Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Jurusan Tarbiyah Program Studi PGMI
Oleh
RAHMAT HIDAYAT
No. Pokok. 015.041.0201
BAB I
PENDAHULUAN
Surat ini oleh para ulama disepakati turun di Mekah sebelum Nabi
Muhammad SAW hijrah. Para ulama juga sepakat, bahwa wahyu al-Qur’an
yang pertama turun adalah lima ayat pertama surat al-Alaq.
Asbab Al-Nuzul surat al-Alaq, tentang asbab al nuzul surat al-Alaq ayat 1-
5 dalam beberapa buku tafsir al-Quran tidak ditemukan atau dijelaskan.
Adapun yang disebutkan asbab al nuzul nya dalam beberapa tafsir al-Qur’an
yaitu surat al-Alaq ayat 16-19. Disebutkan dalam beberapa hadits shahih,
bahwa Nabi Muhammad SAW mendatangi Gua Hira (Hira adalah nama
sebuah gunung di Mekah) untuk tujuan beribadah selama beberapa hari.
Beliau kembali kepada istrinya Siti Khadijah untuk mengambil bekal
secukupnya, hingga pada suatu hari, di dalam gua beliau dikejutkan oleh
kedatangan Malaikat membawa wahyu illahi. Malaikat berkata kepadanya
“bacalah”, beliau menjawab “saya tidak bisa membaca” sampai tiga kali
Malaikat bertanya seperti itu kepada Nabi sambil memegang dan menekan-
nekannya, sehingga Nabi kepayahan. Setelah itu barulah Nabi mengucapkan
apa yang di ucapkan oleh malaikat, yaitu surat al-Alaq ayat 1-5.
Tafsir al-Quran surat al-Alaq ayat 1 menurut Kementrian Agama RI
(2007), wahai Nabi bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan
terlebih dahulu menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu
dengan keesaan-Nya. Dia telah menciptakan manusia yang sempurna bentuk
dan pengetahuannya dari segumpal darah, sebagai kelanjutan dari fase nutfah.
Setelah itu berturut-turut akan terbentuk sekepal daging, tulang, dan peniupan
roh. Allah memerintahkan manusia membaca (mempelajari, meneliti, dan
sebagainya). Apa saja yang telah ia ciptakan baik ayat-ayat yang tersurat
(qauliyah) yaitu al-Quran, dan ayat-ayat nya yang tersirat, maksudnya alam
semesta (kauniyah).
4
kurang efektif dan efesien. Pengertian minat adalah sumber motivasi yang
mendorong dari seseorang untuk melakukan apa yang akan ingin dilakukan
ketika bebas memilih, ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan
bermanfaat, maka akan menjadi berminat kemudian hal tersebut akan
mendatangkan kepuasan, ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan
menurun, sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat
sementara atau berubah-ubah.
Slameto (1991: 182), menjelaskan bahwa minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada yang menyuruh,
minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan suatu dari luar diri, semakin kuat atau dekat dengan hubungan
tersebut, semakin besar niat.
dan jarang sekali ada anak yang ber minat membaca masuk ke ruangan
perpustakaan itu.
B. Rumusan Masalah
Setelah menela’ah permasalahan yang ditulis pada latar belakang masalah,
maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru meningkatkan minat membaca siswa kelas VA MI
Raudhotul Jannah dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimana minat membaca siswa kelas VA MI Raudhotul Jannah
terhadap proses pembelajaran?
3. Apakah ada hubungan minat membaca siswa kelas VA MI Raudhotul
Jannah dengan hasil belajar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang :
1. Bagaimana peran guru meningkatkan minat membaca siswa kelas VA MI
Raudhotul Jannah dalam proses pembelajaran.
7
ayat yang mengisyaratkan hal tersebut, seperti pemakaian kata ulul albab
“orang-orang yang berakal (berpikir)”
Hal-hal yang patut kita baca dan pikirkan tidak sebatas tulisan-tulisan saja,
tetapi juga hikmah-hikmah dari berbagai kejadian, fenomena alam dan lain
sebagainya yang banyak termaktub dalam ayat-ayat al-Quran mengenai
penciptaan alam semesta dan manusia beserta sistem yang berjalan atas
seluruh ciptaan-Nya tersebut karena kita tahu perintah membaca dalam al-
Quran surat Al-Alaq ayat kesatu tersebut konteksnya tidak hanya berarti
membaca tulisan, tetapi membaca juga fenomena alam dan kejadian-kejadian
yang terjadi.
Sesuai dengan ayat al-Quran surat Al-Alaq ayat 1-5 Allah SWT
memerintahkan manusia bukan hanya membaca, melainkan juga untuk
berpikir dan menulis. Sehingga manusia bisa mendalami hal-hal yang
berhubungan dengan keilmuan. Karena pada hakikatnya, Allah-lah yang
mengajarkan semua pengetahuan kepada manusia.
Minat baca yang dimiliki oleh siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa itu sendiri. Namun tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor minat baca saja, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai
faktor lain diluar dari minat baca siswa. Faktor lain tersebut diantaranya
motivasi belajar, perhatian, sikap, fisik dan psikis. Selain itu faktor luar siswa
atau lingkungan seperti cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga,
metode belajar, kurikulum dan keadaan kehidupan dalam masyarakat juga
turut mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dengan maksudnya penelitian ini di harapkan minat membaca pada anak
bisa di bantu se upaya mungkin guru bisa melaksanakan nya, dikarenakan
dengan pembelajaran seperti itu-itu saja anak akan jenuh dan enggan untuk
belajar. Minat membaca anak yang baik akan berpengaruh dengan hasil
belajarnya.
Minat baca ditunjukkan oleh adanya keinginan yang kuat untuk
melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi
senantiasa mengisi waktu-waktu luangnya dengan membaca. Orang yang
9
demikian senantiasa haus akan bacaan. Berbeda halnya dengan orang yang
memiliki minat baca yang rendah. Orang yang demikian biasanya enggan
untuk melakukan kegiatan membaca. Kegiatan untuk membaca rendah sekali,
kegiatan membaca tidak menarik baginya. Melalui membaca siswa
memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang semakin mencerdaskan
kehidupannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan zaman di
era globalisasi ini. Oleh karena itu, minat baca perlu ditumbuh kembangkan
diseluruh jenjang pendidikan sekolah.
Proses memahami bacaan merupakan hal yang tidak mudah dan
melibatkan proses kognitif. Kemampuan kognitif yang dimaksud adalah
kemampuan untuk menemukan dan memahami informasi yang tertuang dalam
bacaan. Seseorang dikatakan memahami bacaan jika dia dapat menjawab
dengan tepat pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan, baik yang tersurat
maupun tersirat. Tetapi, semua aktifitas kognitif itu bersumber dari aspek
afektif seperti minat, rasa percaya diri, pengontrolan perasaan negatif, serta
penundaan dan kemauan untuk mengambil risiko.
Siswa yang senantiasa menumbuhkan minat baca akan semakin menguasai
bacaan dan tingkat kemampuan memahami bacaannya tinggi. Sebaliknya,
menurunnya tingkat kemampuan pemahaman bacaan siswa dapat terjadi
apabila minat baca siwa rendah.
Adapun untuk mempermudah pemahaman terhadap kerangka pemikiran,
dibawah ini penulis tuangkan dalam bentuk skema sebagai berikut.
Tabel I.I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab
partisipasi dalam kegiatan.
Menurut Guillfrod dalam Munardi (1996: 146), menjelaskan
bahwa minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang
tertarik pada kelompok tertentu. Definisi lain menyebutkan bahwa
minat adalah kecenderungan orang untuk tertarik dalam suatu
pengalaman, dan demikian itu untuk seterusnya, kecenderungan ini
tetap bertahan sekalipun seseorang sibuk mengerjakan hal lain,
kegiatan yang diikuti seseorang karena kegiatan ini menarik baginya,
merupakan perwujudan minatnya.
Sementara itu, Tidjan dkk, (2008: 87), menjelaskan bahwa bila
individu mempunyai minat maka akan mendorong individu untuk
berbuat. Minat akan memperbesar motif individu sehingga perlu
ditimbulkan minat pada siswa.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Hurlock (2010: 114)
mengemukakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila
mereka bebas memilih.
b. Pembagian Minat
(Hurlock: 1999), menjelaskan bahwa minat merupakan sumber
motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa
sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun
berkurang. Sebaliknya, kesenangan merupakan minat yang sementara.
Ia berbeda dari minat bukan dalam kualitas melainkan dalam
ketetapan (persistence). Selama kesenangan itu ada, mungkin
intensitas itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya
sama tinggi dengan minat. Namun ia segera berkurang karena
kegiatan yang ditimbulkannya hanya memberi kepuasan yang
24
penting. Yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang
dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
terhadap kegiatan itu.
3) Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya
tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan
dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
c. Fungsi Minat
Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi usaha yang
dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang
gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan.
Jika seorang siswa rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan
mengingatnya. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan
menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus dalam
menghadapi tantangan.
Elizabet B. Hurlock (dalam Abdul Wahid, 1998: 109-110),
menjelaskan bahwa fungsi minat bagi kehidupan anak yaitu seperti
berikut.
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita
2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat
3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas
4) Minat yang dibentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa
seumur hidup karena minat membawa kepuasan.
Fungsi minat menurut Elizabet B. Hurlock akan diuraikan satu
persatu seperti berikut.
1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita
Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga mka
cita-cita adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedangkan
26
b. Manfaat Membaca
Mark Twin menjelaskan banyak manfaat dari membaca, bahwa
dengan membaca buku bermutu seseorang memiliki keunggulan
komparatif dibanding dengan yang tidak membaca. Selain itu, dengan
membaca orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya. Melalui
bacaan, seseorang berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi,
sehingga budaya baca lebih terarah pada budaya intelektual dari pada
budaya hiburan yang dangkal. Dalam sejarah proses transportasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, membaca menjadi niscayaan.
Ketermapilan membaca secara kritis menjadi modal dasar untuk
menganalisis, mengevaluasi, dan menyintesiskan bahan bacaan.
Naim (2013: 32), menyebutkan tentang manfaat membaca antara
lain:
1) Membaca merupakan cara paling efektif untuk menjawab segala
rasa ingin tahu;
2) Meluaskan cakrawala pembaca;
3) Menjadikan diri senantiasa tumbuh dan berkembang menjadi lebih
baik;
4) Membaca sangat menguntungkan otak;
5) Mengubah paradigma pembaca;
6) Mengembangkan kreativitas pembaca;
7) Menguatkan kepribadian pembaca;
8) Membaca adalah proses pemeriksaan, sehingga membuat pembaca
dapat berpikir kritis;
9) Buku dapat membuat pembaca menemukan jati dirinya.
Menurut Harjanto (2011: 14), menjelaskan bahwa buku serta aneka
jenis bacaan lain, memiliki fungsi atau manfaat praktis bagi
perkembangan anak. Beberapa diantaranya adalah:
1) Mengajarkan keterampilan membaca;
2) Mengembangkan kreativitas anak;
3) Mengajarkan ilmu pengetahuan;
32
Nomor 27 tahun 1990, disebut dengan anak didik. Adapun pada pendidikan
dasar dan menengah, menurut ketentuan pasal 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 28 dan Nomor 29 tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara
pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 30
tahun 1990 disebut mahasiswa.
Peserta didik juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid,
subjek didik, anak didik, pembelajar, dan sebagainya. Sebutan-sebutan
yang berbeda ini mempunyai maksud yang sama. Apapun istilahnya, yang
jelas peserta didik adalah mereka yang sedang mengikuti program
pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu.
Hasan Basri (2009: 89), menjelaskan bahwa peserta didik
merupakan subjek utama dalam pendidikan. Para pendidik selalu
berhubungan dengan peserta didik, tetapi setelah tugas pendidik selesai,
anak didik dituntut mengamalkan ilmu dalam kehidupan bermasyarakat.
Tugas utama peserta didik adalah belajar serta menuntut ilmu. Peserta didik
dituntut hidup mandiri, mampu menyelesaikan tugas-tugas pendidikan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
3. Karakteristik Peserta Didik
Desmita (2012: 40), menjelaskan bahwa sebagai manusia yang
berpotensi, maka di dalam diri peserta didik ada suatu daya yang dapat
tumbuh dan berkembang di sepanjang usianya. Bila peserta didik adalah
sebagai komponen inti dalam kegiatan belajar mengajar, maka merekalah
sebagai pokok persoalan dalam interaksi edukatif. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan potensi tersebut seorang pendidik terlebih dahulu
mengetahui dan memahami karakteristik peserta didiknya dengan baik.
Karakteristik yang harus di pahami tersebut yaitu:
a. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis
yang khas, sehingga dia merupakan insan yang unik. Potensi-potensi
yang khas yang dimiliki ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan
sehingga mampu mencapai taraf perkembangan yang optimal.
40