PENDAHULUAN
kebahagiaan dunia maupun akhirat. Untuk itu, dalam rangka pembinaan manusia
manusia yang beragama tersebut perlu ditanamkan rasa cinta kepada ajaran dan
Langkah awal untuk dapat memahami pesan yang terkandung didalamnya adalah
dengan membacanya. Untuk dapat membaca Al-quran dengan fasih sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid, diperlukan pengajaran, latihan dan kebiasaan. Di dalam Al-
Quran terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran
bagi umat manusia. Oleh karena itu, Al-Quran Di dalam Al-Quran prlu diketahui
dan dipelajari dan dipahami serta diamalkan oleh segenap kaum muslimin. Orang
yang membaca Al-Quran adalah manusia yang terbaik dan manusia yang paling
utama. Seorang muslim akan lebih baik dari muslim lainnya, apabila ia membaca
firman Allah SWT diturunkan kepada Rasulullah yang pertama kali mengenai
1
Artinya : (1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
(2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan
perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
Ayat di atas merupakan perintah Allah SWT pertama kali untuk membaca,
menulis, menelaah dan meneliti ayat-ayat Al-Qur’an. Akan tetapi, sudah tidak
sebagian remaja muslim Indonesia saat ini mulai berkurang. Fenomena yang
semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Hal ini disebabkan oleh
munculnya berbagai produk sains dan teknologi serta derasnya arus budaya asing
didengarkan. Hal ini telah digantikan dengan bacaan-bacaan atau media media
informasi lain seperti: koran atau surat kabar, majalah, televisi dan lain-lain.
Agar dapat membaca Al-Quran yang benar, maka pembacaan dan penulisan
huruf Al-Quran harus dimulai sejak usia anak-anak, sebab dengan cara
demikianlah berarti para orang tua telah diberikan keterampilan dasar yang
selanjutnya dapat dikembangkan ketika dewasa nanti. Jika anak sejak dini , sudah
1
(QS. Al-‘Alaq:1-5)
2
diajarkan tentang membaca Al-Quran , maka ketika dewasa mereka akan mudah
membaca Al-Quran. Al-Quran juga merupakan sumber ajaran agama islam yang
utama memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, bernilai ibadah bagi
siapa saja yang membacanya. Umat Islam dituntut akan membaca, mempelajari
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
berlangsung dalam segala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan kehidupan yang
usaha membentuk pribadi manusia harus melalui proses panjang dengan hasil
yang tidak dapat diketahui dengan segera. Pengajaran serta pemberian motivasi
agama islam. 2
didalam ajaran agama Islam terkandung baik sikap dan perilaku pribadi
masyarakat, untuk menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersam dan lebih
banyak menekankan kepada perbaikan baik mental maupun sikap yang akan
2
Suhartono, Suparlan. (2009). Filsafat Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru
Bandung Jawa Barat
3
terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan individual maupun
bermasyarakat.
Hal ini diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga
guru agama, bahkan memiliki peranan yang amat menentukan dam ikut
SWT.3
SMA Negri 5 Konawe Selatan merupakan sekolah negri yang terletak di Desa
Poros Kendari-Moramo. SMA ini telah memiliki staf pengajar yang cukup banyak
dengan jumlah siswa yang banyak pula dan memiliki minat yang berbeda dalam
membaca Al-Quran. Oleh karena itu, guru pendidikan agama islam mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan mengajar, khususnya pendidikan
dalam penulisan dan membaca Al-Quran, agar siswa dapat membaca dan menulis
Al-Quran dengan fasih dan benar. Guru pendidikan agama islam harus
sehingga tidak ditemukan lagi siswa sekolah menengah atas yang tidak berminat
3
Satria. (2017). Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII
Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Yaqin Pangkalan Lampam Kabupaten
Ogan Komering Ilir, (Online), (file:///E:/SATRIA%20(13210248).pdf), diakses 2 Agustus
2020.
4
dan tidak mampu membaca dan menulis Al-Quran. Dalam hal ini sebagian siswa
SMA N 5 Konawe Selatan masih kurang dan kesulitan dalam membaca dan
Qur’an Hadits dalam ujian Nasional. Adapun sebagian siswa yang tidak antusias
atau memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, ada juga yang
ramai, bermain Handphone sendiri, bahkan ada yang keluar kelas atau izin ke
kamar mandi dalam waktu yang cukup lama saat pembelajaran berlangsung.
Peserta didik juga tidak semangat dalam belajar, tidak menyelesaikan pekerjaan
Konawe Selatan”.
B. Fokus Masalah
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan , maka pertanyaan peneliti dalam
5
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengatasi kesulitan
D.Tujuan Penelitian
Selatan
E . Manfaat Penelitian
1. Teorits
bagi ilmu pendidikan terutama mengenai Peran Guru PAI Dalam Mengatasi
2. Praktis
a. Bagi peneliti, dapat menambah bekal sebagai bekal dapat menerapkan ilmu
b. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan tentang peranan guru PAI dalam
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sebagai sebuah tinjauan pustaka dan referensi pada penelitian ini penulis
dilakukan oleh Siti Tarwiyah (2008) dengan judul Peranan Guru Pendidikan
penelitian ini adalah bagi guru pendidikan agama Islam SMA Negeri 1 Raman
Utara agar selalu meningkatkan perannya sebagai motivator, bagi siswa SMA
bagi penulis penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang berharga dalam
41
Tarwiyah, Siti .Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa di
SMP Negeri 1 Semen Kediri. Skripsi Program Studi Agama Islam, UniversitasIslam Negri Syarif
Hidayatullah.
7
rangka lebih memahami akan fungsi guru sebagai motivator untuk siswanya.
Dalam penelitian ini Sitti Tarwiyah menyimpulkan bahwa dari hasil belajar
membaca Al-Qur’an dapat dilihat bahwa peranan guru pendidikan agama islam
kemajuannya belum begitu signifikan dan tidak sepesat yang diinginkan . Adapun
tentang huruf hijaiyah, dengan mereka mampu mengetahui jenis huruf. Yang
panjang pendek suatu bacaaan. Upaya yang dilakukan Guru Agama Islam dalam
mengatasi siswa membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut :1. Bekerja sama
baik dan benar dan siswa mengikutinya, 3. Guru menuntut siswa untuk dapat
menghafalkan dan mengerti maksud setiap ayat yang menjadi pokok bahasan.
tahun 2008, yaitu perbedaan lokasi penelitian, lokasi penelitian yang di lakukan
oleh Tarwiyah bertempat di Kota Bogor, sementara pada penelitian ini berlokasi
Al-Qura’an Pada Kelas X di SMA Negeri 1 Marga Tiga Lampung Timur Tahun
8
Pelajaran 2010/2011”52. Mengemukakan bahwa keterampilan mengajar
merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang guru atau
seorang pendidik dalam melakukan sebuah proses kegiatan belajar mengajar, baik
dalam membaca Al-Qur’an maupun dalam pelajaran lainnya dengan harapan akan
tergalinya motivasi belajar yang lebih baik lagi pada siswa sesuai dengan tujuan
baik dalam pelajaran maka sudah dapat dipastikan motivasi belajar pada siswapun
akan terbangun dan termotivasi dengan baik pula begitu pula sebaliknya.
dalam penelitian ini adalah sama-sama menelaah tentang mengatasi siswa dalam
membaca Al-Qur’an .
dengan judul “Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an
Siswa di SMP Negeri 1 Semen Kediri”63 . Berdasarkan data yang diperoleh dari
Kesulitan yang ditemui siswa di SMP Negeri 1 Semen Kediri dalam membaca Al-
5 2
Selvi Indramaya, “Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Mengatasi Siswa Dalam
membaca Al-Qura’an Pada Kelas X di SMA Negeri 1 Marga Tiga Lampung Timur Tahun
Pelajaran 2010/2011”, Stain Jurai Siwo Metro, 2010.
63
Extanti, Inung. Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa di
SMP Negeri 1 Semen Kediri
9
Qur’an, penguasaan dalam penguasaan tajwid. 2. Upaya guru pendidikan agama
kesulitan membaca Al-Qur’an, guru bekerja sama dengan orang tua wali murid
dan guru guru lainnya untuk memotivasi anak agar semangat belajar dan
menciptakan kondisi yang baik pada waktu proses belajar mengajar dengan
metode yang menarik. Selain itu faktor pendukung dan penghambat guru dalam
Kemampuan dari diri siswa sendiri yang memang sudah bisa membaca Al-
Qur’an. Yang kedua Faktor penghambat 1) Kurang adanya minat dan motivasi
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam, 2) Kurangnya motivasi dan
kesadaran dari pihak keluarga tentang belajar Al-Qur’an, 3) Cara bergaul siswa
B. Kajian Teori
10
peristilahan yang dipakai dalam “pendidikan dalam konteks islam”.Disamping itu,
istilah guru kadang kala di sebut gelarnya, seperti “al- ustadz dan syaikh”.4
pundak guru terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan
peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini di sebabkan
didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika, maupun kebutuhan fisik peserta
didik.5
Menurut undang- undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal
1 ayat 1:
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. 8
yang dipundak para orang tua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya
11
anaknya kepada guru. Hal inipun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak
menghargai orang- orang yang berilmu pengetahuan( guru atau ulama), sehingga
mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Allah SWT berfirman dalam surah
kearah kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan, artinya ada
Dengan gambaran tugas dan peran semacam itu, guru atau pendidik
yang luas, toleran, dan senantiasa berusaha menjadikan peserta didiknya memiliki
kehidupan yang lebih baik. Secara prinsip, mereka yang disebut sebagai guru
bukan hanya mereka yang memiliki kualifikasi keguruan secara formal yang
diperoleh lewat jenjang pendidikan diperguruan tinggi saja, tetapi yang terpenting
9
7. Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta:2014) hal. 39-40
8.
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif “Memberdayakan Dan Mengubah Jalan Hidup Siswa”,
(Yogyakarta: 2011) hal. 4
12
perilaku yang sopan, dan matra psikomotorik menjadikan peserta didik terampil
dalam melaksanakan aktivitas secra efektif dan efisien, serta tepat guna.8
hanya mendidik dan mengajar saja. Mereka itu tak mengerti, bahwa mengajar
adalah mendidik juga. Dan mereka sudah mengetahui kekeliruan besar dengan
mengatakan bahwa tugas itu hanya satu-satu bagi guru. Dibawah ini kami
dari kata didik yang berarti” proses perubahan tingkah laku seseorang atau
latihan.” Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani, yaitu
paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak, istilah ini
adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak
Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama Dan Pengembangan Watak Bangsa, (Jakarta: PT.
109.
13
Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang
atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat kehidupan yang
lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha
bimbingan atas pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkemba ngan
bahasa latin regelere yang berarti kumpulan atau bacaan. Sedangkan menurut
mengikat diri pada pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
bimbingan dan arahannya adalah ajaran agama yang ditujukan agar manusia
mempercayai dengan sepenuh hati akan adanya tuhan, tunduk, dan melaksanakan
1110.
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1980), h. 6
12
14
yang ada dalam diri seseorang kemudia melaksanakan ajaran-ajarannya dengan
penuh ketundukan.
menyerah, tunduk dan patuh. Secara terminologi islam adalah tunduk dan
menyerah diri sepenuhnya kepada allah lahir maupun batin dengan melaksanakan
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak pendidikannya dapat
islam yaitu suatu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum- hukum
dalam islam.”12
15
Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh serta mengajarkan atau
terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur sesuai ajaran islam.
dari sumber utamanya kitab suci Al-qur‟an dan hadits. Melalui kegiatan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan tingkah laku
Muhammad. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:Remaja Rosda Karya, 1994),
1414.
Cet. Ke-5, h. 1
16
Dalam kurikulum pendidikan agama islam 2002 pendidikan agama islam
pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
dimaksudkan untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
pengetahuan yang telah disampaikan itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan
17
3. Guru sebagai pemimpin
Sebagai pribadi guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-
muridnya, oleh orang tua, dan oleh masyaraka. Sifat-sifat itu sangat diperlukan
yang melatar belakangi peserta didik malas belajar dan menurun prestasinya
interaksi edukatif tidak mustahil ada diantara peserta didik yang malas belajar dan
sebagainya. 17
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi
kemampuan belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta
didik . guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar
yang baik.
1616.
Ibid.hal. 124-125
17
18
7. Guru sebagai pengelola kelas
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua peserta didik dan guru dalam
rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik
guru kuasa dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar
maupun tidak langsung yang dilakukan oleh pimpinan sekolah maupun dengan
guru dalam sekolah lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahu apakah tujuan
yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan
sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui
kegiatan evaluasi dan penilaian. Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar
peserta didik , guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah
19
b. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam
Tugas guru sebenarnya bukan hanya dirumah saja, tetapi bisa dikatakan
dimana saja mereka berada, di rumah, guru sebagai orang tua, atau ayah dan ibu
masyarakat kampong, desa tempat tinggalnya guru sering kali terpandang sebagai
tokoh suri teladan bagi orang-orang yang berada disekitarnya, baik dalam sikap
ukuran atau pedoman kebenaran bagi orang di sekitarnya karena dianggap guru
memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal. Walaupun
Guru dan tugasnya mendidik dan mengajar siswa- siswanya adalah berupa
kesusilaan, kebenaran, kejujuran, sikap-sikap dan sifat-sifat yang baik dan terpuji
dan sebagainya. Belajar mengajar siswa berkaitan erat dengan berbagai masalah
diluar yang sifanya non akademis. Tugas guru sebagai administrator mencakup
20
Sedangkan dalam bukunya Drs. H. Hamdani dan Drs. H. A. fuad ihsan
a. Membimbing si terdidik
dan sebagainya.
Adapun tugas guru agama meurut Zuharini dkk, dalam bukunya Metodik
agar taat menjalankan agama dan mendidik anak agar berbudi pekerti mulia.
baik, akan tetapi guru agama juga harus bisa memperbaiki pendidikan agama
terlanjur salah diterima oleh anak didik, baik dalam keluarga pembinaan kembali
terhadap pribadi anak. Menurut slameto dalam bukunya belajar dan faktor- faktor
Hamdani dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Bandung:CV. Pustaka Setia,
1918.
21
b). memberikan fasilitas pencapaian tujuan pengalaman belajar yang
memadai,
dasar yang dimiliki guru, baik di bidang kognitif (intelektual) seperti penguasaan
bahan, bidang sikap seperti mencintai profesinya, dan bidang perilaku seperti
keterampilan mengajar, menilai hasil belajar pelajar dan lainlain. Hal itu karena
Hubungan yang sederhana dan akal sehat saja belum cukup melaksanankan
yang dituntut oleh jabatan guru pendidkan agama islam. Ada empat dasar
22
- Penguasaan bahan pelajaran
Sebelum guru itu tampil didepan kelas mengelola interaksi belajar mngajar
interaksi belajar mengajar terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang
bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar mengajar. modal
penguasaan bahan, maka guru akan dapat menyampaikan materi pelajaran secara
dinamis, ada 2 lingkup penguasaan materi, yakni: (1) menguasai bahan bidang
studi dalam kurikulum sekolah (2) menguasai bahan pengayaan atau penunjang. 21
mengajar, ada beberapa langkah yang sama ditempuh oleh guru adalah:
- Mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah
kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien. Ketika kelas tergaggu, guru berusaha mengembalikan agar tidak menjadi
23
Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu menelola kelas,yakni
pengajaran secara luas adalah setiap orang materi atau peristiwa yang memberikan
Didalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa
antara guru dan siswa dalam rangka Transfer Of Knowladge dan bahkan juga 22
komponen yang satu dengan yang lain. Serasi dalam hal ini berarti
komponenkomponen yang ada pada kegiatan proses belajar itu akan salin
didik.
Qur‟an
mengatasi kesulitan membaca dan menulis al qur’an pada peserta didik adalah
fondasi utama dalam islam yang harus ditanamkan dalam diri anak- anak agar
2222
. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswar Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT, Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke-3, hal. 195-196
23
.W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran.hlm. 78
24
mereka tumbuh sesuai dengan fitrah dan hati mereka bersina rcerah tanpa
Terdapat banyak cara dan metode yang dapat ditempuh dalam proses
pendidikan dan pengajaran, namun hal yang sudah terbukti secara empiris paling
baik. Daalam proses pengajaran dan penjabarannya dalam kehidupan nyata , yaitu
adanya guru, suri tauladan atau panutan. Oleh karena itu, jika seorang guru ingin
berperan dalam mengatasi kesulitan yang dialami oleh peserta didiknya dalam
cinta peserta didiknya terhadap al qur’an. Dan seorang guru hendaknya menjadi
Peran pertama yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam rangka
yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain denga
peserta didik adalah manusia biasa dan manusia memiliki tabiat meniru, memberi
Peran kedua yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam mengatasi
perkembangan proksimal ini adalah sesuatu yang masih belum dapat dikerjakan
2324.
Sa‟ad Riyadh, Anakku, Cintailah Al-Qur’an, (Jakarta: 2007) hal. 14.
25
Thahroni Taher, PsikologiPembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2013) hal. 53-54
25
seorang anak sendiri, tetapi benar- benar dikerjakan dengan bantuan teman atau
Guru hanya merupakan salah satu diantara berbagai sumber dan media
belajar. Maka dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebih luas
dan lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar peserta didik. Melalui
untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui berbagai sumber dan
media. 24
Guru hendaknya mampu membantu setiap peserta didik untuk secara
1. Pengertian Kesulitan
Kesulitan adalah situasi atau kondisi yang sulit, atau sesuatu yang
wawasan ilmiah yang luas perihal metode pengajaran yang akan yang akan
kerugian atau dampak negatif dalam kondisi kejiwaan peserta didik maupun
24
2526
. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi, (Jakarta:2013) hal. 98.
26
masyarakat secara umum.27 Berikut adalah beberapa cara untuk seorang guru
2. Membaca Al-Quran
dimengerti karena untuk semua orang dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-
beda. Hanya terdapat beberapa ayat saja membuat para ulama berbeda pendapat
dalam memahaminya. Akan tetapi, pada umumnya ayat-ayat Allah mudah, jelas
dan terang tentang mana yang halal dan mana yang haram, dan sebagainya. Tidak
sumber ilmu pengetahuan, maka islam mewajibkan bagi setiap umatnya untuk
dapat membaca al-qur‟an. Bukan hanya dari membaca, tetapi harus juga.
2627
Sa‟ad Riyadh, Ingin anak Anda Cinta Al-Qur’an, (Solo: 2009) hal. 13
28
Ibid. hal. 13-28
27
Menurut K.H. Dachlan Salim Zarkasy, menyebutkan bahwa dalam
a. Metode Meniru
Metode ini dimulai dari siswa meniru atau mengikuti bacaan seorag guru,
dan harus hafal. Setelah itu baru diperkenalkan beberapa huruf beserta tanda baca
mengenali huruf hijaiyah yang 28 itu, dimulai dri huruf alif, ba, ta, dan 27
seterusnya sampai dengan ya, kemudian baru diperkealkan tanda baca atau
harakat. Metode ini dapat dijumpai dalam tuntunan membaca Al-quran yang
d. Metode mengenalkan
huruf bersyakal tanpa dieja. Metode ini diperkenalkan oleh qira‟ati. Atau dengan
kata lain, mengenalkan huruf-huruf arab yang bersyakal dengan cara bacaan yang
K.H. Dahlan Salim Zarkasyi, Empat Langkah Pendirian TKQ/TPQ Metode Qiro’ati
2729
28
e. Metode Iqra
mengajar Al-Qur‟an.
Al-Qur’an
1. Faktor pendukung
adalah siswa itu sendiri. Mereka akan senang membaca dan tidak akan mengalami
membaca lebih tekun lagi. Apabila sudah ada minat dari siswa maka akan lebih
rendah adalah adanya kelas yang memadai. Hal ini dibuktikan dengan buku-buku
yang ada diperpustakaan, sehingga anak-anak bisa meminjam kapan saja ketika
29
Kerja sama ini dilakukan untuk tidak bosan memberi motivasi peserta
didik untuk selalu mau belajar membaca dengan baik di rumah maupun di
sekolah. Pihak sekolah bekerja sama dengan wali murid untuk menyarankan
2. Faktor penghambat
kesulitan membaca Al-Qur’an pada kelas rendah ternyata masih ada beberapa
29
siswa yang kurang sadar akan pentingnya membaca dan menulis dan sering
mengabaikannya. Hal ini terlihat dari beberapa kali wali kelas mengintrusikan
untuk membaca buku masing-masing tetapi, masih ada beberapa siswa yang
b. Disiplin di sekolah
dalam belajar, siswa menjadi kurang bertanggung jawab terhadap tugas sekolah.
itu orang tua yang berprofesi sebagai petani mereka kurang begitu mendapat
2932
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,(Bandung:Remaja Rosdakarya,1995).hal.98
30
perhatian dari orang tuanya yang seharusnya dapat mengontrol kegiatan anaknya
sehari-hari. 3330
BAB III
METODE PENELITIAN
3033
Akhyak, Profil Pendidik, hal. 13
31
A. Jenis Penelitian
yang tepat. Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah jenis penelitian
kelapangan.
kata. Oleh karena itu bentuk data yang akan digunakan tidak berbentuk bilangan,
menggunakan kata-kata yang jelas dan terperinci melalui bahasa yang tidak
berwujud nomor/angka.
objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas.
Yang dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah SMA N 5 Konawe Selatan
ini karena penulis adalah alumni dari sekolah tersebut sehingga akan
32
memudahkan akses dalam melakukan penelitian. Jadi yang menjadi objek disini
C. Sifat Penelitian
objek sesuai dengan apa adanya 131.Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara
tepat. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, penelitian kualitatif disebut juga
naturalistik karena situasi lapangan peneliti bersifat natural atau wajar, apa adanya
tanpa dimanipulasi.
1. Fokus Penelitian
akan diteliti, penelitian ini akan difokuskan pada peran guru pendidikan agama
2. Deskripsi Fokus
311
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
33
Adapun yang menjadi Deskripsi fokus penelitian adalah:
Peran Guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah guru pendidikan agama islam mencari metode yang paling tepat untuk
mengajarkan al-qur-an yang menjadi pondasi utama dalam islam sehingga siswa
tidak jenuh dalam proses pembelajaran yang menoton dan mampu dipahami
dengan mudah.
dalam penelitian ini adalah guru mampu mengetahui keadaan siswa yang tidak
Data penelitian ini adalah peran guru agama islam dalam mengatasi
F. Sumber Data
- Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung diberikan kepada
pengumpul data . Artinya sumber data yang diperoleh langsung dari sumbernya.
Dalam hal ini, yang menjadi sumber data primer adalah siswa kelas X dan guru
- Data Sekunder
34
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan yang
terkait dengan apa yang dikaji. Selain itu, pengumpulan data sekunder dilakukan
a.Observasi
mendapatkan data yang diperlukan. Kelebihan Teknik ini yaitu data yang
observasi digunakan peneliti untuk mengamati situasi latar alami dan aktivitas
b.Wawancara
dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung atau tidak
seperangkat pertanyaan baku dan dipakai untuk menangkap data informan, baik
realitasnya
menggunakan pola-pola yang tidak kaku dan baku tetapi dengan pola wawancara
322
Sugiyono, 2011: 396
333
Sugiyono, 2011: 397
35
disusun sedemikian rupa dan secara terbuka, artinya mudah dipahami oleh
informan dan dengan mudah dapat menjaring data, informasi, keterangan melalui
pedoman wawancara sesuai dengan konteks dan masalah yang dihadapi selama
titik berat perhatian harus pada pandangan emik, artinya peneliti menaruh
perhatian penuh pada masalah penting, penelitian melalui keterangan data yang
c.Studi Pustaka
literatur buku, artikel, skripsi dan data yang diperoleh dilapangan. Dengan tujuan
untuk memperoleh data sekunder yang dapat mendeskripsikan peran guru agama
d.Dokumentasi
34
36
Dokumentasi adalah pengambilan data dengan menggunakan dokumen
dokumen yang ada dilokasi. Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film
Selatan.
yaitu berpijak kepada fakta-fakta yang bersifat khusus, kemudian dianalisis dan
cara berfikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), conclusion
drawing/ verivication.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Dalam hal ini, maka perlu dilakukan
analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya 6
35 4
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
5
Sugiyono hal : 246
37
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami bahwa tujuan dari
mereduksi data yaitu untuk dapat memastikan bahwa data yang dioalah adalah
data yang tercakup dalam cakupan penelitian, di mana dalam cakupan penelitian
Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat (teks naratif), bagan, hubungan antar kategori. Dengan demikian dalam
penelitian ini peneliti akan menyajikan data dengan menggunakan teks yang
bersifat naratif.
c. Conclusion Drawing/Verification
dan verifikasi. 36
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat serta mendukung pada tahap
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
(kesimpulan)
366
Sugiyono hal : 246
37
38
BAB 1V
1. Sejarah Sekolah
kurang lebih 60 kilometer Sebelah Selatan Kota Kendari ibu Kota Kabupaten
Konawe Selatan. Berdiri sejak tahun 1993, Dengan Nama SMA Negeri 1
Moramo. Berubah Nama jadi SMAN 5 Konawe Selatan, sesuai Peraturan Bupati
(PERBUP) Konawe Selatan Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Tata Nama
(SMPN), SD - SMP Negeri Satu Atap, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
a. Visi Visi SMA Negri 5 Konawe Selatan adalah BerIMTAQ, Cerdas, dan
39
3) Mewujudkan kegiatan-kegiatan yang mengarah ke peningkatan kecerdasan
c. Tujuan Sekolah
guna memupuk keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa,
3. Identitas Sekolah
3) Alamat Sekolah :
4. Fasilitas Sekolah
40
Fasilitas pembelajaran yang dimiliki SMA Negri 5 Konawe Selatan terdiri
dari:
ruang guru, ruang tata usaha, ruang UKS(klinik), ruang BK, ruang OSIS,
secretariat .
g. Sarana olahraga yang terdiri dari lapangan sepak bola, lapangan bola
basket.
h. Tempat parkir
1. Drs. Muliono
4. Atipa Mustapa, S. Pd
5. Made Ardika, S. Pd
6. Abd. Rais, S. Pd
7. Herawanti, S. Pd
9. Siti Salma, S. Pd
41
10. Hj. Rianti Ahmad, S. Pd., M. Pd
14. Johan, S. Pd
30. Arjulita, S. Pd
42
33. Tini Sartika, S. Pd
35. Yusrina, S. Pd
36. Sinta, S. Pd
B. Pembahasan
1. Peran Guru PAI Dalam mengatasi kesulitan Siswa SMA Negeri 5 Konawe
Selatan
individu. Contoh, menjadi seorang guru merupakan status sosial. Peran yang
siswa dalam dunia pendidikan karena seorang guru memiliki suatu tanggung
jawab dalam upaya membina dan membimbing perilaku siswa guna pembentukan
pribadinya. Dengan demikian peran guru dalam hal ini menjadi lebih luas dan
43
membentuk karakter. Hal ini juga saya batasi karena ada materi
pembelajaran yang harus disampaikan juga. Adapun Sebagai guru
pendidikan Agama Islam harus memberikan arahan-arahan kepada peserta
didik dengan lembut bukan dengan kasar sehingga peserta didik dapat
belajar dengan baik dan termotivasi membaca Al-Qur‟an dan juga bisa
membedakan huruf hijaiyah dan hukum tajwid tersebut. 2
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran
seorang guru dalam mengatasi kesulitan seorang siswa dalam membaca Al-
Qur‟an itu sangat penting. Dimana peran guru tidak hanya sekedar memberikan
arahan dan membina tetapi juga seorang guru harus melatih setiap siswa dengan
belum begitu signifikan dan tidak sepesat yang diinginkan. adapun kesulitan yang
setiap huruf.
44
perkembangan belajar seorang siswa akan terlihat gambarannya setelah seorang
“Seperti yang sudah saya utarakan bahwa peserta didik di sini masih ada
sebagian yang belum bisa mengerti atau memahami bacaan AlQur‟an
dengan benar dan sebagian dari mereka malahan belum mengetahui huruf
Al-Qur‟an satu pun, seharusnya sudah ditanamkan sejak kecil dari orang
tua peserta didik tersebut, bukan hanya orang tua , lingkungan pun
seharusnya ikut berupaya aktif untuk mendidik generasinya. Peserta didik
yang bermasalah dalam membaca Al-Qur‟an adalah peserta didik yang
sering bolos dan Alergi mengikuti mata pelajaran pendidikan agama islam
sehingga setiap akhir semester dan ada beberapa siswa yang bermasalah
dalam hal penempatan nilai dan rata-rata yang tidak tuntas nilainya, dan itu
terbukti bahwa peserta didik itu kurang mampu membaca al Qur‟an dan
menulis Ayat-Ayat Al-Qur‟an. Adapun cara mengatasinya yaitu
menyediakan BTQ kepada peserta didik yang dilaksanakan pada hari
selasa Adapun cara mengatasinya yaitu perlu mengadakan kerja sama yang
melibatkan tempat-tempat pengajian seperti TPA dan serta semua pihak
termasuk orang tua peserta didik, menyiapkan banyak Al-Qur‟an dan
melaksanakan jum‟at ibadah yang dikaitkan dengan membaca Al-Qur‟an
pada setiap hari jum‟at .”3
39
kesulitan yang ditemui oleh peserta didik bahwa ada sebagian peserta didik yang
belum mampu membaca Al-Qur‟an mulai dari kesulitan mengenali huruf, sulit
dalam pelafalan sampai sulit meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur‟an dan
kesalah terbesar seorang peserta didik adalah kurangnya perhatian dari orang
tuanya. Sehingga terkadang siswa akan malas belajar membaca Al-Qur‟an karena
tidak ada bimbingan dari orang tua peserta didik tersebut. Adapun program
tambahan belajar membaca Al-Qur‟an yang telah terhenti karena peserta didik
393
Sutrini, S. Pd.I., M. Pd Guru Pendidikan Agama Islam (Wawancara, 11 juli 2022)
45
malas dalam mengikuti pembelajaran tersebut sehingga banyak peserta didik
Al-Qur‟an
ditemui oleh peserta didik bisa teratasi. Akan tetapi disamping itu tentu ada
beberapa faktor yang menghambat perkembangan tersebut. Hal ini tentu tidak
susah diatur dan diarahkan begitupun sebaliknya terkadang seorang guru pendidik
46
f. Dilaksanakan Jum‟at ibadah yang dikaitkan dengan membaca Al-
Qur‟an dengan baik yang disebut dengan Tahsinul
Qira‟ah( memperbaiki bacaan). 440
Faktor pendukung :
“setiap peserta didik disuruh membawa Al-Qur‟an karena sebelum memulai
pembelajaran guru tersebut melaksanakan tadarrus, dan di sekolah tersebut
menyediakan Al-Qur‟an untuk peserta didik yang lupa membawa Al-Qur‟an”. 5
Faktor penghambat:
“Peserta didik terpengaruh dengan lingkungan masyarakat dalam hal ini
pergaulan dengan teman-temannya untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti
main game, menonton TV yang menampilkan hiburan yang sama sekali tidak
bermanfaat. 741
404
Sutrini, S. Pd.I., M. Pd Guru Pendidikan Agama Islam (Wawancara, 11 juli 2022)
414
Nurintan, pesert didik (wawancara 11 juli 2022)
5
Sutrini, S. Pd.I., M. Pd Guru Pendidikan Agama Islam (Wawancara, 11 juli 2022)
6
Nurintan, pesert didik (wawancara 11 juli 2022)
47
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa
jawaban yang diutarakan oleh para respon hampir sama dimana ada berbagai
faktor pendukung dalam perkembangan belajar peserta didik yaitu adanya sarana
dan prasarana untuk melakukan berbagai kegaitan yang menunjang hasil belajar
peserta didik seperti tadarrus Al-Qur‟an setiap hari kepada peserta didik itu
sendiri dan Dilaksanakan Jum‟at ibadah yang dikaitkan dengan membaca Al-
Qur‟an yang diterapkan untuk mata pelajaran Agama Islam ini sangat terbatas
waktu yang digunakan untuk belajar membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar.
Selatan sudah berjalan dengan baik karena dukungan dari pendidik , masyarakat
yang turut berperan dalam mengatasi kesulitan siswa dalam membaca Al-Qur‟an
dan Terjemahannya.
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peran seorang guru sangat penting dalam perkembangan belajar seorang peserta
didik. Adapun secara umum peran guru PAI yaitu mendidik, mengarahkan
serta membina peserta didik. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi kesulitan
perhitungan nilai rata-rata skor penelitian peserta didik sebesar 80%, dimana
ada dua aspek yaitu pada aspek kemampuan siswa dan aspek tanggapan siswa
2. Perkembangan belajar seorang peserta didik dalam membaca dan menulis al-
Qur‟an akan terlihat gambarannya setelah peserta didik melalui tingkatan suatu
49
5 Konawe Selatan terdapat beberapa siswa yang masih kurang mampu dalam
3. Hasil dari perkembangan belajar peserta didik dalam membaca al-Qur‟an tidak
kesulitan yang ditemui oleh peserta didik bisa teratasi atau malah
dalam mengatasi kesuitan peserta didik salah satunya yang paling penting yaitu
adanya sarana dan prasarana yang mendukung setiap kegiatan yang akan
B. Saran
diluangkan dalam skripsi ini dan mempunyai sumbangsi moril bagi masyarakat,
1. Kepada guru untuk lebih memperhatikan potensi siswa dan kreativitas yang
50
3. Diharapkan agar hubungan antara sekolah dan masyarakat setempat lebih
lingkungannya
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al karim
Aswar Zain, Dan Syaiful Bahri Djamarah , 2006. Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta
Arif,Arifuddin, 2008. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta
Djamarah, Syaiful Bahri , 2005. Guru Dan Anak didik Dalam Interaksi Edukatif
“Suatu Pendekatan Teotitis Psikologis”, Jakarta
Darajat,Zakiyah, Ilmu Pendidkan Islam, 2014. Jakarta
Extanti, Inung. Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-
Qur’an Siswa di SMP Negeri 1 Semen Kediri
Fuad Ihsan, dan Hamdani, 1998. Filsafat Pendidikan Agama Islam, Bandung:CV.
Pustaka Setia
Marrimba,Ahmad D., 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung:AlMa‟arif
Muhammad Uzer, 1994. Menjadi Guru Profesional, Bandung:Remaja Rosda
Karya
Mulyasa, 1995. Menjadi Guru Profesional, Bandung:Remaja Rosdakarya
Marrimba,Ahmad D., 1980. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
Bandung:AlMa‟arif
Moh. Kasiram. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Cet. 2. Yogyakarta:
UIN-Maliki Press, 2010.
51
Riyadh,Sa‟ad, 2007. Anakku, Cintailah Al-Qur’an, Jakarta
Sadirman A.M, Interaksi Dan Motivas
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar.
Stephane Dan Ann,Zipprich Mary, 2009. Building Story Schema:Using Patrened
Boks As Mean Of Instruction For Student With Disablities, Thausand Oak,
CA:Sage Publication
Slameto, 2008. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Bina
Aksara
Saleh,Rahman Abdul, 2005. Pendidikan Agama Dan Pengembangan Watak
Bangsa, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Taher,Thahroni, 2005. PsikologiPembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun, 2003. Tentang Sisstem Pendidikan Agama
Usman,
Uzer, Moh, Mengemukakan Pendapatnya Tentang Perilaku Agama Islam
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun, 2003. Tentang Sisstem Pendidikan Agama
Selvi Indramaya, “Pengaruh Keterampilan Guru Dalam Mengatasi Siswa Dalam
membaca Al-Qura’an Pada Kelas X di SMA Negeri 1 Marga Tiga Lampung
Timur Tahun Pelajaran 2010/2011”, Stain Jurai Siwo Metro, 2010.
Satria. (2017). Peran Guru Fiqih Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas VIII Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Yaqin
Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir, (Online),
(file:///E:/SATRIA%20(13210248).pdf), diakses 2 Agustus 2020.
Sudikan, Setya Yuwana . 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya : Citra
Wacana
Tarwiyah, Siti .Upaya Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-
Qur’an Siswa di SMP Negeri 1 Semen Kediri. Skripsi Program Studi
Agama Islam, UniversitasIslam Negri Syarif Hidayatullah.
52
Zuharini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam
LAMPIRAN
53
Foto Dokumentasi Penelitian
54
55