Disusun oleh :
Moh. Alfian Hadist Saputra (F02318088)
Dosen Pembimbing:
Dr. H. M. Shihabuddin, M. Pd.I., M.Pd.
DAFTAR ISI
C. Tujuan ..................................................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk plural
dari kata medium atau medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar.1
Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, atau perbuatan menjadikan orang
atau makhluk hidup agar belajar.2 Dari pengertian dua kata di atas dapat
dipahami bahwa media pembelajaran adalah alat perantara atau pengantar yang
mendukung dan membantu berjalannya proses pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam
menjalankan proses pembelajaran. Sebab kita sdari atau tidak, kehadiran media
ternyata dapat membantu untuk mencapai keberhasilan proses belajar
mengajar. Peranan media pembelajaran adalah untuk membantu penyampaian
materi kepada siswa, membuat proses belajar menjadi hal yang tidak
membosankan, dan mengoptimalkan proses pembelajaran. Dalam hal ini bisa
terlihat bahwa tingkat kualitas atau hasil belajar juga dipengaruhi oleh kualitas
media pembelajaran yang digunakan.
Menciptakan kualitas media pembelajaran yang baik agar dapat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses belajar mengajar bukanlah
hal yang mudah, oleh karena itu diperlukan pemilihan dan perencanaan
penggunaan media pembelajaran yang baik dan tepat. Pemilihan media
pembelajaran yang tepat ini menjadikan media pembelajaran lebih efektif dan
efisien. Memilih media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran, guru
harus mempertimbangkan psikologis dan sosiologis peserta didik serta
memerlukan analisis mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Agar pemilihan media bisa lebih tepat, dibutuhkan pula beberapa prinsip dan
kriteria tertentu.
1
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan, IV. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 6.
2
Kemendikbud, KBBI, V (Badan Bahasa Kemendikbud, 2016), Application for Android.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah tersebut, terdapat
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud media dalam pembelajaran PAI?
2. Bagaimana prinsip dalam memilih media pembelajaran PAI?
3. Bagaimana kriteria pemilihan media pembelajaran PAI?
C. Tujuan
Penulisan makalah memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui media dalam pembelajaran PAI.
2. Untuk mengetahui prinsip dalam memilih media pembelajaran PAI.
3. Untuk mengetahui kriteria pemilihan media pembelajaran PAI.
3
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2009), 96.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Arif S. Sadiman et al., Media Pendidikan; Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 7.
5
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), 199.
4
6
Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 116.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), 107.
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 199.
5
9
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jogjakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), 286.
10
Kemendikbud, KBBI, V (Badan Bahasa Kemendikbud, 2016), Application for Android.
6
keaktifan fisik.11 Media dan metode yang sesuai karakteristik siswa untuk
mengoptimalkan kepekaan sensori siswa.
Berikut ini beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat guru memilih
media untuk pembelajaran yang akan dilaksanakannya:
1. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Dalam konsep pembelajaran, efektivitas adalah keberhasilan
pembelajaran yang diukur dari tingkat ketercapaian tujuan setelah
pembelajaran selesai dilaksanakan. Jika semua tujuan pembelajaran telah
tercapai maka pembelajaran disebut efektif. Sedangkan efisiensi adalah
pencapaian tujuan pembelajaran dengan penggunaan media, waktu dan
sumber daya lain yang baik dan tepat.12
Penggunaan media dapat dikatakan efektif dan efisien jika sesuai
dengan kondisi peserta didik, sesuai dengan alokasi watu yang telah
ditentukan, dan keahlian pendidik dalam menggunakaan media
pembelajaran mumpuni. Media pembelajaran yang telah memenuhi aspek
efektivitas dan efisiensi ini tentunya akan meningkatkan ketertarikan siswa
dalam belajar dan materi yang disampaikan lebih mudah diserap serta
dapat mendukung pencapaian pembelajaran.13
11
Hasan Baharun, “Penerapan Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa di Madrasah,” Jurnal Pendidikan Pedagogik (2015), 46.
12
Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik (Rajawali Press, 2017), 75.
13
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 75-76.
7
pembelajaran yang kompleks dari segi struktur atau tampilan akan lebih
sulit dipahami dibanding media pembelajaran yang sederhana. Jika tingkat
kerumitan dan kompleksitas media pembelajaran tidak disesuaikan dengan
taraf berpikir peserta didik maka peserta didik semakin sulit memahami
materi dan menjadi semakin bingung karena tidak fokus pada tujuan dan
materi pembelajaran hingga tidak dapat memperoleh hasil pembelajaran
yang diharapkan.14
Sebagai contoh, media yang digunakan terhadap peserta didik
tingkat TK dan SD tentunya sangat berbeda dengan media pembelajaran
yang digunakan di tingkat SMP ataupun SMA. Untuk tingkat TK atau SD
dalam belajar melafalkan huruf hijaiyyah atau membaca potongan ayat Al-
Qur’an dengan metode demonstrasi misalnya, media yang digunakan
dapat berupa kertas peraga berukuran besar yang bertuliskan beberapa
potongan ayat bewarna hitam dan langsung dipraktekkan oleh pendidik
untuk kemudian ditirukan peserta didiknya. Sedangkan untuk tingkat SMP
atau SMA, media yang digunakan dapat berupa proyektor yang
menyorotkan ayat-ayat Al-Qur’an dan diberi warna yang telah ditentukan
sesuai dengan jenis bacaan tajwid maupun ghoribnya.
3. Prinsip Interaktivitas Peserta Didik Terhadap Media Pembelajaran
Semakin besar kemungkinan siswa dapat berinteraksi dengan media
pembelajaran menunjukkan bahwa semakin bagus dan tepat sasaran media
pembelajaran yang digunakan. Tentunya, upaya untuk meningkatkan
interaktivitas peserta didik terhadap media pembelajaran bukanlah
merupakan suatu hal yang mudah. Hal ini dipengaruhi oleh motivasi
belajar dan minat peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. Jika
dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media dengan
pembelajaran yang melibatkan media, tentunya proses yang dialami dan
hasil yang yang dicapai akan sangat jauh berbeda karena salah satu fungsi
media pembelajaran adalah untuk mendorong siswa agar terlibat lebih
14
Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD; Tinjauan Teoritik dan Praktik (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), 210.
8
15
Arsyad, Media Pembelajaran, 74.
16
Nana Sudjana dan Ahmad Rifai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1991),
186.
17
I Nyoman Sudana Degeng, Media Pendidikan (Malang: FIP IKIP Malang, 1993), 103.
9
6. Kualitas teknis
Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti kriteria yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah:18
1. Tujuan
2. Karakteristik siswa
3. Alokasi waktu
4. Ketersediaan
5. Efektivitas
6. Kompatibilitas
7. Biaya
Sedangkan Azhar Arsyad menuturkan bahwa kriteria memilih media
pembelajaran adalah sebagai berikut:19
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran
3. Praktis, luwes, dan tahan
4. Guru terampil menggunakannya
5. Pengelompokan sasaran
6. Mutu teknis.
Beberapa pendapat para ahli tersebut tentunya saling melengkapi antara
pendapat yang satu dengan pendapat yang lain. Namun dengan mengacu dari
pendapat para ahli tersebut, penulis simpulkan beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran. Di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Sesuai dengan Materi, Metode, dan Tujuan Pembelajaran
Media pembelajaran yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
bahan atau kajian yang akan diajarkan dalam suatu program pembelajaran.
Namun tidak semua materi dapat disajikan dengan gamblang melalui
media pembelajaran, terkadang harus disajikan dalam konsep atau symbol
18
Basuki Wibawa dan Farida Mukti, Media Pengajaran (Jakarta: Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Dikti Dipdikbud, 1993), 121.
19
Arsyad, Media Pembelajaran, 78.
10
atau sesuatu yang lebih umum baru kemudian disertakan penjelasan. Hal
ini juga dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan dan
memerlukan proses serta keterampilan khusus dari peserta didik untuk
memahami hingga menganalisis materi yang disajikan. Pertimbangan
lainnya dari bahan dan pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana
kedalaman yang harus dicapai. Media pembelajaran yang dipilih
hendaknya mampu mendukung isi bahan pembelajaran dan diselaraskan
menurut kemampuan dan kebutuhan siswa dalam mendalami isi materi.
Dengan demikian dapat dipertimbangkan media apa yang sesuai untuk
penyampaian bahan tersebut.
Memilih media pembelajaran juga harus berdasarkan tujuan
instruksional dan mengacu kepada setidaknya dua dari tiga ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar media pembelajaran
sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari tujuan. Media
pembelajaran juga bukan hanya mampu mempengaruhi aspek intelegensi
siswa namun juga aspek sikap dan perbuatan.
2. Sesuai dengan Kemampuan Pendidik
Paling penting dalam kriteria pemilihan media pembelajaran yang
tepat adalah tentunya wajib disesuaikan dengan kemampuan para pendidik
dalam mengunakan media pembelajaran. Sebab, secangih apapun sebuah
media pembelajaran jika pemggunanya tak mampu mengunakannya secara
optimal, maka manfaat yang seharusnya diperoleh tidak akan bisa
didapatkam secara optimal. Dengan demikian, maka harus terdapat
konektifitas antara skill user dan media pembelajaran yang akan digunakan
3. Sesuai dengan Keadaan Peserta Didik
Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan
keadaan peserta didik, baik keadaan psikologis, filosofis, maupun
sosiologis peserta didik. Ketiga hal tersebut mencakup banyak hal seperti
kebutuhan, bakat, motivasi atau minat belajar, kepribadian, tingkat
11
kemampuan, dan gaya belajar peserta didik. Penggunaan media juga harus
diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta didik.20
4. Sesuai dengan Kondisi Lingkungan Belajar
Yang dimaksud dalam poin ini adalah, media pembelajaran yang
digunakan harus sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan belajar.
Media pembelajaran yang membutuhkan tenaga listrik tidak bisa dipakai
di tempat belajar yang tidak tersedia listrik atau sebaliknya media
pembelajaran yang canggih berbasis teknologi moderen juga tidak bisa
digunakan di sekolah pedesaan yang memiliki latar belakang minim
pengetahuan akan teknologi. Agar media pembelajaran dapat
dimanfaatkan dengan baik, maka harusnya disesuaikan penggunaannya
dengan kondisi dan situasi pembelajaran yang dilakukan.
Media pembelajaran tidak harus mahal dan selalu berbasis
teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang sederhana namun
secara tepat digunakan akan lebih efektif dibandingkan penggunaan media
pembelajaran yang mahal dan rumit. Sederhana, mudah digunakan, harga
terjangkau, dan dapat bertahan lama serta dapat digunakan secara terus-
menerus patut menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memilih
media pembelajaran.
5. Keamanan Penggunaan Media Pembelajaran
Guru harus berhati-hati dalam memilih media pembelajaran karena
ada media pembelajaran yang jika tidak hati-hati dalam penggunaannya
dapat mengakibatkan kecelakaan. Media pembelajaran yang dipilih
haruslah media pembelajaran yang aman bagi pendidik dan peserta didik
sehingga hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung tidak terjadi.Contoh media pembelajaran yang kurang aman
misalnya penggunaan alat-alat yang mudah terbakar, tajam, panas, atau
bahan-bahan kimia bersifat korosif.
20
Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD; Tinjauan Teoritik dan Praktik, 210.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan semua
aktifitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama Islam, baik
yang berupa alat yang dapat diperagakan maupun teknik/metode yang secara
efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan
tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Terdapat dua macam
media dalam pembelajaran PAI, yaitu media yang bersifat materi yang
mencakup media cetak dan media elektronik serta media yang bersifat non-
materi seperti suri tauladan, perintah dan larangan, serta ganjaran dan
hukuman.
Dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan prinsip
efektivitas dan efisiensi, prinsip taraf berfikir peserta didik, dan prinsip
interaktivitas peserta didik terhadap media pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran harus memperhatikan beberapa
kriteria sebagai berikut:
1. Sesuai dengan materi, metode, dan tujuan pembelajaran.
2. Sesuai dengan kemampuan pendidik.
3. Sesuai dengan kondisi peserta didik.
4. Sesuai dengan kondisi lingkungan belajar.
5. Keamanan pengunaan media pembelajaran.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Tentunya masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis memohon
kepada pembaca kritik dan saran yang bersifat membangun. Apabila dijumpai
beberapa kesalahan, kami mohon agar dibenarkan sebagaimana mestinya. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, I Nyoman Sudana. Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang, 1993.
Sadiman, Arif S. Media Pendidikan. IV. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Sadiman, Arif S., R. Rahardjo, Anung Haryono, and Rahardjito. Media Pendidikan;
Pengertian Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008.
Sudjana, Nana, and Ahmad Rifai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1991.
Wibawa, Basuki, and Farida Mukti. Media Pengajaran. Jakarta: Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan Dikti Dipdikbud, 1993.