Anda di halaman 1dari 67

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang maju dan berhasil sangat penting bagi kehidupan manusia, karenanya tinggi derajat seseorang tergantung taraf pendidikannya, hal ini sebagai mana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut:


Demikian juga dalam surah Az-Zumar ayat 9, Allah SWT berfirman. .....

....

Berdasarkan ayat-ayat di atas jelaslah perbedaan antara orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan, terutama dalam menghadapi kemajuan zaman yang penuh dengan pertentangan dan cobaan, untuk menghadapi semua itu maka media pendidikanlah yang dianggap salah satu media yang ampuh, selain keimanandan ketaqwaan tentunya. Berkenaan dengan maksud di atas salah satu cara untuk mencerdaskan bangsa, hal ini senada degan tujuan pendidikan nasional yang terutama dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Karakteristik kurikulum yang mencakup didalamnya penuyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum seperti pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan program atau rencana pengajaran tahunan, persiapan harian dan mingguan, dan sebagainya memerlukan manajemen yang terorganisir. Guru adalah pendidikan profesional dan ilmuan dengan tugas utama mentranformasika, mengembanmgakn, dan menyeberluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengambdian kepada masyarakat. Dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tersebut di atas jelaslah terlihat adanya pemikiran yang dapat mengembangkan suatu iklim belajar mengajar dimana iklim itu dapat menumbuhkan kondisi yang bersikap dan berprilaku terampil. Pengembangan sporadis di beberapa pesantren utama telah mengambil bentuk kegiatan pokok, Pertama, pengembangan yang mengambil bentuk berdirinya beberapa sekolah non-agama (seperti SMP dan SMA) disamping sekolah-sekolah agama tradisional yang telah ada di pesantren. Bentuk yang

kedua adalah kegiatan pokok berupa penyempurnaan kurikulum campuran Agama dan Umum yang telah berada beberapa puluh tahun dan kemudian

Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.

dikembangkan dalam lembaga-lembaga kependidikan tingkat tinggi yang berupa fakultas-fakultas agama.2 Dalam kegiatan belajar mengajar tentu hasil mengajar tentu hasil yang ingin dicapai adalah sebuah keberhasilan. Keberhasilan dalam pembelajaran tidak terlepas dari peran aktif seorang guru, yang menyumbangkan kemampuan dan ilmunya dalam mencerdaskan anak didik, karena guru merupakan faktor penting dalam keberhasilan pendidikan sesuai yang diterangkan dalam UndangUndang tentang Sistem Pendidikan nasional bahwa: Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbing dan pelatihan.3 Adapun karakteristik yang ada di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar pembelajaran dengan menggunakan kitab kuning dan buku paket umum. Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru membaca kitab dan menterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan menjelaskan, sedangkan siswa mendengarkan dan menyimak serta mencatat apa yang telah dijelaskan oleh guru. Dalam upaya ini guru sangat menentukan sejauh mana kurikulum itu akan berhasil pelaksanaannya di sekolah. Karena itu dapat dilihat bahwa perwujudan kurikulum di sekolah dapat dikaitkan sebagai kurikulum tidak resmi. Maka dapat dipahami bahwa membina kurikulum bukan pekerjaan yang mudah, semua yang terkait dengan pembinaan
2

terhadap diri siswa harus

Abdurrahman Wahid. Bunga Rampai Pesantren, (CV. Dharma Bhakti, 1989), h.158-

159. Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam UndangUndang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), h. 51.
3

dipikirkan matang-matang agar hasil ang diperoleh dapat bermanfaat dalam kehidupan anak didik.4 Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang karakteristik kurikulum pesantren, dengan judul Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

B. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk memudahkan dalam memahami maksud dari judul diatas. Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas, yakni : 1. Karakteristik Karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.5 Jadi yang dimakusud dengan krakteritis disini adalah ciri-ciri khusus pengajaran agama Islam Kurikulum Pesantren, seperti menggunakan kitab kuning, kurikulum lebih banyak pendidikan agama, siswa dituntut untuk melaksanakan ibadah. 2. Pengajaran Pengajaran berasal dari kata ajar yang berarti nasehat, cara-cara atau petunjuk yang disampaikan kepada orang agar diketahui atau dituruti.6 Jadi yang dimaksud dengan Pengajaran adalah proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi kepada siswa.
4

Ahmad, dkk, Pegembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke.11, h. Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), h.327. Santoso, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: CV.Pustaka Agung, tth), h.21

161-162.
5 6

3. Kurikulum Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pedidikan.7 4. Pesantren Pesantren adalah asrama tempat para santri memperdalam ilmu/ mengaji.8 5. Guru Guru adalah orang yang kerjanya mengajar, perguruan, sekolah, Guru adalah

gedung tempat belajar, perguruan tinggi , universitas.9

pendidik profesioal dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.10 6. Madrasah Madarasah adalah sekolah atau perguruan berdasarkan agama Islam.11 Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah ciri khusus kurikulum Pondok Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

C. Rumusan Masalah
Aditya Nagara, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998), h.358 8 Ibid. h.446. 9 Dese Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), h. 161. 10 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosesn, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008)., h..3 11 Ibid. h.380.
7

Beranjak dari latar belakang masalah dan penegasan judul diatas maka penulis dapat merumuskan permaslahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar? 2. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar?

D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas maka tujuan pendidikan yang akan dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

E. Signifikansi Penelitian Hasil dari penelitian ini berguna : 1. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi usaha meningkatkan karakteritik kurikulum pesantren di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, khususnya dalam masalah yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. 3. Sebagai bahan bacaan dan memperkaya khazanah perpustakaan STAI Darussalam Martapura. 4. Sebagai bahan study dan perbandiangan untuk penelitian lebih lanjut.

F. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulisan untuk menulis judul diatas: 1. Pelaksanan karakterisik kurikulum pesantren pada Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar di perlukan, karena Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar menggunakan pesantren. 2. Karakteritik kurikulum pesantren adalah cara yang efektif digunakan pada Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar yang menggabungkan antara kurikulum umum dengan kurikulum pesantren. 3. sistem karakteritik kurikulum pesantren adalah strategi meningkatkan belajar mengajar di sekolah, maka terlaksana atau tidaknya sistem ini sangat tergantung pada pihak guru sebagai orang yang memegang kendali dalam proses belajar mengajar di sekolah.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis bagi kedalam lima bab pembahasan dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang, penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Tinjauan teoritis berisi tentang Pengertian Pondok Pesantren, Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren, Kurikulum Pesantren Sebagai Kebutuhan Maysarakat BAB III Metode penelitian, yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian, sumber data, teknik pengolahan data dan analisa data. BAB IV Laporan hasil penelitian, mencakup gambaran umum lokasi penelitian penyajian data, dan analisis data. BAB V Penutup, mencakup tentang kesimpulan dan saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengajaran Siapapun tidak akan pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam ciri setiap pribadi anak didik. Pengajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang megajar dan anak yangbelajar. Perpaduan dari kedua unsur manusia ini lah terjadi interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pegajaran dilaksanakan.12 Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaliknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar megajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan. Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan pengajaran yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran.

B. Macam-macam Komponen Pengajaran Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan pengajaran 9
12

megandung

Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Banjarmasin: Rineka Cipta, 1995), h.37.

10

sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegaitan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. 1. Tujuan Tujuan adalah cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan

suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan pengajaran itu akan dibawa. Tujuan dalam pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normative. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah.13 Ny. Dr. Roestiyah. N.K mengatakan bahwa suatu tujuan

pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekdar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.14 2. Bahan Pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu guru yang akan megajar pasti memiliki dan

13 14

Ibid. h.42 Ibid. H.42-43.

11

menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.15 3. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan belajar megajar adalah initi kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan

semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.16 4. Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologis dan pendidikan.17 5. Alat Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesutu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkap, alat sebagai pembantu mempermudah usaha untuk mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.18 6. Sumber Pelajaran
15 16

Ibid. h.43. Ibid. h.44 17 Ibid. h.46. 18 Abu Ahmad dan Widodo Supriyono, Psikologi Beljaar, (jakarta: Rinek Cipta, 1991), h.47.

12

Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat diperguanakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengertahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnyabelajar adalah untuk mendpaatkan hal-hal baru (perubahan).19 7. Evaluasi Roestiyah N.K mengatakan bahwa evaluasi kegiatan

mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersagkutan degan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil eblajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.20

C. Karakteritik Pengajaran Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pengajaran tidak terlepas dari karakteristik tetrentu, yang menurut Edi Suardi sebagai berikut: 1. Pengajaran memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. 2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Kegiatan belajar mengajar ditandai degan suatu penggarapan materi yang khusus. 4. Ditandai dalam aktivitas anak didik 5. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing
19 20

Syaiful Bahri Djamrah, op.cit, h.48. Ibid, h.50.

13

6. Dalam kegiatan belajar megajarmembutuhkan disiplin 7. Ada batas waktu 8. Evaluasi, dari seluruh kegiatan di atas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa diabaikan, setelah guru pengajaran.21 melaksananakn kegaitan

D Pengertian Pondok Pesantren Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling mempengaruhi. Sebagian besar pesantren berkembang dari adanya dukungan masyarakat, dan secara sederhana muncul atau berdirinya pesantren merupakan inisiatif masyarakat baik secara individual maupun kolektif. Begitu pula sebaliknya perubahan sosial dalam masyarakat merupakan dinamika kegiatan pondok pesantren dalam pendidikan dan kemasyarakatan. Berdasarkan kondisi pesantren yang sedemikian rupa, maka konsep pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat. Dampak yang jelas adalah terjadi adalah terjadi perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan perkembangan masyarakat. Dengan demikian pondok pesantren berubah tampil sebagai lembaga pendidikan yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial. Bahkan lebih jauh dari itu pesantren menjadi konsep pendidikan sosial dalam masyarakat Muslim baik di desa maupun di kota.22
21 22

Ibid.h.39-41. M. Bahri Ghazali, MA, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002),

hal. 13

14

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran slam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan pondok pesantren menunjukan bahwa lembaga ini tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya sebagai pengajaran ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) sehingga dari pesantren lahir para kader ulama, guru agama, mubaligh yang sangat dibutuhkan masyarakat. Pondok adalah rumah untuk sementara waktu; untuk merendahkan diri; Madrasah atau asrama (tempat mengaji, belajar agama Islam dsb). Pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana. Setiap pesantren pada umumnya memiliki pondokan. Pondok dalam pesantren pada dasarnya merupakan dua kata yang sering penyebutannya tidak dipisahkan menjadi "Pondok Pesantren", yang berarti keberadaan pondok dalam dan pesantren merupakan pengajaran wadah ilmu

penggemblengan, pengetahuan.23

pembinaan

pendidikan

serta

Pengertian Pondok Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe- dan akhiran -an berarti tempat tinggal santri. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang bercirikan adanya kyai, pondokan dan santri yang mukmin. Menurut kamus umum bahasa Indonesia "pesantren adalah sebagai asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji". Drs. H. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Dilihat dari katanya pesantren
23

Ibid. h.19.

15

berasal dari kata "santri" mendapatkan awalan pe dan akhiran an, yang berarti tempat untuk tempat tinggal. Sedangkan kata pondok dalam bahasa Indonesia berarti kamar dengan bangunan yang sederhana. Pondok dalam bahasa Arab bisa berarti funduq yang berarti kamar tidur atau tempat untuk tempat tinggal yang terbuat dari bambu. Santri adalah model manusia yang terbaik dalam umat Rasulullah SAW, sebagaimana yang disyariatkan dalam sebuah Hadits: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan yang mengajarkan nya. Menurut Nurcholish Madjid ada dua pendapat berkaitan dengan istilah pesantren. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa "santri" berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sanskerta yang artinya melek huruf, kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata cantrik, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.24 Melihat pengertian di atas penulis mengartikan pesantren sebagai tempat pendidikan Islam baik formal ataupun non-formal, sebagaimana tempat untuk beribadah dan mencari ilmu kepada guru atau kyai yang dijadikan sebagai figur dan moral force bagi seluruh penghuni pondok dan juga kepada masyarakat di sekelilingnya.

E. Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren Setiap bangunan yang kokoh dan kuat haruslah mempunyai dasar pijakan yang kokoh dan kuat pula, agar bangunan tersebut dapat berdiri tegak.
24

Anonim, Apa Itu ondok Pesantren http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01

16

Demikian pula suatu usaha, kegiatan dan tindakan sadar dan disengaja harus mempunyai dasar sebagai tempat berpijak yang kokoh. Oleh sebab itu pendidikan Islam sebagai pendidikan yang berusaha membentuk manusiamanusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau lebih jauh lagi menciptakan "insanul kamil", tentunya harus mempunyai landasan yang kokoh pula, agar semua kegiatan yang tercakup dalam dimensi pendidikan Islam selalu terjalin dan tetap tegak di dunia ini. Pesantren memiliki tujuan yang secara esensial, adalah tujuan pendidikan Islam itu sendiri, yaitu mewujudkan manusia-manusia yang mampu merealisasikan 'ubudiyah kepada Allah dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat serta agar menjadi manusia yang mampu menjalankan fungsi dan perannya sebagai kholifah dimuka bumi. Tujuan pendidikan pesantren tersebut dapat diperinci dalam sasaran umum dan khusus. Secara umum tujuan pendidikan di pesantren adalah : 1. Pembentukan kepribadian Muslim 2. Mencetak da'i yang handal Adapun sasaran khususnya adalah membentuk santri yang memiliki karakteristik: 1. Bersih aqidahnya (salimu al-Aqidah) 2. Shohih ibadahnya (Shohu al-Ibadah) 3. Kokoh kepribadian / akhlaqnya (Matinu al-Khuluq) 4. Kuat fisiknya (Qowiyu al-Jism) 5. Tajam / terdidik pemikirannya (Mutsaqol fikr) 6. Efisien mengatur waktunya (Haris 'Ala Waqtihi)

17

7. Mampu berusaha dan mandiri (Qodir 'Ala al-Kasb) 8. Bermanfaat bagi sesama (Nafi' Li Ghoirih). Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.25 Dengan sasaran seperti yang tercantum yang di atas, di harapkan setelah menyelesaikan tugas belajarnya di pesantren, santri memiliki sifat Tafaqqohu fi al-Dien yakni memiliki pemahaman aqidah yang benar dan menyeluruh sehingga mampu menjadi lambang kekuatan dan mampu mereformasikan diri dan lingkungannya melalui gerakan da'wah yang terorganisasi menuju ke pembaharuan Islam yang memiliki target: 1. Membentuk kepemimpinan Islam 2. Membentuk opini publik yang Islami 3. Mempersiapkan iklim yang kondusif di dunia Islam agar da'wah subur Tujuan dan sasaran pendidikan Pesantren tersebut dapat direalisasikan sesuai dengan orientasi pendidikan di Pesantren. Pesantren adalah lembaga strategis bagi kaderisasi Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan kata lain merupakan suatu lembaga untuk mewujudkan manusia yang solih menurut pandangan Islam dengan dua bentuk spesialisasi ulama dalam bidang syari'at dan ulama dalam bidang ilmu kauniyah. Karakteristik kurikulum dalam pesantren yang terfokus pada ilmu agama seperti di atas, tidak lepas dari tujuan pondok pesantren itu sendiri. Adapun tujuan pondok pesantren dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut.
Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984), hal. 21
25

18

Tujuan umum pesantren adalah membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islami yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya. Tujuan khusus pesentren adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang bersangkutan, serta mengamalkannya dalam masyarakat. Dewasa ini, kalangan pesantren (termasuk pesantren salaf) mulai menerapkan sistem Madrasah. Kelas-kelas dibentuk secara berjenjang dengan tetap memakai kurikulum dan materi pelajaran dari kitab-kitab kuning, dilengkapi pelatihan ketrampilan seperti menjahit, mengetik, dan bertukang. Sistem ini kurikulumnya masih sangat umum tidak secara jelas dan terperinci. Tetapi, yang jelas semua pelajaran tersebut telah mencakup segala aspek kebutuhan santri dalam sehari semalam.20 Kurikulum yang berkaitan dengan materi pengajian berkisar pada ilmu-ilmu agama dengan segala bidangnya seperti disebut sebelumnya. Kendati demikian, tidak berarti ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan di pesantren-pesantren sama dan seragam. Pada umumnya, setiap pesantren mempunyai penekanan atau ciri tersendiri dalam hal-hal ilmu yang diberikan. Oleh karena itu, sulit bahkan mustahil menyamaratakan sistem dan kurikulum pesantren seperti yang pernah diusulkan.26

F. Kurikulum Pesantren Sebagai Kebutuhan Maysarakat Kurikulum sebagai bagian dari kebutuhan pendidikan masyarakat merupakan rancangan pendidikan yang diarahkan untuk keberhasilan belajar
26

Anonim, op.cit.

19

mengajar guru dan peserta didik, sehingga keberadaan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan sosial budaya yang sedang dibangun dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat juga mampu mengevaluasi jalannya pendidikan yang berkembang dalam sebuah lembaga pendidikan seperti madrasah, sekolah atau pesantren. Realitas pendidikan yang telah ada mengacu kepada pendidikan Islam sebagai sumber munculnya pengetahuan (wawasan), sehingga pendidikan Islam mampu mengangkat citra moral dan membangkitkan semangat juang masyarakat dari pra-kemerdekaan sampai pasca-kemerdekaan. Abad terdahulu muncul sebuah pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang membina dan mengembangkan ajaran agama Islam. Hal ini dapat kita lihat pada lulusan dari pesantren yang banyak berkecimpung dalam masyarakat sebagai abdi-abdi agama, banyak mereka menjadi Kyai/ Ulama, intelektual muslim, asatidz, ilmuwan dan sebagainya. Meskipun pada Konggres Pesantren pada th. 1970 di Solo telah terungkap daftar panjang keluhan yang semuanya berhubungan dengan kurangnya penilaian terhadap pesantren, bahwa pesantren tidak lain hanya merupakan penampungan dari anak-anak yang gagal dalam melanjutkan pendidikan di sekolah umum, sehingga terkesan terpaksa memasuki pendidikan di pesantren. Masyarakatpun jarang memasukkan anak-anaknya kepesantren dengan tulus ikhlas supaya dapat dibentuk menjadi masyarakat yang taat beribadah atau untuk dididik menjadi seorang kyai/ ulama. Oleh karena itu dunia pesantren dianggap hanya dapat memberikan konsumsi kehidupan akherat saja

20

Untuk dapat menanggulangi keluhan masyarakat tersebut lalu pesantren memberikan jalur-jalur kegiatan dalam pesantren melalui berbagai pendidikan di bidang keagamaan, berbangsa dan bermasyarakat yang diharapkan dapat mendidik para santri sesuai dengan kebutuhan masyarakat lingkungan santri serta dengan cara pengembangan kurikulum pesantren yang benar-benar diminati masyarakat. Untuk dapat membuat kurikulum yang tepat dan serasi dengan tujuan pendidikan maka harus dimulai dari menganalisa tujuan pendidikan itu.Tujuan pendidikan senantiasa berupaya mengungkapkan corak diri bernilai tinggi. Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif.27 Maka bagaimana masyarakat dapat diberdayakan demi kelangsungan hidup yang bahagia, sejahtera dan selamat. Disebabkan masyarakat bersifat dinamis sehingga akan dapat mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan adanya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan demikian, segala perubahan itu sedikit banyak mempengaruhi cara hidup dan cara berpikir manusia.28 Pendidikan Islam sangat mewarnai dunia Islam pada umumnya dalam segala bentuk kehidupan manusia, terlebih dalam lingkungan masyarakat tertentu, yaitu pendidikan yang terarah dan usaha sadar dalam rangka pengembangan potensi manusia kepada nilai-nilai Islam. Demikian menurut Mukti Ali, bahwa agama mempengaruhi jalannya masyarakat dan pertumbuhan masyarakat mempengaruhi pemikiran terhadap agama.29
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 59 28 S. Nasution, M.A., Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm.161 29 Mukti Ali dalam Imam Bawani., Tradisionalisme Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya,1993, hlm. 36
27

21

Dengan demikian pendidikan Islam mengembangkan dawah Islam terhadap masyarakat atau kepada umat Islam. Hal ini dapat kita tinjau di pondok pesantren Miftahussholihin Brayut. Kurikulum yang dikembangkan oleh pesantren ini dapat menelorkan kualifikasi lulusan yang lebih unggul di mata masyarakat. Pesantren ini telah mendapat dukungan dari masyarakat dalam mencetak santri berkualitas terutama bagi sarana dakwah dan peningkatan kader Dai dan keuntungan lain yang diperoleh alumnusnya. Dari sinilah pendidikan Islam ditanamkan oleh Pondok Pesantren Miftahussholihin yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan spiritual mereka. Maka dari pada itu maju mundurnya pendidikan pesantren ini ditentukan oleh besar kecilnya animo dan motivasi dari masyarakat yang mau berinteraksi kepadanya dengan baik. Madrasah yang berada di Pondok Pesantren Miftahussholihin mengelola sistem yang berlaku di sekolah-sekolah umum, tetapi pelajarannya ditekankan kepada pelajaran agama dimana perkembangannya menunjukkan signal yang signifikan dari tahun ke tahun, baik dari faktor manusia maupun faktor pendidikan atau dari sarana-prasarana yang memadai. Pesantren-pesantren yang berkembang pada masa pra kemerdekaan sebagian besar bersifat tradisional, artinya sistem pendidikan menggunakan sistem sorogan dan terbatas pada materi-materi kitab-kitab klasik dan santrinya tidak dibedakan berdasarkan kelas. Hanya ada beberapa pesantren yang melakukan perubahan dengan sistem modern, yaitu santri-santri dikelompokkan dalam kelas dengan materi yang bervariasi termasuk ada

22

tambahan materi ketrampilan.30 Keberadaan Pondok Pesantren Miftahussholihin berarti telah

memberikan sumbangan dalam pembangunan pendidikan di bidang agama. Di samping kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan bakat anak didik, agar keterampilan dalam segala bidang yang relevan dengan tugas kehidupan bermasyarakat dapat berhasil bahkan mampu berdakwah

dengannya yang hasilnya lebih efektif dari pada hanya dengan berkhutbah saja. Pendidikannya-pun tidak bersifat dikotomis, dimana mengajarkan pengetahuan agama seperti; Tafsir, Quran-Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, juga menambahkan kurikulum lembaga pendidikannya pengetahuan umum, seperti; ilmu alam, ilmu hayat, ilmu pasti, sejarah, tata negara, ilmu bumi, ilmu pendidikan, ilmu jiwa dan sebagainya. Khususnya pengajaran bahasa ditempuh dengan metode langsung (Direct Method) yang diarahkan kepada penguasaan bahasa secara aktif dengan cara memperbanyak latihan (drill), baik lisan maupun tulisan pada hari-hari tertentu.

G. Karakteristik Pondok Pesantren Pondok pesantren atau pesantren dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam bidang pendidikan Islam, memiliki peran yang amat signifikan. Pesantren merupakan institusi pembentuk kebudayaan Islam di Indonesia. Keberadaannya cukup mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Selain sebagai agen pencerahan iman bagi santri dan umat Islam di lingkungannya
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm. 156
30

23

masing-masing, pesantren juga berperan sebagai agen transformasi kultural yang dapat membawa pesan-pesan solidaritas dan perdamaian. Pengajaran alif-ba-ta-tsa yang menjadi tradisi di pesantren, misalnya, merupakan gerbang untuk memasuki budaya yang berbeda dengan budaya masyarakat yang ada. Lantaran itu, masyarakat Indonesia pada masa lalu secara tidak langsung terdorong untuk menguasai bahasa Arab yang menjadi salah satu lingua franca atau bahasa komunikasi di berbagai kota pelabuhan Nusantara dan kawasan kerajaan-kerajaan di sepanjang pantai Samudera Hindia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dapat berkiprah dan berinteraksi dengan masyarakat dari bangsa lain. Dengan dasar alif-ba-ta-tsa tadi interaksi ulama dan masyarakat Nusantara pada umumnya menjadi semakin luas. Dampaknya, banyak anggota masyarakat yang melakukan ibadah haji ke Mekah, Arab Saudi. Melalui "interaksi internasional" itu pulalah para ulama semakin memiliki kedalaman pandangan dan pemikiran keagamaan dalam kacamata nasional maupun dunia. Pesantren atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan dan keagamaan Islam. Istilah pondok diperkirakan berasal dari bahasa Arab, yaitu tunduk yang berarti rumah penginapan atau hotel. Dalam konteks masyarakat Jawa, pemahaman tentang pesantren serupa dengan padepokan yang di dalam lingkungannya terdapat komplek perumahan untuk tempat tinggal para santri (murid). Perumahan itu biasanya berupa petak-petak kamar selayaknya asrama. Pada umumnya komplek pesantren terdiri dari rumah kiai, masjid, pondok tempat tinggal santri, dan ruangan belajar. Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa pesantren berasal dari kata santri. Awalan pe- dan akhiran

24

-an pada kata pesantren bermakna "tempat tinggal para santri". Sementara itu, istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji. Pengertian lain tentang istilah santri berasal dari bahasa India, yaitu shastri yang mengacu pada orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama, atau buku-buku ilmu dan pengetahuan. Dua pengertian tentang pesantren dari bahasa Tamil dan India itu berasal dari ilmuwan asing, yaitu Profesor Johns dan C.C. Berg.31 Dalam pandangan Abdurrahman Wahid, pesantren merupakan lingkungan kehidupan yang unik secara lahiriah. Di lingkungan pesantren biasanya berdiri beberapa buah bangunan, yaitu rumah pengasuh, surau atau masjid, tempat belajar-mengajar atau madrasah yang berkonotasi sekolah, dan asrama tempat tinggal santri. Istilah pengasuh di Jawa disebut kiai; di Sunda disebut ajengan; di Madura disebut nun atau bendara yang disingkat ra; di Aceh disebut tengku, di Sumatera Utara atau Tapanuli disebut syaikh, di Minangkabau disebut buya, di Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, atau Kalimantan Tengah disebut tuan guru, dan beragam sebutan lagi di berbagai daerah di Nusantara. Sementara itu, kata santri dipinjam dari bahasa Sansekarta dengan perubahan pengertian. Berdasar pola kehidupannya sehari-hari yang sangat berbeda dengan pola hidup masyarakat di luarnya, pesantren dapat dikatakan sebagai subkultur. Misalnya, komunitas pesantren menandai waktu tidak dengan istilah pagi, siang, sore atau malam seperti dipakai masyarakat umum, tetapi dengan istilah berdasarkan siklus
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982), h.18.
31

25

shalat lima waktu seperti subuh, dhuhur, ashar, dan maghrib.32 Simpulnya, keunikan pesantren sebagai subkultur yang dimaksud Abdurrahman Wahid tersebut menyangkut tata nilai, cara dan pandangan hidup, serta hirarki kekuasaan tertentu di antara santri (murid) dan pengasuh (kiai/guru) serta masyarakat sekitarnya. Namun, tidak berarti komunitas pesantren terpisah atau memisahkan diri dari lingkungan masyarakat di sekitarnya. Pesantren merupakan sumber penting bagi pendidikan humaniora di perdesaan. Sebagaimana istana, pesantren dapat menjadi pusat kegiatan atau kreatifitas masyarakat. Tradisi pesantren di Jawa, misalnya, yang memiliki bentuk tersendiri merupakan sebuah subkultur dalam kebudayaan Jawa. Pola ini tentunya tidak jauh berbeda dengan tradisi pesantren di luar Jawa. Apalagi, usia tradisi pesantren setara dengan usia masuknya Islam ke Indonesia. Oleh sebab itu, pesantren menjadi bagian dari mata rantai pendidikan Islam universal. Selain dari sumber-sumber lokal, pesantren juga mendapat pasokan ilmu dan pengetahuan dari sumber-sumber asing.33 Istilah pondok, pesantren, dan santri sendiri masih banyak

diperdebatkan oleh kalangan peneliti pesantren, tetapi polemik itu berkisar masalah definisi dan asal-usul kata. Substansi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Nusantara yang bersifat konsentrasi atau spesial tidak menjadi keraguan. Pesantren dengan segala kemajemukan sistem pendidikan dan
32

Abdurrahman Wahid, 1985, "Pesantren sebagai Subkultur," (Jakarta: LP3ES, 1985),

h.39-40. Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Edisi Paripurna, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h.55-56.
33

26

institusionalisasinya telah membuka ruang belajar yang luas bagi rakyat saat pendidikan hanya dapat dinikmati kalangan elit. Eksistensi pesantren terbukti dalam rentang sejarah yang cukup panjang. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren dapat menembus ruang-masa yang berat, yaitu zaman penjajahan yang kejam dan zaman kemerdekaan yang penuh konflik. Pengalaman itulah yang membentuk karakter atau ciri khas pesantren yang tidak dimiliki lembaga pendidikan nonpesantren. Dalam sepanjang masa perjalanannya pesantren tetap diminati dan menjadi pilihan utama bagi generasi muda muslim. Pesantren telah membentuk citra tersendiri karena ketahanan karakternya. Karakteristik pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier34 dapat dilihat dari pola umum pendidikan Islam tradisional, tradisi rihlah (perjalanan mencari ilmu), dan sistem pengajaran. Karakter yang lain dari pesantren yang disebut sebagai great traditions atau tradisi yang agung, seperti barokah dan pahala-pahala. Fenomena lain dari pesantren yang menjadi khas adalah jiwanya, yaitu ruh yang mendasari dan meresapi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh segenap civitas akademika pesantren. Ruh tersebut terumus dalam prinsip yang disebut panca jiwa35 pesantren, yaitu 1) keikhlasan; 2) kesederhanaan; 3) persaudaraan; 4) mandiri; dan 5) merdeka atau otonom. Selain itu, terdapat elemen-elemen yang harus dimiliki sebuah pesantren, yaitu pondok, masjid, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, kiai sebagai pendiri dan pimpinan, dan tentu saja santri sebagai siswa penuntut
Zamakhsyari Dhofier, op. cit., hlm. 18-43. Wahib Wahab, "Pendidikan Pesantren: Antara Tantangan dan Harapan (Ikhtiar Pemberdayaan Pendidikan Pesanten)," (Pasuruan: PP. Ar-Raudloh, 2006),h35 34

27

ilmu. Khusus istilah kiai terdapat banyak makna, antara lain 1) sebutan untuk alim ulama atau cerdik pandai dalam agama Islam; 2) sebutan untuk guru ilmu ghaib atau dukun; 3) sebutan untuk kepala distrik di Kalimantan Selatan; 4) sebutan untuk benda-benda bertuah, seperti senjata, gamelan, kereta, dan lainlain; dan 5) sebutan untuk hewan-hewan bertuah, seperti harimau, buaya, dan lain-lain. Dalam bahasa Jawa, istilah kiai digunakan sebagai gelar kehormatan untuk benda-benda keramat, untuk panggilan hormat pada orangtua umumnya, dan gelar untuk orang yang ahli agama Islam atau pemimpin pesantren. Namun, ada pula orang yang ahli dalam agama Islam dan memiliki amalanamalan ibadah yang kuat serta berpengaruh di masyarakat juga disebut kiai, meski tidak memimpin pesantren, seperti Kiai Ali Yafie, Kiai Abdul Muchith Muzadi, Kiai Yasin Yusuf, atau Kiai Zainuddin MZ. Menurut Hanun

Asrohah,36 karakter utama pesantren Indonesia terletak pada pembelajaran kitab kuning yang kebanyakan merupakan karya ulama Nusantara. Kecuali pembelajaran kitab kuning, keempat elemen yang terdapat di lingkungan pesantren di atas juga terdapat di lembaga pendidikan sejenis di Timur Tengah. (Bersambung)

Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), h.xii.

36

28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan lapangan (Field Research). dalam peneliatian ini adalah

B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitain ini adalah 5 orang guru mata pelajaran PAI Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Kemudian, yang menjadi objek penelitian ini adalah Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

C. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

29

1. Data Data yang akan digali dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data pokok dan data penunjang: a. Data pokok 1) Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum

Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, meliputi : a) Tujuan Pengajaran b) Prosedur pengajaran 29 c) Kegiatan belajar mengajar d) Aktivitas anak didik e) Bimbingan Guru dalam mengajar f) Disiplin pengajaran g) Batas waktu pengajaran h) Evaluasi pengajaran c. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: 1) Faktor Latar Belakang Pendidikan guru 2) Faktor Pengalaman guru 3) Faktor Sarana dan Prasarana 4) Faktor Lingkungan b. Data penunjang Data ini merupakan data pelengkap yaitu yang bersifat

30

mendukung data pokok, meliputi: 1) Gambaran umum lokasi penelitian, letak geografis, sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar 2) Keadaan sarana dan prasarana sekolah 3) Keadaan guru, keadaan staf tata usaha dan keadaan murid 2. Sumber Data Untuk mendapatkan data tersebut diatas penulis menggalinya melalui sumber data sebagai berikut: a. Responden: guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Banjar b. Informan : yaitu Siswa, Kepala Sekolah, dan staf tata usaha. c. Dokumen, berupa catatan-catatan yang memuat Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu: a. Wawancara Teknik ini menggunakan sebagai teknik pokok untuk Kecamatan Astambul Kabupaten

memperoleh data Karakteristik Pengajaran

Agama Islam Kurikulum

Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

31

b. Observasi Teknik ini digunakan untuk memperkuat data yang telah di gali melalui teknik wawancara, yakni dengan mengadakan pengamatan langsung kelokasi penelitian meliputi penelitian pengamatan

Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar c. Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan meliputi gambaran umum Madrasah Tsanawiyah Sekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Untuk lebih ringkasnya mengenai data, sumber data dan teknik pengumpulan data inidapat dilihat pada matriks berikut ini: MATRIKS DATA, SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA No
1.

DATA
Data yanga berkenaan dengan Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. a) Tujuan Pengajaran b) Prosedur pengajaran c) Aktivitas belajar mengajar d) Aktivitas anak didik e) Bimbingan Guru dalam Mengajar f) Disiplin penganjaran g) Batas waktu pengajaran h) Evaluasi pengajaran Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah

Sumber Data

TPD

Guru Guru Guru Guru, Siswa Guru Guru Guru Guru

Wawancara Wawancara, Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara

2.

32

Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru b. Faktor Pengalaman guru c. Faktor Sarana dan Prasaran d. Faktor Lingkungan 3. Gambaran umum lokasi

Guru Guru Guru Kepala Madrasah Kepala Sekolah

Wawancara Wawancara Wawancara, Observasi Wawancara, Observasi Wawancara, Observasi, Dokomentasi

D. Kerangka Dasar Penelitian Dalam penelitian ini data yang digali adalah tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar yang disajikan sebagai variabel terikat (dependent variable), dilambangkan dengan "Y", sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam

Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar di jadikan variabel bebas (endependent variable), yang di lambangkan dengan "X". Hubungan antara kedua variable tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut ini : SKEMA Variabel bebas (Independent Variabel) X1 X2 X3 X4 Y Variabel terikat (Dependent Variabel)

33

Keterangan : Y : Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di

Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pungaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: X1 : X2 : X3 : X4 : Faktor Latar Belakang Pendidikan guru Faktor Pengalaman guru Faktor Sarana dan Prasarana Faktor Lingkungan

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 1. Teknik Pengolahan Data a. Editing Pada tahap ini dilakukan pengolahan kembali data yang terkumpul baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi untuk mengetahui apakah jawaban yang telah terisi lengkap atau kurang dan apakah dapat di pergunakan atau tidak. b. Interprestasi data Dalam pengambilan kesimpulan akhir terhadap data yang telah diperoleh. 2. Analisis data

34

Setelah data di sajikan diinterprestasikan, selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis deskriftif kualitatif,

kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode indukatif yaitu pengambilan kesimpulan dari yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum. F. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang penulis lakukan, yaitu 1. Tahap pendahuluan a. Mengadakan penjajakan awal terhadap lokasi penelitian b. Konsultasi dengan dosen pembimbing c. Mengajukan desain proposal skripsi 2. Tahap persiapan a. Melakukan seminar proposal b. Mengkonsultasikan hasil seminar dengan dosen pembimbing c. Membuat pedoman wawancara d. Mohon surat riset 3. Tahap pelaksanaan a. Menyampaikan surat riset kepada pihak-pihak yang bersangkutan b. Mengadakan informasi c. mengumpulkan data d. Mengolah data, menganalisis 4. Tahap penyusunan laporan a. Melaksanakan penyusunan laporan hasil penelitian yang ditulis dalam observasi dan wawancara dengan responden

35

bentuk skripsi b. Mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing. c. Setelah skripsi di koreksi maka siap diajukan ke sidang munaqasah skripsi BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah singkat berdirinya MTs. Syekh Khalid Sekolah Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran berdiri atas prakarsa Guru H. Anang Masyuni bersama guru H. Syarkawi. Madrasah Tsanawiyah syekh Khalid terletak di Jl. Niaga RT. 01 RW. 01 Pingaran Ilir Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid terdiri atas dua bangunan utama. Bangunan pertama bediri pada tahun 1983. Adapun latar belakang berdirinya Madrasah ini atas swadaya masyarakat dan pemerintah pada tahun 1984 dibangun kembali lokal baru, dengan tujuan untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan baik umum maupun Agama pada penerus-penerus (keturunan) dimasa yang akan datang agar berguna bagi dirinya, orang lain dan orang yang beraa disekitarnya, masyarakat agama bangsa maupun negara dengan nomor statistik sekolah 2126 30306031 atau 303052 89. Adapun batasan-batasan Madrasag Tsanawiyah syekh Khalid Pingaran adalah: a. Sebelah utara berbatasan dengan persawahan

36

b. Sebelah Martapura)

selatan

berbatasan

dengan

jalan

beraspal (sungai

c. Sebelah barat berbatasan dengan tanah masyarakat d. Sebelah timur berbataan dengan rumah penduduk.

2. Keadaan Madrasah 36 Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid lokasi Jl. Niaga RT. 01 RW. 01 memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti ruang belajar, lapangan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Keadaan sarana dan fasilitas MTs. Syekh Khalid Tahun Ajaran 2010/2011 No Sarana dan Fasilitas Jumlah (buah) 1. Ruang Kepala Sekolah 1 2. Ruang Dewan Guru 1 3. Ruang Tata Usaha 1 4. Ruang Perpustakaan 1 5. Ruang Belajar 6 6. Mushalla 1 7. Lapangan 1 8. WC 1 Sumber data: Domumen tata usaha MTs. Syekh Khalid 3. Keadaan Guru dan Staf Administrasi Adapun jumlah guru pada Madrasah Tsanwiyah Syekh Khalid

berjumlah 29 orang, yang terdiri dari 1 orang guru tetap (PNS) dan 28 orang guru tidak tetap (honorer). Untuk lebih jelasnya mengenai data tentang keadaan guru dan

karyawan di MTs. Syekh Khalid Tahun ajaran 2010/2011. dapat dilihat pada tabel berikut:

37

Tabel 4.2 Keadaan guru MTs. Syekh Khalid Tahun Ajaran 2010/2011
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Nama H. Ahmad Bijuri Asnawi M. Nawawi H. Ag. Jumain H. Mahlan Taberani Muminin Ag. Salman, S.Md H. Ag. Mulkan Abdurrahman Rusnani Helmi, S.Ag Suryani, S.Pd H. Salman, Am.Pd Ahyani, S.Pd.I Pahruji, S.Ag Zainal Muttaqin, M.A Ahmad Munsyi Siti Hani, S.Pd Munawarah, S.Pd Helmiah, S.Ag Ernawati, S.Ag Ikrimah, S.Ag Maryati, S.Pd H. Rusda H.A.Ma Rusnawati, S.HI Pendidikan Terkahir D2 Aliyah Aliyah Aliyah Aliyah Aliyah Aliyah D3 D3 Aliyah S1 S1 S1 S1 S1 S2 Aliyah S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 Jabatan Kamad Wakamad/ Guru Bendahara/ Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru TU/guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Mata Pelajaran B.Arab, Alquran Faraidh, Akhlak Nahwu, Sharaf,

Fiqh Tafsir Alquran Tauhid, Mantik Yshul Fiqh, Ushul Hadis Ushul Fiqh, Ushul Hadis SKI, Tarikh, Fiqih Nahwi Hadis, Hadis MTK MTK MTK B. Arab Quran

Ushul

hadis,

Fiqih SKI, Tarikh B. Arab B. Inggris IPS Fiqih Quran Hadis PKN, Geografi B. Indonesia B.Inggris Akidah Akhlak

38

26. 27. 28. 29.

Mardhiah H.S.Pd Yayuk S, S.Pd H. Ikmali ANawawi

S1 S1 Aliyah S1

Guru Guru Guru TU/Guru

Biologi Fisika Nahwu Wadhih IPS

Sumber Data: Dokumen Tata Usaha MTs. Syekh Khalid 4. Keadaan Tata Usaha dan Staf Administrasi Tata usaha dan stafnya sangat berperan dalam membantu jalannya sebuah lembaga pendidikan atau sekolah, sehinga proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar. Tata usaha pada Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid yang berlokasi di Jalan Niaga RT. 01 RW. 01 Pingaran Ilir berjumlah 4 orang terdiri dari satu orang kepala tata usaha dan 3 orang stafnya serta 1 orang penjaga sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel: Tabel 4.3 Keadaan Tata Usaha dan Staf Administrasi No 1. 2. 3. 4. 5. Nama Fahruji, S.Ag A. Mawati Munawarah, S.Pd.I Masrah Abd. Wahab Jabatan Kepala TU Sekretaris Bendahara I Bendahara II Penjaga Sekolah

5. Keadaan Ruang Kelas dan Siswa Madrasah Tsanwiyah Syekh Khalid Pingaran lokasi l. Niaga

RT.01/01 mempunyai ruang kelas sebanyak 6 buah lokal terdiri dari kelas 1 sebanyak 2 buah, dengan jumlah siswa 51 orang, kelas II sebanyak 2 ruang dengan jumlah siswa 64 orang, dan kelas III sebanyak 2 ruang dengan jumlah siswa 55 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

39

tabel berikut ini: Tabel 4.4 Keadaan Ruang Kelas dan Siswa MTs. Syekh Khalid tahun Ajaran 2010/2011 No 1 2 Kelas VII VIII Laki-Laki 24 26 Perempuan 27 38 Jumlah 51 64 55

3 IX 20 35 Sumber data: Dokumen tata usaha MTs. Syekh Khalid

B. Penyajian Data 1. Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, meliputi : a. Tujuan Pengajaran Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa tujuan pengajaran adalah untuk menyiapkan

generasi yang berilmu, cerdas dan kreatif serta menjunjung tinggi nilainilai agama Islam. b. Prosedur Pengajaran Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa prosedur pengajaran yang dilaksanakan dengan cara pengkajian terlabih dahulu materi yang akan diajarkan, menyiapkan RPP, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang ditutup dengan evaluasi. c. Aktivitas Belajar Mengajar Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam

40

diperoleh data bahwa aktivitas belajar menggunakan strategi pengajaran dengan cara menjelaskan menulis, memberi makna dan memanggil siswa untuk mengerjakan soal di muka kelas dan PR dirumah. d. Aktivitas Anak didik Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa aktivitas anak didik dalam belajar adalah membarisi, memaknai, mencatat dan membaca materi yang diajarkan oleh guru. e. Bimbingan Guru dalam Mengajar Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa guru selalu memberikan bimbingan kepada siswa dalam belajar. f. Disiplin Pengajaran Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa guru pengajar Agama Islam selalu disiplin dalam memberikan pengajaran. g. Batas waktu Pengajaran Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa batas waktu pengajaran dalam satu minggu sekitar 32 jam. h. Evaluasi Pengajaran Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam diperoleh data bahwa evaluasi pengajaran yang dilaksanakan berupa ulangan-ulangan, penjelasan-penjelasan kembali kepada siswa.

41

2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam adalah data bahwa latar belakang pendidikan SDN, MIS, MTs dan Aliyah PP Darussalam Martapura. Dengan latar belakang Pendidikan dari lembaga pendidikan Islam, berarti guru memiliki konsep dan pengalaman mengenai materi pengajaran Agama Islam sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjadi kesulitan baik dari konsep maupun dalam pelaksanaan praktik ibadah. b. Faktor Pengalaman guru Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di peroleh data bahwa pengalaman guru dalam mengajar selama 20 tahun. Pengalaman yang sangat lama ini menjadi guru telah memiliki keterampilan yang sangat baik dalam memberikan pembelajaran dikelas, guru telah mampu menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas dan psikologi siswa. Sehingga siswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat lebih fokus dan mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. c. Faktor Sarana dan Prasarana Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di peroleh data bahwa sarana dan prasaran cukup memadai untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

42

Dari hasil observasi diketahui bahwa saran dan prasarana sekolah cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran ahama Islam, adapun sarana tersebut antara lain ruang belajar yang tersedia sebanyak 6 ruang yang digunakan untuk kegiatan belajaran megajar untuk siswa dari kelas 1 sampai kelas 3, ruang perpustakaan yang digunakan siswa untuk menambah pegetahuan khususnya mata pelajaran fiqih dan tersedianya mushalla untuk kegiatan Ibadah atau praktek materi pelajaran fiqih seperti wudhu dan shalat. d. Faktor Lingkungan Dari hasil wawancara dengan guru pengajaran Agama Islam di peroleh data bahwa lingkungan sangat mendukung, karena suasana lingkungan lebih religius dan aktivitas keagamaan sering dilaksanakan. C. Analisis Data 1. Data tentang Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, meliputi:

a. Tujuan Pengajaran Dari penyajian data diketahui bahwa tujuan pengajaran adalah untuk menyiapkan generasi yang berilmu, cerdas dan kreatif serta

menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Dengan adanya tujuan ini diharapkan guru dapat meningkatkan aktivitas mengajarnya dan

menggunakan strategi dalam rangka meningkatkan kecerdasan siswa. b. Prosedur Pengajaran

43

Dari penyajian data diketahui bahwa prosedur pengajaran yang dilaksanakan dengan cara pengkajian terlabih dahulu materi yang akan diajarkan, menyiapkan RPP, dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang ditutup dengan evaluasi. Adanya prosedur yang seperti secara tidak langsung akan mempermudah guru dalam memberikan pengajaran, dimana guru telah mempunyai persiapan dalam

memberikan pengajaran di kelas. c. Aktivitas Belajar Mengajar Dari penyajian data diketahui bahwa aktivitas belajar menggunakan strategi pengajaran dengan cara menjelaskan menulis, memberi makna dan memanggil siswa untuk mengerjakan soal di muka kelas dan PR dirumah. Adanya aktivitas belajar megajar yang seperti ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa

bagaimana menulis, memberi maksana dan menjawab soal dari materi yang guru berikan. d. Aktivitas Anak didik Dari penyajian data diketahui bahwa aktivitas anak didik dalam belajar adalah meberisi, memaknai, mencatat dan membaca materi yang diajarkan oleh guru. Akativitas siswa yang seperni ini dilakukan karena siswa semuanyamemiliki Kitab/buku yang diajarkan oleh guru. Sehingga setiap guru membaca dan memberikan makna maka siswa akan memperhatikan dan menyimaknya dan kemuadian mencatat halhal yang penting. e. Bimbingan Guru dalam Mengajar

44

Dari penyajian data diketahui bahwa guru selalu memberikan bimbingan kepada siswa dalam belajar. Dengan adanya bimbingan ini maka siswa yang kurang memahami materi pelajaran akan termotivasi dalam memperbaiki kekuarangan dalam memahami materi pelajaran. f. Disiplin Pengajaran Dari penyajian data diketahui bahwa guru pengajar Agama sialm selalu disiplin dalam memberikan pengajaran. Adanya

kedisiplinan ini akan memberikan taladan kepada untuk selalu disiplin dalam mengikuti pelajaran, dan siswa akan selalu beruha untuk siap dikelas sebelum guru datang ke kelas. g. Batas waktu Pengajaran Dari penyajian data diketahui bahwa batas waktu pengajaran dalam satu minggu sekitar 32 jam. Adanya jumlah waktu sebanyak 32 jam per minggu, maka dirasa telah cukup memadai untuk menyampaikan materi pengajaran Agama Islam pada satu mata

pelajaran seperti fiqih. h. Evaluasi Pengajaran Dari penyajian data diketahui bahwa evaluasi pengajaran yang dilaksanakan berupa ulangan-ulangan, penjelasan-penjelasan kembali kepada siswa. Adanya pelaksanaan ulangan maka secara tidak

langsung guru mengetahui sejauhmana prestasi siswa dalam memahami materi pelajaran. 2. Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid

45

Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar: a. Faktor Latar Belakang Pendidikan guru Dari penyajian data diketahui bahwa latar belakang pendidikan SDN, MIS, MTs dan Aliyah PP Darussalam Martapura. Dengan latar belakang Pendidikan dari lembaga pendidikan Islam, berarti guru memiliki konsep dan pengalaman mengenai materi pengajaran Agama Islam sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terjadi kesulitan baik dari konsep maupun dalam pelaksanaan praktik ibadah. Seperti guru mampu menjelaskan dengan rinci menganai tata cara berwudhu, tayamum dan sembahnyang serta bagaimana cara mempraktekkannya dalam kehidupan sehari hari. b. Faktor Pengalaman guru Dari penyajian data diketahui bahwa pengalaman guru dalam mengajar selama 20 tahun. Pengalaman yang sangat lama ini menjadi guru telah memiliki keterampilan yang sangat baik dalam memberikan pembelajaran dikelas, guru telah mampu menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas dan psikologi siswa. Sehingga siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran terlihat lebih fokus dan mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Pengalaman guru ini juga mempermudah guru dalam mengatasi permasalahan-peramalahan yang dihadapi guru pada saat pelaksanaan pembelajaran, karena guru memiliki banyak alternatif pemacahan masalah dan mampu menentukan alternatif pemacahan masalah belajar yang paling tepat.

46

c. Faktor Sarana dan Prasarana Dari penyajian data diketahui bahwa sarana dan prasaran cukup memadai untuk berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Saran dan prasarana sekolah cukup memadai untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran ahama Islam, adapun sarana tersebut antara lain ruang belajar yang tersedia sebanyak 6 ruang yang digunakan untuk kegiatan belajaran megajar untuk siswa dari kelas 1 sampai kelas 3, ruang perpustakaan yang digunakan siswa untuk menambah pegetahuan khususnya mata pelajaran fiqih dan tersedianya mushallaa untuk kegiatan Ibadah atau praktek materi pelajaran fiqih seperti wudhu dan shalat. d. Faktor Lingkungan Dari penyajian data diketahui bahwa lingkungan sangat mendukung, karena suasana lingkungan lebih religius dan aktivitas keagamaan sering dilaksanakan. Adanya dukungan lingkungan ini akan lebih mengiatkan siswa untuk mengikuti pelajaran.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan 1. Karakteristik pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan

47

mencerdaskan

siswa,

menggunakan

persiapan

sebelum

memberikan

pengajaran dengan menggunakan pengkajian terlebih dahulu, menggunakan strategi pengajaran berupa membaca, memberikan makna, dan menjelaskan materi yang ada di kitab, melakukan evaluasi dalam bentuk ulangan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteristik pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu Faktor Latar Belakang Pendidikan guru, yaitu Aliyah Pondok Pesantren Darussalam, Faktor Pengalaman guru, yaitu selama 20 tahun, Faktor Sarana dan Prasarana, cukup memadai dan Faktor lingkungan, yaitu religius dan aktivitas keagaamaan sering dilaksanakan.

B. Saran-Saran 1. Diharapkan kepada kepala sekolah agar dapat melangkapi media pembelajaran, agar guru dapat memberikan pelajaran yang lebih kreatif kepada siswa.

2. Daiharapkan kepada guru agar meningkatkan kembali kompetensi afektif 48 dan pasikomotrik agar kreativitas dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3. Diharapkan kepada para pembaca dapat menjadi skripsi ini sebagai salah pengetahuan dalam menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan

48

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid. Bunga Rampai Pesantren, (CV. Dharma Bhakti, 1989), Abdurrahman Wahid, "Pesantren sebagai Subkultur," (Jakarta: LP3ES, 1985), Aditya Nagara, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 1998) Ahmad, dkk, Pegembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 1998) Anonim, Apa Itu ondok Pesantren http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/01

49

Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam UndangUndang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), Daryanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo, 1997), Dese Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), Hanun Asrohah, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 2002), h.xii Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia : Lintas Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995 Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Edisi Paripurna, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002), Mukti Ali dalam Imam Bawani, Tradisionalisme Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Surabaya,1993, Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000 S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, Bumi Aksara, Jakarta, 2001 Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosesn, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008)., Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), 50 Wahib Wahab, "Pendidikan Pesantren: Antara Tantangan dan Harapan (Ikhtiar Pemberdayaan Pendidikan Pesanten)," (Pasuruan: PP. Ar-Raudloh, 2006) Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984), Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3ES, 1982),

50

KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR

OLEH RAIHANAH

51

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM MARTAPURA 2011 M / 1432 H KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR

Diajukan kepada Jurusan Tarbiyah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

52

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh RAIHANAH NPM. 06.12.0791 NIMKO. 06.11.11.0101.1131

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) DARUSSALAM JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MARTAPURA 2011 M / 1432H PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NPM Jurusan Program Studi : Raihanah : 06.12.0791 : Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam (PAI)

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

53

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti ia merupakan duplikat, plagiat datau dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar, maka skripsi/makalah dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Martapura,

Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

RAIHANAH

TANDA PERSETUJUAN ii Skripsi yang berjudul : KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR Oleh NIM NIMKO Mahasiswa Program Jurusan Tahun akademik Tempat, tanggal lahir : : : : : : : : Raihanah 06.12.0791 06.11.11.0101.1131 STAI Darussalam Martapura Strata Satu (S-1) Tarbiyah Pendidikan Agama Islam 2010 / 2011 Pingaran Ulu, 23 Januari 1985

54

Alamat

: Pingaran Ulu Rt.02 Rw.04 Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar

Setelah di teliti dan diadakan perbaikan seperlunya saya dapat menyetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Darussalam Martapura untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas dan syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana Pendidikan Islam. Martapura, Safar 1432 H Januari 2011 M Pembimbing II

Pembimbing I

Drs. H.A.Hamdaini, BA NIK. 161 200 024 Mengetahui : Ketua Jurusan Tarbiyah

Drs. Abdussalam NIP. 161 191 017

Dra. Hj. Nurul Aini, M.Pd NIK. 161 193 019

PENGESAHAN iii Skripsi ini berjudul KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR, telah diujikan dalam Tim penguji skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Darussalam Martapura pada: Hari :

55

Tanggal

Dan dinayatakan Lulus dengan predikat: Ketua STAI Darussalam Martapura

Drs. H.A.Fauzan Saleh, M.Ag NIK: 161 187 003 TIM PENGUJI Nama 1. ......................................... (Ketua) 2. ......................................... (Sekretaris) 3. ......................................... (Anggota) 4. ......................................... (Anggota) Tanda Tangan 1. ................ 2. . 3. . 4. .

ABSTRAK
Raihanah, 2011, Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di

Madrasah Tsanawiyah Syekh iv Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar,. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Jurusan Tarbiyah. Pembimbing Drs. H. A. Hamdaini, BA (I) Drs. Abdussalam (II) Karakteritik, Pengajaran Agama Islam, Kurikulum Pesantren

Pengajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang megajar dan anak yangbelajar. Perpaduan dari kedua unsur manusia ini lah terjadi interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Di sana semua komponen tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pegajaran dilaksanakan

56

Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, 2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Karakteristik Pengajaran Agama Islam Kurikulum Pesantren Di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumenter. Teknik pengolahan data dan interprestasi data. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan dalam mengambil kesimpulan menggunakan metode indukatif. Karakteritik guru pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahuan dan mencerdaskan siswa, menggunakan persiapan sebelum memberikan pengajaran dengan menggunakan pengkajian terlebih dahulu, menggunakan strategi pengajaran berupa membaca, memberikan makna, dan menjelaskan materi yang ada di kitab, melakukan evaluasi dalam bentuk ulangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Karakteritik guru pengajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, yaitu Faktor Latar Belakang Pendidikan guru, yaitu Aliyah Pondok Pesantren Darussalam, Faktor Pengalaman guru, yaitu selama 20 tahun, Faktor Sarana dan Prasarana, cukup memadai dan Faktor lingkungan, yaitu religius dan aktivitas keagaamaan sering dilaksanakan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama Lengkap : Raihanah 3. Jenis Kelamin 4. Warga Negara 5. Agama 7. Alamat 8. Pendidikan : Perempuan : Indonesia : Islam : Pingaran Ulu RT. 2 RW. 4 : a. b. SDN Pingaran Ulu 2000 MTs Syekh KHalid Pengaran 2003 v

2. Tempat/ Tgl. Lahir: Pingaran Ulu, 23 Januari 1985

6. Status Perkawinan : Belum Kawin

57

c. MAN 4 Sungai Tuan 2006 d.S.1 Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI STAI Darussalam Martapura 9. Oraganisasi 10. Orang Tua a. Ayah Nama lengkap Pekerjaan Alamat b. Ibu Nama Pekerjaan Alamat 11. Saudara : GMPP : : H. Abdan : Tani : Pingaran Ulu

: Hj. Rahiyah : Dagang : Pengaran Ulu : Tiga orang (3 orang) Martapura, Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Raihanah

KATA PENGANTAR vi

, .
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya jualah akhirnya penulis dapat

58

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan sekalian pengikutnya. Skripsi ini berjudul " KARAKTERISTIK PENGAJARAN AGAMA ISLAM KURIKULUM PESANTREN DI MADRASAH TSANAWIYAH SYEKH KHALID PINGARAN KECAMATAN ASTAMBUL KABUPATEN BANJAR. ini dibuat untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada STAI Darussalam Martapura. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada : 1. Bapak Drs. H. A. Fauzan Saleh, M. Ag selaku Ketua Umum STAI Darussalam Martapura yang berkenan menerima dan mengesahkan skripsi ini. 2. Ibu Dra. Hj. Nurul Aini, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberikan persetujuan dalam penelitian ini. 3. Ibu Drs. H.A. Hamdaini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing dan Drs. Abdussalam selaku asisten Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, koreksi terhadap pembuatan skripsi, bimbingan serta motivasi. 4. Para Dosen STAI Darussalam Martapura khususnya Dosen Jurusan Tarbiyah vii yang telah banyak memberikan pengetahuan dan wawasan. 5. Kepada Perpustakaan STAI Darussalam Martapura serta semua karyawan yang telah banyak melayani penulis. 6. Kepada perpustakaan umum Kabupaten Banjar serta semua karyawan yang banyak memberikan bantuan kepada penulis berupa literatur-literatur.

59

7. Kepala Madrasah, guru dan staf akademik Madrasah Tsanawiyah syekh Khalid Pengaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar 8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta motivasi kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga amal baik dan pengorbanan mereka mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, karena itu saran atau kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin. Martapura, Januari 2011

Yang membuat pernyataan,

Raihanah

DAFTAR ISI viii HALAMAN i TANDA ii TANDA iii ABSTRAKS iv DAFTAR vi KATA vii DAFTAR ISI ix PENGANTAR RIWAYAT HIDUP PENGESAHAN PERSETUJUAN JUDUL Halaman

60

BAB I

PENDAHULUAN 1 A. Latar 4 B. Penegasan 6 C. Perumusan 6 D. Tujuan 6 E. Signifikasi 6 F. Alasan 7 G. Sistematika 8

Belakang Judul

Masalah

Masalah Penelitian Penelitian Memilih Penulisan Judul

BAB II TINJAUAN 9 A. B. C. D. E. di Pesantren F. Kebutuhan G.

TEORITIS Pengertian 9 Macam-macam 10 Karakteritik Pengajaran Komponen Pengajaran

12 Pengertian Pondok Pesantren 13 Dasar dan Tujuan Pendidikan 16 Kurikulum Pesantren Sebagai Masyarakat 19 Krakteritik Pondok Pesantren 23

BAB III METODE 29

PENELITIAN

61

A. B. C. D. E. F.

Jenis Penelitian 29 Subyek dan Obyek Penelitian 29 Data, dan Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 29 Kerangka Dasar Penelitian 33 Tehnik Pengolahan Data 34 Prosedur Penelitian 35

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 36 A. Gambaran Umum Hasil Penelitian 36 B. Penyajian Data 40 C. Analisis Data 43

BAB V A. B.

PENUTUP 48 Kesimpulan 48 Saran-saran 48

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

62

63

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA A. Kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar 1. Mohon dijelaskan mengenai sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran? 2. Bagaimana keadaan guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran? 3. Bagaimana keadaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran?

64

4. Apakah sarana dan prasarana di sini memang mencukupi untuk menunjang proses belajar mengajar ? B. Untuk Dewan Guru 1. Pendidikan apa saja yang pernah Bapak Jalani ? 2. Mata Pelajaran Apa yang Bapak/Ibu pegang/ajarkan di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran? 3. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bertugas sebagai guru di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran? 4. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan atau seminar yang berhubuangan pendidikan? 5. Apakah Bapak/Ibu memiliki Tujuan Pengajaran? 6. Bagaimana Prosedur pengajaran yang Bapak/Ibu laksankaan ? 7. Bagaimana strategi Bapak/Ibu dalam pelaksanaan mengajar ? 8. Apa saja aktivitas Aktivitas anak didik pada saat kegiatan belajar megajar? 9. Apakah Bapak/Ibu melakukan bimbingan kepada dalam mengajar? 10. Apakah Bapak/Ibu selalu disiplin dalam megajar ? 11. Berapa waktu yang tersedia dalam memberikan pengajaran mata pelajaran yang Bapak/Ibu ajarkan ? 12. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan evaluasi pengajaran ? dalam bentuk apa saja evaluasi pengajaran yang bapak/ibu gunakan ? C. Siswa 1. Apakah adik menyukai mata pelajaran Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran? 2. Apakah adik memiliki kitab atau buku yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran? 3. Apakah adik sering bertangkar dan tidak disiplin ? 5. Apakah guru selalu memberikan motivasi kerpada siswa agar rajin belajar? Kegiatan belajar

65

PEDOMAN OBSERVASI

a.

Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di Madrasah

Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran b. Bagaimana krakteristik guru dalam memberikan pengajaran

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam c. Bagaimana aktivitas guru dan siswa

66

d. Khalid Pingaran.

Bagaimana kondisi lingkungan Madrasah Tsanawiyah Syekh

DOKUMENTASI

a. Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran b. Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran c. Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran d.

Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah

Bagaimana

keadaan

guru

Madrasah

Bagaimana keadaan

siswa Madrasah

Bagaimana keadaan sarana prasarana

Madrasah Tsanawiyah Syekh Khalid Pingaran

DAFTAR TERJEMAH No 1. Halaman Terjemah 1 Allah Akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Surah/Riwayat Al-Mujaadilah Ayat 11

67

Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan 2. 1 Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Az-Zumar Ayat 9

Anda mungkin juga menyukai