Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

TERHADAP PENGUASAAN MATERI FIQIH KELAS VII DI


MADRASAH TSANAWIYAH ULUL ALBAB KOTO BARU
DHARMASRAYA

PROPOSAL MINI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Melengkapi Tugas Ujian Akhir
Semester Metodologi Penelitian Kuantitatif
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Oleh:

RIDWAN BUKHORI
NIMR: 18.01.027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STITNU) SAKINAH
DHARMASRAYA
2021 M/ 1443 H
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI.............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................5
C. Batasan Masalah..............................................................................5
D. Tujuan Penelitian.............................................................................6
E. Manfaat Penelitian...........................................................................6
F. Definisi Operasional........................................................................7
G. Penelitian Relevan...........................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................9
A. Kajian Pustaka...............................................................................10
B. Kerangka Berfikir..........................................................................13
C. Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian...................................................13
BAB III METODE PENELITIAN......................................................14
A. Jenis Penelitian..............................................................................14
B. Waktu Penelitian...........................................................................14
C. Populasi dan Sampel.....................................................................14
D. Instrumen dan Pengembangan......................................................15
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................16
F. Teknik Analisis Data.....................................................................16

i
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................18
A. Hasil Penelitian.............................................................................18
B. Pembahasan ..................................................................................19
BAB V PENUTUP.................................................................................21
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya “humaniora”, ia memegang peran yang sangat

besar terhadap harkat manusia, memaksimalkan potensi manusia atau memanusiakan

manusia (humaniora) sehingga bermartabat dan moral yang baik dan menggunakan

ratio, nafs, roh secara seimbang. Manusia yang manusia adalah manusia yang

bermanfaat terhadap manusia lain dimuka bumi ini, mereka dapat saling tolong-

menolong, peduli nasib sesama, saling menghargai, dan bekerjasama untuk kebaikan.

Pendidikan juga mengangkat martabat, derajat, kecerdasan, dan potensi anak manusia

menjadi manusia yang mampu memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya

(Martinis Yamin, 2013:2).

Undang-undang guru dan dosen menyebutkan bahwa secara teori yang disebut

dengan pendidikan adalah : “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan

datang” (UU RI, 2005:23).

Urgensi pendidikan bagi manusia adalah menciptakan mereka menjadi

makhluk yang berkualitas dengan menggunakan pikiran, jiwa, emosi yang

dimilikinya menjadi suatu potensi yang dapat dikembangkan melalui teladan dari

seseorang terhadap orang lain. Orang tua sebagai pendidik di dalam rumah tangga

lebih mempunyai kesempatan yang banyak untuk membimbing, mengarahkan,

1
2

melatih, mengajar, menunjuk, dan menuntun anak-anak sejak dini dengan kebiasaan

dan contoh yang baik. Pendidikan bermula dari rumah tangga karena ayah, ibu,

kakek, nenek, dan saudara lebih banyak bergaul dengan anak, cucu, dan adik

disbanding orang lain. Di saat itu kesempatan besar memberikan nilai-nilai dan

pengalaman kepada si anak.

Guru sebagai pendidik di sekolah memiliki kesempatan yang sedikit untuk

memberikan pelatihan, pengajaran, pembelajaran dan bimbingan terhadap anak, jika

dihitung berdasarkan waktu, guru hanya berinteraksi dengan anak di sekolah sekitar

4-5 jam setiap hari dan ini pun hanya berlaku pada guru kelas bukan guru mata

pelajaran di tingkat Sekolah Dasar, dan di Sekolah Menengah mata pelajaran di asuh

oleh guru mata pelajaran yang dirancang berdasarkan jadwal tatap muka, masing-

masing guru 2-3 jam pembelajarn atau @45 menit/ @40 menit perjam, inipun

berlaku bagi seorang guru satu kali dalam seminggu.

Dalam kaitannya dengan metode pembelajaran. Allah swt memberikan

pedoman umum yang dapat dijadikan sebagai rujukan bahwa metode pendidikan itu

sangat penting baik bagi guru maupun peserta didik. Dalam QS. An-Nahl /16:125

     


         
        


Artinya :
“Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaraan
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yanng tersesat dari jalan-
3

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
(Quran Terjemah, 2010:281)

Dari ayat di atas, dijelaskan bahwa metode itu sangat penting dalam proses

pendidkaan. Di mana seorang pendidik itu harus menerapkan metode tersebut dengan

cara yang baik.

Metode belajar yang digunakan seharusnya sesuai dengan tujuan yang harus

dicapai peserta didik. Karena dalam setiap metode belajar, mempunyai karakteristik

yang dapat membantu peserta didik dalam belajar atau justru mempersulit peserta

didik untuk melakukan suatu proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

Contohnya saja metode ceramah tidak cocok /efektif digunakan pada pembelajan atau

mata pembelajaran yang memerlukan praktek secara langsung.

Karena itu guru hendaknya memahami dan memaknai hakekat pembelajaran

maka, Suharsini Arikuanto mengemukakan pendapat dalam bukunya Abdul Majid

bahwa:

“Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan seorang guru untuk


membelajarkan peserta didik” (Abdul Majid, 2007:11).

Pernyataan ini menjadi inspirasi bagi guru dalam melakukan perubahan

paradigma pembelajaran, artinya apabila terjadi inkonsistensi perilaku peserta didik,

menjadi pertanda ada masalah dalam proses pembelajaran. Untuk itu proses

pembelajaran seyogyanya menyediakan ruang bagi peserta didik untuk

mengekspresikan potensi yang dimiliki.


4

Metode demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh

seorang guru atau orang lain dengan sengaja diminta atau peserta didik sendiri

ditunjuk untuk memperlihatkan kepada peserta didiknya lainnya tentang proses atau

cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang cara meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada materi fiqih.

Metode pembelajaran mempunyai pengertian yang cukup besar dalam kegiatan

belajar mengajar. Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik dengan akan ditentukan oleh

kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Tujuan

pembelajaran akan dicapai dengan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan

standar keberhasilan yang ada dalam suatu tujuan (Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zain, 2010:10).

Berdasarkan observasi awal peneliti terhadap penguasaan materi fiqih di kelas

VII Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru pada triwulan pertama peserta didik

banyak mengalami banyak mengalami kendala sehingga mempengaruhi penguasaan

materi, dengan kata lain dari 10 pesertadidik 9 orang tidak menguasai pemahaman

materi dengan baik.

Permasalahan di atas dapat peneliti simpulkan karena guru kurang berinovasi

dalam menggunakan metode pembelajaran fiqih, peneliti mendapatkan bahwa guru

fiqih tersebut hanya mengandalkan metode pembelajaran ceramah saja, sehingga

sebagian peserta didik tidak mampu menyerap secara baik materi yang disampaikan

khususnya muatan materi praktek.


5

Berdasarkan masalah tersebut, peneliti akan melakukan suatu penelitian di

lapangan mengenai “Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap

Penguasaan Materi Fiqih Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang persepsi peserta didik

di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru. Fokus penelitian dalam hal ini yaitu

pemilihan metode pembelajarn oleh seorang guru dalam pembelajaran Fiqih.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna

mendapatkan gambaran mengenai Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi

Terhadap Penguasaan Materi Fiqih Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab

Koto Baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam pembahasan ini terdapat

rumusan masalah yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini yaitu:

Bagaimanakah Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Penguasaan

Materi Fiqih Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru?

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap penguasaan

materi fiqih Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru?
6

2. Bagaimana dampak dari pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap

penguasaan materi fiqih Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto

Baru?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian diambil dari batasan masalah yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran

demonstrasi terhadap penguasaan materi fiqih Kelas VII di Madrasah

Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru.

2. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pengaruh metode pembelajaran

demonstrasi terhadap penguasaan materi fiqih Kelas VII di Madrasah

Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang pendidikan yaitu

dalam melihat pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap penguasaan

materi fiqih Kelas VII.

2. Bagi Praktisi

a. Bagi peneliti
7

Dengan adanya penelitian ini, maka peneliti dapat mengetahui pengaruh

metode pembelajaran demonstrasi terhadap penguasaan materi fiqih Kelas VII

di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru.

b. Bagi guru dan sekolah

Dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh metode pembelajaran

demonstrasi terhadap penguasaan materi fiqih Kelas VII di Madrasah

Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru

c. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk lebih menguasai materi fiqih

melalui metode pembelajaran demonstrasi yang digunakan oleh guru.

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas atau mempertajam maksud dan tujuan penelitian ini,

penulis akan menjelaskan definisi operasional dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Penguasaan Materi

Fiqih Kelas Vii Di Madrasah Tsanawiyah Ulul Albab Koto Baru” :

1. Pengaruh : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015:1045), pengaruh adalah

daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang membentuk watak,

kepercayaan, atau perbuatan seseorang .

2. Metode Pembelajaran Demonstrasi: metode demonstrasi adalah cara menyajikan

bahan pembelajaran dengan menampilkan atau memperagakan kepada peserta

didik yang sering disertai penjelasan secara lisan (Daryanto, 2009:403).


8

3. Fiqih : Fiqih menurut bahasa berarti „paham‟, seperti dalam firman

Allah yang berbunyi:

        

Yang artinya:

“Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir


tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS. An Nisa: 78).

Sedangkan menurut istilah adalah mengenal hukum-hukum syar’I yang bersifat

amaliyah dengan dalil-dalilnya yang terperinci (Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,

2004:7).

G. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilihat dari penelitianrjudu lain dalam pembahasan yang hampir

sama yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Ramadhani Mahasiswa S1 Fakultas

Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta Tahun 2021 yang berjudul

“Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Fiqih di SD Islam Al-Amjad

Jakarta Selatan”.

Skripsi diatas menjelaskan bahwa metode demonstrasi berpengaruh terhadap

hasil belajar fiqih. Hal ini didasarkan pada rata-rata skor yang diperoleh Hasil belajar

fiqih dengan metode demonstrasi (kelas eskperimen) yaitu 90,88 dan hasil

belajar tanpa metode demonstrasi (kelas kontrol) memperoleh nilai rata-

rata sebesar 86,94. Hasil analisis tersebut diperoleh bukti empiris yang
9

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Persamaannya dalam penelitian ini adalah meneliti tentang metode

pembelajaran demonstrasi terhadap pelajaran fiqih, sedangkan perbedaannya adalah

peneliti melakukan observasi terhadap siswa MTs dan fokus pada penguasaan materi

fiqih.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Motede Demonstrasi

Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu methodos. Secara

etimologi, methodos berasal dari kata metha yang berarti dilalui dan

hodos yang berarti jalan. Jadi methodos berarti jalan yang dilalui.

Secara umum, metode adalah jalan atau cara yang dapat digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

Zain, 2010:46). Sedangkan demonstrasi berasal dari kata demonstration yang

berarti petunjuk. Metode demonstrasi diartikan sebagai suatu penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan

(Abdul Majid, 2013:197).

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan

secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya

sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan

pelajaran lebih konkret. Demonstrasi juga dapat digunakan untuk mendukung

keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Wina Sanjaya,

2016:152).

10
11

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga

tidak dapat disangkal bahwa metode ini juga mempunyai beberapa kelemahan,

diantaranya:

a. Membutuhkan keterampilan guru secara khusu

b. Memerlukan waktu yang banyak

c. Memerlukan kematangan dalam merancang atau pesiapan

d. Keterbatasan sumber belajar dan situasi harus dikondisikan

Sedangkan kelebihannya adalah sebagai berikut:

a. Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan konkrit

b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c. Proses pengajaran lebih menarik

d. Siswa dirangsang untuk untuk aktif mengamati

e. Mencoba sendiri.

Dengan melihat kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi di atas

menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar memang tidak ada satu pun

metode yang baik dan sempurna, untuk dapat menggunakan metode dengan baik

maka guru harus mengkombinasikan metode yang satu dengan metode yang

lainnya (Roestiyah NK, 2008:83).


12

3. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi

Adapun tujuan pengunaan metode demonstrasi dalam kegiatan

pembelajaran adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa

sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa

dalam pengajaran kelas.

Sedangkan manfaat metode demonstrasi, diantaranya :

a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri

siswa (Muhibinsyah, 2004: 209).

4. Mata Pelajaran Fiqih

a. Pengertian Fiqih

Secara bahasa kata fiqih berasal dari kata faqih -yafqahu- fiqhan

yang berarti “memahami” atau “mengerti”. Ibn Khaldun mengartikan fiqih

sebagai pengetahuan tentang aturan Allah yang menyangkut tindakan orang-

orang terkait untuk mematuhi hukum dan menghormati apa yang diharuskan

(wajib), dilarang (haram), diperbolehkan (mandub), ditolak (makruh), atau

netral (mubah) (Syafaul Mudawan, 2012:412)

b. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih

Ruang lingkup pembelajaran fiqih meliputi ketentuan pengaturan

hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan
13

sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di sekolah

meliputi: 1) Fiqih Ibadah, 2) Fiqih Muamalah.

B. Kerangka Berfikir

Metode pembelajaran demonstrasi adalah salah satu metode pembelajaran yang

diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memahami dan menguasai materi

yang diajarkan khususnya pada materi-materi yang membutuhkan praktek, sehingga

demonstrasi dari seorang guru dibutuhkan guna mempermudah peserta didikdalam

memahamidan menguasai materi khususnya pada mata pelajaran fiqih.

C. Hipotesis/ Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teoritis dan kerangka berpikir di atas maka dapat dibuat hipotesis

penelitiannya yaitu:

1. Metode pembelajaran demonstrasi berpengaruh terhadap penguasaan fiqih Kelas

VII MTs Ulul Albab Koto baru.


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif

deskriftif. Metode kuantitatif menurut Suliyanto (2018:36) adalah metode yang

penyajian datanya berbentuk angka atau bilangan dan data yang digunakan bersifat

statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis.

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester ganjil pada tahun pelajaran 2021/2022,

yaitu mulai bulan oktober sampai dengan bulan Desember 2021. Jadwal ini bertujuan

agar sistematika kerja dan masa penelitian lebih terstruktur dan lebih efisien dalam

keteraturan sistematika penyusunan skripsi yang penulis susun, mulai dari pengajuan

judul sampai dengan penelitian selesai.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Nanang Martono (2016:250-251) menjelaskan bahwa populasi merupakan

keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dapat juga

diidentifikasikan sebagai keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang

akan diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Ulul Albab Kelas VII MTs

yang berjumlah 10 siswa.

14
15

Tabel. 1.1
Data Siswa Kelas VII MTs Ulul Albab Koto baru

No Nama Kelas

1 Aditya Dwi Putra VII Mts

2 Ahmad Faril VII Mts

3 Aidil Ma’arif Siregar VII Mts

4 Afalla Vendar Jiwan VII Mts

5 Adzikru Alfajri VII Mts

6 Alfian Frahesta VII Mts

7 Dani Arsana Adiraksa VII Mts

8 Haidir Ali VII Mts

9 Muhammad Zaki VII Mts

10 Raditya Wijaya VII Mts

2. Sampel

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan maka peneliti

menggunakan metode sampling simple random sampling. Sampel yang diambil

merupakan siswa kelas VII MTs Ulul Albab yang berjumlah 10 siswa.

D. Instrumen dan Pengembangan

Pada instrumen penelitian ini peneliti melakukan uji normalitas, Menurut

Nanang Martono (2015: 328) uji ini merupakan langkah yang wajib dilakukan

ketika peneliti akan menggunakan statistic parametris variabel berskala interval


16

atau rasio. Untuk melakukan uji normalitas, dapat menggunakan ukuran

kemiringan (skewness) atau uji Kolmogorov-Smirnov.

Nilai normalitasnya dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Produk

– Moment memakai angka kasar (raw score) rumusnya adalah :

KD : 1,36
√ n₁+ n₂
n₁n₂

Keterangan:

KD : Jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari

n ₁ : Jumlah sampel yang diperoleh

n ₂ : Jumlah sampel yang diharapkan (Sugiyono,2013:257)

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data

merupakan langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data, jika peneliti tidak mengetahui teknik pengumpulan data

maka peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, (2016;147) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisa

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
17

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis

yang telah diajukan.

Masih menurut Sugiyono, untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi

atau rendah antara kedua variable berdasarkan nilai t (hitung), digunakan penafsiran

atau interpretasi angka.


18

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pretest dan Postest Penguasaan Materi Fiqih Siswa Kelas VII MTs Ulul
Albab Koto Baru
Tabel. 2.1
Paired Samples Statistics

Std. Std. Error


Mean N Deviation Mean

Pair 1 Sebelum diberikan


73,60 10 7,199 2,276
Perlakuan

Setelah diberikan
81,20 10 8,230 2,603
Perlakuan

Pada tabel 2.1 di atas dapat dilihat hasil dari paired Samples Statistics sebelum

dan sesudah diberikan perlakuan, pada kolom mean dapat dilihat nilai sebelum

diberikan perlakuan adalah 73,60 sedangkan nilai setelah diberikan perlakuan adalah

81,20 dengan populasi 10 siswa.pada kolom ketiga yaitu stadar deviasi nilai sebelum

diberikan perlakuan adalah 7,199 sedangkan nilai setelah diberikan perlakuan adalah

8,230.
19

Tabel. 2.2
Paired Samples Test

Paired
Differences

95%
Confidence
Interval of the
Difference

Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Sebelum diberikan


Perlakuan - Setelah -1,103 -2,646 9 ,027
diberikan Perlakuan

Pada tabeL 2.2 menunjukkan nilai sig. 2-tailed nya adalah 0,027 yang berarti

nilai signifikasi di atas 0,025 dengan nilai ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh

metode pembelajaran demonstrasi terhadap penguasaan fiqih siswa kelas VII MTs

Ulul Albab Koto baru kurang begitu efektif walaupuntidak terlalu besar selisihnya.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Ulul Albab. Pada penelitian ini penulis

mengambil sampel yaitu kelas VII putra yang berjumlah 10 peserta didik sebagai

sampel penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada

pelajaran fiqih untuk mendapatkan hasil akhir dari penelitian, apakah metode

pembelajaran demonstrasi berpengaruh atau tidak terhadap penguasaan materi fiqih

kelas VII MTs Ulul Albab Koto Baru.


20

Setelah dilakukan observasi dengan melakukan pengamatan sebanyak 4 kali

pertemuan maka didaptkan nilai penguasaan fiqih sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan setelah 4 kali pengamatan adalah sebagai berikut

Tabel 2.3
Nilai fiqih siswa kelas VII MTs Ulul Albab
Sebelum Diberikan Setelah Diberikan
No Nama Perlakuan Perlakuan

1 Aditya Dwi Putra 60 70

2 Ahmad Faril 65 85

3 Aidil Ma’arif Siregar 70 75

4 Afalla Vendar Jiwan 75 92

5 Adzikru Alfajri 80 88

6 Alfian Frahesta 83 69

7 Dani Arsana Adiraksa 72 76

8 Haidir Ali 73 82

9 Muhammad Zaki 80 90

10 Raditya Wijaya 78 85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

21
DAFTAR PUSTAKA

Martinis Yamin. 2013. Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Referensi.

Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. 2004 Al-Ushul min Ilmi Al-Ushul. Jakarta,
Daaru Ibni Al-Jauziy.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wina Sanjaya. 2016. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenamedia Group.

Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Muhibinsyah. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Syafaul Mudawan. 2012. Syari’ah Fiqih Hukum Islam: Studi tentang Konstruksi
Pemikiran Kontemporer (Asy Syir‟ah: Jurnal Ilmu Syari‟ah dan Hukum. Vol.
46 No. II. Juli-Desember.

Anda mungkin juga menyukai