PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
CURUP 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu
waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang
kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata
dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)
pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses
upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
1
Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, (Jurnal Kependidikan, Vol 1) No. 1 Nov 2013. Hlm
25
2
Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, (Jurnal Kependidikan, Vol 1) No. 1 Nov 2013. Hlm
26
Dari pengertian-pengertian dan analisis yang ada maka bisa disimpulkan
bahwa pendidikan adalah upaya menuntun anak sejak lahir untuk mencapai
Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan
aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di
dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur unsur yang
berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi pendidikan
adalah memanusiakan manusia.Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai bahwa
pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi cakupannya
perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada
tingkat individual pendidikan membantu siswa belajar cara belajar dan membantu
guru cara mengajar. Orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk
belajar sepanjang hayat (life long learning), selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu
pengetahuan serta teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus belajar.4
karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani(pancaindera serta keterampilan-
keterampilan).5
3
Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, (Jurnal Kependidikan, Vol 1) No. 1 Nov 2013. Hlm
26
4
Nurkholis, Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, (Jurnal Kependidikan, Vol 1) No. 1 Nov 2013. Hlm
29
5
15Ummul Qura, Pendidikan Islam, Jurnal: Pendidikan: Vol. VI, No. 2 (September, 2015), hlm. 3
baik secara individu maupun kelompok. Sebagai proses, pendidikan memerlukan
sebuah sistem yang terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar arah yang
dituju mudah dicapai. Pendidikan adalah upaya sengaja, pendidikan merupakan suatu
rancangan dari proses suatu kegiatan yang memiliki landasan dasar yang kokoh, dan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta
bertanggung jawab.7
masyarakat dalam pengertian yang kurang tepat bahkan dapat dikatakan salah,
dengan pengajaran. Pengajaran sebagai arti kata instruction mempunyai makna yang
hakekat apa dan bagaimana proses pendidikan juga diartikan sarna dengan apa dan
tertuju kepada kedewasaan anak didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik
6
Ummul Qura, Pendidikan Islam, Jurnal: Pendidikan: Vol. VI, No. 2 (September, 2015), hlm. 3
7
Madya Ekosusilo dan Kasihadi, Dasar-dasar Pendidikan (Semarang: Effhar Publishing, 1990), hlm.12
8
Jalaluddin. Teologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 81
agar cukup mampu dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang
lain.9
yang diberikan harus mengandung nilai-nilai luhur sesuai dengan hakekat dan
dan atau kemandirian hidup peserta didik. Tanpa mengarah kepada hal tersebut maka
pendidikan.10
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
1. Manfaat Teoritis
9
H.M. Arifin. Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1996), hlm. 35-36
10
Ahmad Suriansyah. Landasan Pendidikan (Banjarmasin: Comdes, 2011), hlm. 1
terjadi dalam proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan hasil belajar
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
b. Bagi siswa
dikemas secara.
c. Bagi peneliti
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasa Teori
1. Pembelajaran
baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh
kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku,
dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat
dilihat.
kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai
belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu
mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah dalam mencerna
mengatur strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta
11
Ainurrahman, Belajar dan...., hlm. 36.
didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat
pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu
pendidik, dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar,
maka yang dikatakan dengan proses pembelajaran adalah suatu system yang
melibatkan satu kesatuan komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini berakar dari pihak pendidik
(guru) dan kegiatan belajar secara paedagogis pada diri peserta didik, berproses
belajar dengan baik. Dengan adanya interaksi tersebut maka akan menghasilkan
12
Bahri Djamarah, Strategi Belajar........., hlm. 39.
13
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan
Nasional, hlm. 6
14
Muh. Sain Hanafy, Jurnal Pendidikan: Konsep Belajar dan Pembelajaran, Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1
Juni 2014: 66-79, hlm. 74.
pengalaman hidup. Pada hakikatnya, Trianto mengungkapkan bahwa
peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan sumber belajar lain)
dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai. Dari uraiannya tersebut, maka
terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari pendidik dan
peserta didik, diantara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju kepada
Pola pembelajaran yang terjadi saat ini seringkali masih bersifat transmisif,
yaitu siswa secara pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau
yang ada pada buku pelajaran saja. Adapun menurut Hudojo, menyatakan bahwa
nyata. Ciri-cirinya adalah: (a) siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar
materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan (b) informasi baru harus
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh dua
orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku
siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut tidak terlepas
belajar dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran ini bermuara pada dua
15
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 19
16
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 19
makna pembelajaran merupakan tindakan eksternal dari belajar, sedangkan belajar
2. Pengaruh
menurut Badudu dan Zain “Pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu
terjadi, sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dan
tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuasaan orang lain”. Sedangkan Louis
merupakan suatu reaksi yang timbul (dapat berupa tindakan atau keadaan) dari
suatu perlakuan akibat dorongan untuk mengubah atau membentuk suatu keadaan
3. Edupreneurship
tidak sekedar menghasilkan lulusan dalam kualitas yang begitu besar pada tiap
memiliki daya saing yang tinggi untuk memberikan kontribusi positif serta
edupreneurship memiliki konsep yang di tekankan pada usaha kreatif dan inovatif
17
Babadu, J.S dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001), h. 131
18
Thriska Afifandasari, Subiyantoro, Pengembangan Jiwa Edupreneurhip Melalui Kepimimpinan, April, Thn
2022. Hlm280
Edupreneurship merupakan pendidikan yang mencetak peserta didik yang
kretif serta inovatif yang bisa menciptakan peluang handal dan berani melangkah
yang sudah ada. Penggunaan media game dalam pendidikan merupakan salah
19
Thriska Afifandasari, Subiyantoro, Pengembangan Jiwa Edupreneurhip Melalui Kepimimpinan, April, Thn
2022. Hlm280
20
Zakaria, Ganefri, Asmar Yulastri, Pengembangan Jiwa Edupreneurhip Siswa Melalui……., Vol 2 No 2 Juli 2022.
Hlm945
Tujuan utama edupreneurship adalah ingin menempatkan konsep-konsep
didiknya.21
baru, produk baru, atau memberi nilai tambah pada barang dan jasa. 22
21
Zakaria, Ganefri, Asmar Yulastri, Pengembangan Jiwa Edupreneurhip Siswa Melalui……., Vol 2 No 2 Juli 2022.
Hlm946
22
Felisitas ndoet, menanamkan jiwa edupreneurship sejak usia dini……, vol 1, no 1 september 2018 hlm 3
dunia kewirausahaan di usia selanjutnya. Sedangkan menurut Herawati,
Sifat-sifat atau watak tersebut yang harus dipupuk sejak usia dini misalnya
Pada era sekarang, seseorang dituntut agar tidak hanya memiliki hard skill
tetapi juga soft skill. Hard skill merupakan kemampuan yang diperoleh karena
mengikuti pendidikan tertentu dan dipelajari dengan kurun waktu yang sudah
seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Salah satu bentuk soft skill
Entreprenurial skill inilah yang harus ditanamkan jiwanya sejak usia dini agar
di masa depan.23
karakter wirausaha.
23
Felisitas ndoet, menanamkan jiwa edupreneurship sejak usia dini……, vol 1, no 1 september 2018 hlm 3&4
b) Memperkuat proses pembelajaran ke proses belajar aktif (student active
tercapai.24
Nilai-nilai kewirausahaan dapat dilihat dari watak, sifat, jiwa dan perilaku
hendaknya dapat memberikan bekal kepada peserta didik melalui tiga dimensi, yaitu
skill.25 Dari ketiga hal tersebut intinya ialah menanamkan sikap dan semangat
24
Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011), 8
25
Suherman Eman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2010), 22-23
26
Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 7.26
a. Individu belajar hidup mandiri, misalnya dengan beternak, menjadi pedagang,
kemiskinan, putus sekolah atau ditinggal wafat orang tuanya. Ada juga seseorang
yaitu seseorang yang menjalankan bisnis karena ia mulai melihat adanya peluang
c. Seseorang telah menentukan visi menjadi sukses dan kaya dengan jalan
dan keuangan atau mengikuti berbagai pelatihan motivasi, kursus dan pelatihan
manajemen bisnis.27
individu dapat berkreasi dan memiliki masa depan yang cerah. Tujuan
undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab
27
Fadlullah, Pendidikan..., 76.
Peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan dituntut untuk menjadi
mereka miliki yang akan menjadikan mereka dapat bertahan dalam proses hidup
entrepreneurship yaitu jiwa yang berani dan mampu menghadapi problem hidup
dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi, jiwa mandiri dan
28
Departemen Pendidikan Nasional RI., Undang-undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pendidikan Balitbang, 2004), 15.
29
Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 7.26
Thomas W. Zimmerer dalam bukunya Basrowi merumuskan manfaat
usahawan lebih memiliki berbagai kebebasan yang tidak mungkin diperoleh jika
Kajian penelitian yang dianggap relevan oleh peneliti diuraikan sebagai berikut.
30
Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 7.26
kemandirian siswa untuk menangkap peluang di era pasar bebas. Artikel
pendidikan keluarga.
kurikulum formal yang tentunya menjadi bagian dari mata pelajaran yang
tekun, ulet, terus belajar, tanggung jawab, jujur, dan pantang menyerah.
Konsep Diri Dan Reward Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
terhadap pengaruh konsep diri siswa dan reward terhadap prestasi belajar
siswa. Adapun perbedaan penelitian ini dan penelitian terbarukan yaitu
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjadi sebuah alur berpikir yang akan digunakan dalam
kewirausahaan bagi anak usia sekolah dasar melalui pendidikan keluarga. Hal ini
menjadi fokus penelitian dikarenakan adanya penemuan pada studi awal bahwa
kata Wira artinya berani, utama, dan mulia. Usaha berarti kegiatan bisnis komersiil
maupun non komersiil. Jadi kewirausahaan diartikan secara harfiah sebagai hal-hal
yang menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan bisnis maupun non
bisnis secara mandiri. Menjadi wirausaha harus ditanamkan sejak dini melalui sekolah
maupun keluarga. Keluarga adalah sebuah institusi pendidikan yang utama dan
penting dan strategis dalam pembangunan komunitas masyarakat yang lebih luas.
Oleh karena itu, keluarga menjadi faktor yang sangat penting dalam pendidikan
era globalisasi ini persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan
pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menurut mahasiswa dan kaum muda harus
lebih berfikir kreatif. Sehingga pendidikan kewirausahaan harus diterapkan sejak dini
wirausaha. Banyaknya anak yang paham kewirausahaan karena orang tua yang juga
ditanamakan sejak anak masih usia SD. Banyak ditemukan siswa SD yang tertarik
dengan kewirausahaan. Adapun hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada kerangka
pikir. Kerangka pikir menjadi salah satu tujuan dalammerancang dan menerapkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Pendelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan menguji
hipotesa dari data-data yang telah dikumpulkan sesuai dengan teori dan konsep
2. Jenis Penelitian
dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian
Kesimpulan dari hasil penelitian ini disajikan dari hasil analis data dengan
(non experiment).
Secara umum dikenal adanya dua jenis penelitian eksperimen yaitu eksperimen
betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip
31
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.81
32
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.207
eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai
semu, karena peneliti menerapkan tindakan berupa metode pembelajaran. Selain itu
Lebong. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei Tahun 2023. Alasan
pemilihan lokasi dikarenakan sekolah ini ada mata pelajaran yang jarang ada di
SD lain. Oleh sebab itu peneliti memilih SD ini untuk diteliti bagaimana
1. Populasi
1. Populasi
yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang nantinya akan dikenai
33
Ibid
34
Siswono, Penelitian Pendidikan Matematika, (Surabaya: Unesa University Press,
2011),hal. 44
kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
semester genap SDN 116 Kampung Delima Kab. Rejang Lebong. Jumlah murid
kelas V SDN 116 Kampung Delima adalah 28 orang sebagai sampel dengan
Tabel 1.1
1 LAKI-LAKI WANITA
V 10 18 28
10 18 28
Sumber: SDN 116 Kampung Delima Kab. Rejang Lebong Tahun 2023
3. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 37 Cara pengambilan
sampel dalam penelitian sangatlah penting terlebih jika peneliti ingin hasil
haruslah dapat mewakili semua karakteristik yang terdapat pada populasi jika
35
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian..., hal. 11
36
Supranto, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm.174
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 kelas yaitu kelas
didik.
1 LAKI-LAKI WANITA
V 10 18 28
D. Variabel Penelitian
mempunyai variasi nilai. Secara umum dapat dinyatakan bahwa variabel adalah
operasionalisasi dari konsep. Fungsi variabel dapat dibedakan atas tiga fugsi, yakni
Pada umummya, variabel penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel
bebas dan variabel terikat dan tidak melibatkan variabel yang lain. Adapun variabel-
38
Gempur Santoso, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2005), hlm. 22
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
diperlukan teknik pengumpulan data. Langkah ini sangat penting karena data yang
a. Teknik Observasi
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
ataupun buatan.
1) Observasi terstruktur
sistematis, tentang apa yang akan diamati kapan dan dimana tempatnya.
39
Sugiyono, Metode Penelitian..., hal. 145
40
Asrop Safi’i, Metodologi…, hal. 145
Observasi ini merupakan observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi karena peneliti belum tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam penelitian ini, teknik
b. Teknik Dokumentasi
oleh seseorang atau untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan
karena stabil, alamiah, tidak reaktif sehingga mudah ditemukan dengan teknik
kajian isi.
Dalam penelitian ini, teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang
guru, pegawai dan siswa MTs GUPPI Pogalan , nilai ulangan harian matematika
sebelumnya kelas VII A dan VII B dan foto selama pembelajaran waktu
penelitian.
c. Teknik Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
kemampuan atau bakat. Berdasarkan objek yang akan dievaluasi, tes dapat
dibedakan menjadi:43
41
Asrop Safi’i, Metodologi..., hal. 160
42
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 23
43
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode …, hal. 66
1) Tes kepribadian untuk mengukur kreativitas, disiplin, kemampuan
seseorang.
mempelajari sesuatu.
Tes ini berisi soal matematika yang bisa melihat kemampuan berpikir kreatif
siswa. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data kreativitas siswa kelas V
SDN 116 Kampung Delima. Dalam tes ini, peneliti mengadopsi teorinya
1) Uji validitas
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel
Penelitian ini menggunakan uji validitas isi dan validitas empiris. Validitas isi
Artinya, alat ukur tersebut mempu mengungkap isi suatu konsep atau variael yang
validitas isi ini dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgement)
Curup dan guru mata pelajaran edupeneurship SDN 116 Kampung Delima.
Adapun kriteria dalam tes krativitas yang perlu ditelaah adalah sebagai berikut:
adalah yang dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi
ry=N∑XY-(∑X) (∑Y)
√{N∑X² -(∑²) {N∑Y²-(∑Y²}
Keterangan:
N = jumlah responden
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke Cipta, 2010), hlm. 211
45
ana Sujana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Alesindo, 2004), hlm.117
X = skor yang diberikan oleh rater 1
soal tes per item. Adapun datanya diperoleh dari uji coba siswa kelas V sebanyak 10
responden. Kriteria penafsiran suatu instrumen itu valid atau tidak dapat dilihat dari
2) Uji Reliabilitas
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
dengan masalah ketetapan hasil tes.46 Ada juga yang mengatakan reliabilitas itu erat
tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau
relatif sama. Semakin realibel suatu tes maka semakin yakin kita dapat menyatakan
dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.47
E. Analisis Data
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai
46
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar…, hal. 86
47
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hal. 127
sosial, akademis dan ilmiah.48 Analisis data dilakukan setelah data dari sampel
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisa data yang digunakan adalah uji
statistik. Melalui uji statistik ini, dapat digunakan untuk menghitung data-data yang
48
Asrop Safi’i, Metodologi…,hal. 171