila ada guru yang berhalangan hadir
sudah dipersiapkan guru penggantinya untuk mengisi, yaitu dengan adanya guru piket.
Di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum ini susunan mata pelajaran untuk anak didiknya cukup
berbobot. Mulai dari pelajaran umum, pelajaran agama, muatan lokal dan pengembangan diri.
Untuk lebih jelasnya berikut penulis sajikan daftar mata pelajaran di MA ini :

Tabel IV
Struktur Kurikulum MA NU Miftahul Ulum
Tahun Ajaran 2010 / 2011
KOMPONEN Kelas / Semester Jumlah/ Ket
Alokasi Waktu
X 1,2 XI 1,2 XII
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Qur’an Hadits
b. Aqidah Akhlaq
c. Fiqih
d. S K I
2. PKn
3. Bhs. Indonesia
4. Bhs. Arab
5. Bhs. Inggris
6. Matematika
7. Fisika
8. Kimia
9. Biologi
10. Sejarah
11. Geografi
12. Ekonomi
13. Sosiologi
14. Seni Budaya
15. Penjaskes16. TIK

2
2
2
-
2
4
2
4
3
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2

2
1
2
1
2
4
2
4
4
-
-
-
3
3
4
3
1
2
3

2
1
2
1
2
4
2
4
4
-
-
-
2
3
4
3
1
2
3

6
4
6
2
6
12
6
12
11
2
2
2
7
8
10
8
3
6
8
B. Mapel Muatan Lokal
1. Ke-NU-an
2. Aswaja
3. Qowaid
4. Ushul Fiqih
5. Nahwu shorof
6. Balaghoh
7. B T A
1
-
-
2
2
1
1
1
-
2
-
1
1
1

1
1
2
-
1
1
1

3
1
4
2
4
3
3
C. Pengembangan Diri
1. B K
a. Praktek Ibadah
b. Kepribadian
2. Kepramukaan
3. Seni Bela Diri
4. Tata Boga
5. Tata Busana
6. Komputer

-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-

-
-
-
-
-
-
-

J u m l a h 47 47 47 141

Dari berbagai mata pelajaran yang ada, penulis sangat terkesan bahwa pelajaran agama di sini
cukup banyak yang memungkinkan siswa untuk tetap selalu memiliki bekal yang cukup
untuk masa depan. Di madrasah ini juga sudah menggunakan pendekatan berbasis teknologi
sesuai dengan tujuan ke depan Madrasah dalam proses belajar mengajar, meskipun tidak
semua pembelajaran menggunakan media berbasis teknologi karena keterbatasan
keterampilan memanfaatkan teknologi bagi tiap guru. Maka oleh karena itu ada usaha-usaha
yang dilakukan oleh pihak Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus untuk
meningkatkan efektifitas pembelajaran yang ada.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di MA NU Miftahul
Ulum antara lain:
1. Memaksimalkan tujuan pendidikan secara berkesinambungan.
2. Memaksimalkan penjelasan bahan pelajaran yang dapat dipahami siswa.
3. Menggunakan metode dan media yang disesuaikan dengan bahan pengajaran.
4. Melakukan evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi siswa, guru dan bahan pengajaran.
C. Proses Belajar Mengajar Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Loram
Kulon Jati Kudus
Dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA NU Miftahul Ulum
yang penulis dapatkan selama mengadakan penelitian di madrasah ini baik secara observasi
maupun dokumentasi antara lain :
1. Guru membacakan dan mengartikan ayat Al-Qur’an atau Hadits dengan fasih dan benar.
2. Guru meminta siswa membaca ayat Al-Qur’an atau Hadits secara bergantian dengan benar.
3. Guru memberikan informasi/penjelasan makna Al-Qur’an atau Hadits yang telah
dibacakan.
4. Siswa mencatat ayat Al-Qur’an atau Hadits beserta arti dan penjelasan dari guru.
5. Guru dan siswa memanfaatkan sumber belajar seperti LKS, buku paket dari DEPAG dan
Al-Qur’an terjemah.
6. Guru memperbaiki cara mengajar.
7. Siswa kadang bertanya kepada guru atau siswa yang lain.
8. Siswa dapat mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
9. Ada usaha dan motivasi mempelajari bahan pelajaran.
Adapun hasil wawancara yang didapat dari guru bidang studi Al-Qur’an Hadits ketika
melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas sebagai berikut:
1. Pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah pendekatan yang
mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.
2. Macam-macam kegiatan yang dilakukan: membaca dan menulis ayat/hadis yang ada,
menerjemahkan dan menerangkan ayat/hadits serta tugas-tugas.
3. Sumber-sumber yang digunakan: Al-Qur’an dan terjemah, LKS serta buku paket Al-
Qur’an Hadits dari DEPAG.
4. Cara memahami kompetensi Al-Qur’an Hadits: setiap siswa harus mampu membaca ayat-
ayat Al-Qur’an dengan fasih serta menulis ayat Al-Qur’an dan Hadits dengan benar,
kemudian mampu menerjemahkan dan memaknai setiap ajaran dan kalimat yang terkandung
dalam ayat Al-Qur’an dan Hadits tersebut serta mampu mengamalkan ajaran-ajarannya dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Yang Memanfaatkan S-Learning Di
Handphone
1. Kronologis Pra Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan S-Learning di
Handphone
Sebelum peneliti melakukan penelitian tindakan eksperimen pembelajaran Al-Qur’an Hadits
kelas XII di MA NU Miftahul Ulum yang memanfaatkan aplikasi S-Learning berupa Pocket
Qur’an pada media handphone terlebih dahulu peneliti ingin mengetahui seberapa jauh
pengetahuan siswa tentang aplikasi S-Learning PAI di handphone dan seberapa besar minat
siswa terhadap proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang mereka terima selama ini, oleh
karena itu peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa berupa angket semi
tertutup yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan jawaban alternatif A.B,C,D untuk jawaban
A,B,C peneliti sudah menentukan jawabannya sedangkan untuk jawaban D peneliti
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengisikan jawaban mereka sesuai kenyataan
apabila dirasa jawaban A,B,C tidak cocok. Ketika angket disebarkan siswa kelas XII yang
hadir berjumlah 25 siswa.
Dari hasil jawaban angket tersebut pada umumnya sebagian kecil siswa sudah mengetahui
dan memiliki aplikasi S-Learning handphone namun belum bisa memanfaatkannya secara
optimal. Mengenai pelajaran Al-Qur’an Hadits kebanyakan siswa menyukai pelajaran itu
namun ketika proses belajar-mengajar berlangsung didalam kelas sebagian besar siswa
merasa jenuh dan bosan karena model pembelajaran yang digunakan monoton ceramah, tugas
dan media pembelajaran yang digunakan hanya LKS untuk siswa.
Karena peneliti masih kurang puas kalau hanya mengandalkan jawaban dari angket, maka
peneliti berinisiatif melakukan wawancara/interview terhadap beberapa siswa kelas XII
secara bersamaan. Kemudian diambillah 4 siswa secara acak dan dikumpulkan jadi satu
dalam satu ruangan, setelah itu peneliti memberikan beberapa pertanyaan terbuka dan
mengembang kepada siswa untuk dijawab secara bergantian sesuai dengan kondisi yang
mereka alami masing-masing.
Dari berbagai hasil jawaban siswa berkenaan dengan proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits
selama ini dan respon awal siswa terhadap kemungkinan penggunaan media pembelajaran
seperti handphone maka peneliti dapat mengambil kesamaan pendapat mereka antara lain:
a. Proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits di dalam kelas banyak mengandalkan metode
ceramah dan tanya jawab.
b. Media pembelajaran yang sering digunakan hanya LKS.
c. Pembahasan yang mereka dapatkan kurang luas dan hanya seputar yang ada dalam LKS.
d. Ketika guru menerangkan siswa merasa mengantuk karena tidak ada aktifitas lain selain
mendengarkan penjelasan guru.
e. Siswa ingin mendapatkan inovasi baru dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang
menyenangkan dengan menggunakan media-media yang bisa mereka jangkau.
f. Siswa pada umumnya sudah pernah mendengar atau bahkan memiliki dan memanfaatkan
langsung Pocket Qur’an dalam handphone yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran
mereka.
g. Siswa bersedia memanfaatkan handphone untuk kegiatan positif seperti digunakan sebagai
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar Al-Qur’an Hadits.
Setelah peneliti mengetahui respon awal siswa dari hasil jawaban angket dan beberapa
wawancara dengan siswa mengenai proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits selama ini,
langkah selanjutnya peneliti terlebih dahulu melakukan pendataan siswa-siswi kelas XII yang
memiliki dan menggunakan handphone. Dalam proses pendataan ini peneliti dibantu oleh
ketua kelas XII dengan cara mendatangi langsung siswa satu persatu didalam kelas dan
mendata jenis handphone yang mereka gunakan.
Hasil yang peneliti dapatkan adalah jumlah seluruh siswa kelas XII ada 42 siswa yang
mempunyai dan pengguna handphone aktif sebanyak 31 siswa sedangkan sisanya sebanyak
11 siswa masih pinjam atau belum memiliki handphone sendiri. Dari 31 siswa pengguna
handphone tersebut peneliti mengambil 6 siswa yang memiliki kualifikasi handphone sesuai
yang dikehendaki peneliti yaitu sudah berfitur Symbian atau Java. Keenam siswa tersebut
adalah: Arif Syaifuddin, Kariadi, Muhammad Amiruddin, Rohani, Sofiana Noor dan Ahmad
Aniq.
Setelah semua proses pra penelitian selesai dilaksanakan dan peneliti mendapatkan data-data
awal yang diperlukan, langkah selanjutnya peneliti membuat konsep bagaimana penelitian
tindakan eksperimen pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan S-Learning di
handphone berlangsung dalam kelas khusus yang mana peneliti akan menjadi pendidik
langsung dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setelah itu peneliti meminta izin
kepada kepala madrasah Bpk. Misbachuddin, S.Pd.I dan guru mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits Ibu Saminah, S.Ag untuk mengadakan pembelajaran di kelas khusus dengan keenam
siswa tersebut di atas pada setiap jam pembelajaran Al-Qur’an Hadits Ibu Saminah di kelas
XII.
2. Kronologis Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan S-Learning di
Handphone.
Selama proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan S-Learning di handphone
berupa Pocket Qur’an, peneliti melakukan sebanyak 3 kali pertemuan yang diikuti oleh 6
siswa antara lain Nasyiatun Afifah sebagai pengganti Arif Syaifuddin karena berhalangan
hadir, Kariadi, Muhammad Amiruddin, Rohani, Sofiana Noor dan Ahmad Aniq. Kegiatan itu
bertempat di ruang OSIS MA NU Mftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus. Adapun
kronologis pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :
a. Pertemuan pertama
Pada setiap pertemuan dengan diawali pertemuan pertama ini, peneliti sebagai guru yang
akan mengajarkan materi Al-Qur’an Hadits dimana muatan materinya telah disesuaikan
dengan materi yang ada didalam kelas biasa. Hanya saja peneliti memanfaatkan media S-
Learning di handphone berupa Pocket Qur’an. Peneliti juga senantiasa membuat perencanaan
pembelajaran (RPP) yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti sebagai guru pada setiap pertemuan.
Adapun RPP yang dirancang peneliti terdiri dari beberapa perencanaan yaitu:
i. Perencanaan sebelum pembelajaran di dalam kelas khusus berlangsung
ii. Perencanaan ketika proses belajar mengajar di dalam kelas khusus berlangsung yang
terdiri dari:
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran awal
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran inti
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran akhir
iii. Perencanaan kegiatan setelah pembelajaran di dalam kelas khusus berakhir
iv. Ringkasan materi pokok Al-Qur’an Hadits yang telah diajarkan
v. Penyusunan tugas-tugas/soal untuk siswa
vi. Pengamatan oleh peneliti sebagai guru selama dan sesudah proses belajar mengajar Al-
Qur’an Hadits berlangsung.
Pada pertemuan pertama ini kegiatan awal yang dikerjakan peneliti sebagai guru adalah
mempersiapkan semua media/alat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar di dalam kelas khusus antara lain beberapa handphone, laptop, Bluetooth, cardrider,
kamera digital dan lain sebagainya. Media-media tersebut didapatkan peneliti dari pinjaman
teman-teman/siswa membawa sendiri berupa handphone dan milik pribadi peneliti.
Kemudian peneliti juga mempersiapkan materi pokok Al-Qur’an Hadits yang akan diajarkan
serta aplikasi S-Learning PAI berupa Pocket Qur’an, Hadits digital dan lain sebaginya.
Setelah persiapan awal pra pembelajaran selesai, masuklah peneliti dalam proses
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits kelas khusus ini bertempat di
ruangan OSIS MA NU Miftahul Ulum pada jam pelajaran Al-Qur’an Hadits berlangsung dan
diikuti oleh 6 siswa yang telah disebutkan di atas. Pada proses pembelajaran awal peneliti
bersama siswa memasuki ruangan kelas khusus dan duduk membentuk huruf U dengan
peneliti di tengahnya (sikap duduk selalu berubah setiap pertemuan), sikap duduk seperti ini
dimaksudkan peneliti agar siswa tidak merasa bosan sehingga penyampaian materi guru
kepada siswa dapat diperhatikan dengan seksama dan siswa lebih terfokus serta pada waktu
pelaksanaan praktek siswa dapat mengetahui, memahami dan mempraktekkan secara
bergantian apa yang diajarkan guru/peneliti.
Pembelajaran awal diawali dengan salam, doa bersama, tanya jawab ringan dan guru
menyampaikan pokok materi yang akan dibahas serta kronologis pembelajaran yang akan
dilaksanakan biar siswa lebih siap dan tidak merasa kebingungan. Karena ini adalah
pertemuan pertama sebelum memasuki materi pokok pembelajaran Al-Qur’an Hadits terlebih
dahulu peneliti/guru memberikan keterangan bagaimana mendapatkan, contoh-contoh dan
kegunaan aplikasi S-Learning PAI di handphone seperti Pocket Qur’an serta mengajarkan
bagaimana mentransfer, instalasi dan mengoperasikan aplikasi tersebut di handphone.
Kemudian siswa mempraktekkan kegiatan tersebut secara bergantian satu persatu hingga
setiap handphone mereka terinstalasi Pocket Qur’an dan siswa bisa mengoperasikannya.
Ketika memasuki pembelajaran inti selain guru memberikan penjelasan tentang materi
pelajaran, siswa juga diajak ikut berperan aktif dalam pembelajaran yaitu siswa mencari
sendiri ayat dan terjemahan Qur’an surat An-Nahl: 125 dalam Pocket Qur’an handphone
tentang perintah berdakwah. Setelah siswa mampu membuka ayat tersebut guru meminta
mereka membaca ayat satu-persatu, kemudian mengartikan bersama-sama dan dilanjutkan
dengan diskusi serta tanya jawab seputar kandungan ayat QS. An-Nahl: 125, sehingga siswa
menjadi aktif dan bersemangat. Setelah itu guru meminta siswa mencatat ulang di dalam
buku mereka masing-masing ayat, terjemah dan hasil diskusi/belajar tadi. Untuk
pembelajaran inti akhir sebelum pembelajaran berakhir, guru memberikan tugas kepada siswa
untuk mencari, membuka, membaca dan memaknai ayat-ayat Al-Qur’an dengan bantuan
Pocket Qur’an handphone yang mendukung dan relevan dengan QS. An-Nahl: 125 yang
mana ayat-ayat tersebut sudah ditentukan oleh guru supaya wawasan, pengetahuan dan
pemahaman siswa lebih luas tidak terpaku pada satu ayat saja dan dalam memaknai ayat-ayat
tersebut siswa juga diajak berfikir secara tekstual ayat Al-Qur’an dan kontekstual sesuai
zaman sekarang.
Untuk kegiatan pembelajaran akhir peneliti/guru melakukan penilaian kepada siswa terhadap
beberapa indikator pembelajaran dan memberikan kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan selama pembelajaran inti serta memberikan saran kepada siswa agar
memanfaatkan teknologi seperti handphone untuk kegiatan-kegiatan positif seperti belajar.
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan salam.
Untuk kegiatan setelah pembelajaran, peneliti mengamati sikap dan perkembangan siswa
khusus tersebut. Adapun hasil observasi peneliti selama proses pembelajaran pertama
berlangsung dan sesudah pembelajaran sebagai berikut:
1) Suasana pembelajaran berlangsung tertib dan kondusif sesuai rencana awal peneliti.
2) Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan dan memperhatikan
apa yang diajarkan peneliti tentang proses pemakaian aplikasi Pocket Qur’an di handphone.
3) Siswa merasa penasaran dan ingin mencoba mempraktekkan penggunaan Pocket Qur’an di
handphone tanpa malu-malu.
4) Dalam waktu singkat siswa sudah bisa mempraktekkan sendiri proses transfer data dari
laptop ke handphone, instalasi dan pengoperasian Pocket Qur’an di handphone.
5) Siswa sedikit kesulitan ketika transfer data ke handphone yang sistem operasinya symbian
karena prosesnya agak rumit tidak seperti Java.
6) Ketika peneliti meminta siswa membuka, membaca dan menterjemahkan ayat-ayat Al-
Qur’an dengan Pocket Qur’an di handphone siswa dengan cekatan mampu mempraktekkan
dengan baik.
7) Dalam proses diskusi dan tanya jawab respon siswa sangat besar mereka saling beradu
argumentasi dengan berpatokan pada ayat-ayat Al-Qur’an di Pocket Qur’an handphone.
8) Nilai rata-rata semua siswa yang mengikuti kelas khusus pada pertemuan pertama meliputi
kedisiplinan, keaktifan, ketangkasan, dan hasil dari mengerjakan tugas/soal yang diberikan
peneliti adalah 89,38
9) Di luar pembelajaran siswa sering memanfaatkan Pocket Qur’an di handphone untuk
belajar dan bacaan sehari-hari.
b. Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua ini memang tenggang waktu dari pertemuan pertama hanya 2 hari hal
ini dikarenakan ada perubahan jam pelajaran dari pihak madrasah. Pada umumnya kronologis
pelaksanaan pembelajaran kedua ini hampir sama dengan pertemuan pertama. Karena pada
pertemuan pertama handphone setiap siswa sudah terinstalasi Pocket Qur’an dan siswa sudah
bisa menjalankan aplikasi tersebut maka untuk pertemuan kedua dan berikutnya, peneliti
lebih memfokuskan pada memaksimalkan fungsi S-Learning PAI berupa Pocket Qur’an dan
lain sebagainya pada media handphone sebagai penunjang inti dalam proses pembelajaran
Al-Qur’an Hadits serta modifikasi dan interaksinya dengan metode dan media pembelajaran
lainnya.
Untuk kegiatan awal sebelum pembelajaran berlangsung di dalam kelas khusus, peneliti
mempersiapkan semua bahan materi ajar maupun media-media penunjang lainnya. Ketika
pembelajaran berlangsung, kegiatan awal yang di kerjakan peneliti hampir sama dengan
pertemuan pertama masuk kelas, mengucapkan salam, berdoa bersama dan tanya jawab
ringan mengulas hasil pembelajaran kemarin dan membuka kembali QS. An-Nahl: 125 dalam
Pocket Qur’an handphone kemudian peneliti/guru mengatur sikap duduk ke 6 siswa menjadi
2 baris 3 deret yang semuanya menghadap peneliti hal ini dimaksudkan agar guru lebih
mudah mengontrol dan mengamati sikap belajar siswa serta siswa tidak jenuh dengan pola
duduk yang monoton.
Pada proses pembelajaran inti guru lebih mengajak siswa membuka secara acak, cepat dan
tangkas ayat Al-Qur’an surat Asy-Syuara: 214-216 serta ayat-ayat lain yang relefan dengan
surat tersebut seperti QS. Al-Hajj: 67, QS. As-Syuara: 15, QS. Al-Qoshash: 64 dan 87, QS.
Al-An-An’am: 51 dan QS. Yunus: 2 kemudian siswa diajak membaca, menulis,
menerjemahkan serta berdiskusi dan menggabungkan makna-makna ayat Al-Qur’an tersebut
untuk diimplementasikan dengan situasi sekarang. Di akhir kegiatan pembelajaran guru
melakukan penilaian terhadap beberapa indikator pembelajaran siswa.
Untuk kegiatan setelah pembelajaran, peneliti mengamati sikap dan perkembangan siswa
khusus tersebut. Adapun hasil observasi peneliti selama proses pembelajaran kedua
berlangsung dan sesudah pembelajaran sebagai berikut:
1) Suasana pembelajaran berlangsung tertib dan kondusif sesuai rencana awal peneliti.
2) Ketika peneliti meminta siswa mengulas pelajaran kemarin dan membacakan ayat QS. An-
Nahl dalam Pocket Qur’an di handphone siswa mampu membuka ayat dengan cepat,
menjelaskan dan membaca ayat dengan benar dan fasih.
3) Ketika peneliti menanyakan kepada siswa apakah selama di rumah memakai aplikasi
Pocket Qur’an di handphone, siswa banyak menjawab memakainya untuk belajar dan bacaan
dirumah.
4) Siswa sudah mulai terbiasa menggunakan Pocket Qur’an di handphone sehingga mereka
sudah lancar dan tidak kesulitan dalam mengoperasikannya.
5) Antusias siswa dalam belajar semakin besar dengan semakin aktif saling tanya jawab,
diskusi dan adu argumentasi pada saat pembelajaran.
6) Ketiga siswa diberi tugas peneliti untuk membuka beberapa surat Al-Qur’an dengan
memakai Pocket Qur’an di handphone secara acak ternyata siswa mampu mengerjakannya
dengan mudah dan cepat.
7) Nilai rata-rata semua siswa yang mengikuti kelas khusus pada pertemuan kedua meliputi
kedisiplinan, keaktifan, ketangkasan, dan hasil dari mengerjakan tugas/soal yang diberikan
peneliti adalah 90,21.
c. Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga sekaligus terakhir ini konsep pembelajaran yang diberikan peneliti
sebagai guru lebih memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi kemampuan
mereka sendiri-sendiri dan memberikan beberapa tambahan S-Learning PAI dalam
handphone berupa Qur’an reader arabic, Hadits arbain, Qur’an audio, Hadits Shahih Bukhari
Muslim dan lain sebagainya. Kegiatan awal pra pembelajaran yang disiapkan peneliti pada
pertemuan terakhir ini adalah menyiapkan lebih banyak aplikasi S-Learning PAI pada
handphone untuk dibagi-bagikan kepada siswa agar mampu dijadikan tambahan bahan
pelajaran setiap hari.
Ketika memasuki proses pembelajaran, kegiatan awal yang dilakukan peneliti sebagai guru
adalah membuka pelajaran dengan salam, doa bersama dan mengulas sedikit materi ajar
minggu kemarin. Kemudian guru mengatur tempat duduk siswa agar saling berhadapan satu
persatu gunanya agar proses belajar mandiri menggunakan media handphone yang
dikonsepkan peneliti pada pertemuan terakhir dapat berjalan dengan lancar dan terkontrol.
Pada kegiatan pembelajaran inti, guru memberikan sedikit ulasan materi tentang QS. Al-Hijr:
94-96 kemudian memberikan referensi tambahan berupa QS. Al-Baqoroh: 25, Al-Maidah:
67, Al-Ahzab: 47 agar dibuka siswa menggunakan aplikasi Pocket Qur’an yang ada dalam
handphone mereka serta memberikan kebebasan siswa untuk saling tanya jawab dan
mendiskusikan ayat tersebut dengan pasangan mereka masing-masing dengan dibatasi waktu
tertentu. Setelah agenda diskusi dengan pasangan masing-masing selesai kemudian guru
mengajak mendiskusikan dan tanya jawab ayat-ayat tersebut secara bersama-sama dengan
kelompok lain sehingga tiap kelompok yang masing-masing terdiri dari 2 siswa saling
berdebat mengadu argumentasi mereka dengan berdasarkan ayat Al-Qur’an dalam
handphone, sedangkan guru mengontrol dan meluruskan jalan diskusi tersebut.
Pada kegiatan akhir pembelajaran sebelum guru menutup pelajaran siswa diajak wawancara
ringan seputar perasaan, pendapat dan sikap mereka selama mengikuti kegiatan pembelajaran
Al-Qur’an Hadits di kelas khusus bersama peneliti sebagai pendidik mereka langsung.
Peneliti juga menyebarkan angket tertutup kepada seluruh siswa kelas XII baik yang
mengikuti kelas biasa maupun kelas khusus dengan pertanyaan yang hampir sama. Setelah itu
peneliti juga memberikan bonus kepada siswa beberapa macam aplikasi-aplikasi handphone
yang berhubungan dengan pembelajaran agama Islam dan pada akhir pembelajaran peneliti
melakukan penilaian terhadap prestasi siswa.
Adapun hasil observasi dan wawancara dengan siswa khusus pada pertemuan terakhir ini
sebagai berikut:
1. Ketika peneliti meminta siswa mengulas pelajaran kemarin dan membacakan ayat QS. An-
Nahl dalam Pocket Qur’an di handphone siswa mampu membuka ayat dengan cepat,
menjelaskan dan membaca ayat dengan benar dan fasih.
2. Ketika proses adu ketangkasan antusias siswa sangat besar mereka aktif dan produktif
memanfaatkan media handphone sebagai rujukan mereka dalam berdiskusi dan berdebat.
3. Ketika siswa diwawancarai peneliti secara bersamaan mengenai proses pembelajaran
dikelas khusus selama 3 kali pertemuan ini, semua siswa merasa senang, bersemangat dalam
belajar dan ingin selalu mengikuti model pembelajaran seperti ini.
4. Nilai rata-rata semua siswa yang mengikuti kelas khusus pada pertemuan ke tiga meliputi
kedisiplinan, keaktifan, ketangkasan, dan hasil dari mengerjakan tugas/soal yang diberikan
peneliti adalah 92,50.

BAB V
ANALISIS PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADITS YANG MEMANFAATKAN
SOFTWARE LEARNING DI HANDPHONE

A. Analisis Perbandingan Antara Siswa yang Memanfaatkan S-Learning Al-Qur’an


Hadits di Handphone Dengan Siswa yang Tidak Memakainya
Selama proses penelitian pembelajaran berlangsung peneliti melakukan pengamatan,
wawancara dan tindakan secara langsung terhadap siswa khusus dan siswa biasa tentang pola
belajar siswa-siswa tersebut. Siswa khusus adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran
langsung bersama peneliti sebagai guru selama tiga kali pertemuan di kelas khusus yang
berjumlah 6 siswa dengan menggunakan media dan metode pembelajaran khusus, berupa S-
Learning PAI di handphone. Sedangkan siswa biasa adalah siswa yang secara alamiah
mengikuti proses belajar mengajar di kelas normal bersama guru mata pelajarannya yang
berjumlah 32 siswa.
Analisis perbandingan yang diamati peneliti antara siswa khusus dengan siswa biasa meliputi
empat pola belajar, yaitu: semangat/daya tahan belajar, konsentrasi dalam belajar, keaktifan
dalam mengikuti pembelajaran dan hasil/prestasi belajar. Sedangkan indikator ukuran
penilaian yang dilakukan peneliti terhadap ke empat pola belajar tersebut sebagai berikut:
1. Indikator semangat/daya tahan belajar siswa yang diukur peneliti pada setiap pembelajaran
Al-Qur’an Hadits berlangsung meliputi:
a. Kepuasan dan kecintaan siswa terhadap model pembelajaran selama proses pembelajaran
Al-Qur’an Hadits berlangsung di dalam kelas khusus maupun kelas biasa.
b. Semangat kehadiran secara tepat waktu antara siswa khusus dengan siswa biasa di setiap
pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
c. Daya tahan belajar siswa khusus maupun siswa biasa dalam mengikuti proses
pembelajaran Al-Qur’an Hadits dari awal hingga akhir pelajaran.
d. Kenyamanan siswa khusus atau siswa biasa dalam memanfaatkan media pembelajaran
yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Indikator konsentrasi belajar siswa yang diukur peneliti pada setiap pembelajaran Al-
Qur’an Hadits berlangsung meliputi:
a. Tingkat perhatian siswa terhadap materi pelajaran Al-Qur’an Hadits yang disampaikan
guru pada setiap proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas khusus maupun kelas biasa.
b. Tingkat kecepatan dan ketanggapan siswa khusus maupun siswa biasa dalam merespon
pertanyaan atau tugas langsung yang diberikan guru pada setiap proses pembelajaran Al-
Qur’an Hadits.
3. Indikator keaktifan belajar siswa yang diukur peneliti pada setiap pembelajaran Al-Qur’an
Hadits berlangsung meliputi:
a. Banyaknya pertanyaan yang diajukan siswa kepada guru mengenai materi pelajaran Al-
Qur’an Hadits yang disampaikan di kelas khusus maupun di kelas biasa.
b. Tingkat respon siswa dalam menjawab dan menanggapi pertanyaan atau pendapat guru
dalam menyampaikan materi pelajaran Al-Qur’an Hadits di dalam kelas khusus maupun
kelas biasa.
c. Keaktifan siswa khusus maupun siswa biasa dalam berdiskusi dan beradu argumentasi
untuk menanggapi materi pelajaran Al-Qur’an Hadits.
d. Keaktifan siswa khusus maupun siswa biasa dalam memanfaatkan semaksimal mungkin
media pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang ada.
e. Kesadaran dan tanggung jawab siswa khusus maupun siswa biasa dalam mengulas kembali
materi Al-Qur’an Hadits di rumah serta menjalankan dan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan guru.

4. Indikator hasil/prestasi belajar siswa yang diukur peneliti pada setiap pembelajaran Al-
Qur’an Hadits berlangsung meliputi:
a. Daya ingat dan pemahaman siswa khusus maupun siswa biasa dalam menerima materi Al-
Qur’an Hadits yang telah disampaikan guru di dalam kelas mereka masing-masing.
b. Kegiatan pengamalan siswa khusus maupun siswa biasa dalam kehidupan sehari-hari
terhadap pokok ajaran dari materi Al-Qur’an Hadits yang telah mereka terima di kelas.
c. Indeks prestasi nilai yang dimiliki siswa biasa maupun siswa khusus terhadap pelajaran Al-
Qur’an Hadits.
Adapun tabel hasil analisis perbandingan deskriptif peneliti terhadap pola belajar siswa
sebagai berikut:
Tabel V
Perbandingan Deskripsi antara Siswa Khusus dengan Siswa Biasa Kelas XII
MA NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
NO KRITERIA PERBANDINGAN SISWA KHUSUS SISWA BIASA
1 Semangat/daya tahan belajar a. Siswa merasa senang dan puas dengan model pembelajaran
Al-Qur’an Hadits yang diterima
b. Siswa selalu hadir di setiap pembelajaran tepat waktu
c. Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran
d. Siswa merasa nyaman menggunakan media pembelajaran a. Siswa senang dengan materi
Al-Qur’an Hadits namun kurang puas/bosan dengan model pembelajarannya
b. Siswa hadir di setiap pembelajaran tepat waktu
c. Siswa kadang bersemangat di awal pembelajaran namun mulai males, mengantuk di
pertengahan hingga akhir pembelajaran
d. Siswa kurang nyaman dan bosan dengan media pembelajaran yang digunakan
2 Konsentrasi belajar a. Siswa sering memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru
b. Siswa tanggap ketika tiba-tiba guru bertanya/memberi tugas langsung a. Siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru dan kadang bicara sendiri dengan teman/beraktifitas sendiri-
sendiri
b. Siswa kurang tanggap dan bingung sendiri ketika secara tiba-tiba guru bertanya/memberi
tugas
3 Keaktifan belajar a. Siswa banyak bertanya kepada guru
b. Siswa sering menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan menanggapi keterangan guru
c. Siswa selalu berdiskusi dengan temannya serta saling beradu argumentasi atas
materi/keterangan yang diberikan guru
d. Siswa aktif memanfaatkan media yang ada
e. Siswa sering mengulas kembali materi yang diberikan guru di rumah dan mengerjakan
tugas yang diberikan. a. Siswa jarang bertanya kepada guru
b. Siswa jarang menjawab pertanyaan guru dan tidak memberikan tanggapan atas keterangan
guru
c. Siswa tidak mendiskusikan materi/keterangan guru
d. Siswa cenderung pasif dalam memanfaatkan media
e. Siswa jarang mengulas kembali materi di rumah dan jarang mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
4 Hasil/prestasi belajar a. Siswa selalu ingat dan paham dengan materi yang diberikan guru
b. Siswa sering mengamalkan pokok materi yang diberikan guru
c. Rata-rata nilai siswa/hasil belajar siswa meningkat terus diatas 8,9 a. Siswa kadang lupa
dan kurang memahami materi yang disampaikan guru
b. Siswa jarang mengamalkan pokok materi yang diberikan guru
c. Rata-rata nilai siswa/hasil belajar siswa stabil 8,0

Analisis secara umum dari hasil tabel deskriptif pola-pola belajar siswa di atas menunjukkan
bahwa perkembangan pola belajar siswa khusus yang memanfaatkan media dan metode
pembelajaran berbasis teknologi S-Learning PAI di handphone lebih cepat dan tinggi tingkat
efektifitas dan efisiensinya untuk mencapai hasil pembelajaran secara maksimal
dibandingkan dengan siswa biasa. Hal ini didasarkan pada peningkatan secara signifikan
keaktifan belajar dan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan siswa biasa pada
umumnya. Sedangkan untuk semangat/daya tahan dan konsentrasi belajar siswa peningkatan
belajar siswa khusus dari kedua segi itu kurang begitu signifikan namun lebih tinggi bila
dibandingkan dengan siswa biasa, hal ini dikarenakan setiap manusia pada umumnya
memiliki keterbatasan kemampuan fisik maupun psikis dalam melakukan suatu kegiatan
dalam tempo waktu lama.
Untuk lebih memudahkan peneliti dan pembaca secara umum dalam mengamati dan
menganalisis pola perbandingan belajar siswa khusus maupun siswa biasa maka peneliti
menggunakan angka berupa persentase perbandingan 4 pola belajar antara siswa khusus dan
siswa biasa berbentuk tabel dan diagram sebagai berikut :
Tabel VI
Persentase 4 Pola Penilaian Belajar Siswa Khusus dan Siswa Biasa Kelas XII MA NU
Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
NO Kriteria Persentase Siswa
Khusus Biasa
1 Semangat/daya tahan belajar 20% 20%
2 Konsentrasi belajar 20% 20%
3 Keaktifan belajar 40% 20%
4 Hasil/prestasi belajar 25% 40%
Jumlah 100% 100%

Hasil persentase tabel di atas dimaksudkan peneliti untuk mengetahui perbandingan masing-
masing hasil dari 4 pola belajar antara siswa khusus dan siswa biasa, sehingga kita bisa
mengetahui pola belajar mana yang paling tinggi sampai terendah yang dimiliki masing-
masing kelompok siswa. Untuk lebih mempermudahkan pembaca dan peneliti dalam
memahami dan menganalisis peningkatan tiap-tiap pola belajar pada setiap masing-masing
kelompok siswa maka peneliti membuat persentase pola belajar dalam bentuk diagram
sebagai berikut:
Diagram I
Hasil Penilaian Siswa Khusus

Hasil analisis yang dapat diamati peneliti dari perbandingan persentase hasil pola belajar
siswa khusus yang memanfaatkan media S-Learning PAI berupa Pocket Qur’an di handphone
pada setiap pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits ialah sebagai berikut :
a. Partisipasi dan keaktifan siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran S-Learning PAI
berupa Pocket Qur’an handphone sebagai alat bantu belajar Al-Qur’an Hadits mampu
mempermudah siswa dalam belajar serta membuat siswa lebih aktif dalam berdiskusi, tanya
jawab dan tanggap terhadap materi yang disampaikan guru. Keaktifan siswa ini mendapatkan
poin tertinggi mencapai 40%.
b. Dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut, mampu mendongkrak
prestasi/hasil belajar akhir siswa karena siswa lebih mampu memahami materi yang
diajarkan, sehingga hasil belajar siswa pada setiap pertemuan semakin meningkat. Hasil
belajar siswa ini menempati poin urutan kedua dengan persentase 25%.
c. Sedangkan untuk semangat/daya tahan dan konsentrasi belajar masing-masing siswa
menempati urutan poin ke 3 dengan persentase sama yaitu 20%.
Dari hasil model pembelajaran ini membuktikan keikutsertaan siswa agar lebih aktif, kreatif
dan produktif dalam belajar mampu mendongkrak hasil belajar yang lebih mendekati
maksimal dan mampu membuat siswa lebih rajin dalam belajar.
Diagram II
Hasil Penilaian Siswa Biasa

Sedangkan hasil analisa yang dapat diamati peneliti dari perbandingan persentase hasil pola
belajar siswa biasa pada setiap pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits ialah sebagai
berikut :
a. Hasil belajar siswa menunjukkan persentase yang paling besar mencapai 40%
b. Sedangkan untuk semangat/daya tahan belajar, konsentrasi belajar dan keaktifan belajar
masing-masing memiliki persentase sama yaitu 20%
Hal ini bisa membuktikan bahwa proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang sering
dilaksanakan lebih berorientasi pada pemaksaan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi
berupa nilai angka semata dan kurang mengikutsertakan siswa agar lebih aktif, produktif dan
kreatif dalam belajar.
Sedangkan untuk lebih memudahkan peneliti dan pembaca secara umum dalam mengamati
dan menganalisis pola perbandingan belajar siswa khusus maupun siswa biasa maka peneliti
menggunakan angka berupa persentase perbandingan 4 pola belajar antara siswa khusus dan
siswa biasa berbentuk tabel dan grafik sebagai berikut :
Tabel VII
Persentase Perbandingan Pola Belajar Siswa Khusus dengan Siswa Biasa Kelas XII MA NU
Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus
NO Kriteria Persentase Siswa Jumlah
Khusus Biasa
1 Semangat/daya tahan belajar 70% 30% 100%
2 Konsentrasi belajar 70% 30% 100%
3 Keaktifan belajar 80% 20% 100%
4 Hasil/prestasi belajar 60% 40% 100%

Adapun hasil analisis dari data tabel di atas sebagai berikut:


a. Untuk semangat/daya tahan dan konsentrasi siswa dalam belajar berbanding 70/30 yaitu
70% untuk siswa khusus dan 30% untuk siswa biasa, perbandingan yang mencapai 40% ini
menunjukkan semangat dan konsentrasi siswa khusus yang memakai media metode dan
media baru berupa S-Learning PAI Pocket Qur’an handphone lebih tinggi bila dibandingkan
siswa biasa dengan media dan metode lama. Hal ini menunjukkan faktor eksternal siswa
dalam pembelajaran berupa pemakaian media pembelajaran kontemporer mampu
meningkatkan faktor internal siswa berupa semangat dan daya konsentrasi siswa dalam
belajar.
b. Sedangkan untuk keaktifan siswa dalam belajar mengalami peningkatan dan perbandingan
yang sangat signifikan mencapai 80/20, yaitu 80% untuk siswa khusus dan 20% untuk siswa
biasa artinya selisih di antara keduanya mencapai 60%. Hal ini menunjukkan penggunaan
media yang sesuai dan mudah dijangkau siswa serta dengan dibarengi dengan model/metode
pembelajaran yang inovatif mampu membuat siswa lebih aktif dalam belajar karena
memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan mereka
sendiri sehingga proses pembelajaran menjadi lebih hidup dengan adanya interaksi timbal
balik antara siswa dengan siswa lain dan siswa dengan guru. Sedangkan dalam proses
pembelajaran di kelas biasa keaktifan siswa dalam belajar sangat kecil hal ini karena tidak
ada timbal balik antara siswa dengan guru sehingga semua materi pelajaran terfokus pada
guru semata dan siswa hanya mengikutinya saja.
c. Untuk hasil/prestasi belajar antara siswa khusus dengan siswa biasa berbanding 60/40
artinya 60% untuk siswa khusus dan 40% untuk siswa biasa perbandingan ini sangat tipis
hanya mencapai selisih 20%. Hal ini dikarenakan hasil penilaian belajar yang dikerjakan guru
kadang bersifat subyektif sesuai pengetahuan guru saja. Namun pada akhirnya hasil belajar
yang diperoleh siswa khusus pada setiap pertemuan lebih tinggi dan selalu meningkat terus
karena hasil penilaian 3 pola sebelumnya selama proses pembelajaran berlangsung juga
tinggi.
Sedangkan untuk mempermudah pembaca dalam mengamati hasil analisis di atas, maka
peneliti memberikan gambar berupa grafik perbandingan prestasi dari 4 pola belajar antara
siswa khusus dan biasa sebagai berikut:
Grafik I
Perbandingan Pola Belajar Siswa Khusus dengan Siswa Biasa di Kelas XII MA NU Miftahul
Ulum Loram Kulon Jati Kudus

Untuk lebih mengetahui indeks peningkatan prestasi belajar siswa khusus selama mengikuti
pembelajaran Al-Qur’an Hadits bersama peneliti sebagai guru dengan memanfaatkan metode
dan media berbasis teknologi S-Learning PAI berupa Pocket Qur’an di handphone, maka
peneliti memberikan grafik beserta ulasan analisisnya sebagai berikut:

Grafik II
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Khusus Selama 3 Kali Pertemuan dalam
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Berlangsung

Analisis dari hasil grafik indeks prestasi siswa khusus di atas menunjukkan bahwa pada
setiap pertemuan hasil belajar yang diperoleh siswa semakin meningkat antara 1-2%.
Memang peningkatan ini tidak terlalu signifikan dan cenderung kecil namun peningkatan di
setiap pertemuan sudah mampu menunjukkan bahwa proses pembelajaran siswa khusus yang
menggunakan metode dan media berbasis teknologi S-Learning PAI berupa Pocket Qur’an di
handphone dianggap berhasil meningkatkan sedikit demi sedikit indeks prestasi siswa.
B. Analisis Proses Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan Software Learning di
Handphone
1. Analisis Perencanaan Pembelajaran
Hakekatnya perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan
mengenai apa yang diharapkan terjadi seperti peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya.
Perencanaan bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang
kongkrit dan persiapan perencanaan harus dinilai. Setiap kegiatan tanpa adanya perencanaan
yang matang hasilnya akan kurang maksimal. Kegiatan perencanaan yang dilakukan peneliti
dituangkan dalam bentuk RP (rencana pembelajaran).
Tahapan analisis perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung meliputi beberapa tahap, antara lain:
a. Tujuan instruksional pembelajaran, pemanfaatan teknologi S-Learning PAI di handphone
harus disesuaikan dengan tujuan intruksional mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
b. Bahan/materi pembelajaran, yang akan disampaikan guru harus disiapkan dan dirancang
sedemikian rupa sehingga bisa memungkinkan untuk memanfaatkan media S-Learning PAI
di handphone dan terjadi kesinambungan di antara keduanya.
c. Kegiatan pembelajaran, yang akan dilaksanakan di dalam kelas harus mampu menjadikan
proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits lebih efisien dan efektif. Itu berarti kegiatan
pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan media berbasis teknologi S-Learning
PAI di handphone dirancang sedemikian rupa step demi step sesuai keinginan guru, bobot
materi dan kondisi siswa untuk mencapai tujuan intruksional yang diharapkan.
d. Metode dan alat/media bantu pembelajaran, metode pembelajaran Al-Qur’an hadits yang
digunakan guru harus mampu membuat kegiatan pembelajaran lebih aktif, kretif dan inovatif
dalam menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi S-Learning PAI di handphone.
Media pembelajaran berupa handphone juga harus dicek kesesuaian spesifikasinya.
e. Evaluasi/penilaian pembelajaran, kegiatan ini tidak hanya mengukur hasil akhir nilai
belajar siswa dalam materi Al-Qur’an Hadits namun juga mengukur keterampilan siswa
dalam memanfaatkan semaksimal mungkin media pembelajaran yang ada seperti S-Learning
PAI di handphone.
2. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan proses berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an Hadits di sekolah yang merupakan inti dari kegiatan
pendidikan. Artinya merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam
menyampaikan bahan pelajaran Al-Qur’an Hadits. Tahapan analisis yang harus ditempuh
peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran adalah:
a. Tahap pra intruksional, yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai proses pembelajaran
Al-Qur’an Hadits. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan hampir sama dengan kegiatan
pra intruksional pada umumnya namun guru harus menginformasikan fungsi dan mengecek
terlebih dahulu media pembelajaran yang akan digunakan seperti S-Learning PAI di
handphone.
b. Tahap instruksional, yaitu tahap pemberian bahan pelajaran Al-Qur’an Hadits. Pada tahap
ini penggunaan media pembelajaran Al-Qur’an Hadits seperti S-Learning PAI di handphone
harus dimaksimalkan dengan disesuaikan materi, kegiatan dan metode pembelajaran yang
inovatif dan memungkinkan selalu berubah di setiap pertemuan sehingga kegiatan
pembelajaran tidak terasa membosankan.
c. Tahap evaluasi, bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap intruksional. Pelaksanaan
evaluasi dimaksudkan peneliti agar guru bisa lebih meningkatkan produktifitasnya dalam
mengajar dan selalu inovatif memanfaatkan media dan metode pembelajaran.
3. Analisis Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Artinya, evaluasi merupakan
suatu kegiatan yang tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan kata
lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan
bagian integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan. Evaluasi yang dilakukan
oleh guru bertujuan untuk mengetahui sejauhmana anak didik menguasai materi yang telah
diajarkan. Dalam evaluasi ada beberapa aspek yang harus diperhatikan. Pertama aspek
kognitif, yaitu aspek yang menyangkut pemahaman siswa akan materi. Kedua aspek afektif
yaitu menyangkut sikap dan nilai serta ketiga aspek psikomotorik, yaitu aplikasi dari aspek
pemahaman (kognitif) dan sikap (afektif) yang berbentuk perilaku dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan demikian evaluasi merupakan penilaian oleh guru dalam mengetahui sejaumana
materi yang telah diajarkan dapat dipahami atau diterima oleh siswa, yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Evaluasi dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MA NU Miftahul Ulum yang
memanfaatkan S-Learning PAI di handphone meliputi pre test dan post test. Pre test
merupakan penilaian sebelum pelajaran dimulai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kesiapan anak didik tentang materi yang telah diajarkan sebelum pelajaran dimulai. Dengan
adanya pre test guru bisa mengetahui seberapa jauh penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran yang telah lalu dan mengetahui kesiapan siswa dalam menerima materi yang akan
diajarkan guru. Pre test dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
tentang materi yang akan diberikan. Pre test ini dilakukan di awal pelajaran dengan
mengulang kembali materi dari pertemuan sebelumnya atau memberikan rangsangan tentang
materi yang akan disampaikan guru dengan menggunakan media penolong berupa handphone
beserta aplikasi S-Learningnya yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
Post test merupakan evaluasi yang diberikan setelah materi pelajaran atau setelah satu pokok
bahasan selesai. Dengan adanya evaluasi ini guru bisa mengetahui seberapa besar siswa
dalam menyerap materi yang diberikan pada proses belajar mengajar. Hal tersebut akan
memberi tahu guru bahwa proses belajar yang dilakukan pada hari itu sudah berhasil atau
belum yang bertujuan pada pembelajaran berikutnya. Post test adalah tes yang dilaksanakan
setelah bahasan pelajaran diberikan kepada peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menerima, memahami serta menghayati materi pelajaran yang
diberikan.
Evaluasi pre test dan post test dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan S-
Learning PAI di handphone diterapkan dengan tujuan agar siswa terlatih untuk belajar setiap
harinya. Dengan adanya evaluasi pre test dan post test ada keinginan dalam diri siswa untuk
belajar Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan S-Learning PAI di handphone sehingga apabila
guru melakukan evaluasi ada kesiapan di dalam dirinya. Dan apabila hal tersebut dilakukan
secara terus menerus pasti siswa akan terbiasa untuk mengulang pelajaran sehingga akan
berbekas pada memorinya dan apabila guru melakukan evaluasi pre test dan post test,
kegiatan mengingat kembali akan lebih mudah tanpa ada kesulitan.
C. Analisis Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang Memanfaatkan
Software Learning di Handphone
Setiap proses pembelajaran yang menggunakan metode dan media tertentu pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan, begitu juga proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang
memanfaatkan Software Learning PAI di media handphone ini. Adapun kelebihan proses
pembelajaran yang memanfaatkan media handphone sebagai berikut:
1. Keefektifan, pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan Software Learning PAI
di media handphone dianggap lebih efektif karena dengan kombinasi metode dan media
pembelajaran yang sesuai bisa menciptakan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai dan pelaksanaan pembelajaran juga lebih berbobot. Kalau dilihat dari segi
siswa lebih cermat terhadap materi serta lebih aktif dan tanggap dalam belajar.
2. Keefisienan, pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan Software Learning PAI
di media handphone dianggap lebih efisien karena dengan media handphone yang sudah
popular dan menjadi kebutuhan pokok masyarakat dewasa ini mampu memperkecil anggaran
biaya dan waktu belajar siswa karena pada umumnya siswa setingkat Aliyah sudah memiliki
dan memanfaatkan media tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Sedangkan beberapa kelemahan proses pembelajaran yang memanfaatkan media handphone
sebagai berikut:
1. SDM guru yang kurang inovatif, pengalaman, memahami dan memanfaatkan media yang
ada di sekitar dan mudah dijangkau seperti teknologi handphone untuk dijadikan media
sumber belajar.
2. Belum adanya akses dari pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan atau pihak terkait
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan seminar-seminar mengenai pemanfaatan
teknologi kontemporer sebagai media dalam pembelajaran.
3. Belum ada pengembangan lebih khusus dan menarik untuk beberapa S-Learning di
handphone sebagaimana yang sudah ada di dalam komputer.
4. Keterbatasan tingkat kemampuan siswa untuk memahami dan memanfaatkan S-Learning
di handphone yang sudah ada sehingga penggunaan media pembelajaran ini lebih cocok
untuk siswa setingkat SLTA.

BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian dalam data yang telah dibahas di depan, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Software learning (s-learning) PAI di media handphone ialah suatu perangkat lunak berupa
program-program pembelajaran berbasis pendidikan agama Islam yang bisa disematkan dan
dijalankan pada media komunikasi handphone yang sudah memiliki teknologi java atau
symbian.
2. Beberapa tahap perencanaan yang diperlukan dalam memanfaatkan s-learning PAI berupa
Al-Qur’an dan Hadits digital di media handphone pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
antara lain: menentukan tujuan instruksional pembelajaran, menyiapkan bahan/materi
pelajaran Al-Qur’an Hadits, membuat konsep kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung,
menyiapkan kesesuaian antara metode dan media pembelajaran yang akan digunakan serta
melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan.
3. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits yang memanfaatkan Software learning PAI
berupa Al-Qur’an dan Hadits digital di media handphone sudah terencana dalam bentuk RPP
(rencana pelaksanaan pembelajaran) yang setidaknya terdiri dari tahap pra intruksional
pembelajaran didalam kelas, tahap intruksional (pelaksanaan pembelajaran didalam kelas)
dan tahap evaluasi materi pelajaran.
4. Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits seperti pemakaian
Software learning PAI berupa Al-Qur’an dan Hadits digital di media handphone memiliki
pengaruh besar terhadap kemajuan pola belajar siswa dan peningkatan indeks prestasi siswa
jika dibandingkan dengan siswa yang tidak memanfaatkan media tersebut.
5. Respon, semangat dan antusias siswa terhadap pemanfaatan Software learning PAI berupa
Al-Qur’an dan Hadits digital di media handphone pada proses pembelajaran Al-Qur’an
Hadits sangat tinggi.
B. Saran-saran
Dengan segala kerendahan hati, demi peningkatan dan perbaikan dalam proses belajar
mengajar tentu saja diperlukan saran-saran penulis ajukan sebagai berikut :
1. Kepada lembaga pendidikan
Hendaknya lebih berupaya untuk selalu mengontrol dan mengarahkan guru dalam mengelola
proses belajar mengajar baik dari segi materi, metode dan media dalam pembelajaran serta
dari segi prakteknya sehingga berhasil dalam menyampaikan bahan materi pembelajaran.
2. Kepada Siswa
Hendaknya berusaha meningkatkan belajarnya dengan memanfaatkan berbagai media/sarana
belajar yang ada disekitar mereka agar dapat mencapai hasil yang optimal sesuai dengan
tuntunan pribadi siswa sendiri, orang tua dan guru secara keseluruhan.
3. Kepada Guru
Hendaknya guru selalu memberikan inovasi-inovasi baru dalam menyampaikan materi
kepada siswa dengan memadukan metode dan media pembelajaran kontemporer yang
berorientasi pada keikutsertaan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

C. Penutup
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. penulis menyadari bahwa dalam
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman.
Akhirnya dengan selesainya skripsi ini penulis berharap mudah-mudahan bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai