Anda di halaman 1dari 9

1

PENGARUH KEKERASAN DALAM KELUARGA TERHADAP


PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR ANAK

PROPOSAL

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang paling sempurna dari berbagai agama di

permukaan bumi ini, ia merupakan pedoman hidup manusia untuk mencapai

kebahagian baik di dunia maupun di akhirat nanti. Islam dalam prinsipnya

mengajarkan kepada manusia menyangkut kepentingan dengan Tuhannya dan

alam sekitarnya, baik berupa ibadah, mu’amalah serta hubungan manusia dengan

Allah maupun hubungan manusia dengan manusia.

Hubungan antara manusia dengan manusia dalam kehidupan sehari-hari

yang paling utama adalah hubungan keluarga. Keluarga merupakan pondasi dasar

yang mempunyai kewajiban untuk memberikan keteladanan serta bimbingan

pendidikan kepada anak.1

Relasi antar anggota keluarga mempengaruhi proses belajar anak. Relasi

yang tidak harmonis antara anak dengan orang tua dan anak dengan saudaranya

yang lain tidak terwujudnya hubungan kasih sayang, saling pengertian dan saling

membantu satu sama lain akan besar pengaruhnya terhapdap proses dan

keberhasilan anak dalam belajarnya. Terutama dalam hubungan ini adalah

hubungan antar orang tua selaku pimpinan di dalam keluarga. Karenanya

hubungan kedua orang tua merupakan langkah awal di dalam membina hubungan

dengan anak-anaknya sehingga keluarga yang sakinah merupakan cerminan

1
Mahyuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, (Jakarta : Kalam Mulia, 2001), hal. 3
2

terhadap kemajuan bagi anak. Akan tetapi apabila keluarga dalam keadaan kacau

maka akan berpengaruh terhadap pendidikan anak.

Untuk mengembangkan potensi anak didik trsebut, perlu adanya bimbingan,

pengarahan dan pengembangan baik dari orang tua, guru maupun masyarakat.

Sebab tanpa adanya pengaruh dari luar tersebut, potensi yang ada pada anak didik

tidak akan berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah

SAW:

‫ر‬33‫ه أو ينص‬33‫ود ا ن‬33‫عن أبي ھريرۃ رضي هللا عنه قل النبي صلى هللا عليه وسلم كل مولود يو لد على الفطرۃ فأ بوا ه يھ‬

2
)‫انه أويمجسا نه (رواه البخا رى‬

Artintya : “ Dari Abu Hurairah r.a berkata : Nabi sae bersabda masing-masing
anak dilahirkan menurut fitrahnya. Maka disebabkan kedua orang
tuanyalah anak menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi“ (H. R.
Bukhari)

Berdasarkan hadist tersebut jelaslah bahwa tugas pendidikan orang tua, guru

maupun masyarakat perlu memperlihatkan contoh teladan yang baik kepada anak-

anak mereka dalam kehidupan sehari-hari, jika anak-anak tersebut melakukan

kesalahan-kesalahan haruslah membiasakan anak-anak dengan sopan santun dan

akhlak yang mulia.

Orang tua yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya akan memberikan

waktu dalam memberikan dorongan-dorongan ataupun bimbingan-bimbingan

teradap anak-anaknya. Anak diberi perhatian atau pernghargaan, sehingga anak

merasakan kasih sayang yang cukup dengan demikian si anak akan bergairah

2
Imam Bukhari, Shaih Al-Bukhari, (Kairo : Dar-al-fikri,t.t), hal. 1296
3

dalam belajarnya. Relasi antar anggota keluarga di sini sangat erat hubungannya

dengan bagaiman cara orang tua mendidik anak-anaknya.

Didalam belajar anak memerlukan pengertian dari orang tua misalnya

dengan memberikan berbagai motivasi. Ada kalanya anak merasa lemah semangat

dan tidak bergairah atau mempunyai masalah belajarnya baik di rumah ataupun di

sekolah, orang tua hendaknya mengetahui dan secepatnya memberikan dorongan

atau bimbingan sehingga anak sedapat mungkin dan secepat mungkin dapat

ditolong dari kesulitan yang dialaminya.

Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution mengemukakan bahwa :

Setiap orang tua berkeinginan anaknya dapat mencapai prestasi belajar yang
baik dan memuaskan di sekolah, harus memberikan dorongan kepada anak
untuk dapat belajar di rumah. Sehingga anak akan lebih bergairah dan lebih
bersemangat dalam belajar, karena dia tahu bahwa bukan dirinya sendiri
saja yang berkeinginan untuk maju tetapi orang tuanya pun demikian. Oleh
sebab itu sangat diperlukan adanya dorongan dari orang tua kepada anaknya
untuk selalu belajar dirumah.3

Namun masih banyak diantara orang tua tidak pernah mengetahui bagaimana

kemajuan ataupun kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi anak-anak mereka.

Hal ini tentu saja tidak terlepas dari sikap, pandangan atau persepsi orang tua

tentang pendidikan umumnya dan harapan, tujuan atau cita-cita tentang

pendidikan anak mereka khusunya. Selanjutnya Djumhur dan Moh. Surya

mengemukakan :

Sudah tentu harapan orang tua itu berbeda-beda satu sama lain, tergantung
kepada tingkat pendidikan, jabatan, kedudukan, pengalaman dan
sebagainya. Menumbuhkan cita-cita belajar pada anak bukan hal yang
mudah, tetapi merupakan usaha yang harus dapat berlaku continue,

3
Thamrin Nasution, dan Nurhalijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, (Jakarta : BPK. Gunung Mulia, 2000), hal. 56.
4

konstruktif dan sistematis, sehingga benar-benar melahirkan keadaan


fleksibel terhadap perkembangan anak. Sehingga cita-cita berlajar akan
selalu tekun dan tabah dalam belajar walupun menghadapi berbagai
tantangan, rintangan dan kesulitan dan pengaruh negative dari hubungan
sosialnya.4

Dengan demikian orang tua memgang peranan yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan anak-anaknya, bukan hanya kemampuan ekonomi tetapi

seluruh aspek-aspek yang mendorong dan memotivasi kegiatan belajar anak.

Keluarga yang tidak pernah ada kedamaian maka keberhasilan belajar seorang

anak akan sulit dicapai.

Besarnya peranan keluarga sebagai salah satu komponen (unsure)

pendidikan sudah tidak dapat dipungkiri lagi, maka berdasarkan hal tersebut

penulis mengangkat judul : “Pengaruh Kekerasan dalam Keluarga Terhadap

Pencapaian Prestasi Belajar Anak”.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan dalam pembahasan ini yaitu :

1. Bagaimana hubungan kekerasan dalam keluarga dengan prestasi belajar

anak?

2. Bagaimana pengaruh kekerasan dalam keluarga terhadap pencapaian prestasi

belajar anak?

4
Djumbur dan Surya, Mohammad. Bimbingan dan penyuluhan di
Sekolah, (Bandung : CV. Ilmu, 2001), hal. 78
5

C. Penjelasan Istilah

Untuk menghindarkan terjadinya kesalahpahaman dalam pemahaman istilah

judul yang diangkat, maka penulis perlu menjelaskan istilah yang menyangkut

dengan penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Pengaruh

Pengaruh artinya daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang berkuasa

atau berkekuatan.5 Dalam Bahasa Indonesia kontemporer pengaruh diartikan

sebagai kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu seperti orang, benda yang

turut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.6

Penergtian di atas mengarah kepada suatu pengertian yaitu bahwa pengarhu

merupakan suatu proses yang timbul pada suatu objek setelah adanya kontak

dnegan objek lain yang lebih kuat. Kata ini menunjukkan adanya hubungan dua

arah antara subjek (yang memiliki pengaruh) dengan objek (yang menerima

pengaruh).

Yang penulis maksudkan dalam pembahasan ini adalah kesan dan

perubahan yang timbul dari anak didik dalam kehidupan sehari-hari mereka

dengan interaksi yang terjadi antara mereka dengan para pendidik.

2. Kekerasan dalam Keluarga

Kekerasan dalam keluarga sering disebut dengan Broken Home. Menurut

Mawardi dalam bukunya “Kenyamanan dalam Keluarga” menjelaskan bahwa :

5
Muchlis, Bahasa Indonesia yang Baik, (Jakarta : Depdikbud, Balai
Pustaka, 2003), hal. 104
6
Peter Salim, Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,
(Jakarta : Modern English Press, 2001), hal. 1126.
6

“Broken Home yaitu kehancuran, cek-cok, keluarga yang tidak mengutamakan

musyawarah dalam setiap kegiatan, tidak menjaga hak dan kewajiban sesuai

dengan ajaran dan tatanan kehidupan”.7

Sedangkan menurut Abi M.F Yaqin broken home adalah “Keluarga yang

tidak harmonis keharmonisan, selalu bernatakan dan tidak menjunjung tinggi nilai

hak dan kewajiban masing”.8

3. Belajar

Oemar Hamalik menyebutkan bahwa : Belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing).9 Dalam

pengertian lain ia juga menyebutkan : “Belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”.10

Syarifuddin menyebutkan bahwa belajar adalah :

1. Mekanisme yang dengan itu menjadikannya anggota masyarakat yang


cakap, yang penting dalam menentukan semua keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh orang sehingga
menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan
(kapabilitas), dan
2. Kapabilitas diperoleh orang dari stimulasi yang berasal dari lingkungan
dan proses kognitif yang dilakukan oleh si pelajar.11

Adapun belajar yang penulis maksudkan dalam pembahasan ini adalah

peranan keluarga dalam mencapai prestasi belajar anak.

7
Mawardi, Kenyamanan dalam Keluarga, (Yogyakarta : Insan Cita, 2003),
hal. 45
8
Abi M. F. Yaqin, Mendidik Anak Secara Islami, (Jombang : Lintas Media,
2002), hal. 79.
9
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,Cet. VI., (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), hal. 27.
10
Ibid., hal. 28.
11
Syarifuddin, Manajemen Pembelajaran,, (Jakarta: Quantum Teaching,
2005), hal. 59.
7

D. Tujuan Pembahasan

Adapun yang menjadi tujuan dalam pembahasan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kekerasan dalam keluarga dengan

prestasi belajar anak.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kekerasan dalam keluarga terhadap

pencapaiam prestasi belajar anak.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari pembahasan proposal ini adalah :

a. Secara teoritis

- Untuk member gambaran tentang keluarga yang berantakan bila dilihat

sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak.

- Untuk menjadi bahan acuan bagi penulis sendiri dan mahasiswa lain

dalam memahami keluarga yang berantakan sangat berpengaruh

terhadap anak.

- Memperluas cakrawala berfikir dan mengembangkan pengetahuan

penulis dalam menyosong masa depan yang lebih cerah.

b. Secara praktis

Bagi penulis bisa menambah wawasan keilmuan dalam memahami keluarga

yagn berantakan sangat erat pengaruhnya terhadap pendidikan.

F. Metode Pembahasan

Adapun metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode

deskriptif yanitu metode penyelidikan untuk memecahkan masalah yang timbul

baik masa sekarang maupun yang akan dating sifatnya masih actual.12

12
Abuddin Nata, Metode Studi Islam, (Jakarta : Raja Wali Press , 2004), hal.
173
8

Dalam pembahasan masalah ini penulis mengambil Teknik Library

Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu suatu tehnik pengumpulandata melalui

perpustakaan. Di sini penulis mengumulkan data-data melalui buku-buku, kitab-

kitab, majalah-majalah, brosur jurnal, dan bahan bacaan lainya yang ada

hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas. Dengan demikian diharpkan

pengumpulan data melalui kepustakaan dapat dilakukan.

Adapun tehnik penulisan proposal ini penulis berpedoman pada “Buku

Panduan Penulis Proposal dan Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Muslem

Peusangan Bireuen 2009”.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal hasil kajian pustaka terbagi atas tiga bagian

utama yaitu bagian awal, bagian inti dan akhir.

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan pembahasan, penjelasan

istilah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang kekerasan dalam keluarga dan prestasi anak yang

mencakup tentang hakikat keluarga, pengertian kekerasan dalam keluarga dan

pengertian pretasi belajar.

Bab II membahas tentang kekerasan dalam keluarga terhadap prestasi

belajar anak yang mencakup tentang hubungan keluarga dengan prestasi belajar

anak, dampak kekerasan dalam keluarga terhadp prestasi belajar anak, keluarga

sebagai salah satu pendorong prestasi belajar anak.

Bab IV mencakup tentang kesimpulan dan saran.


9

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Abuddin NAta, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Wali Press, 2004.

Abi M. F. YAqin, Mendidik Anak Secara Islami, Jombang : Lintas Media, 2002.

Djumhur dan Surya, Mohammad. Bimibingan dan Penyuluhan di Sekolah.


Bandung : CV. Ilmu, 2001

Imam Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Kairo : Dar-al-Fikri,t. t.

Mahyuddin, Kuliah Akhlaq Tasawuf, Jakarta : Kalam Mulia, 2001.

Muchlis, Bahasa Indonesia yang Baik, Jakarta: Depdikbud, Balai, Pustaka, 2003.

Mawardi, Kenyamanan dalam Keluarga, Yogyakarta : Insan Cita, 2003.

Thamrin Nasution, dan Nurhalijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta : BPK. Gunung Mulia, 2000.

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Cet. VI., Jakarta: Bumi Aksara.

Peter Salim, Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:

Modern English Press, 200.

Syafauddin, Manajamen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching, 2005.

Anda mungkin juga menyukai