Oleh :
Muhammad Yusuf
NIM 02.11105
FAKULTAS TARBIYAH
2021/2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
adanya suatu pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa
dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun pada
masayarakat yang sudah modern. Merka akan merasa tenang dan tenteram hatinya
kalau mereka dapat mendekat dan mengabdikan diri kepeda Dzat Yang Maha
Kuasa. Hal semacam ini memang sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rad
ayat 28, yang artinya, “ Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati
Karena itu manusia kan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan, hanya saja cara mereka mengabdi dan mendekatkn diri kepada Tuhan itu
berbeda sesuai denagn agama yang dianutnya. Itulah sebabnya, bagi orang
fitroh mereka tersebut kearah yang benar, sehingga mereka akan dapat mengabdi
dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam. Tanpa adanya Pendidikan Agama dari
satu generasi ke generasi berikutnya, maka orang akan semakin jauh dari Agama
yang benar.
2
Tujuan dari Pendidikan Agama adalah untuk membimbing anak agar
mereka menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara, (Euharini,
dkk. 1977:25).
dicapai oelh setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama. Karena itu
dalam mendidikan agam yang perlu ditanamkan terlebih dahuilu adalah keimanan
yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang teguh itu maka akan
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar
adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program
mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah
guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin
sebagai bangsa Indonesia kita harus atau wajib mengamalkan Pancasila sebagai
3
nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Bahwa ada beberapa faktor yang
Islam.
B. Rumusan Masalah
Pendidikan Agama Islam pada siswa Kelas VII di MTs Al Amin Palur Tahun
Pelajaran 2021/2022?
4
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VII di MTs Al Amin Palur
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni semester genap tahun palajaran
2021/2022.
D. Tujuan Penelitian
diterapkan metode demonstrasi pada siswa Kelas VII di MTs Al Amin Palur
meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas VII di MTs Al Amin Palur
E. Manfaat Penelitan
berguna sebagai:
5
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru
Agama Islam.
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau
pengoperasioan peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan
atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan. Orang
6
mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan
(Ramayulis, 244:2004).
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI,
1996:14).
atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu
proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh
(Soetomo, 1993:120).
8
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi
tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Konsep Motivasi
pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru
apakah bahan pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan
siswa didik justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya
lainnya. Sehingga sejak itu pula para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku
9
berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Murid dapat
dipaksa untuk mengikuti semua perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk
ke sungai tetapi tidak dapat dipaksa untuk minum. Demikian pula juga halnya
dengan murid, guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan
tetapi guru tidak mungkin dapat memaksanya untuk belajar belajar dalam arti
sesungguhnya. Inilah yng menjadi tugas yang paling berat yakni bagaimana
caranya berusaha agar murid mau belajar, dan memiliki keinginan untuk
2. Pengertian Motivasi
motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi
10
belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam
belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam
mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan
3. Macam-macam Motivasi
a. Motivasi Intrinsik
apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan
11
2) Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas
yang pokok.
adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak
dalam dirinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang
b. Motivasi Ekstrinsik
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang
2000: 29).
motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
12
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam
Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang
perbuatan.
guru.
5) Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat
yang besar.
13
6) Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti
dalam kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada
ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan
mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan
motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang
Telah disepakati oleh ahli pendidikan bahwa guru merupakan kunci dalam
proses belajar mengajar. Bila hal ini dilihat dari segi nilai lebih yang dimiliki oleh
guru dibandingkan dengan siswanya. Nilai lebih ini dimiliki oleh guru terutama
dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru bidang studi pengajarannya.
Walalu demikian nilai lebih itu tidak akan dapat diandalkan oleh guru, apabila ia
Disamping itu kegiatan mengajar adalah suatu aktivitas yang sangat kompleks,
karena itu sangat sukar bagi guru Pendidikan Agama Islam bagaimana caranya
14
mengajar dengan baik agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
umum yang harus dipengang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam
yang harus dipengang oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam menjalankan
kemampuan siswa.
9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan,
prinsip yang harus diperhatiakn oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh
15
1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa yang diharapkan dari pelajaran untuk
skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh program pendidikan itu.
memecahkannya.
D. Metode Demonstrasi
1. Definisi
suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu
kerja fisik atau pengoperasioan peralatan baran gatau benda. Kerja fisik itu
telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum
16
Dalam mengajarkan praktek-praktek agama, Nabi Muhammad sebagai
Muhammad SAW.
Raya Haji, lalu beliau berkata: “ Hendaklah kamu turut cara-cara ibadah
mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan haji lagi sesudah ini.”
suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu
244.1990). Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih
17
2. Kelebihan Metode Demonstrasi
diikut sertakan.
peserta didik bukan saja mendengar suatu uraian yang diberikan oleh guru
demonstrasi .
e. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan dan titik yang yang dianggap
penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik seperlunya. Sewaktu
saja.
menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi
18
kalau penjelasan tentang suatu proses. Tetapi dalam demonstrasi,
peserta didik dapat terjawab pada waktu peserta didik mengamai proses
demonstrasi.
yang ingin berusaha mengamati secara lengkap dan teliti atau jalannya
sesuatu.
b. Sulit dilaksanakan kalau tidak ditunjang oleh tempat, waktu dan peralatan.
cermat. Sejauh mana persiapan itu dilakukan amat banyak tergantung kepada
pengalaman yang telah dilalui dan kepada macam atau demonstrasi apa yang
19
melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah pertemuan
1) Apakah metode itu wajar dipergunakan dan merupakan cara paling efektif
3) Apakah jumlah peserta didik tidak telalu besar yang memerlukan tempat
dan tata ruang khsusus agar semua peserta didik dapat berpartisipasi
secara aktif.
itu.
20
langkah demonstrasi yang akan dilakukan sehingga pertanyaan-pertanyaan
2) Berapa lama waktu yang dipakai untuk memberi rangsangan atau motivasi
sendiri apakah:
2) Kedudukan alat atau kedudukan guru sendiri sudah cukup baik sehingga
dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi. Untuk itu dapat
demonstrasi itu.
21
2) Bagaimana dan kapan dilakukan semua hal-hal itu, sebelum, sesudah atau
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
yaitu: (1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan
kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan
sosial eksperimental.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (Sukidin, dkk.
2002:55), cirri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau
pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar,
(3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam
23
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu
siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini
berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
A. Rancangan Penelitian
hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.
sebagai berikut:
24
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-
benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, Suharisimi, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana),
25
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Putaran dst
26
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
berbasis masalah.
berikutnya.
dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan
membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir
masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan
1. Tempat Penelitian
27
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2)
1. Tahap Persiapan
berjalan lancer dan mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan persiapan ini
2. Tahap Pelaksanaan
28
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan
meliputi: (1) pengumpulan data melalui tes dan pengamatan yang dilakukan
hasil penelitian persiklus, (4) menafsirkan hasil analisis data, dan (5) bersama-
berikutnya.
3. Tahap Penyelesaian
penelitian, (3) merevisi draf laporan penelitian, (4) menyusun naskah laporan
E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai
bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu; (2) Untuk menentukan
apakah suatau tujuan telah tercapai; dan (3) Untuk memperoleh suatu nilai
ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Disamping itu
dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana yang belum tercapai.
29
observasi (pengamatan) untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar.
F. Analisis Data
perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
pembelajaran.
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
30
Σ N = Jumlah siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
3. Untuk lembar observasi
P1 P2
X
2
31
X
% x100% dengan
X
jumlah.hasil . pengama tan P1 P2
X
jumlah. pengamat 2
X = Rata-rata
X = Jumlah rata-rata
P1 = Pengamat 1
P2 = Pengamat 2
BAB IV
A. Simpulan
berikut:
pertanyaan.
32
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf
33
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindon.
Azhar, Lalu Muhammad. 1993. Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha
Nasional
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
34
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi
UGM.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
35
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
36
C. Batasan Masalah ............................................................. 5
A. Simpulan ......................................................................... 31
B. Saran................................................................................ 31
37
38
39