Anda di halaman 1dari 41

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN FIQIH MATERI WARIS
KELAS XII MA DAARUL HIKMAH

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Penulisan Skripsi

Oleh
Ikbal Qizwin
NIM. 1830202216

Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2022
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN FIQIH MATERI WARIS
KELAS XII MA DAARUL HIKMAH

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang. Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

Negara.1 Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses

yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk

manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar

kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional

dan kemanusiaan dari manusia.2

Madrasah adalah satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama

yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama

Islam yang mencakup Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah

Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Madrasah Aliyah

yang selanjutnya disingkat MA adalah satuan pendidikan formal yang


1
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia, “Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,” 2003.

2
Aip Saripudin, “Pendidikan Anak Strategi Pengembangan Kecerdasan Naturalis Pada Anak Usia
Dini,” Naturalis Aip Saripudin 3, no. 1 (2017): hlm. 12.
menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada

jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama,

MTs, atau bentuk lain yang sederajat.3

Penetapan materi ilmu waris islam yang tertuang pada mata pelajaran

fiqih di madrasah aliyah adalah kebijakan penting sebagai icon keberhasilan

belajar siswa madrasah untuk beramal di masyarakat. Berdasar Peraturan Menteri

Agama No 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, materi fiqih waris diajarkan di

Madrasah Aliyah Kelas XI semester dua. Dalam peraturan tersebut dinyatakan

bahwa Standar kompetensi yang hendak dicapai dalam pembelajaran fiqih waris

adalah “memahami hukum Islam tentang waris. Sedangkan kompetensi dasarnya

meliputi; “menjelaskan ketentuan hukum waris dalam Islam, menjelaskan

keterkaitan waris dengan wasiat, dan menunjukkan contoh cara pelaksanaan

waris dan wasiat.4

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Menurut Syaiful dan

Aswan Belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya

adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau

pribadi”. oleh pengalaman dan berdampak relatif permanen.5 Dalam proses

pembelajaran sering terjadi kegagalan komunikasi, yang berarti materi pelajaran


3
Menteri Agama Republik Indonesia, “Keputusan menteri agama republik indonesia nomor
374 tahun 2022 tentang pedoman implementasi kurikulum merdeka pada madrasah,” 2022
4
Menteri Agama Republik Indonesia, “Peraturan menteri agama nomor 2 tahun 2008 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab,” 2008
5
Saiful Bahri Djamarah dan Zein Aswan, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2014), hlm. 5.
yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima secara optimal oleh siswa itu

sendiri. Menyangkut proses komunikasi itu sendiri, dalam pembelajaran yang

efektif harus terdapat 3 komponen pokok, yaitu guru sebagai penyampai pesan,

siswa sebagai penerima pesan, dan materi ajar sebagai pesan itu sendiri.

Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar serta kegagalan

pembelajaran yaitu sulitnya materi yang di pelajari, rendahnya minat belajar

siswa, minimnya fasilitas belajar, serta minimnya strategi dan media yang

digunakan.6 karena guru merupakan komponen penting dalam pembelajaran,

untuk itu guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik- baiknya.

Dalam hal ini guru mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

kemajuan anak didiknya. Guru yang berkompeten harus memiliki strategi dalam

proses pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang kondusif. Selain strategi

pembelajaran, guru harus pandai memilih media pembelajaran yang tepat agar

tujuan pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan optimal .

Hasil belajar adalah titik target akhir yang diharapkan setelah melalui

proses yang di sebut dengan kegiatan belajar mengajar, adapun yang dimaksud

dengan hasil belajar itu sendiri adalah perubahan tingkah laku sengan makna

luas, dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, seirama dengan yang

dikatakan oleh Nana Sudjana dimana tingkah laku sebagai hasil belajar dalam

pengertian yang luas.7 Sehingga di harapkan siswa mampu melakukan sesuatu

setelah melewati pengalaman belajar. Menurut Dimyati dan Mudjino, hasil

6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,( Jakarta: Bumi Aksara, 2011 ), hlm. 30
7
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran Penggunaan Dan Pembuatannya
(Bandung: Sinar Baru Alghensindo, 2013), hlm. 3.
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi

guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang

lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.8 Hasil belajar merupakan

akibat dari proses belajar seseorang. Hasil belajar terkait dengan

perubahanpengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan

kecakapan.9

Dewasa ini, kesulitan siswa dalam menerima materi pelajaran terutama

dalam memahami materi peraktek serta materi yang membutuhkan hafalan

terbantu dengan adanya media pembelajaran. Dalam pembelajaran media itu

sangat dibutuhkan, tetapi penggunaan media harus divariasikan dengan jenis

media yang lain agar siswa lebih cepat menguasai materi yang telah diberikan

oleh guru. Seperti halnya dalam penggunaan media realita atau realia dalam

pembelajaran fiqih materi ilmu waris dapat memudahkan siswa dalam mencerna

pelajaran, mendorong minat belajar, meningkatkan kualitas serta hasil belajar,

karena ilmu waris adalah cabang ilmu yang sulit dipelajari.

Agus Sulistyo mengatakan bahwa ilmu waris adalah salah satu cabang

ilmu yang rumit untuk dipelajari.10 Rasulullah SAW. mengatakan bahwa ilmu

waris adalah salah satu ilmu yang paling pertama akan diangkat dari muka bumi.

8
Sulastri, Imran, dan Arif Firmansyah, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur
Kecamatan Bumi Raya,” Jurnal Kreatif Tadulako Online 3, no. 1 (2015): hlm. 92.
9
Indah Lestari, “Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Terhadap Hasil Belajar
Matematika,” Jurnal Formatif 3, no. 2 (2015): hlm. 118.
10
Agus Sulistyo, “Problematika PembelajaranIlmu Faraidh Di Tingkat SLTA Serta Alternatif
Solusinya,” Pendidikan 7, no. 1 (2021): hlm. 26.
Rasulullah SAW. menganjurkan mempelajari ilmu faraid (waris) dan Nabi

bersabda:

َ ‫ َت َعلَّ ُمواالْ َف َراِئ‬ :‫ض َو َي ُق ْو ُل‬


‫ض‬ ُّ ‫ يَ ُح‬: ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِ ‫ث َعلَى َت َعلِّ ُم الْ َف َراِئ‬ َ ‫ال‬
َ َ‫َوق‬

.‫ف ال ِْع ْم َِو ُه َو ََّأو ُل َش ْى ٍء ُي ْن َسى َو ُي ْن َزعُ ِم ْن َُّأمتِى‬ ِ


ْ ِ‫َو َعلِّ ُم ْو َهافَا َّن َهان‬
ُ ‫ص‬

Belajarlah kamu ilmu faraid dan ajarkanlah olehmu tentang ilmu faraid.

Karena sesungguhnya ilmu faraid itu ibarat separuh dari ilmu. Ilmu faraid

adalah ilmu yang pertama-tama dilupakan dan ilmu yang pertama-tama

diangkat dari umatku. (HR. Ibnu Majah, Daaruquthny dan Hakim).11

Menurut hasil survey yang dilakukan di kelas XII MA Daarul Hikmah

Sungai Rengit Murni, diketahui bahwa hampir 80% dari kelas tersebut tidak

faham dengan materi waris yang di ajarkan guru. Terlihat dari hasil ulangan

harian hanya sebagian siswa saja yang dapat menjawab soal materi waris. Materi

waris adalah materi yang memerlukan media khusus sebab termasuk materi yang

sulit difahami. Terlihat dari sebagian siswa yang bermain saat guru menjelaskan,

ada pula siswa yang mengantuk saat belajar sehingga pembelajaran menjadi pasif

dan hasil pembelajaran tidak maksimal.

Salah satu upaya untuk memaksimalkan hasil belajar siswa kelas XII di

MA Daarul Hikmah peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan

menerapkan media realia di sekolah tersebut, dimana media realia akan

11
Muhammad Bin Alwi Almaliki, Kasyful Ghummah, Terjemah (Sarang: Haiah Assofwah,
2010), hlm. 28.
merangsang semangat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang di

ajarkan. Dengan menggunakan benda nyata siswa akan melihat langsung

bagaimana sebuah peristiwa atau sebuah materi dapat dipelajari dengan mudah,

seperti bagaimana uang mainan di gunakan dalam pembelajaran ilmu waris

islam, selanjutnya dapat menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa

di sekolah tersebut.

Sebagai gambaran penggunaan media realia di MA Daarul Hikmah Sungai

Rengit Murni adalah dengan menggunakan mata uang mainan, setelah guru

menjelaskan materi pembelajaran para siswa diarahkan masuk ke dunia hukum

waris dengan sebenarnya, dimana siswa di beri peran masing-masing ada orang

yang meninggal dunia, ada kerabat saudara dan sejumlah harta peninggalan, lalu

mereka akan mendistribusikan harta tersebut kepada penerimanya sesuai materi

yang sudah di ajarkan. Untuk menganalisa bagaimana media realia dapat

diterapkan di sekolah tersebut kaitannya tentang hasil pembelajaran apakah dapat

meningkatkan hasil belajar atau sebaliknya, dengan harapan setelah selesainya

penelitian ini dapat memberi informasi kepada sekolah ataupun instansi

pendidikan yang lainnya agar dapat meminimalisir rendahnya hasil belajar salah

satunya dengan menggunakan media realia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas dapat

diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya:


1. Materi fiqih waris adalah materi yang harus dipelajari dengan media

pembelajaran khusus.

2. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas XII MA Daarul Hikmah pada

pelajaran fiqih waris.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus, terarah dan tidak menyimpang dari konsep

yang telah dibuat maka peneliti memberi batasan masalah yaitu rendahnya hasil

belajar siswa kelas XII MA Daarul Hikmah Sungai Rengit Murni pada pelajaran

fiqih waris.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XII MA Daarul Hikmah sebelum dan

sesudah diterapkan media realia pada mata pelajaran fiqih materi harta

warisan ?

2. Apakah penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar pada

siswa kelas XII MA Daarul Hikmah?

E. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang menjadi penggerak

terjadinya penelitian tersebut. Hasil utama skripsi adalah data atau informasi
yang berhasil disusun melalui kegiatan penelitian.12 Dalam hal ini peneliti

bermaksud akan melakukan penelitian dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa yang tidak diterapkan

media realia dalam proses pembelajarannya.

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa yang diterapkan media

realia dalam proses pembelajarannya.

3. Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan media realia dalam

pembelajaran fiqih materi harta warisan terhadap hasil belajar siswa kelas

XII MA Daarul Hikmah?

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Dapat menjadi sumber pengetahuan dalam pengembangan di bidang

ilmu pengetahuan khususnya pada pendidikan agama Islam.

b. Sebagai kritik dan saran sekaligus bahan pertimbangan bagi sekolah dan

guru khususnya mata pelajaran PAI kaitannya untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

c. Menambah informasi, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, pembaca

dan masyarakat umum dalam hal peningkatan kualitas hasil belajar

dalam pembelajaran PAI khususnya pada materi waris.

2. Secara Praktis

12
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Sekripsi Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah
Palembang, Pedoman Penulisan Sekripsi (UIN RAFA, n.d.), 10.
a. Manfaat bagi sekolah, memberikan informasi data yang valid dari hasil

penelitian yang dilakukan secara resmi.

b. Manfaat bagi guru, dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan media pembelajaran realia.

c. Bagi siswa, dapat membantu memudahkan dalam memahami pelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran realia.

d. Bagi peneliti sendiri, dapat dijadikan gambaran nyata dalam dunia

pendidikan agar kedepannya mampu mengolah dan mengembangkan

pembelajaran agar tercapainya pendidikan yang optimal khususnya di

bidang Pendidikan Agama Islam.

G. Kerangka Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu Medius yang secara

harfiah berarti tengah atau pengantar, dalam bahasa arab media adalah

perantara Wasailun atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Gerlach dan Elly mengatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap dalam pengertian ini guru, buku, teks dan

lingkungan sekolah adalah media.13

13
Arsyad, op. cit., hlm. 3.
Media pembelajaran adalah segala apapun yang dapat membantu

dalam menyampaikan pesan dalam pembelajaran, yang dalam pendidikan

media pembelajaran berarti segala sesuatu yang menjadi alat bantu untuk

mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada

peserta didik. Media pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai alat,

Jalaludin mengemukakan bahwa alat pendidikan mencakup pengertian

yang luas. Termasuk ke dalamnya alat yang berupa benda maupun yang

bukan benda, pendapat tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan

oleh Sutari Imam bernasib bahwa alat pendidikan ialah tindakan atau

perbuatan atau situasi atau benda yang dengan sengaja di adakan untuk

mencapai tujuan.14

b. Teori Media Pembelajaran

1) Teori Miarso (2004)

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar.15

2) Teori Munadi (2008)

14

15
Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media,
2004), hlm. 458.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan

dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga

tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.16

3) Teori Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010)

Media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan

sebagai penyalur pesan agar tercapai tujuan pembelajaran.17

4) Teori Rayanda Asyar (2012)

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang

dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara

terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif.18

5) Teori Romiszowski (2001)

Media pembelajaran adalah media yang efektif untuk melaksanakan

proses pengajaran yang direncanakan dengan baik. 19

c. Macam-macam dan Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Erlita dan Wibowo mengungkapkan macam-macam

media pembelajaran berdasarkan sifatnya sebagai berikut :

16
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hlm. 140.
17
Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 56.
18
Rayandra Asyar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2012), hlm 91.
19
Basuki Wijaya, Media Pengajaran, (Bandung: Maulana, 2001),hlm. 12.
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau

media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman

suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam

media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar,

dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain

sebagainya.

3) Media audio-visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur

suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain

sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih

menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama

dan kedua.

Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses

komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut

media pembelajaran. Setidaknya ada delapan makna dan manfaat dari

penggunaan media pembelajaran, seperti yang di kutip dari buku

Muhammad Ramli Media dan Teknologi Pembelajaran :

1) Memperjelas pokok bahasan yang disampaikan pembelajar

2) Membantu guru memimpin kelas

3) Membantu meringankan peran guru

4) Merangsang pelajar mengadakan internal dialog


5) Mendorong peserta didik aktif belajar

6) Memudahkan mengatasi masalah ruang, tempat dan waktu

7) Memberi pengalaman nyata kepada pelajar

8) Memberikan perangsang, pengalaman dan pengamatan yang sama

kepada seluruh pelajar dalam waktu yang sama.20

2. Media Pembelajaran Realia

a. Definisi Media Realia

Media realia adalah merupakan media yang sederhana yang

memanfaatkan benda-benda yang ada lingkungan yang bisa digunakan

sebagai sumber belajar. Sebagaimana dijelaskan oleh Nuryani media

realia adalah benda-benda yang ada di lingkungan sekitar kita yang

21
digunakan sebagai bahan sumber belajar. Badruzaman mengatakan

media realia merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang

berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada

anak. Realia ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda,

seperti mata uang, tumbuhan, binatang, dan lain-lain.22

Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan

atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan

secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara

20
Muhammad Ramli, Media Dan Teknologi Pembelajaran (Banjar Masin: IAIN Antasari,
2012), hlm. 10.
21
Fela Esmiyanti, “Efektifitas Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman Mengenal
Warna Bagi Anak Tunagrahita Sedang” 4, no. 1 (2015): hlm. 207.
22
Saripudin, op. cit., hm. 6.
mengajak siswa melihat langsung (observasi) kelokasi asal media

tersebut. 23

Menurut Arsyad, media realia ada 3 macam yaitu :

1) Modeling (model)

2) Specimen (contoh)

3) Manipulatif (peta, boneka)

Dapat dipahami dari penjelasan di atas bahwasannya media realia

adalah media visual. Mengacu pada pendapat Wibowo bahwa: media

realia adalah benda yang nyata yang digunakan sebagai bahan ajar.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa jenis-jenis media realia bisa berupa

benda-benda hidup dan benda mati, misalnya tumbuhan, binatang, meja,

kursi, koin dan lain-lain.

b. Teori media pembelajaran realia

1) Teori Rusman (2005)

Media realia yaitu semua media nyata di dalam ruang kelas, tetapi

dapat digunakan sebagai sesuatu kegiatan observasi pada

lingkungannya.24

2) Udin S.W (2007)

Media realia adalah alat bantu visual dalam pembelajaran yang

berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.

23
Novyta Arlianti, “Pengaruh Media Realia Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas XB2 SMK Negeri 3 Sungai Penuh” 2, no. 1 (2016): hlm. 61.
24
Rusman, Model-Model Pembeajaran mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005), hlm 30.
Media ini merupakan objek nyata suatu benda. Seperti mata uang,

tumbuhan, hewan bebatuan, air, tanah, benda-benda dan lain

sebagainya.Menggunakan benda nyata dalam proses sangat

dianjurkan, sebab siswa lebih memahami materi yang diajarkan.25

3) Teori Pujita (2008)

mengungkapkan bahwa ciri media realia adalah benda asli benda

dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang

sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana ujud aslinya.26

4) Teeori Halamik (1989)

bahwa media realia yaitu benda atau obyek yang dapat digunakan

untuk membantu pengajaran seperti bunga, batu, koran, dan

sebagainya yang mungkin dibawa oleh siswa atau dibawa oleh

guru.27

c. Kelebihan dan Kekurangan Media Realia

Keunggulan media realia adalah sebagai berikut :

1. Memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk

mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi

nyata.

25
Udin Saripudin Winataputra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2007),hlm.11.
26
Pujita, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Press,2008), hlm. 15.
27
Halamik, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Press,1989), hlm. 113
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami situasi yang

sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan

menggunakan sebanyak mungkin alat indra.28

Kelemahan media realia adalah sebagai berikut:

1. Membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang

mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.

2. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata

kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan

kerusakan dalam menggunakannya.

3. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang

sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian

demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung dengan media

lain.29

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Media Realia

Berikut langkah-langkah penggunaan media realia:

1. Sediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan bahan ajar.

2. Gunakan benda nyata ini dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa

mendapatkan pengalaman langsung dari benda-benda tersebut.

3. Ajaklah siswa mengamati secara langsung, kemudian berbicara

dengan teman mereka tentang materi yang diajarkan.

28
R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.
119
29
Ibid., hlm, 120.
4. Setelah mengamati dan berdiskusi, siswa dengan bimbingan guru

dapat menyimpulkan materi yang diajarkan.30

3. Fiqih Waris Islam

a. Pengertian Fiqih Waris Islam

Fiqih menurut bahasa artinya mengetahui, memahami yakni

mengetahui sesuatu atau memahami sesuatu sebagai hasil usaha

mempergunakan pikiran yang sungguh sungguh.31 Fiqih menurut bahasa

artinya mengetahui, memahami yakni mengetahui sesuatu atau memahami

sesuatu sebagai hasil uisaha mempergunakan pikiran yang sungguh

sungguh.32 Fiqih juga dapat diartikan pemahaman, fiqih berasal dari kata

faqaha yufaqihu faqhan yang berarti pemahaman. yang secara komprehensif

membahas tentang pemahaman syariat islam. 33

Fiqih dapat di artikan sebagai pemahaman, yang pada hakikatnya

adalah pemahaman terhadap ayat-ayat ahkam yang terdapat didalam Al-

Qur’an dan AlHadistt ahkam. Fiqih sebagai ilmu yang digali dari dalil-dalil

secara terperinci, secara etimologi Lafadz faraidh adalah bentuk jamak dari

faridhah (sesuatu yang diwajibkan), diambil dari kata al-fardhu (kewajiban)

yang memiliki makna etimologi dan terminologi. Secara etimologi kata

alfardu memiliki beberapa arti di antaranya adalah: al wajibu (wajib), al

muqaddaru (dikira-kirakan), al hazzu (pembatasan), attaqdiru (ketentuan),

30
Ulil Fahri, op. cit., hlm. 2.
31
Abdul Gofar, Hukum Kewarisan Islam Dan Peradilan Agama (Malang: Tegal Mandiri,
2016), hlm. 7.
32
Ibid., hlm. 8.
33
Wahbah Az-Zuhally, Ushul Fiqh Al-Islamy, Jilid 1 (Beirut: Dar Alfikr, 2015), hlm. 7.
alqat’u (ketetapan/kepastian), alinzalu (menurunkan), attabyinu (penjelasan),

annasibu almuqaddaru almafrudu (bagian yang ditentukan). Dan dinamakan

alfardu sebagai fardan karena ada karakteristik dari ilmu tersebut yang

langsung ditetapkan oleh Allah SWT.34

Hukum waris adalah hukum yang telah di atur Allah dalam Al-Qur’an

dan dijelaskan secara rinci oleh para ulama adalah hukum yang sangat

penting sebagai pedoman dalam mendistribusikan harta peninggalan tentang

siapa yang berhak menerimanya, siapa yang tidak boleh menerimanya dan

bagaimana cara pembagiannya. Dalam beberapa literatur hukum islam

ditemui beberapa istilah untuk menamakan hukum kewarisan islam, seperti

fiqih mawaris, ilmu faraidh dan hukum kewarisan. Perbedaan dalam

penamaan tersebut terjadi karena perbedaan cara pandang yang dijadikan titik

utama dalam pembahasan.35

Berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunah, hukum mempelajari ilmu faraidh

adalah fardu kifayah sedangkan mempelajari ini adalah fardu ain. Rasulullah

‫ ﷺ‬telah memberikan perintah secara khusus untuk mempelajari dan

mengajarkan ilmu faraidh ini melalui beberapa Hadistt, diantaranya:

Adapun pada materi yang dibahas pada pembelajaran SMA/MA

adalah fiqih mawaris, yaitu ilmu yang mempelajari dasar-dasar pembagian

warisan. Pada materi ini siswa belum terlalu di tuntut mengerti begitu banyak

34
Muhibbussabary, Fiqih Mawaris (Medan: Pusdikra Mitra Jaya, 2020), hlm. 1.
35
Gofar, op. cit., hlm. 5.
hal, siswa hanya di kenalkan siapa penerima waris, siapa yang terhalang

waris, berapa pembagian dan bagai mana cara menghitung bagiannya saja.

Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬di atas, kita semua

diwajibkan untuk mempelajari ilmu waris. Di tingkat SMA/MA materi waris

ini dipelajari di kelas XII pada BAB VIII semester genap. Adapun materi

yang di ajarkan kepada siswa belum begitu mendalam sebab untuk

menghindari keberatan pada siswa, jadi materi yang di ajarkan di sekolah

adalah materi dasar saja.

4. Hasil belajar

a. Definisi Hasil Belajar

Hasil adalah sebuah tujuan yang secara etimologi adalah arah,

maksud atau haluan. Dalam bahasa arab diistilahkan dengan Ghayyat,

Ahdaf atau Maqashid.36 Secara terminologi hasil, tujuan atau haluan

adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha telah di

selesaikan. Menurut Pane dan Dasopang belajar adalah perubahan

perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil

perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa

melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu

mengkomunikasikannya pada orang lain.37

Hasil belajar adalah titik target akhir yang diharapkan setelah

melalui proses yang di sebut dengan kegiatan belajar mengajar, adapun


36
Rusmaini, op. cit., hlm. 22.
37
Muhammad Hasan et al., Laandasan pendidikan (Semarang: Tahta Media Group, 2021),
hlm. 138.
yang dimaksud dengan hasil belajar itu sendiri adalah perubahan tingkah

laku sengan makna luas, dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,

seirama dengan yang dikatakan oleh Nana Sudjana dimana tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas.38 Sehingga di harapkan

siswa mampu melakukan sesuatu setelah melewati pengalaman belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjino, hasil belajar merupakan hal yang

dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih

baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.39 Hasil belajar

merupakan akibat dari proses belajar seseorang. Hasil belajar terkait

dengan perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

keterampilan dan kecakapan.40

b. Macam Hasil Belajar

Bloom membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

1) Ranah kognitif.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yaitu:

a) Pengetahuan (Knowledge).

38
Sudjana dan Rifai, op. cit., hlm. 3.
39
Sulastri, Imran, dan Arif Firmansyah, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo Makmur
Kecamatan Bumi Raya,” Jurnal Kreatif Tadulako Online 3, no. 1 (2015): hlm. 92.
40
Indah Lestari, “Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap Terhadap Hasil
Belajar Matematika,” Jurnal Formatif 3, no. 2 (2015): hlm. 118.
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah, namun

tipe hasil belajar pengetahuan menjadi prasyarat bagi tipe hasil

belajar yang berikutnya

b) Pemahaman.

Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam

menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.

c) Aplikasi.

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau

situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau

petunjuk teknis.

d) Analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau

susunannya.

e) Sintesis

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk

menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir

divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.

f) Evaluasi.

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan

metode, dan lain-lain.

2) Ranah Afekif.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil

belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

3) Ranah Psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Berdasarkan uraian di

atas, maka dapat diambil pemahaman bahwa hasil belajar adalah

prestasi belajar yang dicapai peserta didik dalam proses kegiatan

belajar mengajar, yang secara umum ditandai dengan ketercapaian

hasil belajar pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.41

3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

a. Faktor internal

Adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar

seperti Faktor jasmaniah, berupa kesehatan dan cacat tubuh. Faktor

psikologis, seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan. Faktor kelelahan, berupa kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani.42

b. Faktor eksternal

41
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), hlm. 5
42
Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2003), h.54-59
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu seperti:

Faktor keluarga, berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orangtua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah, berupa metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas

rumah. Faktor masyarakat, berupa kegiatan siswa dalam masyarakat,

media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.43

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai

berikut:

1) Faktor lingkungan seperti lingkungan alam dan lingkungan sosial

budaya

2) Faktor instrumental seperti kurikulum, program, sarana dan

fasilitas, guru.

3) Kondisi psikologis seperti minat, kecerdasan, bakat, motivasi,

kemampuan kognitif.

H. Tinjauan Pustaka

Pada tinjauan pustaka ini peneliti akan mengemukakan beberapa penelitian

yang sudah dilakukan sebelumnya dan berkaitan dengan penelitian ini. Tinjauan

pustaka adalah uraian tentang hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
43
Ibid., hlm. 61.
penelitian yang sedang direncanakan. Sebagai bahan pertimbangan dan batasan

dalam penggunaan teori dalam penelitian guna memudahkan dalam mengurai

teori. 44

Pertama, karya tulis ilmiah berupa skripsi penelitian tahun 2018 yang

disusun oleh Klara Lastari dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Realia

Terhadap Aktifitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas Tiga Di

Madrasah Ibtidaiyah Al-Adli Palembang. Titik utama karya tulis tersebut adalah

menganalisa bagaimana aktivitas siswa dalam belajar sebelum dan sesudah

diterapkan media realia dengan tujuan untuk melihat pengaruh media realia

terhadap aktifitas belajar siswa itu sendiri sebagaimana dijelaskan bahwa

penggunaan media realia dapat merangsang semangat aktifitas belajar siswa.

Adapun persamaan karya tulis diatas dengan penelitian yang akan dilakukan ini

adalah sama-sama menggunakan media pembelajaran realia. Perbedaannya

adalah pada karya tulis diatas menjadikan aktifitas belajar siswa sebagai variabel

terikat, sedangkan penelitian ini berfokus pada hasil belajar siswa sebagai

variabel terikatnya.45

Kedua, karya tulis ilmiah berupa skripsi penelitian tahun 2016 yang

disusun oleh Intan Permatasari dengan judul Pengaruh Media Pembelajaran

Model Realia Terhadap Hasil Belajar Geografi Pada Materi Mengenal Bumi.

Titik utama dari penelitian tersebut adalah bagaimana media realia diterapkan

sebagai media untuk mendukung hasil belajar siswa. Sebagaimana dijelaskan di


44
Palembang, op. cit., hlm. 10.
45
Klara Lastari, Pengaruh Penggunaan Media Realia Terhadap Aktifitas Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Ipa Kelas Tiga Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Adli Palembang, Skripsi Sarjana
Pendidikan Islam (Palembang: Perputakaan UIN Raden Fatah, 2018)
dalamnya bahwa setelah media realia diterapkan di SMAN II Jakarta siswa

semakin mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan. Adapun

persamaan karya tulis diatas dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah

pada variabel terikatnya dimana sama-sama berfokus untuk meningkatkan hasil

belajar. Adapun perbedaanya adalah karya tulis diatas menerapkannya pada mata

pelajaran umum di sekolah negeri sedangkan peneliti menerapkannya pada

materi agama Islam di madrasah.46

Ketiga, karya tulis ilmiah berupa skripsi penelitian tahun 2018 yang

disusun oleh Erna Rahmawati dengan judul Penerapan Media Realia Pada

Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Dua Kediri.

Titik utama dari penelitian tersebut adalah untuk menjelaskan bagaimana

penerapan media realia di sekolah sebagaimana dijelaskan bahwa penggunaan

media realia masih cukup asing dan perlu di sebar luaskan sebab efektifitas yang

cukup besar untuk digunakan di beberapa materi pembelajaran. Adapun

persamaan karya tulis di atas dengan penelitian ini adalah media yang digunakan

sama-sama menggunakan media realia. Adapun perbedaannya adalah pada

metodologi penelitian yang di gunakan, dimana penelitian sebelumnya

menggunakan metode kualitatif deskriptif sedangkan penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif eksperimen.47

I. Hipotesis
46
Intan Permatasari, Pengaruh Media Pembelajaran Model Realia Terhadap Hasil Belajar
Geografi Pada Materi Mengenal Bumi. Skripsi Sarjana Islam(Jakarta: Universitas Jakarta, 2016)
47
Erna Rahmawati, Penerapan Media Realia Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Madrasah Tsanawiyah Dua Kediri, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Metro: IAIN Metro,
2018).
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau prediksi yang akan diuji

kebenarannya yang dibuat oleh peneliti di awal penelitian sehingga hipotesis

harus disusun dengan baik. Dapat pula dikatan bahwa, hipotesis adalah

pernyataan yang masih diragukan keakuratannya dan masih perlu diuji

keabsahannya. Hipotesis dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu

hipotesis alternatif, yaitu hipotesis yang menerima dugaan dengan pernyataan

peneliti dan dilambangkan dengan Ha, dan hipotesis awal yaitu hipotesis yang

menolak dugaan atau pernyataan peneliti dan dilambangkan dengan Ho.

Ha = Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya media

realia

Ho = Tidak terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya media

realia.

J. Variabel penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu. Menurut Sugiono variabel adalah segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian untuk diobservasi atau diukur sehingga

hasilnya dapat diperoleh. Sesuai dengan ikatan diantara satu variabel terhadap

variabel lain maka terdapat berbagai macam variabel pada penelitian, sebagai

berikut:
a. Variabel Independen atau variabel bebas (X), yaitu atribut ataupun ciri yang

biasa menghasilkan suatu pengaruh atau akibat terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini yaitu media realia.

b. Variabel Dependen atau variabel terikat (Y), yaitu atribut atau ciri yang

terikat atau yang memperoleh pengaruh dari variabel lain. Variabel terikat

dalam penelitian ini yaitu hasil belajar.

Skema Variabel

(X) (Y)
MEDIA PEMBELAJARAN REALIA HASIL BELAJAR

K. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah untuk memperjelas faktor pemeriksaan dan

variabel yang dijelaskan pada penelitian ini adalah:

1. Media pembelajaran realia adalah merupakan media yang dapat menjadikan

siswa mempelajari suatu hal dengan objek yang sebenarnya sehingga

pembelajaran lebih mudah dipahami daripada hanya menggunakan media

papan tulis saja. Pada penelitian ini media realia adalah variabel bebas (X)

dapat mempengaruhi keragaman variabel terikat (Y).

2. Hasil belajar siswa adalah variabel terikat (Y) menjadi terpengaruh oleh media

realia dengan kata lain merupakan hasil sejak diadakannya variabel bebas (X).
L. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara

membuat suatu penelitian ilmiah yang benar. Penelitian ilmiah adalah kegiatan

yang dilakukan dengan aturan yang ketat dan tujuannya untuk membangun

pengetahuan yang akhirnya melahirkan ilmu.48 Metode penelitian adalah proses

pengumpulan cara dalam menyelesaikan permasalahan serta proses dalam

melakukan penelitian agar tercapainya tujuan penelitian.49 Metode penelitian

berisi tentang proses teknik dan prosedur dilakukannya suatu penelitian. Unsur

yang sangat dibutuhkan bagi seorang peneliti ialah pengunaan metode dan objek

agar mencapai tujuan yang tepat. Hal-hal yang berada dalam lingkungan metode

penelitian yaitu: Tempat penelitian, Desain, Jenis, Teknik, Metode, Analisis,

Instrumen dan sebagainya.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Daarul Hikmah Desa Sungai

Rengit Murni Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin Provinsi

Sumatera Selatan. Peneliti memilih Madrasah Aliyah Daarul Hikmah

sebagai lokasi penelitian dikarenakan terdapat permasalahan yang berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan ini.

2. Jenis Dan Desain Penelitian

48
Almasdi Syahza, Metodologi Penelitian, Revisi (Pekan Baru: UR Pers, 2021), hlm. 21.
49
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2015),
hlm. 2.
a. Jenis penelitian

Pada penelitian ini peneliti menerapkan jenis penelitian berbasis

eksperimen. Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian

kuantitatif. Menurut Creswell penelitian eksperimen yakni penelitian

untuk membangun dan menjelaskan sebab akibat dari variabel dependen

dan independen. Sedangkan menurut Sugiono penelitian eksperimen

diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkendalikan.

b. Desain Penelitian

Pada jenis penelitian eksperimen ini peneliti menggunakan

rancangan penelitian Pre-eksperimental design dengan menggunakan

tipe intact- group comparison, dimana pada desain ini terdapat satu

XX O1
O2
kelompok yang digunakan untuk penelitian, lalu dibagi dua setengah

untuk eksperimen (diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok

kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Berikut ini skema desain intact-

group comparison:

X = Proses penerapan media realia

O1 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan


O2 = Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi

perlakuan.

Prosedur yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian ini

adalah:

1) Memilih kelas XII sebagai kelas yang dijadikan objek penelitian

lalu menjadikan seluruh siswa kelas XII sebagai populasi

penelitian, kemudian menentukan sampel yang di pilih secara

random dari kelas XII A dan XII B dilanjutkan pembagian

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dari sampel tersebut.

2) Melakukan pembelajaran di kelompok eksperimen terhadap

materi yang telah ditentukan menggunakan media realia berupa

uang mainan.

3) Melakukan pembelajaran di kelompok kontrol terhadap materi

yang telah ditentukan tanpa menggunakan media realia berupa

uang mainan.

4) Mengadakan ujian berupa tes tulis kepada kedua kelompok.

5) Mengadakan dokumentasi selama kegiatan dilakukan

6) Mengolah dan menyimpulkan hasil penelitian

3. Populasi dan sampel

a. Populasi penelitian

Populasi adalah ruang objek yang bisa saja terdiri atas mahluk

hidup, benda mati ataupun sifat. Yang telah ditentukan oleh peneliti,

adapun populasi yang akan menjadi objek penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas XII Madrasah Aliyah Daarul Hikmah Sungai Rengit

Murni yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XII A berjumlah 21

siswa dan kelas XII B berjumlah 20 siswa, maka total populasi

berjumlah 41 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bahagian dari jumlah populasi itu sendiri yang

ditentukan sesuai dengan prosedur, pada penelitian ini menentukan

sampel menggunakan model probability sampling dengan tehnik

teknik simple random sampling. Penentuan sample dilakukan dengan

cara acak tanpa memandang kesetaraan yang ada pada populasi,

maka yang menjadi sampel pada penelitian ini berjumlah 30 siswa

yang pilih secara acak dari kelas XII A dan XII B Madrasah Aliyah

Daarul Hikmah Sungai Rengit Murni.

Tabel Pengambilan Sampel

No. Kelas Populasi Sampel

1 XII A 21 15 Siswa

2 XII B 20 15 Siswa

Total 41 30 Siswa

4. Jenis dan sumber data

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam menguraikan dan melaporkan

penelitian ini bersifat kuantitatif, dimana lebih banyak disajikan


dalam bentuk data numerik, pada penelitian ini yang di sajikan dalam

bentuk angka misalnya jumlah siswa, jumlah guru, daftar nilai, hasil

tes siswa yang diterapkan media realia dan siswa yang tidak

dikenakan media realia.

b. Sumber data

1) Data Primer

Data primer adalah jenis data yang digali dari sumber

aslinya, maksudnya data yang di dapat tanpa perantara, Anas

Sudjono mengatakan bahwa Data primer adalah data yang di

ambil secara langsung dari tangan pertama.50

2) Data Sekunder

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara tidak

langsung atau melalui media perantara, dimana data yang

diperoleh telah tersedia dan siap diolah secara langsung.51

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data, pengumpulan data yang dilakukan

peneliti dengan cara dokumentasi dan memberikan tes berupa soal tulis

kepada kelompok eksperimen setelah di berikan materi dengan


50
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Karang Anyar: Literasi Media
Publising, 2017), hlm. 33.
51
Mega Sari Saragih et al., Metode Penelitian Kuantitatif Dasar-Dasar Memulai Penelitian
(Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm. 28.
menggunakan media realia dan kelompok kontrol setelah diberikan materi

tanpa media realia. Dengan tujuan mengetahui hasil belajar dari kedua

kelompok tersebut.

a. Tes

Tes dilakukan oleh peneliti untuk mengukur pengaruh media

realia terhadaphasil belajar peserta didik atau objek penelitian.

Pengukuran tes digunakan untuk mengukur keterampilan serta sejauh

mana peserta didik memahami pelajaran baik bagi siswa yang

diajarkan dengan media realia atauun yang yang tidak diterapkan.

Tes dilakukan kepada siswa siswi kelas XII dengan langkah-langkah

yang sudah ditentukan sebelumnya, serta di lakukan di ruang belajar

sekolah.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dapat berupa dokumen-dokumen yang telah ada

dan menjadi arsip sekolah. Pengumpulan data berupa dokumentasi

juga bisa berupa gambar atau hal lain yang bersangkutan dengan

penelitian ini seperti absen peserta didik, lembar kerja siswa dan

sebagainya. Dokumentasi dilakukan di lingkungan sekolah MA

Daarul Hikmah Sungai Rengit Murni dengan target data yang bersifat

kondisional (menyesuaikan kebutuhan data) misalnya foto, rekaman

video, rekaman suara dan copy dokumen sekolah.

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan metode dalam memproses data

menjadi informasi. Menurut Sugiyono, yang dimaksud dengan teknik

analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil teknik pengumpulan data dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.52 Penelitian ini

menggunakan teknik analisis statistik inferensial dalam bahasa lain

disebut statistik induktif atau statistik probabilitas dengan teknik uji T.

a. Uji Distribusi Normal

Merumuskan hipotesis:

Ho: data berdistribusi normal

Ha: data tidak berdistribusi normal

Keterangan:

X2: CHI Kuadrat

Oi: Frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel

52
Hani Subakti et al., Metodologi Penelitian Pendidikan (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm. 109.
Ei: Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan

dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi

b. Menentukan Taraf Nyata (a)

c. Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis

d. Uji f
Langkah pengujian homogenitas varians dua kelompok sampel (uji F)

 Hitung varians masing-msing kelompok data.

 Hitung hasil bagi antara varians yang besar dengan varians yang kecil

 Bandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan menggunakan derajat kebebasn (n1-1),

(n2-1) dengan kriterian sebagai berikut

Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti kelompok sampel memiliki varians

tidak homogen

Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel berarti kelompok sampel memiliki varians yang

homogen

M. Sistematis Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini berpedoman pada standar penulisan

skripsi yang di sahkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden

Fatah Palembang.
BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian pertama dari karya tulis yang berisi

jawaban apa dan mengapa penelitian itu perlu dilakukan. Bagian ini memberikan

gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena itu,

pada bab pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, dan

tujuan penelitian. Pada bagian ini menggambarkan tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan

manfaat penelitian. Kemudian pada bab ini juga di uraikan tentang kajian teoritis

(teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian) yang dimuat dalam

bahasan tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesis penelitian dan metodologi

penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang berisi

tentang penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang

berlandaskan pada hasil dari penelitian tersebut. Kerangka teori dapat diartikan

sebagai bentuk kesimpulan mentah dari masalah dengan topik tertentu. Kerangka

teori menjadi pedoman atau patokan penulis dalam menyusun karya ilmiah agar

saat penulis menyusun karya ilmiah tersebut penulis tidak melakukan

pembahasan yang sia-sia (keluar dari topik pembahasan utama). Pada bagian ini

akan diuraikan teori yang dijadikan sebagai landasan pada penelitian ini yang
meliputi tentang penerapan media realia pada pembelajaran PAI materi fiqih

waris.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana

cara membuat suatu penelitian ilmiah yang benar. Penelitian ilmiah adalah

kegiatan yang dilakukan dengan aturan yang ketat dan tujuannya untuk

membangun pengetahuan yang akhirnya melahirkan ilmu.53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan adalah pengkajian ulang terhadap validitas setelah

penelitian, hasil dan pembahasan ini dimaksudkan sebagai pemikiran asli peneliti

untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian guna

menjawab permasalahan yang di telaah, maka pada bagian ini akan disajikan

gambaran yang lebih tajam dan rinci terhadap data-data temuan, sehingga

peneliti tidak hanya menyajikan ulang data yang di temukan melainkan juga

menganalisis, menafsirkan dan menjawab terhadap temuannya.54

BAB V PENUTUP

Pada bagian ini menguraikan tentang kesimpulan, kritik dan saran yang

berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, pada bagian ini akan

ditegaskan kembali hal yang telah diuraikan/dijabarkan sebelumnya.

53
Syahza, op. cit.
54
Ibid., hlm. 54.
DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, Arabiyatul. 2016 ,“Implementasi Pendidikan Non Formal Pada Remaja”


4, no. 2.
Al-Maliki, Muhammad Alwi. 2010, Kasyful Ghummah. Terjemah. Sarang: Haiah
Assofwah.
Arlianti, Novyta. 2016 “Pengaruh Media Realia Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas XB2 SMK Negeri 3 Sungai Penuh” 2, no. 1.
Arsyad, Azhar. 2017, Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Az-Zuhally, Wahbah. 2015, Ushul Fiqh Al-Islamy. Jilid 1. Beirut: Dar Alfikr.
Barus, Eviyona L., dan Ridwan A. Sani. 2017, “Pengaruh Model Pembelajaran
Latihan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Metari Pokok Usaha dan
Energi di Kelas X Semster II.” Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika 5, no. 4 .
Esmiyanti, Fela. 2015, “Efektifitas Media Realia Untuk Meningkatkan Pemahaman
Mengenal Warna Bagi Anak Tunagrahita Sedang” 4, no. 1.
Falahudin, Iwan. 2014, “Pemanfaatan Media Pembelajaran” 1, no. 4.
Fatimah. 2018, “Srategi Belajar dan Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Keterampilan Bahasa” 1, no. 2 .
Gofar, Abdul. 2016, Hukum Kewarisan Islam Dan Peradilan Agama. Malang: Tegal
Mandiri.
Hafsah. 2016, Pembelajaran Fiqih. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis.
Hardani, Helmina Andriani, Jumari Ustiawaty, Evi Fatmi Utami, Ria Rahmatul
Itiqomah, Roushandy Asri Fardani, Dhika Juliana Sukmana, dan Nur Hikmatul
Auliya. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2020.
Harisuddin, Noor. 2019,Pengantar Ilmu Fiqih. Surabaya: Salsabila Putra Pratama.
Hasan, Muhammad, Tuti Hairani Harahap, Inanna, Uswatun Khasanah, Badroh
Rif’ati, Musyaffa, Susanti, 2021. Laandasan pendidikan. Semarang: Tahta
Media Group,.
Herliani, Didimus Tanah Boleng, dan Elsye Theodora Maasawet. 2021 Teori Belajar
dan Pembelajaran. Klaten: Penerbit Lakeisha.
Hidayat, Rahmat, dan Abdillah. 2019, Ilmu Pendidikan. Medan: LPPPI.
Lestari, Indah. (2015) “Pengaruh Waktu Belajar dan Minat Belajar Terhadap
Terhadap Hasil Belajar Matematika.” Jurnal Formatif 3, no. 2.
menteri agama. 2019Pedoman Implementasi Kurikulum Madasah. Jakarta:
Kementrian Agama.
———. 2013 “Peraturan Menteri Agama Pendidikan Madrasah.” Jakarta:
Kementerian Agama,.
Muhibbussabary. Fiqih Mawaris. Medan: Pusdikra Mitra Jaya, 2020.
Nasution, Efrizal. (2019) “Problematika Pendidikan Indonesia.” Pendidikan 1, no. 1.
Nawawi, Maimon. 2016, Pengantar Hukum Waris Islam. Surabaya: Pustaka Radja.
Netriwati. (2016) “Analisis Kesulitan Mahasiswa Tentang Pembelajaran Pecahan
Pada Soal Faraidh” 1, no. 1.
Palembang, 2018 Tim Penyusun Pedoman Penulisan Sekripsi Fakultas Tarbiyah UIN
Raden Fatah. Pedoman Penulisan Sekripsi. UIN RAFA, n.d.
Ramli, Muhammad. 2012 Media Dan Teknologi Pembelajaran. Banjar Masin: IAIN
Antasari.
Rusmaini. 2017.Ilmu Pendidikan Islam. Palembang: Grafika Telindo Pers.
Sahita, Nunki Andas, dan Lucki Rachmawati. (2018) “Pengaruh Motivasi dan
fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas kelas X IIS
SMA hang Tuah 1 Surabaya.” Jurnal Pendidikan Ekonomi, Managemen dan
Keuangan 2, no. 2.
Saragih, Mega Sari, Liharman Saragih, Johanes Wilfrid Pangihutan Purba, dan Power
Darasa Panjaitan. 2021, Metode Penelitian Kuantitatif Dasar-Dasar Memulai
Penelitian. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Saripudin, Aip. (2017) “Pendidikan Anak Strategi Pengembangan Kecerdasan
Naturalis Pada Anak Usia Dini.” Naturalis Aip Saripudin 3, no. 1.
Siyoto, Sandu, dan Ali Sodik. 2017,Dasar Metodologi Penelitian. Karang Anyar:
Literasi Media Publising.
Subakti, Hani, Dina Chamidah, Rosmita Sari Siregar, Agung Nugroho Catur Saputro,
Michael Recard, Muhammad Nurtanto, Sony Kuswandi, Rahmi Ramadhani, dan
Joni Wilson Sitopu. 2021, Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Yayasan
Kita Menulis.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rifai. 2013, Media Pengajaran Penggunaan Dan
Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru Alghensindo.
Sulastri, Imran, dan Arif Firmansyah. (2015) “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di
Kelas V SDN 2 Limbo Makmur Kecamatan Bumi Raya.” Jurnal Kreatif
Tadulako Online 3, no. 1.
Sulistyo, Agus. (2021) “Problematika PembelajaranIlmu Faraidh Di Tingkat SLTA
Serta Alternatif Solusinya.” Pendidikan 7, no. 1.
Susanto, Ahmad. 2013 Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana,.
Syahza, Almasdi. 2021, Metodologi Penelitian. Revisi. Pekan Baru: UR Pers,.
Taofik, Ahmad. (2020) “Lembaga Pendidikan Di Indonesia” 2, no. 2.
Ulil Fahri, Muhammad. (2020) “Media Pembelajaran Realia” 1, no. 1.

Anda mungkin juga menyukai