Anda di halaman 1dari 49

i

PENERAPAN METODE DRILL BIDANG STUDI AL-QUR’AN


HADITS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
DI MADRASAH ALIYAH DARUSSALAM PARIT ITUR DESA
HARAPAN JAYA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu ( S.1 )
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh

M.HAVIS NIM. 19.11.2468

PAI V E

YAYASAN PENDIDIKAN DAN AMAL SOSIAL AN-NADWAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL TAHUN 2021/2022
ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBARAN PERSETUJUAN SEMINAR .................................................. ii

MOTTO........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………….7

C. Fokus Masalah ............................................................................... 7

D. Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 8

E. Landasan Teoritis ........................................................................... 9

F. Studi Relevan ................................................................................ 27

BAB II PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 31

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 32

C. Setting dan Subjek Penelitian ......................................................... 34

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 35

E. Metode Analisis Data ..................................................................... 38

F. Jadwal Penelitian............................................................................ 40

DaftarPustaka

iv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan dasar bagi perkembangan masyarakat yang

harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional yang telah disesuaikan

dengan undang-undang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003 yang

berbunyi : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yng beriman dan bertakwa kepada tuhan

yang maha esa, berakhlak mulia, sehat cakap kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

Pendidikan dikembangkan bertujuan untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan

yang maha esa, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. 2

Pendidikan merupakan proses mendidik, membina, mengendalikan,

mengawasi, memengaruhi dan menstransmisikan ilmu pengetahuan yang

dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik untuk membebaskan

1
Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, ( Bandung : Pustaka Setia, 2011 ), hlm.64.
2
Ibid.

1
2

kebodohan, meningkatkan pengetahuan, dan membentuk kepribadian yang

lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, dalam bukunya

Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah ( Filsafat Pendidikan Islam ), berpendapat

bahwa pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku individu pada

kehidupan pribadi serta alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu

aktivitas asasi dan sebagai proses diantara profesi-profesi dalam masyarakat.3

Sekolah sebagai substansi sosial berfungsi dalam mengintekrasikan

semua yang ada di dalamnya. Baik penyusunan tujuan sekolah, maupun

penggunaan pengetahuan untuk menjalankan tugas sekolah yaitu pengajaran

dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan keperluan masyarakat sebagai

suatu keunikan. Di dalamnya di berlakukan pengetahuan tentang pendidikan

psikologi, komunikasi, Bahasa dan lain sebagainya bagi pelaksanaan tugas

pembelajaran. 4

Keberhasilan suatu proses pembelajaran diukur dari sejauh mana siswa

dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Seorang guru

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila ia menguasai dan mampu

melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang

sesuai dengan pelajaran, tujuan dan pokok bahasan yang diajarkan. Bahan ajar

yang disesuaikan belum tentu dapat dicerna oleh siswa bila tidak disampaikan

dengan baik. Proses penyampaian ini memerlukan kecakapan khusus. Dengan

3
Abuddin Nata, Sosiologi Pendidikan Islam, ( Jakarta: Rajawali press, 2014 ), hlm
19.
4
Martinis Yamin, dkk, Standarisasi Kinerja Guru, ( Jakarta : Gaung Persada GP
Press, 2010 ), hlm.63.
3

demikian perlu penguasaan guru terhadap metode penyampaian agar para

siswa tidak pasif, melainkan terlibat secara aktif dalam proses belajar

mengajar.5

Belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara

faktor internal pada diri pebelajar dengan faktor eksternal atau lingkungan,

sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. 6 Mengajar adalah suatu aktivitas

mengorganisasikan atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. 7

Dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari yang namanya

metode mengajar, dimana kita tahu Metode mengajar ialah cara yang

digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar. Karena

penyampaian itu berlangsung secara interaksi edukatif, dipergunakan oleh

guru dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya

pengajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk

menciptakan proses belajar mengajar.

Mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam

menciptakan suasana belajar, metode yang digunakan oleh guru diharapkan

mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi pelajar sehubungan

dengan kegiatan mengajar guru. Keberadaan metode pengajaran menunjukkan

pentingnya metode dalam sistem pengajaran 8

5
Martinis Yamin, dkk, Taktik mengembangkan kemampuan individual siswa, (
Ciputat : Referensi ( GP Press Group), 2012 ) hlm119.
6
Martinis Yamin, dkk, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan,( Jakarta : Referensi, 2012 ), hlm.9.
7
Nasution, didaktik Asas-asas Mengajar, ( Jakarta : Bumi AKsara, 2010 ), hlm.4.
8
Ibid, hlm.88.
4

Tujuan dan isi pengajaran yang baik tanpa didukung metode

penyampaian yang baik dapat melahirkan hasil yang tidak baik.dapat

melahirkan hasil yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan islam menaruh

perhatian yang besar terhadap masalah metode drill ini. Sebagaimana firman

Allah dalam al-qur’an surah Al-Qiyamah Ayat 16-18.

ُ‫)فَإِذَا قَ َرأْنَاهُ فَاتَّبِ ْع قُ ْرآنَه‬١٧( ُ‫علَ ْينَا َج ْمعَهُ َوقُ ْرآ َنه‬
َ ‫) إِ َّن‬١٦( ‫ال ت ُ َح ِ ِّر ْك بِ ِه ِل َسانَكَ ِلت َ ْع َج َل بِ ِه‬
)١٨(
Artinya : Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al
Quran) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya
Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan
membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya,
maka ikutilah bacaannya itu. (Qs. Al-Qiyamah.16-18).

Ayat di atas bagaikan menyatakan: Janganlah engkau, wahai Nabi

Muhammad, menggerakkan dengannya, yakni menyangkut al-Qur’an,

lidahmu untuk membacanya sebelum malaikat Jibril selesai membacakannya

kepadamu karena engkau hendak mempercepat menguasai bacaan-nya takut

jangan sampai engkau tidak menghafalnya atau melupakan salah satu bagian

darinya.9

Berdasarkan makna ini dapat diinterpretasi bahwa dalam

menggunakan metode drill di mana ada proses latihan yang dilakukan secara

berulang-ulang hendaknya dilakasanakan dalam proses pembelajaran tidak

terburu-buru. Proses latihan yang dilaksanakan secara berulang tersebut

haruslah memperhatikan secara lebih jelas apa yang disampaikan oleh guru

dalam proses pembelajaran.

9
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an (
Jakarta : Lentera Hati 2002), hlm.633.
5

Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah pengumpulannya sehingga

sempurna ucapan katanya tanpa harus mendahului Jibril dalam

pengucapannya atau pengumpulannya di dalam dadamu dan engkau mampu

menghafalnya tanpa bersusah payah dan atas tanggungan Kami pula

pembacaannya sehingga engkau pandai dan lancar membacanya. Jika

demikian, maka apabila Kami—melalui malaikat Jibril—telah selesai

membacakannya kepadamu, maka ikutilah dengan lidah, pendengaran hati,

serta pikiranmu secara sungguh-sungguh, atau ikutilah dengan pengamalan

pesan bacaannya, yakni bacaan Jibril atau bacaan alQur’an itu. Kemudian,

sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah penjelasan, makna-makna-nya.10

Kata yang menggambarkan makna metode drill dalam pembelajaran

al-qur’an hadis dari ayat di atas adalah faiza qara’nahu fattabi’ qur’anahu

artinya apabila telah selesai Kami membacakannya maka ikutilah bacaannya

itu. Penekanan kata di sini adalah kata faiza qara’nahu fattabi’

qur’anahu/maka apabila telah Kami selesai membacakannya, maka ikutilah

bacaannya. Di sini terdapat proses pelatihan yang diberikan oleh Malaikat

Jibril pada Nabi Muhammad SAW untuk mengulangi apa yang telah

dibacakan. Mengulangi apa yang dibacakan menggambarkan adanya ”latihan

yang dilakukan secara berulang-ulang” yang harus dilaksanakan agar lebih

dapat memahami dengan baik.

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai salah satu mata pelajaran, di

dalamnya terdapat sejumlah materi yang berkaitan dengan kompetensi

10
ibid
6

membaca, menulis, menghapal, mengerjakan latihan-latihan dari materi

tersebut. Tentunya untuk mencapai kompetensi siswa tersebut agar dapat

menguasai sejumlah materi yang di bebankan dalam mata pelajaran ini,

pendidik harus memiliki metode yang tepat agar peserta didik benar-benar

dapat mencapai apa yang diharapkan secara maksimal.

Pembelajaran al-qur’an hadis dalam prosesnya, dibutuhkan latihan

untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca Al-Qur’an dan

Hadis, sehingga diharapkan siswa dapat tertarik dan semangat untuk

mempelajarinya. Latihan-latihan dalam pembelajaran al-qur’an hadis tersebut

biasa disebut metode drill.

Metode drill adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran

dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah

diberikan. Metode drill atau latihan merupakan metode pembelajaran

digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa

yang telah dipelajari. 11

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Aliyah

darussalam parit itur desa harapan jayakuala Tungkal diperoleh data bahwa

terdapat 2 guru yang mengampu bidang studi Al-Qur’an Hadits, dalam proses

belajar mengajarnya para guru menggunakan berbagai metode konvensional

diantaranya ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan dan latihan/drill. Dari

beberapa metode tersebut metode drill merupakan metode yang digunakan

dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadist. Karena Al-Qur’an Hadist memerlukan

11
Ahmad Munjin Nasih, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
( Bandung : PT Refika Aditama, 2013 ), hlm.91.
7

banyak latihan-latihan seperti hapalan dan latihan tertulis lainnya. Namun

dalam proses belajar mengajar guru lebih sering menggunakan metode

ceramah serta penugasan baik disekolah maupun dirumah, hal ini

menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

salah satu pendidik yang mengampu Al-Qur’an Hadis telah

menerapkan metode drill dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuannya agar

siswa lebih aktif dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadis. Hanya saja latihan ini

tidak dilakukan secara terus menerus mengingat jadwal mata pelajaran bidang

studi Al-Qur’an Hadits hanya dilakukan 1 kali dalam satu minggu dan latihan

dilaksanakan ketika guru telah selesai menjelaskan kompetensi yang akan

dicapai.

Dalam pelaksanaan metode drill / latihan guru menggunakan teknik

modul belajar, dimana dalam proses mengajar nya guru menggunakan buku

paket sebagai sumber belajar untuk menunjang terjadinya proses belajar

mengajar. Dan dalam pelaksanaannya metode drill memiliki kelemahan

diantaranya siswa menjadi mudah bosan, masih ada siswayang malas ketika

mengerjakan latihan, selain itu siswa belum sepenuhnya menguasai materi

karena tidak memperhatikan saat guru menjelaskan pelajaran, bahkan masih

ada siswa yang main-main, ribut bahkan mengobrol dengan teman

sebangkunya, hal ini mengakibatkan kurangnya keterampilan siswa dalam

menjawab soal-soal yang diberikan. Tidak banyak siswa yang menjawab soal

tidak seperti yang diajarkan gurunya atau menjawab diluar konsep yang telah
8

diterima sebelumnya. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, namun

terkadang ada siswa yang tidak memperhatikan nilai nya. 12

kelebihan penggunaan metode drill ini diantaranya dengan

pelaksanaan metode ini siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran

dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya. Dan dengan

menggunakan model ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam

mengikuti proses belajar pembelajaran dan mampu mengkonstruksi sendiri

pengetahuan-pengetahuan baru yang akan didapat melalui proses belajar.

Dengan demikian pembelajaran akan lebih bermakna sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di Mts Al-Hidayatul

Islamiyah, sebagai sekolah yang sudah menerapkan metode drill, namun

ternyata penulis masih melihat adanya gejala-gejala sebagai berikut :

a. Masih banyak siswa yang belum menguasai materi-materi yang bersifat

hapalan

b. siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

c. siswa tidak memperhatikan saat guru menyampaikan pelajaran

d. Tidak banyak siswa yang menjawab soal tidak seperti yang diajarkan

gurunya atau menjawab diluar konsep yang telah diterima sebelumnya

e. Masih ada siswa yang tidak mengerjakan latihan yang diberikan guru

f. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan hasil belajarnya terutama nilai

yang diperoleh

12
Observasi Awal, di Madrasah Aliyah Darussalam Parit IturDesa Harapan Jaya,
pada Tanggal 21 Oktober 2021, Jam 10.00.
9

Melihat dari masalah yang terjadi pada siswa tersebut, penulis ingin

mendalami lebih jauh hal tersebut dan bermaksud menyusun skripsi dengan

judul “ Penerapan Metode Drill Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Terhadap

Hasil Belajar Siswa di Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulis merumuskan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan metode drill bidang studi al-qur’an hadits terhadap

hasil balajar siswa di Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya?

2. Apa Saja hambatan yang dihadapi guru dalam penerapan metode drill

bidang studi al-qur’an hadits terhadap hasil balajar siswa di Aliyah

Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya?

3. Apa solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan yang dihadapi

dalam penerapan metode drill bidang studi al-qur’an hadits terhadap hasil

balajar siswa di Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya ?

C. Fokus Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas. Serta agar

penelitian ini terarah dan pembahasan terfokus, maka peneliti ini mencoba

memfokuskan permasalahan penelitian yang dianggap penting dan sesuai

dengan pokok permasalahan. Dimana fokus masalah tersebut mengenai

penerapan metode drill, bidang studi Al-qur’an Hadits dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan masalah tersebut maka penulis hanya membatasi pada Kelas XII

saja di Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya.


10

D. Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan Penelitian :

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode drill bidang studi al-

qur’an hadits terhadap hasil balajar siswa di Aliyah Darussalam Parit

Itur Desa Harapan Jaya ?

b. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi guru dalam

penerapan metode drill bidang studi al-qur’an hadits terhadap hasil

balajar siswa di Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya ?

c. Untuk mengetahui apa solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi

hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode drill bidang studi al-

qur’an hadits terhadap hasil balajar siswa di Aliyah Darussalam Parit

Itur Desa Harapan Jaya ?

2. Kegunaan Penelitian :

a. Bagi penulis dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan yang dapat

dipahami sebagai pedoman untuk membantu dan melanjutkan kegiatan

penelitian dimasa yang akan datang dalam dunia pendidikan.

b. Diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi

para guru, khususnya pengampu mata pelajaran Al-Qur’an Hadits

untuk memaksimalkan fungsinya agar tercapai tujuan yang diharapkan.

c. Memberikan masukan kepada pihak yang ingin melakukan penelitian

lebih lanjut tentang permasalahan yang berhubungan dengan metode

pembelajaran.
11

d. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Strata Satu (S1)

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam An-

Nadwah Kuala Tungkal.

E. Landasan Teori

1. Kajian tentang penerapan metode Drill

a. Pengertian Penerapan Metode drill

Penerapan berasal dari kata dasar “ terap” yang artinya berukir

kemudian mendapat imbuhan pe-an sehingga kata tersebut menjadi

penerapan yang berarti pemasangan, pengenaan, perihal

memperaktekkan. Dengan demikian penerapan adalah suatu perbuatan

mempraktikan suatu teori.13

Metode adalah seperangkat cara, dan jalan yang digunakan

oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat

mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu

yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran.

Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu

mempunyai fungsi ganda yaitu bersifat polipragmatis, monopragmatis

Polipragmatis apabila metode tersebut mengandung kegunaan

yang serba ganda (multipropose), misalnya suatu metode tertentu pada

situasi kondisi tertentu dapat digunakan untuk membangun atau

memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat tergantung pada si pemakai

13
Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Sandro Jaya ) hlm.512.
12

atau pada corak, bentuk, dan kemampuan menggunakan metode

sebagai alat. Sebaliknya, monopragmatis apabila metode mengandung

satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.

Menurut M.Arifin penggunaan metode bersifat konsisten,

sistematis dan kebermaknaan menurut kondisi sasarannya. Mengingat

sasaran metode adalah manusia, sehingga pendidik dituntut untuk

berhati-hati dalam penerapannya. 14

Ahmad Tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

metode adalah suatu cara mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk

mencapai tujuan pengajaran. Semakin baik metode yang digunakan

akan semakin efektif dan efesien pula pencapaian tujuannya. Dengan

berbagai macam metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran dapat menilai kemampuan siswa dalam memahami

materi yang diajarkan.15

Metode latihan ( drill) merupakan metode pembelajaran yang

digunakan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan dari apa

yang telah dipelajari. Dalam pembelajaran pendidikan agama islam,

materi yang bisa diajarkan dengan metode ini diantaranya adalah

materi yang bersifat pembiasaan, seperti ibadah shalat, mengkafani

jenazah, baca tulis alqur’an dan lain-lain. 16

14
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam.( Jakarta : Kalam Mulia, 2013). hlm 272.
15
Martinis Yamin, standarisasi kinerja guru, ( Jakarta : Gaung Persada Press,
2010),hlm.144.
16
Ahmad Munjin Nasih, Loc.Cit, hlm.91.
13

Metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai

suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan – kegiatan

latihan, agar siswa memiliki keterampilan atau keterampilan yang

lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. 17

Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan

suatu cara mengajar yang baik untuk menanmkan kebiasaan-kebiasaan

tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan

yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan

keterampilan.18

Menurut Nana Sudjana, metode drill adalah suatu kegiatan

melakakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh

dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan

suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen. Ciri khas dari

metode ini adalah kegiatan berupa pengulangan yang berkali-kali dari

suatu hal yang sama.19

Metode drill atau latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari materi yang

17
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2012 ),hlm.125.
18
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2015
), hlm.95.
19
http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-drill-pengertian-prinsip-tujuan.html,
pada tanggal 4 November 2021, jam.11.00.
14

telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/

inisiatif peserta didik untuk berpikir. 20

Secara umum pembelajaran dengan metode latihan (drill )

biasanya digunakan agar siswa : (1) Meningkatkan hal-hal yang

bersifat motorik, seperti menghafal kata-kata, menulis dan

mempergunakan alat, (2) Untuk melatih kecakapan intelek seperti

menggalikan, membagi, menjumlahkan, dan (3) memiliki kemampuan

menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain. 21

b. macam-macam metode drill

1) Teknik Inquiry (kerja kelompok)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik

untuk bekerja sama dan memecahakan masalah dengan cara

mengerjakan tugas yang diberikan.

2) Teknik Discovery (penemuan)

Dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses kegiatan

mental melalui tukar pendapat, diskusi.

3) Teknik Micro Teaching

Digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai calon

guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan

memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan dan sikap

sebagai guru.

4) Teknik Modul Belajar

20
Departemen Agama RI Direktorat kelembagaan agama islam ( Jakarta : 2012),
hlm.130.
21
Ahmad Munjin Nasih, Loc.Cit,,hlm.91.
15

Digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket belajar

berdasarkan performan (kompetensi).

5) Teknik Belajar Mandiri

Dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar sendiri,

baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 22

c. Prinsip dan tujuan penggunaan menggunakan metode drill .

1) Peserta didik harus diberi pengertian yang mendalam sebelum

diadakan latihan tertentu

2) Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, jika

pada mulanya metode latihan kurang berhasil maka diadakan

perbaikan agar kemudian bisa lebih sempurna

3) Latihan tidak perlu memakan waktu lama, yang lebih penting adalah

intensitas latihan

4) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan peserta didik.

5) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan

berguna. 23

Penggunaan istilah latihan sering disamakan artinya dengan istilah

ulangan, padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar

pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik

dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk

mengukur sejauh mana dia telah menyerap pengajaran tersebut.

22
http://sarjanaspdi.blogspot.com/2013/05/metode-driil.html, pada tanggal 16
November 2021, jam.22.00
23
Chusnul Chotimah, Muhammad Fatturrohman, Paradigma Baru Sistem
Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran (
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2018 ),hlm.355
16

Pengajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik selalu

akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

1) Anak didik itu akan dapat mempergunakan daya berpikirnya yang

makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang

baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti

dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya pikirnya

bertambah

2) Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak

didik tersebut akan memperoleh paham yang lebih baik dan lebih

mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki sejauh mana kemajuan

yang telah dicapai oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.

Salah satunya yaitu mengukur kemajuan tersebut melalui ulangan (

tes) tertulis atau lisan.

Guru harus mempertimbangkan semua jawaban anak didik

tetapi setiap jawaban tidak selalu harus dinyatakan dengan angka

untuk mengisi rapor. Banyak hal yang tidak dapat bahkan tidak perlu

dinyatakan dengan angka, karena masalahnya dikaitkan dengan tujuan

bagaimana pengetahuan dan kecakapan itu dapat dimiliki sepenuhnya

oleh anak didik secara nyata. Hal ini yang menyebabkan perlu

penggunaannya metode latihan.

Pemeriksaan latihan ini dapat dilakukan dengan cara :

1) Secara klasikal, yaitu murid menukarkan pekerjaannya dengan

pekerjaan temannya yang lain.


17

2) Secara individual, yaitu guru membuat jawaban yang benar,

selanjutnya anak didik mencocokkannya dengan latihan mereka

masing-masing.

3) Anak didik mencocokkan dengan kunci jawaban yang telah

tersedia lebih dahulu.

Penilaian seperti dimaksud diatas mempunyai faedah/ arti

sebagai berikut :

Pertama : untuk memberikan umpan balik ( feedback ) kepada

guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Kedua

: untuk menentukan angka kemajuan/ hasil belajar masing-masing

anak didik. Ketiga : untuk menempatkan anak didik dalam situasi

balajarmengajar yang tepat. Dimana seharusnya anak didik

ditempatkan ( misal dalam penentuan jurusan ) sesuai dengan tingkat

kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Keempat : untuk

mengenal latar belakang ( psikologis, fisik, dan lingkungan ) anak

didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat

digunakan sebagai dasar memecahkan kesulitan belajar tersebut.

Fungsi guru dalam menilai latihan dan ulangan terletak pada

fungsi untuk memberikan umpan balik dan untuk menentukan angka

kemajuan. Sedangkan untuk menentukan anak didik dalam situasi

belajar-mengajar yang tepat dan fungsi untuk mengetahui latar

belakang dari anak didik, adalah fungsi dari petugas bimbingan dan

penyuluhan.
18

d. Kelebihan metode drill

1) Dalam waktu yang relatif singkat, siswa dapat dengan cepat

memperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.

2) Dapat menanamkan pada siswa kebiasaan belajar secara rutin dan

disiplin.

3) Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam

melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

4) Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan antara siswa

yang disiplin dan yang kurang memperhatikan saat berlangsungnya

pengajaran.

5) Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-

sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingat siswa, karena

seluruh fikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran

yang dilatihkan.

6) Siswa akan dapat menggunakan daya pikirnya dengan bertambah

baik, karena dengan pengajaran yang baik maka siswa akan

menjadi lebih teratur dan teliti. 24

e. Kelemahan metode drill

1) Dapat menghambat inisiatif siswa, di mana inisiatif dan minat

siswa yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu

penyimpangan dan pelanggaran dalam pengajaran yang diberikan.

2) Kurang memperhatikan penyesuaiannya dengan lingkungan.

24
http://sarjanaspdi.blogspot.com/2013/05/metode-driil.html,pada tanggal 16
November 2021 , jam.22.10.
19

3) Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang kaku dan dalam

memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak otomatis.

4) Dapat menimbulkan verbalisme.

5) Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan

suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan. 25

Kelemahan-kelemahan diatas dapat diatasi dengan memperhatikan hal-

hal berikut ini :

1) Guru mengarahkan anak didik untuk memberikan respon yang

maksimal dari reaksi yang tepat.

2) Jika terdapat kesulitan pada anak didik pada saat merespon,

mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang

menimbulkan kesulitan tersebut.

3) Berikanlah segera penjelasan-penjelasan baik bagi reaksi atau

merespon yang betul maupun salah. Hal ini perlu dilakukan agar

siswa dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya.

4) Usahakan siswa memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan

merespon

5) Istilah-istilah baik berupa kata-kata Maupun kalimat yang

digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh anak didik. 26

f. Penerapan metode drill

Dalam menerapkan metode drill ini harus diperhatikan pula antara

lain :

25
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit,hlm.96
26
Ahmad Munjin Nasih, Op.Cit,hlm.91
20

1) Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan

anak didik, karena itu waktu yang digunakan cukup singkat.

2) Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu

menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha

menumbuhkan motif untuk berfikir.

3) Agar anak didik tidak ragu maka anak didik lebih dahulu diberikan

pengertian dasar tentang materi yang diberikan. 27

Melihat hal-hal tersebut diatas, maka guru pada saat

memberikan latihan harus lah siap lebih dahulu, tidak secara

spontanitas saja memberi latihan, sehingga waktu mengadakan evaluasi

terhadap hasil latihan segera guru dapat melihat segi kemajuan anak

didik antara lain : daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir

dari tiap anak yang diberi tugas latihan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode drill

adalah salah satu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan

latihan, agar siswa memperoleh keterampilan ketangkasan dari materi

yang telah dipelajari. Bentuk-bentuk Metode driil ada 5 yaitu teknik

inquiry, discovery, micro teaching, modul belajar dan belajar mandiri.

Dalam metode drill terdapat kelemahan serta kelebihan diantara

kelemahannya yaitu bila dilaksanakan dengan pengawasan yang ketat

maka akan cepat bosan, dan kelebihannya yaitu siswa akan

27
Zakiyah Daradzat, Op.cit, hlm.302-304.
21

memperoleh kemahiran dan ketangkasan dari sesuatu yang telah

dipelajarinya.

Adapun indikator metode drill yaitu :

1. Guru memberikan pengertian tentang arti latihan yang akan

dilaksanakan

2. Menjelaskan kegunaan latihan tersebut untuk masa yang akan

datang

3. Guru menggunakan latihan secara bertahap berawal dari ketepatan

siswa menguasai materi kemudian kecepatan siswa dalam

mengikutinya

4. Guru menggunakan waktu latihan tidak terlalu lama sehingga anak

didik tidak mengalami kejenuhan

5. Guru mengadakan latihan sesuai dengan kemampuan siswa untuk

mengikutinya

2. Kajian tentang bidang studi Al-Qur’an Hadist

a. Pengertian Al-Qur’an

Kata Al-Qur’an berasal dari Bahasa arab qara’a – yaqrau-

qur’anan yang berarti bacaan. Sedangkan pengertian Al-Qur’an

menurut istilah , para ulama berbeda-beda dalam merumuskan

definisinya, antara lain :

1) Muhammad Ali Ash – Shabuni, mendefinisikan Al-qur’an adalah

firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw. Penutup para Nabi dan rasul, dengan perantara


22

Malaikat jibril as dan ditulis pada mushaf-mushaf yang di

sampaikan secara muttawatir, serta membaca dan mempelajarinya

merupakan ibadah yang dimulai dari Surah Al-Fatihah dan diakhiri

dengan Surah An-Naas.

2) Menurut Dr. Subhi Al-Salih mendefiniskan Al-Qur’an adalah

kalam Allah SWT yang merupakan Mukjizat yang di turunkan

kepada Nabi Muhammad Saw dan di tulis di mushaf serta

diriwayatkan dengan muttawatir di mana membacanya termasuk

ibadah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Al-Qur’an adalah

firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang bernilai

mukjizat, diturunkan melalui perantara Malaikat Jibril as. Yang ditulis

pada mushaf – mushaf, suatu ibadah bagi muslim yang

mempelajarinya, diriwayatkan kepada kita secara mutawattir diawali

dengan surah Al-Fatihah dan di akhiri dengan Surah An-Nass, sebagai

petunjuk bagi manusia.

Sedangkan kata hadits merupakan isim (kata benda) yang

secara bahasa berarti kisah, cerita, pembicaraan, percakapan atau

komunikasi baik verbal maupun lewat tulisan. Bentuk jamak dari

hadits yang lebih populer di kalangan ulama muhadditsin adalah

ahadits, dibandingkan bentuk lainnya yaitu hutsdan atau hitsdan. Dan

yang dikatakan Hadist adalah sesuatu yang dilakukan oleh Nabi

Muhammad SAW, baik itu perbuatan, perkataan, perilaku dan lain


23

sebagainya tentang Rasulullah untuk menjelaskan kandungan Al-

Qur’an.28

Dari uraian diatas dapat di simpulkan bahwa Pembelajaran Al-

Qur’an Hadits adalah proses belajar mengajar mengenai bagaimana

memahami dan menjelaskan makna dari Al-Qur’an Hadits serta

mengeluarkan hukum – hukum yang terdapat di dalamnya, agar kita

tidak salah dalam melaksanakan apa saja perintah dan larangan yang

ada di dalam kedua pusaka tersebut.

Adapun indikatornya yaitu :

1. Guru membuat rumusan tujuan pembelajaran melalui rencana

proses pembelajaran

2. Guru harus menyebutkan standar kompetensi yang harus dicapai

siswa

3. Siswa mampu melafadkan makhrijul huruf dengan benar

4. Siswa mampu menghafal ayat-ayat dengan benar

5. Siswa terampil mnuliskan ayat al-qur’an dengan benar

3. Kajian teori tentang hasil belajar siswa

a. Pengertian hasil belajar siswa

Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “ Scholastic

achievement” atau “academic achievement” adalah seluruh kecakapan

dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang

dinyatakan dengan angka-angka atau nilai berdasarkan tes hasil

28
http://kumpulanreferansi.blogspot.com/2017/09/pengertian-tujuan-fungsi-urgensi-
dan.html , pada tanggal 01 Desember 2021, jam.10.05.
24

belajar. Menurut Gagne dan Driscoll hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan

mengajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa ( Learner’s

performance ). Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan internal ( capability ) yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi

seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu.

Dick dan Raiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan

pembelajaran, yang terdiri atas empat macam yaitu pengetahuan,

keterampilan intelektual, keterampilan motoric dan sikap. Sedangkan

Bloom,et.al membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah

kognitif ( pengetahuan ), ranah afektif ( sikap ) dan psikomotorik (

keterampilan motorik ).

Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tingkat atau

kemampuan yang harus dicapai ( level of competence ). Untuk ranah “

pengetahuan” mulai dari tingkat paling ringan yaitu mengingat

kembali ( recall ), memahami ( comprehension ), penerapan (

application ) , analisis ( analysis ) sintesis ( synthesis ) sampai evaluasi

( evaluation ). Ranah sikap mulai dari menangkap merespon pasif.

Bereaksi dengan suka rela / merespon aktif, mengapresiasi,

menghayati/internalisasi, sampai akhirnya menjadi karakter atau

jiwanya ( life style). Sedangkan tanah psikomotorik mulai dari tingkat


25

mengamati, selanjutnya membantu melakukan, melakukan sendiri,

melakukan dengan lancar sampai secara otomatis atau reflekstoris.

Menurut Arikunto yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran

yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam

bentuk angka, huruf atau kata-kata baik sedang, kurang dan

sebagainya.

Menurut Djamarah hasil belajar adalah hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri dalam

individu sebagai hasil dari aktivitas belajar yang biasanya dinyatakan

dalam bentuk angka atau huruf. Perubahan sebagai hasil dari proses

belajar juga dapat ditunjukan dalam bentuk seperti perubahan

pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan k,

kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada

individu yang belajar.29

Belajar merupakan setiap perubahan yang relative menetap

dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman. Dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar.30

Morgan dkk, memberikan definisi bahwa belajar adalah

peruahan perilaku , disamping itu juga dikemukakan bahwa perubahan

29
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Referensi ( GP Press Grup ),
2013) hlm 69-70.
30
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2013 ), hlm.85.
26

perilaku itu sebagai akibat belajar karena latihan atau pengalaman.

Pada pengertian latihan dibutuhkan usaha dari individu yang

bersangkutan, sedangkan pada pengertian pengalaman seseorang atau

individu dapat berubah perilakunya, di samping perubahan itu dapat

disebabkan oleh latihan.

Menurut Gagne hasil belajar dibagi menjadi lima kategori

yaitu:

1) Informasi verbal (Verbal Information)

Informasi verbal adalah kemampuan yang membuat siswa

memberikan tanggapan khusus terhadap stimulus yang relatif

khusus. Untuk menguasai kemampuan ini siswa hanya dituntut

untuk menyimpan informasi dalam sistem ingatannya.

2) Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill)

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang menuntut

siswa untuk melakukan kegiatan kognitif yang unik. Unik disini

artinya bahwa siswa harus mampu memecahkan suatu

permasalahan dengan menerapkan informasi yang belum pernah

dipelajari.

3) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)

Strategi kognitif mengacu pada kemampuan mengontrol

proses internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan

memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berpikir.

4) Sikap (Attitudes)
27

Sikap ini mengacu pada kecenderungan untuk membuat

pilihan atau keputusan untuk bertindak di bawah kondisi tertentu.

5) Keterampilan Motorik

Keterampilan motorik mengacu pada kemampuan

melakukan gerakan atau tindakan yang terorganisasi yang

direfleksikan melalui kecepatan, ketepatan, kekuatan, dan

kehalusan.

b. tipe-tipe hasil belajar

Tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting

diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang/mendesain pengajaran

secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar mengajar

keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai

siswa, di samping diukur dari segi prosesnya. Tipe hasil belajar harus

nampak dalam tujuan pengajaran, sebab tujuan itulah yang akan

dicapai oleh proses belajar mengajar. Tujuan pengajaran yang ingin

dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni kognitif, afektif,

dan psikomotor

c. faktor yang mempengaruhi belajar

para ahli telah menemukan faktor yang mempengaruhi hasil

belajar seseorang. Faktor-faktor yang mereka kemukakan beragam,

tapi pada dasarnya dapat dikategorikan ke dalam dua factor, yaitu

factor yang berasal dari dalam diri pelajar dan faktor yang dating dari

luar diri pelajar atau factor lingkungan.


28

Faktor yang datang dari diri pelajar terutama kemampuan yang

dimilikinya. Faktor kemampuan pelajar besar sekali pengaruhnya

terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping kemampuan , faktor

lain yang juga mempunyai kontribusi terhadap hasil belajar seseorang

adalah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekunan, faktor fisik dan faktor fsikis. Adanya pengaruh dari

dalam diri prlajar merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa

perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang

disadarinya. Jadi, sejauh mana usaha pelajar untuk mengkondisikan

dirinya bagi perbuatan belajar untuk mengkondisikan dirinya bagi

perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai.

Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh pelajar

masih dipengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya, yang

disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas

pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar pada hakikatnya

tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar

disekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas pengajaran. 31

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh

guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok

31
Departemen Agama RI Direktorat jenderal kelembagaan agama islam, Metodologi
pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : 2002 ), hlm.64.
29

bahasan. Hasil belajar tidak berupa nilai saja, tetapi dapat berupa

perubahan perilaku yang menuju pada perubahan positif.

Adapun Indikator hasil belajar yaitu :

1. adanya kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan

motivasi belajar instrinsik pada siswa

2. menambah keyakinan dan kemampuan dirinya

3. hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya

4. hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh baik dari segi

afektif, kognitif, psikomotorik

5. hasil belajar yang diperoleh sesuai dengan nilai kkm

F. Studi relevan

Studi relevan sering juga disebut dengan kajian terdahulu atau literatur

review. Judul penelitian yang peneliti pilih sudah banyak memiliki kesamaan

yaitu mengenai ”Penerapan Metode Drill pada bidang studi Al-Qur’an Hadist

terhadap Hasil Belajar Siswa di Aliyah darussalam parit itur desa harapan

jayaKuala Tungkal”. Untuk menghindari duplikasi, maka peneliti melakukan

penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu.

Peneliti mencoba mencari karya tulis yang memiliki kesamaan dengan

skripsi ini. Beberapa karya tulis skripsi peneliti temukan diantaranya sebagai

berikut :

1. Karya tulis skripsi yang dibuat oleh Saudari Mustika, sarjana strata 1 ( S1)

lulusan dari Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) An-Nadwah Kuala


30

Tungkal tahun 2017 dengan judul “ Efektivitas Metode Menghapal pada

Bidang Al-Qur’an hadits terhadap Hasil Belajar Siswa di MA PHI Kuala

Tungkal”.

Fokus dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas metode menghafal

terhadap hasil belajar siswa. Data dikumpulkan melalui metode observasi,

interview (wawancara), dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

(verifikasi). Fokus masalah pada penelitian ini lebih kepada penerapan

metode menghafal Al-Qur’an Hadis terhadap Hasil Belajar Siswa, kendala

yang dihadapi dalam penerapan metode menghapal terhadap Hasil Belajar

Siswa dan upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala yang

dihadapi dalam penerapan metode menghapal terhadap Hasil Belajar

Siswa. Hasil penelitian ini adalah metode menghafal dilakukan dengan

cara pendidik menjelaskan materi terlebih dahulu baru memberikan tugas

untuk menghapal ayat tersebut dan disetorkan pada pertemuan

selanjutnya.32

2. Karya tulis skripsi yang dibuat oleh Saudari Sulistiyana , sarjana strata 1 (

S1) lulusan dari Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI ) An-Nadwah Kuala

Tungkal tahun 2018 dengan judul “ penerapan metode resitasi pada

pembelajaran al-qur’an hadis dalam meningkatkan hasil belajar siswa di

madrasah Aliyah al-khairiyah teluk nilau kecamatan pengabuan.

32
Mustika, Efektivitas Metode Menghapal pada Bidang Al-Qur’an hadits terhadap
Hasil Belajar Siswa di MA PHI Kuala Tungkal.( Kuala Tungkal : STAI An-Nadwah, 2017).
31

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode

resitasi pada pembelajaran al-qur’an hadis dalam meningkatkan hasil

belajar siswa. Teknik pengumpulan data meliputi Observasi, Wawancara

dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah penerapan metode resitasi

pada pembelajaran al-qur’an hadis dalam meningkatkan hasil belajar siswa

lebih efektif, lebih cepat faham dan dapat mengembangkan kreativitas

siswa. Kendala penerapan metode resitasi pada pembelajaran al-qur’an

hadis dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah minimnya sumber

referensi yang dimiliki guru, siswa kurang memperhatikan. Dan upaya

guru Al-qur’an Hadis dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu

menciptakan sikap dan suasana yang menarik dan menciptakan kesiapan

belajar.33

3. Karya tulis Skripsi yang di buat oleh saudari Mazlina Tri Utary, sarjana

strata 1 ( S1 ) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun 2016 dengan judul “ Pengaruh

Penggunaan Metode Drill terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN Sei Agul Kec. Medan Denai.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa

tanpa menggunakan metode drill pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,

hasil belajar dengan menggunakan metode drill pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia dan apakah terdapat pengaruh penggunaan metode drill

33
Saudari Sulistiyana , penerapan metode resitasi pada pembelajaran al-qur’an
hadis dalam meningkatkan hasil belajar siswa di madrasah Aliyah al-khairiyah teluk nilau
kecamatan pengabuan, (Kuala Tungkal : STAI An-Nadwah,2018).
32

dan tanpa penggunaan metode drill terhadap hasil belajar siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar yang diajarkan dengan

metode drill lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

metode konvensional.

Adapun Persamaan pada penelitian saudari Mustika dan saudari

Sulistiyana dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

pendekatan kualitatif dan sama-sama bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada pelajaran Al-qur’an Hadis. Dalam penelitian penulis

lebih menekankan pada penerapan metode drill terhadap hasil belajar

siswa di Aliyah darussalam parit itur desa harapan jayakuala tungkal.

Sedangkan perbedaannya adalah hasil karya tulis saudari Mustika

lebih menekankan kepada efektivitas metode menghapal, lokasi penelitian

di sekolah MA PHI Kuala Tungkal. Hasil karya tulis saudari sulistiyana

lebih menekankan pada metode resitasi, lokasi penelitian di madrasah

Aliyah al-khairiyah teluk nilau kecamatan pengabuan. dan hasil karya

tulis saudari Mazlina Tri Utary lebih menekankan kepada Pengaruh

Penggunaan Metode Drill dengan substansi mata pelajaran Bahasa

Indonesia dan menggunakan pendekatan kuantitatif 34

Dari pemaparan diatas jelas bahwa tiap judul penelitian memiliki

perbedaan dan persamaan sehingga dengan demikian data yang akan

dihasilkan pun akan ikut berbeda di karenakan letak perbedaan antara satu

34
Mazlina Tri Utary, Pengaruh Penggunaan Metode Drill terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MIN Sei Agul Kec. Medan Denai, (
Medan : Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Tahun 2016).
33

skripsi dengan skripsi yang lain dari mulai metode yang dipakai , substansi

mata pelajaran sampai dengan lokasi penelitian.


34

BAB II

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis

data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan

tertentu. Penelitian merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan,

mengembangkan dan menguji teori.35

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan kualitatif pula. Yang

dimaksud dengan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. 36

Penelitian ini bersikap deskriptif, dimana penelitian ini merupakan

metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau menginterpretasi objek

sesuai dengan apa adanya. Dan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana penerapan metode drill pada bidang studi Al-qur’an Hadis

terhadap hasil belajar siswa di Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

35
Nana Syaodih Sukmadinata, metode penelitian pendidikan, ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2016), hlm.5.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatif, dan R & D, (
Bandung : Alfabeta, 2013 ), hlm.9.

34
35

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah terdiri atas dua jenis yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.37 Data primer adalah data yang langsung

penulis peroleh dari objek penelitian dan merupakan data utama yang

dikumpulkan sebagai bahan penulisan karya ilmiah ini, dan data ini

merupakan data yang berhubungan langsung dengan topik atau

permasalahan yang akan di bahas seperti guru Al-Qur’an Hadis,

siswa-siswi dan kepala Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan

Jaya.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, seperti lewat dokumen atau

lewat orang lain. Dengan kata lain data sekunder ini sebagai data

pendukung yang memberi penjelasan dan pendukung argumentasi

dari data primer. Data ini bisa berupa buku-buku, dokumen atau

keterangan-keterangan pihak luar yang berhubungan dengan peneliti,

Adapun data yang penulis pergunakan adalah data yang

berkenaan dengan:

37
Sugiyono, op.cit, hlm.137.
36

1) Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

2) Letak geografis Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

3) Keadaan guru dan murid Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur

Desa Harapan Jaya.

4) Struktur organisasi Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

5) Sarana dan prasarana Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

2. Sumber Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data

dapat dikumpulkan pada setting ilmiah (natural setting), pada

laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai

responden. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data

dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. 38 Adapun data

yang diperoleh bersumber dari para responden dan para informan. Sumber

data yang dikumpulkan dapat menggunakan sumber data primer dan

sumber data sekunder.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber data adalah

berupa orang atau materi.

38
Sugiyono, Op. Cit, hlm. 137 .
37

Orang yang dijadikan sumber data adalah :

a. Kepala Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya.

b. Guru bidang studi Al-Qur’an hadis Madrasah Aliyah Darussalam

Parit Itur Desa Harapan Jaya.

c. Siswa-siswi kelas XII Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

Adapun materi yang akan dijadikan sumber data disini adalah segala

sesuatu yang menyangkut keperluan dan kebutuhan demi kelancaran

penelitian ini seperti arsip, situasi, dan dokumen.

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini tepatnya berada di Madrasah aliyah darussalam parit

itur desa harapan jaya. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di

sekolah tersebut untuk mengetahui tentang penerapan metode drill bidang

studi Al-qur’an Hadis terhadap hasil belajar siswa di Madrasah aliyah

darussalam parit itur desa harapan jaya.

2. Subjek Penelitian

Secara keseluruhan subjek dalam penelitian ini meliputi seluruh

karakteristik yang berhubungan dengan penerapan metode drill bidang

studi Al-qur’an Hadits terhadap hasil belajar siswa di Madrasah aliyah

darussalam parit itur desa harapan jaya. Sesuai dengan kebutuhan data

dan tujuan penelitian maka yang menjadi informan dalam penelitian ini
38

adalah kepala madrasah, guru, siswa-siswi dan orang-orang yang

berhubungan dengan masalah ini.

Dan data diperoleh dengan menggunakan beberapa sampel,

dimana sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut.39 Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampel bertujuan atau purposive sampling, yaitu

teknik memilih sampel dengan dasar bertujuan. Teknik ini lebih popular

disebut purposive sampling,karena untuk menentukan seseorang menjadi

sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu.40

Berdasarkan jumlah populasi yang sangat banyak, untuk itu

jumlah sampel di Madrasah Aliyah Darussalam parit itur Desa Harapan

Jaya penulis ambil berdasarkan pokok permasalahan yang responden

ketahui dengan subjek penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

Salah satu tahap penting dalam proses penelitian adalah kegiatan

pengumpulan data. Peneliti harus benar-benar memahami berbagai hal yang

berkaitan dengan pengumpulan data, terutama jenis penelitian yang sedang

dilaksanakan. Dalam hal ini, penelitian skripsi ini termasuk pada penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif meletakkan data penelitian bukan sebagai

dasar pembuktian, akan tetapi sebagai modal dasar bagi pemahaman.

Adapun metode pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian

ini adalah :

39
Sugiyono, Op.Cit.hlm.81.
40
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2012 ),
hlm.64.
39

1. Metode observasi

Observasi sebagai metode pengumpulan data tidak hanya terbatas

pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses

pengamatan dan ingatan. 41 Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber penelitian.

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data , observasi dapat

dibedakan menjadi participant observation ( observasi berperan serta ) dan

non participant observation. Diantara macam observasi tersebut, dalam

penelitian ini menggunakan observasi yang bersifat partisipan, dalam

observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. 42

Adapun objek yang peneliti observasi adalah :

a. Guru bidang studi al-qur’an hadis Madrasah Aliayah Darussalam

Parit Itur Desa Harapan Jaya.

b. Siswa-siswi kelas XII Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

c. Kepala Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan Jaya.

2. Metode Interview (Wawancara)

41
Sugiyono, Ibid. hlm 145.
42
Sugiyono, Loc.Cit. hlm 145.
40

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. 43 Interview (wawancara) ini dilakukan untuk

lebih mendalami data yang diperoleh dari observasi.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka ( face to face )

maupun dengan menggunakan telepon. dalam penelitian ini peneliti

memakai wawancara terstruktur yaitu wawancara dimana peneliti ketika

melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan pedoman

wawancara yang telah disiapkan terlebih dahulu.44

Adapun materi interview (wawancara) menyangkut hal-hal sebagai

berikut:

a. Sejarah berdirinya Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

b. Penerapan metode drill pada bidang studi Al-Qur’an Hadis

c. hambatan yang Dihadapi Guru dalam Penerapan Metode Drill Bidang

Studi Al-Qur’an Hadis Terhadap Hasil Balajar Siswa

d. solusi yang Dilakukan Guru untuk Mengatasi kendala yang Dihadapi

dalam Penerapan Metode Drill Bidang Studi Al-Qur’an Hadis

Terhadap Hasil Balajar Siswa

43
Sugiyono,Ibid, hlm. 137.
44
Sukardi, Op.Cit,hlm.80.
41

3. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Adapun data yang diperoleh dari metode dokumentasi adalah :

a. Historis dan geografis Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

b. Visi dan misi Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa Harapan

Jaya.

c. Sarana Dan Prasarana Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

d. Keadaan Guru Dan Siswa-Siswi Madrasah Aliyah Darussalam Desa

Harapan Jaya.

e. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Darussalam Parit Itur Desa

Harapan Jaya.

f. Data yang dianggap perlu yang bersifat dokumentasi.

E. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana


42

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap terhadap jawaban yang telah diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang

dianggap kredibel. Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data , yaitu data reduction, data display dan verivication. 45

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok dan

menfokuskan pada hal-hal yang penting lalu dicari pola dan temanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti

komputer mini dengan memberikan kode-kode pada aspek tertentu.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi

45
Sugiyono, Ibid, hlm. 244-246.
43

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flow chart dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganiasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah

difahami.

Penyajian data dapat berbentuk uraian singkat, bagan,hubungan

antar kategori. Dengan mendisplay data akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap kesimpulan data

berikutnya. Tetapi apabila ditemukan bukti-bukti kuat, valid dan konsisten

pada saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 46

F. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini disusun dengan tujuan sebagai pedoman dalam

melakukan langkah-langkah penelitian. Dengan adanya jadwal penelitian ini,

46
Dzam’an Satori dan Aan Komariah, metodologi penelitian kualitatif, ( Bandung :
Alfabeta, 2017 ), hlm.218-219.
44

peneliti akan lebih mudah mempersiapkan langkah-langkah penelitian yang

akan dilakukan nantinya.

Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
45

Tabel 1 : Jadwal Penelitian

Bulan
Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
No Kegiatan 2021 2021 2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 23 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan X X
1
Judul Proposal
Pembuatan
X
2 Proposal
X
Skripsi
Konsultasi x
3 Proposal x
Skripsi x
Seminar
4 Proposal
Skripsi
Perbaikan Hasil
5
Seminar
Pengurusan Izin
6
Riset
Pengumpulan
7
Data
Penyusunan
8
Data
Pembuatan
9
Skripsi
Konsultasi
Skripsi dari
10
Dosen
Pembimbing
Perbaikan
11
Skripsi

Jadwal penelitian ini dapat berubah sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan

kondisi yang peneliti hadapi di lapangan dan surat izin yang dikeluarkan oleh

pihak kampus sebagai landasan dalam pelaksanaan untuk melakukan penelitian.


46

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. (2006). Al-Qur’an dan Terjemah. Surabaya: Karya

Agung Surabaya

Abdullah. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Sandro Jaya

Abuddin Nata. (2014). Sosiologi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali press

Ahmad Munjin Nasih. (2013 ). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Bandung : PT Refika Aditama

Chusnul Chotimah. Muhammad Fatturrohman. (2018). Paradigma Baru Sistem

Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi

Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Departemen Agama RI Direktorat jenderal kelembagaan agama islam. (2002) .

Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta

Dzam’an Satori dan Aan Komariah. (2017). metodologi penelitian kualitatif.

Bandung : Alfabeta

Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Referensi ( GP Press

Grup )

Hamdani. (2011). Dasar-dasar Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia

Martinis Yamin, dkk. (2012) Orientasi Baru Ilmu Pendidikan. Jakarta : Referensi

Martinis Yamin .dkk. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta : Gaung

Persada GP Press

Martinis Yamin. dkk. (2012) . Taktik mengembangkan kemampuan individual

siswa. Ciputat : Referensi ( GP Press Group)


47

M.Quraish Shihab. (2002) . Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan dan keserasian Al-

Qur’an. Jakarta : Lentera Hati

Nana Syaodih Sukmadinata. (2016). metode penelitian pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Nasution. (2010) . didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Ngalim Purwanto. (2013) . Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Ramayulis. (2013). Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Sukardi. (2012) . Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatif, dan R

& D. Bandung : Alfabeta

Syaiful Bahri Djamarah . (2015). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka

Cipta

Zakiyah Daradjat. (2008) . Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta :

PT Bumi Aksara

http://kumpulanreferansi.blogspot.com/2017/09/pengertian-tujuan-fungsi-urgensi-

dan.html

http://sarjanaspdi.blogspot.com/2013/05/metode-driil.html

Anda mungkin juga menyukai