PENDAHULUAN
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu,
agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
anak didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (Pasal 1 Ayat 1)Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (E-Book Oleh Bidang Dikbud KBRI Tokyo) h. 1.
2
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan (Jakarta: Aksara Baru, 1985) h. 2.
1
pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat
dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam
generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab melalui pendidikan itu
sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga.
peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal)
terhadap definisi pendidikan adalah tidak ada kriteria tertentu yang menyebutkan
bahwa definisi pendidikan tertentu yang lebih ilmiah atau tidak, atau definisi
3
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 11.
4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
1996) h. 89-90.
2
Definisi pendidikan bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni pendidikan
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak
didik.
Dalam mewujudkan semua cita-cita yang diinginkan oleh semua pihak untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam mencapai prestasi anak didik, maka tentu
peran guru yang sangat penting untuk mempengaruhi anak didik mencapai prestasi,
di samping itu kerjasama antara orang tua dan guru sangat penting dalam
5
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2015) h. 39.
6
Fera Samatea, Kerjasama Guru Dan Orang tua Dalam Mewujudkan Siswa Yang
Berkualitas Di Madrasah Ibtidaiyah Sitti Salma Kema (Manado: IAIN Manado, 2017) h. 2-3.
3
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.(Q.S At-Tahrim/66:6. ) 7
Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya
dirinya dari sapi neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan
taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya
supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api
neraka.8
Mendidik dan mengajarkan hal apa saja selama itu masih pada taraf kebaikan.
7
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012) h. 820.
8
Tim Tashih Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Semarang: PT. Citra
Affhar, 1993) h. 224.
9
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Ahaadiits (Bandung: CV. Sinar Baru
Bandung, 1993) h. 210.
4
informal maupun non formal orang tua tetap berperan dalam menentukan masa
melepaskan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak, tetapi hal itu
dilakukan orangtua semata-mata karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orang
tua, karena sifat ilmu yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman,
mendorong orang tua untuk meminta bantuan pihak lain dalam pendidikan anak-
anaknya.10
Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang
tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah
(pendidik) yang menggantikan tugasnya selama diruangan sekolah. hal ini sangat
tindakan kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah tidak mau
Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara
anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak
dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi
10
Munirwan Umar, “Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak,”
Edukasi 1, no. 1, Juni (2015) h. 20-21.
5
Berdasarkan hasil riset, bahwa pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan
lebih efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di
rumah tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran, berkat kerjasama
orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat
diatasi. Lambat laun juga orang tua menyadari bahwa pendidikan atau keadaan
sekolah. Apa-apa yang dibawa anak didik dari keluarganya, tidak mudah
pendidik.11
Berdasarkan hasil observasi awal dengan salah satu guru kelas 1 Sekolah
Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda Manado yakni Ibu Hanifah Tinondihang, pada
anak melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas) banyak kegiatan yang dilakukan
seperti, saling memberikan informasi baik dari guru maupun orang tua, berdo’a
sebelum dan sesudah kegiatan, menghafal surah pendek, dan shalat berjama’ah. Hal
ini dilakukan agar anak didik benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, meskipun demikian masih
banyak diantara anak didik yang ada di Sekolah Dasar Harapan Bunda Manado
yang bertingkah laku kurang baik seperti, mengganggu temanya yang sedang
11
Habsullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) h.
89-91.
6
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut tentang Kerjasama antara orang tua dan guru dalam
membentuk perilaku belajar anak melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas) di Sekolah
kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah tidak mau tahu,
itu penulis mengambil penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda
Manado, karena di sekolah ini terdapat kegiatan Forum Kelas (Forlas). Dalam
kegiatan ini, orang tua dan guru saling tukar pikiran mengenai perkembangan anak
didik baik secara akademik maupun dari segi perilaku. Agar supaya dalam
mendidik anak lebih maksimal hasilnya. karena pendidikan bukan hanya tanggung
mengemukakan pokok masalahnya yaitu bagaimana kerjasama antara orang tua dan
guru dalam membentuk perilaku belajar anak melalui Forum kelas (Forlas) di
7
Sekolah Dasar Islam Terpadu harapan bunda manado. Dari pokok masalah tersebut
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian skripsi ini yaitu
meliputi kerjasama antara orang tua dan guru dalam mendidik anak melalui Forum
kelas (Forlas) khususnya yang berhubungan dengan tingkah laku anak didik dalam
1. Tujuan Penelitian
Manado.
Bunda Manado.
8
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Ilmiah
Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda Manado. Selain itu penelitian ini
b. Kegunaan Praktis
orang tua dan guru dalam kegiatan Forum kelas (Forlas) di Sekolah Dasar
D. Pengertian Judul
Judul yang akan diteliti yaitu Sinergisitas antara orang tua dan guru dalam
membentuk perilaku belajar anak melalui kegiatan Forum kelas (Forlas) di Sekolah
teliti maka berikut akan diuraikan kata demi kata dari judul tersebut yaitu :
1. Kerjasama
9
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata kerjasama memiliki
2. Orang Tua
Orang tua adalah ayah dan /atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan
biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat
penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu atau ayah dapat
diberikan untuk perempuan atau pria yang bukan orang tua kandung
(biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada
orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan
3. Guru
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang
12
http://id.wikipedia.org/wiki/orang _tua diakses pada tanggal 29 november 2018.
13
Supriyadi, Strategi Belajar dan Mengajar (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2015 ) h.11.
10
khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf
kematangan tertentu.14
4. Perilaku
5. Belajar
bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri
6. Anak
menyatakan bahwa anak adalah laksana kertas putih bersih yang diatasnya
boleh dilukis apa saja menurut keinginan orang tua dan para pendidik, atau
laksana lilin lembut yang bisa dibentuk menjadi apa saja menurut keinginan
para pembentuknya.17
14
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar (Cet. 23; Jakarta: Rajawali
Pers, 2016) h. 125.
15
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1991) h. 859.
16
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Kalam (Jakarta: Mulia, 2002) h. 237.
17
Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Dalam Keluarga (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1996) h. 13.
11
7. Forum Kelas (Forlas)
Forum Kelas atau Forum Silaturahmi Kelas ialah kegiatan sekolah yakni
menjalin kerja sama antara orang tua dan guru dalam mendidik anak secara
orang tua dan guru saling tukar informasi mengenai perkembangan anak didik
baik secara akademik maupun dari segi perilaku. Dalam Kegiatan Forum
Kelas (Forlas) ada program masing-masing seperti ada program sosial bahkan
ada Forum Kelas (Forlas) mengumpulkan dana untuk anak yatim, panti
atas, yaitu mengkaji dan melihat seberapa jauh kerjasama antara orang tua dan guru
terhadap perilaku belajar anak didik melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas) di
12
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian Kerjasama
pasal 10 ayat (4) dinyatakan bahwa: pendidikan keluarga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan. Smetara
keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam
18
TAP MPR Nomor II/MPR/1993, Garis-garis Besar Haluan Negara(GBHN) (Surabaya:
Bina Pustaka Tama, 1993) h. 90.
13
sekolah (formal) memerlukan “kerjasama” antara orang tua dan sekolah
(pendidik).19
informal maupun non formal orang tua tetap berperan dalam menentukan masa
melepaskan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak, tetapi hal itu
dilakukan orangtua semata-mata karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh orang
tua, karena sifat ilmu yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman,
mendorong orang tua untuk meminta bantuan pihak lain dalam pendidikan anak-
anaknya.20
Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang
tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah
(pendidik) yang menggantikan tugasnya selama diruangan sekolah. hal ini sangat
tindakan kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah tidak mau
19
Habsullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) h.
90.
20
Munirwan Umar, “Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak,”
Edukasi 1, no. 1, Juni (2015) h. 20-21.
14
Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan
Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara
anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak
lebih efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di
rumah tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran, berkat kerjasama
orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat
diatasi. Lambat laun juga orang tua menyadari bahwa pendidikan atau keadaan
sekolah. Apa-apa yang dibawa anak didik dari keluarganya, tidak mudah
pendidik.22
Antara sekolah dan orang tua perlu menjalin komunikasi yang aktif, saling
sekolah, keterlibatan anak didik dalam proses belajar mengajar, pola interaksi dan
komunikasi selama di sekolah dan masalah yang ditemukan di sekolah. Begitu juga
21
Habsullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) h.
90.
22
Habsullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) h.
90-91.
15
sebaliknya, pihak sekolah mengetahui apa dan bagaimana yang terjadi di rumah
terutama terkait dengan kegiatan bermain anak di luar rumah, aktivitas belajar di
rumah, interaksi dengan sesama anggota keluarga dan problem yang muncul selama
berada di rumah.23
belajar peserta didik, seperti guru, lingkungan, sarana prasarana dan bahkan
kerjasama orang tua dengan guru. Guru memegang tugas ganda yaitu sebagai
bahan pelajaran ke dalam otak peserta didik, sedangkan sebagai pendidik guru
bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia yang cakap,
aktif, kreatif dan mandiri. Oleh sebab itu, peranan guru sangat menentukan karena
sajian belajar secara maksimal dan melaporkannya kepada orang tua peserta didik
kerjasama antara orang tua dan guru. Karena dengan adanya kerjasama orang tua
dan guru dapat mengatasi permasalahan yang ada, baik permasalahan yang timbul
23
H. Syarif Hidayat, “Pengaruh Kerjasama antara Orang Tua Dan Guru terhadap Disiplin
Peserta Didik di Sekolah SMP Negeri Kecamatan Jagakarsa – Jakarta Selatan,” Widya 1, no. 2,
Juli-Agustus (2013) h. 94.
24
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h.73.
16
2. Pengertian Orang Tua
adalah ayah dan ibu kandung”. 25 Orang tua adalah ayah dan /atau ibu seorang anak,
baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki
peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu atau ayah
dapat diberikan untuk perempuan atau pria yang bukan orang tua kandung
(biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang
tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan
pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati
pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan
pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.27
25
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka,1990) h. 629.
26
http://id.wikipedia.org/wiki/orang _tua diakses pada tanggal 29 november 2018.
27
Zakiyah Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksar, Cet. X, 2012) h. 35.
17
Pendapat yng dikemukakan oleh Thamrin Nasution adalah “Orang tua
adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah
tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.”
bahwa orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membetuk serta
mendidik anaknya. Kedua orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam
mengarahkan dan mendidik anaknya agar dapat menjadi anak yang berperilaku yag
baik pula.
3. Pengertian Guru
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
sebagainya.28
yang mendidik”.29 Pengertian ini memberi kesan bahwa guru adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa inggris dijumpai kata
28
Eni Fariyatul Fahyuni dan Istikomah, Psikologi Belajar Mengajar (Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016) h. 171.
29
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001)
h. 45.
18
seperti teacher yng berarti guru atau pengajar dan bahasa arab dijumpai kata ustadz,
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu
unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan
semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri
guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu
sekolah, karena guru merupakan memegang peranan sentral serta sumber kegiatan
dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah yang terbatas ruang dan waktunya
30
Muhaimin dan Abdul Mujib, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003) h. 209.
31
Supriyadi, Strategi Belajar dan Mengajar (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2015) h.11.
32
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar (Cet. 23; Jakarta: Rajawali
Pers, 2016) h.125.
19
pada lembaga pendidikan, sedangkan di luar sekolah menjadi tanggungjawab orang
Orang tua tidak hanya sekedar memberikan kasih sayang, fasilitas yang cukup
serta memberikan nafkah akan tetapi orang tua juga sebagai guru untuk anak-
anaknya, karena pendidikan yang diterima oleh anak dari lahir hingga dewasa pada
Ahmad Tafsir, mengatakan orang tua adalah pendidik utama dan pertama
dalam hal menanamkan keimanan bagi anaknya. Pernyataan di atas, sesuai dengan
teori John Locke bahwa anak laksana kertas putih bersih yang di atasnya dapat
ditulis apa saja menurut keinginan orang tua dan para pendidik, atau laksana lilin
lembut yang dapat dibentuk menjadi apa saja menurut keinginan pembentuknya.
Untuk membentuk anak-anak yang baik, dan cakap dalam kehidupannya, tangan-
tangan orang tualah yang dapat menentukannya. Jika orang tua membentuk anak
dengan kebaikan maka akan baik anak tersebut, dan jika orang tua membentuk anak
dengan keburukan, maka anak pun akan tumbuh dengan sikap yang tidak baik.
33
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran (Surabaya: Cendikia, 2002)
h.22.
34
Aisyah Dachlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama dalam Rumah
Tangga (Jakarta: Yaumnu, 1983) h.126.
20
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
disebutkan bahwa:
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri
atau suami istri dan anak-anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus keatas atauu ke bawah
sampai dengan derajat ketiga.35
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (system
Sebagai salah satu kesatuan hidup bersama (sistem social), keluarga terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat
persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku
dapat dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat bergantung kepada orang tua, baik
Bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
1. Cara orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus diri,
menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acu tak acuh, sikap sabar
35
Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Bab 1 Pasal 1
(Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2003) h. 3.
21
atau tergesa-gesa, sikap melindungi atau membiarkan secara langsung
kedua orang tua dan tidak bias dipikulkan kepada orang lain, karena ia adalah darah
dagingnya, terkecuali berbagai keterbatasan kedua orang tua ini. Maka sebagian
sekolah .
36
Habsullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999) h.
87-88.
22
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
guru, karena peran guru sangat bermanfaat bagi anak didik dalam mewujudkan
tujuan pendidikan Islam yakni membimbing anak agar menjadi manusia muslim
sejati, beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Serta berakhlak mulia dalam
situasi mengajar dan belajar. Dalaam proses pendidikan guru memiliki beberapa
peranan, yaitu:
37
M. Arifin – Amiruddin Rasyad, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Dirjend. Binbaga
Islam dan Universitas Terbuka, 1991) h. 257-258.
23
d. Guru sebagai pengatur lingkungan, guru harus terampil dalam
Orang tua dan guru merupakan orang-orang yang paling penting dalam
menunjang perkembangan anak. Oleh karena itu agar peran orang tua dan guru
Tuntutan pelibatan keluarga pada program sekolah menjadi semakin penting karena
keluarga dianggap sebagai agen terpenting yang banyak memahami tentang kondisi
anak sehingga orang tua harus menjadi bagian dari program sekolah utama. Dengan
penanganan secara bersama antara orang tua dan guru harapan perkembangan anak
yang lebih baik akan lebih tercapai. Karena memang pada dasarnya sekolah
38
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014) h. 48-49.
24
merupakan suatu lembaga yang membantu bagi tercapainya cita-cita anak. Oleh
karena itu, perlu adanya kerjasama antara orang tua dan guru. Dibawah ini beberapa
murid
Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin
di antaranya:
39
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000) h. 128.
25
hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam
keluarga.
e. Dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih
anaknya.
ingin ia ketahui.
keadaan anak serta saling memberi petunjuk antara guru dan orang tua.
memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua, maka akan positif sekali artinya
26
Seharusnya undangan terhadap orang tua ke sekolah ini minimal
3. Case Conference
mau ikut membicarakan masalah anak didik secara terbuka dan sukarela,
seperti orang tua anak didik, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan
para ahli yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan seperti social worker
dan sebagainya.
atau wali murid dan guru. Organisasi dimaksud merupakan kerjasama yang
paling terorganisir antara sekolah atau guru dengan orang tua murid.
diperlukan bagi perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari
guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering
berbuat keributan, dan sebagainya. Surat menyurat ini juga sebenarnya sangat
baik bila dilakukan oleh oraang tua kepada guru atau langsung ke Kepala
Raport yang biasanya diberikan setiap catur wulan kepada para anak
didik ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan oraang tua.
27
Sekolah dapaat memberi surat peringatan atau meminta bantuan orang tua
bila hasil raport anaknya kurang baik, atau sebaliknya jika anaknya
mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat
E. Perilaku Belajar
1. Pengertian Perilaku
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar41, dari segi biologis
perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme makhluk hidup yang
bersangkutan, sehingga perilaku manusia adalah tindakan atau aktifitas manusia itu
mengajar yang terjadi akibat dari interaksi dirinya dengan lingkungan sekitarnya
40
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1991) h. 859.
41
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007) h. 133.
42
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan PrestasI Siswa (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2004) h. 63.
28
Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan “membagi perilaku
makhluk lain pada umunya dapat dibedakan dalam 3 hal yaitu proses pematangan,
2. Pengertian Belajar
timbulnya atau berubahnya suatu tigkah laku baru yang bukan disebabkan oleh
kemantangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari
psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang
belajar dalam bentuk kemampuan yang relative konstan dan bukan disebabkan oleh
dan perkembangan seperti anak yang mampu berdiri dari duduknya atau perubahan
fisik yang disebabkan kecelakaan tidak dapat dikategorikan sebagai hasil dari
43
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007) h. 139.
44
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Ilmu Psikologi (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991)
h. 26.
45
Noehi Nasution, dkk., Materi Pokok Psikologi Pendidikan (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Dep. Agama dan Universitas Terbuka, 1991) h. 4.
29
Menurut Slameto bahwa “belajar ialah suatu proses yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
lingkungannya.46
mendengar, melihat dan merasa. Semua aktifitas ini dilakukan manusia dalam
rangka belajar, baik secara formal, informal, maupun non formal. Khusus untuk
semua aktivitas belajar tersebut pada prinsipnya untuk satu tujuan, pencapaian
bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
Forum Kelas atau Forum Silaturahmi Kelas ialah kegiatan sekolah yakni
menjalin Silaturahmi atau kerja sama antara orang tua dan guru dalam mendidik
46
Slameto, Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya (cet. 3; Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1995) h. 2.
47
Munirwan Umar, “Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak,”
Edukasi 1, no. 1, Juni (2015) h. 21.
48
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam Kalam (Jakarta: Mulia, 2002) h. 237.
30
anak secara intensif. Dalam kegiatan ini, orang tua dan guru saling sharing
mengenai perkembangan anak didik baik secara akademik maupun dari segi
seperti ada program sosial bahkan ada Forum Kelas (Forlas) mengumpulkan dana
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang melingkupi suau realita. Pendekatan kualitatif ini berlangsung secara alami,
dimana peneliti merupakan instrumen utama. Data yang mementingkan proses dari
kualitatif bersifat deskriptif. Makna bersifat deskriptif yaitu, data yang terkumpul
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
49
Moleong. L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.III, (Jakarta: Remaja Rosdakarya.
2000) h.3.
50
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif , (Bandung: Pustaka Setia, 2002) h.51.
32
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
data yang diperoleh berupa kata-kata atau kalimat dari hasil pengamatan yang
tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kerjasama orang tua dan guru dalam
berhubungan dengan perilaku dalam belajar yang nampak dan dapat diamati dalam
B. Pendekatan Penelitian
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Data tersebut mungkin
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD, ( Bandung : Alfabeta :
2017) h. 9.
52
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 11.
53
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 6.
33
Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif adalah dilakukan pada kondisi yang
mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat, serta karakter yang khas dari kasus,
ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas ini akan dijadikan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati tentang implementasi Kerjasama antara Orang Tua
dan Guru dalam membentuk perilaku belajar anak melalui kegiatan Forum Kelas
C. Sumber Data
Sumber data merupakan asal-usul dari mana data tersebut diperoleh guna
pengelolaan data yang lebih lanjut. Pencatatan sumber data utama adalah melalui
wawancara atau pengamatan yang berperan serta dan merupakan hasil usaha
kegiatan yang dominan, jelas akan bervariasi dari satu waktu ke waktu lain situasi
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD. h. 22.
34
Berdasarkan konsep tersebut diatas, sumber data dalam penelitian ini adalah:
dengan pihak Forum Kelas (Forlas) yakni Guru dan Orang Tua.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Data
a. Metode Observasi
yang diselidiki.55 Dalam pengertian lain disebutkan bahwa metode observasi atau
55
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)
hal. 170.
35
disebut dengan pengamatan adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
catatan. Adapun yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian ini adalah
tentang Kerjasama Orang Tua dan Guru membentuk perilaku belajar anak melalui
kegiatan Forum Kelas (Forlas) di Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda
Manado.
teknik observasi non partisipan dan teknik observasi terbuka. Yang dimaksud
dengan teknik observasi non partisipan, yakni pengamat hanya melakukan satu
digunakan karena dalam proses penelitian ini peneliti tidak ikut serta dalam
kegiatan, akan tetapi hanya berperan mengamati kegiatan. Kalaupun ikut dalam
kegiatan itu hanya dalam lingkup yang terbatas sesuai kebutuhan peneliti untuk
memperoleh data yang benar-benar valid. Pemilihan teknik jenis ini dilakukan agar
peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan pengamatan terhadap objek yang
sedang diamati sehingga data observasi yang dihasilkan benar-benar valid dan
secara terbuka diketahui oleh subjek yang secara sukarela memberikan kesempatan
56
Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,
1998) h. 106.
57
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 176.
36
kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari
ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka.58Dengan demikian
b. Metode Interview
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanyajawab,
perumusan masalahnya.
58
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 176.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD. h. 231
37
ini adalah untuk menemukan wawancara secara lebih terbuka, dimana
wawancara mudah dipahami oleh narasumber serta dapat memperoleh data yang
jelas terkait pelaksanaan Kerjasama Orang Tua dan Guru membentuk perilaku
belajar anak melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas) di Sekolah Dasar Islam Terpadu
Harapan Bunda Manado. Oleh karena itu, peneliti mewawancarai Guru dan Orang
c. Metode Dokumentasi
yang berbentuk tulisan misalkan catatan harian, sejarah kehidupan (life Histories),
Sekolah Dasar Islam Terpadu Harapan Bunda Manado, berupa dokumen atau
60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD. h. 233.
38
E. Instrumen Penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen yang harus
secara akademik maupun logistiknya. Validasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri
wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal dalam memasuki
lapangan. 61
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya. Dalam penelitian ini, segala sesuatu yang dicari dari obyek penelitian
belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan
semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan
61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD. h. 222.
62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD. h. 222.
39
Dalam menganalisis data yang ada, peneliti menggunakan teknik analisis data
a. Pengumpulan Data
b. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
c. Penyajian Data
d. Menarik Kesimpulan
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&dD. h. 247.
40
ditarik berdasarkan data, yang dalam hal ini berupa data yang sudah diolah.
G. Prosedur Penelitian
Tahap ini terdiri atas tahap Pra-laangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap
analisis Data.
Ada enam tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh penelitu yaitu sebagai
berikut:
c. Mengurus perizinan
b. Memasuki lapangan
41
BAB IV
SDIT Harapan Bunda Manado telah berdiri pada tahun 2011 dengan alamat
ruang belajar anak didik, 1 ruangan lab computer dan 1 ruangan aula.
1) Tahun ajaran 2011/2012 buka satu kelas jumlah anak didik 5 orang
2) Tahun ajaran 2012/2013 buka dua kelas jumlah anak didik 45 orang
3) Tahun ajaran 2013/2014 buka dua kelas jumlah anak didik 50 orang
4) Tahun ajaran 2014/2015 buka tiga kelas jumlah anak didik 65 orang
terbaik, saat ini SDIT Harapan Bunda Manado telah melakukan kegiatan
42
sangat ditekankan juga kemampuan anak didik dalam sisi moral dan
Manado
Forum Kelas diterapkan di SDIT Harapan Bunda Manado pada tahun 2016
oleh Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Manado yaitu Haryati S.Pd. Di
SDIT Harapan Bunda Manado sudah ada persatuan orang tua yang namanya
Komite Sekolah, akan tetapi itu masih secara umum. Maka dari itu di bentuk
Forum Kelas. Forum Kelas ialah forum silaturahim antara orang tua dan guru
atau wali kelas. Forum Kelas dilaksanakan sebulan sekali. Forum Kelas itu pun
bertujuan agar orang tua dan guru lebih spesifik dalam mendidik anak. Karena
dalam mendidik anak dibutuhkan kerja sama antara orang tua dan guru baik itu
a. Visi
TEKNOLOGI.
b. Misi
64
Sumber Data: Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Manado, 22 Oktober 2019.
65
Sumber Data: Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Manado, 22 Oktober 2019.
43
a) Menyelenggarakan program pembinaan pribadi qur’ani secara
intensif.
dan inggris.
mandiri.
c. Tujuan
berakhlak mulia.
44
- Memberikan jaminan pelayanan yang prima dalam berbagai hal
selaras.66
berikut:
2. NPSN : 69888506
3. Status akreditasi :C
4. Kurikulum : KTSP
Mahawu Lingk.1
7. Kelurahan : Mahawu
8. Kecamatan : Tuminting
9. Kota : Manado
66
Sumber Data: Kantor SDIT Harapan Bunda Manado, 22 Oktober 2019.
45
b. Nama Bank : Bank Sulut
c. Cabang : Tuminting
alamat, status, jabatan dan jenis mata pelajaran yang diajarkannya maka dapat
Tabel 4.1
Keadaan Guru SDIT Harapan Bunda Manado
Berdasarkan Nama, Alamat, Status, Jabatan dan Tugas Mengajar
Tahun 2019-2020
KELAS NAMA STATUS ALAMAT
46
II Dian Nurdianti, S.Pd GTY Teling
(Guru Komputer)
47
4 Alham Taming, S.Pd GTY Perkamil
Manado Tahun 2019-2020 berjumlah 28 orang guru yang terdiri dari 9 orang
yang terpenting dari seluruh program dan kegiatan yang hendak dilakukan.
Adapun keadaan anak didik di SDIT Harapan Bunda Manado dapat dilihat
Tabel 4.2
Keadaan Anak Didik SDIT Harapan Bunda Manado
Tahun 2019-2020
48
L P
I 79 40 39 3
II 75 43 32 3
III 70 40 30 3
IV 61 39 22 3
V 51 24 27 2
VI 53 28 25 2
keseluruhan dari kelas I sampai dengan kelas VI berjumlah 389 orang yang
Tabel 4.3
Keadaan Sarana dan Prasarana SDIT Harapan Bunda Manado
Tahun 2019-2020
49
No Nama/Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
8 Guru 28 Baik
B. Hasil Penelitian
1. Bentuk kerja sama antara orang tua dan guru dalam membentuk
dan wawancara oleh ketiga informan yaitu Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan
Orang Tua SDIT Harapan Bunda Manado. Bentuk kerja sama antara orang tua
dan guru dalam membentuk perilaku belajar anak melalui kegiatan Forum
perkembagan yang di alami anak didik baik itu di sekolah maupun di rumah
harus di informasikan agar memudahkan guru dan orang tua dalam proses
mendidik anak.
50
Mengenai hal tersebut, Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Manado yaitu
menambahkan bahwa,
Menurut Rukia Basri, bentuk kerja sama yang dilakukan antara orang
tua dan guru melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas) di SDIT Harapan
Bunda Manado. Selalu ada komunikasi antara sekolah dan orang tua
dari setiap hari orang tua mengantar atau menjemput anaknya, guru dan
orang tua ada komunikasi. Jadi misalnya, ada informasi yang urgen
yang perlu guru diinformasikan, guru informasikan disaat pulang
sekolah. Atau yang kedua guru dan orang tua selalu ada komunikasi
melalui media elektronik. Jadi guru dan orang tua memiliki grup via
whatsup sendiri. Apapun yang terjadi dalam perkembangan anak didik
setiap hari, guru informasikan. Seperti pelajaran-pelajaran yang perlu
diinformasikan yaitu pelajaran ta’fidz itu setiap hari harus ada informasi
dari orang tua. Makanya guru dan orang tua untuk bentuk kerja
samanya selalu ada komunikasi.68
menyatakan bahwa,
67
Hasil Wawancara Kepala Sekolah SDIT Harapan Bunda Manado 3 September 2019 jam
10.16 WITA
68
Hasil Wawancara Wali Kelas 1 Abu Bakar As-Shidiq SDIT Harapan Bunda Manado 29
September 2019 jam 15.20 WITA
51
Menurut Nasrianti, bentuk kerja sama antara orang tua dan guru lebih
kepada komunikasi. Guru memberikan arahan kepada orang tua
bagimana cara mendidik atau membimbing anak dirumah dalam
menyelesaikan pembelajaran yang belum dipahami oleh anak.69
Dengan adanya kegiatan Forum Kelas (Forlas) ini, orang tua dan guru
saling silaturahim dan sharing mengenai perkembangan yang terjadi pada anak
di rumah maupun di sekolah. Karena sikap anak di rumah hanya diketahui oleh
orang tuanya sendiri. Jadi dibutuhkan kejujuran orang tua mengenai sikap anak
didik di rumah dan dibutuhkan kepercayaan orang tua terhadap guru yang
menggantikan tugasnya selama diruangan sekolah. hal ini sangat penting untuk
kurang terpuji dilakukan anak didik, sementara orang tua seolah tidak mau
Didalam Forum Kelas (Forlas) ini juga, antara guru dan orang tua perlu
proses belajar mengajar, pola interaksi dan komunikasi selama di sekolah dan
mengetahui apa dan bagaimana yang terjadi di rumah terutama terkait dengan
bahwa,
69
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 5 SDIT Harapan Bunda Manado 6 Oktober 2019
jam 12.00 WITA
52
Menurut Irwan Bachtiar, bentuk kerja sama misalkan ada masalah kita
bicarakan di Forum Kelas, ada kekurangan kita bicarakan di Forum
Kelas, ada satu masalah pasti di pecahkan di Forum Kelas. Jadi, tidak
ada yang keluar seperti hal-hal negatif semuanya di bicarakan di Forum
Kelas. 70
Menurut , bentuk kerja sama antara orang tua dan guru dengan
melakukan sharing antara orang tua dan guru mengenai kegiatan di
sekolah. Guru menyampaikan pembelajaran di sekolah kemudian orang
tua melanjutkan atau mengulang kembali di rumah pembelajaran yang
diberikan oleh guru.71
menyatakan bahwa,
Menurut Lily Maryani, bentuk kerja sama antara orang tua dan guru
saling menginformasikan kekurangan anak misalnya dalam berinteraksi
dengan temannya atau ketidaktahuan anak terhadap suatu
pembelajaran. Itu dibicarakan dalam Forum Kelas dan mencari jalan
keluarnya bersama-sama. 73
70
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 September 2019
jam 17.20 WITA
71
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 5 SDIT Harapan Bunda Manado 06 Oktober 2019
jam 11.15 WITA
72
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 Oktober 2019
jam 16.30 WITA
73
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 Oktober 2019
jam 17.00 WITA
53
Dari uraian wawancara tersebut, kerja sama antara orang tua dan guru
dalam membentuk perilaku belajar anak melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas)
tua dan guru dalam mendidik anak. Seperti mengatasi segala permasalahan
yang ada baik itu dari segi akademik maupun segi perilaku anak.
Dalam proses pelaksanaan kerja sama antara orang tua dan guru melalui
kegaiatan Forum Kelas (Forlas), tentu ada hal yang menunjang dan
dengan Wali Kelas 1 Abu Bakar As-Shidiq berkaitan dengan faktor pendukung
dan penghambat kerja sama orang tua dan guru melalui kegiatan Forum Kelas
(Forlas).
74
Hasil Wawancara Wali Kelas 1 Abu Bakar As-Shidiq SDIT Harapan Bunda Manado 29
September 2019 jam 15.20 WITA
54
Adanya kerja sama orang tua dan guru dalam komunikasi. Dengan
komunikasi orang tua dan guru lebih mudah dalam menyelesaikan
permasalahan yang terjadi pada anak.75
kerja sama yang baik antara orang tua dan guru yaitu dengan adanya
komunikasi. Dimana komunikasi antara orang tua dan guru merupakan faktor
baik akan memudahkan orang tua dan guru untuk sama-sama mengetahui
rumah.
menyatakan bahwa,
Partisipasi orang tua untuk datang pada Kegiatan Forum Kelas (Forlas)
sangat penting. Agar guru lebih mudah mengetahui masalah belajar
yang terjadi pada anak di rumah.76
Hal senada juga dijelaskan oleh Wali Kelas 5 Imam Bukhari yakni
Peran serta orang tua dalam memberikan informasi kepada guru tentang
anak didik dirumah. Agar supaya anak dapat perhatian dari guru
mengenai hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan anak.
orang tua dalam Kegiatan Forum Kelas (Forlas) sangat penting dalam
75
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 September 2019
jam 17.20 WITA
76
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 Oktober 2019
jam 16.30 WITA
55
membentuk perilaku anak. Sebab guru membutuhkan informasi mengenai
keadaan anak di rumah agar lebih memudahkan guru dalam mendidik anak di
sekolah.
antara orang tua dan guru yaitu kurangnya komunikasi dan sikap orang tua.
Seperti yang diungkapkan oleh Rukia Basri selaku Wali Kelas bahwa,
Wali Murid atau orang tua sangat sulit untuk berkumpul di Kegiatan
Forum Kelas. Sehingga waktu kita bertemu kurang kebersamaan. Jadi
penghambatnya komunikasi yang tertunda atau kurang waktu untuk
berkumpul.78
bahwa,
Orang tua memilki bermacam karakter. misalnya ada orang tua yang
tidak terima anaknya diberi tahu oleh gurunya. Sehingga guru sulit
untuk mengarahkan atau mendidik anak.79
kenyataannya yaitu jumlah yang hadir pada Kegiatan Forum Kelas (Forlas)
77
Hasil Wawancara Wali Kelas 1 Abu Bakar As-Shidiq SDIT Harapan Bunda Manado 29
September 2019 jam 15.20 WITA
78
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 Oktober 2019
jam 16.30 WITA
79
Hasil Wawancara Orang Tua Kelas 1 SDIT Harapan Bunda Manado 29 September 2019
jam 17.20 WITA
56
hanya sedikit dibandingkan dengan jumlah orang tua yang seharusnya datang.
Akan tetapi Kegiatan Forum Kelas tetap berjalan dengan lancar meskipun tidak
semua orang tua dan anak didik yang datang. Oleh sebab itu pentingya dalam
meningkatkan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru dalam kegiatan
Forum Kelas (Forlas). Sebab komunikasi yang baik akan memudahkan orang
(Forlas), sehingga pada kegiatan itu orang tua dan guru lebih terjalin
Bagaimana bentuk kerja sama antara orang tua dan guru dalam membentuk
perilaku belajar anak melalui kegiatan Forum Kelas (Forlas) di SDIT Harapan
Bunda Manado dan yang kedua Apa faktor pendukung dan penghambat kerja
sama antara orang tua dan guru dalam membentuk perilaku belajar anak melalui
kegiatan Forum Kelas (Forlas) di SDIT Harapan Bunda Manado. Adapun hasil
1. Bentuk kerja sama antara orang tua dan guru dalam membentuk
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kerja sama antara orang tua dan guru
sangat penting dalam rangka membentuk perilaku belajar anak. Hal-hal yang
57
dijelaskan dalam uraian-uraian sebelumya membuktikan bahwa kerja sama
tersebut menjadi sebuah keharusan dalam suatu lembaga pendidikan yang sangat
orang tua. Sebab tugas mendidik bukan hanya dilakukan oleh guru melainkan
orang tua dan pemerintah. kerja sama antara orang tua dan guru dalam
Bentuk kerja sama antara orang tua dan guru dalam membentuk perilaku
belajar anak melalui Kegiatan Forum Kelas (Forlas) di SDIT Harapan Bunda
Manado adalah kerja sama dalam hal komunikasi bersama untuk mendidik anak.
Dalam proses komunikasi orang tua dan guru akan saling sharing mengenai
dengan guru, dalam kegiatan tersebut guru dapat mengetahui kepribadian dan
akhlak dari anak didik di rumah. Sehingga memudahkan guru dalam mendidik,
komunikasi lebih dekat antara orang tua dan guru. Sehingga orang tua dan guru
sama-sama terbantu dalam hal membentuk perilaku belajar anak. Seperti orang
tua bisa mendapatkan informasi dari guru apabila anaknya diberikan pekerjaan
58
mendengarkan pengajian atau menonton video pengajian di rumah. Begitu juga
sebaliknya, guru akan mengetahui bahwa ada anak didik yang memiliki
a. Faktor Pendukung
1) Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kerja sama
antara orang tua dan guru bisa memantau perkembangan perilaku maupun
Dalam Kegiatan Forum Kelas (Forlas) dibutuhkan peran serta atau kerja
sama orang tua dan kesadaran orang tua untuk memotivasi anaknya.
Bentuk-bentuk kerja sama yang terbangun antara orang tua dan guru
didalam Kegiatan Forum Kelas (Forlas) merupakan faktor paling penting dalam
membentuk perilaku atau mendidik anak. Membentuk perilaku belajar anak akan
berjalan dengan baik jika terjadi komunikasi yang intens antara orang tua dan
59
guru. Dengan kerja sama terebut, antara orang tua dan guru dapat memberikan
tindakan atau perlakuan yang tepat dalam membentuk perilaku belajar anak. Dari
sisi inilah dapat dirasakan betapa pentingnya kerja sama antara orang tua dan
guru dalam membentuk perilaku belajar anak melalui Kegiatan Forum Kelas
(Forlas). Apabila anak didik diajarkan oleh guru tentang pembiasaan yang baik
di sekolah maka di rumah pun orang tua harus melakukan pembiasaan yang baik
mempengaruhi kerja sama antara orang tua dan guru dalam membentuk perilaku
balajar anak melalui Kegiatan Forum Kelas (Forlas) di SDIT Harapan Bunda
b. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung, ada faktor peghambat dalam kerja sama antara
orang tua dan guru dalam membentuk perilaku balajar anak melalui Kegiatan
Forum Kelas (Forlas) di SDIT Harapan Bunda Manado. Yang dapat penulis
1) Kurangnya Komunikasi
Kurangnya komunikasi antara orang tua dan guru, tentunya salah satu yang
dapat menghambat peran serta guru dalam membimbing anak. Karena dalam
anak, harus terjalin komunikasi antara orang tua dan guru. Agar guru bisa
60
orang tua bisa mengontrol kembali pembelajaran apa yang sudah diberikan
Faktor penghambat yang berasal dari orang tua adalah, karena sebagian dari
Forum Kelas (Forlas), mengetahui akan pentingnya kerja sama dengan guru
Sikap orang tua juga merupakan faktor penghambat, karena sebagian dari
orang tua ada yang memiliki sikap yang tidak mau menerima informasi ataupun
masukan yang di berikan guru terhadap perkembangan anak dari segi akademik
maupun perilaku.
dan tantangan zaman yang semakin pesat, bila anak didik tidak diajarkan dan
tidak dilakukan pembiasaan sejak dini maka nilai-nilai serta karakter bangsa
akan merosot. Kesadaran anak didik yang tumbuh dari diri anak didik untuk
selalu melakukan perilaku belajar yang baik, dan adanya kerja sama yang baik
pula antara orang tua dan guru dalam membentuk perilaku belajar anak didik.
61
BAB V
A. Kesimpulan
1. Betapa pentingnya kerja sama antara orang tua dan guru dalam
muncul dalam proses belajar mengajar. Kerja sama antara orang tua dan
partisipasi orang tua. Dengan bentuk kerja sama tersebut orang tua
2. Faktor pendukung kerja sama antara orang tua dan guru dalam
62
B. Saran
2. Kepada orang tua untuk memahami dan menyadari peran orang tua
sebagai pendidik utama bagi anak yang harus membantu atau ikut serta
63