Anda di halaman 1dari 116

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pembelajaran merupakan kata bentukan dari kata dasar belajar, yang

berarti proses belajar1. Belajar merupakan kerja manusia yang paling besar karena

melibatkan semua potensi internal (fisik, otak dan hati) dan eksternal manusia

(lingkungan) agar benar-benar dapat menjadi manusia yang seutuhnya, baik

sebagai mahluk yang harus beribadah kepada Allah SWT Maupun sebagai

khalifah di muka bumi2.

Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan

suatu bangsa yang berbudaya.3 Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada

tingkat pendidikan yang diperoleh. Sistem pendidikan nasional dilaksanakan

untuk meningkatkan kehidupan bangsa yang bermutu baik dalam arti moral

spiritual maupun mutu dalam intelektual - profesional. Pendidikan agama dalam

hal ini memiliki peran dan konstribusi yang besar dalam mewujudkan bangsa

yang bermutu.

Pendidikan agama merupakan bagian intregal dari sistem pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas pasal 22) memiliki konstribusi yang besar dalam

menanamkan nilai nilai moral spiritual dan prilaku beragam siswa.

1
talizaro Tafonao, Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar
siswa. Jurnal komunikasi pendidikan 2, no. 2 (2018), h. 103-114.
2
Siti Aisyah, Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar, (Yogyakarta:
Deepublish, 2015, h. 8.
3
Moha Ennaji, Multilingualism, Cultural Identity, And Education In Morocco, Springer
Science & Business Media, 2005, h. 50.

1
2

Penanaman nilai-nilai keagamaan ini sangat diprioritaskan dalam

pembelajaran pendidikan agama karena pendidikan agama berperan penting

dalam pembentukan sikaf dan prilaku manusia dalam sehari-hari.4 Jadi, sekolah

islam selalu mengarahkan tujuan pendidikannya kepada terbentuknya prilaku

yang islami.5

Pendidikan Al-Qur’an merupakan pendidikan paling utama dan paling

penting karena landasan dan pedoman agama islam adalah Al-Qur’an.6 Masa

sekolah dasar adalah masa emas atau disebut sebagai Golden Age dimana masa

yang paling bagus untuk perkembangan menerima hal-hal yang positif.

Alasan mengapa materi Al-Qur’an adalah merupakan pelajaran terbaik

paling sempurna dan sebagai dasar-dasar kepribadian dan kecerdasan pada awal-

awal tahun kehidupan. Oleh karna itu agar siswa usia sekolah dasar mampu

membaca Al-Quran hendaknya belajar mengaji mengenal huruf hijaiyah,

membacanya dari makhorijul hurufnya, tajwid, lagu ketika membaca dengan

tujuan memperindah bacaan Al-Qur’an, tetapi tidak hanya sekedar mampu

membaca kemampuan menulis juga sangat penting karena ketika ilmu tidak

ditulis maka akan hilang. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca,

disamping itu kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan

sehari-hari manusia.7

4
Zafi, Ashif Az, Et Al, Islamic Religious Education Teacher Of Learning Strategy In
Implementing Religious Values Through Whatsapp, Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam 4, no. 3
(2021) , h. 700-711.
5
Yusuf Chairul fuad, Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan (Jakarta: PT. Pena
Citasatria,2008),h. 1.
6
H.herman, Ilmua Pendidikan Islam, (Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi,2022) h.
84.
7
Farida Rahmi, Pengajaran membaca disekolah dasar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007), h. 1.
3

Perintah membaca sudah ada sejak pertama kali wahyu diturunkan

kepada Nabi Muhammad bin Abdullah pada usia 40 tahun ketika berkhalwat di

Gua Hira.8 Dalam keremangan malam ia didatangi oleh malaikat Jibril yang

menyuruhya untuk membaca yang dijelaskan didalam Al-Qur’an, yaitu: QS Al-

Alaq 1-5.
ُۙ ِ ٍۚ ِْ ‫) َخلَ َق‬١( ‫ك الَّ ِذي َخلَ ٍَۚق‬ ِ
َ ُّ‫) اق َْرأْ َوَرب‬٢( ‫سا َن ِم ْن َعلَق‬
)٣( ‫ك ْاْلَ ْك َرم‬ َ ‫ن‬
ْ ‫اْل‬ ْ َ ِ‫اق َْرأْ ِِب ْس ِم َرب‬
ْۗ
) ٥( ‫سا َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم‬ ِ َّ َ
َ ْ‫)عل َم ْاْلن‬٤( ‫الَّ ِذ ْي َعلَّ َم ِِبلْ َقلَ ُِۙم‬
Dari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa betapa pentingnya

pendidikan yang sehat bagi masyarakat di masa mendatang diantaranya membaca

karena dari membaca kita dapat mengetahui ilmu pengetahuan terutama membaca

Al-Qur’an yang menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan paling utama,

kitab yang paling suci oleh kaum Muslim dan penutup kitab Samawi. Merupakan

mukjizat yang abadi, satu-satunya sumber yang tak terbantahkan (qath’iy) dan

pasti. Jika kita salah membaca dan menulisnya maka kita berdosa dan mengubah

maknanya yang dapat menjerumuskan kita kedalam neraka maka kita sebagai

umat Islam wajib menguasai baca tulis Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai

kaidah.

Kualitas baca tulis di Indonesia sangat lah rendah9dan memiliki faktor

rendahnya kemampuan dan kualitas siswa dan budaya baca Siswa di Indonesia.

Salah persepsi tentang konsep kemampuan membaca pada sebagian besar

8
Sahiron Syamsuddin, Studi Al-Qur’an metode dan konsep, (Yogyakarta: Elsaq Press,
2010), h. 1.
9
Sri Rahmawati, Nanik, Fauziati, Endang, Marmanto, Writing Strategies Used By
Indonesian High And Low Achievers, International Journal Of Social Sciences & Humanities 4,
no. 2 (2019) , h. 35-48.
4

masyarakat termasuk siswa dan guru.

Hal ini menjadi salah satu faktor yang masih saja terjadi, misalnya

pembelajaran membaca pada tingkat Sekolah Dasar yang seharusnya menjadi

pondasi awal membangun kemampuan membaca yang cenderung abai terutama

setelah siswa menginjak kelas tinggi.10 Faktor yang melatar belakangi karena

anggapan yang salah baik pada orang tua maupun guru terhadap kemampuan

membaca itu sendiri. Orang tua, guru dan masyarakat pada umumnya,

menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa

Sekolah Dasar telah mampu membaca dan menulis permulaan yang biasanya

dilaksanakan di kelas I dan II Sekolah Dasar.11

Sementara pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu kelas III sampai kelas

VI, pengajaran membaca lanjut belum mendapat perhatian yang serius dalam arti

belum dimulai ditanamkan secara kontinyu, sehingga membaca di kelas tinggi

tersebut seolah-olah masih menekankan pada kegiatan membaca nyaring dan

lancar yang merupakan lanjutan dari membaca dan menulis di kelas I dan II

Sekolah Dasar.12

Salah satu faktor dan penyebab terjadinya kelemahan dalam baca tulis di

Indonesia ialah : Pengembangan kemampuan membaca masih dipersepsikan

sebagai bagian dari tanggung jawab mata pelajaran bahasa saja. Dan Program

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang masih belum memperlihatkan progres yang

10
Rosita Sari, (Dasar-Dasar Pendidikan, Yayasan Kita Menulis,2021) h. 11.
11
Abuddin Natta, Manajemen Pendidikan (Mengatasi kelemahan pendidikan Islam di
Indonesia,2012), h. 30.
12
Krismanto, Permasalahan budaya membaca di Indonesia (Studi pustaka tentang
problematika & solusinya), Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 10, no. 1 (2020) , h.
22-33.
5

diharapkan.13

Yang dimaksud pengertian baca tulis adalah baca berarti membaca yakni

melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa yang tertulis itu dan tulis adalah

membuat huruf (angka dan sebagainya dengan menggunakan pena (pensil, kapur,

dan sebagainya).14

Adapun pengertian dari Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang

merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad

SAW yang ditulis dimushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir dan membacanya

adalah ibadah.15

Jadi yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

adalah melafalkan dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengetahui aturan-

aturan yang telah ditetapkan seperti mahkorijul huruf, panjang pendek, kaidah

tajwid, dan ghorib sehingga tidak terjadi perubahan makna.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 diperoleh informasi bahwa rata-rata siswa yang belum

bisa membaca Al-Qur’an dan menulis huruf hijaiyah dengan benar dikarenakan

pada sekolah sebelumnya tidak diajarkan baca tulis Al-Qur’an dan kurang

pedulinya masyarakat terlebih orang tuanya yang juga tidak bisa membaca dan

menulis Al-Qur’an hal ini perlu segera ditangani dan sebabnya dimasa sekarang

tidak ada tatap muka dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, jika tidak maka

13
Siti Khofifah, Ramadan, Zaka Hadikusuma, Literacy Conditions Of Reading, Writing
And Calculating For Elementary School Students, Journal Of Education Research And Evaluation
5, no. 3 (2021) , h. 342-349.
14
Jill Fitzgerald, Shanahan, Timothy, Reading And Writing Relations And Their
Development, Educational Psychologist 35, no. 1 (2000) , h. 39-50.
15
Mahmudah, Anis, Wulandari, Rizki Isma, Santosa, Sedya, Konsep Ilmu Dalam
Islam, Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8, no. 1 (2023) , h. 2099-2112.
6

seterusnya anak-anak tidak akan bisa membaca dan menulis Al-Qur’an sampai

keturunannya nanti.

Masalah yang besar dalam membaca dan menulis Al-Qur’an adalah

proses pelafalan huruf-huruf yang banyak perbedaannya dan adanya huruf yang

dibaca secara panjang (mad), pendek, dan ketentuan pelafalan huruf lainnya.16

Apabila seseorang tidak dapat menguasai pelafalan dan daya ingat huruf hijaiyah

yang baik maka akan mengakibatkan seseorang tidak memahami dan salah dalam

membaca dan menulis Al-Qur’an. Hal ini dapat diatasi dengan membaca dan

menulis berulang-ulang Al-Qur’an setiap hari.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

di Sekolah Dasar Negri Kebun Bunga1 Banjarmasin dengan judul “Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diatas maka focus penelitian ini adalah

sebagai berikkut :

1. Bagaimana Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa

Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur

Kota Banjarmasin?

2. Apa saja kendala siswa yang dihadapi dan cara mengatasi kendala dalam

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin?

16
Riani Septi, Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTS
Muhammadiyah 07 Purbalingga, Tesis, 2018, IAIN Purwokerto.
7

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian pasti memiliki tujuan, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana Implementasi Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui kendala siswa dan cara mengatasi kendala dalam

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin.

D. Signifikan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kebergunaan antara

lain sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis

a. Melalui penelitan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi para insan akademik mengenai masalah yang dikaji

dalam penelitian Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

b. Dapat memberikan informasi bagi pembaca dan pihak-pihak yang

berkaitan dengan kepentingan dalam mengetahui implementasi baca

tulis Al-Qur’an.
8

2. Manfaat secara Praktis

a. Memberikan gambaran tentang Implementasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi praktisi pendidikan dalam upaya

pembelajaran khususnya pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

c. Mengakaji lebih mendalam tentang Implementasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

d. Bagi individu yang berprofesi sebagai guru, penelitian ini dapat

menjadi referensi bacaan bagi para guru yang ingin Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

e. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti

terkait Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan untuk teori-teori yang penting

dalam skripsi ini merupakan penegasan terhadap konsep yang digunakan sesuai

dengan fokus penelitian. Tujuannya untuk memperoleh kesamaan persepsi dan

pandangan serta untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul. Penulis

mendefinisikan secara operasional sebagai berikut:


9

1. Implementasi Pembelajaran

Implementasi bermakna pelaksanaan.17 Atau juga dapat diartikan sebagai

penerapan dari suatu rencana,yang tentunya memiliki suatu tujuan dan

dibuktikan dengan evaluasi.

Pembelajaran merupakan kata bentukan dari kata dasar belajar, yang

berarti proses belajar. Belajar merupakan kerja manusia yang paling besar

karena melibatkan semua potensi internal (fisik, otak dan hati) dan eksternal

manusia (lingkungan) agar benar-benar dapat menjadi manusia yang


18
seutuhnya, baik sebagai mahluk yang harus beribadah kepada Allah SWT.

Maupun sebagai khalifah di muka bumi.19

Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai “upaya untuk

membelajarkan seseorang kelompok orang melalui berbagai upaya dan

berbagai strategi, menggunakan metode dan pendekatan mencapai tujuan yang

telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar

secara aktif.

Implementasi Pembelajaran yang dimaksud penulis dalam skripsi ini

adalah tahapan dalam menerapkan pembelajaran yang dimulai dari

perencanaan, pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru pengampu

mata pelajaran baca tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga

17
Poerwadarwinya W.J.S, Kamus umum bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1985), h. 377.
18
Ahmad Izzan, Membangun guru berkarakter, Humaniora, (Bandung : Humaniora,
2012), h. 31.
19
Martiyono, perencanaan Pembelajaran,(Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo,2011), h.
6.
10

1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

2. Baca Tulis Al-Qur’an

Baca tulis Al-Qur’an adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diambil

oleh siswa di Sekolah dasar. Baca tulis Al-Qur’an yang dimaksud penulis

adalah pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang ada di Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Banjarmasin , diantaranya mencakup cara membaca dan

menulis yang berkaitan dengan Al- Qur’an. Mata pelajaran baca tulis Al-

Qur’an di mulai dari kelas 1 dengan dua jam pembelajaran perminggunya.

Yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah pembelajaran Al-Qur’an dengan

materi Baca Tulis Al-Qur’an pada kelas 6.

Berangkat dari pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut mengenai “Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin.

F. Kajian Pustaka

Keberadaan kajian pustaka adalah mutlak untuk mengajak peneliti lebih

mendalami dan menguasai pengetahuan yang berkaitan erat dengan rumusan m

asalah.20 kajian pustaka dapat dijadikan landasan teoritik dan acuan bagi penulis

dalam penelitian. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai

implementasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Diantaranya adalah:

20
Sukardi, Metodologi penilitian kompetensi dan prakteknya, (Jogyakarta: Bumi Aksara
2016), h. 70.
11

1. Skripsi Asih Sujariyah.21 Hasil penelitian skripsi tersebut adalah penerapan

dari metode tartil yang dikelompokan menjadi 4 jilid. Jilid 1 terdiri dari kelas

1 dan II dengan penekanan materi pengenalan huruf hijaiyah. Jilid 2

membaca panjang pendek dengan ketukan, terdiri dari kelas III. Jilid 3

menekankan kepada kemampuan siswa kelas IV dan V berkaitan dengan

membaca huruf sukun dan menerapkan makhraj serta sifat huruf. Jilid 4

terdiri dari kelas VI dengan materi bacaan dengung dan tidak mendengung,

waqaf dan mad. Skripsi ini memiliki kesamaan dalam pembelajarn Al-Qur,an

tetapi memiliki perbedaan dalam penerapan pembelajaran yang penulis teliti.

2. Skripsi Hani Sofiani.22 Penelitian tersebut menjelaskan penerapan metode

ummi pada mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di Madrasah Ibtidaiyah

Sambas Purbalingga. Penerapan metode ummi di Madrasah Ibtidaiyah

Sambas Purbalingga Lor meliputi : a.Tashih Bacaan Al-Qur’an. b. Tahsin. c.

Sertifikasi Guru Al-Qur’an. d. Pendampingan dan pembinaan. e. Pemastian

dan penjagaan mutu sistem ummi diterapkan

Skripsi ini juga memiliki persamaan dalam Pembelajaran Baca tulis Al-

Quran tetapi berbeda dalam segi penelitian yang diteliti oleh penulis.

3. Rakhmawati Nur Aziz.23Hasil dari penelitian tersebut adalah pelaksanaan

pembelajaran baca tulis Al-Qur’an di kelas Inklusi melalui 3 tahapan,

pertama, guru menggunakan sistem klasikal dalam pembelajaran baca tulis

21
Asih Sujariah, metode tartil dalam membaca al-qur’an pada exstrakulikuler baca
tulis Al-Qur’an di SDN 1 Purbalingga lor Kabupaten Purbalingga.
22
Hani Sofiani, Penerapn metode ummi pada pembelajaran qira’atul quran di Madrasah
Ibtidaiyah Sambas Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015.
23
Nur Aziz Rakhmawati, (Purwokerto :Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di KeLas SD
Terpadu Harapan,2013), h. 18.
12

Al-Qur’an baik untuk anak yang normal maupun anak yang berkebutuhan

khusus. Kedua, guru melakukan suatu proses interaksi terhadap anak

didiknya agar seorang guru dapat memberikan suatu pembelajaran yang lebih

mudah dimengertin.

Dari ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam penelitian

penulis tentang Baca Tulis Al-Qur’an tetapi memiliki perbedaan dalam dalam

metode dan dari segi fokus penelitian. Jika pada penelitian terdahulu terdapat

penelitian yang hanya fokus pada penerapan metode tartil, penerapan pada metode

tilawati, dan penerapan pada anak yang berkebutuhan khusus, maka dalam

penelitian ini peneliti terfokus dan secara spesifik kepada Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.


13

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan sebuah kerangka atau pola pokok yang

menentukan bentuk skripsi. Dan untuk mempermudah dalam penyusunan maka

peneliti menyusun skripsi ini dibagi menjadi beberapa sub bab yaitu:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, signifikan penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, dan

sistematika pembahasan.

BAB II Landasan Teori, yang berisi kerangka teori terdiri tiga sub bab

yang meliputi: Sub bab pertama tentang konsep pembelajaran yang berisi

pengertian pembelajaran, tujuan pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran, tahap-tahap

pembelajaran, Sub bab kedua meliputi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang

berisi pengertian baca tulis Al-Qur’an, dasar pengajaran Al-Qur’an, cara cepat dan

mudah membaca Al-Qur’an, keutamaan membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.

Yang ketiga meliputi Implementasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an yang berisi:

pengertian implementasi pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi,

prinsip-prinsip implementasi pembelajaran, dan indikator keberhasilan

pembelajaran.

BAB III Metode Penelitian,berisikan Jenis Penelitian, lokasi

penelitian,Subjek dan Objek penelitian, Data dan Sumber Data, teeknik

Pengumpulan Data, dan teknik Analisis Data.

BAB IV Penyajian Data Laporan penelitian, berisi penyajian data, laporan

penilitan dan analisis.

BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar yang mendapat awalan

pe dan akhiran-an. Menurut Muhibbin Syah, belajar mempunyai arti tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif.1

Sedangkan menurut Sardiman pengertian belajar dibagi menjadi dua

yaitu pengertian luas dan khusus. Dalam pengertian luas belajar dapat

diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju perkembangan pribadi

seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha

penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian kegiatan

menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.2

Istilah pembelajaran berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bab

pertama, adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.3 Jadi interaksi siswa dengan guru atau

1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, h.
92.
2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, h. 20-21.
3
Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 5.

14
15

sumber belajar yang lain dalam lingkungan belajar disebut pembelajaran.

Sedangkan menurut Degeng yang dikutip oleh Hamzah B. Uno,

pembelajaran adalah suatu usaha mengajar siswa. Dalam pengertian ini,

pengajaran implisit mencakup kegiatan memilih, menetapkan dan

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pendidikan yang diinginkan.4

Dengan demikian, dalam pembelajaran terdapat dua subjek yaitu

pembelajar dan pembelajar. Siswa adalah subjek belajar, dan pembelajar

adalah subjek (guru) yang “mengajar” siswa (siswa). Belajar mandiri adalah

aktivitas guru yang diprogram ke dalam desain pembelajaran untuk

melibatkan siswa dalam pembelajaran aktif. Sedangkan desain pembelajaran

merupakan kurikulum reguler yang dikembangkan oleh guru, disebut juga

dengan persiapan pembelajaran.5

Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa belajar dapat dipahami sebagai perubahan tingkah laku

siswa akibat interaksinya dengan pendidik dan/atau guru sumber belajar

dalam lingkungan belajar yang memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Tujuan Pembelajaran

Belajar adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan. Tujuan ini harus

konsisten dengan tujuan belajar siswa. Tujuan belajar siswa adalah mencapai

perkembangan optimal, antara lain: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan demikian tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mencapai

4
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, h. 2.
5
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, h. 296
16

perkembangan optimal dalam ketiga aspek tersebut. Untuk mencapai tujuan

tersebut, siswa melakukan kegiatan belajar, sedangkan guru melaksanakan

pembelajaran kedua kegiatan itu harus bisa saling melengkapi.6

Tujuan pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Tujuan itu bertitik tolak dari perubahan tingkah laku siswa. Artinya,

bahwa dalam tujuan itu hendaknya terkandung dengan jelas tingkah

laku apa atau aspek kelakuan apa yang diharapkan berubah setelah

pengajaran berlangsung.

b) Tujuan harus dirumuskan sekhusus mungkin. Artinya, bahwa tujuan

itu harus diperinci sedemikian rupa agar lebih jelas apa yang hendak

dicapai dan lebih mudah untuk mencapainya.

3. Ciri – Ciri Belajar

Aktivitas dalam belajar memiliki ciri-ciri tertentu. Menurut

Baharudin & Esa N.W, ciri-ciri belajar meliputi :

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa

jadi bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

6
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Fak. Ilmu Pendidikan, Semarang, 1996 , h. 1.
17

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.7

Syah (dalam Sriyanti) menjelaskan bahwa perubahan sebagai hasil

belajar itu memiliki 3 ciri, yaitu :

a. Perubahan intensional

Perubahan yang disengaja adalah perubahan yang terjadi

dalam diri individu, secara sengaja dan sadar. Dengan kata

lain, perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh

pembelajaran tidak terjadi secara acak, melainkan perubahan-

perubahan yang disengaja dan didahului oleh kegiatan

pembelajaran tersebut.8

b. Perubahan itu positif dan aktif

Perubahan sebagai ciri pembelajaran bersifat positif dan

positif. Positif artinya perubahan tersebut baik, bermanfaat,

dan sesuai dengan harapan individu. Perubahan bersifat positif,

yaitu perubahan yang terjadi dalam diri individu sebagai hasil

usahanya.

c. Perubahan itu efektif dan fungsional

Perubahan yang efektif berarti perubahan berhasil.

Perubahan yang efektif adalah perubahan yang bermakna dan

bermanfaat bagi individu. Perubahan ini bersifat fungsional,

artinya relatif permanen dan siap dibutuhkan kapan saja.9

7
Lilik Sriyanti,dkk, Teori-Teori Belajar, (Salatiga : STAIN Salatiga Pres. 2009), h. 18.
8
Haryanto, M. Pd. Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen). Uny Press,
2020,h. 32.
9
Wibowo, Fery Irianto Setyo. Pandangan Islam Tentang Perubahan dan Kontribusinya
18

4. Prinsip-prinsip Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta

didik dalam rangka mencapai suatu tujuan. Prinsip-prinsip pembelajaran

tertentu harus diperhatikan, terutama dari guru. Jika prinsip-prinsip

tersebut diabaikan maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung

dengan baik dan hasil pembelajaran tidak akan memuaskan.10

Adapun prinsip-prinsip yang terkait dengan proses belajar di

antaranya adalah sebagai berikut:

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian merupakan langkah utama guru sebelum

menyajikan materi. Untuk menarik perhatian guru, guru dapat

melakukan berbagai cara sesuai dengan kondisi zaman, hal ini

hanya akan meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi

yang disampaikan. Oleh karena itu, motivasi merupakan tenaga

penggerak yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatannya.11

b. Keaktifan

Tren yang ada saat ini adalah memandang anak sebagai

makhluk yang aktif. Anak perlu berbuat sesuatu, mempunyai

kemampuan dan tujuan tersendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan

pada orang lain. Pembelajaran hanya mungkin terjadi jika anak

Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Islam. SETYAKI: Jurnal Studi Keagamaan Islam, Vol. 1 No.
1 (2023) , h. 55-62.
10
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Fak. Ilmu Pendidikan, Semarang, 1996, h. 13.
11
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000, h. 74.
19

aktif dan eksperimental.

John Dewey dalam bukunya Sardiman berpendapat bahwa

belajar adalah sesuatu yang harus dilakukan siswa sendiri,

sehingga inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri, guru hanya

sekedar pembimbing dan pembimbing.12

Ada banyak jenis kegiatan yang dapat dilakukan siswa di

sekolah. Aktivitas siswa tidak berhenti pada mendengarkan dan

mencatat seperti yang biasa terjadi di sekolah tradisional.

c. Keterlibatan Langsung Siswa

Keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran

artinya dalam belajar dan mengajar sebaiknya kegiatan belajar

dilakukan oleh siswa daripada oleh guru, sehingga siswa lebih

terlibat dalam proses pembelajaran dan materi yang diberikan

siswa13. Guru harus memilih dan mempersiapkan terlebih

dahulu kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Pengulangan Belajar

Pengulangan dalam pembelajaran berarti membaca dan

memahami materi dengan cara membaca ulang atau menerapkan

konsep pada permasalahan. Hal ini pasti dilakukan karena

adanya kekhilafan. Untuk menjamin isi pembelajaran selalu

diingat, maka pengulangan tidak dapat diabaikan.14

12
Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 74.
13
Hamdayama, Jumanta. Metodologi Pengajaran. Bumi Aksara, 2022, h. 54.
14
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 13.
20

e. Materi Pelajaran yang Menantang dan Merangsang

Terkadang siswa tidak tertarik mempelajari mata pelajaran

tertentu. Untuk menghindari gejala tersebut, guru hendaknya

memilih dan mengatur materi yang merangsang dan mendorong

siswa untuk mempelajarinya.15

f. Kopetensi

Dalam hal ini kompetensi profesional guru sangat

diperlukan karena seringkali guru terobsesi dengan isi yang

sudah ada dalam buku teks. Penting agar kreativitas guru dapat

menghasilkan topik-topik yang menarik dan merangsang.

g. Balikan dan Penguatan Terhadap Siswa

Dengan memberikan umpan balik diharapkan seluruh siswa

mengetahui sejauh mana mereka telah menguasai dan

memahami suatu mata pelajaran. Melalui umpan balik, siswa

akan menyadari di mana letak kekuatan dan kelemahannya.

Reinforcement atau penguatan merupakan suatu tindakan

yang seringkali kurang mendapat perhatian dari guru, padahal

dampak positifnya besar dan setiap prestasi yang ditunjukkan

siswa, sekecil apapun, patut diapresiasi.16

15
Hamdayama, Jumanta. Metodologi pengajaran. Bumi Aksara,…, h. 20.
16
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 12.
21

5. Tahap-tahap Pembelajaran

Tugas mengajar guru yang suksesif menjadi tiga tahap, tahap-tahap

tersebut adalah tahap sebelum pengajaran (pre-actife), tahap pengajaran


17
(inter-active) dan tahap sesudah pengajaran (post-active). Apa yang

harus guru lakukan untuk masing-masing tahap tersebut dapat diuaraikan

sebagai berikut:

a. Tahap sebelum pengajaran

Pada tahap ini guru harus menyusun program tahunan, program

semester, program satuan pembelajaran (satpel) dan rencana

kurikulum. Ketika merencanakan program-program ini, aspek-aspek

yang relevan harus dipertimbangkan, termasuk:

1) Kepribadian bawaan siswa. Materi yang disiapkan guru hendaknya

tidak jauh dari pengalaman dan pengetahuan siswa dalam kaitannya

dengan persepsi anak.

2) Menyusun tujuan pembelajaran rumusan ini meliputi: tujuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang berkaitan dengan

kurikulum sekolah.

3) Pemilihan metode Guru perlu pandai memilih metode untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

4) Memilih pengalaman belajar Guru harus mampu memberikan

contoh pengalaman yang positif kepada siswa karena semuanya

meninggalkan kesan yang mendalam di benak siswa. Misalnya :


17
Amiruddin, S. Pd. Hubungan Antara Penerapan Teknik Supervisi Individual Dengan
Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Sd Inpres 5/81 Samaelo
Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone, journal.stiaprimabone.ac.id.
22

kesopanan dan kebersihan guru.

5) Pemilihan bahan dan perangkat pembelajaran Dokumen merupakan

isi atau materi yang akan disampaikan kepada siswa selama

berlangsungnya interaksi pendidikan, dan alat/alat bantu adalah alat

bantu yang membantu peserta didik cepat belajar untuk mencapai

tujuannya.

6) Memperhatikan jumlah dan karakteristik siswa Banyaknya siswa

dalam suatu kelas mempengaruhi suasana kelas, dan sekaligus

harus disadari bahwa perbedaan taraf berpikir dan kepribadian yang

berbeda-beda menuntut guru untuk lebih sabar dan sabar. lebih

inovatif dalam pembelajaran..

7) Pertimbangkan jumlah jam yang tersedia. Persoalan waktu

berkaitan dengan kedisiplinan dalam mengajar sehingga guru dapat

mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan waktu yang

tersedia.

8) Memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran Pembelajaran

berkembang, perubahan-perubahan dalam pembelajaran terjadi

setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran, untuk itu hendaknya

memperhatikan beberapa prinsip pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan pembelajaran

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah

direncanakan meliputi : 18

18
Sri Watini, Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada
Anak Usia Dini, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 3, no.1 (2019), h. 82-90.
23

1) Pengelolaan dan pengendalian kelas

Pengelolaan kelas yang baik akan sangat mendukung

kegiatan pendidikan yang interaktif. Sinyal positif di kelas

ditunjukkan melalui alat-alat menyenangkan yang digunakan siswa

secara aktif, mendengarkan guru mengajarkan mata pelajaran. 19

2) Penyampaian informasi

Informasi yang disampaikan guru berupa materi/topik,

petunjuk, petunjuk dan persepsi yang berbeda-beda dalam berbagai

bentuk tanpa menghabiskan banyak waktu pada kegiatan

pokoknya.

3) Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal

Gaya mengajar yang baru merupakan wahana bagi kedua

perilaku tersebut. Keduanya saling melengkapi bila digunakan

dengan baik dan tepat. Perilaku nonverbal, seperti ekspresi

wajah/gerakan badan, tangan, badan, kepala, mata, dan lain-lain20.

4) Merangsang tanggapan balik dari anak didik

Metode pengajaran yang gagal adalah metode yang tidak

menerima umpan balik dari siswa. Tanda-tanda adanya feedback

siswa adalah ketika guru mengkomunikasikan isi pelajaran dengan

menggunakan metode tanya jawab, keterampilan bertanya dasar

dan lanjutan untuk mengumpulkan feedback siswa.

19
Aslamiah, Pratiwi, Diani Ayu, Agusta, Akhmad Riandy, Pengelolaan Kelas, 2022, h.
39.
20
Aini, Harul, Suandi, Nengah, Nurjaya, Gede, Pemberian Penguatan (Reinforcement)
Verbal Dan Nonverbal Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Viii Mtsn Seririt,
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Undiksha 8, no. 1 (2018).
24

5) Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar

Dalam mengajar guru tidak terlalu dituntut memperhatikan

gerak grik siswa, tetapi sangat diharapkan memperhatikan prinsip

belajar anak didik.

6) Mendiagnosis kesulitan belajar

Dalam pembelajaran guru harus mampu memperhatikan

siswa yang kurang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar

yaitu dengan mencari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar

anak.

7) Mempertimbangkan kegiatan interaksi

Dalam kelas jumlah anak didik yang banyakcenderung

heterogen (berbeda-beda). Hal inilah yang hendaknya menjadi

pertimbangan untuk kepentingan pengajaran.

8) Mengevaluasi kegiatan intreaksi

Interaksi antara guru dan anak didik ini dibedakan menjadi

tiga yaitu interaksi satu arah (guru ke anak didik), interaksi dua

arah (Guru ke anak didik dan anak didik ke guru), interaksi banyak

arah (guru ke anak didik, anak didik ke guru dan anak didik ke

anak didik).21

c. Tahap sesudah pembelajaran

Tahap ini merupakan kegiatan setelah pertemuan tatap muka

dengan anak didik, di antaranya adalah :

21
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 74-78.
25

1) Menilai pekerjaan anak didik

Penilaian adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan

dengan pekerjaan yang harus guru lakukan sesudah pengajaran.

Jadi dalam hal ini pekerjaan yang dilakukan guru salah satunya

adalah melaksanakan tes tertulis, lisan atau perbuatan, dengan

pendekatan analisis kuantitatif dan kualitatif.

2) Menilai pengajaran guru

Penilaian ini diarahkan pada aspek antara lain gaya-gaya

mengajar, struktur penyampaian, bahan pembelajaran, penggunaan

metode perumusan tujuan pendidikan, ketepatan pemakaian alat

dan alat bantu pengajaran.

3) Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya

Komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan pengajaran adalah ketepatan perumusan tujuan

pemebalajaran, kesesuaian bahan dengan tujuan pembelajaran,

pemilihan metode yang tepat, pemilihan alat pengajaran, pemilihan

sumber belajar dan pemakaian prosedur, jenis dan evaluasi yang

sesuai.22

22
Tim MKDK IKIP Semarang, Belajar dan Pembelajaran,…, h. 78.
26

B. Baca Tulis Al-Qur’an.

1. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an

Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an merupakan salah satu kecakapan

dasar yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami pesan atau makna

yang terkandung dalam tulisan.

“Membaca Al-Qur’an adalah mengucapkan huruf dan kalimat. Ada

kalanya dengan keras sehingga didengar orang lain. Ada kalanya dengan

lirih, hanya didengar oleh sang qari’ saja dan tidak didengar orang lain.

Sedangkan yang dinamakan al-qira’ah ashshamitah ataumembaca‘ dengan

’diamyaitu hanya dengan m enjalankan huruf di dalam hati tanpa

pengucapan huruf dan kalimat, maka tidak disebut membaca Al-Qur’an.23

Menurut Schiller (1971 : 17) menjelaskan bahwa belajar membaca

belum tentu belajar berbahasa, mungkin hanya akan mengenal tulisannya

saja. Di Indonesia Pengajaran membaca dini tampaknya dapat diarahkan,

baik pada segi pengenalan ”baca” ataupun pada segi pengenalan ”bahasa”

karena murid-murid di Indonesia pada umumnya sudah bisa berbahasa

Indonesia. Mengajari atau membimbing anak belajar membaca sejak dini

sangat baik dilakukan, karena pada usia tersebut anak sedang mengalami

masa-masa keemasan. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi

dan mudah menyerap segala hal yang diajarkan.24

23
Muhammad Abdul Qadir, Menyucikan Jiwa, Penerjemah, Habiburrahman Saerozi,
(Jakarta: Gema Insani Press,2005), h. 100
24
Setiyawan, Radius. DALAM BAYANG-BAYANG BUDAYA POPULER DAN KUASA
NEGARA. UMSurabaya Publishing, 2023.
27

Adapun pengertian menulis adalah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca

lambang lambanggrafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambaran grafik itu.25

Berdasarkan uraian di atas, Baca Tulis Al-Qur’an adalah program

pembelajaran Al-Qur’an pada tahap dasar yang menekankan latihan menulis

dan membaca. Membaca Al-Qur’an. Menulis membutuhkan keterampilan

tangan dalam merangkai Huruf dan menyususnnya menjadi kata dan

kalimat, sehingga memiliki makna dan dapat dipahami. Pada tahap latihan

menulis fokus terpenting adalah kejelasan goresan huruf sehingga ketika

terangkai dalam kata dapat dipahami dengan mudah.

2. Dasar Pengajaran Al-Qur’an

Dalam mengajarkan Al-Qur’an ada dasar-dasar yang digunakan,

karena Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber hukum bagi umat

Islam yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. Al-Qur’an adalah

pedoman bagi manusia untuk menjalani kehidupannya di dunia akhirat

kelak.26 Dasar-dasar pengajaran Al-Qur‟an diantaranya sebagai berikut:

a. Dasar yang bersumber dari Al-Qur‟an

Dasar yang bersumber dari Al-Qur‟an dalam surat Al-Alaq

ayat 1-5

25
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 22
26
Aprilianti, Anisatul Fikriyah, Konsep Kebahagiaan Perspektif Psikologi Dan Al-
Qur’an, Dar El-Ilmi: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora 7, no. 2 (2020), h. 82-
100.
28

َۚ
٢ ‫سا َن ِم ْن َعلَق‬ ‫ن‬
ْ ِْ ‫ َخلَ َق‬١ ‫ك الَّ ِذي َخلَ ََۚق‬
‫اْل‬ ِ
َ ِ‫اق َْرأْ ِِب ْس ِم َرب‬
َ ْ
ْۗ ِْ ْ ‫ َعلَّم‬٤ ‫ الَّ ِذي َعلَّم ِِبلْ َقلَ ُِۙم‬٣ ‫ك ْاْلَ ْكر ُۙم‬ ِ
٥ ‫سا َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم‬ ‫ن‬
َ َ ‫اْل‬ َ ْ َ َ ُّ‫اق َْرأْ َوَرب‬
Surat Al-Ankabut ayat 45:

ْۗ ِ
ِ ‫ك ِم َن الْكِت‬
َّ ‫ٰب َواَقِ ِم‬
٤٥ َ‫الص ٰلوة‬ َ ‫اتْل َمآ ا ْو ِح َي ال َْي‬
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah SWT

telah menyerukan kepada umat Islam untuk belajar Al-Qur‟an

sesuai dengan kemampuan yang dimilki oleh masing-masing

individu karena mempelajarinya adalah wajib disamping juga

menidirikan shalat.

Dasar-dasar yang bersumber sabda Nabi SAW :

‫ب اَ ْه ِل بَ ْيتِ ِه‬
ِ ‫ب نَبِيِك ْم َوح‬
ِ ‫ ح‬: ‫صال‬ ِ ِ ‫اَ ِدب وا اَوَْل َدكم َعلَى ثَََل‬
َ ‫ثخ‬ ْ ْ ْ
‫هللا يَ ْوَم َْل ِظلٌّ ِظلَّه‬
ِ ‫َن فَِإ َّن ََحْلَةَ الْقرأَن ِِف ِظ ِل‬
ْ ْ
ِ ‫و قِرأَة الْقرأ‬
ْ َ َ
‫ص ِفيَائِِه‬
ْ َ‫َم َع اَنْبِيَائِِه َوا‬
Dengan itu maka Didiklah anak-anakmu dengan tiga
perkara, mencintai Nabimu dan mencintai keluarganya (keluarga
Nabi) dan membaca Al-Qur’an sesungguhnya orang yang
berpegang teguh kepada Al-Qur’an berada dalam lindungan Allah
pada hari tidak ada perlindungan kecuali lindungan-Nya bersama-
sama dengan nabi-nabi dan sahabat-sahabatnya yang tulus.
Itulah hadits yang merupakan dasar bahwa Islam
memerintahkan agar umat mempelajari, mengajarkan dan
mengamalkan Al-Qur‟an sebagai pedoman umat Islam di muka
bumi ini.
29

Dasar-dasar ini lah yang dijadikan pijakan dalam


pengajaran Al-Qur’an di sekolah atau di lembaga nonformal
lainnya. Begitu pentingnya mengajarkan Al-Qur’an maka usaha
untuk menanamkan kecintaan dan kemampuan membaca Al-
Qur’an harus diterapkan dan terbiasa melafalkan ayat-ayat Al-
Qur’an dengan baik dan benar sesuai.

3. Tahapan Baca Tulis Al-Qur’an

a. Tahapan Membaca

Al-Qur’an diturunkan menggunakan bahasa Arab, sehingga dari

segi kebahasaan, belajar membaca Al-Qur’an berarti belajar bahasa

asing yang berbeda dengan bahasa Ibu. Oleh karena itu, dalam

membaca Al-Qur’an diperlukantahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Persiapan menuju qira’ah. Titik awal pada tingkatan ini biasanya

pada masa anak belum duduk di sekolah dasar. Target

pembelajaran qira’ah hanya berkutat pada informasi dan hal- hal

yang berkenaan dengan anak tersebut seiring dengan

pertumbuhannya demi menunjang persiapan menuju qira’ah.

2) Awal pembelajaran qira’ah. Tingkatan ini biasanya diterapkan

pada kelas satu ibtidaiyah yang mengajarkan dan menekankan

pada pokok-pokok qira’ah yang bersifat kemahiran dan

kemampuan dasar. Seperti, kemampuan siswa untuk menulis

namanya, mengetahui nama-nama huruf, mendeteksi pembacaan

hubungan antara kata dengan gambar, perbedaan bentuk


30

pengucapan huruf, perbedaan bentuk tiap huruf, dan lain

sebagainya.

3) Ekspansi dan eksplorasi (perluasan) dalam qira’ah.

4) Memperkaya informasi serta meningkatkan kecakapan dan

kompetensi mcmbaca.

5) Tingkat lanjutan menuju seorang pelajar yang berkarakter dan

bercita rasa terhadap bacaan, serta gemar membaca.27

Berdasarkan pendapat di atas, terdapat beberapa tahapan dalam

belajar membaca Al-Qur’an, mulai dari tahap persiapan sampai pada

tahap tingkat lanjut dimana pembaca sudah dapat mendalami gagasan

dan gaya bahasa teks yang dibaca. Pada tahap awal belajar membaca

Al-Qur’an, kemahiran yang ditekankan adalah pengetahuan tentang

nama-nama huruf, hubungan antara kata dengan gambar, perbedaan

bentuk pengucapan huruf, dan perbedaan bentuk tiap huruf.

Huruf hijaiyyah memiliki karakretistik yang berbeda diantara

masing-masing huruf, sehingga kemahiran yang diutamakan pada tahap

awal belajar membaca adalah pengcupan huruf hijaiyyah sesuai dengan

letak keluarnya huruf (makharijul huruf). Kemampuan mengucapkan

huruf-huruf hijaiyyah sesuai dengan makhrajnya merupakan dasar

penting agar dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih.

27
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Diva
Press, 2012), h. 112.
31

b. Tahapan Menulis

Menulis mencerminkan keterampilan dalam menggunakan alat

tulis untuk membentuk huruf, dan kata. Dalam latihan menulis

AlQur’an yang diturunkanmenggunakan bahasaArab,tahapanmenulis

menjadi lebih sulit, karena perbedaan karakteristik jenis huruf, dan cara

penulisannya. Dalam hal ini latihan menulis huruf hijaiyyah

membutuhkan contoh dan model yang dijadikan acuan bagi pelajar,

terutama dalam cara menggores dan mengegrakkan pena.

Latihan menulis dari segi keterampilan bahasa dasar meliputi

tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Tahap mencoret dan menggores (Scrible Stage) Pada tahap ini

anak mulai membuat coretan. Bagi anak, coretan itu adalah

sebuah tulisan yang bermakna. Pada tahap ini, tulisan guru dan

orang tua sangat dibutuh kan sebagai model menulis bagi anak.

2) Tahap pengulangan linear (linear repetitive stage) Tahap ini anak

"menulis" dengan bentuk linier dan menangkap kesan bahwa

kata-kata ada yang berbentuk panjang, dan ada pula yang pendek.

"Kata-kata" itu diwujudkan dalam garis bergelom-bang panjang

atau pendek. Pada tahap ini anak membutuhkan dukungan,

sehingga garis-garis bergelombang itu mulai membentuk huruf-

huruf.
32

3) Tahap Menulis Fonetik (Phonetic writing stage) Pada tahap ini,

anak mulai menghubungkan bentuk tulisan dengan bunyinya.

Tahap ini disebut menulis nama huruf (letter-nama writing)

karena anak menuliskan huruf-huruf yang nama dan bunyinya

sama.

4) Tahap eja transisi (Transitional spelling stage) Pada tahap ini

anak mulai belajar tentang sistem tulisan, yakni bahasa tulis yang

konvensional. Mereka mulai melafalkan huruf-huruf dalam

rangkaian kata secara konvensional. Katakata yang sering

dipadankan dapat dituliskan lebih awal. Disebut transisi, karena

anak mulai beralih dan pelafalan fonetik ke pelafalan yang lebih

standar. Pada tahap ini anak perlu memperoleh paparan yang

banyak sehingga memiliki cukup model terhadap kata-kata saat

mereka butuhkan.

5) Tahap eja konvensional (Conventional spelling stage) Pada tahap

ini, anak dapat menulis dengan bentuk yang konvensional Kata

mendung, misalnya, ditulis dan bukan.28

Memahami pendapat di atas, terdapat beberapa tahapan yang harus

dilalui dalam latihan menulis bagi pembelajar pemula, yaitu: tahap

mencoret dan menggores (scrible stage), tahap pengulangan linear

(linear repetitive stage), tahap menulis fonetik, tahap eja transisi, tahap

eja konvensional. Kemampuan dalam setiap tahapan tersebut

28
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,…,h. 112
33

menentukan kemampuan menulis peserta didik dengan benar.

4. Keutamaan Membaca dan Mengamalkan Al-Qur’an

Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada

nabi kita Muhammad selama 23 tahun.29 Ia adalah kitab suci umat Islam yang

merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam

menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk

selalu berinteraksi aktif dengan Al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber

inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca Al-Qur`an merupakan langkah

pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan

tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai

petunjuk salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya .30

Adapun di antara keutamaan membaca Al-Qur`an dari sunnah Rasulullah

SAW adalah:

a. Menjadi manusia yang terbaik: "Dari Utsman bin 'Affan rad, dari

Nabi saw, beliau bersabda:

‫َخ ْْيك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم اْلق ْرآ َن َو َعلَّ َمه‬

Dari uraian tersebut Sebaik-baik kamu adalah orang yang

mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya.

29
Muhammad Arsyad,dkk, Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Dan Hukum Islam,
Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya 1, no. 3 (2023), h. 110-118.
30
Muhammad Arsyad,dkk, Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Dan Hukum
Islam. Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya,…, h. 110-118.
34

Dikumpulkan bersama para malaikat: dari Aisyah

radhiyallahu'anha, ia berkata, 'Nabi Muhammad SAW bersabda:

،ِ‫الَبَرة‬ ِ ِ َّ ‫اهر بِ ِه مع‬


ََ ‫الس َف َرة الك َر ِام‬
ِ ِ
َ َ ٌ ‫الَّذي يَ ْق َرأ الق ْرآ َن َوه َو َم‬
ِ ‫أجر‬
‫ان‬ ٌّ ‫َوالَّ ِذي يَ ْق َرأ الْق ْرآ َن َويَتَ تَ ْعتَع فِ ِيه َوه َو َعلَْي ِه َش‬
َ ْ ‫اق لَه‬
Dijelaskan bahwa Orang yang membaca Al-Qur'an dan ia

mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para

malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang

membaca Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat

dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala."

C. Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

1. Pengertian Implementasi Baca Tulis Al-Qur’an

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesi) Implementasi

yaitu pelaksanaan/penerapan. Implementasi adalah bermuara atau mengalir

pada aktivitas, aksi, tindakan, kegiatan, penerapan atau adanya mekanisme

suatu sistem yang di susun untuk memperoleh tujuan yang di inginkan.31

Pengertian implementasi yang di paparkan di atas dapat dikatakan

bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, akan tetapi suatu kegiatan

yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma

tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karenanya implementasi

tidak berdiri sendiri tetapi di pengaruhi oleh objek-objek yang lainnya.

31
Nurdin Usman, Konteksi Implementasi Berbasisi Kurikulum,
(Jakarta:Grasindo,2002), h.70.
35

Jadi di simpulkan Implementasi adalah pelaksanaan sebuah planning

tersusun dan rinci untuk mencapai tujuan yang jelas.

Tahapan-Tahapan Implementasi Pembelajaran, Diantaranya :

a. Menerapkan rencana implementasi maksud rencana

implementasi disini ialah mengatur biaya dan waktu yang paling

utama untuk menuju ke pelaksanaan sesungguhnya.

b. Penerapan kegiatan merupakan proses pelaksanaan rencana

yang telah disepakati.

c. Evaluasi, yaitu memantau dan memperbaiki suatu kegiatan yang

direncanakan dan dilaksanakan, apakah sesuai dengan tujuan

yang dicapai atau tidak.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Implementasi

Pembelajaran

Menurut Djamarah yang menjadi faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap hasil belajar ialah:32

a. Faktor Lingkungan Terdiri dari alami dan sosial budaya.

Keduanya mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap

belajar dan hasil belajar siswa.Dalam lingkunganlah siswa hidup

dan berinteraksi dalam mata rantai yang disebut ekosistem.

32
Syaiful Bahri, Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2019, h.142.
36

b. Faktor Instrumental

1) Kurikulum Merupakan rencana pembelajaran yang

merupakan bagian penting dalam pendidikan. Tanpa buku

teks, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung.

2) Program Setiap sekolah mempunyai program pendidikan,

program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan

pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung

dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang.

3) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana juga mempunyai

arti penting dalam pendidikan. Tanpa adanya sarana dan

prasarana yang memadai, hasil belajar siswa yang akan

terpengaruh.33

4) Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalam proses belajar

mengajar. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar yang

paling dominan, walaupun dalam kenyataannya sudah banyak

media yang canggih, namun tanpa bantuan dan bimbingan

dari guru, maka proses belajarnya pun tidak akan berhasil.

5) Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis adalah kondisi yang

menyangkut kesehatan siswa. Menurut Naohi Nasution dkk

mengatakan bahwa kondisi fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang

33
Syaiful Bahri, Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…,h. 143.
37

dalam keadaan segar jasmaniahnya akan berlainan belajarnya

dari orang dalam keadaan kelelahan.

6) Kondisi Psikologis

a) Minat adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

b) Kecerdasan menentukan keberhasilan belajar seseorang.

c) Belajar ialah pada bidangnya yang sesuai dengan bakat

memperbesar kemungkinan berhasilnya hasil belajar.

d) Motivasi adalah untuk belajar adalah kondisi psikologis

yang mendorong seseorang untuk belajar.

e) Kemampuan Kognitif Merupakan kemampuan yang selalu

dituntut kepada siswa untuk dikuasai, karena penguasaan

kemampuan pada tingkat ini menjadi dasar bagi

penguasaan ilmu pengetahuan.

Sedangkan menurut Rumadi faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar adalah : 34

a. Faktor Internal

1) Faktor fisiologis, secara umum kondisi fisiologis, seperti

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek, tidak

dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut

dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima

pelajaran.

34
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. . (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 89.
38

2) Faktor Psikologis, setiap peserta didik pada dasarnya

memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya

hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa

faktor psikologis meliputi IQ, perhatian, minat, bakat,

motivasi dan daya nalar peserta didik.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar.

Faktor lingkungan meliput lingkungan fisik dan lingkungan

social. Lingkungan alam meliputi suhu dan kelembapan

alam.

2) Faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang

keberadaan dan penggunaanya dirancang sesuai dengan

hasil belajar yang diinginkan. Factor ini meliputi

kurikulum,sarana dan guru.35

3. Prinsip-prinsip Implementasi Pembelajaran

a. Perhatian dan Motivasi

Pendidik dituntut dapat memberikan perhatian terhadap semua

rangsangan yang mengarah kepada pencapaian tujuan belajar.36

Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian, ini

menyebabkan peserta didik harus membangkitkan perhatiannya

35
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21,…,h. 90.
36
Saputro, Yusron Rizqi, Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun, Tesis, Iain Ponorogo, 2023, h. 54.
39

kepada pesan yang dipelajarinya, demikian pula halnya dengan

motivasi.

Implementasi prinsip perhatian bagi pendidik adalah pada

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan terwujud

dalam perilaku dengan menggunakan metode bervariasi, media

yang relevan, bahasa yang sederhana serta pertanyaan yang

sifatnya membimbing.37 Sedangkan pada motivasi dapat dilihat

pada penguasaan bahan ajar, penguasaan kelas, serta kemampuan

dalam menciptakan kondisi lingkungan yang menyenangkan.

Sedangkan implikasi prinsip motivasi peserta didik adalah menyadari

bahwa motivasi belajar yang ada pada dirinya harus dibangkitkan

dan dikembangkan secara terus-menerus.

1) Keaktifan

Peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam

kegiatan pembelajaran, dituntut untuk aktif memproses dan

mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses

dan mengolah perolehan belajarnya, maka peserta didik

harus aktif secara fisik, intelektual maupun emosional.

Implementasi prinsip keaktifan bagi peserta didik dapat

berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber

37
Saputro, Yusron Rizqi, Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun,…, h. 60.
40

informasi yang dibutuhkan, membuat kliping, membuat karya

tulis dan lain sebagainya.38

Sedangkan untuk mengaktifkan peserta didik dalam

belajar, pendidik dapat melakukan perilaku sebagai

berikut, penggunaan multi media dan metode

pembelajaran aktif, memberi tugas individu maupun kelompok,

menugaskan pembuatan resume terhadap bahan ajar atau

hasil bacaan dan lain sebagainya.

2) Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman

Sebagai peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

harus terlibat langsung. Implikasi prinsip ini dituntut

peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan di sekolah. Dengan keterlibatan mereka

secara langsung dapat memperoleh banyak pengalaman.

Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip

keterlibatan langsung peserta didik, misalnya mencari

ayat-ayat makiyah dan madaniyah, membuat laporan dari

hasil survey dan sebagainya.

Implementasi prinsip keterlibatan langsung bagi

pendidik adalah merancang aktivitas pembelajaran

individual dan kelompok kecil, mengg/*unakan media

yang langsung dapat dipakai oleh peserta didik, memberi

38
Saputro, Yusron Rizqi, Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun,…, h. 62.
41

tugas untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang

dicontohkan, melibatkan peserta didik mencari

informasi dari sumbernya.

3) Pengulangan

Pengulangan dalam kegiatan pembelajaran perlu

dilakukan, seperti yang dikemukakan Davies bahwa,

penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan

belajar secara keseluruhan lebih berarti.39 Perilaku pendidik

sebagai implikasi dari prinsip pengulangan adalah

merancang kegiatan pengulangan misalnya mengerjakan

soal-soal latihan, membuat pengulangan yang bervariasi,

mengembangkan alat evaluasi untuk kegiatan pengulangan.

Implementasi adanya prinsip pengulangan bagi peserta

didik adalah kesadaran mereka untuk bersedia mengerjakan

latihan-latihan secara berulang untuk memecahkan masalah,

dengan kesadaran ini diharapkan peserta didik tidak merasa

bosan dalam melakukan pengulangan.

4) Tantangan

Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat dijumpai

oleh peserta didik, jika pendidik memberinya

tanggung jawab dan merancangnya dalam bentuk kegiatan

39
Gasong, Dina. Belajar Dan Pembelajaran, Grup Penerbit CV Budi Utama,
Yogyakarta, 2018,h.54.
42

pembelajaran yang dipilih seperti bahan ajar, alat pembelajaran

yang dipilih.40

Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip tantangan

di antaranya merancang dan mengolah kegiatan eksperimen,

memberi tugas untuk memecahkan masalah yang

membutuhkan informasi dari orang lain. Prinsip tantangan

dalam belajar sesuai dengan pendapat Davies dalam Dimyati.

Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk

mempelajari sendiri, maka lebih termotivasi untuk belajar.

Ia akan belajar dan mengingat secara baik. Hal ini

menunjukkan bahwa peserta didik selalu menghadapi

tantangan untuk memperoleh, memproses dan mengolah

setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran

tersebut. Adapun bentuk perilaku peserta didik yang

merupakan implikasi dari prinsip tantangan di antaranya

adalah melakukan eksprimen, melaksanakan tugas

mandiri atau berusaha memecahkan masalah dan lain-lain.

5) Perbedaan Individu

Telah diketahui bahwa setiap peserta didik

memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya. Sebab itu, setiap mereka belajar menurut tempo

(kecepatan) nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur

40
Gasong, Dina. Belajar Dan Pembelajaran,…,h. 55
43

terdapat variasi kecepatan belajar, dengan adanya

kesadaran bahwa di antara mereka terdapat perbedaan akan

membantu dalam menentukan cara belajar bagi dirinya. 41

Adapun Implementasi prinsip perbedaan individu bagi

pendidik terwujud dalam perilaku di antaranya, memilih

metode pembelajaran dengan memperhatikan karakterisik

dan perbedaan individu di antara mereka. Merancang

pemanfaatan media dengan memperhatikan tipe-tipe belajar

setiap peserta didik. Apabila hal tersebut menjadi perhatian

pendidik, maka tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan

baik.

4. Indikator Keberhasilan Implementasi Pembelajaran

Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah

keberhasilan guru juga. Yang mana itu menandakan bahwa guru

berhasil memberikan materi pelajaran dan pengetahuan baru pada

siswa. 42

Keberhasilan belajar adalah prestasi yang dicapai siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangan

dan keberhasilan siswa dalam belajar tentu dibutuhkan indikator

tersendiri, hasilnya bisa dijadikan sebagai evaluasi kegiatan belajar

selanjutnya.

41
Saefiana, dkk, Teori Pembelajaran Dan Perbedaan Gaya Belajar, Mahaguru: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3, no. 1 (2022) , h. 150-158.
42
Manizar, Elly, Peran Guru Sebagai Motivator Dalam Belajar, Tadrib 1, no. 2 (2015) ,
h.204.
44

Ada beberapa hal yang menjadi bentuk keberhasilan siswa

dalam belajar:

a) Siswa memiliki pengetahuan dan wawasan baru yang lebih

luas.

b) Siswa menemukan keterampilan dan minat dalam belajar

serta mampu meningkatkannya lebih baik dan profesional.

c) Siswa memperoleh sikap dan karakter yang lebih baik.

d) Siswa mendapatkan prestasi belajar di sekolah.

e) Siswa memiliki kreativitas dan inovasi tinggi sehingga dapat

menciptakan karya baru yang bermanfaat.

f) Dan masih banyak lainnya yang menjadi bentuk keberhasilan

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Bentuk dan indikator keberhasilan siswa dalam belajar

umumnya memiliki keterkaitan satu sama lain, artinya jika siswa

memiliki bentuk keberhasilan tersebut, artinya mereka sudah mencapai

indikator keberhasilan dalam belajar.

Pasalnya, untuk menentukan kemajuan yang akan dicapai siswa,

maka harus ada kriteria atau patokan yang mengacu pada tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini juga menjadi

penilaian seberapa besar pengaruh metode atau strategi belajar

mengajar pada keberhasilan siswa.


45

Dalam hal ini, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:

106), mengemukakan pendapatnya terkait indikator keberhasilan siswa

dalam belajar terdiri dari: 43

1) Daya serap siswa dalam memahami materi pelajaran yang

diajarkan untuk mencapai prestasi memuaskan, baik secara

kelompok ataupun individu.

2) Perilaku siswa yang sesuai dengan tujuan pengajaran atau

instruksional khusus (TIK) sudah dicapai siswa dengan baik,

baik secara kelompok ataupun individu.

Sementara itu, Zaenal Arifin (2009: 298) juga menyatakan

beberapa indikator keberhasilan siswa bisa dinilai berdasarkan

bentuk dan perbuatan tingkah laku. Adapun beberapa jenis tingkah

laku tersebut, yaitu: 44

1) Kebiasaan Siswa

Kebiasaan merupakan tingkah laku yang dilakukan terus

menerus. Ini juga bisa menjadi cara bertindak siswa yang ia

dapatkan dari kegiatan belajar.

2) Keterampilan

Keterampilan merupakan tingkah laku yang didapatkan

dari kemampuan siswa. Ini didapatkan dari adanya kegiatan

otot yang digerakkan dan dikoordinasikan sistem.

43
Syaiful Bahri, Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…., h. 106.
44
H. Dadan Nurulhaq Supriastuti, Titin, Manajemen Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam: Konsep Dan Strategi Dalam Meningkatkan Akhlak Peserta Didik, Cendekia
Press, (2020) , h. 298.
46

3) Akumulasi Persepsi

Keberhasilan belajar juga bisa dilihat dari kemampuan

siswa dalam mengakumulasikan persepsi melalui belajar.

4) Asosiasi dan Hafalan

Siswa juga memiliki hafalan terhadap sesuatu sebagai

hasil penguapan asosiasi pembelajaran.

5) Pemahaman Konsep

Dalam kegiatan belajar mengajar tentu siswa

mendapatkan ilmu baru, bisa dilihat dari pemahaman siswa.

6) Sikap

Sikap merupakan kecenderungan dan perilaku siswa

terhadap sesuatu. Tentu setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran siswa memiliki sikap yang baik sesuai harapan.

6) Nilai

Nilai menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan

dan kegagalan juga perbandingan antara yang baik dan

kurang baik.

7) Moral dan Agama

Moral adalah nilai-nilai baik yang diterapkan dalam

kehidupan bermasyarakat dan agama adalah konsep Tuhan

dan keimanan yang diterapkan dalam kehidupan.


47

Berdasarkan beberapa hal yang sudah dijelaskan sebelumnya,

bisa diambil kesimpulan bahwa indikator keberhasilan siswa dalam

belajar bisa dilihat dari daya serap materi dan perbuatan atau tingkah

laku sesuai diharapkan. Keberhasilan ini bisa dicapai baik secara

individu ataupun kelompok.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitin deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Dimana data yang didapatkan berupa kata-kata, tulisan,

dan perilaku orang yang diamati.1 Sebagaimana dijelaskan bahwa penelitian

kualitatif ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia

secara individu maupun kelompok.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, dimana penelti adalah sebagai instrumen

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisi data

bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada

generalisasi.2

Metode deskriptif kualitatif. Peneliti melaporkan hasil penelitian tentang

peran Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

kemudian mendeskripsikan dan memadukan dengan konsepsi teori yang ada.

Desain penelitian pada skripsi ini adalah menggunakan pendekatan

kualitatif. Data-data yang diperoleh berupa kata-kata tertulis, ucapan lisan,

1
Lexy J Moleong, metode penelitisn kualitatif (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2017),
h.4.
2
H. Zuchri Abdussamad, SIK, M. Si, Metode penelitian kualitatif (CV. Syakir Media
Press, 2021), h. 47.

48
49

bentuk perilaku yang dapat diamati melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi.

maka peneliti menganalisis dengan cara metode kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin. Berada di kawasan padat

pendudukan dikelilingi tempat perkantoran dan pertokoan. Sekolah dasar ini

dikategorikan sudah lumayan lama berdiri. Di Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin yang tergolong

lama siswa-siswi di sekolah tersebut banyak dan bertambah di setiap tahun nya.

Adapun pemilihan lokasi didasarkan atas beberapa hal, yaitu:

a. Siswa yang masuk tidak hanya mereka yang berasal dari golongan

menegah ke atas, akan tetapi dari semua kalangan ekonomi dan sosial.

b. Siswa dan siswi berprestasi dalam Pembelajaran juga ekstrakulikuler

keagamaan.

c. Siswa diajarkan dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.


50

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui tentang peran pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an yang diterapkan oleh Sekolah Dasar tersebut guna

meningkatkan kualitas membaca Al-Qur’an atau mempelajarinya.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang diteliti oleh seorang peneliti, baik

berupa orang, benda, ataupun suatu lembaga organisasi. Sedangkan objek

penelitian merupakan situasi dari sebuah benda, orang, ataupun hal yang

menjadi titik perhatian dan sasaran penelitian.3

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah guru dalam bidang Pendidikan

Agama Islam, siswa dikelas 6 dan termasuk kepala Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin, tujuannya

untuk menjadi sumber informasi data secara umum dan menyeluruh mengenai

keadaan dan situasi sekolah, dan siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga

1 Banjarmasin. Sedangkan Objek pada penelitian ini adalah Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin.

3
Abdul Hanaf Afdhol, “Dkk, ‘Subjek dan Objek Penelitian’, Academia, Edu” (2020), h.
3.
51

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah hasil penelitian baik berupa fakta atau yang dapat

dijadikan bahan untuk menyusun informasi4. Sedangkan sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lainya yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti.

a. Data Primer

Data Primer adalah dat-data yang langsung diterima dari

sumber utama, dalam hal semua pihak yang terkait dengan

obyek yang dijadikan penelitian terutama guru mata pelajaran

dan para siswa5. Data primer ini antara lain adalah bagaimana

proses perencanaan yang ada di lembaga tersebut,

pengembangan, komensasi dan juga evaluasi yang merupakan

bagian dari penggunaan metode pengajaran Baca Tulis Al-

Qur’an.

a. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang diperlukan guna

melengkapi data primer6. Dalam hal ini meliputi literatur-

literatur yang berhubungan dengan obyek penelitian, disamping

4
Muhammad Taufiq Azhari, Et Al. Metode Penelitian Kuantitatif. Pt. Sonpedia
Publishing Indonesia, 2023, h. 34.
5
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Rajagrapindo Persada,
2014), h. 10.
6
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif, … , h.11.
52

data-data sekunder ini juga diperoleh dari dokumen-dokumen

yang ada di Sekolah Dasar Negeari Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin data tersebut seperti

profil sekolah, struktur organisasi, foto.visi misi, tujuan umum

dan motto sekolah, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa,

keadaan sarana prasarana, serta data lain yang berhubungan

denag penelitian. Data tersebut sangat diperlukan oleh peneliti

karena berguna untuk mengkaji penggunaan Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an.

2. Sumber Data

Untuk memperoleh data dalam penelitan ini, peneliti

mengumpulkan data melalui:

a. Informan utama (data utama) ialah mereka yang memberikan

informasi data secara langsung dengan cara memberikan

jawaban. Mereka ini adalah Guru Mata Pelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an dan siswa kelas 6.

b. Informan pendukung ialah mereka yang memberikan informasi

tambahan data pelengkap atau data untuk menunjang data

pokok. Mereka ini terdiri dari: kepala sekolah, staf dan tata

usaha.
53

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian banyak cara yang dipakai untuk mengumpulkan

data. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga macam teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung, lazimnya

menggunakan teknik yang disebut dengan observasi7. Observasi

merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-

fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan data

dan informasi dari segala gejala atau fenomena (kejadian atau peristiwa)

secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah

dirumuskan8. Berdasarkan aktifitas yang dilakukan oleh para siswa di

Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur

Kota Bannjarmasin.

Observasi ini dilakukan dalam bentuk mencari pengalaman

langsung ke Seklah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin untuk mengamati secara

langsung tentang kegiatan belajar Baca Tulis Al-Qur’an serta data lainya

yang berhungan dengan penelitian ini. Teknik ini dilakukan untuk

memastikan kebenaran pernyataan dari hasil tenaga pendidik dengan

7
Pujaastawa, Teknik wawancara dan observasi untuk pengumpulan bahan
informasi. (Universitas Udayana, 2016),h. 4.
8
Hasanah Hasyim. Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan
Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial) 8, no. 1 (2017), h. 21-46.
54

realita yang ada di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Bannjarmasin.

2. Wawancara

Penggunaan metode ini penulis mengadakan komunikasi wawancara

langsung dengan responden, yaitu dengan pendidik sebagai pihak yang

memberikan keterangan dan peneliti juga melakukan wawancara secara

semi terstruktur dan mendalam sehingga memperoleh data yang jelas.

Serta melakukan penggalian bagaimana penerapan baca tulis Al- Qur’an

Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Bannjarmasin.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melelui dokumen9.

Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan

pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

keperluan pengujian suatu peristiwa, ditemukan, dan membuka

kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang

diselidiki.

Data yang diperoleh dari dokumentasi adalah profil sekolah,

struktur organisasi, foto berbagai kegiatan, latar belakang Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Bannjarmasin yang juga meliputi sejarah singkat berdirinya, visi misi dan

9
Sukmadinata, Metode Penelitian, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2005), h.90.
55

tujuan, keadaan siswa-siswi, keadaan sarana dan prasarana yang tersedia,

segala sesuatu bentuk dokumen lainya yang dapat melengkapi informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian.

TABEL I

MATRIKS

DATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

No Data Sumber Teknis PD

Data

1. Gambaran Umum Lokasi Kepala Dokumenter,

Penelitian Sekolah
Wawancara

2. Implementasi Pembelajaran Baca Guru Observasi

Tullis Al-Qu’an
Wawancara

3. Apa Saja Kendala Siswa dan Guru dan Observasi

Cara Mengatasi Kendala dalam Peserta didk


Wawancara
Inplementasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an

4. Apa saja dampak dari Guru Observasi

Implementasi Pembelajaran
Wawancara
Baca Tulis Al-Qur’an Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1


56

F. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan10.

Analisis data sebelum di lapangan masih bersifat sementara dan akan

berkembang sesuai keadaan di lapangan. Sedangkan analisis data di dalam

penelitian ini akan dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Terakhir analisis setelah di lapangan, analisis yang dilakukan setelah data dari

lapangan terkumpul. Dengan demikian, temuan penelitian di lapangan

kemudian dibentuk menjadi teori, hukum, bukan dari teori yang telah ada

melainkan dikembangkan dari data di lapangan11.

Dalam menganalisis data penulis melakukan beberapa tahapan

diantaranya:

1. Analisis Sebelum di Lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum

penelitian memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil

studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk

menentukan fokus penelitian.

2. Analisis Data di Lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu.

10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h.336.
11
Sugiyono, Metode Penelitian,…, h.336.
57

Adapun langkah-langkah dalam analisis data sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data

akan makin banyak, kompleks dan rumit12.

Metode ini akan peneliti gunakan untuk mereduksi data tentang

implementasi metode pembelajaran yang telah diperoleh dari

lapangan. Kemudian data tersebut dianalisis dengan memilih data

yang diperlukan dalam penelitian, sehingga data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas tentang Implementasi Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

2. Data Display (Penyajian data)

Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk

menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh,

kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang

kompleks menjadi sederhana namun selektif.13

Dalam penelitian ini penyajian data yang dimaksud adalah dengan

menggunakan teks yang bersifat naratif untuk mendiskripsikan

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah

12
Ahamad Rizaldi. Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no. 33
(2019), h. 81-95.
13
Suharmini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), h. 21-22.
58

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin.

3. Conclusion Draving/ verification

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.14

Setelah data bentuk teks yang bersifat naratif kemudian dibuat

suatu kesimpulan mengenai Implementasi Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

G. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

berdasarkan kriteria tertentu sebagai pengecekan data kualitatif, seperti yang

dirumuskan ada tiga macam yaitu:

14
Benny, Motivasi Kerja Karyawan, (PT Abdi Wibawa Press Medan, Seminar Nasional
Sains dan Teknologi Informasi) 3, no. 1 (2021).
59

1. Perpanjangan keikut sertaan penulis

Ini sangat menentukan dalam pengumpulan data, karena keikut

sertaan penulis berfungsi langsung untuk mengamati peristiwa yang

terjadi sehingga data yang diperoleh benar-benar relevan dan segala

informasi yang diperlukan mudah didapat penulis, sehingga keikut

sertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tapi

memerlukan perpanjangan keikut sertaan penulis.

Selain itu, upaya menggali data atau informasi yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian, penulis selalu ikut serta dengan

informan utama dalam upaya menggali informasi yang berkaitan

dengan fokus penelitian. Misalnya penulis selalu bersama informan

dalam melihat lokasi penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Dilakukan dengan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam

situasi yang relevan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, jadi penulis

melakukan pengamatan sebelum mengambil pembahasan penelitian,

penulis telah melakukan pengamatan terlebih dahulu secara tekun

dalam upaya menggali data dan informasi untuk dijadikan objek.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data penelitian, untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.


60

Denzin, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyedik dan teori.

Teknik triangulasi yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah

triangulasi data atau triangulasi sumber. Pengecekan data dengan

menggunakan sumber data dalam penggaliannya, baik itu sumber data

primer yang berupa hasil membandingkan pengamatan dengan hasil

data wawancara, maupun membandingkan sumber data sekunder yang

berupa buku, majalah dan dokumen lainnya, sebagaimana metode

analisis yang dipakai dalam penelitian ini.

H. Tahapan Penelitian

Pada garis besarnya penelitian ini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap

orientasi, tahap eksplorasi, dan tahap member check. Ketiga tahapan tahapan

tersebut akan penulis uraikan, sebagai berikut:

1. Tahap orientasi (peninjauan). Pada tahap ini dihimpun data secara

umum yang berkaitan tentang Implementasi Manajemen Kesiswaan.

Melalui observasi dan wawancara secara terbuka. Informasi dari

informan dianalisis untuk menemukan data yang menarik, penting, dan

dianggap berguna untuk diteliti lebih lanjut secara mendalam.

2. Tahap eksplorasi (penyelidikan) yaitu penjelajahan lapangan dengan

tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan di

lapangan. Pada tahapan ini fokus penelitian sudah lebih jelas. Sehingga

dapat dihimpun data atau informasi yang lebih terarah dan spesifik.
61

Baik observasi, dokumentasi maupun wawancara pada tahap ini

dilakukan secara terstruktur dan mendalam. Sehingga dapat diperoleh

informasi yang lebih tajam dan bermakna.

3. Tahap member check (pemeriksaan). Pada tahap ini semua informasi

yang diperoleh. Baik melalui pengamatan, wawancara atau

dokumentasi yang telah dianalisis. Dituangkan dalam bentuk laporan

penelitian. Selanjutnya laporan itu dikonfirmasikan kepada responden

atau informan untuk diperoleh hasil yang lebih baik dan terpercaya.

Pada tahap ini pula dapat dilakukan perbaikan atau penelusuran

informasi yang menurut responden atau informan tepat atau tidak tepat.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin.

1. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin

Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 mempunyai lokasi di Jl.

Arjuna Rt.24 No.12, Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin,

Provinsi Kalimantan Selatan.

Letak bangunan/gedung Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin dapat dikatakan tepat

berada di daerah pemukiman warga dan pertokoan dan perkantoran.

Lembaga pendidikan Sekolah Dasar Negri Kebun Bunga 1 didirikan diatas

lahan luas tanah yang berukuran 1.125 M2, dan luar bangunan 672 M2.

2. Sejarah Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan Banjarmasin

Timur Kota Banjarmasin.

Sekolah Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Kecamatan

Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin berdiri tahun 1975. Sebelum tahun

1975 sekolah ini bernama Sekolah Dasar Negeri Pandu dengan pemilik

tanah H. Maki yang kemudian dihibahkan kepada sekolah.

62
63

Lalu dibangunlah dua sekolah yang bernama Sekolah Dasar Negeri

Pandu dan Sekolah Dasar Negeri Arjuna. Sekitar tahun 1985 Sekolah

Dasar Negeri Pandu berganti nama menjadi Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 dan Sekolah Dasar Negeri Arjuna berganti nama menjadi Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 2. Kemudian sesuai Surat Keputusan Walikota

nomor 174 tahun 2009 Pada tanggal 17 Nopember 2009 Sekolah Dasar

Negeri Kebun Bunga 1 dan Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 2

digabung menjadi satu dan bernama Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

sampai sekarang.

3. Visi dan Misi Sekolah Dasar Negri Kebun Bunga 1 Banjarmasin

a. Visi

Terwujudnya peserta didik yang berprestasi dalam iptek yang

dilandasi, iman, taqwa dan berakhlaq mulia serta peduli lingkungan

dalam upaya pelestarian dan pencegahan kerusakan lingkungan.

b. Misi

1) Melaksanakan pembelajaran yang optimal dengan pendekatan

PAKEM

2) Mengupayakan sarana, prasarana, alat dan media pembelajaran

yang memadai

3) Melaksanakan program sekolah berbudaya lingkungan

4) Menciptakan sumber daya manusia yang peduli terhadap

lingkungan.
64

4. Tujuan Sekolah Dasar Negri Kebun Bunga 1 Banjarmasin

a. Peserta didik beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan

c. Peserta didik mengenal dan mencintai negara, bangsa, masyarakat,

kebudayaan daerah dan nasional

d. Peserta didik kreatif, terampil dan mandiri untuk mengembangkan

diri secara terus menerus.

e. Membentuk siswa yang yang peduli dan mencintai terhadap

lingkungan sehingga dapat memanfaatkan segala yang ada di

lingkungan dengan baik dan benar.

5. Kepala Sekolah Yang Pernah Menjabat

TABEL 2

KEPALA SEKOLAH YANG PERNAH MENJABAT

Guru Yang Pernah Menjabat Di Sekolah Dasar Kebun Bunga 1


Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin
1 Jamhara(tahun 1988) 7. Drs. Qadir Zailani (PLT tahun 2009)

8. Gt. Samsul Bachri, A.Ma. Pd


2.Bastiah (PLT tahun 1988)
(Penggabungan tahun 2010)

3. Betty (tahun 1989) 9. Rita Fatmasari, S. Pd (2011)

4.Hj.Rusmiati (tahun 1994) 10. Saniah, S. Pd. (Plt. Tahun 2018-2019)

9. Hj. Hasanah Karnasuriatna, M.Pd


5. Hairiah (tahun 2002)
(2019 – 2022)
10. Hj. Normaliani, S.Pd (2022 -
6. Hj. Amnah, A.Ma. Pd
Sekarang)
65

6. Keadaan Guru dan Karyawan Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 Banjarmasin

TABEL 3
KEADAAN GURU DAN KARYAWAN

NO Nama Pegawai Pendidikan Jabatan


1 Hj. Normaliani, S.Pd S1 Kepala Sekolah
2 Yumna Aurelia Aisshan, S.Pd S1 Guru Kelas
3 Kholda, S.Pd S1 Guru Kelas
4 Hj. Nurwilis, S.Pd S1 Guru Kelas
5 Jumiati, S.Pd S1 Guru PJOK
6 Ariyanti,SP S1 Guru Kelas
7 Halimah, S.Fil.I S1 Guru PAI
8 Maskunah, M.Pd S2 Guru Kelas
9 Hendra Purwant, S.Pd S1 Guru Kelas
10 Aolia Khasmawati, S.Pd S1 Guru Kelas
11 Depi Marisa, S.Pd S1 Guru Kelas
12 Sri Hartati,S.Pd S1 Guru Kelas
13 Yayin Ita Prihartini, S.Pd S1 Guru Kelas
14 Winda Aprilisa, S.Pd S1 Guru Kelas
15 Yulia Putri Hani, S.Pd S1 Guru Kelas
16 Muhammad Zaki Ilhami, S.Pd S1 TU
17 Rikko Akbar, S.Pd S1 PABP/BTA
18 Said Husin, S.Pd S1 PABP/BTA
19 Rahma Fitri Annisa, S.Pd S1 GPK
20 Nadillah, S.Pd S1 GPK
21 Alifa Azzahra Abadi, S.Pd S1 GPK
22 Noor Azizah. S.Pd S1 GPK
23 Afifah Nur Wakhidah S1 GPK
24 Fatyah Hafifah, S.Pd S1 GPK
25 Rustiatin Pesuruh
26 Ahmad Sazeli Satpam
66

7. Keadaan Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin

TABEL 4

DATA SISWA-SISWI

Kelas L P Jumlah

IA 27 28 50

IB

II A 29 31 60

II B

III A 25 30 55

III B

IV A 25 30 55

IV B

VA 22 23 45

VB

VI A 25 29 54

VI B

Jumlah 153 158 311


67

8. Keadaan Sarana & Prasarana yang ada di Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Banjarmasin

TABEL 5

SARANA & PRASARAN

NO Sarana & Prasarana

1 UKS

2 Perpustakaan

3 Musholla

4 Ruang SEQIP

5 Ruang Laboratorium Bahasa

6 Ruang Guru & Ruang Pertemuan

7 Ruang Koperasi Sekolah

8 Ruang Komputer dan

9 Tata Usaha Sekolah

10 Tempat Berwudhu

11 Lapangan Parkir

12 WC
68

B. Penyajian Data dan Pembahasan

Penyajian data ini meliputi pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin, Implementasi

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, kendala-kendala yang dihadapi dalam

Implementasi baca tulis Al-Qur’an, serta upaya guru untuk menghadapi kendala-

kendala tersebut.

Data yang disajikan pada bagian ini adalah data wawancara, observasi,

dokumentasi serta tes yang telah peneliti lakukan pada saat penelitian di lapangan.

Penyajian data berikut akan dikelompokkan sesuai dengan rumusan masalah yang

telah dibuat agar mempermudah dalam penyajian data dan analisisnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala sekolah, guru

Baca Tulis Al-Qur’an serta siswa kelas VI mengenai pelaksanaan pembelajaran

Baca Tulis Al-Quran serta dokumentasinya. Peneliti akan menyajikan hasil

penelitian sebagai berikut :

1. Implementasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di SDN Kebun Bunga

1 Banjarmasin

Pembelajaran baca tulis Al-Qura’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 banjarmasin merupakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang

wajib diikuti oleh semua siswanya, karena kegiatan pembelajaran ini

mendukung pada mata pelajaran lainya yang juga sesuai dengan

kurikulum yang sudah di tentukan itu sendiri.

Karena kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan isi dan bahkan pembelajaran untuk mencapai tujuan


69

pendidikan tertentu. Perencanaan kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an,

ditentukan oleh guru pembimbing BTA yang dimana sudah ada

berdasarkan kuruikulum, buku pedoman, buku tajwid , dan RPP yang ada.

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 Banjarmasin ini termuat dalam muatan lokal kurikulum sekolah.

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini dilaksanakan 1 kali dalam

seminggu. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah bahwa

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah:

“pembelajaran yang mengajarkan cara membaca Iqra’ ataupun Al-


Qur’an kepada peserta didik sejak duduk di bangku Sekolah Dasar
agar mereka dapat mengenal huruf hijaiyah dan membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar”.

Beliau juga mengatakan bahwa:

“manfaat pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini menjadikan


peserta didik bisa membaca Al-Qur’an dan mengenal huruf-huruf
hijaiyah secara baik dan benar, tujuan diadakannya pembelajaran Baca
Tulis Al-Qur’an dalam muatan kurikulum ini untuk membimbing
peserta didik mengenal, membaca, serta mengetahui isi dari Al-
Qur'an”. 1
Karena pendidikan anak-anak sangat mudah ketika pada usia yang

masih muda atau dikatakan golden age itu lebih gampang dan menjadi

bekal dikemudian hari bagi siswa.

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an ini meliputi 3 aspek yaitu:

a. Perencanaan Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Berdasarkan hasil observasi penulis, program Baca Tulis Al-

Qur’an ini hadir di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin, diantaranya yakni untuk mememuhi kebutuhan

1
Wawancara Kepada Kepala Sekolah Ibu Hj.Normaliani,S.Pd, Jumat, 30 Agustus 2023.
70

masyarakat dalam hal membaca dan menulis Al-Qur’an. Hal

tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh Ibu kepala Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin, beliau mengungkapkan

bahwa:

“Program baca tulis Al-Qur’an sudah ada sejak tahun


2009, Kegiatan pembelajaran ini dikelompokkan menjadi dua
kelompok ya kni kelompok jilid pada kelas 1-3 pada buku
pelajaran yang berisi tentang huruf-huruf hijaiyah dan cara
membacanya dan kelompok Al-Qur’an pada kelas 4-6 yang
berisikan pembelajaran hukum hukum tajwid dan surah-surah
yang harus didbacakan dan dihafallkan. Adanya program
baca tulis Al-Qur’an ini berangkat dari kebutuhan masyarakat
sekitar yang ingin anaknya bisa membaca dan menulis Al-
Qur’an. Biasanya ketika anak mulai masuk MTS atau pun
SMA rata-rata sudah tidak mau lagi mengaji. Akibatnya
banyak anak-anak bahkan orang dewasa yang masih kesulitan
membaca Al-Qur’an. Padahal membaca Al-Qur’an sangat
penting, baik bagi generasi muslim sekarang dan di masa
depan. Maka dari itu orang tua mendukung akan adanya
pembelajaran baca tulis Al-Qur’an” . 2

Jadi dengan adanya Perencanaan Baca Tulis Al-Qur’an

bertujuan agar menanamkan jiwa anak-anak supaya menjadi anak

yang cinta Al-Qur’an dan mengamalkan serta rajin membaca setiap

hari.3

Selain proses perencanaan program Baca Tulis Al-Qur’an

seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Kepala Sekolah sebelum

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dilaksanakan,

pihak sekolah mengadakan rapat seluruh dewan guru dan juga

diadakan pertemuan orang tua seluruh murid.

2
Wawancara Kepada Kepala Sekolah Ibu Hj.Normaliani,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
3
Lusi Rahmawati, Implementasi Program BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) Dalam
Mengembangkan Keterampilan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an Siswa Kelas VIII Di MTs NU
Sabilul Muttaqin Jepang Mejobo Kudus, Tesis, 2022, IAIN KUDUS, h. 39.
71

Hal tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh Ibu

selaku guru terlama yang ada di sekolah ini dan juga sebagai wali

kelas II B sebagai berikut:

“Sebelum adanya program Baca Tulis Al-Qur’an ini ada


musyawarah dulu dengan guru-guru, setelah semua guru
setuju untuk menerapkan program Baca Tulis Al-Qur’an
kemudian dikomunikasikan dengan wali murid bahwa akan
ada program baca tulis Al-Qur’an yang akan dilaksanakan
dan ditambahkan pada jadwal mata pelajaran dalam 1x dalam
seminggu”.4

Perencanaan dalam kegiatan pembelajaran harus dilakukan

karena pembelajaran yang baik dan benar ada perencanaan yang

benar-benar disiapkan sehingga pembelajaran menjadi efektif.5

Bapak Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an juga

menjelaskan bagaimana konsep Implementasi Baca Tulis Al-

Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin

sebagai berikut :

“Implementasi Baca Tulis Al-Qur'an di SDN Kebun


Bunga 1 Banjarmasin dilakukan sebagai bagian dari program
pendidikan agama yang komprehensif. Kami percaya bahwa
membaca dan menulis Al-Qur'an adalah hal yang penting
bagi perkembangan rohaniah dan keilmuan siswa”. 6

Dalam pembelajaran yang komprehensif merupakan langkah

implementasi dari rencana pembelajaran terpadu secara

menyeluruh berisi rincian dar prosuder pembelajan.7

4
Wawancara Kepada Ibu Sri Hartati, Jumat, 1 September 2023.
5
Nadlir. Perencanaan pembelajaran berbasis karakter. Jurnal Pendidikan Agama Islam
(Journal of Islamic Education Studies 2), no. 2 (2013), h. 339-352.
6
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
7
Nurjaman, Asep,dkk, Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
72

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

dilakukan saat penyusunan perencanaan pembelajaran. Penyusunan

rencana pembelajaran tersebut dalam bentuk pembuatan silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan

penulusuran dokumen silabus dan RPP, peneliti jabarkan sebagai

berikut:

1) Silabus

Silabus bermanfaat sebagai pedoman

pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari

perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran, hingga

pengembangan penilaian. Penyusunan silabus di Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin didasarkan pada

permendikbud No 64 tahun 2013. Pembutan silabus ini

dimulai dari pemetaan kompetensi dasar, penetapan minggu

efektif, pembuatan program tahunan (Prota), program

semester (Promes). Silabus digunakan sebagai acuan dalam

mengembangkan perangkat pembelajaran selanjutnya,

yaitu: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

“RPP, silabus mengikuti kurikulum 2013,


karena dalam kurikulum tentu sudah ada silabus
yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Cuma ada
pengembangan-pengembangan sedikit terkait
8
komponen-komponennya”.

Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain Pembelajaran “Assure”. Penerbit Adab,
2021, h. 78.
8
Hasil Observasi dengan Koordinator Kurikulum, Bapak M.Zaki Ilhami,S.Pd, Jumat, 1
September 2023
73

Dalam hal ini peneliti kemudian menggali dokumen

silabus yang dipakai oleh guru Baca Tulis Al-Qur’an di

situs penelitian. Dalam studi tersebut, peneliti menemukan

bahwa seluruh komponen yang tercantum dalam silabus

tersebut telah memenuhi standar pembuatan silabus.

Identitas silabus, kompetensi inti, kompetensi dasar,

rumusan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu

dan sumber belajar. Semuanya sudah dibuat dengan baik.9

Di samping itu, silabus tersebut sudah terlihat

aplikatif karena sudah disertai dengan pengembangan-

pengembangan dari komponen-komponen di dalamnya.

2) Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)

Dalam mengembangkan RPP, guru harus mampu

menciptakan pembelajaran secara cermat sesuai kebutuhan

peserta didik. Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal

semester atau awal tahun pelajaran dimulai dan perlu

diperbarui sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta

didik. Penyusunan RPP mata pelajaran fikih materi shalat di

Madrasah Ibtidaiyah Darul Khairat Banjarmasin dilakukan

dengan mengacu pada silabus yang telah disediakan


9
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
74

pemerintah pusat, hal ini sesuai dengan yang dipaparkan

oleh Guru Baca Tulis Al-Qur’an ,bahwa penyusunan RPP

dilakukan dengan melihat kurikulum yang ada, kemudian

menyusun RPP sesuai dengan silabusnya.

“Penyusunan RPP tentu saja mengacu pada


silabus yang telah dibuat.Dalam
mengembangkanya, kami menganalisis sesuai
kebutuhan siswa. Dalam konteks pembelajaran Baca
Tulis Al-Qur’an kami memasukkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam Al-Qur’an, termasuk juga nila
membaca Al-Qur’an”.10

Penyusunan RPP dilakukan sebelum awal semester

atau awal tahun pelajaran dimulai dan diperbarui sesuai

perkembangan dan kebutuhan siswa. Dalam studi

dokumenstasi, peneliti menemukan bahwa, dalam

menyusunan RPP, guru Baca Tulis Al-Qur’an mengacu

pada permendikbud Nomor 8A tahun 2012 dinyatakan

bahwa komponen dalam RPP paling sedikit memuat: (i)

tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode

pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Dari

dokumen RPP, peneliti penemukan bahwa dalam

perencanaan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, guru

menggunakan sumber belajar berupa buku aca tulis Al-

Qur’an, buku tajwid dan sumber yang selevan lainnya.

Di dalamnya juga tercantum beberapa model pembelajaran. 11

10
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
11
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
75

RPP disiapkan agar terstrukturnya atau teertatanya

pembelajaran pada hari itu karena apabila tidak adanya RPP guru

tidak bisa melakukan proses pembelajaran dengan baik.12

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di sekolah,

guru Baca Tulis Al-Qur’an membuat RPP Baca Tulis Al-Qur’an

pada setiap pembelajaran dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. 13

b. Pelaksanaan Impelementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di sekolah

dasar sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan siswa diminta agar

dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Memberikan

pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sejak anak-anak berada pada

tingkat dasar akan memudahkan mereka dalam memahami

pembelajaran Al-Qur’an di tingkat selanjutnya karena mereka

sudah memilik pemahaman dasar terhadap pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an. Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin ini

dilaksanakan dengan 3 tahapan yaitu yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan pendahuluan memuat salam, do’a, absensi,

apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti

memuat pemberian materi yang telah disiapkan. Kegiatan penutup

September 2023.
12
Yahya, Imam Anas Hadi Ridwan. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X Menggunakan Aplikasi Microsoft Form Di Smk N 1 Pringapus Tahun Ajaran 2020-
2021. Inspirasi (Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam 6), no. 2 (2022) , h. 195-218.
13
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023
76

memuat pemberian tugas sebagai bahan untuk evaluasi serta

menyampaikan kesimpulan terkait pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah dan guru

Baca Tulis Al-Qur’an di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin yang berkaitan dengan Implementasi pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an. Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga

1 Banjarmasin, menjelaskan bahwa:

“Para Siswa sebelum memulai pembelajaran, mereka


diharuskan untuk tadarus Al-Qur’an selama 10 menit
dibimbing dengan wali kelas masing-masing. Pembelajaran
Baca Tulis Al-Qur’an dilaksanakan 1 kali dalam seminggu
dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau dua jam pelajaran.
Untuk kelas rendah yaitu kelas I-III, pembelajaran Baca Tulis
Al-Qur’an yang diajarkan adalah buku mata pelajaran dengan
materi didalamnya menyangkut tentang pembelajaran Iqro’.
Kelas tinggi yaitu kelas IV, V, VI, mereka belajar Baca Tulis
Al-Qur’an dengan buku mata pelajaran yang didalamnya
termuat membaca Al-Qur’an serta menghafal surah-surah
pendek”. 14

Pelaksanaan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada kelas

VI adalah dengan memberikan materi surah Al-Qur’an dan Mad

Wajib Muttasil. Siswa melaksanakan kegiatan pembelajarann Baca

Tulis Al-Qur’an dengan diperintahkan membaca surah di dalam Al-

Qur’an sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh guru.

Penyusunan materi Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin disampaikan oleh Ibu

Kepala Sekolah, sebagai berikut:

14
Wawancara Kepada Kepala Sekolah Ibu Hj.Normaliani,S.Pd, Jumat, 30 Agustus 2023.
77

“Materi Baca Tulis Al-Qur'an disusun berdasarkan tingkat


kelas siswa. Kami memulai dengan memperkenalkan huruf-
huruf hijaiyah bagi siswa kelas awal. Setelah siswa
menguasai huruf-huruf tersebut, kami mulai mengenalkan
bacaan-bacaan pendek seperti harakat (tanda baca) dan kata-
kata sederhana dari Al-Qur'an. Kemudian, di tingkat yang
lebih lanjut, kami fokus pada pembelajaran bacaan-bacaan
ayat Al-Qur'an yang lebih panjang dan memahami hukum
bacaannya.”

Materi ajar sangat penting dalam berlangsunnya

pembelajaran dikelas di antaranya yaitu kegiatan belajar lebih

menjadi menarik dan menjadikan siswa bersemangat,

peserta menjadi lebih kreatif dan memiliki kesempatan belajar

mandiri yang diarahkan dan dibimbing oleg guru, memberikan

kemudahan untuk siswa.15

Proses pelaksanaan pembelajaran adalah salah satu factor

keberhasilan guru dalam melaksanajan pembelajaran, guru dituntut

professional dalam memahami kondisi siswa dan menyesuaikan

kalimat yang mudah dipahami oleh siswa dalam pembelajaran ini.16

Dikatakan juga oleh Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an bahwasanya Materi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

pada kelas tinggi membahas tentang hukum tajwid mad :

15
Oktiani, Ifni. Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta
Didik. Jurnal Kependidikan 5, no. 2 (2017), h. 216-232.
16
Kusumawati, Naniek, Maruti, Endang Sri. Strategi Belajar Mengajar Di Sekolah
Dasar. Cv. Ae Media Grafika, 2019, h.67.
78

TABEL 6

MATERI AJAR

NO MATERI PEMBAHASAN CONTOH


Mad yang terletak apabila huruf alif

Alif : َ‫إِ اَّيك‬


terletak sesudah harakat fathah, huruf

1 Mad Thobi'I
waw terletak sesudah harakat dammah
Waw : ُ‫اعُوَذ‬
ۡ
: ‫فِيها‬
dan huruf ya terletak sesudah harakat
Ya
kasrah.
Hukum bacaan yang merupakan
2 Mad Far'I ‫اِالالِي ْعبُ ُد ْواهللا‬
tambahan dari mad asli.

Mad Wajib
Mad thobi'I yang bertemu dengan
َ‫ووجدك‬
ًَِ‫عَآئ‬
3 hamzah dalam satu kalimat.
Muttasil
‫ن‬
َ‫لَفأ ْغ ى‬
Mad thobi'I yang bertemu dengan
4
Mad Jaiz
Muttasil
‫فِيهاَأب ًدا‬
hamzah tidak dalam satu kalimat.

Lebih lanjutnya dijelaskan bahwa dalam Implementasi

Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1

Banjarmasin yang disampaikan Oleh ialah Guru Mata

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an :

“Saya menerapkan metode pembelajaran yang mudah


dipahami dan menarik perhatian siswa dalam belajar agar
pembelajaran lebih efektif dan siswa bisa memahami dengan
metode yang saya terapkan dalam pembelajaran sehingga
tujuan yang saya harapkan bisa tercapai”.17

17
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
79

Adapun Metode yang digunakan dalam Implementasi Baca

Tulis Al-Qur’an tersebut adalah:

1) Metode Demonstrasi

Terkait dengan Proses Implementasi Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun

Bunga 1 Banajarmasin maka dapat dijelaskan bahwa proses

belajar mengajar tersebut memiliki tujuan untuk

mempermudah pemindahan (transfer) keilmuan dari aspek

teoritis wacana ke dalam aspek kognitif dan psikomotorik

melalui maksimalisasi aspek efektif. Akan dijelaskan oleh

Guru Mata Pembelajara Baca Tulis Al-Qur’an adalah :

“Penerapan metode demonstrasi ini siswa akan


dapat lebih cepat memahami materi ajar. Pada
implementasi metode demonstrasi dalam
pembelajaran materi ajar Baca Tulis Al-Qur’an, saya
menerapkan tahapan sebagai berikut: Pemberian
wacana teoritis, Demonstrasi oleh guru, Demonstrasi
oleh siswa, Evaluasi dengan memberikan tugas dan
praktikum”.18
Demonstrasi adalah suatu metode yang cara

penyajian pelajaran dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk

tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar

lainnya. 19

18
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
19
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran. 2014, h. 45.
80

2) Metode Praktek

Adapun yang disampaikan Guru Mata Pelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an menjelaskan cara Praktik Membaca

Pada materi Mad Wajib Muttasil pada kelas VI sebagai

berikut :

“Saya menjelaskan tentang Mad Wajib Muttasil


adalah supaya mereka mengenal terlebih dahulu
hukum bacaan yang terjadi apabila ada Mad Thabi'i
(Mad Asli) bertemu dengan huruf hamzah yang
berharakat fathah, fathatain, dhommah, dhommatain,
atau kasrah dan kasratain dalam satu kata. Apabila
mereka sudah mengetahui nya maka saya meminta
mereka untuk mempraktikkan kembali”20.

Mad Wajib Muttasil terjadi ketika ada dua huruf

mad Bertemu dalam satu kata dan harus dibaca secara

bersambung atau muttasil, tanpa ada jeda di antara

keduanya dan panjang bacaan Mad Wajib Muttasil adalah

2 setengah alif.

Metode Praktik adalah suatu metode dengan

memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat

atau benda, seperti di peragakan, dengan harapan anak

didik menjadi jelas dan mudah.21

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas sekali

bahwasanya Proses Implementasi Pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri Kebun

20
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1
September 2023.
21
Akbar, Eliyyil, dkk. Metode Belajar Anak Usia Dini. Prenada Media, 2020, h.87.
81

Bunga 1 melalui metode demonstrasi diawali dengan

pemberian wacana secara teoritis. Hal ini menurut penulis

merupakan langkah yang tepat karena wacana tersebut

akan menjadi bekal awal kognitif anak sebelum menerima

pengetahuan yang lebih jauh lagi sehingga pada saat

demonstrasi dilakukan oleh guru, anak tidak akan hampa

wacana.

Langkah-langkah Kegiatan Awal adalah Guru dan siswa

saling memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan

Basmallah, kemudian berdo’a bersama sebelum memulai

pelajaran. dan Guru memberikan penjelasan tentang bacaan Mad

Wajib Muttashil. Selanjutnya memasuki kegiatan Kegiatan Inti dan

kegiatan akhir .

pertemuan 1 :

1) Guru mencontohkan bacaan Mad Wajib Muttashil.

2) Melafalkan secara klasikal, kelompok, perorangan contoh

bacaan Mad Wajib Muttashil.

3) Siswa menirukan hukum bacaan Mad Wajib Muttashil.

4) Mengulang-ulang contoh bacaan Mad Wajib Muttashil

Pertemuan 2 :

1) Menanyakan penguasaan siswa terhadap materi yang telah

di ajarkan.

2) Mengulang kembali hokum bacaan Mad Wajib Muttashil.


82

Kegiatan Akhir :

1) Melafalkan kembali contoh bacaan Mad Wajib Muttashil

secara klasikal.

2) Meminta agar siswa mengulang kembali pelajaran di

rumah dengan bimbingan orang tua.22

c. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an sama dengan

evaluasi pembelajaran-pembelajaran yang lain. Evaluasi dilakukan

agar guru dapat mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik

dalam memahami pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’am yang telah

diajarkan. Evaluasi merupakan proses menentukan kondisi di mana

suatu tujuan telah dapat dicapai. Evaluasi selalu mengandung

proses, proses evaluasi harus tepat terhadap tujuan yang biasanya

dinyatakan dalam bahasa perilaku.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

guru Baca Tulis Al-Qur’an, beliau mengatakan bahwa:

“Setelah saya melaksanakan kegiatan pembelajaran, saya


memberikan Siswa tugas yaitu memerintahkan mereka
untuk menulis satu surah pendek untuk mengetahhui
hukum-hukum tajdwid dalam setiap kegiatan pembelajaran
selesai pada kelas tinngi dan untuk kelas rendah untuk
menulis dan menyambungkan huruf hijaiyah samapai
pembelajaran selesai. Kemudian mereka juga diperintahkan
untuk membaca kembali dirumah sebagai bagian dari
memperlancar bacaan yang telah diajarkan di sekolah”23
Dari pemberian tugas diatas memberikan manfaat adalah

22
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4 September 2023.
23
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
83

meningkatkan cara belajar yang benar dan menguji kepahaman

siswa apakah materi pada hari itu akan mencapai tujuan yang

diinginkan.24

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di kelas

VI A, salah seorang siswa kelas VI A mengatakan:

“Ketika kami belajar Baca Tulis Al-Qur’an , kami


diminta bapak untuk membaca surah-surah pendek pada
buku mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Bapaknya
membacakan terlebih dahulu surahnya lalu kami mengikuti
membaca setelah bapak membacakan surah. Kemudian
kami menulis surah dan hukum bacaan yang kami pelajari
tadi lalu dikumpulkan dengan bapak, setelah itu kami
disuruh bapak untuk menghafal surah yang kami baca dan
diminta oleh bapak untuk memahami hukum-hukum mad
wajib muttasil kami pelajari tadi di rumah dan menyetornya
pada pertemuan berikutnya”.25

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan

siswa kelas VI. Salah sesorang siswa kelas VI B mengatakan:

“Bapak memberikan tugas menulis surah pendek kepada


kami setelah kami selesai membaca lalu dikumpulkan
setelah selesai menulis dan PR kami di rumah mengulang
bacaan yang kami pelajari di sekolah tadi untuk kemudian
pada pertemuan berikutnya diulang membaca pembelajaran
minggu sebelumnya setelah selesai membaca baru kami
belajar pembelajaran berikutnya”26
Respons siswa terhadap pembelajaran Baca Tulis Al-Qur'an

di SDN Kebun Bunga 1 Banjarmasin sangat positif. Siswa

menunjukkan antusiasme tinggi dalam belajar Al-Qur'an dan

menambah kecintaan kepada Al-Qur’an. Memberikan partisipasi

siswa dalam kegiatan keagamaan, seperti lomba membaca Al-

24
Sri Anitah, dkk, Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h.1.
25
Wawancara Kepada Siswa Kelas VI A, Senin, 4 September 2023.
26
Wawancara Kepada Siswa Kelas VI B, Senin, 4 September 2023.
84

Qur'an, ceramah agama, dan lain sebagainya. Mereka merasa lebih

percaya diri dalam membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur'an.

Bapa Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an juga

mengatakan bahwa Evaluasi juga dilakukan dalam test tertulis

tetapi juga dengan test lisan yang dilakukan setiap pertemuan.

Beberapa Contoh soal tes tertulis dianntaranya :27

TABEL 7
SOAL TES TERTULIS
Kata
No. Butir-butir soal
Jawaban

Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil


َ‫َووجدك‬
ًَِ‫عَآئ‬
1.
yang disebabkan huruf alif bertemu hamzah.
‫ن‬
َ‫لَفأ ْغ ى‬
2.
Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil
yang disebabkan huruf waw bertemu hamzah.
‫قُ ُرْْٓوَء‬
3.
Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil
yang disebabkan huruf ya bertemu hamzah.
َ‫وِج ْْٓيء‬
Beberapa Contoh soal tets lisan diantaranya 28 :

TABEL 8

SOAL TES LISAN

NO SOAL PENILAIAN
I II III
1. Panjang Bacaan Mad Wajib Muttasil
2. Panjang Bacaan Mad Jaiz Munfasil
3. terdapat hukum bacaan ‫يَا أَيُّ َها‬
Apabila mad asli/ Thabi'i bertemu dengan
4. hamzah dalam satu kata disebut

5. Hukum bacaan pada lafal ini adalah‫َمآ أ َ ْغنَى‬

27
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
28
Hasil Observasi dengan RPP, Bapak Said Husin,S.Pd, Jumat, 1 September 2023.
85

Tes tertulis yaitu tes yang menuntut siswa menulis jawaban yang

dibutuhkan, sedangkan tes lisan merupakan bentuk tes yang menuntut

siswa untuk menjawab secara lisan. Kedua bentuk tes ini digunakan untuk

mengukur atau menilai hasil belajar peserta didik pada ranah

pengetahuan.29

2. Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru dan Upaya Guru Dalam

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

A. Kendala Yang Dihadapi Guru dan SiswaDalam Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur’an.

Implementasi Baca Tulis Al-Qur'an Siswa Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Banjarmasin adalah bagian penting dari pendidikan agama

di sekolah ini. Namun, dalam proses pembelajaran ini, mungkin ada

beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa. Peneliti akan mewawancarai

Guru Baca Tulis Al-Qur’an di sekolah ini untuk mengetahui kendala apa

saja yang dihadapi oleh siswa dan bagaimana cara mengatasinya.

Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pastinya ada kesulitan

yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran Membaca Al-Qur’an dan

menulis huruf-huruf hijaiyah yaitu siswa sering lupa dengan materi yang

sudah diajarkan. Adanya hal tersebut menjadikan proses belajar mengajar

menjadi terhambat karena siswa sering kali lupa dengan materi yang diajar

oleh guru dan perlu adanya pengulangan.

29
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis Kompetensi,
Yogyakarta: Bpfe, 2010, h. 34.
86

Hal ini diungkapkan oleh Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

sebagai berikut:

“Ada kesulitan dari siswa kelas VI sering lupa dengan materi


yang sudah diajarkan dan juga belum benarnya penyebutan huruf
hijaiyah serta belum mengenal lebih dalam hukum-hukum tajwid
juga belum tepatnya penulisan huruf-huruf hijaiyah”. 30

Proses Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an yaitu

siswa sering lupa dengan materi yang sudah diajarkan. Adanya hal tersebut

menjadikan proses belajar mengajar menjadi terhambat karena siswa

sering kali lupa dengan materi yang diajar oleh guru dan perlu adanya

pengulangan dan kurang memahaminya hukum-hukum tajwid. dan

diperkuat dengan teori yang menyatakan, Siswa mudah lupa dengan materi

yang disampaikan dan merasa jenuh saat pembelajaran berlangsung

merupakan tanda bahwa pembelajaran yang diramu atau yang disajikan

kurang menyenangkan.31

Penekanan pembelajaran terkait pelafalan makhorizul huruf pada

siswa belum bisa diterapkan dengan efektif, karena siswa merasa kesulitan

dalam membedakan beberapa lafal dengan ketentuan yang benar dan siswa

masih lupa hukum tajwid yang diajarkan pada materi Baca Tulis Al-

Qur’an.

Hal ini diungkapkan juga Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an pada kelas rendah sebagai berikut:

30
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
31
Kustiawan, Usep, Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Penerbit
Gunung Samudera [Grup Penerbit Pt Book Mart Indonesia], 2016, h. 86.
87

“Siswa sudah mampu melafalkan makhorizul huruf Al-Qur’an


dari alif sampai ya tetapi dalam penekanannya siswa merasa
kesulitan membedakan beberapa huruf yang menurut mereka bunyi
bacaannya sama tetapi berbeda seperti halnya pada huruf Sa
dengan Sya, Shu dengan Su, Tu dengan Thu, Ku dengan Qu, Dho
dengan Dhlo, Dza dengan Za”. 32

Oleh karena itu dapat diperkuat dengan teori yang menyatakan,

Seseorang dikatakan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik ketika ia

dapat melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan makharijul huruf dan

kaidah tajwid.33

Dikata juga oleh Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an kendala

guru dalam Implementasi Baca Tulis Al-Qur’an ialah :

“Dalam Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an siswa kurang


fokusnya dalam materi yang diajarkan sehingga terhambatnya
proses tujuan pembelajaran yang ingin dicapai”.

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pastinya ada kendala yang dihadapi

siswa dan guru yaitu siswa sering lupa terhadap materi yang sudah

diajarkan guru dan juga belum memahai dengan benar hukum-hukum

tajwid. sebelumnya dalam penekanan makhorizul huruf siswa juga sulit

membedakan beberapa huruf yang menurut mereka bunyi bacaannya sama

tetapi penekanannya berbeda serta kendala yang dihadapi guru dalam

Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adalah siswa tidak

fokusnya dalam belajar dan terhambatnya tujuan yang ingin di capai.

32
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Rikko Akbar,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
33
Dita Irawati Rosma, Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power Terhadap hasil
Belajar Siswa sekolah Dasar, h. 3.
88

B. Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Dalam Implementasi Pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an.

Dalam Implementasi Baca Tulis Al-Qur’an pasti ada kesulitan dan

upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu diulang-ulang dalam

membaca dan pengulangan materi setiap pertemuan dalam perminggu agar

siswa mudah menirukan dalam membaca dan latihan terus menerus baik di

sekolah maupun di rumah agar meningkat dalam membaca Al-Qur’an.

Dengan adanya upaya guru siswa merasa mudah dalam membaca Al-

Qur’an karena adanya pengulangan materi ajar dan bacaan Al-Quran dari

guru dan latihan. Hal ini diungkapkan oleh Guru Pembelajaran Baca Tulis

Al-Qur’an sebagai berikut:

“Upaya guru dalam mengatasi kesulitan siswa dengan cara


siswa mengulang-ulang materi pembelajaran tentang hukum bacaan
Al-Qur’an agar siswa mudah paham dan bisa meniru bacaan dan
jangan lupa latihan terus menerus di rumah”.34

Dari situ dapat diperkuat dengan teori yang menyatakan, guru Al-

Qur’an berperan sebagai pendidik informal, formal dan non formal dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi siswa agar selalu membaca, memahami, dan

mengamalkan Al-Qur’an.35

34
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Said Husin,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
35
Riati Asri Rokhani, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Membaca Al-
Quran siswa Melalui Esktrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) DI MTs Negeri Bendosari
Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017, h.12.
89

Hal ini juga diungkapkan Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an pada kelas rendah sebagai berikut:

“Upaya guru mengatasi kesulitan siswa dalam Implementasi


Baca Tulis Al-Qur’an dengan cara strategi guru yang menarik juga
menggunakan media audio visual”.36

Dari Penjabaran itu, media audio visual membantu peserta didik

dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga lebih

mudah dari pada hanya mendengarkan penjelaskan pembelajarn dari

guru.37

Dari dua pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan

adanya upaya dari guru siswa merasa mudah dalam membaca Al-Qur’an

sekaligus melatih siswa membaca.

36
Wawancara dengan Guru Baca Tulis Al-Qur’an, Bapak Rikko Akbar,S.Pd, Senin, 4
September 2023.
37
Elvi Rahmi, “Inovasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Media Audio
Visual Di Era Digital”, EL-Rusyd : Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah STIT Melalui
Ahlussunnah Bukittinggi 7, no. 1 (2022) , h. 37-43
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Impelementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur`an Siswa Sekolah

Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin, dilakukan dalam pembelajaran

kaidah tajwid, pengucapan huruf hijaiyyah, dan menuliskan huruf-huruf

Al-Qur’an..Siswa dikenalkan kaidah tajwid, serta siswa diminta untuk

menuliskan huruf hijaiyah. Metode yang digunakan dalam pembelajaran

Baca Tulis Al-Qur’an yaitu Demontrasi, dan Praktek. Bentuk evaluasi

yang diberikan kepada siswa kelas VI yaitu tes secara lisan dan tes tertulis.

Dengan adanya pembelajaran baca tulis alquran siswa akan menguasai

huruf-huruf hiijaiyah dengan kaidah tajwid, siswa terbiasa membaca Al-

Qur’an setiap pagi yang diharapkan akan berpengaruh juga ketika siswa

berada dirumah dan membentuk karakteris siswa/siswi mencintai Al-

Qur’an.

Dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an adanya kendala yang

dihadapi siswa diantaranya : 1) siswa sering lupa dengan materi yang

sudah diajarkan 2) belum memahaminya hukum-hukum tajwid

dikarenakan kurang fokus. 3) terindikasi ada beberapa huruf hijaiyah yang

belum benar dalam penulisan. Upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu

pengulangan materi setiap pertemuan dan mengingatkan kembali hukum-

hukum tajwid yang diajarkan , memperbanyak latihan menulis huruf

hijaiyah, dan juga meneraptkan nya media audio visual.

90
91

B. Saran

Memperhatikan paparan dan hasil analisis serta simpulan penelitian

sebagaimana dijelaskan di atas, maka berikut ini penulis sampaikan

beberapa saran dan rekomendasi kepada pihak-pihak yang menurut penulis

berkepentingan dengan penelitian ini:

1. Guru Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Sekolah Dasar Negeri

Kebun Bunga 1 Banjarmasin bisa lebih meningkatkan kemampuan siswa

dalam membaca Al-Qur’an dan menulis huruf hijaiyah dengan cara

memperbanyak praktik pengucapan huruf hijaiyyah secara fasih, dan

membimbing menulis huruf hijaiyah serta membimbing dalam menerapkan

kaidah tajwid ketika membaca Al-Qur’an.

2. Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin

hendaknya lebih rajin lagi menerapkan kaidah tajwid dalam membaca Al-

Qur’an, dan meningkatkan pemahaman terhadap kaidah-kaidah tajwid dalam

buku mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an, serta melatih tulisan Arab sesuai

huruf-huruf hijaiyah.

3. Guru menerapkannya media yang menarik untuk siswa agar bisa

meningkatkan fokus siswa dalam belajar agar dapat memahami materi

yang diajarkan dengan cepat dan tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, H. Zuchri. SIK, M. Si. 2021. Metode penelitian kualitatif. CV. Syakir
Media Press.

Afdhol, Abdul Hanaf.dkk. 2020 “Subjek dan Objek Penelitian”.Academia.Edu”

Aisyah, Siti. 2015. Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar.


Yogyakarta: Deepublish.

Akbar, Eliyyil. dkk. 2020. “Metode Belajar Anak Usia Dini”. Prenada Media.

Amiruddin. Hubungan Antara Penerapan Teknik Supervisi Individual Dengan


Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran Di Sd Inpres
5/81 Samaelo Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone,
journal.stiaprimabone.ac.id.

Anas, Muhammad, PDI, M. 2014. “Mengenal Metodologi Pembelajaran” .

Anitah, Sri, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aprilianti, Anisatul Fikriyah. 2020. Konsep Kebahagiaan Perspektif Psikologi


Dan Al-Qur’an. Dar El-Ilmi: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan
Humaniora 7. no. 2.

Arikunto, Suharmini. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Arsyad, Muhammad.dkk. 2023. Al-Qur'an Sebagai Sumber Ajaran Dan Hukum


Islam. Religion: Jurnal Agama, Sosial, Dan Budaya 1. No.3.

Asep, Nurjaman.dkk. 2021. “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Implementasi Desain
Pembelajaran “Assure”. Penerbit Adab.

Ashif Az, Zafi, Et Al. 2021. Islamic Religious Education Teacher Of Learning
Strategy In Implementing Religious Values Through Whatsapp. Nazhruna:
Jurnal Pendidikan Islam 4. no.3.

Asih Sujariah, metode tartil dalam membaca al-qur’an pada exstrakulikuler baca
tulis Al-Qur’an di SDN 1 Purbalingga lor Kabupaten Purbalingga.

Azhari, Muhammad Taufiq.dkk. 2023. Metode Penelitian Kuantitatif. Pt.


Sonpedia Publishing Indonesia.

92
Bahri, Syaiful Djamarah Dan Aswan Zain. 2019. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Benny. 2021. Motivasi Kerja Karyawan. “PT Abdi Wibawa Press Medan, Seminar
Nasional Sains dan Teknologi Informasi 3” . no. 1.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Jakarta: CV. Penerbit


J.ART.Anggota IKAPI, t.t.).

Depertemen Agama RI. 2004. “Al-Qur'an Terjemah”. Bandung: CV Jumanatul


Ali Art.

Dita, Irawati Rosma. 2018. Pengaruh Penggunaan Metode Memory Power


Terhadap hasil Belajar Siswa sekolah Dasar 3. no. 2.

Fitzgerald, Jill, Shanahan, Timothy. 2000. Reading And Writing Relations And
Their Development, Educational Psychologist 35. no. 1.

Fuad, Yusuf Chairul. 2008. Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan. Jakarta: PT.
Pena Citasatria.

Gasong, Dina. 2018. Belajar Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Grup Penerbit CV


Budi Utama.

Hamdayama, Jumanta. 2022. Metodologi pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hani Sofiani, Penerapn metode ummi pada pembelajaran qira’atul quran di


Madrasah Ibtidaiyah Sambas Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015.

Harul,Aini,Suandi, Nengah, Nurjaya, Gede. 2018. Pemberian Penguatan


(Reinforcement) Verbal Dan Nonverbal Guru Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di Kelas Viii Mtsn Seririt. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia Undiksha 8. no. 1.

Haryanto. 2020. Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen). Uny Press.

Hasanah, Hasyim. 2017. Teknik-Teknik Observasi Sebuah Alternatif Metode


Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial 8. no.1.

Herman, H. 2022. Ilmua Pendidikan Islam, Malang: CV. Literasi Nusantara


Abadi.

Irianto, Fery Setyo, Wibowo. 2023. Pandangan Islam Tentang Perubahan dan
Kontribusinya Terhadap Konseptualisasi Pendidikan Islam. SETYAKI:
Jurnal Studi Keagamaan Islam 1. no.1.

Izzan, Ahmad. 2012. Membangun guru berkarakter. Humaniora. Bandung :


Humaniora.

93
Khofifah Siti, Ramadan, Zaka Hadikusuma. 2021. Literacy Conditions Of
Reading, Writing And Calculating For Elementary School Students,
Journal Of Education Research And Evaluation 5. no.3.

Krismanto. 2020. “Permasalahan budaya membaca di Indonesia Studi pustaka


tentang problematika & solusinya”, Scholaria: Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan 10. No.1.

Kustiawan, Usep. 2016. “Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini”.


Penerbit Gunung Samudera [Grup Penerbit Pt Book Mart Indonesia].

Kusumawati, Naniek, Maruti, Endang Sri. 2019. “Strategi Belajar Mengajar Di


Sekolah Dasar. Cv. Ae Media Grafika”.

Lusi, Rahmawati. 2022 .“Implementasi Program BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an)


Dalam Mengembangkan Keterampilan Membaca Dan Menulis Al-Qur’an
Siswa Kelas VIII Di MTs NU Sabilul Muttaqin Jepang Mejobo Kudus”.
Tesis. IAIN KUDUS

Mahmudah, Anis, Wulandari, Rizki Isma, Santosa, Sedya. 2023. Konsep Ilmu
Dalam Islam. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8. no. 1.

Martiyono. 2011. perencanaan Pembelajaran, Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo.

Marton, Nanang. 2014. “Metode Penelitian Kualitatif”, Jakarta: PT. Rajagrapindo


Persada.

Moleong. Lexy J. 2007. metode penelitisn kualitatif .Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

Mudjiono, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Natta, Abuddin. 2012. “Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan pendidikan


Islam di Indonesia”, Kencana.

Nuha,Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab,


(Yogyakarta: Diva Press).

Nurdin Usman. 2002. Konteksi Implementasi Berbasisi Kurikulum,


(Jakarta:Grasindo)

Nurgiyantoro,Burhan. 2010. “Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis


Kompetensi”. Yogyakarta: Bpfe.

Nurulhaq, H. Dadan, Supriastuti, Titin. 2020. Manajemen Pembelajaran Sejarah


Kebudayaan Islam: Konsep Dan Strategi Dalam Meningkatkan Akhlak
Peserta Didik. Cendekia Pres

94
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Sinar Grafika.

Poerwadarwinya W.J.S. 1985. Kamus umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Pratiwi, Aslamiah,Diani Ayu, Agusta, Akhmad Riandy. 2022. Pengelolaan Kelas.

Pujaastawa, 2016. “Teknik wawancara dan observasi untuk pengumpulan bahan


informasi”. Universitas Udayana .

Qadir, Muhammad Abdul. 2005. Menyucikan Jiwa, Penerjemah, Habiburrahman


Saerozi. (Jakarta: Gema Insani Press)

Rahmawati, Sri, Nanik, Fauziati, Endang, Marmanto. 2019. Writing Strategies


Used By Indonesian High And Low Achievers. International Journal Of
Social Sciences & Humanities 4. no. 2.

Rahmi, Farida. 2007. Pengajaran membaca disekolah dasar, Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Rakhmawati, Nur Aziz. 2013. (Purwokerto :Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran di


KeLas SD Terpadu Harapan)

Riani Septi. 2018. Implementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MTS


Muhammadiyah 07 Purbalingga. PhD Thesis. IAIN Purwokerto.

Rizaldi, Ahamad. 2019. “Analisis data kualitatif”. Alhadharah: Jurnal Ilmu


Dakwah. Vol.17 No.33.

Rizqi Yusron, Saputro.Yusron Rizqi. Manajemen Supervisi Kepala Sekolah Dalam


Meningkatkan Kinerja Guru Di Smk Muhammadiyah 3 Dolopo Madiun.
2023. Tesis. Iain Ponorogo.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan


Profesionalisme Guru Abad 21. (Bandung: Alfabeta).

Saefiana,dkk. 2022. Teori Pembelajaran Dan Perbedaan Gaya Belajar. Mahaguru:


Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3. no. 1.

Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Sari, Rosita. 2021. “Dasar-Dasar Pendidikan”,Yayasan Kita Menulis.

Sriyanti Lilik, dkk. 2009. Teori-Teori Belajar, (Salatiga : STAIN Salatiga Pres).

95
Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D”. Bandung: Alfabeta..

Sukardi, 2016 Metodologi penilitian kompetensi dan prakteknya. Yogyakarta:


Bumi Aksara.

Sukmadinata. 2005. “Metode Penelitian”. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya,.

Syah, Muhibbin. 2000.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Syamsuddin. Sahiron. 2010. Studi Al-Qur’an metode dan konsep, Yogyakarta:


Elsaq Press.

Tafonao, talizaro. 2018. “Peranan media pembelajaran dalam meningkatkan


minat belajar siswa”. Jurnal komunikasi Pendidikan 2. no. 2.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,


(Bandung: Angkasa)

Tim MKDK IKIP Semarang. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, Semarang : Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan Fak. Ilmu Pendidikan.

Uno, Hamzah B. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wasil, Jan Ahmad. 2001. Memahami isi kandungan Al-Qur;an, Jakarta,


Universitas Indonesia Press.

Wasmana. Penulisan Karya Ilmiah. 2011.

Watini, Sri. 2019. Pendekatan Kontekstual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Sains Pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini 3. no.1.

Yahya, Imam Anas Hadi Ridwan. 2022. “Implementasi Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam Kelas X Menggunakan Aplikasi Microsoft Form Di Smk N 1
Pringapus Tahun Ajaran 2020-2021”. Inspirasi (Jurnal Kajian Dan
Penelitian Pendidikan Islam 6). no.2.

96
97

Lampiran I

TERJEMAH AYAT

Surah dan Hal Terjemah Ayat


َۚ ِ
Bacalah dengan (menyebut) ‫ك الَّ ِذ ْي َخلَ َق‬ َ ِ‫اق َْرأْ ِِب ْس ِم َرب‬
nama Tuhanmu yang yang
َۚ
Menciptakan, Dia telah ‫سا َن ِم ْن َعلَق‬ ِ
َ ْ‫) َخلَ َق ْاْلن‬١(
menciptakan manusia dari ُۙ ِ
Surah Al-Alaq 1- segumpal dara, bacalah, dan )٣( ‫ك ْاْلَ ْك َرم‬ َ ُّ‫) اق َْرأْ َوَرب‬٢(
‫الَّ ِذ ْي َعلَّ َم ِِبلْ َقلَ ُِۙم‬
5. Tuhanmulah yang Maha
Hal. 3 pemurah, yang mengajar ‫)علَّ َم‬٤(
َ
(manusia) dengan parantaran ْۗ ِ
kalam, Dia mengajar kepada
) ٥( ‫سا َن َما ََلْ يَ ْعلَ ْم‬ َ ْ‫ْاْلن‬
manusia apa yang tidak
diketahuinya.
ِ ‫ك ِم َن الْكِت‬ ِ
‫ٰب‬ َ ‫اُتْ ُل َمآ اُْو ِح َي ال َْي‬
bacalah apa yang telah
Surat Al-Ankabut diwahyukan kepadamu, Yaitu
َۗ
45.
Hal.28
Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat.
٤٥ َ‫الص ٰلوة‬ َّ ‫َواَقِ ِم‬
98

Lampiran II

TERJEMAH HADIST

Hal Terjemah Hadist


Didiklah anak-anakmu ِ ‫اَ ِدب وا اَوََل َد ُكم َعلَى ثَََل‬
‫ث‬
dengan tiga perkara, ْ ْ ُْ
mencintai Nabimu dan
ِ ‫ب نَبِيِ ُك ْم َو ُح‬
‫ب‬ ٍ‫ص‬
ِ ‫ ُح‬: ‫ال‬ ِ
mencintai keluarganya َ ‫خ‬
(keluarga Nabi) dan membaca
Hal. 29
Al-Qur’an sesungguhnya
ِ ‫اَ ْه ِل ب ْيتِ ِه و قِرأَةُ الْ ُقرأ‬
َ‫َن فَِإ َّن ََحْلَة‬
orang yang berpegang teguh ْ َ َ َ
kepada Al-Qur’an berada
dalam lindungan Allah pada
hari tidak ada perlindungan
ٌّ‫هللا يَ ْوَم ََل ِظل‬
ِ ‫الْ ُقرأَ ُن ِِف ِظ ِل‬
ْ ْ
kecuali lindungan-Nya
‫ص ِفيَائِِه‬ ِ
bersama-sama dengan nabi- ْ َ‫ظلَّهُ َم َع اَنْبِيَائِِه َوا‬
nabi dan sahabat-sahabatnya
yang tulus.

Hal.34
Sebaik-baik kamu adalah ‫َخ ْ ُْيُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم اْل ُق ْرآ َن‬
orang yang mempelajari Al-
Qur`an dan mengajarkannya.
HR. Al-Bukhari
ُ‫َو َعلَّ َمه‬

Orang yang membaca al- ِ ‫الَّ ِذي ي ْقرأُ ال ُقرآ َن وهو م‬


‫اه ٌر‬
Qur'an dan ia mahir dalam َ َُ َ ْ َ َ
membacanya maka ia
ِ‫الس َفرةِ الكِر ِام الَبرة‬ ِ
Hal. 34
dikumpulkan bersama para َ ََ َ َ َّ ‫بِه َم َع‬
malaikat yang mulia lagi
‫َوالَّ ِذي يَ ْق َرأُ الْ ُق ْرآ َن َويَتَ تَ ْعتَ ُع فِ ِيه‬
berbakti. Sedangkan orang
yang membaca al-Qur`an dan
ia masih terbata-bata dan
merasa berat dalam ِ ‫أجر‬
‫ان‬ ٌّ ‫َو ُه َو َعلَْي ِه َش‬
َ ْ ُ‫اق لَه‬
membacanya, maka ia
mendapat dua pahala.
99

Lampiran III

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Pendidikan Al-Qur’an


Kelas/Semester : VI /I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar : Melafalkan bacaan Mad Wajib Muttashil.


Indikator : 1. Menyebutkan huruf-huruf yang menyebabkan hukum
bacaan Mad
Wajib Muttashil.
2. Melafalkan bunyi bacaan Mad Wajib Muttashil.
3. Mencari ayat atau kalimat Al Qur’an yang
mangandung hukumbacaan Mad Wajib
Muttashil.

I. Tujuan Pembelajaran :
1. Dapat menyebutkan hukum bacaan Mad Wajib Muttashil.
2. Menuliskan contoh Mad Wajib Muttashil.
3. Mempraktikkan bacaan Mad Wajib Muttashil.

II. Materi Pembelajaran : Mad Wajib Muttashil


100

III. Metode Pembelajaran :


a. Prakttik membaca bacaan Mad Wajib Muttashil.
b. Demonstrasi
c. Praktek
IV. Penugasan.Langkah-langkah Pembelajaran

A. Kegiatan Awal
- Guru dan siswa saling memberi salam dan memulai pelajaran
dengan mengucapkanBasmallah, kemudian berdo’a bersama
sebelum memulai pelajaran.
- Guru memberikan penjelasan tentang bacaan Mad Wajib Muttashil.

B. Kegiatan Inti
Pertemuan 1 :
a. Guru mencontohkan bacaan Mad Wajib Muttashil.
b. Melafalkan secara klasikal, kelompok, perorangan contoh
bacaan Mad WajibMuttashil.
c. Siswa menirukan hukum bacaan Mad Wajib Muttashil.
d. Mengulang-ulang contoh bacaan Mad Wajib Muttashil.
Pertemuan 2 :
a. Menanyakan penguasaan siswa terhadap materi yang telah di ajarkan.
b. Mengulang kembali hokum bacaan Mad Wajib Muttashil.
c. Siswa mempraktekkan contoh bacaan Mad Wajib Muttashil.

C. Kegiatan Akhir
- Melafalkan kembali contoh bacaan Mad Wajib Muttashil secara
klasikal.
- Meminta agar siswa mengulang kembali pelajaran di rumah
dengan bimbinganorang tua.

V. Alat dan Sumber bahan


a. Al Qur’an / Juz A’mma, Buku Tajwid Praktis, Tulisan di karton tentang
hukum bacaan MadWajib Muttashil.

VI. Penilaian
Bentuk
Indikator Tehnik Instrumen
instrument
- Melafalkan hukum bacaan - Lisan - Menirukan Tirukan hukum
Mad WajibMuttashil. - Menulis bacaanMad Wajib
- Melafalkan Muttashil.
- Menuliskan hukum Mad -
Wajib Muttashil. Tertulis
101

LEMBAR PENILAIAN
1. Tes Pengetahuan :
No. Butir-butir soal Kata Jawaban
1. Tuliskan contoh bacaan Mad Wajib ‫يَ َ اشء‬
Muttashil yang disebabkan huruf alif
bertemu hamzah
2. Tes Perbuatan :
Kemampuan dasar
No. Nama Siswa
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
dst
Keterangan : Skor Nilai :
1. Membaca lancer dan baik 80 – 90 = A
2. Membaca lancer kurang baik 70 – 79 = B
3. Membaca kurang lancer 60 – 69 = C
4. Membaca terbata-bata 50 – 59 = D
5. Membaca terbata-bata dengan bantuan guru 40 – 49 = E

Mengetahui: Banjarmasin,
Kepala SDN Guru Mata Pelajaran

Hj. Normaliani,S.Pd Said Husin, S.Pd


102

Lampiran III
103

Lmpiran IV
104

Lampiran V
105

Lampiran VI
106

Lampiran VII
107

Lampiran VIII
108

Lampiran IX

Dokumenntasi Foto Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin.


109

Dokumentasi Wawancara Bersama Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga

1 Banjarmasin.
110

Dokumentasi Wawancara Bersama Guru Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Pada Kelas 1-3 Di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin.


111

Dokumentasi Wawanca Bersama Guru Mata Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Pada Kelas 4-6 Di Sekolah Dasar Negeri Kebun Bunga 1 Banjarmasin.


112

Dokumentasi Wawancara Kepada Siswa Kelas VI


113

Dokumentasi Observasi Kelas


114

Dokumentasi Kegiatan Khotmul qur’an


115

Dokumentasi Konsultasi dengan Dosen Pembimbing 2


116

DAFTAR RIWAYAR HIDUP

1. Nama : HAYATUN NISHA


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 22 juni 2002
3. Agam : Islam
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status Perkawinan : Belum Menikah
6. Alamat : Jl. 9 Oktoberr Komp.Nusa Indah
Gg.IV No. 117 RT.17 RW.02 Pekauman
Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota
Banjarmasin.
7. Pendidikan :
a. Sekolah Dasar Negeri Kelayan Tengah 4 Banjarmasin.
b. Pondok Pesantern Salafiyah Nurul Jannah (Stanawiyah)
c. Pondok Pesantern Salafiyah Nurul Jannah (Aliyah)
d. S1 Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Jami Banjarmasin
8. Orang Tua :
Ayah
- Nama : H. Johansyah ( Alm )
- Pekerjaan :-
- Alamat :-

Ibu
- Nama : Hj. Sarmiah
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Alamat : Jl. 9 Oktoberr Komp.Nusa Indah
Gg. IV No. 117 RT.17 RW. 02
Pekauman Kecamatan Banjarmasin
Selatan Kota Banjarmasin
9. Saudara (Jumlah Saudara) :6

Banjarmasin,
Penulis,

HAYATUN NISHA

Anda mungkin juga menyukai