Anda di halaman 1dari 16

HAKEKAT PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PAI

Ditulis Oleh:
Kelompok 1

Desi Apriyanti (1720202062)


Dwi Oksa Fitri (1720202060)
Ariyanto (1720202056)

Dosen Pengampu : Dr. Nurlaila, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
A. Pendahuluan
Menurut Majid, Pengelolaan Pembelajaran merupakan proses
penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar yang mencakup penyusunan perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran, penilaian dan pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.1
Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan baik agar tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien tercapai. Artinya, pendidik harus siap secara
jasmani dan rohani dalam mengajar siswa-siswanya dengan cara merancang
persiapan pembelajaran dari awal sampai akhir.2
Akibat dari pengelolaan pembelajaran PAI yang tidak dilakukan dengan
sungguh-sungguh ialah kelas tidak kondusif, siswa-siswa tidak fokus belajar,
proses pembelajaran yang menoton sehingga membuat peserta didik bosan, dan
gagal dalam penilaian.
Berdasarakan uraian di atas, makalah ini akan membahas hakekat pengeloaan
pembelajaran PAI, konsep pembelajaran PAI, pendekatan-pendekatan yang dapat
dilakukan pada saat proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran
B. Pembahasan
1. Hakekat Pengelolaan Pembelajaran PAI
Kata hakekat (Haqiqat) merupakan kata benda yang berasal dari bahasa
Arab yaitu dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa Indonesia menjadi kata pokok
yaitu kata “hak“ yang berarti milik (kepunyaan), kebenaran, atau yang benar-
benar ada, sedangkan secara etimologi Hakekat berarti inti sesuatu, puncak
atau sumber dari segala sesuatu.3 Hakikat dalam kamus besar bahasa
Indonesia adalah intisari atau dasar; kenyataan yang sebenarnya.4
Berdasarkan uraian di atas, hakekat adalah kalimat atau ungkapan yang
digunakan untuk menunjukkan makna yang yang sebenarnya atau makna
yang paling dasar dari sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran.

1
Aziz, fahrurrozi, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: CV Lisan Arabi, 2018),
hlm. 156
2
Ibid, hlm. 157
3
Arlina, Pengertian dan Defenisi Hakekat, www.defenisi-pengertianhakikat.com, diakses
pada tanggal 9 September 2019
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 475

1
Pengelolaan berasal dari kata kelola. Kelola dalam kamus besar bahasa
Indonesia adalah mengendalikan, menyelenggarakan; mengurus,
menjalankan. Pengelolaan adalah proses, cara, perbuatan mengelol; proses
melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; proses
yang membantu merumuskan dan tujuan organisasi; proses yang memberikan
pengawasan padassemua hal yang terlibat di pelaksanaan dan pencapaian
tujuan.5
Berdasarkan kamus besar bahasa Indoneisa, pembelajaran adalah proses,
cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.6 Pembelajaran
pada dasarnya adalah mengatur dan menetapkan komponen-komponen
tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi atau penilaian.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, pengelolaan pembelajaran
merupakan suatu penataan atau pengaturan kegiatan dalam proses menuntut
ilmu. Atau suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran atau upaya mendayagunakan potensi kelas.
Kata pendidikan di penggal maka akan menjadi “didik” dengan imbuhan
pe di akhiri an yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, atau
sebagainya”. Sedangkan didik adalah memberi latihan dan memelihara,
ajaran, bimbingan, tentang budi pekerti dan intelektual fikiran.7
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003,
pendidikan merupakan suatu kegiatan membimbing anak didik supaya 6
potensi, yaitu kecerdasan, emosional, karakter, keterampilan, religius, dan
kinestetik berkembang sehingga menjadi manusia yang bermanfaat bagi
dirinya, bangsa dan Negara.8
Agama secara etimologi berasal dari Bahasa Yunanai, terdiri dari 2 kata
yaitu a dan gam yang artinya menurut bahasa sansekerta adalah tidak pergi.
Maksudnya agama tidak pergi adalah turun temurun, diwarisi oleh orang tua.
Dalam bahasa Arab, agama disebut dengan al-Din yang artinya kekuasaan,
tunduk, patuh dan ganjaran. Al-Din dalam bahasa Semit adalah peraturanatau
5
Ibid, hlm. 576
6
Ibid, hlm. 23
7
Sofiyah Ramdhani, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung), hlm.
156
8
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), hlm.266

2
hukum. Agama dalam bahasa Latin disebut religi berarti pengumpulan dan
bacaan. Religare artinya mengikat. Kata Harun, makna ikatan yaitu ada
kekuatan yang besar melebihi kekuatan manusia hingga ia harus tunduk atau
mengikutiNya.9
Menurut bahasa arab, Islam asalnya dari kata aslama, yuslimu, musliman
yang memiliki arti damai, sentosa, selamat.10 Maksudnya selamat dari dunia
dan akhirat. Dari kalimat tersebut dapat kita maknai bahwasannya Islam
memberikan jaminan terhadap manusia untuk bahagia selamanya. Secara
harfiah, Islam merupakan agama yang memiliki 5 fondasi yang harus
didirikan dan ditunaikan dalam dirinya yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat,
dan ke baitullah bila sudah mampu berdasarkan syariat yang ditentukan.11
Pendidikan Agama Islam ialah cara atau perbuatan atau kegiatan
membimbing peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai agama yang
didasarkan 5 pilar yang tercantum di rukun Islam yang betujuan
menghasilkan manusia yang berkahlakul karimah.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan
Islam yang menurut Muhaimin dapat di bagi menjadi 3 sudut pandang, yaitu:
pertama, Pendidikan berdasarkan Islam, maksudnya membimbing dengan
berpedoman Al-Qur’an dan hadits. Kedua, Pendidikan Ke-Islaman, mendidik
agar menjadi pandangan hidup mereka. Ketiga, Pendidikann dalam Islam,
artinya perjalanan pendidikan dalam peradaban Islam. Oleh karena itu,
hakekat dari Pendidikan Agama Islam ialah memberikan pengajaran tentang
keislamanan dengan niat yang ikhlas dan hanya berharap atas keridhoan
Allah.12
Hakekat pengelolaan pembelajaran PAI adalah suatu pengaturan atau
penataan kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran PAI agar tujuan
pendidikan agama tercapai yaitu menjadikan manusia yang berakhlak terpuji.

9
Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT RajaGraifindo Persada, 2016), hlm. 9-10
10
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), hlm.11
11
Ibid,Hal.21
12
Ibid,hal. 22

3
2. Prinsip-Prinsip Pengajaran
Berikut landasan pembelajaran :13
a. Filsafat
Proses belajar pada dasarnya melibatkan upaya yang hakiki dalam
membentuk dan menyempurnakan kepribadian manusia dengan berbagai
tuntutan dalam kehidupanya. Filosofis belajar berarti mengingatkan kembali
kepada manusia mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses
meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji, melakukan, dan
meyakini suatu kebenaran sehingga semunya memberikan kemudahan dalam
mencapai segala yang di cita-citakan manusia.14
b. Psikologi
Perilaku manusia bisa berubah karena belajar, akan tetapi apakah
manusia memahami perilakunya sendiri, atau menyadari dia harus berperilaku
seperti apa jika berada dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Maka perilaku
yang masih di cari inilah dapat dikaitkan dengan kajian ilmu psikologi.
c. Sosiologi
Manusia adalah mahluk sosial dan individu. Melalui belajar, individu
bisa mempelajari lawan bersosialisasi, teman hidup bersama dan mampu
membangun masyarakat sampai dengan negara dan bangsa. Landasan
sosiologis ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi
pembelajaran yang banyak terimbas oleh perubahan zaman yag semakin
hedonistik.15
d. Komunikasi
Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan
pemaknaan kepada yang lainnya. Dalam praktiknya proses belajar atau
pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi dimana individu dalam hal ini
siswa dan guru, siswa dengan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun
pasti akan ditemukan suatu proses komunikasi.

13
Deni Darmawan,Konsep Pembelajaran. http://file.upi.edu, diakses pada tanggal 9
September 2019, hal. 3
14
Ibid
15
Ibid,

4
e. Teknologi
Pembelajaran erat kaitanya dengan penggunaan teknologi pendidikan,
pembelajaran yang komprehensif harus memperhatikan perbedaan interest
siswa, dimana siswa ada tipe auditif, visual, dan kinestetik. Penggunaan
teknologi dalam pembelajaran akan menjembatani ketiga minat siswa tersebut,
sehingga pemlejaran lebih akomodatif dan menyenangkan, sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan kualitas pembelajaran16
3. Tujuan Pembelajaran PAI
Tujuan pendidkan sebagai pengembangan pertumbuhan yang seimbang
dari potensi dan kepribadian total manusia, melalui latihan spiritual,
intelektual, rasional diri perasaan dan kepekaan fisik, sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalamm hal keimanan, ketakwaannya
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
masyarakat, berbangsa dan bernegara.17
Menurut Salamah, pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai
yaitu individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga
bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, maupun
sebagai warga Negara atau warga masyarakat18.
Pembelajaran Pendidikan Islam secara konseptual bertujuan membentuk
pribadi muslim yang utuh, mengembangkan seluruh potensi jasmaniah dan
rohaniah manusia, menyeimbangkan dan mengembangkan hubungan yang
harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia dengan alam semesta. Menurut
Ratna, tujuan pembelajaran pendidikan Islam yang paling tinggi nilainya
adalah membentuk manusia berakhlak mulia (berbudi mulia)19
Berdasarkan uraian di atas, tujuan pembelajaran pendidikan Islam, yaitu:
1) Mendidikan Akhlak dan jiwa mereka.
2) Menumbuhkan rasa keutamaan (fadhilah).
3) Pembiasaan moral, sopan santun yang tinggi.

16
Ibid
17
Nik Haryanti, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Bandung: CV
Alfabeta, 2014) hlm. 61
18
Ibid
19
Ibid, hlm. 62

5
4) Persiapan untuk kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh
keikhlasan dan kejujuran.
4. Tahapan-Tahapan Pengelolaan Pembelajaran
Berikut tahap-tahap pengelolaan pembelajaran :
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran disusun oleh guru yang dituangkan dalam
perangkat perencanaan pembelajaran yang dikenal dengan istilah Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pemerintah member kewenangan
kepada guru untuk mengembangkan RPP ini karena hanya pendidik yang
mengetahui tingkat perkembangan peserta didik, perbedaan siswa, daya
serap, suasana dalam kegiatan pembelajaran, serta sarana dan sumber yang
tersedia. Komponen-komponen RPP secara operasional dapat diwujudkan
dalam bentuk format berikut ini:20
Contoh Format RPP Versi Kurikulum 201321
RPP
Sekolah :
Mapel :
Kelas/Semester :
Materi :
Alokasi Waktu :
A. KI (Kompetensi Inti)
B. KD (Kompetensi Dasar) dan Indikator
Nb: Pengembangan Indikator hanya di KI-4 & KI-3 karena proses
pembelajaran secara langsung sedangkan KI-2 & KI-1 tidak
dikembangkan karena dicapai dengan proses tidak langsung.
C. Tujuan
D. Materi
E. Metode
F. Media, alat, dan sumber

20
Aziz, Fachrrozi, Op.cit, hlm. 157
21
Nik Haryanti, Op.cit, hlm.234

6
G. Langkah Pembelajaran (Mulai dari Pendahuluan, Kegiatan Inti,
sampai Penutup) setiap bagian di beri lamanya waktu berapa menit.
H. Penilaian (Teknik, Bentuk Instrumen, dan pedoman penskoran).
Langkah-langkah prosedur pengembangan RPP:22
1) Mengkaji Silabus.
2) Mengidentifikasi materi pembelajaran.
3) Menentukan tujuan.
4) Mengembangkan kegiatan pembelajaran.
5) Penjabaran jenis penilaian.
6) Menentukan alokasi waktu.
7) Menentukan sumber belajar.
b. Prosedur Standar Tahap Pembelajaran
Setelah perencanaan, tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar
proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti pengajaran, dan kegiatan penutup. Jika satu
tahap ini ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi
proses pembelajaran yang benar.23 Berikut uraian ketiga tahap tersebut:
1) Tahap Pendahuluan atau Prainstruksional
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran. Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan oleh guru:
a) Guru menanyakan kehadiran siswwa dan mencatat siapa yang
tidak hadir.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
c) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai
d) Ice Breaking.

22
Aziz, Fachrrozi, Op.cit, hlm. 160
23
Ibid, hlm164

7
e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
bahan pelajaran yang belum dikuasainya
f) Mengulang sedikit tapi terperinci mengenai pelajaran yang
lalu.24
2) Tahapan Inti (Instruksional)
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi
pencari informasi serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kurikulum yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik
Indonesia Tahun 2013 menganut sistem pendekatan ilmiah (Scientific
Approach) yang bermuatan : mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan.25
3) Tahap Penutup (Pascainstruksional)
Kegiatan utama pada tahap ini adalah menyimpulkan hasil
pembahasan dari pokok materi, melakukan penilaian dan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentukk
pembelajaran remedy, pengayaan, layanan konseling atau pemberian
tugas.26
c. Evaluasi dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai
berikut:
a) Penilaian kompetensi sikap. Pendidik melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar peserta didik.

24
Ibid, hlm. 164
25
Ibid, hlm. 165
26
Ibid, hlm.167

8
b) Penilaian kompetensi pengetahuan. Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tertulis, lisan dan penugasan.
c) Penilaian kompetensi keterampilan. Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio. Instrument yang digunakan berupa daftar cek atau skala
penilaian yang dilengkapi rubrik.27
d. Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimpletasikan berbagai strategi pembelajaran karena keterampilan
dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kamampuan atau keterampilan
yang bersifat mendasar dan melekat pada aktualisasi tugas pendidik.
Keterampilan tersebut dapat disampaikan dalam point-point berikut:28
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
2) Keterampilan menjelaskan.
3) Keterampilan bertanya.
4) Keterampilan memberikan penguatan.
5) Keterampilan memvariasikan stimulus.
6) Keterampilan mengelola kelas.
7) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
5. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,
penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan
menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk
mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.29
Moedjiono(1993) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah
kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi

27
Ibid, hlm. 170
28
Ibid, hlm. 157
29
Darmansyah, Strategii Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), hlm. 3

9
antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran, dimana
untuk itu guru menggunakan siasat tertentu.30
Depdiknas(2003) merumuskan strategi pembelajaran sebagai cara pandang
dan pola pikir guru dalam mengajar agar pembelajaran menjadi efektif.
Artinya , rumusan yang dibuat Depdiknas lebih spesifik dengan tujuan yang
jelas, yaitu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Rumusan Depdiknas
tersebut diperkuat dengan pernyataan selanjutnya bahwa dalam
mengembangkan strategi pembelajaran, guru perlu mempertimbangkan
beberapa hal yang memungkinkan terciptanya pembelajaran efektif dan
berhasil baik.31
Jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang dikemukakan dalam
artikel Saskatchewan Educational(1991) :32
1) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar
berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada
strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah, pertanyaan
didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demontrasi.
Strategi pembelajaran langsung efektif digunakan untuk memperluas
informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah.
2) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instruction)
Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan bentuk keterlibatan
siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan,
penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis.
Pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari penceramah menjadi
fasilator, pendukung, dan sumber personal (resource person).
Guru merancang lingkungan belajar, memberikan kesempatan siswa
untuk terlibat, dan jika memungkinkan memberikan umpan balik kepada
siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Strategi pembelajaran tidak
langsung mensyaratkan digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan
sumber-sumber manusia.

30
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 8
31
Darmansyah, Op.cit, hlm. 18-19
32
Abdul Majid, Op.cit, hlm. 8

10
3) Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)
Strategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskusi dan
saling berbagi di antara peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989)
mengemukakan bahwa diskusi dan saling berbagi akan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atau kelompok, serta
mencoba mencari alternatif dalam berpikir.
Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang
pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat
bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas
berkelompok, dan kerja sama siswa secara berpasangan.
4) Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (Eksperiential Learning)
Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens
induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan
dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah proses belajar, dan
bukan hasil belajar.
Guru dapat menggunakan strategi ini baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Sebagai contoh, di dalam kelas dapat digunakan metode
simulasi, sedangkan di luar kelas dapat dikembangkan metode observasi
untuk memperoleh gambaran pendapat umum.
5) Strategi Pembelajaran Mandiri
Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik
dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman
atau sebagai bagian dari kelompok kecil.
Variabel Strategi Pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:33

33
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011), hlm. 5-6

11
1) Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)
Strategi Pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu
bidang studi, dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan isi
/ materi penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya.
2) Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)
Strategi Penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran
pada siswa dan/ atau untuk menerima serta merespons masukan dari siswa.
3) Strategi Pengelolaan (Management Strategy)
Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara siswa
dan variabel strategi pembelajaran lainnya (variabel strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi pengelolaan
pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan pembelajaran
berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar
dan motivasi.34
Beberapa prinsip mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi
pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut harus
berdasarkan pada penetapan. Dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru
harus mengacu pada kriteria sebagai berikut :35
1) Kesesuaian antara strategi pembelajaran dengan tujuan atau
kompetensi.
2) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan yang akan
disampaikan.
3) Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran.
4) Biaya
5) Kemampuan strategi pembelajaran (kelompok atau individu)
6) Karakteristik strategi pembelajaran (kelemahan maupun kelebihannya)
7) Waktu

34
Ibid,
35
Abdul Majid, Op.cit, hlm. 108-114

12
C. PENUTUP
Hakekat pengelolaan pembelajaran PAI adalah suatu pengaturan atau
penataan kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran PAI agar tujuan
pendidikan agama tercapai yaitu menjadikan manusia yang berakhlak terpuji.
Prinsip-prinsip pengajaran itu meliputi : Prinsip aktivitas , Prinsip motivasi,
Prinsip individualistis, Prinsip konsentrasi, Prinsip kebebasan, Pinsip peragaan,
Prinsip kerja sama dan persaingan, Prinsip apersepsi, Prinsip korelasi (saling
berkaitan), Prinsip efisiensi dan efektivitas, Prinsip globalits, bahwa keseluruhan
adalah titik awal pengajaran., Permainan dan hiburan

13
DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah. 2010. Strategii Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta:


Bumi Aksara.

Dinas Pendidikan. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Fahrurrozi, Aziz. 2018. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: CV Lisan Arabi.

Haryanti, Nik. 2014. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Bandung: CV


Alfabeta.

Idi, Abdullah. 2016. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Jalaluddin. 2016. Psikologi Agama. Jakarta: PT RajaGraifindo Persada.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nata, Abuddin. 2011. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Ramdhani, Sofiyah. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
.
Sumber lain:
Arlina, Pengertian dan Defenisi Hakekat, www.defenisi-pengertianhakikat.com, diakses
pada tanggal 9 September 2019

Deni Darmawan,Konsep Pembelajaran. http://file.upi.edu, diakses pada tanggal 9


September 2019.

14
15

Anda mungkin juga menyukai