Anda di halaman 1dari 12

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 5, No 1, March 2018 (67-78)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU, POLA ASUH ORANG TUA,


DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Pius Herman Tuwa 1 *, Nahiyah Jaidi Faraz 2
1
STKIP St. Paulus Ruteng
2
Universitas Negeri Yogyakarta
Jl Ahmad Yani 10 Manggarai NTT Tenda, Watu, Ruteng, Manggarai, NTT. 86511, Indonesia
2
Jl. Colombo No. 1, Depok, Sleman 55281, Yogyakarta, Indonesia
* Corresponding Author. Email: herytuwa@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Populasi
penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS di 13 SMA swasta di Kabupaten Gunungkidul.
Sampel sekolah sejumlah lima sekolah diambil dengan teknik cluster random sampling. Sampel
siswa sebanyak 97 siswa ditentukan dengan teknik area proporsional random sampling.
Pengumpulan data menggunakan angket untuk variable kreativitas mengajar guru, pola asuh orang
tua, iklim sekolah, serta dokumentasi untuk variable Prestasi belajar. Pengujian validitas instrument
dilakukan dengan expert judgment dan confirmatory factor analysis, sedangkan uji reliabilitas
menggunakan Alfa Cronbach. Analisis data menggunakan teknik regresi linier sederhana dan ganda,
dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kreativitas mengajar guru
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dan kreativitas mengajar guru
termasuk kategori tinggi; (2) pola asuh orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi
belajar siswa, dan pola asuh orang tua termasuk kategori sedang; (3) iklim sekolah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, dan iklim sekolah termasuk kategori tingggi;
(4) kreativitas mengajar guru, pola asuh orang tua, iklim sekolah secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini berarti kreativitas mengajar guru, motivasi
belajar, dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara terpisah maupun
secara bersama-sama.
Kata kunci: kreativitas mengajar guru, pola asuh orang tua, iklim sekolah

THE EFFECT OF TEACHERS’ CREATIVITY, PARENTING, AND SCHOOL


ATMOSPHERE ON STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT
ABSTRACT

This study is an associativecausal research using quantitative approach. The population was
all XI IPS students in 13 private senior high schools at Gunungkidul regency. Then, 5 schools
weretaken to be the sample by using cluster random sampling. Whereas, the sample of the students
were 97 students determined by using the technique of area proportional random sampling. The
technique of data collection for the variable of teachers’ creativity, parenting, and school climate
was questionnaire, while documentation was used to collect data for the variable of learning
achievement. The validity testing of instruments of this research was expert judgment and
confirmatory factor analysis and alpha cronbach is taken for reliability testing. The data were
analyzed by using simple and multiple regression technique at 0.05 of significance level. The findings
of the study show that: (1) the teachers’ creativity has positive and significant effect on the students’
learning achievement, and this is included in high category; (2) parenting has positive and
significant effect on the students’ learning achievement, and this is included in middle category; (3)
school climate has positive and significant effect to the students’ learning achievement, and this is
also in high category; (4) teachers’ creativity, parenting, and school climate simultaneously have
positive and significant effect on the students’ learning achievement. It is concluded that, either
separately or simultaneously, teachers’ creativity, learning motivation, and family have an effect on
students’ learning achievement.
Keywords: teachers’ creativity, parenting, school climate

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS


ISSN: 2356-1807 (print) ISSN: 2460-7916 (online)
68 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Pendahuluan menuju terbentuknya manusia yang utuh.


Ditegaskan juga bahwa pendidikan dan aksi-
Pembangunan nasional dewasa ini se- aksi budaya yang membebaskan bukanlah pro-
dang giat-giatnya dilaksanakan oleh pemerin- ses transformasi yang mengasingkan ilmu pe-
tah bersama seluruh rakyat Indonesia yang ngetahuan, namun merupakan proses yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan autentik untuk mencari ilmu pengetahuan guna
makmur baik material maupun spiritual berda- memenuhi hasrat keinginan siswa dan guru
sarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesa- dengan kesadaran untuk menciptakan pengeta-
tuan Republik Indonesia yang merdeka, bersa- huan baru.
tu, berdaulat adil dan makmur dan berkedaulat- Meskipun demikian tak dapat dipung-
an rakyat dalam suasana peri kehidupan bangsa kiri bahwa masih banyak tantangan yang harus
yang aman, tentram, tertib, dinamis, dalam dihadapi dunia pendidikan dewasa ini. Pada
lingkungan yang merdeka, bersahabat, tertib skala nasional, salah satu tuntutan dan tan-
dan damai. Di dalam operasionalnya tujuan tangan yang dihadapi dunia pendidikan pada
pembangunan nasional yang termaksud dalam saat ini dan ke depan adalah pendidikan yang
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 salah dapat menghasilkan sumber daya manusia
satunya adalah upaya pemerintah dalam usaha yang memiliki kompetensi yang utuh, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdas- kompetensi sikap; kompetensi pengetahuan;
kan kehidupan bangsa merupakan tugas dan dan kompetensi keterampilan yang terinteg-
tanggung jawab dari dunia pendidikan yang rasi. Selain itu, menjawabi tuntutan era infor-
terdiri atas keluarga, sekolah, dan masyarakat, masi dan teknologi, setiap pribadi dituntut un-
ini berarti pendidikan mempunyai potensi yang tuk menguasai IPTEK secara optimal.Ini ber-
sangat strategi dan menentukan dalam meng- arti, sumber daya manusia tersebut harus mem-
hadapi tantangan pembangunan nasional yang punyai mutu yang tinggi dan memiliki kemam-
menentukan pelaku-pelaku pembangunan yang puan komparatif, inovatif, kompetitif, berpikir
berkualitas dan handal dalam penguasaan ilmu kritis dan mampu berkolaboratif sehingga lebih
pengetahuan dan teknologi. Untuk meningkat- mudah menyerap informasi baru, mempunyai
kan kualitas manusia sebagai sumber daya in- kemampuan yang handal dalam beradaptasi
sani, dunia pendidikan yang dipegang oleh Pe- untuk menghadapi perubahan zaman yang se-
merintahan melalui Dinas Pendidikan Nasional makin cepat, serta lebih dapat menyelesaikan
menjadi ujung tombak untuk memenuhi ha- masalah dengan mudah.Namun demikian, ti-
rapan itu secara nyata, atas dasar ini pendidikan dak dapat dipungkiri bahwa hal ini masih me-
kita harus benar-benar semakin diarahkan pada rupakan cita-cita besar bangsa Indonesia yang
usaha untuk meningkatkan kualitas sumber belum tercapai sepenuhnya.
daya manusia. Hal ini harus disadari secara Dalam rangka ini Pemerintah kita
bersungguh-sungguh, karena manusia merupa- membuat Undang-Undang Sistem Pendidikan
kan kekuatan utama dari pembangunan. Nasional, melalui pendidikan nasional itu di-
Pendidikan mempunyai peran strate- usahakan lahirnya manusia Pancasila sebagai
gis sebagai sarana human resources dan human manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya
investment. Hal ini dapat diartikan bahwa pen- dan mampu mandiri serta mampu mengem-
didikan selain bertujuan menumbuh kembang- bangkan masyarakat, bangsa dan Negara In-
kan kehidupan yang lebih baik, juga telah ikut donesia. Bertitik tolak dari kesadaran itu maka
mewarnai dan menjadi landasan moral dan perlu direncanakan langkahh kebijaksanaan
etika dalam proses pemberdayaan jati diri dan program untuk menciptakan kualitas ma-
bangsa. Oleh karenanya, pendidikan dapat nusia yang dibutuhkan sesuai dengan tuntutan
menjadi bagian dari proses humanisasi. Seba- zaman. Dalam rangka ini semua aspek ma-
gai proses humanisasi, pengembangan aspek syarakat harus berperan serta dalam pening-
kemanusiaan manusia menjadi fokus perhatian katan pendidikan bangsa. Tujuan pendidikan
pendidikan sebagai elemen yang berpotensi nasional Bangsa Indonesia yang tercantum
positif dalam pembangunan kehidupan yang dalam pasal 3 UU RI No 20 tahun 2003
beradab. Atas pertimbangan mendasar inilah (Presiden Republik Indonesia, 2003).
maka pendidikan dapat dimaknai sebagai tin- Undang-undang No 14 tahun 2005
dakan sadar dengan tujuan memelihara dan tentang Guru dan Dosen (Presiden Republik
mengembangakan kesucian dan potensi insani Indonesia, 2005) menyebutkan bahwa guru

Volume 5, No 1, March 2018


Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh ... 69
Pius Herman Tuwa, Nahiyah Jaidi Faraz

dan dosen harus menguasai empat kompetensi nyentuh ranah kognitif. Konsekuensi lebih
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi ke- lanjut adalah munculnya iklim sekolah yang
pribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi cenderung bersifat otoriter. Iklim yang tidak
profesional. Kompetensi pedagogik adalah ke- demokratis ini menyebabkan proses pembel-
mampuan guru dan dosen mengelolah proses ajaran menjadi kaku dan menimbulkan efek
pembelajaran. Seorang guru yang mempunyai destruktif terhadap aspek-aspek rasa ingin ta-
kompetensi pedagogik minimal telah mengua- hu, kepercayaan diri, kreativitas, kemerdekaan
sai bidang studi tertentu, ilmu pendidikan, baik berpikir, dan harga diri dikalangan peserta di-
metode pembelajaran, maupun pendekatan dik. Dengan demikian pendekatan ini telah ga-
pembelajaran. Kompetensi kepribadian adalah gal mengantarkan siswa memiliki keteram-
kemampuan kepribadian guru dan dosen yang pilan yang harus mereka peroleh untuk dapat
mantap, berakhlak mulia, berwibawa, dan men- hidup layak dalam dunia nyata dikemudian hari
jadi teladan bagi peserta didiknya. Kompetensi karena sumber daya manusia yang mereka mi-
social adalah kemampuan seseorang guru dan liki tidak mampu memenuhi kebutuhan masya-
dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi rakat. Kedua, kekeliruan dalam memahami sis-
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, tem kerja otak telah mendorong penentu kebi-
guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. Kom- jakan memilih pendekatan pembelajaran yang
petensi professional adalah kemampuan pengu- kurang tepat. Proses pembelajaran berpijak pa-
asaan materi pembelajaran secara luas dan da asumsi yang menganggap bahwa intelegensi
men-dalam yang memungkinkan untuk mem- merupakan cirri bawaan yang bersifat statis,
bimbing peserta didik memenuhi standar kom- tidak berhubungan dengan emosi, dan hanya
petensi yang ditetapkan dalam standar nasional. terdiri dari kemampuan numerik dan lingual
Sehubungan dengan kompetensi peda- semata, telah mengabaikan kemampuan (ba-
gogik guru, paling tidak terdapat dua hal yang kat) yang dapat memperkaya dan memajukan
perlu mendapat perhatian serius terhadap pen- kedipan dalam merespon lingkungan secara
dekatan yang masih banyak digunakan di ke- efektif. Akibatnya, lulusan tidak memiliki ke-
las-kelas saat ini. Pertama, pendekatan pembel- mampuan dan fleksibilitas untuk menyesuai-
ajaran yang berpusat kepada guru (teacher kan diri dengan tuntutan pembangunan. Keja-
oriented) sudah kurang tepat dipakai karena dian-kejadian pahit yang telah dan sedang
memiliki banyak kelemahan, antara lain: mu- dialami oleh bangsa ini merupakan isyrat bagi
dah menumbuhkan rasa bosan pada diri peserta para pendidik untuk lebih cermat dan serius
didik yang pada gilirannya menurunkan moti- dalam mengkaji hasil-hasil penilitian para pa-
vasi belajar, mengakibatkan kurang perhatian kar agar mampu menentukan kebijakan yang
dan menurunnya konsentrasi belajar. tepat khususnya dalam memilih pendekatan
Potensi preserta didik dapat dikem- yang tepat.
bangkan melalui aktivitas belajar di sekolah, Kenyataan di lapangan menunjukkan
sehingga apa yang menjadi tujuan belajar ter- bahwa masih banyaknya guru yang dalam
sebut dapat tercapai yang terwujud dalam sua- melaksanakan tugasnya hanya berlaku sebagai
tu prestasi belajar. Prestasi belajar sangat pen- pengajar saja itu pun tanpa persiapan yang la-
ting sebagai indikator keberhasilan baik bagi yak yang ditunjukan dengan tidak memper-
seorang pendididik maupun bagi pserta didik, siapkan rancangan pembelajaran, melaksana-
bagi seorang pendidik, prestasi belajar dapat kan PBM dengan asal memenuhi kewajiban,
dijadikan sebagai pedoman penilaian terhadap tidak melihat dan mendiagnosis kesulitan bel-
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran pe- ajar siswa, tidak mempersiapkan evaluasi dan
serta didik. Bagi peserta didik, prestasi belajar lain sebagainya. Gambaran guru seperti diatas
merupakan informasi yang berfungsi utuk menunjukkan kekurang profesionalannya guru
mengukur tingkat kemampuan atau keberhasil- di lapangan, hal ini yang dapat terlihat di la-
an belajarnya, apakah mengalami perubahan pangan ternyata masih banyak guru yang
yang yang bersifat positif maupun yang ber- mengajar tidak sesuai dengan disiplin ilmu
sifat negatif. yang dimilikinya sehingga ketika PBM ber-
Pencapaian prestasi belajar khususnya langsung kedalaman dan keluasan materi serta
menyangkut ranah afektif dan psikomotor re- metoda dan teknik mengajarnya pun tidak
lative sulit diukur karena informasi yang di- sesuai dengan yang seharusnya dilakukan.
sampaikan pada umumnya lebih banyak me- Dengan kondisi seperti itu maka tidak menutup
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS
Volume 5, No 1, March 2018
70 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

kemungkinan jika hal ini berlangsung terus lalui kreativitas diharapkan pelaksanaan suatu
menerus tanpa ada perubahan dan perkem- aktivitas lebih bersifat aktif, dinamis, meng-
bangan yang berarti tidak menutup kemung- gairahkan dan pada akhirnya mengarah pada
kinan para orang tua siswa akan memper- pencapaian kualitas hasil yang diharapkan.
siapkan putra-putrinya untuk belajar diluar Guru selalu menjadi tokoh sentral dalam pem-
daerah mengingat layanan yang diberikan belajaran di sekolah, kedudukan guru dalam
kurang memadai. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan mengajar sangat membutuhkan pe-
kurang kreativitas mengajar guru dalam ngembangan kreativitas. Kreativitas seorang
melaksanakan tugas. guru meliputi gagasan/ide dan berperilaku kre-
Maka dalam hal ini yang perlu di atif dalam menjalankan tugasnya. Guru yang
perhatikan adalah kreativitas mengajar guru, kreatif akan membawa suasana belajar yang
untuk mingkatkan prestasi belajar Ekonomi bergairah dan menyenangkan anak didiknya,
siswa. Winkel (1996, p. 162) mendefinisikan sebaliknya apabila proses pembelajaran itu
“Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan bersifat pasif, monoton, kurang kreatif, dan
usaha yang dapat dicapai”. Prestasi belajar di- lain sebagainya akan mempengaruhi prestasi
harapkan dapat mengetahui kemampuan siswa siswa di kelas.
dalam menyerap materi pelajaran dalam peri- Berdasarkan realita di sekolah, kira-
ode waktu tertentu yang sedikitnya mencakup nya perlu adanya pengembangan gagasan/ide
tiga aspek yaitu kognitif (pengetahuan), afektif dan perilaku pembelajaran guru yang kreatif
(sikap) dan psikomotorik (ketrampilan atau menjadi faktor penting dalam mencapai pres-
kecakapan). Dalam pengukuran terhadap pre- tasi belajar Ekonomi pendidikan yang mema-
stasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk dai. Kreativitas guru dapat menciptakan pem-
angka, huruf, ataupun simbol-simbol. Akan te- belajaran yang lebih aktif, dinamis dan tidak
tapi pada kenyataannya usaha untuk mencapai monoton, sehingga siswa akan lebih berse-
prestasi belajar yang baik bukan proses yang mangat dalam mengikuti pelajaran dikelas.
sederhana. Proses belajar yang dicapai setiap Kreativitas guru berhubungan dengan meran-
siswa tidak sama, ada yang mencapai prestasi cang dan mempersiapkan bahan ajar/materi
tinggi, sedang, rendah. siswa dan guru selalu pelajaran, mengelola kelas, menggunakan me-
menginginkan prestasi belajar yang baik atau tode yang variatif, memanfaatkan media pem-
tinggi, oleh karena itu mereka harus menge- belajaran, sampai dengan mengembangkan in-
tahui bagaimana prestasi belajar yang baik itu strumen evaluasi. Prestasi belajarsiswa sangat
diperoleh, bagaimana prosesnya dan apa saja memerlukan optimalisasi peran guru dan cara
yang mempengaruhi tercapainya prestasi mengajar di kelas. Seorang guru dalam proses
belajar yang optimal. belajar mengajar bukanlah sekedar menyam-
Dalam proses belajar-mengajar di paikan materi tetapi juga harus berupaya agar
sekolah, sering dijumpai beberapa masalah, di materi pelajaran yang disampaikan menjadi
antaranya yaitu siswa hanya terpaku untuk kegiatan yang menyenangkan dan mudah dipa-
menghafal teks yang ada di buku tanpa bisa hami oleh siswa. Segala tindakan yang dilaku-
mengembangkan pengetahuannya. Kemudian kan guna mencapai tujuan belajar, tersusun se-
ketidak mampuan siswa dalam memahami bagai strategi pembelajaran. Hendaknya guru
pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah. dapat mengelola kelas secara efektif dan efi-
Hal itu dikarenakan guru dalam mengajar lebih sien, antara lain dengan menerapkan cara
memilih menerapkan metode dan cara meng- mengajar, pemilihan metode pembelajaran dan
ajar yang cenderung monoton dan membosan- mampu membuat inovasi baru dalam mengajar
kan, sehingga menyebabkan siswa kurang ter- yang sesuai dengan materi pembelajaran dan
motivasi dan guru kurang mendapat perhatian kondisi lingkungan sekolah.
dari siswa di kelas yang berujung pada dampak Selain kreativitas mengjar guru dalam
prestasi belajar semakin rendah dan tujuan membantu anak maningkatkan prestasi belajar,
pembelajaran di sekolah tidak tercapai. Dalam pola asuh orang tua harus merangsang pemi-
kaitan ini, guru harus memiliki pandangan kiran dan ketrampilan kreatif anak, serta me-
yang lebih luas dan kreativitas yang tinggi. nyediakan sarana dan prasarana untuk menca-
Kreativitas yang dimaksud yaitu upa- pai prestasi belajar Ekonomi siswa. Karena
ya meningkatkan daya pikir atau gagasan sese- pendidikan sesorang dimulai pertama kali dari
orang dalam menjalankan aktivitasnya. Me- pendidikan informal yang biasa dilakukan da-

Volume 5, No 1, March 2018


Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh ... 71
Pius Herman Tuwa, Nahiyah Jaidi Faraz

lam lingkungan keluarga. Dilingkungan kelu- pada anak untuk menyampaikan dan mengem-
arga pertama kali anak mendapat pengaruh, bangkan pendapat ide, pemikiran dengan tetap
karena itu keluarga merupakan lembaga pendi- mempertimbangkan hak-hak orang lain, nilai
dikan tertinggi yang bersifat informaldan ko- dan norma yang berlaku; Kontrol terarah, yaitu
drat. Pada keluarga anak mendapatkan asuhan pola pengawasan dan pengendalian orang tua
dari orang tua menuju perkembangannya. Ke- dengan cara memberikan bimbingan, arahan
luarga sendiri bagi seorang anak merupakan dan pengawasan terhadap sikap dan perilaku
lembaga pendidikan nonformal pertama, dima- anak; Pemberian tanggung jawab, yaitu kese-
na mereka hidup, berkembang dan matang. diaan orang tua memberikan peran dan tang-
Dari pendidikan keluarga tersebut anak men- gung jawab kepada anak atas segala sesuatu
dapatkan pengalaman, kebiasaan, keterampilan yang dilakukan.
berbagai sikap dan macam-macam ilmu pe- Selain kreativitas mengajar guru, dan
ngetahuan. pola asuh orang tua, prestasi belajar Ekonomi
Salah satu faktor dalam keluarga yang siswa juga dipengaruhi oleh iklim sekolah.
mempunyai peran penting dalam pembentukan Iklim sekolah. Iklim sekolah merupakan ling-
dan perkembangan dan kepribadian adalah kungan belajar yang medorong prilaku positif
praktik pengasuhan anak. Menurut Santrock dan kepribadian sama sehingga menciptakan
(2007, p. 163) pengasuhan (parenting) memer- proses belajar mengajar yang optimal. Menurut
lukan sejumlah kemampuan interpersonal dan Larsen (1987) (Moedjiarto, 2002, p. 28) di-
mempunyai tuntutan emosional yang besar, na- jelaskan bahwa iklim sekolah merupakan suatu
mun sangat sedikit pendidikan dan penge- norma, harapan dan kepercayaan dari personil-
tahuan tentang tugas ini. Kebanyakan orang tua personil yang terlibat dalam organisasi sekolah
mempelajari pengasuhan anak dari orang tua yang dapat memberikan dorongan untuk ber-
mereka sendiri. Sebagian praktik tersebut me- tindak guna pencapaian prestasi siswa yang
reka terima dan sebagian lagi mereka tinggal- tinggi.
kan. Suami dan istri (orang tua) munkin saja Iklim sekolah yang tidak kondusif
membawa pandangan yang berbeda, mengenai akan berdampak negatif terhadap proses pem-
pengasuhan kedalam keluarga. belajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembel-
Dalam mengasuh anaknya orang tua ajaran, peserta didik akan merasa gelisah, re-
dipengaruhi oleh banyak hal seperti budaya sah, bosan, dan jenuh. Sebaliknya, iklim bel-
yang ada di lingkungannya. Disamping itu juga ajar yang kondusif dan menarik dapat dengan
orang tua di warnai oleh sikap-sikap tertntu da- mudah tercapainya tujuan pembelajaran, dan
lam memelihara, membimbing dan mengarah- proses pembelajaran yang dilakukan menye-
kan putra putrinya. Sikap tersebut tercermin nangkan bagi peserta didik. Keseluruhan iklim
dalam pola pengasuhan yang berbeda-beda sekolah dapat ditingkatkan oleh sikap dan
karena setiap prang tua mempunyai pola peng- perilaku positif dari para siswa dan guru. Iklim
asuhan tertentu. Keluarga adalah koloni ter- sekolah berkaitan dengan lingkungan yang
kecil didalam masarakat dan dari keluargalah produktif dan kondusif untuk belajar siswa de-
akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang ngan suasana yang mengutamakan kerjasama,
akan membaur dalam suatu masarakat. Ada- kepercayaan, kesetiaan, keterbukaan, bangga,
kalanya orang tua bersikap atau bertindak dan komitmen.
sebagai patokan, dan menjadi bagian dari ke- Iklim sekolah menengah yang optimal
biasaan bersikap dan bertingkah laku atau adalah iklim sekolah yang responsif terhadap
bagian dari kepribadiannya. Orang tua menjdi perkembangan kebutuhan setiap siswa, me-
faktor terpenting dalam menanamkan dasar rangsang pertumbuhan pribadi dan akademik.
kepribadian tersebut yang turut menentukan Iklim sekolah dapat menjadi pengaruh positif
corak dan gambaran seseorang setelah dewasa. pada kesehatan lingkungan belajar atau ham-
Pola asuh orang tua diidentifikasi me- batan yang signifikan untuk belajar. Iklim se-
lalui adanya perhatian dan kehanggatan, yaitu kolah yang positif berkaitan dengan pening-
orang tua dalam mengasuh dan menjalin hu- katan kepuasan kerja bagi personil sekolah
bungan interpersonal dengan anak disadari baik guru maupun siswa, menyediakan suasana
adanya perhatian, penghargaan dan kasih sekolah yang sehat dan positif. Iklim sekolah
sayang, kebebasan berinisiatif, yaitu kesediaan yang kurang nyaman akan berdampak terutama
orang tua untuk memberikan kesempatan ke- pada guru dan siswa. Guru akan menjadi
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS
Volume 5, No 1, March 2018
72 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

kurang semangat untuk datang memberikan kidul pada khususnya agar memperhatikan
pelajaran, begitupun dengan siswa. Oleh sebab atau memberikan kesempatan kepada guru
itu, harus diciptakan iklim sekolah yang dapat untuk meningkatkan kreativitasnya guna untuk
mendukung proses belajar mengajar. Sehingga meningkatkan mutu guru sehingga kinerja guru
proses belajar mengajar berjalan dengan bisa meningkat dan dapat mewujudkan tujuan
optimal. pendidikan nasional.
Berdasarkan masalah yang telah di-
kemukakan tersebut terdapat beberapa perma- Metode Penelitian
salahan yang ditemukan sebagai berikut: guru
kurang kreatif dalam proses pembelajaran, Penelitian ini tergolong penelitian
guru selalu menggunakan metode mengajar kuantitatif, karena dalam penelitian ini ingin
yang konfensional sehingga berpengaruh ter- melihat apakah ada pengaruh antara Kreati-
hadap prestasi belajar siswa, rendahnya perha- vitas Mengajar Guru, Pola Asuh Orang Tua,
tian orang tua terhadap prestasi belajar siswa, dan Iklim Sekolah terhadap Prestasi Belajar
rendahnya tingkat pedidikan orang tua, rendah- Siswa. Penelitian dengan pendekatan kuantita-
nya pola asuh orang tua terhadap pendidikan tif menekankan pada data numerical (angka)
siswa, kondisi bangunan fisik sekolah yang yang diolah dengan metode statistik. Pada da-
tidak memadai, sarana dan prasarana sekolah sarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada
yang tidak memadai, iklim sekolah yang tiddak penelitian inferensial (dalam rangka pengujian
mendukung, dan rendahnya prestasi belajar hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan hasil-
siswa pada mata pelajaran Ekonomi nya pada suatu probabilitas kesalahan penolak-
Tujuan dari penelitian ini untuk me- an hipotesis nihil. Jenis penelitian ini adalah
ngetahui pengaruh kreativitas mengajar guru penelitian korelasional, karena dalam peneliti-
dengan prestasi belajar Ekonomi, penaruh pola an ini akan di ketahui pengaruh variabel-vari-
asuh orang tua dengan prestasi belajar Eko- abel bebas kreativitas mengajar guru (X1), pola
nomi, dan pengaruh iklim sekolah dengan pres- asuh orang tua (X2), iklim sekolah (X3) dengan
tasi belajar Ekonomi siswa SMA Swasta di variabel terikat prestasi belajar siswa (Y).
Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Hasil penelitiana ini diharapkan dapat Swasta di Kabupaten Gunungkidul dan waktu
memberikan sumbangan yang sangat positif penelitian dilaksanakan pada bulan Mei dan
bagi berbagai kalangan demi kemajuan ilmu Juni Tahun ajaran 2016/2017. Populasi dalam
pendidikan. Adapun manfaat yang di maksud penelitian ini adalah adalah seluruh siswa SMA
adalah manfaat secara teoretis dan manfaat Swasta kelaas IX di Kabupaten Gunungkidul
secara praktis. Manfaat teoretis: (a) Memper- yang berjumlah 13 sekolah swasta dengan
oleh pengetahuan yang sangat mendalam jumlah 237 siswa.
terkait dengan pengaruh kreativitas mengajar Penentuan sampel sekolah dari 13 se-
guru, pola asuh orang tua dan iklim sekolah kolah swasta dalam penelitian ini diambil 5
terhadap pretasi belajar siswa, (b) Untuk sekolah sebagai sampel dengan teknik cluster
peneliti lain, agar dapat jadi masukan untuk random sampling maka dari hasil random
mengembangkan penelitian yang sejenis, (c) ditentukanlah sampel pada penelitian ini yaitu:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna SMA Dominikus wonosari 24 siswa, SMA
bagi pengembangan ilmu khususnya mengenai PGRI Playen 14 siswa, SMA Pembangunan
kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan Karangmojo 29 siswa, SMA Muh. Ponjong 36
kualitas pembelajaran.dan manfaat praktis: siswa, dan SMA Muh.Ngawen 25 siswa, de-
diharapkan dapat menjadi referensi bagi para ngan jumlah keseluruhan 128 siswa.
pendidik khususnya guru dalam kegiatan bel- Variabel dalam penelitian ini terdiri
ajar mengajar untuk meningkatkan kreativitas atas empat variabel, tiga variabel bebas dan
mengajar, kepala sekolah agar dapat menge- satu variabel terikat. Yaitu kreativitas mengajar
tahui kekurangannya dan mangembangkan pe- guru, pola asuh orang tua, dan iklim sekolah
ngetahuannya sehingga dapat menjalankan ro- sebagai variabel bebasnya sedangkan variabel
da kepemimpinan kepala sekolah dengan baik, terikatnya adalah prestasi belajar siswa.
dan harapakan dengan penelitian ini, dapat Teknik pengumpulan data dalam
memberikan masukan pada Pemerintah pada penelitian ini adalah survei dengan mengguna-
umumnya dan Pemerintah Kabupaten Gunung- kan alat pengumpul data berupa angket pene-

Volume 5, No 1, March 2018


Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh ... 73
Pius Herman Tuwa, Nahiyah Jaidi Faraz

litian. Pengumpulan data tentang kreativitas > 0,05. Jika nilai KMO < 0,05 maka analisis
mengajar guru, pola asuh orang tua, dan iklim faktor yang dihasilkan tidak dapat dilakukan.
sekolah,selanjutnya memberikan kesempatan Uji reliabilitas digunakan untuk meng-
kepada responden untuk menanyakan hal-hal ukur suatu kuesioner yang mempunyai indika-
yang belum dipahami. tor dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
Instrumen penelitian merupakan suatu dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban
alat yang dipakai untuk memperoleh data. Jenis seseorang terhadap pernyataan adalah konsis-
angket yang digunakan untuk mendapatkan ten atau stabil dari waktu ke waktu (keajegan).
data dari variabel kreativitas mengajar guru Dalam penelitian ini, suatu konstruk
(X1), pola asuh orang tua (X2), iklim sekolah atau variabel dikatakan reliable jika memberi-
(X3), dan prestasi belajar siswa (Y) adalah kan nilai Cronbanch Alpha> 0,70 (Muijs,
angket tertutup. Angket tertutup adalah angket 2004:73). Jadi apabila nilai Cronbanch Alpha
yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa dari masing-masing variable kreativitas meng-
sehingga responden diminta untuk memilih ajar guru, pola asuh orang tua dan iklim seko-
satu jawaban yang sesuai dengan karekteristik lah lebih dari 0,70 maka setiap variabel terse-
dirinya dengan cara memberi tanda silang (x) but dinilai reliabel.
atau tanda checlist (√ ) (Ridwan, 2004:99-100). Penelitian ini merupakan penelitian
Validasi instrumen penelitian ini kuantitatif yangmenggunakan statistik. Data
dilakukan dengan rasional apakah butir instru- akan dianalisis dengan statistik deskriptif dan
men menggambarkanindikator dari variabel inferensial. Statistik deskriptif akan menggam-
yang hendak diukur dalam penelitian. Lang- barkan data yang telah terkumpul sebagaiman
kah-langkah yang dilakukan dalam validitas isi adanya. sedangkan statistik inferensial pada
adalah: (1) membuat kisi-kisi dengan menyu- penelitian ini dilakukan dengan menganalisis
sun instrumen berdasarkan indikator yang telah data sampel yang diambil dari populasi secara
ditentukan untuk konstruk masing-masing va- random. Analisis yang dilakukan untuk me-
riabel; (2) melakukan konsultasi (expert judge- ngetahui tercapainya tujuan penelitian. Adapun
ment) untuk memerikasa isi instrumen secara analisis yang digunakan adalah analisis des-
sistematis serta mengevaluasi relevansi dengan kripsi data, dan analisis regresi ganda.
variabel yang ditentukan, hal ini dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan
digunakan telah mencerminkan keseluruhan
aspek yang akan diukur. Pada bagian ini disajikan deskipsi data
Setelah instrumen divalidasi berdasar- hasil penelitian, pengujian persyaratan analisis
kan pertimbangan ahli selanjutnya dilakukan data penelitian, pengujian hipotesis dan pem-
validitas konstruk dengan menguji coba instru- bahasan hasil penelitian. Deskripsi hasil pene-
men di lapangan, dengan maksud untuk me- litian merupakan gambaran tentang objek yang
ngetahui validitas dan tingkat reabilitas instru- diteliti.Berdasarkan hasil penelitian penelitian
men. Untuk mengetahui valid tidaknya suatu yang dilakukan maka data yang diperoleh di
butir pertanyaan-pertanyaan menggunakan lapangan, dideskripsikan untuk menguji peng-
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Confir- aruh variable bebas dan variabel terikat. Dalam
matory Factor Analysis (CFA)dilakukan untuk penelitian ini disajikan deskripsi data dari
menguji indikator-indikator tersebut benar- setiap variabel hasilnya dapat dijelaskan seba-
benar sesuai dengan indikator konstruk dalam gai berikut:
teori. Suatu item dalam pertanyaan dikatakan Berdasarkan data Prestasi Belajar Sis-
valid apabila nilai faktor loading > 0,05 dan wa yang diperoleh dari 97 siswa yang menjadi
mengelompok pada setiap variabel. Jika faktor sampel menunjukkan bahwa nilai tertinggi
loading < 0,05 artinya item tersebut tidak va- yang dicapai oleh siswa sebesar 83 dan nilai
lid, sehingga tidak dapat digunakan untuk pe- terendah sebesar 76. Dari hasil perhitungan
nelitian. Dasar pengambilan keputusan untuk statistik diperoleh mean ideal (Mi) sebesar
uji validitas ini dengan memperhatikan nilai 78,95; median sebesar 78,00; mode sebesar
kaiser-meyer-olkin measure of sampling 78; dan standar deviasi ideal (SDi) sebesar
adequacy (KMO MSA. Analisis faktor dapat 2,468. Distribusi frekuensi variabel data Pres-
diteruskan apabila nilai KMO yang dihasilkan tasi Belajar Siswa dapat dilihat pada grafik
berikut.
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS
Volume 5, No 1, March 2018
74 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

80 Berdasarkan Gambar 2 tersebut, dapat


dideskripsikan bahwa variabel Kreativitas
60 Mengajar Guru (X1) dari 97 siswa yang men-
jadi sampel, 22,68 % atau 22 siswa mengata-
40 kan Kreativitas Mengajar Guru tinggi, 63,92%
atau 62 siswa mengatakan Kreativitas Meng-
20 ajar Guru sedang, dan 13,40 % atau 13 siswa
mengatakan Kreativitas Mengajar Guru ren-
0 dah. Dari diagram batang dan tabel distribusi
Tinggi Sedang Rendah frekuensi data Kreativitas Mengajar Guru me-
nunjukkan, bahwa Kreativitas Mengajar Guru
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Data Prestasil yang diukur menggunakan angket dilihat dari
Belajar distribusi frekuensi maupun rata-rata terma-
Berdasarkan Gambar 1 tersebut, dapat suk dalam kategori sedang yang ditunjukkan
dideskripsikan bahwa pada variabel Prestasi oleh persentase perolehan skor tersebut.
Belajar Siswa (Y) dari 97 siswa yang menjadi Berdasarkan hasil analisis data me-
sampel, 26.80% atau 26 siswa memiliki nilai nunjukkan bahwa variabel Pola Asuh Orang
Prestasi Belajar Siswa kategori tinggi dan Tua (X2) diperoleh sekor tertinggi yang dic-
73.20% atau 73 siswa memiliki nilai kategori apai oleh siswa berdasarkan angket Pola Asuh
sedang. Dari diagram batang dan tabel distri- Orang Tua sebesar 53, sekor terendah sebesar
busi frekuensi data Prestasi Belajar Siswa yang 40. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh
diukur menggunakan nilai raport semester gan- mean ideal (Mi) sebesar 46,62, median sebesar
jil pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan 48, mode sebesar 43 dan standar deviasi ideal
bahwa Prestasi Belajar Siswa di SMA Swasta (SDi) sebesar 4,552. Distribusi frekuensi va-
Di Kabupaten Gunungkidul dilihat dari distri- riabel data Pola Asuh Orang Tua dapat digam-
busi frekuensi maupun rata-rata termasuk da- barkan dalam bentuk diagram batang berikut.
lam kategori sedang yang ditunjukkan oleh
persentase nilai tersebut.
Berdasarkan hasil analisis data me- 70
60
nunjukkan bahwa variabel Kreativitas Meng- 50
ajar Guru (X1) diperoleh sekor tertinggi yang 40
dicapai menurut persepsi siswa sebesar 70, 30
20
sekor terendah sebesar 4 9 . Dari hasil per- 10
hitungan statistik diperoleh mean ideal (Mi) 0
sebesar 61,26, median sebesar 61,00 mode se- Tinggi 17,52 Sedang 59,8 Rendah
besar 68, dan standar deviasi ideal (SDi) se- 22,68
besar 5,667. Distribusi frekuensi variabel data
Kreativitas Mengajar Guru dapat digambarkan Gambar 3. Distribusi Frekuensi Data Pola Asuh
dalam bentuk diagram batang berikut ini: Orang Tua
70 Berdasarkan Gambar 3, dapat dides-
60 kripsikan bahwa variabel Pola Asuh Orang Tua
50 (X2) dari 97 siswa yang menjadi sampel,
40 17,52% atau 17 siswa memiliki Pola Asuh
30 Orang Tua kategori tinggi, 59,80% atau 58
20 siswa memiliki Pola Asuh Orang Tua kategori
10 sedang, dan 22.68% atau 22 siswa memiliki
0 Pola Asuh Orang Tua kategori rendah. Dari
Tinggi 22,68 Sedang Rendah 13,4 diagram batang dan tabel distribusi frekuensi
63,92 data Pola Asuh Orang Tua menunjukkan, bah-
wa Pola Asuh Orang Tua siswa yang diukur
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Data menggunakan angket Pola Asuh Orang Tua di
Kreativitas Mengajar Guru SMA Swasta Di Kabupaten Gunungkidul dili-

Volume 5, No 1, March 2018


Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh ... 75
Pius Herman Tuwa, Nahiyah Jaidi Faraz

hat dari distribusi frekuensi maupun rata-rata Berdasarkan data statistik dapat dides-
termasuk dalam kategori sedang yang ditun- kripsikan bahwa variabel Kreativitas Mengajar
jukkan oleh persentase perolehan skor tersebut. Guru (X1) dari 97 siswa yang menjadi sampel,
Berdasarkan hasil analisis data me- 22,68% atau 22 siswa memiliki Kreativitas
nunjukkan bahwa variabel Iklim Sekolah (X3) Mengajar Guru kategori tinggi, 63,92% atau
diperoleh sekor tertinggi 58 yang dicapai oleh 62 siswa memiliki Kreativitas Mengajar Guru
siswa berdasarkan angket Iklim Sekolah, sekor kategori sedang, 13,40% atau 13 siswa me-
terendah sebesar 44. Dari hasil perhitungan miliki Kreativitas Mengajar Guru kategori ren-
statistik diperoleh mean ideal (Mi) sebesar dah. Hal ini menunjukkan bahwa Kreativitas
50,93, median sebesar 52, mode sebesar 52, Mengajar Guru memberikan kontribusi positif
dan standar deviasi ideal (SDi) sebesar terhadap Prestasi Belajar Siswa.
4,369. Distribusi frekuensi variabel data Iklim Hasil uji hipotesis menunjukkan bah-
Sekolah (X3) dapat digambarkan dalam ben- wa Kreativitas Mengajar Guru berpengaruh
tuk diagram batang berikut. signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa se-
cara parsial dengan koefisien beta 0,041 yang
70 bernilai positif, sedangkan koefisien ditermi-
60 nasi atau besarnya sumbangan pengaruh Krea-
50 tivitas Mengajar Guru (X3) terhadap Prestasi
40 Belajar Siswa (Y) adalah 0,008 atau 0,8%.
30
termasuk kategori sangat rendah.
Dalam hal ini kreativitas mengajar
20
guru dalam menyajikan materi pembelajaran,
10 menunjukkan berhasil dalam kriteria kreatif.
0 Hal ini menunjukkan guru mata pelajaran Eko-
Tinggi 24.74 Sedang Rendah nomi menyajikan materi dengan kreatif. De-
63.92 11.34 ngan adanya gambaran ini, guru berupaya lebih
kreatif lagi sehingga diharapkan dapat mening-
Gambar 4. Distribusi Frekuensi Data Iklim katkan keinginan belajar dari siswa dalam ke-
Sekolah giatan belajar mengajar. Hasil dari angket sis-
Berdasarkan Gambar 4, dapat dides- wa menunjukkan persamaan jawaban yaitu
kripsikan bahwa variabel Iklim Sekolah (X3) guru dalam kriteria kreatif.
Dalam penelitian ini, secara keselu-
dari 97 siswa yang menjadi sampel, 24.74 %
ruhan kreativitas guru dalam menyajikan ma-
atau 24 siswa memiliki Iklim Sekolah kategori
tinggi, 63,92 % atau 62 siswa memiliki Iklim teri pembelajaran masuk dalam kriteria kreatif
dan berada dalam ketercapaian sebesar 99.2%.
Sekolah kategori sedang, dan 11,34 % atau 11
siswa memiliki Iklim Sekolah kategori rendah. Guru dalam menyajikan materi memberikan
acuan-acuan materi yang akan dipelajari pada
Dari diagram batang dan tabel distribusi
frekuensi data Iklim Sekolah menunjukkan, siswanya, untuk memberikan gambaran kom-
bahwa Iklim Sekolah siswa yang diukur meng- petensi yang akan dikuasai dan sering meng-
hubungkan dengan mata pelajaran yang lain.
gunakan angket Iklim Sekolah di SMA Swasta
Di Kabupaten Gunungkidul dilihat dari distri- Tujuan yang jelas dan operasional dapat di-
tetapkan sebagai bahan pelajaran yang harus
busi frekuensi maupun rata-rata termasuk da-
lam kategori sedang yang ditunjukkan oleh menjadi sisi kegiatan belajar mengajar. Bahan
persentase perolehan skor tersebut. pengajaran inilah yang diharapkan dapat me-
warnai tujuan, mendukung tercapainya tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui pengaruh Kreativitas Mengajar Guru, atau tingkah laku yang diharapkan untuk di-
miliki siswa.
Pola Asuh Orang Tua, dan Iklim Sekolah ter-
hadap Prestasi Belajar Siswa pada mata pel- Dengan demikian, salah satu parame-
ajaran ekonomi di SMA Swasta di Kabupaten ter yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan pendidikan adalah Prestasi Bel-
Gunungkidul. Berdasarkan data penelitian
yang dianalisis, maka dapat dibahas sebagai ajar Siswa. Untuk mencapai Prestasi Belajar
Siswa yang optimal, guru merupakan salah
berikut:
satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS
Volume 5, No 1, March 2018
76 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

senantiasa mengembangkan diri secara man- arga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
diri serta tidak bergantung pada inisiatif kepala siswa.
sekolah dan supervisor. Sehubungan dengan Koefisien bernilai positif artinya
hasil penelitian tersebut, Guru merupakan fak- terjadi hubungan yang searah antara Pola Asuh
tor utama dalam proses pendidikan. Meskipun Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, semakin tinggi nilai koefisien Pola Asuh Orang
namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan Tua, maka semakin tinggi pula nilai Prestasi
guru yang berkualitas, mustahil akan menim- Belajar Siswa. Dalam hal ini sesuai dengan
bulkan proses belajar dan pembelajaran yang pendapat Djamarah (2008, p. 241) mengatakan
maksimal. “keluarga adalah lembaga pendidikan infor-
Berdasarkan data statistik dapat dides- mal (luar sekolah) yang diakui keberadaannya
kripsikan bahwa variabel Pola Asuh Orang Tua dalam dunia pendidikan”. Peranannya tidak
(X1) dari 97 siswa yang menjadi sampel, 17,52 kalah penting dari lembaga formal dan non
% atau 17 siswa memiliki persepsi tentang formal. Bahkan sebelum anak didik memasuki
Pola Asuh Orang Tua tinggi, 59,80 % atau 58 sekolah, dia sudah mendapatkan pendidikan
siswa memiliki persepsi tentang kompetensi dalam keluarga yang bersifat kodrati. Hubung-
guru sedang, dan 22,68 % atau 22 siswa an darah antara kedua orang tua dengan anak
memiliki persepsi tentang Pola Asuh Orang menjadikan keluarga sebagai lembaga pen-
Tua rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Pola didikan yang alami. Sehingga Pola Asuh Orang
Asuh Orang Tua memberikan kontribusi posi- Tua sangat mempengaruhi Prestasi Belajar
tif terhadap Prestasi Belajar Siswa. Siswa. Pola Asuh Orang Tua banyak mem-
Hasil uji hipotesis menunjukkan bah- pengaruhi kegiatan belajar siswa, karena Pola
wa Pola Asuh Orang Tua berpengaruh positif Asuh Orang Tua merupakan tempat dimana
dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa siswa melakukan sosialisasi untuk yang per-
secara parsial dengan koefisien beta 0,103 tama kalinya dan lingkungan pertama dalam
yang bernilai positif artinya terjadi hubungan pembentukan kepribadian kemampuan anak.
yang searah antara Pola Asuh Orang Tua Oleh karena itu, partisipasi dukungan
dengan Prestasi Belajar Siswa, semakin tinggi orang tua sangat penting bagi siswa dan sudah
nilai koefisien regresi Pola Asuh Orang Tua, seharusnya orang tua untuk mendukung pendi-
maka semakin tinggi pula nilai Prestasi Belajar dikan anak terus-menerus sehingga Prestasi
Siswa. sedangkan koefisien diterminasi atau Belajar Siswa yang diperoleh anak akan lebih
besarnya sumbangan pengaruh Pola Asuh baik dan optimal, meski beberapa siswa tidak
Orang Tua (X1) terhadap Prestasi Belajar lagi merasakan kehadiran orang tuanya di
Siswa (Y) adalah 0,043 atau 4,3%. sekolah ataupun di rumah, karena orang tua-
Pada penelitian ini pengaruh Pola nnya sudah meninggal, sehingga hanya ber-
Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Sis- sama kerabat bahkan ada siswa yang tidak per-
wa sebesar 4,3%. Persentase ini kecil, karena nah tahu keberadaan orang tuanya. Oleh karena
masalah yang terjadi pada Pola Asuh Orang itu, keterlibatan orang tua juga sangat mendu-
Tua siswa di antaranya: kurangnya waktu kelu- kung keberhasilan anak dalam meraih prestasi
arga membimbing anak dalam belajar; keluar- ataupun hasil belajar. Dalam hal ini senada
ga belum menyiapkan fasilitas belajar yang denga teori yang dikemukakan oleh Gunarsa
memadai; dan keluarga selalu beranggapan (2009, p. 5) mengatakan bahwa Orang Tua
bahwa kegiatan belajar di sekolah sudah cukup merupakan “lingkungan pertama yang mula-
untuk memenuhi pendidikan anaknya; dan mula memberikan pengaruh yang mendalam
Orang tua siswa terlalu sibuk dengan pekerja- bagi anak”. Peran orang tua yang seharusnya
annya yang menyebabkan kurangnya perhati- adalah sebagai orang pertama dalam mele-
an yang mereka berikan dan cenderung tidak takkan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-
acuh terhadap kegiatan belajar anak, sehingga anaknya. Dengan hal tersebut, kehidupan ke-
siswa yang dididik dan dibimbing dalam kelu- luarga terutama peran orang tua merupakan
arga yang kurang kasih sayang dan kurang lingkungan pendidikan pertama yang mem-
perhatian, maka siswa tersebut akan tumbuh punyai peranan penting dalam menentukan dan
dan berkembang menjadi anak yang nakal membina proses perkembangan anak. Tidak
dan pemalas. Oleh sebab itu, dukungan kelu- menutup kemungkinan bahwa masalah yang
dialami siswa di sekolah seperti rendahnya

Volume 5, No 1, March 2018


Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh ... 77
Pius Herman Tuwa, Nahiyah Jaidi Faraz

prestasi belajar siswa dan berhasil tidaknya signifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa se-
proses belajar siswa merupakan akibat atau cara simultan dengan koefisien diterminasi
lanjutan dari situasi Orang Tua yang tidak atau besarnya sumbangan pengaruh Kreativi-
harmonis dan peran orang tua yang tidak tas Mengajar Guru (X1), Pola Asuh Orang Tua
dijalankan dengan baik. (X2), dan Iklim Sekolah(X3) terhadap Prestasi
Berdasarkan data statistik dapat di- Belajar Siswa (Y) pada mata pelajaran eko-
deskripsikan bahwa variabel Iklim Sekolah nomi di SMA Swasta di Kabupaten Gunung-
(X2) dari 97 siswa yang menjadi sampel, kidul sebesar 0,431 atau 43,1%. Dan dari
24,74% atau 24 siswa memiliki Iklim Sekolah hasil uji F pada taraf signifikan 5% diketahui
kategori tinggi, 63,92% atau 62 siswa memiliki nilai probabilitas (p) 0,000 < 0,05 yang
Iklim Sekolah kategori sedang, 11,34% atau 11 ditunjukkan pada kolom signifikansi.
siswa memiliki Iklim Sekolah kategori rendah. Pada penelitian ini pengaruh Kreati-
Hal ini menunjukkan bahwa Iklim Sekolah vitas Mengajar Guru (X1), Pola Asuh Orang
memberikan kontribusi positif terhadap Pres- Tua (X2), dan Iklim Sekolah(X3) terhadap
tasi Belajar Siswa. Prestasi Belajar Siswa pada mata pelajaran
Hasil uji hipotesis menunjukkan bah- ekonomi sebesar 0,431 atau 43,1% dan sisanya
wa Iklim Sekolah berpengaruh positif dan sig- 56,9% dijelaskan oleh faktor lain di luar model
nifikan terhadap Prestasi Belajar Siswa secara yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan
parsial dengan koefisien beta 0,347 yang ber- bahwa Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh
nilai positif, sedangkan koefisien diterminasi Orang Tua, dan iklim Sekolah yang tinggi,
atau besarnya sumbangan pengaruh Iklim maka Prestasi Belajar Siswa juga akan me-
Sekolah (X2) terhadap prestasi belajar siswa ningkat, dan begitu juga sebaliknya apabila
(Y) adalah 0,376 atau 37,6%. Dengan demi- Kreativitas Mengajar Guru, Pola Asuh Orang
kian dapat juga dikatakan bahwa iklim sekolah Tua, dan iklim Sekolah rendah maka Prestasi
akan mempengaruhi aktivitas orang-orang Belajar Siswa pun menurun.
yang ada di sekolah. Hal tersebut juga sesuai
pendapat Litwin dan Stringer (Gunbayi, 2007: Simpulan
1), yang menjelaskan iklim sekolah sebagai “a
set of measurable properties of the work en- Berdasarkan analisis data dan pem-
vironment, perceived directly or indirectly by bahasan dapat ditarik simpulan sebagai be-
people who live and work in this environment rikut.
and assumed to influence their motivation and Berdasarkan distribusi frekuensi data
behaviour” (iklim kerja sekolah merupakan bahwa prestasi belajar siswa termasuk kategori
kondisi lingkungan kerja yang dirasakan lang- sedang dengan persentase 73,20%, kreativitas
sung maupun tidak langsung oleh orang-orang mengajar guru kategori sedang dengan persen-
yang tinggal dan bekerja di lingkungan terse- tase 74,23%, Pola Asuh Orang Tua kategori
but dan diasumsikan dapat berpengaruh terha- sedang dengan persentase 59,80%, dan iklim
dap perilaku dan motivasi mereka). sekolah kategori sedang dengan persentase
Berdasarkan uraian di atas dapat 63,92%. Kreativitas mengajar guru berpenga-
disimpulkan bahwa hipotesis yang menyata- ruh positif dan signifikan terhadap prestasi
kan terdapat pengaruh yang signifikan antara belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa. kelas XI IPS di SMA Swasta Kabupaten
Berdasarkan data statistik dapat di- Gunungkidul dengan koefesien diterminasi
deskripsikan bahwa pada variabel Prestasi (R2) sebesar 0,08 atau 0,8% dengan proba-
Belajar Siswa(Y) dari 97 siswa yang menjadi bilitas (p<0,05). Pola asuh orang tua ber-
sampel, 26,80% atau 26 siswa memiliki nilai pengaruh positif dan signifikan terhadap pres-
Prestasi Belajar Siswa kategori tinggi dan tasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
73,20% atau 73 siswa memiliki nilai kategori kelas XI IPS di SMA Swasta Kabupaten
sangat sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Gunungkidul dengan koefesien diterminasi
Prestasi Belajar Siswa berkontribusi positif. (R2) sebesar 0,43 atau 4,3% dengan probabili-
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Kreati- tas (p<0,05). Iklim sekolah berpengaruh positif
vitas Mengajar Guru, Pola Asuh Orang Tua, dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa
dan Iklim Sekolah berpengaruh positif dan pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di
SMA Swasta Kabupaten Gunungkidul dengan
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS
Volume 5, No 1, March 2018
78 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

koefesien diterminasi (R2) sebesar 0,376 atau ditempuh oleh guru untuk meningkatkan krea-
37,6% dengan probabilitas (p <0,05). Kreati- tivitas misalnya dengan mengikuti pelatihan-
vitas mengajar guru, Pola asuh orang tua, dan pelatihan, berbagi dengan guru yang mempu-
iklim sekolah secara bersama-sama memberi- nyai banyak pengalaman mengajar dan tidak
kan pengaruh positif dan signifikan terhadap menutup diri terhadap dunia informasi tentang
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran media pembelajaran yang dapat digunakan
ekonomi kelas XI IPS di SMA Swasta Kabu- untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
paten Gunungkiduldengan kontribusi efektif agar berjalan lebih efektif, bagi pihak sekolah
diterminasi (R2) sebesar 0,424 atau 42,4% diharapkan dengan seiring berjalannya waktu
dengan probabilitas (p<0,05). untuk lebih melengkapi dan meningkatkan sa-
Berdasarkan temuan penelitian ten- rana dan prasarana sekolah seperti penam-
tang adanya pengaruh kreativitas mengajar bahan peralatan media pembelajaran sehingga
guru, Pola asuh orang tua, dan iklim sekolah tidak terlalu ketinggalan jauh dengan kemajuan
terhadap pretasi belajar Ekonomi, siswa SMA teknologi pada saat sekarang ini yang harap-
swasta di Kabupaten Gunungkidul membukti- annya dapat meningkatkan mutu dari lulusan-
kan bahwa pengaruh variable Iklim sekolah nya, dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan
paling besar yakni 37,6% di bandingkan de- dapat melakukan penelitian yang lebih men-
ngan variable kreativitas mengajar Guru dan dalam dan akurat mengenai kreativitas guru
pola asuh orang tua. Hal ini mengimplikasikan baik dalam menyajikan materi, menggunakan
bahwa di dalam prestasi belajar siswa maka metode pembelajaran, dan mengembangkan
aspek yang perlu diperhatikan yaitu iklim media pembelajaran dengan cara wawancara
sekolah. Sebagai implikasi teoritisnya maka dengan responden dan menambah subjek dari
Iklim sekolah dirasakan oleh siswa menjadi penelitian sehingga bentuk kreativitasnya da-
bagian tak terpisahkan dari prestasi belajar pat lebih bervariasi dan dapat dijadikan sebagai
siswa. Terbentuknya iklim yang kondusif pada bahan acuan bagi pihak sekolah dalam menye-
sekolah dapat menjadi faktor penunjang bagi lenggarakan pendidikan yang akan datang.
peningkatan prestasi. Sebaliknya, sekolah yang
kurang menyenangkan, akan mengakibatkan
Daftar pustaka
prestasi belajar siswa akan semakin buruk.
Prestasi belajar Ekonomi, siswa SMA Djamarah, S. B. (2008) Psikologi belajar.
Swasta di Kabupaten Gunungkidul di penga- Jakarta: Rineka Cipta
ruhi oleh factor-faktor lain, ini terbukti hari Moedjiarto. (2002). Karakteristik sekolah
hasil temuan penelitian bahwa sumbangan va- unggul. Surabaya: Duta Graha
riabel bebas terhadap variable terikat adalah Pustaka.
43,1% hal ini menandakan bahwa prestasi bel-
ajar Ekonomi di pengaruhi oleh factor-faktor Presiden Republik Indonesia. Undang-undang
lain. Dalam penelitian ini walaupun sangat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
kecil pengaruh dari kreativitas mengajar guru 2003 tentang Sistem Pendidikan
dan pola asuh orang tua, namun secara tidak Nasional. 2003
langsung kreativitas mengajar guru dan pola Presiden Republik Indonesia. Undang-undang
asuh orang tua sangat berkontribusi terhadap Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
peningkatan Prestasi belajar siswa. 2005 tentang Guru dan Dosen. 2005
Dalam penelitian ini diharapkan bagi
siswa diharapkan selalu berinteraksi dengan Santrock, J.W. (2007). A topical approach to
orang-orang yang dapat mendukung dalam life-span development. New York:
belajar dan memanfatkan sarana dan prasarana McGraw-Hill.
yang ada sesuai dengan kebutuhan untuk men- Winkel,. W. S. (1996). Psikologi pendidikan
dapatkan dampak positif bagi peningkatan dan evaluasi belajar. Jakarta: PT
prestasi belajar, khususnya mata pelajaran Gramedia,.
Ekonomi, bagi guru kreativitas-kreativitas
yang telah dimiliki dapat untuk dipertahankan Muijs., D., & Reynolds, D. (2008). Effective
dan akan lebih baik jika ditingkatkan agar teaching (teori dan aplikasi).
dalam melakukan proses pembelajaran dapat Yogyakarta: Pustaka Belajar.
berjalan dengan baik. Cara-cara yang dapat

Volume 5, No 1, March 2018

Anda mungkin juga menyukai