Anda di halaman 1dari 29

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN (PAI) MELALUI METODE


MAKE A MATCH
di Kelas VII SMP NU Ciledug

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Proposal Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Cirebon

Oleh :

Indah Maolal Hikmah


Nim : 17.01.01.0043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
IAIC INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON
1442 H / 2021 M

1
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................................. 8

a. Identifikasi Masalah........................................................................... 8

b. Pembatasan Masalah........................................................................... 9

c. Pertanyaan Penelitian......................................................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................................10

a. Tujuan Penelitian................................................................................10

b. Manfaat Penelitian..............................................................................10

D. Kajian Pustaka.........................................................................................11

E. Kerangka Teori........................................................................................12

F. Metodologi Penelitian.............................................................................18

G. Sistematika Penulisan..............................................................................22

H. Rencana Waktu Penelitian......................................................................23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

2
ii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendididikan Agama Islam yaitu pendidikan yang berdasarkan pokok- pokok

dan kajian-kajian asas, yang meliputi ayat-ayat Al-Qur’an, hadist, dan kaidah-kaidah

ketuhanan, muamalat, urusan pribadi manusia, asusila dan ajaran akhlak. Pendidikan

Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam

(Zuhairini, 2001 : 56).

Pengetahuan yang diperoleh melalui Pendidikan akan sangat berguna bagi

kehidupan akan datang manakala setiap orang mampu memanfaatkan dan

mengoptimalkan pendidikan yang didapatnya selama bukan hanya sekedar formalitas

belaka. Namun lebih dari itu, pendidikan akan sangat menentukan kehidupan

berbangsa dan bernegara yang sejatinya dipupuk dari tingkat dasar.

Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,

bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam, melalui bimbingan,

latihan dan pengalaman (Zuhairini, 2000 : 2). Pendidikan Agama Islam sebagai

salahsatu mata pelajaran yang bertujuan pada pembinaan moral dan akhlak siswa.

Siswa diharapkan tidak hanya mampu menyerap pengetahuan keagamaannya saja

tetapi dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Intisari pengajaran agama Islam menurut para ahli pendidikan Islam

sepakat bahwa tujuan umum (sebagian menyebutnya tujuan akhir) pendidikan Islam

1
adalah manusia yang baik itu adalah manusia yang beribadah kepada Allah ; Syayid

Quthub menghendaki manusia yang baik itu adalah manusia yang taqwa kepada

Allah (Ahmad Tafsir, 2000 : 67).

Metode pembelajaran sangatlah penting dalam berlangsungnya proses

mengajar. Untuk itu, guru harus selalu aktif dalam pemilihan metode pembelajaran

yang akan diajarkan. Karena daya tampung peserta didik/ daya serap peserta didik

berbeda-beda, peserta didik satu dengan peserta didik lainnya tentunya ada

perbedaan tidak semua bisa dikatakan sama, sehingga guru dituntut untuk pandai

dalam memilih metode pembelajaran agar peserta didik dapat menyerap atau

memahami materi yang dipelajari secara baik dan bisa dikatakan pembelajaran yang

berhasil. (Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, 2016 : 227).

Seorang pendidik tidak akan dapat melaksanakan tugasnya jika ia tidak

menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan. Semakin baik mtode

mengajar yang digunakan maka semakin efektif pula pencapaian tujuan pengajaran

yang ingin dicapai. Metode merupakan prosedur pembelajaran yang difokuskan pada

pencapaian tujuan (Zainal Aqib dan Ali Murtadlo, 2016 : 228).

Salah satu contoh penggunaan metode yang baik dalam pembelajaran yaitu

dalam QS. An-Nahl/16: 125 yang berbunyi :

‫ع اِ ٰلى َسبِي ِْل َربِّكَ بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُ ْم بِالَّتِ ْي ِه َي اَحْ َس ۗنُ اِ َّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬ُ ‫اُ ْد‬
١٢٥ َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين‬ َ
: Artinya

Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang


baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang

2
paling tahu siapa yang mendapat petunjuk (Departemen Agama RI, 2001 : 281).

Nabi Muhammad saw. yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim a.s.

sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi untuk mengajak

siapa pun agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran bapak para nabi dan

pengumandang tauhid itu. Ayat ini menyatakan bahwa: Wahai Nabi Muhammad,

serulah, yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru

kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan hikmah dan

pengajaran yang baik dan bantahlah mereka, yakni siapa pun yang menolak atau

meragukan ajaran Islam dengan cara yang terbaik. Itulah tiga cara berdakwah yang

hendaknya engkau tempuh menghadapi manusia yang beraneka ragam peringkat dan

kecenderungannya, jangan hiraukan cemoohan, atau tuduhan-tuduhan tidak berdasar

kaum musyrikin, dan serahkan urusanmu dan urusan mereka kepada Allah swt.

karena sesungguhnya Tuhanmu yang selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu

Dia-lah sendiri yang lebih mengetahui dari siapa pun yang menduga tahu tentang

siapa yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah saja juga lebih

mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga mendapat petunjuk (M.Shihab

Quraish, 2002 : 386).

Menurut M. Quraish Shihab, sebagai ulama memahami bahwa ayat ini


dijelaskan tiga macam metode dakwah yang harus disesuaikan dengan sasaran
dakwah. Terhadap cendekiawan yang memiliki intelektual tinggi diperintahkan
menyampaikan dakwah dengan hikmah, yakni berdialog dengan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka. Terhadap kaum awam diperintahkan
untuk menerapkan mauizhah, yakni memberikan nasehat dan perumpamaan
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana.
Sedangkan terhadap Ahl-al kitab dan penganut agama-agama lain yang
diperintahkan menggunakan jidal ahsan/perdebatan dengan cara yang terbaik,
yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan umpatan
(M.Shihab Quraish, 2002 : 387).

3
Maka dari itu, metode pembelajaran begitu penting untuk keberhasilan

pembelajaran. Metode yang digunakan juga harus mampu menarik minat peserta

didik agar lebih aktif dan kreatif. Salah satu metode pembelajaran yang menarik yang

dapat diterapkan dalam suatu pembelajaran adalah make a match. Make a match

(mencari pasangan) merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Make a match

adalah metode pembelajaran yang menyenangkan, membuat aktivitas belajar peserta

didik dapat meningkat, karena ada unsur permainan di dalam metode make a match

yang dapat membangkitkan kreativitas dan kerjasama peserta didik antara pemegang

kartu jawaban dan kartu pertanyaan. Metode make a match sangat menyenangkan

bagi peserta didik karena peserta didik terjun langsung dalam materi yang diberikan

dan mengembangkan materi yang akan didiskusikan bersama pasangannya. Guru

menyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban yang berisi topik/materi yang akan

dipelajari, kemudian peserta didik mencari pasangan jawaban dan pertanyaan

tersebut dan mendiskusikannya, kemudian dalam tahap evaluasi peserta didik

diminta memberikan kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Dengan begitu

pendidik mampu mengetahui peserta didik mana yang betul-betul memahami

pelajaran (Kurniawan Yudha, 2008 : 42).

Dengan memilih salah satu metode yang menarik dan tepat pada

pembelajaran, dapat ditingkatkan hasil belajar. Hasil belajar dengan metode yang

menarik dapat menimbulkan perubahan bukan hanya dari aspek pengetahuan saja,

melainkan pendidik juga mampu melakukan perubahan pada peseta didik seperti,

4
perubahan sikap, keterampilan dan perubahan yang mengarah kepada kebaikan

peserta didik, sehingga tingkah laku peserta didik berubah kearah yang lebih baik

(Sumantri Muhammad Syarif, 2016 : 114). Jadi, metode mengajar dengan hasil

belajar sangatlah erat. Hasil belajar tidak akan meningkat tanpa metode yang tepat

untuk pembelajaran. Jika metode yang digunakan asal-asalan dalam mengajar akan

mengakibatkan pada hasil belajar peserta didik.

Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam pembukaan

UUD 1945 yaitu :

Untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia dan seluruh tumpah


darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia (Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945). Undang-Undang Bab II
Pasal 3 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa :
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 : 5).

Pendidikan juga merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran pengetahuan

dan keterampilan yang diajarkan oleh pendidik melalui sebuah perubahan yang

dinamakan proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu istilah yang

memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama

lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar peserta

didik belajar dengan baik. Untuk itu, harus dipahami bagaimana peserta didik

memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Peserta didik dituntut untuk aktif

5
mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan Penelitian, dan

menyimpulkan suatu Penelitian (Muhammad Thobroni & Arif Mustafa, 2013 : 18).

Berdasarkan hal tersebut peserta didik diharapkan termotivasi dan senang

melakukan serangkaian kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga

tujuan belajar tercapai. Agar proses kegiatan mengajar tercapai tentunya pendidik

harus pandai memilih metode dan model pembelajaran yang tepat, agar peserta didik

merasa nyaman dan tidak cepat bosan dalam kegiatan pembelajaran, dengan

demikian keberhasilan pembelajaran tercapai dengan baik pula.

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam

(internal) maupun faktor dari luar (eksternal) (Suryabrata Sumadi, 2000 : 2). Dengan

demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat

adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dari berbagai aspek, yakni, aspek kognitif,

aspek psikomotorik dan aspek afektif. Dengan memilih metode yang tidak tepat akan

mengakibatkan pada hasil belajar peserta didik, karena metode dengan hasil belajar

sangat berkaitan untuk keberhasilan peserta didik.

Hal ini juga terjadi pada sekolah yang akan penyusun teliti yaitu, SMP NU

Ciledug di mana metode yang digunakan di sekolah tersebut terlalu monoton dan

tidak banyak metode pembelajaran yang diterapkan, sehingga peserta didik tidak

tertarik dalam mengikuti pembelajaran, masih banyak peserta didik yang suka

bermain pada saat proses pembelajaran berlangsung, bahkan ada yang suka keluar

masuk kelas karena tidak nyaman dengan suasana belajar, pada saat guru bertanya

tidak satu pun peserta didik yang mencoba menjawab, peserta didik hanya terdiam,

6
dan banyak peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa

saat saja mereka memperhatikan, kemudian mulai membuat keributan dan bermain.

Oleh karena itu, banyak peserta didik yang terlihat malas, dan tidak percaya diri

dalam mengerjakan soal-soal latihan dan hasil belajar sangat tidak memuaskan,

karena pada saat proses pembelajaran berlangsung guru hanya menerangkan dan

peserta didik mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang diberikan oleh guru.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran pun hanya papan tulis dan buku

pedoman, sehingga kegiatan belajar nampak tidak begitu menarik. Sebagian besar

peserta didik sangat jarang terlibat aktif dalam mengajukan pertayaan atau

mengutarakan pendapat, walaupun guru berulang kali meminta peserta didik untuk

bertanya jika ada Penelitian-Penelitian yang kurang jelas (Observasi di Sekolah SMP

NU Ciledug pada 23 Juni 2021).

PerPenelitianan tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kurang aktif

ketika pembelajaran berlangsung, seperti pada saat diskusi kelompok, mengajukan

pertanyaan, mengerjakan tugas, dan memperhatikan penjelasan dari guru. Pelajaran

tidak hanya bisa tercapai dengan mendengarkan dan mencatat saja, masih perlu lagi

partisipasi peserta didik dalam kegiatan lain, seperti bertanya, mengerjakan tugas

individual atau kelompok, dan berani maju ke depan kelas. Hal ini berkaitan dengan

metode yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Untuk itu, diperlukan pengembangan pembelajaran yang inovatif dan kreatif

yang dapat menumbuhkan semangat belajar dan memperkuat daya ingat peserta didik

terhadap materi yang dipelajari. Usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran

antara lain memilih metode yang tepat, sesuai dengan materinya, sehingga dapat

7
menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Salah satunya

adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran dengan

cara mengelompokkan peserta didik ke dalam kelompok – kelompok kecil. Pada

pembelajaran kooperatif peserta didik percaya bahwa keberhasilan mereka akan

tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Metode pembelajaran kooperatif

yang digunakan pada penelitian ini adalah make a match, yaitu metode pembelajaran

menggunakan kartu-kartu yang telah disiapkan oleh guru yang berisi jawaban dan

pertanyaan, lalu guru membagikan kartu tersebut kepada peserta didik kemudian

peserta didik diminta untuk mencari pasangan dari kartu yang berisi pertanyaan dan

soal, untuk didiskusikan bersama pasangannya. Metode tersebut sangat cocok untuk

semua mata pelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran (PAI) Melalui Metode Make a Match di Kelas VII SMP

NU Ciledug.”

B. Perumusan Masalah

a. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan identifikasi masalahnya

adalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya wawasan guru PAI terkait metode pembelajaran atau

kurangnya sember belajar dalam pembelajarannya yang hanya terpaku pada

buku mata pelajaran saja.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang kreatif. Guru tidak menggunakan alat

8
peraga yang sesuai dengan materi ajar yang dapat menunjang pencapaian

tujuan pembelajaran yang akan disampaikan

3. Kurangnya motivasi belajar siswa. Sehingga tercapaian evaluasi pembelajaran

yang masih kurang.

b. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi Penelitian di atas, pembatasan

masalah dalam Penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran PAI akan dilakukan dengan menggunakan metode make a

match.

2. Pelaksanaan pembelajaran PAI melalui make a match dilakukan dengan

metode Penelitian kualitatif.

3. Hasil evaluasi pembelajaran sesuai dengan prestasi siswa setelah

pembelajaran dilaksanakan.

c. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

diatas, maka dapat di rumuskan pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP NU Ciledug.?

2. Bagaimana penerapan metode make a match pada mata pelajaran PAI di

SMP NU Ciledug.?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan

menggunakan metode make a match di SMP NU Ciledug.?

9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PAI melalui metode make a match yang meliputi :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PAI di SMP NU Ciledug.

2. Untuk mengetahui penerapan metode make a match pada mata pelajaran PAI

di SMP NU Ciledug.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI dengan menggunakan metode make a match di SMP NU

Ciledug.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan di atas,

maka penulis mengharapkan penelitian ini bermanfaat :

1. Untuk peserta didik dapat digunakan oleh peserta didik agar dapat

meningkatkann kemampuan dalam memahami materi pembelajaran PAI.

Kemudian meningkatkan prestasi belajar peserta didik dari sebelumnya.

2. Untuk guru agar senantiasa menciptakana suasana belajar yang kondusif dan

meningkatkan kualitas pengelolaan kelas melaui

3. Untuk pihak sekolah, terutama kepala sekolah agar dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam program

pembelajaran khususnya materi pai sehingga meningkatkan hasil belajar

siswa.

10
D. Kajian Pustaka

Buku karya Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani dengan judul Ragam

Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, di

dalam buku ini membahas tentang model pembelajaran, salah satunya model

pembelajaran make a Match. Buku ini membahas tentang kelemahandan kelebihan

metode Make a match (Imas Kurniasih S.Pd & Berlin Sani, 2007 : 34).

Buku karya Zainal Aqib dengan judul Model-Model, Media, dan Strategi

Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), yang di bukunya membahas tentang bagaimana

cara atau langkah-langkah metode make a match (Zainal Aqib, 2009 : 12).

Buku karya Ngalimun, S.Pd.,M.Pd dengan judul Strategi dan Model Pembelajaran,

dalam buku ini membahas tentang Metode Make a Match bagaimana cara guru

menggunakan metode tersebut (Ngalimun, S.Pd.,M.Pd, 2003 : 134).

Penelitian dan penulisan yang dilakukan oleh Mariyam yang berjudul

Penggunaan Metode Make a Match Learning dalam Meningkatkan Hafalan Siswa

Terhadap Materi Kitab-Kitab Allah dan Rosul Penerimanya di kelas IV SD Negeri

Tanjung Kerang Kec. Babat Supat Kab. Musi Banyuasin” adapun hasil dari

Penelitian tersebut adalah adanya peningkatan dalam hal hafalan siswa mengenai

materi kitab-kitab Allah dan Rosul penerimanya pada saat sebelum dan sesudah

menggunakan metode Make a Match Learning di kelas IV SD Negeri Tanjung

Kerang Kec. Babat Supat Kab. Musi Banyuasin (Mariyam, 2016 : 2).

Hasil Penelitin Tatmimatun Ni‟mah, Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Semarang. Judul

Penelitian “Penerapan metode index card match untuk meningkatkan keaktifan

11
dalam pembelajaran ips siswa kelas IV SDN 1 Petanahan, semester II tahun ajaran

2012/2013”.

a. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu guru menyuruh siswa

mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya,

siswa mencocokkan kartunya diberi poin.

b. Dari hasil penerapan strategi pembelajaran kooperati tipe index card match

dalam proses pembelajaran, mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam membuat

rangkuman materi yang telah di pelajari, serta aktif menyelesaikan tugas yang

diberikan guru (Tatmimatun Ni‟mah, 2012 : 4)

Dari beberapa penelitian di atas ada beberapa persamaan dalam metode

pembelajaran yang digunakan Penelitian sebelumnya, seperti metode pembelajaran

make a match, di mana metode pembelajaran make a match ini termasuk dalam

pembelajaran kooperative learning dimana peserta didik yang lebih aktif

dalam pembelajaran.

Dari persamaan di atas terdapat juga perbedaan yang dilakukan penyusun

yaitu, dalam Penelitian ini penyusun lebih berfokus pada upaya meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran PAI, dan cara mengaplikasikan metode

pembelajaran make a match dengan semenarik mungkin agar peserta didik lebih

semangat dalam mengikuti pembelajaran, agar hasil belajar meningkat, sesuai dengan

kurikulum yang diterapka di sekolah yang akan di teliti yaitu kurikulum 2013.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian dan Manfaat Metode Pembelajaran

Metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh

12
pendidik dalam proses pembelajaraan agar peserta didik dapat mencapai tujuan

pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata

pelajaran (Ramayulis, 2008 : 4).

Istilah metodolagi pendidikan terdiri atas dua kata yaitu “ metodologi” dan

“pendidikan”. “metodologi” terdiri pula atas “metode” dan “logi”. “Logi” berasal

dari kata logos yang berarti “ilmu”. Jadi metodologi ialah suatu ilmu yang

membicarakan tentang cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan atau

menguasai kompetensi tertentu.

Pendidikan berasal dari kata “didik” ditambah awalan “pen” dan akhiran “an”

sehingga menjadi kata “pendidik”, yang berarti proses penyajian atau bahan ajar

pelajaran yang disajikan. Dengan demikian metodologi pengajaran berarti suatu ilmu

yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan

pendidikan atau menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabus mata

pelajaran.

Metodologi pendidikan tidak akan ada artinya kalau tidak dilaksanakan dalam

praktek pendidikan. Pelaksanaan metodologi pendidikan itu dalam pendidikan

disebut “metode mengajar” (Ramayulis, 2008 : 5).

2. Pengertian Metode Make a Match

Metode Make a Match adalah metode mencari pasangan, metode ini

berbentuk permainan dengan cara mencari pasangan kartu yang dipegangnya dengan

kartu yang dipegang teman lainnya.

Salah satu keunggulan metode Make a Match ini adalah siswa mencari

pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang

13
menyenangkan.

1) Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Make a Match

Adapun langkah-langkah yang perlu dipersiapkan guru sebelum

menggunakan metode Make a Match adalah :

a. Siapkanlah satu karton berukuran lebar

b. Guntinglah karton menjadi 20 bagian, usahakan setiap potongan karton

atau kartu berukuran sama.

c. Tulislah materi PAI yang akan di bahas pada karton yang berbeda.

d. Usahakan tulisan tersebut jelas dan harus menggunakan warna yang sama

(http://nadhirin.blogspot.com, 2008 : 08).

Sedangkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode

Make a Match adalah sebagai berikut :

(1) Guru menjelelaskan cara penerapan metode Make a Match dalam

proses pembelajaran terhadap siswa. Namun jangan lupa

menjelaskan tujuan dari proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

(2) Guru menentukan batas waktu untuk menentukan pasangannya

masing-masing, misalnya waktu maksimal 1 menit.

(3) Menentukan hukuman yang akan diberikan kepada siswa yang tidak

dapat menetukan pasangannya. Misalnya, membersihkan teras kelas

atau hukuman yang mendidik lainnya.

(4) Guru mengocok susunan potongan karton sehingga isi tugas yang

sudah di tulis dan di susun menjadi tidak berurutan.

14
(5) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok.

(6) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

pembahasan mengenai pelajaran PAI misal tentang nama-nama

malaikat dan tugas-tugasnya.

(7) Setiap siswa mencari pasanga kartu yang cocok dengan kartunya.

(8) Misalnya, pemegang kartu yang bertuliskan nama Malaikat Ridwan

akan mencari pasangannya atau siswa yang memegang karton yang

bertuliskan penjaga pintu surga.

(9) Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin

(10) Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya

(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan

mendapatkan hukuman yang telah disepakati bersama.

(11) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

(12) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap

materi pelajaran.

2) Kelebihan dan Kekurangan Metode Make a Match

Kelebihan metode Make a Match adalah sebagai berikut :

a. Dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran.

b. Dapat meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran.

c. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Menghilangkan kejenuhan belajar siswa dengan penggunaan metode

15
pembelajaran yang berbentuk game.

e. Dapat meningkatkan kecepatan berpikir siswa ( (http://nadhirin.blogspot.com,


2008 : 09).

Kelemahan metode Make a Match :

(1) Membutuhkan alat atau media seperti karton sehingga sulit untuk

menyiapkannya.

(2) Bila media tidak dibuat sebagus mungkin maka akan dapat mengurangi

motivasi belajar siswa.

3. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjino, hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

pada saat sebelum belajar.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang

meliputi domain ( ranah ) kognitif. Ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Winkel

dalam Ismiyahni 2000).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

16
menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak

akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk

pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

merubah cara berpikir serta menghasilkan prilaku yang lebih baik.

4. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang bertujuan

pada pembinaan moral dan akhlak siswa. Siswa diharapkan tidak hanya mampu

menyerap pengetahuan keagamaannya saja tetapi dapat menerapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan ntuk

menghormati agama lain dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional

(Muhaimin, 1998 : 178)

Pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh

peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran agama Islam secara

menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup Sugiyono, 2013 : 9).

Berdasarkan pada penegasan di atas, dapat dijelaskan bahwa pengertian

istilah yang terdapat dalam judul Penelitian ini adalah cara yang teratur dan

17
sistematis yang digunakan dalam memperoleh kepandaian atau ilmu yang berkaitan

dengan penerapan metode make a match pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

F. Metodologi Penelitian

1. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Metode Penelitian yang digunakan sort penulis dalam Penelitian ini adalah

metode kualitatif.

“Metode Penelitian kualitatif adalah metode Penelitian yang


berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil Penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”
(Sugiyono, 2013: 9).

Adapun alasan peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu

peneliti melihat kemudian mendeskripsikan hasil Penelitian yang peneliti lihat ketika

guru menerapkan upaya meningkatkan hsil belajar melalui metode make a match

pada masa pandemi mata pelajaran PAI di SMP NU Ciledug.

2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian field research (Penelitian lapangan)

dengan pendekatan kualitatif dengan mengeksploitasi data lapangan dengan metode

analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran tentang bagaimana

penggunaan metode make a match Dalam Pembelajaran PAI Pada Siswa Kelas VII

di SMP NU Ciledug.

18
b. Pendekatan

Pendekatan Penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah

pendekatan konstruktivisme, yaitu pendekakatn yang menjadikan informasi itu

miliknya sendiri, dan berperan aktif dalam pembelajaran, karena informasi yang

diterima dapat ditransfer dan dibangun sendiri menjadi suatu pengetahuan yang lebih

bermakna Sugiyono, 2013 : 9).

3. Subyek Penelitian

Dalam kegiatan Penelitian yang menjadi sumber informasi adalah para

informan yang berkompeten dan mempunyai relevansi dengan Penelitian. Pemilihan

informan berjenjang merupakan prosedur pemilihan sumber data melalui infonnan

kunci yang dipandang paling memahami sistem sosial dalam komunitas. Dengan cara

demikian akan dapat ditemukan sejumlah sumber data untuk dipilih dan ditentukan

menjadi responden sesuai dengan keperluan Penelitian. Adapun yang dimaksud

adalah :

a. Murid SMP NU Ciledug.

b. Kolaborator ( Guru Kelas )

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes

Tes merupakan Salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan

manusia secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap sejumlah

stimulus atau pertanyaan.

Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap upaya

meningkatkan hasil belajar dengan metode Make a match.

19
Dengan menggunakan tes ini peneliti akan mengetahui apakah hasil belajar

siswa dengan metode make a match mengalami peningkatan sesuai dengan yang

diharapkan peneliti.

b. Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan

pengamatan di dalam kelas (Sukirno, 2014 : h. 90).

Observasi dilakukan di SMP NU Ciledug. Observasi ini untuk mengetahui aktivitas

siswa selama proses pernbelajaran, baik dalam siklus I maupun dalam siklus II atau

selanjutnya sampai selesainya Penelitian tindakan kelas yang direncanakan.

c. Wawancara

Wawancara merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada orang-

orang yang dianggap mampu memberikan informasi (Sukirno, 2014 : 90).

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui data siswa dan data tentang SMP NU

Ciledug.

d. Dokumentasi

Tekhnik ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang bersifat

dokumentatif; seperti : daftar nama siswa dan bagaimana pembelajarannya.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis efaktivitas penerapan

metode make a match dalam meningkatkan kemampuan memahami ilmu make a

match. Penelitian menggunakan analisis kualitatif, yaitu menggambarkan data

dengan kalimat untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci.

Teknik analisis data ini diperoleh dengan cara merefleksi hasil observasi

20
terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa dikelas (Sukirno, 2014

: 94).

6. Sumber Data

Sumber data adalah mereka yang disebut Narasumber, informan, fartisifan,

teman dan guru dalam Penelitian. Penelitian ini yang menjadi narasumber adalah

guru mata pelajaran PAI di SMP NU Ciledug yang menjelaskan tentang penerapan

metode pembelajaran make a match dan yang menjadi informan adalah siswa,

selanjutnya fartisifan adalah kepala sekolah (Ibrahim, 2015 : 67)

Sumber data yang digunakan ada dua yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder.

a. Sumber data primer

Sumber primer yaitu segala informasi fakta, dan realitas yang terkaitatau

relevan denganPenelitian, dimana kaitan atau relevansinya sangat jelas, bahkan

secara langsung. Disebut sebagai data utama (primer), karena data tersebut menjadi

penentu utama berhasil atau tidaknya sebuah Penelitian (Ibrahim, 2015 : 68) Oleh

karena itu, yang menjadi sumber data primer adalah Guru mata pelajaran Make a

match di SMP NU Ciledug.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan hal-hal yang sifatnya sebagai pendukung

dalam proses penggalian data, disini yang menjadi sumber data sekunder yaitu;

Dokumen tertulis seperti silabus, RPP, profil sekolah, profil guru make a match, data

siswa dan dokumen-dokumen yang terkait.

21
G. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan skripsi ini dapat dideskripsikan

ke dalam tiga bagian, yakini bagian awal, inti, dan akhir.Adapun pada bagian awal,

penulis menyajikan halaman judul, halaman surat pemyataan, halaman surat

persetujuan halaman pengesahan, halaman motto, halam persembahan, abstraksi,

kata pengantar, abstrak, daftar isi, dafiartabel, dan daftar lampiran.

Bagian tengah berisi uraian Penelitian mulai bagian pendahuluan sampai

bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu kesatuan. Pada

skripsi ini penulis menuangkan hasil Penelitian dalam lima bab. Pada tiap bab

terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab yang bersangkutan.

BAB I pada penulisan ini, yang pertama membahas tentang latar belakang

Penelitian yang merupakan alasan penulis membuat Penelitian ini, atau semacam

kondisi sosial yang terjadi sehingga membuat peneliti ingin menggali kembali

perPenelitianan yang telah ada dan menambahkan beberapa solusi yang dapat

mencapai tujuan agar menjadi lebih baik. Kedua, terdapat juga batasan Penelitian dan

pertanyaan Penelitian, yang nantinya akan dijadikan salah satu pedoman dalam

mengurai perPenelitianan tersebut. Kemudian yang ketiga, adanya tujuan dan

kegunaan Penelitian hingga sistematika pembahasan.

BAB II membahas tentang landasan teori yaitu kajian teori yang membahas

tentang pengertian dari manfaat metode pembelajaran metode make a match serta

penjelasaan mengenai make a match berdasarkan beberapa teori atau pendapat dari

para ahli sesuai dengan Penelitian ini, yang kemudian nantinya penulis tidak asal

menjelaskan sesuai dengan pandangan subjektif saja, namun berdasarkan pada

22
pendapat dan teori yang yang sudah teruji keabsahannya. Pada bab ini terdapat sub

bab tentang kajian pustaka yang berisi banyak informasi mengenai Penelitian ini

yang menyangkut beberapa pendapat dari beberapa tokoh yang berkaitan dengan

judul skripsi, jurnal, tesis, hasil riset, maupun artikel.

BAB III dalam Penelitian ini membahas tentang metodologi Penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti sesuai dengan judul Penelitian ini. Metodologi

Penelitian ini mencakup jenis dan pendekatan Penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.

BAB IV membahas hasil dan pembahasan sesuai dengan Penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti. Hasil dan pembahasan Penelitian ini merupakan

penyampaian data dan hasil Penelitian skripsi yang telah dilakukan sesuai dengan

kondisi dilapangan. Pada bab ini merupakan poin terpenting dalam Penelitian skripsi,

karena merupakan sebuah klimaks atau hasil dari ketercapaian dalam sebuah

Penelitian akan dimuat dan dijelaskan pada bab ini.

BAB V berisikan kesimpulan dan saran yang sesuai dengan Penelitian, dan

merupakan penggambaran hasil akhir dari Penelitian skripsi ini yang merupakan inti

dari setiap pembahasan Penelitian skrisi ini. Serta saran bagi Penelitian selanjutnya

agar dapat membuat skripsi yang lebih baik dari kekurangan Penelitian ini.

H. Rencana Waktu Penelitian

Rencana waktu Penelitian akan dilakukan sebagai berikut :

1. Tanggal Penelitian : Agustus 2021

2. Tempat Penelitian : Tempat yang dituju dalam Penelitian ini adalah di

SMP NU Ciledug Kec. Ciledug Kab. Cirebon.

23
I. DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Alqur’an

Depatertemen Agama RI. (2005). Al-qur’an tajwid dan terjemahan Jakarta : Ciputat
Raya, h. 1-5.

B. Sumber Buku & Jurnal

Abdul Majid., & Dian Andayani. (2005). Pendidikan agama islam berbasis
kompetensi, Bandung, Rosda Karya.

Ahmad Tafsir. (1991). Ilmu pendidikan islam. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Alifatus Sabri. (2007). Psikologi pendidikan berdasarkan kurikulum nasional IAIN


fakultas tarbiyah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.

Ali, Murtadlo., & Zainal Aqib. (2016). Kumpulan metode pembelajaran kreatif dan
inovatif. Cet. 1; Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Amirul Hadi. (2005). Metodelogi peneltian pendidikan, Bandung : Pustaka Setia.

Andriani., Durri., dkk., (2014). Metode penelitian. Cet. IX; Jakarta : Universitas
Terbuka.

Arikunto., & Suharsimi. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara.

Arikunto., & Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Cet.
14; Jakarta : Rineka Cipta.

Arsyad., & Azhar. (2010). Media pembelajaran. Cet. XIII; Jakarta : Rajawali Pers.

Dalyono. (2012). Psikologi pendidikan. Cet. VII ; Jakarta : Rineka Cipta.

Dimyati., & Mudjiono. (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Faesal Ghozaly. (2016). Pendidikan agama islam dan budi pekerti. Jakarta.

Faniandari suci. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Blind Card dan


Penerapanya pada Pembelajaran Cooperative Make a Match Materi
Cahaya.Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM.Vol.1 No.2 han 484- 491.

Herlikano Melanza Agata., & Sujadi A. (2017). Peningkatan Keaktifan Dan Hasil
Belajar PAI Menggunakan Make A Match Si. Jurnal Pendidikan PAI, Vol 5
No 2.

24
Huda, Miftahul. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran, PUSTAKA
PELAJAR.

Ibrahim. (2015). Sumber data penelitian kualitatif, Yogyakarta, h. 67.

Iwan. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match


UntukMeningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Biologi Pada Materi PAI.
Jurnal Nalar Pendidikan Vol.3 No. 2 hal 247-252.

Kosasih, Nandang., & Dede Sumama. (2013). Pembelajaran quantum dan


optimalisasi kecerdasan, Bandung : ALFABETA.

Kurnia, Imas dkk. (2016). Ragam pengembangan model pembelajaran untuk


menigkatkan profesional guru , Kata Pena : CV.Solusi Distribusi.

Miftahul Huda. (2011). Cooperative learning metode, teknik, struktur dan metode
penerapan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Muntoha Happy Dwi Yunia. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Make A


Match Untuk Meningkatkan Keaktifan belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
PAI Kelas X SMA N 14 Semarang Economic Education Analysis. Journal,
Vol 2 No 2.

Muhaimin. (1998). Pbm - PAI di sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Muhaimin. (2012). Paradigma pendidikan islam. Bandung : Rosada Karya.

Oemar Hamalik. (2006). Proses belajar mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Purwanto. (2014). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ramayulis. (2005). Metodologi pendidikan agama islam. Jakarta : KalamMulia.

Rusman. (2002). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer mengembangkan


profesionalisme guru abad 21. Bandung : ALFABETA.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses. Jakarta :


Kencana.

Sugiarto. (2015). Peningkatan Prestasi Dan Minat Belajar Pkn Materi Hakikat Dan
Arti Penting Hukum Bagi Warganegara Melalui Model Cooperative Learning
Tipe Make A Macth Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Bantarsari Tahun
Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan. Volume 1, No 2(1-7).

Suharsimi, Arikunto. (2014). Penelitian tindakan kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Slameto. (1999). Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT.Bina Aksara.

25
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung : Alfabeta Bandung.
Sukmadinata.

Syaodih, Nana. (2006). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Syaiful Bahri Djamarah. (2006). Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta : Bumi Aksara.

S. Shoimatul Ula. (2013). Revolusi belajar, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

W.S. Winkel. (2005). Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Yatim. (2006). Pengembangan kurikulum dan peputar kurikulum tingkat satuan


pendidikan KTSP, IKAPI : Universiti Press.

Zuhaerini. (1999). Metodik khusus pendidikan agama. Surabaya : Usaha Nasional.

C. Sumber Internet

Amin, Saiful. (201). Metode make a match : tujuan, persiapan, dan


implementasinya dalam pembelajaran diakses, dari
http://s4iful4min.blogspot.co.id/2011/02/metode-make-match-tujuan
persiapan dan. html, pada hari Rabu tanggal 14 Juli 2021 jam 16.39WIB

Irsyakhafid. (2011). Pilar Pendidikan menurut unesco dan pilar pendidikan di


indonesia , (online). http://irsyakhafid.wordpress.com/2011/12/17/4-pilar
pendidikan-menurut-unesco-dan-5-pilar-pendidikan-di-indonesia/.
pada hari Rabu tanggal 14 Juli 2021 jam 16.55WIB

26

Anda mungkin juga menyukai