Anda di halaman 1dari 28

KUALIFIKASI DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIK

DALAM TRADISI ISLAM, RELEVANSINYA DENGAN


PROFESIONALISME GURU MASA KINI
(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam jurusan Pendidikan Biologi semester 4 kelas B)
Nama Dosen Pengampu : Dr. Syamsul Aripin, MA.

Disusun oleh:
Kelompok 8

Nama : Aliestya Lufinsky Krisnaningrum NIM : 11170161000053


Nama : Rizka Alifa Adriani NIM : 11170161000069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
ABSTRAK

Pendidikan Islam adalah kebutuhan dari seorang muslim. Melaluinya, seorang


muslim akan menjalani kehidupan secara terarah. Pendidikan Islam akan
mengantarkan manusia pada tujuan dari penciptaanya. Sebuah pendidikan Islam
tidak terlepas dari sosok seorang pendidik. Pendidik memiliki peranan penting
dalam membangun peradaban. Maka diperlukan pendidik dengan kualitas yang
baik demi membantu mengoptimalkan proses pendidikan Islam. Pada
kenyataannya pendidikan Islam saat ini belum berjalan secara optimal. Salah satu
kemungkinannya ialah kurangnya jumlah pendidik yang berkualitas. Saat ini, ada
pendidik yang hanya mendidik sekadar formalitas saja, tidak memahami makna
dari proses pendidikan. Keikhlasan yang tidak ditanamkan pun akan membuat
pendidik tidak optimal menjalankan perannya. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam, di mana di dalamnya
terdapat materi mengenai mengenal pendidik dan macam-macamnya, kedudukan
dan peran guru dalam tradisi Islam serta tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
demikian, diperlukan pengembangan pendidik demi menunjang proses mencapai
tujuan dari pendidikan Islam.

Kata kunci: Pendidikan Islam, Pendidik, Tradisi Islam

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul Kualifikasi dan Tanggung Jawab Pendidik dalam


Tradisi Islam, Relevansinya dengan Profesionalisme Guru Masa Kini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Penulis menyampaikan
terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, yaitu:

1. Dr. Syamsul Aripin, MA. selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam yang telah berkenan memberikan petunjuk dan bimbingan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
2. Rekan-rekan Pendidikan Biologi 4B yang membantu kelancaran penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan semoga makalah ini dapat digunakan sebagai
referensi atau acuan bagi pembaca.

Tangerang Selatan, 11 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..iii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………….1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………1


B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………2
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………………...2
D. Rumusan Masalah …………………………………………………….......3
E. Tujuan Penulisan Makalah ………………………………………………..3
F. Manfaat Penulisan Makalah ………………………………………………3
G. Metode Penulisan Makalah ……………………………………………….3
H. Sistematika Penulisan Makalah …………………………………………...3

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………………..5

A. Pengetian dan Macam-macam Pendidik ………………………………….5


B. Kedudukan dan Peran Guru dalam Islam ………………………………..10
C. Tugas dan Tanggung Jawab Guru ……………………………………….11

BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………16

A. Kesimpulan ……………………………………………………………...16
B. Saran …………………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...17

GLOSARIUM …………………………………………………………………...18

INDEKS …………………………………………………………………………20

SINGKATAN …………………………………………………………………...21

TENTANG PENYUSUN …………………………………………………….....22

DAFTAR NAMA PETUGAS DISKUSI ……………………………………….23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sebagai tenaga kependidikan dalam menjalankan fungsi pendidikan


dilihat sebagai totalitas yang satu sama lain secara sinergi memberikan
sumbangan terhadap proses pendidikan pada tempat di mana mereka
memberikan pelayanan. Secara umum, tenaga kependidikan memiliki peran
untuk optimal memberikan layanan pada peserta didik khususnya dan
customer pada umumnya di titik pelayanan itu harus dilakukan. Maka, peran
tenaga pendidik dalam hal ini bukanlah persoalan main-main, sebab tenaga

pendidik yang akan juga menentukan keberhasilan dari pendidikan1.

Keberhasilan dalam upaya memberikan pelayanan optimal guru terhadap


peserta didik dapat dilihat dari penguasaan materi pelajaran yang
disampaikan secara efektif dan kehadirannya diterima oleh peserta didik
secara ikhlas. Dalam prosesnya, seorang pendidik juga harus mampu menjadi
manager belajar yang baik. Guru sebagai tenaga pendidikan dapat terus
belajar melalui proses pembelajaran yang dilakukan (learning from teaching
processes), bahkan belajar dari peserta didik.

Pentingnya peran guru dalam proses pendidikan menjadikan perlu untuk


memperhatikan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik. Banyaknya sekolah-
sekolah di Indonesia, dari tingkat TK hingga SMA/sederajat dan Perguruan
Tinggi, baik negeri maupun swasta, dapat dipastikan membutuhkan tenaga
pendidik dalam jumlah yang banyak pula. Realitanya, pemerataan tenaga
pendidik di daerah-daerah masih belum optimal. Hal ini akan membuat
perjalanan pendidikan di daerah tersebut kurang maksimal. Beberapa tempat
akhirnya menarik sumber daya manusia yang bukan ahli pendidikan pada

1Ahmad Izzan, Membangun Guru Berkarakter, (Jakarta: Humaniora, 2012), hlm. 39

1
awalnya untuk dijadikan tenaga pendidik. Kondisi tersebut akan
memengaruhi kualitas dari tenaga pendidik.

Pembinaan guru sebagai sumber daya yang penting dalam pendidikan


dapat menjadi alternatif strategis dalam pemberdayaan potensi guru. Dunia
yang terus berkembang akan mendesak tenaga pendidik untuk melakukan
pengembangan pula. Pembinaan ini akan membantu mengembangkan daya
dari seorang guru. Bahkan seorang sarjana pendidikan, masih terus
memerlukan pembinaan atau proses pembelajaran. Sebanyak apapun program
pendidikan, jika tidak didukung oleh sumber daya pendidik dengan kualitas
yang baik akan mengurangi nilai dari pendidikan. Hal ini yang membuat
perlu adanya pemerhatian secara khusus dan terus-menerus sumber daya
pendidik untuk merealisasikan cita-cita pendidikan yang dituju.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi


sejumlah permasalahan sebagai berikut ini:

1. Peran tenaga pendidik dalam proses pendidikan sangat penting


2. Minimnya pembinaan sumber daya pendidik membuat tertutupnya seorang
guru untuk berkembang
3. Perlunya pengembangan kualitas tenaga pendidik
4. Pemerataan tenaga pendidik di tiap daerah diperlukan untuk meratanya
pula dampak pendidikan bagi seluruh manusia

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka dalam makalah ini penyusun


membatasi pembahasan makalah hanya pada materi Kualifikasi dan
Tanggung Jawab Pendidik dalam Tradisi Islam, Relevansinya dengan
Profesionalisme Guru Masa Kini, antara lain: pengertian dan macam-macam
pendidik, kedudukan dan peran guru dalam tradisi Islam, tugas dan tanggung
jawab guru serta peran penting guru dalam proses pendidikan.

2
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pendidik dan apa saja macam-macamnya?
2. Bagaimana kedudukan dan peran guru dalam tradisi Islam?
3. Apa saja tugas dan tanggung jawab seorang guru?
4. Mengapa seorang pendidik memiliki peran yang penting dalam proses
pendidikan?

E. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian dan macam – macam pendidik
2. Menjelaskan kedudukan dan peran guru dalam islam
3. Menjelaskan tugas dan tanggungjawab guru

F. Manfaat Penulisan Makalah


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui pengertian dan macam – macam pendidik
2. Untuk Mengetahui kedudukan dan peran guru dalam islam
3. Untuk Mengetahui tugas dan tanggungjawab guru

G. Metode Penulisan Makalah


Metode penulisan makalah yang dipilih oleh penyusun adalah metode
pustaka. Metode pustaka adalah metode yang dilakukan dalam mempelajari
dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan baik berupa alat
seperti buku, jurnal maupun informasi dari internet.

H. Sistematika Penulisan Makalah


Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:
BAB I Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

3
penulisan makalah, manfaat penulisan makalah, metode penulisan makalah,
sistematika penulisan makalah.
BAB II yang terdiri dari pembahasan materi seperti tentang keutamaan
menuntut ilmu, pengertian dan karakteristik peserta didik, teori tentang
batasbatas pendidikan, dan adab menuntut ilmu mulai dari sifat dan syarat.
BAB III Penutup berisi kesimpulan dan saran.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam-macam Pendidik


Pendidik ialah orang yang memiliki tanggungjawab untuk mendidik. Pendidik
adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Sedangkan secara akademis, pendidik
adalah tenaga kependidikan,yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berkuallifikasi
sebagai pendidik, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
2
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan .

Dapat juga dikatakan bahwa pendidik adalah orang yang mempengaruhi


perkembangan seseorang. Karena pendidikan merupakan proses, pastinya
akan ada banyak orang yang mempengaruhi perkembangan anak didik.
Namun tentunya tidak semua orang dapat dikatakan sebagai pendidik sebab
untuk menjadi seorang pendidik perlu memenuhi persyaratan – persyaraan
atau kriteria yang telah ditetapkan.
Meskipun tidak mudah dalam memenuhi syarat untuk dapat menjadi
seorang pendidik, tetapi apabila tlah menelaah pengertiann pendidik di atas,
pengertian pendidik adalah orang yang mempengaruhi perkembangan
seseorang, ini berarti akan ada banyak orang dari berbagai elemen yang dapat
dikatakan sebagai pendidik.

1. Pengertian Pendidik secara Umum

Ahmad D. Marimba (1989) menyatakan bahwa secara umum


pendidik ialah orang yang memiliki tanggungjawab untuk mendidik.

2Helmawati, 2016, Pendidik Sebagai Model, (Bandung : PT Remaja Rosadakarya, 2016), hlm.
28-31

5
Pendidik ialah orang yang mempengaruhi perkembangan seseorang.
Karena pendidikan merupakan proses, pastinya akan ada banyak orang
yang mempengaruhi perkembangan anak didik. Sebagaimana yang telah
diuraikan Ahmad Tafsir (2008) bahwa di dalam ilmu pendidikan yang
dimaksud pendidik ialah semua yang mempengaruhi perkembangan
seseorang yaitu manusia, alam, dsn kebudayaan. Dari ketiganya yang
3
paling penting adalah manusia .

Manusia sebagai kelompok pendidik banyak macamnya, tetapi


yang paling dikenal dalam ilmu pendidikan ialah orang tua, guru di
sekolah, teman sepermainan, dan tokoh atau figure masyarakat. Diantara
pendidik tersebut yang paling penting bertanggungjawab adalah orang
tua. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak. Allah
menitipkan anak kepada orang tua. Dengan demikian tugas orang tua
sejak sebelum memiliki anak, kemudian mengandung hingga anak
dilahirkan memiliki kewajiban untuk menjaga, merawat, dan
mendidiknya. Dengan demikian, dalam keluargalah anak – anak pertama-
tama memperoleh kemanusiaannya.

Dalam keluarga orang tua harus memenuhi pendidikan jasmani


anak, seperti: menjaga kebersihan, mengatur makanan, tidur, dan
istirahat. Orang tua juga perlu mengajarkan jenis permainan fisik dan
keterampilan yang menggunakan kemampuan fisik. Pendidikan rohani
yang diberikan kepada anak sejak dini dengan menambahkan nilai – nilai
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi tugas yang tidak
dapat diserahkan kepada orang lain. Sedangkan untuk pendidikan akal,
orang tua dapat berkolaborasi dengan pendidik pendamping atau guru
dalam mengupayakan kecerdasan kognitif anak

3Helmawati, Loc. Cit.

6
2. Pengertian Pendidik secara Khusus

Selain di masyarakat pendidik dikenal dengan arti yang luas, ada


juga pemahaman tentang pendidik dalam arti sempit. Pendidik dalam arti
luas adalah manusia; baik itu orang tua, guru di lembaga pendidikan,
apparat pemerintah, tokoh masyarakat atau figure masyarakat. Sementara
pendidik dalam arti khusus memiliki batasan tertentu yang biasanya
disebut guru di sekolah. Hal ini berhubungan dengan semakin sempitnya
pemahaman manusia dewasa Ini tentang pendidikan itu sendiri.

Perkembangan zaman di era globalisasi ini juga ternyata juga


mempengaruhi pengertian dan pemahaman manusia itu sendiri terhadap
pendidikan. Dewasa ini, banyak orang yang menganggap bahwa pendidikan
identic dengan schooling. Tidak heran jika anggapan terhadap pendidik pun
mengarah pada pemahaman yang khusus (sempit). Oleh karena itu, banyak
yang beranggapan bahwa pendidik itu adalah guru.

Dalam Undang – Undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 20


tahun 2003 Tentang Sistem Pendudukan Nasional dinyatakan bahwa
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
4
dalam menyelenggarakan pendidikan .

3. Macam-macam Pendidik

Terdapat banyak pendidik dalam islam dikarenakan setiap individu


merupakan pendidik. Diantara pendidik yang terdapat dalam islam yaitu :

a. Allah SWT
Kita sebagai umat islam percaya akan kekuasaan Allah SWT,
karena Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya, yang
memberikan kemampuan tehadap manusia untuk berfikir. Sudah

4 Helmawati, Loc. Cit.

7
terdapat berbagai bukti bahwa Allah lah yang menjadi kididnep
:pertama diantara Firman-Nya
Al-Fatihah ayat 2
َْ ْْ ‫ّْلل‬ ْْ
‫ر ب ال ع اَلمَ يَن‬ ‫الحمدد‬
َْ َ َْ ْ
َ َ َْْ
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
Al-Baqarah ayat 31

ْ
‫س مَ اَء‬ َْ ْ‫َْ د‬ ََْ َْ َْ ْْ َْ ْ‫د‬ ‫دْه‬ َْْ َ‫آَدم‬ ‫ه‬
‫أنبئَوَنيَ ب أ‬ ‫عرضهمَ على ال مََلئَك ة فقاَل‬ َ‫س مَ اء كلها ثم‬ ْ ‫ْال‬ َ‫وعلم‬
َْ َْ َْ َْ َ َ‫ََْ ْد‬ ‫َْ ه‬ ََْ َ ََْ َْ
‫كنتمَ ص ا َدقََيَن‬ ْ‫ْدد‬ ْْ ‫لء‬ ‫د‬
‫ؤ‬ ‫ه‬َْٰ
‫إن‬ َ َ َ
َْ ْْ َْ
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para
Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
"!benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar

b.

Nabi Muhammad SAW


Nabi merupakan utusan langsung dari Allah SWT, sudah terlihat
:jelas dalam firman Allah SWT surat Al-Baqarah ayat 151
ْْ ْ‫د‬ ْ‫د‬ ‫دْ آي‬ َْ ْ‫ْد‬ ‫ا ْْد‬ َ‫م‬ ْ‫ْْ د‬ َْ

‫دويَعلمكْمَ ال ََكتاب‬ َ َ‫اتََنا دوَيز‬


َ‫ك يك م‬ َ‫َْمنكْمَ يتلو علْيكْم‬ ‫ر دسَول‬ ‫َْما ْأرسلَنا َفيك‬
َْ ْ‫َْ َ د د‬ ْْ َْ َْ ْْ َْ َْْ َْ ْْ َْ َْ
َْ ْ‫د‬
‫َْتكْونوا َتْعلمَ وَن‬ ْ‫َْ د‬ ْ‫د‬ َْ ْْ ْْ‫و‬
َ‫دويَعلمكْمَ مَ ا ل م‬ ‫َحكْمة‬ ‫ال‬
ْ‫د‬ ْْ َْ ْْ ‫َْ َْ َْد‬ َْ
Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat
Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara
kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan
mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-
Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
.ketahui

c.

Orang tua
Kenyataannya di dalam islam yang pertama dan paling utama
bertanggung jawab dalam kemajuan perkembangan anak didik adalah
5
:orang tua . Seperti firman Allah SWT surat At – Tahrim ayat 6
.Helmawati, Loc. Cit 5

8
َْ ْ‫د‬ ْْ ‫ه‬ ْ‫د‬ ْ‫َ ْْ د‬ ْ‫دْ دْ ْدَ د‬ ‫ه‬ َْ
َ
‫مكَْيلهأو ادهدو ق و ا ران سا نل ل و ةراجَح اْهيلع‬ َ ‫مكْسفنأ اوق اونمآ‬ َ
‫اههيأ اي نَيَ ذل‬
َْ َْ َْ َْ َْ ْ‫د‬ َْ ‫ْْ ا‬ َْ ْْ َ َْ َْ َْ
ْ‫ْ د‬ َْ َْ‫اا‬ َ ‫َل َدَاد‬
ْ ‫ش نَو د‬
َ‫صَعي‬ َْ َْ
‫نَو در َمْدؤي ا َمَ نَو َلع َفيَو‬ ‫ظلَغ‬
َ َ‫ةََكئَلََم‬
ََْْ‫دمهُ َر َمَ أ ا م‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Orang tua menjadi sosok yang utama selain mempunyai tanggung


jawab dari agama, juga mempunyai kewajiban untuk menjadikan
anak mereka memiliki masa depan yang gemilang, yaitu masa depan
yang baik, sehat dan mempunyai pengetahuan yang tinggi, baik
pengetahuan umum maupun pengetahuan agama, selain itu orang tua
tidak boleh lepas dari tanggung jawabnya karena sebab merekalah
seorang anak dilahirkan. Oleh karena itu semua prestasi tersebut
tidak mungkin bisa diraih oleh orang tua tanpa pendidikan yang baik
bagi anak-anak mereka.

d. Pendidik
Pendidik merupakan pengganti dari orang tua, di dalam mendidik
anak orang tua tidak bisa melaksanakan pendidikan terhadap anaknya
secara maksimal, oleh karena itu orang tua menitipkan kepada seorang
pendidik di dalam lembaga pendidikan. Ada beberapa factor orang tua
menitipkan anak mereka kepada pendidik, yaitu :
1) Keterbatsan waktu yang tersedia para orang tua.
2) Keterbatasan penguasaan ilmu dan tekhnologi yang dimiliki para
orang tua.
3) Efisiensi biaya yang dibutuhkan dalam proses pendidikan anak.
6
4) Efektivitas program pendidikan anak .

6Moh. Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Pamekasan: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Pamekasan, 2006), hlm. 45

9
B. Kedudukan dan Peran Guru dalam Islam
Salah satu hal yang sangat menarik pada ajaran islam adalah penghargaan
islam yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu tingganya penghargaan itu
sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat dibawah kedudukan nabi dan
rasul. Penghargaan islam yang tinggi kepada gurutidak bisa dilepaskan karena
islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Tentang penghargaan islam terhadap
7
ilmu pengetahuan, perlu untuk dicermati tulisan Asma Fahmi (1979) :
1. Tinta ulama lebih berharga dari pada darah syuhada.
2. Orang yang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah, yang
berpuasa dan menghabiskan waktu malamnya untuk mengerjakan shalat,
bahkan melebihi seseorang yang berperang di jalan Allah.
3. Apabila meninggal seorang alim, maka terjadilah kekosongan dalam
islam yang tidak diisi kecuali oleh seorang yang alim lainnya.

Ada penyebab khusus mengapa orang islam amat menghargai guru, yaitu
pandangan bahwa ilmu pengetahuan itu semuanya bersumber dari Tuhan. Ilmu
datang dari tuhan, guru pertama adalah tuhan. Pandangan yang menembus langit
ini tidak boleh tidak melahirkan sikap pada orang islam bahwa ilmu tidak
berpisah dari guru, maka kedudukan guru amat tinggi dalam islam.

Di dalam proses pendidikan yang berencana atau formal, proses ini


mempunyai batas – batas kejelasan antara pendidik dengan anak didik.
Karena pendidik itu sebagai waratsatul ambiya’, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu :

1. Harus mengetahui terlebih dahulu apa yang perlu diajarkan.


Kedudukannya sebagai pendidik mengharuskan dia mempelajari atau
mendapatkan informasi tentang materi apa yang akan diajarkan.
2. Harus mengerti secara keseluruhan bahan yang perlu di berikan kepada
anak didiknnya.

7 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004) hlm. 174-176

10
3. Harus mempunyai kemampuan menganalisa materi yang diajarkan dan
menghubungkan dengan konteks komponen – komponen yang kain
secara keseluruhan. Islam sudah memberikan pola tentang bagaimana
jalan berpikir dan jalan untuk hidup yang perlu dikembangkan melalui
proses edukasi
4. Harus mengamalkan terlebih dahulu tentang informasi yang telah didapat
5. Harus dapat mengevaluasi proses dan hasil pendidikan yang sedang dan
yang sudah dilakukan.
6. Harus dapat memberkan hadiah dan hukuman sesuai dengan usaha dan

daya capai anak didik di dalam proses belajar8.

C. Tugas dan Tanggung Jawab Guru


Utamanya seorang pendidik memiliki tugas untuk menyempurnakan,
membersihkan, menyucikan serta membawakan hati manusia untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal tersebut karena pendidikan Islam
memiliki tujuan utama, yaitu untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya.
Jika peserta didik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan, maka
pendidik mengalami kegagalan dalam tugasnya, sekalipun peserta didik
memiliki prestasi akademik yang luar biasa. Hal ini mengandung arti akan

keterkaitan antara ilmu dan amal shalih9.


Perkembangan selajutnya mengantarkan pada paradigma bahwa pendidik
bukan hanya sebagai pengajar, di mana mendoktrin peserta didik untuk
menguasai seperangkat pengetahuan dan skill tertentu. Pendidikan Islam juga
menuntut peserta didik untuk aktif dengan bantuan awal motivasi dan fasilitas
dari pendidik. Pendidik bertanggung jawab atas pengelolaan, fasilitator, dan
perencana dalam proses belajar. Oleh karena itu, seorang pendidik harus
mampu menjalankan peranan sesuai tempat maupun porsinya. Ia mampu
menempatkan kepentingan sebagai individu, anggota masyarakat, warga
Negara, dan pendidik sendiri.

8Rosyadi, Loc. Cit.


9 Nik Haryanti, Ilmu Pendidikan Islam, (Malang: Gunung Samudera, 2014), hlm. 44

11
Seorang guru profesional yang diharapkan sebagai pendidik adalah 1) Guru
yang memiliki semangat juang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan
yang mantap, 2) Guru yang mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan
dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK, 3) Guru yang mampu
belajar dan bekerjasama dengan profesi lain, 4) Guru yang memiliki etos kerja
yang kuat, 5) Guru yang memiliki kepastian dan kejelasan pengembangan karir,
10
6) Guru yang berjiwa profesional tinggi .

Ada beberapa pernyataan tentang tugas pendidik yang dapat disebutkan di


sini antara lain ialah11:
1. Mengetahui karakter murid.
2. Guru harus selalu berusaha meningkatkan kapasitasnya, baik dalam
bidang yang diajarkan ataupun dalam cara mengajarkannya.
3. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan dengan
ilmu yang diajarkannya.

Al Ghazali menjelaskan tugas pendidik, yang dapat disimpulkan dengan


ilmu yang diajarkannya12.

1. Mengikuti jejak Rasulullah dalam tugas dan kewajibannya


Adapun syarat bagi seorang guru, ia layak menjadi ganti Rasulullah
Saw., dialah sebenar-benarnya alim (berilmu, intelektual. Tetapi tidak
mesti tiap-tiap orang yang alim itu layak menempati kedudukan sebagai
pengganti Rasul Saw. itu. Dengan demikian, hendaknya seorang guru
menjadi wakil dan pengganti Rasulullah Saw. yang mewarisi ajaran-
ajarannya dan memperjuangkan dalam kehidupan masyarakat di segala
penjuru dunia, demikian pula harus mencerminkan ajaran-ajarannya
sesuai dengan akhlak Rasulullah.

10 Ibid., hlm. 46
11 Rosyadi, Op.Cit., hlm. 80
12 Ibid.

12
2. Menjadi teladan bagi anak didik

Al Ghazali mengatakan seorang guru itu harus mengamalkan


ilmunya, lalu perkataannya membohongi perbuatannya. Karena
sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan mata hati. Sedangkan
perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahal yang mempunyai
mata kepala adalah lebih banyak. Dengan perkataan tersebut jelaslah
bahwa seorang guru hendaknya melakukan apa yang ia perintahkan,
menjauhi larangan, dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang ia ajarkan.
Hal ini karena laku-laku guru akan dilihat oleh banyak mata kepala
peserta didiknya. Di mana tentunya anak didik akan meneladani dari
siapa yang mendidiknya, yaitu salah satunya adalah guru.

3. Menghormati kode etik guru


Al Ghazali mengatakan seorang guru yang memegang salah satu mata
pelajaran sebaiknya jangan menjelek-jelekkan mata pelajaran yang
lainnya. Pandangan Al Ghazali tersebut tentang akhlak guru dalam dunia
pendidikan saat ini dikembangkan menjadi kode etik pendidikan dalam
arti yang luas. Sebagai contoh dari kode etik saat ini ialah hubungan guru
dengan soal-soal kenegaraan dan hubungan guru dengan jabatan. Dengan
demikian, kode etik guru yang telah digariskan oleh Al Ghazali ratusan
tahun silam masih mempunyai relevansi dengan teori-teori pendidikan
modern, bahkan dasar-dasar yang telah ditetapkan di masa kini
dikembangan secara luas dalam lapangan operasional pendidikan Islam.

Pendidik yang bertanggung jawab adalah ia yang dapat


mempertanggungjawabkan kebenaran dari perkataan yang ia sampaikan
berdasarkan moral, agama, dan hokum yang berlaku. Begitu pula dalam
proses pembelajaran, guru harus dapat mempertanggungjawabkan teori-teori
13
keilmuwan yang ia ajarkan secara ilmiah .

13
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran dalam Perspektif
Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm.39

13
Sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Al Baqarah ayat 44 sebagai
berikut:

Artinya: Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan,


sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab
(Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?

Tugas dan tanggung jawab seorang guru sangatlah berat. Di samping guru
harus memiliki kualitas kemampuan yang baik, seorang guru haruslah
mempunyai keikhlasan yang tinggi dan mempunyai jiwa pengabdian kepada
ilmu. Keduanya akan berdampak pada hasil peserta didik yang berkualitas baik
di bidang keilmuwan, moral, maupun keimanan terhadap Allah SWT. Dalam
pemenuhan kualitas guru yang baik sendiri, pendidik perlu memerhatikan
kompetensi keguruan. Kompetensi keguruan dalam pendidikan Islam juga sama
dengan kompotensi keguruan pada umumnya. Namun, dalam pendidikan Islam
semua kompetensi yang dimiliki oleh pendidik harus berkesesuaian dengan
prinsip-prinsip dalam agama Islam. Prinsip tersebut dua di antaranya adalah
ajaran Islam memberikan motivasi bagi pendidik agar bekerja sesuai dengan
14
keahlian dan menekankan pentingnya keikhlasan dalam bekerja .

Dengan demikian, jelaslah bahwa tugas dan fungsi pendidik dapat


disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu15:

1. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program


pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta
mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program berlangsung.
2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada
tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan
Allah menciptakannya.

14 Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, Profesi Keguruan: Menjadi Guru yang


Religius dan Bermartabat, (Gresik: Caremedia Communication, 2018), hlm. 126
15 Haryanti, Op. Cit., hlm. 48

14
3. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan
kepada diri sendiri, peserta didik, dan masyarakat yang terkait terhadap
berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan
yang dilakukan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah diatas, maka dapat diseimpulkan :
1. Pengertian pendidik adalah pendidik adalah tenaga kependidikan,yakni
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan yang berkuallifikasi sebagai
pendidik, dosen, konselor,pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Macam pendidik ada
empat, yaitu Allah SWT, guru, orang tua dan pendidik.
2. Kedudukan pendidik dalam pandangan masyarakat sangatlah mulia,
seorang pendidik di anggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Oleh
karena itu kita harus menghargai seorang pendidik/guru, sama seperti
menghargai orangtua kita
3. Tidak hanya menyampaikan materi, utamanya seorang pendidik memiliki
tugas untuk menyempurnakan, membersihkan, menyucikan serta
membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hal tersebut karena pendidikan Islam memiliki tujuan utama, yaitu untuk
mendekatkan diri (taqarrub) kepada-Nya.
B. Saran
Kami berharap dengan membaca makalah ini seorang pendidik bisa lebih
baik lagi dan lebih professional dalam bidangnya masing-masing, karena
pendidik memiliki peran yang penting dalam kesejahtraan seorang anak
didiknya. selain dari itu kami berharap tidak ada lagi sifat meremehkan baik
tugas, syarat, dan sifat dari seorang pendidik karena itu merupakan kunci
kesuksesan seorang pendidik. Mungkin makalah ini jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kami mohon saran dari dosen pembimbing dan teman-teman,
supaya kedepannya kami bisa lebih baik lagi dari sebelumnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Haryanti, Nik. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Malang: Gunung Samudera.

Helmawati. 2016. Pendidik Sebagai Model. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Izzan, Ahmad. 2012. Membangun Guru Berkarakter. Jakarta: Humaniora.

Kosim, Moh. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Pamekasan: Sekolah Tinggi


Agama Islam Negeri Pamekasan.

Rofa’ah. 2016. Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran


dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: Deepublish.

Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sya’bani, Mohammad Ahyan Yusuf. 2018. Profesi Keguruan: Menjadi Guru yang
Religius dan Bermartabat. Gresik: Caremedia Communication.

17
GLOSARIUM
Ikhlas : Mengerjakan suatu pekerjaan atau kebaikan hanya berharap

akan ridha Allah SWT.


Ilmiah : Segala sesuatu yang bersifat keilmuan, didasarkan pada ilmu

pengetahuanatau memenuhisyarat/kaidah ilmu


pengetahuan.
Instruktur : Orang yg bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus

memberikan latihan dan bimbingannya.


Kode etik : Suatu bentuk aturan yang tertulis, yang secara sistematik

sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada.


Kognitif : Potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan


(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi
(evaluation) yang berarti persoalan yang menyangkut
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional
(akal).
Kompetensi : Kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan


jabatan yang disandangnya.
Konselor : Anggota atau staf perwakilan di luar negeri, kedudukannya

di bawah duta besar dan bertindak sebagai pembantu utama


(kepala perwakilan)
Paradigma : Cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang

akan memengaruhinya dalam berpikir, bersikap, dan


bertingkah laku.

Pendidikan profetik : Seperangkat teori yang tidak hanya mendeskripsikan dan


mentransformasikan gejala sosial, dan tidak pula hanya
mengubah suatu hal demi perubahan, namun lebih dari itu,

18
diharapkan dapat mengarahkan perubahan atas dasar cita-
cita etik dan profetik.
Syuhada : Orang yang gugur di medan perang melawan ‘musuh Islam’,

dan pasti masuk surga.


Utusan : Orang yg diutus, yang ditugasi untuk mewakili.

Taqarrub : Mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Widyaiswara : Jabatan fungsional yg diberikan kpd pegawai negeri sipil

dengan tugas mendidik, mengajar dan/atau melatih secara


penuh pd unit pendidikan dan pelatihan dr instansi
pemerintah.

19
INDEKS

Alim 10

Efektif 1

Fasilitator 5,7,16

Instruktur 5,7,16

Kognitif 6

Konselor 5,7,16

Kualifikasi ii, 3

Kuantitas 1

Operasional 13

Paradigma 11

Syuhada 9

Widyaiswara 5,7,16

20
SINGKATAN

Hlm : Halaman

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

QS : Qur’an Surat

SAW : Shalallahu ‘alaihi wassalam

SWT : Subhanahu wa ta’ala

21
TENTANG PENYUSUN

Penulis bernama Rizka Alifa Adriani lahir di


Jakarta pada 25 Mei 1999. Penulis merupakan
kembar pertama dari dua bersaudara. Saat ini
penulis sedang menempuh pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi
Pendidikan Biologi. Penulis merupakan
lulusan dari SMAN 3 Tangsel. Memiliki hobi
travelling, menonton film, dan juga
mendengarkan musik. Penulis menyukai film
Indonesia maupun Barat. Begitupun untuk
hobi mendengarkan musik, penulis menyukai
semua genre musik. Penulis bercita-cita menjadi pembawa acara televisi jalan –
jalan dan pengusaha.

Penulis bernama Aliestya Lufinsky


Krisnaningrum di Ngawi pada 01 Mei 1998.
Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Saat ini penulis sedang menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
program studi Pendidikan Biologi. Penulis
merupakan lulusan dari SMAN 79 Jakarta.
Pendidikan tingkat SD dan SMP penulis tempuh
di SDN Cireundeu V dan SMPN 226 Jakarta.
Memiliki hobi travelling, memotret, menulis,
dan menggambar. Penulis
aktif melakukan hobi menulisnya di media sosial Tumblr dan Instagram. Hobi
menggambarnya telah penulis tekuni sejak Sekolah Dasar. Penulis bercita-cita
menjadi designer Muslimah dan penulis buku.

22
DAFTAR NAMA PETUGAS DISKUSI
A. Moderator : Dwi Ningrum Lestari (11170161000052)

B. Operator : Nadilah Jalilah Suti Halwan (11170161000036)


C. Narasumber : 1. Aliestya Lufinsky K. (11170161000053)
2. Rizka Alifa Adriani (11170161000069)
D. Penanya : 1. Siddiq Ali Subhan (11170161000038)
2. Diah Eka Pertiwi (11170161000043)
3. Rasiana Dhea Berina Rizky (11170161000044)
4. Fakih Mahendra (11170161000047)
5. Immaulydia Khadijah Clara (11170161000061)
6. Nur ‘Aeni Aprillia Alfajri (11170161000063)
E. Komentator : 1. Ayu Syavira (11170161000042)
2. Vena Utianes (11170161000058)
3. Vidia Ramadhanti (11170161000060)
4. Mulyani Fatekhatul Jannah (11170161000062)
5. Bhalqist Syavira (11170161000064)
6. Fitri Hairunnisa (11170161000065)
F. Notulen : Nur Latifah Salama (11170161000041)

23

Anda mungkin juga menyukai