Skripsi
Memperoleh Gelar S arjana Pendidikan
(S.Pd.I)
Oleh:
RABBIATUN ISTIQAMAH
NIM. 1903062
Oleh
RABBIATUN ISTIQAMAH
NIM. 1903062
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Defenisi Istilah.................................................................................................4
C. Rumusan Masalah............................................................................................4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................................5
1
BAB I
PENDAHULUAN
Nasional bahwa:
bukan hanya tergantung pada proses pembelajarannya, tetapi tergantung pula dari
faktor siswa itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa
atau lingkungan. Salah satu lingkungan belajar siswa yang dominan yang
perlu adanya suatu pendekatan yang relevan dengan tuntutan kurikulum yang terus
1
UU No. 20 Tahun 2003 (Jakarta, 2005), h. 50
2
diposisikan sebagai pusat perhatian utama. Pola pembelajaran di kelas tidak hanya
ditentukan oleh didaktik metodik apa yang digunakan, melainkan juga bagaimana
membentuk kebiasaan secara otomatis dan mendapat hasil yang lebih baik.
untuk menghormati Agama Islam dalam hal hubungan kerukunan antar umat
Salah satu materi pokok pendidikan Agama Islam di Sekolah dasar adalah
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Cet I ; Bandung ; Pn Bumi Aksara, 2005), h.
36
3
kurangnya minat belajar siswa dalam pendidikan agama islam khususnya pada
keterampilan berwudhu. Oleh karena itu Penulis sebagai guru Kelas berusaha
hanya sebagian kecil siswa yang memahaminya, dari 18 orang siswa hanya 23%
yang berhasil. Hal ini menunjukkan proses belajar mengajar tidak berhasil.
lapangan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul:
4
Kabupaten Kapuas”.
B. Defenisi Istilah
penulis paparkan, maka berikut ini penulis berikan defenisi istilah yang digunakan
melakukan sesuatu.3
praktek.5
3
Pius Abdillah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Arkola, Bandung, 2005, h. 412
4
Ibid., h. 650
5
Ibid., h. 502
6
C. Rumusan Masalah
Untuk lebih terarahnya apa yang akan dibahas serta untuk menghindari
dibahas yaitu:
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Anak :
Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan daya pikir dan hasil belajar
Islam.
6
b. Bagi Guru:
Bagi guru khususnya guru mata pelajaran agama Islam dapat dijadikan
c. Bagi Sekolah:
positif terhadap aktifitas dan prestasi belajar, agar para guru dan siswa
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoretis
1. Kemampuan Berwudhu
a. Pengertian Berwudhu
hadast kecil. Wudhu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang dikerjakan
untuk disapu dan dibasuh, disebut dalam susunan urutan dari wajah,tangan,
kemudian kembali lagi keatas, dan taerakhir kaki. Jika di ambil urutan tubuh
tangan ,dan kaki. Di sisi lain kata yang digunakan pun berbeda. Ini
dengan urutan yang di sebut ayat ini. Demikian pendapat mayoritas ulama.
1) Islam yaitu orang yang tidak beragama islam tidak sah mengerjakan
wudhu
2) Mumayyiz yaitu orang yang sudah dapat membedakan antara baik buruk
dari pekerjaan yang dikerjakan
1
M.Quraish Syhihab.Tafsir, Al-Mishbah.Vol 3.Qs.Al-Maidah.Lentera hati, h. 33-34.
7
2. Metode Praktik
dengan harapan anak didik menjadi jelas dan gambling sekaligus dapat
2
Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: CV Toha Putra, 1978), h. 156
8
Ibid., h. 157
9
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2004), h. 153
8
bersabda dalam hadisnya: “Shalatlah kamu sebagai engkau sekalian melihat aku
1)
Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
sehingga menghindari verbalisme
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3) Proses pengajaran lebih menarik
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kekurangan metode praktik
5
Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Op. Cit., h. 91
9
praktik adalah
ketika seseorang mau menegakkan sholat. Sunnah ini banyak dilalaikan oleh
kaum muslimin pada hari ini sehingga terkadang kita tersenyum heran saat
melihat ada sebagian diantara mereka yang berwudhu’ seperti anak-anak kecil,
tak karuan dan asal-asalan. Mereka mengira bahwa wudhu itu hanya sekedar
membasuh dan mengusap anggota badan dalam wudhu’. Semua ini terjadi
karena kejahilan tentang agama, taqlid buta kepada orang, dan kurangnya
praktik tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam
proses praktik peran murid hanya sekedar memerhatikan, akan tetapi praktik
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Sehingga metode praktik dapat
Judul yang penulis teliti ini pernah diteliti oleh orang lain yakni Yulisni,
Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul : Penerapan metode praktek pada
bidang studi Fiqih dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-
Furqon Bangko Jaya Rokan Hilir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana keefektifan metode praktek pada bidang studi Fiqih di MTs Al-
Furqon Bangko Jaya Rokan Hilir, dengan metode deskriptif analisis terhadap data
yang penulis peroleh dari lapangan. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan
pada bidang studi fiqih di MTs Al-Furqon Bangko Jaya Rokan Hilir. Keefektifan
pelajaran.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang diajukan dalam pembelajaran Nilai Agama dan Moral pada
Kapuas .
D. Indikator Keberhasilan
11
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai baik
secara individu
berwudhu’ dengan baik dan benar dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
klasikal mencapai 75%. Hal ini berpedoman pada teori yang dikemukakan oleh
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta, 1998), h. 246