Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan
berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya
memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Sayangnya, sekalipun institusi-
institusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, namun institusi-
institusi tersebut masih belum memproduksi individu-individu yang beradab.
Sebabnya, visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya
manusia yang beradab, terabaikan dalam tujuan institusi pendidikan
Penekanan kepada pentingnya anak didik supaya hidup dengan nilai-nilai
kebaikan, spiritual dan moralitas seperti terabaikan. Bahkan kondisi sebaliknya
yang terjadi. Saat ini, banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi industri
bisnis, yang memiliki visi dan misi yang pragmatis. Gelar dianggap sebagai tujuan
utama, ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang selama ini
dikeluarkan akan menuai keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun
akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi,
namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu
yang beradab.
Dalam budaya Barat sekular, tingginya pendidikan seseorang tidak
berkorespondensi dengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang bersangkutan.
Dampak dari hegemoni pendidikan Barat terhadap kaum Muslimin adalah
banyaknya dari kalangan Muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam
kehidupan nyata, mereka belum menjadi Muslim-Muslim yang baik dan
berbahagia.
Dalam makalah ini penulis berusaha menggali dan mendeskripsikan tujuan
pendidikan dalam Islam secara induktif dengan melihat dalil-dalil naqli yang
sudah ada dalam al-Qur’an maupun al-Hadits, juga memadukannya dalam konteks
kebutuhan dari masyarakat secara umum dalam pendidikan, sehingga diharapkan

1
tujuan pendidikan dalam Islam dapat diaplikasikan pada wacana dan realita
kekinian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh?
2. Bagaimana tujuan pendidikan dalam perspektif Alquran dan hadist?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Pendidikan
Sebelum kita paparkan tujuan pendidikan yang terdapat dalam surah Al-
Imran ayat 137-139 dan surah Al-Hajj ayat 38-41, kita perlu ketahui tujuan umum
pendidikan di dalam ajaran islam dan pendapat para ulama tentang tujuan
pendidikan.
Adapun tujuan umumnya yaitu membentuk kepribadian sebagai khalifah
Allah atau sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada
tujuan akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah
dan tunduk patuh secara total kepada Nya. Dalam surat Al-Dzariyat (51): 56

َ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل ِ ْن‬


‫ن‬8ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُدُو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
Konsep ibadah dalam ayat diatas ditafsirkan kepada artian menyembah
Allah SWT dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan syari’at yang
telah ditentukan.
Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid ‘Irsan al-
Kaylani, tutjuan pendidikan Islam tertumpu pada empat aspek, yaitu:
(1) tercapainya pendidikan tauhid dengan cara mempelajari ayat Allah
SWT, dalam wahyu-Nya dan ayat-ayat fisik (afaq) dan psikis (anfus);
(2) mengetahui ilmu Allah SWT. Melalui pemahaman terhadap kebenaran
mahluk-Nya;
(3) mengetahui kekuatan (qudrah) Allah melalui pemahaman jenis-jenis,
kauntitas, dan kreatifitas mahluk-Nya; dan
(4) mengetahui apa yang diperbuat Allah SWT. (Sunnah Allah) tentang
realitas (alam) dan jenis-jenis perilakunya.

3
Abd al-Rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya, Educational Theory, a
Qur’anic Outlook, menyatakan tujuan pendidkan Islam dapat diklsifikasikan
menjadi empat dimensi, yaitu:
1. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah)
2. Tujuan pendidkan rohani (al- ahdaf al-ruhaniyah)
3. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah)
4. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah)

B. Tafsir Surah Al-Imran Ayat 137-139


۟ ‫ُوا فِى ٱأْل َرْ ض فَٱنظُر‬
َ‫ُوا َك ْيفَ َكانَ ٰ َعقِبَةُ ْٱل ُم َك ِّذبِين‬ ۟ ‫ت ِمن قَ ْبلِ ُك ْم ُسن ٌَن فَ ِسير‬
ْ َ‫قَ ْد خَ ل‬
ِ
137. Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah,
Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

َ‫اس َوهُدًى َو َموْ ِعظَةٌ لِّ ْل ُمتَّقِين‬ ٌ َ‫ٰهَ َذا بَي‬


ِ َّ‫ان لِّلن‬
138. (Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

۟ ُ‫وا َواَل تَحْ َزن‬


َ‫وا َوأَنتُ ُم ٱأْل َ ْعلَوْ نَ إِن ُكنتُم ُّم ْؤ ِمنِين‬ ۟ ُ‫َواَل تَ ِهن‬

139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman1

Penjelasan
Pada ayat 137 ini Allah menerangkan bahwa sunnah-Nya (ketentuan yang
berlaku) terhadap makhluk-Nya, semenjak umat-umat dahulu kala sebelum umat
nabi Muhammad saw, tetap berlaku sampai sekarang. Oleh karena itu, kita di
tuntut supaya melakukan perjalanan dan penyelidikan di bumi, sehingga kita dapat
pada suatu kesimpulan, bahwa Allah dalam ketentuan-nya telah mengikatkan
antara sebab dengan musababnya. Misalnya kalau seseorang ingin kaya, maka ia

1
Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Mahkota, Surabaya, 1989, hal. 98

4
harus mengusahakan kesimpulannya, sebab-sebab yang biasa membawa kepada
kejayaan. Kalau ingin menang dalam peperangan hendaklah dipersiapkan segala
sebab untuk mendapatkan kemenangan, baik dari segi materinya maupun dari segi
taktik dan sebagainya. Kalau ingin bahagia di dunia dan akhirat, perbuatlah sebab-
sebab untuk memperolehnya, dan demikianlah seterusnya2
Pada ayat 138 menjelaskan bahwa apa yang tersebut pada ayat 137 adalah
penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran orang-orang
bertakwa. Sehingga dengan mempelajari sejarah umat-umat terdahulu dan
melihat bekasnya dengan sendirinya akan memperoleh penjelasan , petunjuk dan
pengajaran. Ilmu kita akan bertambah-tambah tentang perjuangan hidup manusia
di dalam alam ini. Dan dalam ayat ini kita berjumpa dengan anjuran mengetahui
dua tiga ilmu yang amat penting. Pertama sejarah , kedua ilmu bekas peninggalan
kuno, ketiga siasat perang, keempat, ilmu siasat pengendalian negara3
Ahmad Musthofa Al-Maragy dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dalam
ayat ini , Allah mengingatkan tentang sunnah-sunnah Allah pada makhluk-Nya.
Barangsiapa berjalan pada tatanan sunnah tersebut, ia akan sampai kepada
kebahagiaan. Dan, barangsiapa menyimpang darinya maka ia akan tersesat,
akibatnya adalah sengsara dan kehancuran. Perkara yang hak itu pasti harus
menang atas kebatilan, sekalipun pada awalnya, kebatilan mempunyai kekuatan
yang besar. Sehingga apabila kita tidak menempuh jalan-jalan tersebut berarti kita
tidak memakai jalan hidayah, dan kita termasuk orang-orang yang tidak mau
mengambil pelajaran dari pengalaman4
Memang penafsiran para penafsir pada ayat 137-139 surah Al-Imran di atas
hanya sebagian menyinggung permasalahan pendidikan, hal itu dapat dimaklumi
karena para penafsir dalam menafsirkan ayat tersebut mengunakan sudut pandang
secara umum. Namun apabila di dalam memahami ayat tersebut menggunakan
sudut pandang pendidikan maka akan diketahui tujuan pendidikan yang terdapat
pada ayat tersebut.

2
Universitas Islam Indonesia, Al-Quran dan Tafsirnya, PT. Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta,
1995, hal 53
3
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz 4, PT. Pustaka Panjimas, Jakarta, 1983, hal. 95
4
Ahmad Musthafa Al-Maragy, Op, Cit., hal 127-132

5
Adapun dari surah Al-Imran ayat 137 dapat diketahui bahwa tujuan
pendidikan yang terdapat dalam ayat tersebut adalah agar manusia bisa
mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu, dari sunnah-sunnah Allah yang
berlaku pada manusia sebelumnya, agar manusia bisa menghadapi masa depan
dengan selamat sesuai dengan aturan Allah SWT.
Dan pada ayat 138 “(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,
dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” dapat kita ketahui
bahwa tujuan pendidikan disini ialah agar manusia mengetahui jalan hidup yang
lurus dan benar, dimana Al-Quran lah yang menjadi pendidik dan menjadi
penerang jalan hidup manusia.
Dan kesimpulan tujuan pendidikan yang ada pada ayat 139 ini yaitu agar
manusia menjadi orang yang benar-benar beriman kepada Allah, dengan semakin
tingginya pendidikan yang manusia dapatkan diharapkan manusia tersebut
semakin kuat imannya kepada Allah SWT. Sehingga tujuan pendidikan tidak akan
tercapai apabila seseorang yang mendapatkan pendidikan lebih tinggi bukannya
bertambah imannya namun imannya semakin berkurang.
Selain itu orang yang mendapatkan pendidikan tidak akan tercapai
tujuannya apabila nantinya tidak menjadi orang yang dapat mengambil pelajaran
dari sejarah, tidak menjadi orang yang jalan hidup yang lurus dan benar, tidak
menjadi orang yang kuat serta sehat jasmani dan rohani, tidak menjadi orang
bahagia dan tentram hidup di dunia dan di akhirat, tidak menjadi orang yang
derajatnya bertambah tinggi.

C. Tafsir Surah Al-Hajj Ayat 38-41


ٍ ‫إِ َّن ٱهَّلل َ يُ ٰ َدفِ ُع َع ِن ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل خَ و‬
ٍ ُ‫َّان َكف‬
‫ور‬
38. Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang Telah beriman.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi
mengingkari nikmat.

6
‫أُ ِذنَ لِلَّ ِذينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُ ْم ظُلِ ُموا َوإِ َّن هَّللا َ َعلَى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِدي ٌر‬
39. Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena
Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka itu,

ْ ‫ْض لَّهُ ِّد َم‬ َ َّ‫ق إِاَّل أَن يَقُولُوا َربُّنَا هَّللا ُ َولَوْ اَل َد ْف ُع هَّللا ِ الن‬ ُ
‫ت‬ ٍ ‫ضهُم بِبَع‬ َ ‫اس بَ ْع‬ ِ َ‫الَّ ِذينَ أ ْخ ِرجُوا ِمن ِدي‬
ٍّ ‫ار ِهم بِ َغي ِْر َح‬
‫َزي ٌز‬
ِ ‫يع‬ ٌّ ‫ص ُرهُ إِ َّن هَّللا َ لَقَ ِو‬
ُ ‫ص َر َّن هَّللا ُ َمن يَن‬ ُ ‫ات َو َم َسا ِج ُد ي ُْذ َك ُر فِيهَا ا ْس ُم هَّللا ِ َكثِيرًا َولَيَن‬
ٌ ‫صلَ َو‬َ ‫ص َوا ِم ُع َوبِيَ ٌع َو‬
َ
40. (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka
tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah
Allah". dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan
sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja,
rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak
disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,

ِ ‫ُوف َونَهَوْ ۟ا َع ِن ْٱل ُمن َك ِر ۗ َوهَّلِل‬ ۟ ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتَ ُو ۟ا ٱل َّز َك ٰوةَ َوأَمر‬
ِ ‫ُوا بِ ْٱل َم ْعر‬ ۟ ‫ٱلَّ ِذينَ إن َّم َّك ٰنَّهُ ْم فِى ٱأْل َرْ ض أَقَا ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
َ ِ ِ
ُ
ِ ‫ٰ َعقِبَةُ ٱأْل ُم‬
‫ور‬
41. (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allah-lah kembali segala urusan[8].

Penjelasan
Berkata Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat ini turun, tatkala Nabi Muhammad saw
dan sahabat beliau dikeluarkan dari Makkah oleh orang-orang Quraisy, dan
merupakan ayat yang pertama diturunkan dengan perintah atau izin bagi orang-
orang Islam untuk berjihad mempertahankan kelangsungan hidup agama Allah
melawam musuh-musuhnya yang menganiaya dan melakukan penindasan serta
kesewenang-wenangan mengusir Muhammad dan para sahabatnya dari Mekkah

7
tanah airnya tanpa alasan kecauli karena mereka berkata bahwa Allah-lah Yang
Maha Esa yang patut disembah5
“Sesungguhnya Allah akan mempertahankan orang-orang yang
beriman.”(pangkal ayat 38). Al-Qurthubi mengatakan dalam tafsirnya bahwa ayat
ini adalah suatu jaminan kepada orang-orang beriman supaya mereka tetap
bersabar dan memperteguh iman lantaran gangguan-gangguan kaum kafir di
negeri Mekkah. Karena kadang-kadang sudah hilang kesabaran mereka, tidak
tahan lagi menderita, sampai ada yang ingin membalas, ingin membunuh kafir-
kafir itu jika mereka terpencil.
Selain itu Allah menjelaskan lagi dasar dari pemberian izin
mempertahankan diri itu. Tuhan selanjutnya bersabda: “Dan kalau tidaklah Allah
mempertahankan manusia yang setengahnya dengan setengahnya, niscaya
diruntuh oranglah tempat-tempat beribadat dan biara-biara dan gereja-gereja dan
mesjid-mesjid yang banyak disebut didalamnya nama Allah.”
Di ayat 40 dijelaskan nasib umat Tauhid itu sampai mereka diusir dari
kampung halaman, karena dianggap bersalah besar dengan apa bertuhan kepada
Allah. Lalu diujung ayat dijelaskan inti cita-cita dari peperangan mempertahankan
diri, kerena didalam diri itu ada iman. Ada cita-cita. Ada ideologi. Yaitu
memepertahankan tempat-tempat yang dianggap suci. Tempat-tempat manusia
bertafakkur mengingat Allah sebagai pecipta alam yang dati Dia kita datang,
dengan jaminanNya kita hidup dan kepadaNya kita kembali.
”Dan mereka menyuruh berbuat yang ma’ruf.” Maka timbullah berbagai
anjuran agar sama-sama berbuat yang ma’ruf. Artinya yang ma’ruf ialah anjuran-
anjuran-anjuran atau perbuatan yang diterima baik dan disambut dengan segala
senang hati oleh masyarakat ramai. Bertambah banyak anjuran kepada yang
ma’ruf bertambah majulah masyarakat.
”Dan mereka mencegah dari berbuat yang munkar.” Artinya yang munkar
ialah segala anjuran atau perbuatan yang masyarakat bersama tidak senang
melihat atau meneriamanya, karena tidak sesuai dengan garis-garis kebenaran.
Maka dengan terbiasanya masyarakat dapat anjuran yang ma’ruf, perasaannya

5
Ibnu Katsier, Op, cit,. Jilid 5, hal. 371

8
akan lebih halus dalam nenolak yang munkar. Lantaran itu maka amar ma’ruf nahi
munkar hendaklah seimbang di antara keduanya.
“Dan kepada Allah jualah akibat dari segala urusan.” (ujung ayat 41).
Artinya walau bagaimanapun keadaan yang dihadapi, baik ketika lemah yang
menghendaki kesabaran, atau menghadapi perjuangan yang amat sengit dengan
musuh karena memperthankan ajaran Allah atau seketika kemenangan telah
tercapai, sekali-kali jangan lupa, bahwa keputusan terakhir adalah pada Allah jua 6
Dan pada ayat 40 diatas dapat dipahami bahwa Allah swt. tidak
menghendaki kehancuran rumah-rumah ibadah, maka dari sini para ulama
menetapkan bahwa menjadi kewajiban umat Islam untuk memeliharanya.
Di dalam kitab tafsir Ahmad Musthafa Al-Maraghi ditulis bahwa maksud
Allah menyeru kaum Mu’minin untuk berperang dan menjelaskan bahwa yang
demikian itu adalah kebiasaan yang telah dilakukan kepada umat-umat terdahulu,
agar urusan masyarakat menjadi teratur, syari’at berjalan dan rumah-rumah
peribadatan terjaga dari kehancuran7
Begitu juga pada surah Al-Hajj ayat 38-41 di dalam penafsirannya para
penafsir menggunakan sudut pandang secara umum. Sehingga dalam tafsirannya
kurang menyinggung permasalahan pendidikan.
Adapun dari surah Al-Hajj ayat 38 dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan
yang terdapat dalam ayat tersebut adalah agar manusia selalu dibela oleh Allah
dengan menjadi orang yang beriman dan agar manusia tidak dicela oleh Allah
dengan tidak menjadi penghianat lagi pengingkar nikmat Allah SWT. Kemudian
pada ayat 39 dan 40 juga terdapat tujuan suatu pendidikan dimana tujuan
pendidikan tersebut yaitu menjadikan manusia berani membela diri apabila dia
dianiaya apabila dia dalam keadaan terdzalimi serta menyakini tidak ada yang bisa
mengalahkan orang yang benar, karena Allah selalu membela orang yang benar.
Oleh karena itu, dari surah Al-Hajj ayat 38-41 ini diharapkan suatu
pendidikan mampu mendidik anak didik menjadi anak didik yang taat dan
beriman kepada Allah bukannya menjadi anak yang ingkar dan kufur terhadap

6
Prof. Dr. Hamka, Op. Cit,. Juz 17, hal. 172-179
7
Ahmad Musthafa Al-Maraghy, Op, Cit., Jilid 17, hal 198

9
nikmat Allah. Dan mendidik anak tersebut untuk mampu menjaga dirinya,
keluarganya, hartanya, bangsanya, serta agamanya,. Dan mendidik anak didik
agar menjadi orang yang melaksanakan shalat, menunaikan zakat, serta menyuruh
berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yanag mungkar.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan yang terdapat pada surah Al-Imran ayat 137-139 yaitu:
 Agar manusia bisa mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu, dari
sunnah-sunnah Allah yang berlaku pada manusia sebelumnya.
 Agar manusia mengetahui jalan hidup yang lurus dan benar, dimana Al-
Quran lah yang menjadi pendidik dan menjadi penerang jalan hidup
manusia.
 Agar menjadi manusia yang kuat serta sehat jasmani dan rohani, menjadi
orang yang bahagia dan tentram hidup didunia dan diakhirat, serta menjadi
orang yang derajatnya bertambah tinggi.
 Agar manusia menjadi orang yang benar-benar beriman kepada Allah.
Adapun tujuan pendidikan yang terdapat pada surah Al-Hajj ayat 38-41
yaitu:
 Agar manusia tidak dicela oleh Allah dengan tidak menjadi penghianat
lagi pengingkar nikmat Allah SWT.
 Agar manusia mampu menjaga dirinya, keluarganya, hartanya, bangsanya,
serta agamanya.
 Agar manusia mampu melaksanakan shalat, menunaikan zakat, serta
menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yanag mungkar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Depag RI. 1989. Al-Quran dan Terjemahnya. Mahkota. Surabaya.


Ahmad Musthafa Al-Maraghy. 1986. Tafsir Al-Maraghy jilid 4, 17. Toha Putra.
Semarang,
Universitas Islam Indonesia. 1995. Al-Quran dan Tafsirnya. PT. Dana Bhakti
Wakaf. Yogyakarta.
Prof. Dr. Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar Juz 4, 17. PT. Pustaka Panjimas. Jakarta.
Ibnu Katsier. .Terjemah Singkat Ibnu Katsier Jilid 2, 5. PT. Bina Ilmu. Surabaya.
Dr. Abdul Mujib, M.Ag. & Dr. Jusuf Mudzakir, M.Si. 2006. Ilmu Pendidikan
Islam. Kencana . Jakarta.

12
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Tujuan Pendidikan”
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami
tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Langsa, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Tujuan Pendidikan..........................................................................3
B. Tafsir Surah Ali Imran.....................................................................4
C. Tafsir Surah Al- Hajj........................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
TUJUAN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

FAUZA ALZIAN ( 1022019020 )


ROZA IKHWANDA ( 1022019030 )

MATA KULIAH : TAFSIR TARBAWI


DOSEN PEMBIMBING : WALI RAMADHANI, MA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI COT KALA
2020

Anda mungkin juga menyukai