CIKARANG UTARA
NIM : 02201715456
Oleh :
Sandi Ari
BAB 1
Pendahuluan
Dalam kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik tidaklah selalu lancar dan sesuai seperti
yang diharapkan, kadang-kadang peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan dalam proses
pembelajaran. Tetapi tidak semua peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
secara khusus dalam cara berpikir intelektual peserta didik dalam pembelajaran. Intelektual
Nasional, bab II pasal 3 menyebutkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional secara luas:
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, serta bertanggung jawab 2
Melalui sistem yang pembelajaran yang baik dapat melahirkian masyarakat yang cerdas,
kreatif, dan bermoral. Dalam mendidik peserta didik maka diperlukan ketrampilan khusus bagi
guru untuk dapat menyampaikan materi dan membimbing siswa agar dapat meningkatkan minat
dan prestasi belajar siswa saat melakukan proses pembelajaran, Dengan adanya penggunaan
Model Pembelajaran Resitasi peserta didik lebih seriuslagi dalam kegiatan pembelajaran.
1
KBBI
2
Himpunan Peraturan Perundang-undangan SISDIKNAS (Bandung: Fokus Media,2010)
A. Latar Belakang
Pengaruh pendidikan Agama Kristen dapat dilihat dan dirasakan secara langsung
Kristen dan kehidupan setiap individual diri dari pemuda Kristen dalam meneladani
Yesus Kristus sebagai Tuhan. Latar belakang masalah adalah kondisi-kondisi yang
Proses kegiatan belajar yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas I Cikarang Utara,
kegiatan belajar yang terus dilakukan oleh guru dan peserta didik terus menerus
mengalami perkembangan yang baik dalam kegiatan proses pembelajaran meskipun juga
masih ada hal-hal yang menjadi kendala untuk melangsungkan pembelajaran yang
dilakukan guru juga kurang bervariasi dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen,
sehingga peserta didik kurang adanya penambahan metode dalam proses pembelajaran
yang meningkatkan secara kognitif peserta didik, peserta didik kurang memahami dalam
diajarkan untuk membuat matang dalam pemahaman materi pembelajaran. Dalam proses
kegiatan belajar supaya tentunya tenaga pendidik sangat diperlukan untuk melengkapi
prosedur belajar mengajar supaya pembelajaran yang dilakukan lebih efektif dan efisien
sehingga terjadi kenyamanan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, dengan kurangnya
meningkatkan semangat dan keaktifan belajar peserta didik, dan strategi mengajar sangat
3
Ester Yunita Dewi, Ditkat Kuliah Metode Menulis Makalah, Semester I, Bogor : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi
Bogor, 2015.
Pendidikan mesti dapat mencegah peserta didik pasif dalam kelas. Oleh karena itu perlu
sehingga bisa mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik. Metode pembelajaran
resitasi adalah metode penyajian bahan, dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar yang dapat dilakukan dalam kelas, dihalaman sekolah,
Dampak negatif dalam meningkatkan keaktifan peserta didik yaitu. Pertama, kurangnya
guru untuk melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kedua, kurangnya minat
peserta didik dalam pembelajaran. Oleh karena mengangkat judul Peranan Guru Agama Kristen
Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran Resitasi Bagi Peningkatan Keaktifan Peserta Didik
B. Identifikasi Masalah
Mencermati dasar pemikiran diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat di
pembelajaran.
Ketiga, Peserta didik kurang Aktif dalam pembelajaran terhadap, pengajaran metode
ceramah.
4
Erawan Aidid, M.Pd, Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Metode Resitasi, (CV Bayfa Cendekia Indonesia: 2020)
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dapat memudahkan pra peneliti untuk lebih fokus dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang telah teridentifikasi. Dengan adanya berbagai masalah yang berkaitan
dengan model pembelajaran resitasi tentu tidak dapat dibahas dalam waktu yang sama. Oleh
karena itu untuk mempermudah jalannya perlu ada pembatasan masalah. Pada nomor satu yaitu
peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Terhadap tidak adanya pengulangan kembali
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas maka dirumuskan
masalah penelitian. Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data yang dijelaskan dalam buku metodologi penelitian
kualitatif, kuantitatif dan R&D.5 Oleh sebab itu pra peneliti mengajukan pertanyaan berdasarkan
batasan masalah yang telah ditentukan. Peneliti membuat suatu rumusan masalah, sejauh mana
Peranan Guru Agama Kristen Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran Resitasi Bagi
E. Manfaat Penelitian
Secara karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi-instansi pendidikan baik
Adapun dalam pra penelitian ini membawa manfaat yang bersifat teoritis dan praktis
5
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (ALFABETA BANDUNG 2007),35
1. Secara Teoritis
Manfaat secara umum memberikan sumbangan pemikiran berupa pemikiran wacana dalam
bidang pendidikan, khususnya tentang peningkatan intelektual belajar peserta didik melalui
model pembelajaran inquiry ini sehingga dapat menciptakan peserta didik yang cerdas
Pertama, bermanfaat bagi semua lembaga pendidikan, khususnya bagi guru Pendidikan
Agama Kristen di Sekolah Menengah Atas Cikarang Utara. Pertama dalam meningkatkan
kualitas mengajar untuk menghasilkan peserta didik yang bermutu dan berintelektual. Kedua
2. Secara Praktis
Bagi peserta didik di SMAN I Cikarang Utara sebagai bahan sumber belajar dalam
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penyusunan karya ilmiah ini disusun untuk dalam lima bab untuk
mempernudah para pembaca dan pengguna dalam memahami karya ilmiah ini maka
penulisan
BAB II, Dalam bab ini terdiri dari pembahasan landasan teori, kerangka berpikir,
BAB III, Penulisan akan menguraikan tentang tujuan penelitian, tempat dan
waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan
keterbatasan penelitian
BAB V, Pembahasan dalam bab ini adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan
dan saran dari penelitian dan penyusunan karya ilmiah yang telah dilaksanakan.
BAB II
Penulisan karya ilmiah pada bab ini pra peneliti akan menggunakan berbagai sumber
yang dapat mendukung dalam penyusunan karya ilmiah ini. Penelusuran ini dilakukan oleh pra
peneliti melalui berbagai sumber yaitu buku, ditkat, artikel, media cetak dan google book dengan
maksud untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih jelas benar dan sistematis agar dapat
mendukung pra penelitian tentang model pembelajaran resitasi terhadap peningkatan ranah
A. Landasan Teori
Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk
“Metodologi Penelitian” “menyatakan bahwa” kerangka teori adalah model konseptual atau
model teoritik mengenai hubungan beberapa faktor yang penting yang ada pada permasalahan
yang dirumuskan.6 Peter Senge menyatakan bahwa “Teori adalah perangkat proposisi dasar
tentang bagaimana ini berjalan, yang telah diuji berulang-ulang dimana kita sudah mendapatkan
sesuatu keyakinan.7
6
Munir Daliman, Ditkat Metodologi Penelitian, semester V (Bogor: Sekolah tinggi Teologi Kadesi Bogor,2013),3.
7
Peter Senge, ddk, Disiplin kelima (Batam: Interaksara),37.
Sandjaja & Albertus Heriyato menyatakan bahwa “kajian perpustakaan atau landasan
teori merupakan langkah-langkah yang penting yang penting dalam suatu penelitian karena yang
relevan dengan masalah penelitian dapat ditemukan melalui langkah-langkah dalam penelitian
tersebut”8 Sunardi Subrata, menyatakan bahwa setelah masalah penelitian dirumuskan maka
langkah kedua dalam proses penelitian adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan
Bedasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teori merupakan dasar dari
penelitian yang berhubungan dari beberapa faktor yang ada pada masalah yang dirumuskan
mengenai, informasi kemudian definisi tersebut disusun sehingga dapat digunakan untuk
merumuskan atau menjelaskan suatu permasalahan yang terjadi pada penelitian tersebut
Dalam pembahasan ini prapeneliti akan mencantumkan teori yang akan mendukung tentang.
Peranan Guru Agama Kristen Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran Resitasi Bagi
Dalam pra penelitian ini, prapeneliti mencantumkan beberapa teori yang berhubungan
Secara sederhana peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan
kualitas maupun kuantitas peningkatan juga dapat berarti penambahan ketrampilan dan
kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam
Peningkatan berasal dari kata kerja “Tingkat” yang berarti berusaha untuk naik dan mendapat
awalan “Pe” dan akhiran “kan” sehingga memiliki arti menaikkan derajat menaikkan taraf atau
mempertinggi sesuatu. Dengan demikian peningkatan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk
8
Sanjaja & Heriyanto Albertus, Paduan Penelitian (Jakarta: Prestasi Pustaka 2012),69.
menaikan sesuatu dari yang lebih rendah ketingkatan yang lebih tinggi atau upaya
memaksikmalkan sesuatu ketingkatan yang lebih sempurna. Menurut Adi S, peningkatan berasal
dari kata tingkat yaitu menaikkan, mempertinggi, cara, proses, perbuatan meningkatkan kualitas
sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan ini juga bisa diartikan sebagai
prestassi peserta didik dalam mengikuti setiap proses kegiatan pembelajaran baik di dalam
sekolah maupun diluar sekolah sehingga mencapai tujuan pembelajaran memungkinkan untuk
Melalui beberapa uraian pendapat tokoh diatas maka pra peneliti memberi kesimpulan bahwa
peningkatan merupakan suatu cara perbuatan yang dilakukan oleh seseorang secara terus
menerus untuk memberikan perubahan mulai dari hal terendah sampai tertinggi sehingga
mendorong supaya adanya usaha dan keterampilan serta nilai yang berkompetensi dalam
Dalam pendidik kuno aktivitas peserta didik tidak pernah diperhatikan karena menurut
pandangan mereka peserta didik dilahirkan tidak lain sebagai “orang dewasa dalam bentuk
kecil”. Ia harus diajar menurut kehendak gurunya, karena itu harus menerima dan mendengar
apa-apa yang disampaikan gunanya. Peserta didik laksana gelas kosong, menerima apa saja yang
dituangkan kedalamnya.9
Peserta didik aktif adalah peserta didik yang terlibat secara intelektual dan emosional dalam
kegiatan belajar.10
9
Dr. Samrin, M.Pd.I, Pengelolaan Pengajaran, (Deepublish: 2021)
10
Jurnal Pendidik Konvergensi (Sang Surya Media: 2019)
Keberhasilan pendidik biasanya dilihat dari hasil belajar peserta didik. Pada saat
pembelajaran dikelas maupun di luar kelas, siswa tidak aktif dengan indikator tidak semua
peserta didik mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, tidak semua pertanyaan dijawab,
tidak senang diberi tugas belajar, dan tidak sering bertanya pada guru atau teman lain. Ketika
pembelajaran terjadi searah, jawaban peserta didik seragam terbelenggu, merasa takut bila
jawaban tidak sama, ide atau gagasan baru tidak berkembang, takut untuk bertanya, khawatir
pertanyaannya tidak mengena, belum lagi peserta didik merasa sulit untuk menyusun rangkaian
kata-kata dalam mwnjawab dan bertanya dengan kalimat yang bagus. Seringkali peserta didik
Pembelajaran yang peneliti gunakan selama ini yaitu menggunakan metode informasi satu
arah, karena beban materi yang cukup banyak, sedang waktu yang diberikan terbatas. Pemberian
tugas tiap kelompok dikelas. Belajar telah membawa peserta didik benar-benar tergantung pada
guru11
Keaktifan peserta didik adalah hal-hal yang mempengaruhi dan dapat menciptakan
keaktifan peserta didik. Aspek keaktifan peserta didik merupakan pusat perhatian dalam
penelitian. Keaktifan siswa dipengaruhi oleh aktifitas siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran.
Aspek-aspek keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut meliputi : (1) keberanian ; (2)
1. Keberanian
11
Afrita Heksa, S.Pd., Dalam Pembelajaran Sistem Gerak dan Pencernaan Manusia, (Deepublish: 2020)
Keberanian dalam peneliti ini berkaitan dengan keadaan mental peserta didik dalam
mengikuti aktivitas belajar. Keberanian ini merujuk kepada keberanian peserta didik dalam
2. Berpartisipasi
Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan bisa dicapai semaksimal
mungkin.
3. Kreatifitas belajar
Kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan
situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu. Peserta didik yang aktif mempunyai motivasi
untuk menciptakan cara belajar yang baru untuk mengkreativitaskan belajar mereka inginkan
4. Kemandirian belajar
Dalam pembelajaran merupakan suatu aktivitas dalam pembelajaran yang didorong oleh
kemauan sendiri, pilihan sendiri dan mengatur diri untuk mencapai hasil yang optimal. Siswa
yang aktif dengan sikap mandiri dengan tidak selalu bergantung pada orang lain12
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa hal yakni dapat berasal dari
diri peserta didik sendiri maupun dari guru. Fakto yang berasal dari guru diantaranya
peserta didik, menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan pembelajaran
garys lebih diarahkan pada keaktifan peserta didik. Guru dapat memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuan mereka serta guru bukan satu-satunya
12
Jurnal Pendidik Konvergensi, (Sang Surya Media; 2019)
sebagai sumber belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan materi belajar agar diperoleh hasil belajar peserta didik yang baik dan
mampu melakukan upaya meningkatkan kompetensi peserta didik melalui metode pembelajaran
resitasi13
Pengembangan keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan hal
penting, sebab jika keaktifan peserta didik tidak muncul maka proses pembelajaran akan statis
artinya tidak ada interaksi yang baik antara guru dan peserta didik, oleh karena itu
memungkinkan bagi guru supaya bisa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan
belajar peserta didik. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan peserta didik belajar
antara lain:
1. Faktor Internal
Dalam diri peserta didik sendiri yang meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis jasmaniah
dan aspek psikologis rohaniah kesempurnaan fungsi seluruh panca indera terutama otak, karena
otak adalah sumber memori, sehingga manusia dapat belajar dengan cara menyerap, mengelolah,
mengembangkan kehidupannya dalam upaya tujuan belajar secara optimal. Seorang peserta didik
akan berhasil dalam belajar kalu pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, inilah prinsip
dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, kesatuan antara aspek fisiologis
2. Faktor Eksternal
13
Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru TK dan SD Melalui Penelitian Tindakan Kelas,
(Penerbit Pustaka Rumah; 2020)
Faktor Eksternal peserta didik terdiri dari dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial, lingkungan sosial sekolah seperti
guru, para staff administrasi, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi keaktifan peserta didik.
Para guru yang selalu menunjukkan sikap yang simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik
dan rajin khususnya dalam hal belajar misalnya rajin membaca dapat menjadi daya dorong
positif bagi kegiatan belajar siswa lingkungan sosial yang lebih mempengaruhi kegiatan belajar
Lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letaknya tempat tinggal keluarga
siswa, alat belajar, waktu belajar pengaruh dalam keaktifan belajar menimbulkan pertanyaan,
mendorong menghasilkan sesuatu tanggung jawab dan kemandirian menekankan inisiatif diri
memungkinkan untuk mengembangkan potensit keaktifan belajar secara lebih luas perhatian dari
orang tua terhadap minat anaknnya, stimuli dari lingkungan sekolah dan motivasi diri14
yang memiliki inisiatif dan memiliki ketekunan yang tinggi cenderung kritis terhadap orang lain.
Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya selalu ingin tahu peka enerjik dan ullet, percaya
pada diri sendiri mempunyai rasa humor, memiliki rasa keindahan berwawasan masa depan yang
penuh imajinasi menurut slameto bahwa ciri-ciri keaktifan adalah individu dengan potensi cara
Hasrat keingintahuan yang cukup besar bersikap terbuka terhadap pengalamab yang baru
panjang akal keinginan untuk menemukan dan meneliti cenderung lebih menyukai tugas berat
14
Ali Mohamad, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta; Bumi Aksara; 2015)
15
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2014)
dan sulit, cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan memiliki dedikasi yang
bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas berpikir fleksibel menanggapi pertanyaanya yang
diajukan serta cenderung memberikan jawaban yang lebih banyak kemampuan membuat analisis
dan sintesis memiliki semangat bertanya serta meniliti memiliki abstraksisasi yang cukup baik
Model merupakan interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari
beberapa sistem sedangkan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut toko
Soekamto, dalam Trianto mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial. Jadi model pembelajaran di definisikan sebagai kerangka
untuk mencapai tujuan belajar. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapat informasi, ide, ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model
pembelajaran juga berfungsi pula bagi para perancang pembelajaran dan para pendidik dalm
aktifitas belajar mengajar tidak lepas dari peran seorang pendidik serta keterlibatan peserta didik
16
Ayu Sri, Pengembangan Kreativitas Siswa (Jakarta : Guepedia 2019)
17
Trianto, Model-Model Pembelajaran InovatifnBerorientasi Konstrujtuvustuk (Jakarta: Prestasi Jakarta, 2012)
18
Suprijini Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PALKEM (Yogyakarta; Pustaka Belajar 2010)
secara aktif dan efektif. Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan.
Menurut pemikiran Joyce, model adalah Each model guides us as we design instruction to
help student achieve various objectives. Melalui model pembelajaran pendidik dapat membantu
peserta didik untuk mendapat informasi, ide, ketrampilan, cara berpikir dan mengekspresikan
ide. Model pembelajaran berfungsi juga bagi para perancang pembelajaran yang sesuai dan
Adapun terdapat berbagau pendapat dari pengertian metode pembelajaran resitasi dalam
menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran resitasi, Bentuk tugas yang dapat
diberikan adalah tugas-tugas dalam bentuk daftar sejumlah pertanyaan mengenai mata pelajaran
tertentu, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusi atau perlu dicari uraiannya pada
buku pelajaran. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan luar kelas,
Berikut definisi dan pengertian metode pembelajaran resitasi dari beberapa sumber buku:
Menurut Djamarah dan Zein (2010), resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar yang bertujuan untuk
merangsang anak agar aktif belajar, baik secara individual ataupun secara kelompok.
19
Rusman, model-model pembelajaran, (Jakarta; PT Raja Grafindo Pustaka; 2011)
Menurut Slameto (1991), resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran yang
memberikan tugas
Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997), resitasi adalah metode pengerjaan rumah yaitu
murid diberi tugas di luar jam pelajaran, dimana anak-anak dapat mengerjakan tugasnya tidak
Menurut Syaiful (2008), resitasi adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan
tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian belajar dan harus dipertanggung
jawabkannya.
Menurut Daradjat (2011), resitasi adalah metode pembelajaran yang menekankan pada
pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan,
keterampilan tertentu.20
Agar pelaksanaa metode pembelajaran resitasi ini dapat berjalan dengan baik maka
memungkinkan bagi guru agar bisa mengetahui langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan metode pembelajaran resitasi, Menurut Djamarah dan Zein (2010), langkah-
langkah metode resitasi dapat dilakukan melalui beberapa langkah atau fase, yaitu sebagai
berikut:
mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang sesuai dengan kemampuan siswa,
20
Majid, Abdul.. Strategi Pembelajaran. (Bandung: Remaja Rosdakarya 2013)
serta adanya petunjuk yang dapat membantu dan disediakan waktu yang cukup untuk
2. Fase pelaksanaan tugas. Dalam fase ini diberikan bimbingan atau pengawasan oleh
guru, diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakan, diusahakan atau dikerjakan oleh
anak sendiri, mencatat semua hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematis.
3. Fase pertanggung jawaban tugas. Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang
telah dikerjakan, ada tanya jawab dan diskusi, penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes
Sedangkan menurut Shalahuddin (1987), metode resitasi akan lebih efektif apabila
1. Tugas yang akan dikerjakan murid harus jelas dan tegas pembatasannya, dengan
2. Tugas yang diberikan harus sesuai dengan taraf perkembangan kecerdasan maupun minta
murid.
4. Adakan kontrol yang sistematis, sehingga mendorong anak untuk bekerja dengan
sungguh-sungguh.
5. Tugas yang diberikan hendaknya dapat memperkaya pengalaman murid baik untuk di
6. Tugas yang diberikan hendaknya dapat bermanfaat baik untuk kebutuhan murid pada saat
21
Djamarah, S.B., dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta 2010)
c. Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran resitasi
Metode pembelajaran resitasi yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik
tentu ada banyak kelebihan dan kelemahan yang bisa dilihat sesuai dengan materi
sendiri.
1. Guru tidak dapat mengontrol apakah siswa telah mengerjakan tugas dengan benar.
2. Guru sulit membedakan siswa yang aktif dan pasif jika tugas diberikan secara
berkelompok.
3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan keadaan individu siswa.
4. Tugas yang diberikan tidak boleh terlalu mudah atau terlalu sukar namun perlu
dimodifikasi agar tidak dianggap memudahkan atau mempersulit siswa dalam mengerjakannya.22
Pembelajaran menuntut adanya prinsip efektivitas, baik dari segi proses maupun segi hasil.
Proses pembelajaran yang efektif memungkinkan tercapainya hasil yang optimal, yaitu
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran yang efektif lebih
Untuk mencapai aktivitas siswa secara optimal dalam pembelajaran adalah dengan
menggunakan metode yang tepat, sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan kondisi
Metode resitasi merupakan cara guru menyampaikan materi pelajaran melalui pemberian tugas
belajar kepada siswa. Tugas belajar yang diberikan kepada siswa tidak sama dengan pekerjaan
Siswa dirangsang agar giat dan rajin belajar untuk mengerjakan tugas yang menyangkut
materi pelajaran yang akan dipelajari, melalui penagihan tugas dan pemberian kuis di awal
pembelajaran serta mengimformasikan hasilnya. Dengan tujuan agar siswa bergairah dalam
segala aktivitasnya baik dalam memperoleh maupun dalam mendalami suatu konsep materi
pembelajaran.
22
Ahmadi, Abu dan Prasetya, J.T. Strategi Belajar Mengajar (SBM). (Bandung: Pustaka Setia 1997)
berlangsung serta dapat mengkomunikasikannya dalam pembelajaran di kelas.
laboratorium, dapat dijadikan sebagai tempat mencari sumber informasi dalam usaha
Dan sumber belajar tidak hanya dari satu buku, tetapi dapat menggunakan buku sumber lain
yang terdapat didalamnya materi pelajaran yang di pelajari. Tugas yang diberikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran, bisa saja berupa tugas baca lalu membuat ringkasan, dan membuat laporan
Proses selanjutnya dalam resitasi yaitu melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah
pelajaran yang dapat dilihat dan diketahui antara lain terdiri dari dua bagian faktor yaitu
1) Faktor Internal
Pendidikan dan ilmu pengetahuan sangatlah penting addanya untuk mencerdaskan suatu
bangsa pendidikan merupakan hal utama dalam memberi peringatan kepada calon generasi
bangsa kedepannya. Khususnya disini pendidikan tentang metode pembelajaran resitasi yang
akan diajarkan seorang guru kepada peserta didik. Adapun hal-hal harus dilakukan oleh guru
untuk mendalami metode pembelajaran resitasi adalah melalui pengalaman belajar praktik-
empirik. Metode pembelajaran ini dapat menuntun siswa kesuatu pemahaman bidang
2) Faktor eksternal
Biaya sebagai pendukung dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang dilakukan di
sekolah. Jika ada biaya maka segala kegiatan yang ada disekolah tidak akan berjalan dengan baik
dan efisien dan juga lingkungan, siswa-siswa disekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan
yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan tersebut terjadi pergaulan
seperti hubungan akrab. Kerja sama, bersaing, bila seorang guru tidak bisa mengendalikan
lingkungan ini maka pembelajaran yang berikanpun tidak akan diterima dan terserap oleh peserta
didik. Sebaliknya apabila guru dapat mengendalikan lingkungan sosial peserta didik ini maka
pembelajaran yang diberikan gurupun akan mudah diterima siswa waktu, didalam kesempatan
dan aktivitas yang serba sibuk, guru harus bisa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya agar
A. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar
Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang terjadi pada objek
permasalahan. Menurut “Sugiono menyatakan bahwa kerangka berpikir adalah model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan
sebagai masalah penting.”23 Selanjutnya menurut purwanto, kerangka berpikir adalah rangkuman
atau ringkasan mengenai faktor-faktor yang terlibat, karakteristik masing-masing dan sifat
pengaruhnya terhadap masalah yang ada dilapangan. Dalam lembaran berikutnya menyatakan
bahwa “kerangka berpikir adalah dukungan dasar teoritis dalam rangka memberikan jawaban
23
Sugiono, Metode Penelitian pendekatan Kuantitatif, Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012)
24
Purwanto, Statistik Untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)
Kerangka berpikir yang baik dan benar akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara
variabel yang akan diteliti atau yang digunakan. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan antara
variabel bebas dan terikat. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus
didasarkan pada kerangka berpikir. Sugiyono mengatakan dalam bukunya metode penelitian
kerangka berpikir dalam penelitian ini jiga penggunaan metode pembelajaran resitasi, maka
sangat berpengaruh positif terhadap peningkatan keaktifan pembelajaran peserta didik dalam
Berdasarkan teori-teori yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti dalam penelitian ini
membahas Peranan Guru Agama Kristen Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran Resitasi
Terhadap Peningkatan Ke Aktifan Peserta Didik dalam Belajar. Peranan guru agama Kristen
dalam menggunakan metode pembelajaran Resitassi sebagai variabel bebas (X), sedangkan
peningkatan keaktifan peserta didik dalam belajar merupakan variabel (Y). Jadi variabel X akan
Peniliti akan menguraikan gambaran konsep pemikiran dan penulisan karya ilmiah ini
secara keseluruhan, peneliti menggambarkan Peranan Guru Agama Kristen dalam menggunakan
Metode Pembelajaran Resitasi sebagai Variabel (X) dan peningkatan keaktifan pesertta didik
Resitasi
Keterangan :
X : Metode Pembelajaran Resitasi
Y : Keaktifan Belajar
Keaktifan peserta didik dalam belajar selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi peserta didik untuk belajar.25 Belajar yang
aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik, baik secara
fisik, mental intelektual, maupun emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan
Metode pembelajaran rasitasi memberikan pengalaman secara fisik dan mental kepada
peserta didik. Pengalaman secara kognitif dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah
ada pada diri peserta didik, sehingga peserta didik memiliki suatu kebebasan untuk berpikir,
berpendapat, aktif dan kreatif serta menyusun (merekontruksi) sendiri informasi diperolehnya.
kreativitas belajar peserta didik lebih bagus dan bermanfaat. Maka terdapat metode pembelajaran
resitasi (variavel X) terhadap peningkatan keaktifan belajar peserta didik di SMAN 1 Cikarang
B. Hipotesa Penelitian
Hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfirik biasa, secara sadar, teliti, dan permasalahan
yang ada tersebut melakukan penelitian lapangan. Menurut Mikha Agus belum final yang
25
Dwija Utama, Jurnal Penelitian, (Sang Surya Media; 2018)
26
Dr. Moh. Toharudin, M.Pd. Buku Ajar Manajemen Kelas, (Penerbit Lakeisha; 2020)
masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Hipotesa adalah sebuah tafsiran yang
dirumuskan serta diterima sementara yang dapat menerangkan sebagai petunjuk untuk
bersumber dari teori perumusan hipotesis dari teori dilakukan berdasarkan argumentasi
Deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para peneloti
untuk memberikan perincian-perincian dari obyek yang sedang dibicarakan. Jadi, dalam
menggarap sebuah deskripsi yang baok, ditubtun dua hal: Pertama, kesanggupan
kurun sejarah yang sama dengan I dan II raja-raja, yang menuntut sejarah kedua belahan
kerajaan itu, pemerintahan Salomi (971-931 SM) dan kerajaan terpecah (930-586 SM). Berbeda
dengan I dan II Raja-raja, yang merunut sejarah kedua belahan kerajaan itu, II Tawarikh hanya
berfokus pada nasib Yehuda. Penulis memandang kerajaan Yehuda di selatan sebagai aliran
utama dari “sejarah penebusan” Israel karena (1) bait suci di Yerusalem tetap menjadi pusat
penyembahan yang benar kepada Allah, (2) raja-raja Yehuda adalah keturunan kembali untuk
membangun Yerusalem dan bair suci kembali. II Tawarikh ditulis dari perspektif seorang imam
27
Mikha Agus Widiyanto, Statistika Untuk Penelitian Bidang Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan pelayanan
Gereja (Bandung; Kalam Hidup, 2014)
28
Purwanto, Statistika Untuk Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010)
pada kedua abad ke-5 SM ketika bait suci, keimaman, dan perjanjian Daud kembali menjadi hal
II tawarikh ditulis untuk kaum sisa Yahudi kembali dan berhadapan dengan kebutuhan
mendesak untuk menemukan kembali warisan rohani mereka. Daripada menekankan sisi gelap
dari sejarah Israel, kitab ini menekankan kebangunan rohani, pembaharuan, dan kebangkitan
kembali iman bagi para buangan yang patah semangat, yang mencari masa delan dan
BAB III
Peneliti pada bagian ini akan menjelaskan beberapa hal dalam penyusunan pembahasan
ini yang menjadi objek sasaran utamanya peneliti adalah mengetahui sejauh mana Peranan Guru
penelitian adalah suatu cara pencarian pengetahuan dan pemberi artian yang terus-menerus
terhadap sesuatu untuk menemukan sesuatu yang baru.29 Sedangkan menurut mukhtar, metode
penelitian adalah suatu cara yang logis, sistematis, objektif untuk menemukan kebenaran secara
pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang
Berdasarkan pendapat para tokoh diatas maka dapat disimpulkan bahwa Metodologi
adalah sesuatu cara pencarian pengetahuam dan pemberi konsep artian yang terus menerus
terhadap sesuatu untuk dapat menemukan hal-hal yang baru. Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan tujuan dan kegunaan data tertentu. Secara umum
tujuan metode penelitian ada tiga macam yaitu: yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan. Penemuan berarti data, tindakan dan produk yang diperoleh dari penelitian itu
yang sangat betul-betul baru dan sebelumnya belum pernah ada. Pembuktian berati data yang
diperoleh itu membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu,
dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan, tindakan dan produk
Bab ini akan membahas tentang: Tujuan Penelitian, Tempat dan waktu Penelitian, Metode
Penelitian, Populasi dan Sampling, tekni pengumpulan data, dan tekni analisis Data.
Berdasarkan beberapa teori di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa metode adalah cara
atau prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam mengetahui sesuatu dan bertujuan untuk
mendapatkan hasil.
29
Nazir Mohamad, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003)
30
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Refrensi, 2013)
31
Sedarmayanti, Hidayat Syarifudim, Metodologi Penelitian (Bandung: Mandar Maju, 2011)
A. Tujuan Penelitian
mendapatkan informasi atau memperoleh data-data yang diperlukan dari objek yang di teliti.
Penelitian adalah suatu usaha menyelidiki sesuatu hipotesa permasalahan sehingga didapatkan
suatu proses yang Panjang dan ada tiga persyaratan penting didalam mengadakan kegiatan
penelitian yaitu: sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Pada dasarnya penelitian
dilakukan karena adanya permasalahan yang tidak diketahui untuk memecahkan masalahnya
dengan segera atau segala yang muncul dalam kehidupan yang tidak diketahui sebab akibatnya.
Dalam melaksanakan suatu penelitian tentunya tidak terlepas dari suatu tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti. Pertama, peneliti hendaknya menguraikan tentang pentingnya Peranan
Tawarikh 35:1-3 Terhadap Peningkatan Keaktifan Peserta Didik di SMAN 1 Cikarang Utara.
Kedua, peneliti akan membuktikan pengaruh Peranan Guru Agama Kristen Dalam Menggunakan
Cikarang Utara.
Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu di SMAN 1 Cikarang Utara. Jl. Ki
Hajar Dewantara No.23, Karang Asih, Kec. Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
17530. Proses penelitian ini dilaksanakan selama satu semester (enam bulan) yang dimulai dari
bulan juli 2022 sampai dengan desember 2022. Peneliti melaksanakan penelitian bersamaan
Metode Penelitian merupakan salah satu yang dapat menunjang dalam mengukur tingkat
keakuratan sebuah informasi yang didapatkan. Karya ilmiah yang disusun oleh seorang peneliti
akan memilih yang akan digunakan dalam melaksanakan penelitian. Metode yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Menurut
sugiyono “Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dengan kegunaan tertentu.32 Sedangkan saifuddin Azwar mengatakan “bahwa penelitian research
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa metode adalah cara yang telah
diatur dan telah dipikirkan secara baik-baik, sedangkan penelitian adalah pemeriksaan yang teliti,
“Metode penelitian merupakan upaya sistematis dan objek untuk mempelajarai suatu masalah
yang ditemukan dan bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang suatu hal yang baru.35 Jadi
dapat diberi kesimpulan bahwa metode penelitian merupakan cara yang mudah untuk
memecahkan suatu masalah dan berbagai informasi yang diperoleh. Jadi di dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode penelitian secara kuantitatif yang didukung dengan wawancara,
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.
Peneliti memilih menggunakan metode kualitatif dalam peneliti ini dengan alasan sebagai
32
Ibid.,
33
Saifudin Aswar, Metode Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2010)
34
Soeharto dan Ana Retnoningsih “Metode dan Penelitian” Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Semarang: Widya Karya, 2011), 29.
35
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 29.
berikut: pertama, masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Kedua, peniliti
Populasi dan sampel merupakan objek dari sebuah penelitian. Penentuan populasi dan
sampel dapat dilakukan dengan menggunakan teori-teori dari para pakar. Populasi adalah
totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan tepat
yang akan diteliti. Sedangkan Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara
tertentu dan memiliki juga karakteristik tertentu, jelas dan tepat yang mewakili populasi.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang ada di tempat penelitian. Suharni Arikanto
mengatakan bahwa populasi keseluruhan objek penelitian,36 Menurut Harinaldi populasi adalah
kumpulan dari keseluruhan pengukuran objek atau individu yang sedang dikaji.37 Menurut Sulis
Sutrisna populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti dan memiliki karakter ristik yang
sama.38
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Dengan demikian yang menjadi objek dalam populasi sesuai wawancara di SMAN 1
Cikarang utara.
36
Suharni Arikanto, Prosedur Penelitian Pendidikan Pendekatan Praktik (Bandung: Afabeta, 2013), 23
37
Harinadil, Prinsip-Prinsip Statistic Untuk Tekni dan Sains (Jakata: Erlangga, 2008), 2
38
Sulis Sustrina, Aku Ingin Menjadi Ahli Matematika (Jakarta: Agro Media Pustaka, 2008), 74.
Tabel 1. Populasi sesuai wawancara
1 10 (Sepuluh) 25
2 11 (Sebelas) 23
3 12 (Dua belas) 20
2. Wawancara
Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan
tertentu.39 Wawancara yang dilakukan dengan lebih dari satu partisipan disebut sebagai focus
grup. Dengan wawancara peneliti dapat memperoleh banyak data yang berguna bagi
Perasaan
Standar normative
Wawancara memungkinkan peneliti menggali data yang “kaya” dan multidimensi mengenai
suatu hal dari para partisipan42. Wawancara tidak menggali data mengenai fakta (kecuali data diri
39
(Kahn & Cannel, 1957)
40
(Leedy & Ormrod, 2005; Saunders etal, 2016)
41
(D. Silverman, 1993)
42
(Michael D. Myers, 2009)
sang partisipan). Hasil wawancara adalah mengenai persepsi atau ingatan partisipan terhadap
suatu hal.43
Sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti ambil dalam hasil jumlah populasi
peserta didik kelas 10, 11, 12 dengan jumlah populasi yaitu 68 orang.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik dalam suatu penelitian.44 Ada dua jenis pengumpulan data secara
umum antara lain: 1) data primer adalah yang diperoleh langsung dari lapangan/tempat penelitian
yang datanya diambil langsung menggunakan teknik wawancara atau pengisian kuensioner, 2)
Data sekuler adalah data yang diperoleh tidak langsung dari lapangan melainkan dari dokumen
Prapenelitian ini, peneliti menggunakan Metode Kualitatif yaitu pertama, biasanya data
bersifat tidak terstruktur menganalisis data yang tidak terstruktur membutuhkan dan alat sendiri.
Kedua, menganalisis data kualitatif tidak terlepas dari subjektivitas sang peneliti dalam artian
metode kualitatif. Mengumpulkan data dari hasil wawancara, informan wawancara, observasi
dan instrumen
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh
pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Wawancara juga adalah suatu upaya untuk memperoleh data langsung dari responden, dan
43
Samiaji Sarosa. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: IKAPI, 2021)
44
Djaali dan Pudji Muljiono, Pengukuran dalam bidang pendidikan (Jakarta: Grasindo)
mendengarkan jawaban yang sejujurnya serta menilai kebenaran jawaban yang diberikan dan
juga menjelaskan setiap pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh responden. Dalam metode
penelitian, wawancara digunakan sebagai tekni pengumpulan data apabila peneliti ingin
melekukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan suatu
metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden untuk
2. Observasi
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan cara
pengamatan (Observasi). secara harfiah Metode Pegamatan adalah metode yang menggunakan
indera penglihatan dalam mengamati keadaan yang ada di sekitar tempat penelitian. Penelitian
yang dimaksud dengan pengamatan tidak hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu
Djaali dan Pudji Muljiono. “Menyatakan Bahwa Observasi adalah cara menghipum
fenomena yang terjadi pada objek pengamatan.45. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu. 1) Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan
istrumen pengamatan, 2) Observasi Sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
45
Djaali dan Pudji Muljiono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan (Jakarta: Grasindo), 16.
Peneliti telah melakukan observasi dengan kegiatan antara lain, mengamati organisasi
sekolah saat pembelajaran yang sedang berlangsung pada tanggal 03 Mei 2022, mengamati
situasi kegiatan pembelajaran serta melakukan wawancara dengan guru dan kepala sekolah
terkait dengan apa yang terjadi dalam kepribadian peserta didik dalam melakukan prapenelitian.
Peneliti dalam pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati SMAN 1 Cikarang
Utara menggunakan metode observasi sistematis, yaitu pengalaman yang dilakukan dengan
menggunakan pengamatan.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa observasi adalah studi
pengamatan terhadap ciri-ciri perilaku sebuah objek yang akan diteliti. Bungin (2007)
mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif,
yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur
keseharian responden.
secara berkelompok terhadap satu atau beberapa objek sekaligus, tidak ada
panduan dan berkembang sejalan dengan apa yang nampak pada saat
observasi berlangsung
3 . Informan Wawancara
1. Informan kunci
2. Informan utama
3. Informan Pendukung
1. Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang
permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui
tentang kondisi/fenomena pada masyarakat secara garis besar, juga memahami informasi tentang
informan utama.
2. Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan “aktor utama” dalam sebuah
kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang mengetahui
secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan dipelajari
tambahan terkadang memberikan informasi yang tidak diberikan oleh informan utama
operasional dari variabel Y yang merupakan Ke Aktifan Peserta Didik, dan Variabel X Peranan
F. Istrumen Penelitian
Sesuai dengan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya bahwa peneliti akan
menghitung istrumen dengan menggunakan skala Linkert. Skala Linkert adalah suatu teknik
pengukuran data berdasarkan penggunaan kategori yang berurutan (ordinality). Skala linkert
memiliki 5 jenjang penilaian yaitu sangat stuju (stronglsy agree), setuju (anggre), Ragu-ragu
3 Ragu-ragu Ragu-ragu
Pada suatu pernyataan yang disajikan di dalam angket yang nantinya diisi oleh responden sesuai
dengan resepsinya. Responden mengisi angket sesuai dengan jawaban positif hingga negatif,
sesuai dengan persepsi atau tanggapan pribadi responden terhadap aspek yang akan diberi
penilaian/tanggapan. Bila responden memberikan angka 5 pada pernyataan positif dan nilai 1
pada pernyataan negatif maka responden sangat sesuai persepsinya baik dengan istrumen
variabel X maupun variabel Y, namun apabila sebaliknya responden memberikan nilai 1 pada
istrumen positif dan nilai 5 pada istrumen negatif maka ada kekeliruan atau respoden kurang
Pada bagian ini peneliti akan menentukan defenisi konseptual dan defenisi operasional dari
setiap variabel. Defenisi konseptual adalah pernyataan mengenai ide dalam kata-kata tertentu
atau istilah teoritis yang berkaitan dengan ide-ide atau konsep lain.46 Defenisi operasional adalah
batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan satu kegiatan atau pekerjaan,
misalnya penelitian. Oleh karena itu, defenisi ini juga disebut defenisi kerja karena dijadikan
Kajian di bawah ini peneliti akan memamparkan defenisi konseptual dan defenisi operasional
dari variabel Y yang merupakan Ke Aktifan dan Variabel X Peranan Guru Dalam Menggunakan
Peneliti akan memulai dengan variabel Y yakni Ke Aktifan Peserta Didik. Peneliti akan
Definisi konseptual Ke Aktifan Peserta Didik adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta
Keaktifan belajar siswa adalah suatu kondisi, perilaku atau kegiatan yang terjadi pada siswa pada
saat proses belajar yang ditandai dengan keterlibatan siswa seperti bertanya, mengajukan
46
Suryani dan Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media Group,2015),
47
Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: PT.
Grasindo, 2008)
pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama
dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
1 Memperhatikan
2 Menjawab
3 Bertanya
4 Mencatat
5 Membuat
Peneliti akan memulai dengan variabel X yakni Peranan Guru Agama Kristen Dalam
mempunyai peran tersendiri ia harus mampu memberikan sebuah evaluasi untuk peserta didik
agar melihat keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran memahami dari Nats 2
Tawarikh 35:1-3 di SMAN 1 Cikarang Utara yaitu: 1) memimpin, 2) memberikan tugas, 3)
1 Memimpin
2 Memberikan Tugas
3 Memberikan Support
4 Berdiskusi
F. Kalibrasi Instrumen
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap
hasil penelitian. Setelah instrument disusun langkah selanjutnya yaitu melakukan uji coba
instrument. Instrument yang dibuat oleh peneliti merupakan instrument yang belum baku
Berdasarkan hasil populasi 68 peserta didik, maka hasil uji coba informan wawancara
yang dipertanyakan kepada kepala sekolah di SMAN 1 Cikarang Utara adalah sebagai berikut
peserta didik. Uji coba dilakukan dengan sesuai apa yang sudah diwawancarakan di SMAN 1
Cikarang utara, dalam wawancara peneliti melakukan sebuah pertanyaan mengenai sekolah di
SMAN 1 Cikarang Utara terkhususnya dalam kegiatan proses pembelajaran peserta didik di
sekolah
sebagai Teknik pengumpulan data, apabila peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh (informasi sudah jelas). Dalam
praktiknya selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, maka pengumpul data juga
dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, camera, gambar, brosur dan benda lain
mendapatkan akses menuju subjek/partisipan penelitian dan lokasi penelitian, menemukan jenis
data yang akan dicari, mengembangkan atau menentukan metode pengumpulan data,
pengumpulan data. Dalam pengumpulan data terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penelitian kualitatif adalah: Pertama, umumnya penelitian dilakukan lebih dari satu kali.
Kedua, dalam melakukan pengumpulan data selalu disesuaikan dengan situasi alamiah, dan
ketiga, lakukan proses eksplorasi lebih dalam terhadap suatu hal yang dirasa perlu untuk
diungkap.