Anda di halaman 1dari 16

PROBLEMA PENDIDIKAN, GURU PENGGERAK, DAN DOSEN

PENGGERAK
Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Tugas Makalah Mata
Kuliah Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam
Pada Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Palopo

IAIN PALOPO

Diajukan Oleh:

Miftahuzzuhda

23 0501 0014

Dosen Pengampu

Dr. Bustamul Imran RN., M.A

Dr. Fatmaridah Sabani, M.Pd.

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala nikmat dan
karunia dan hidayah-Nya, sehingga tugas makalah yang diberikan dosen
pengampuh ini, dapat diselesaikan dengan baik dan semaksimal mungkin.
Meskipun masih banyak kekurangan di dalamya, penulis berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai
tentang “Problema Pendidikan, Guru Penggerak, dan Dosen Penggerak”. Adapun
makalah ini, dibuat berdasarkan referensi yang telah ditemukan dari berbagai
sumber-sumber yang telah ada sebelumnya.

Shawalat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada baginda Rasulullah saw,
kepada para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya. Makalah ini ditulid dan
disusun sebagai syarat yang harus diselesaikan, guna menyelesaikan tugas mata
kuliah “Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam”.

Penulis menyadari bahwasanya, dalam penulisan makalah ini ditemui


berbagai kesulitan. Sebab itu, penulis amat sangat mengharapkan bantuan,
petunjuk, saran, dan kritikan yang sifatnya membangun. Sehingga makalah ini
dapat menjadi suatu karya ilmiah yang bermanfaat bagi para pembaca.

Palopo, 16 November 2023

Penulis

Miftahuzzuhda

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Problema Pendidikan 5
B. Problema Guru Penggerak 8
C. Problema Dosen Penggerak 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman selalu menampilkan persoalan baru yang kerap tidak


terpikirkan sebelumnya. Cita-cita kemerdekaan yang diusung oleh para pendiri
bangsa menjadi tanggung jawab kita bersama untuk melanjutkan tonggaktonggak
perjuangan pergerakan nasional tersebut. Proses pendidikan yang telah dijalani
selama hampir 74 tahun kemerdekaan Republik Indonesia tidak serta merta
membuat perubahan secara signifikan terhadap pola pikir sumberdaya manusianya.
Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu icon penting kehidupan
bermasyarakat perlu terus dilakukan pembaharuan menuju masa depan yang baik
kedepannya. Indonesia dahulu dipuji sebagai salah satu negara yang berhasil
menaikkan Indeks Pembangunan Manusia secara fantastis. Pada era 60-an banyak
tenaga pendidik/pengajar yang berasal dari Indonesia diperbantukan untuk
memberikan pengajaran di Negara tetangga dan ada juga mahasiswa dari negara
tetangga menempuh studi di Indonesia.1

Pendidikan merupakan usaha etis dari manusia, untuk manusia dan untuk
masyarakat manusia. Pendidikan dapat mengembangkan bakat seseorang sampai
pada tingkat optimal dalam batas hakikat individu, dengan tujuan agar setiap
manusia dapat secara terhormat ikut serta dalam pengembangan manusia dan
masyarakatnya dapat terus menerus mencapai martabat kehidupan yang lebih
tinggi. Pendidikan tidak dapat dipisahkan pada diri manusia. Manusia mengalami
proses pendidikan dimulai dari kandungan sampai beranjak dewasa selanjutnya

1
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 775.

1
2

menjadi tua. Pendidikan merupakan cahaya yang menuntun manusia dalam


menentukan arah, tujuan, dan arti kehidupan ini.2

Problematika pendidikan di Indonesia dinilai cukup banyak, mulai dari


kurikulum, kompetensi, bahkan kompetensi kepemimpinan baik itu dijajaran
tingkat atas maupun tingkat bawah. Berbagai keluhan yang terjadi di lapangan, baik
pimpinan sekolah maupun para pendidik yang menyayangkan dimensi
kepemimpinan seperti persoalan manajemen, administrasi yang belum sesuai,
birokrasi dan kedisiplinan. Tidak kalah pentingnya mengenai persoalan
kepemimpinan di sekolah turut berperan mewarnai wajah penyelenggaraan dunia
pendidikan dan memperlebar kesenjangan serta konflik internal para pendidik.
Pemberlakuan otonomi daerah menyumbang persoalan dimana sistem pendidikan
nasional dituntut untuk melakukan penyesuaian dan perubahan agar tercipta proses
pendidikan yang demokratis, mendorong peningkatan partisipasi masyarakat serta
memperhatikan keberagaman dan kebutuhan daerah.3

Guru penggerak adalah guru yang menggerakkan guru yang lain dalam
pembelajaran merdeka belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
holistic. Guru penggerak dalam merdeka belajar tidak hanya memiliki kemampuan
dalam mengelola pembelajaran secara efektif tetapi harus mampu menciptakan
hubungan yang baik dengan peserta didik dalam komunitas persekolahan dengan
menggunakan teknologi yang ada demi peningkatan mutu pembelajaran serta harus
melakukan refleksi dan evaluasi terus menerus dalam perbaikan praktek
pembelajaran yang terus menerus. Guru penggerak harus mampu menjadi teladan
yang memiliki kemampuan dan daya juang untuk membawa suatu perubahan yang
baik dalam ekosistem pendidikan dalam sekolahnya maupun dalam unit sekolah
yang lain. Sesuai dengan program menteri pendidikan dan kebudayaan tentang guru
penggerak dalam merdeka belajar, diharapkan para guru mampu untuk bersinergi

2
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 775.
3
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 775.
3

dan berkolaborasi untuk mencapai perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik
dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing. 4

Guru penggerak harus mampu menggerakkan rekan guru yang lain untuk
selalu berinovasi. Sebagai guru dalam Pendidikan merdeka belajar, tentu harus
mampu memiliki komptensi kepribadian yang matang, baik secara moral maupun
dalam hal spiritual sehingga menjadi menjadi role model bagi peserta didik dan
semua warga sekolah. Guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran dalam
merdeka belajar yang memiliki kemampuan dalam menggerakkan ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan Pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
Menjadi guru penggerak, harus lulus seleksi dan mengikuti program pendidikan
dan pelatihan selama sembilan bulan.5

Dosen Pembimbing Penggerak adalah dosen yang ditunjuk dan ditugaskan


oleh Program Studi atau Departemen sebagai mentor, pendamping, pembimbing,
dan penasehat akademik termasuk non-akademik, memotivasi dan menginspirasi
seorang atau sekelompok mahasiswa selama proses belajar sejak Semester 1 sampai
mahasiswa dinyatakan lulus sesuai jenjang pendidikan yang ditempuhnya.6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan


masalah dalam makalah ini adalah sebagai sebagai berikut :
1. Apa saja Problema Pendidikan ?
2. Apa saja Problema Guru Penggerak ?
3. Apa saja Problematika Dosen Penggerak ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu adalah sebagai berikut :

4
Tatang Apendi, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September 2022, 1.
5
Tatang Apendi, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September 2022, 2.
6
https://panduan.ipb.ac.id/docs/tata-tertib-penyelenggaran-akademik-multistrata/dosen-
dan-pembimbing-penggerak/
4

1. Untuk Mengetahui Problema Pendidikan.


2. Untuk Mengetahui Problema Guru Penggerak.
3. Untuk Mengetahui Problema Dosen Penggerak.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penlisan makalah ini yaitu adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Dosen Pembimbing, khususnya untuk Dosen Pembimbing Mata kuliah
Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam agar dapat membimbing, mengarahkan,
dan mempertajam serta memperdalam lagi isi, konten analisis, dan topik utama
dalam setiap sub-sub bahasan dalam makalah ini.
b. Bagi Mahasiswa pascasarjana, di harapkan dapat memberi manfaat dalam
memahami secara menyeluruh terkait dengan problema pendidikan, guru
penggerak, dan dosen penggerak.
2. Manfaat Teoritis
Penulisan ini, diharapkan pembaca dapat meningkatkan pengetahuan dan
ilmu baru serta, sebagai informasi dan literature dalam bidang studi Pendidikan
Agama Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Problema Pendidikan

Dalam Undang-undang Sisdiknas dikemukakan bahwa pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.1

Pendidikan di Indonesia masih menunjukkan kualitas yang rendah. Hal ini


berangkat dari asumsi bahwa dianggap kurang seriusnya peran serta Pemerintah
dan pihak terkait lainnya memperhatikan bidang pendidikan. Kemajuan peradaban
suatu bangsa salah satunya yang dinilai adalah pendidikan. Pendidikan merupakan
modal dasar untuk kemajuan suatu bangsa. Kesenjangan-kesenjangan yang masih
terjadi dalam pendidikan Indonesia seperti: sarana prasarana dan sumber daya
tenaga pendidik.

1. Sarana dan Prasarana

Kualitas pendidikan antara sekolah yang di kota dan daerah terpencil masih
terdapat kesenjangan cukup besar. Sering kita lihat secara langsung maupun lewat
pemberitaan dimedia televisi, media sosial lainnya dan surat kabar bahwasanya
kondisi sekolah di pedesaan dan daerah terpencil masih jauh dari kata layak.
Misalnya kondisi bangunan yang rapuh bahkan hampir runtuh ditambah atap yang
bocor disaat musin hujan sehingga kegiatan proses belajar mengajar sering
terkandala. Persoalan sarana dan prasarana menjadi persoalan yang krusial dalam
perbaikan dan pembangunan sistem pendidikan di Indonesia.

1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (UU RI Nomor 20 Tahun
2003), Jakarta: Sinar Grafika, 2003), 2.

5
6

Kerusakan sarana prasana pendidikan seperti ruang kelas, perpustakaan dan


laboratorium yang tidak menunjang proses pembelajaran kondusif menjadi faktor
utama yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan pendidikankarena proses
pendidikan berlangsung tidak efektif.

Bantuan Pemerintah seperti rehab ruangan kelas belum menjangkau secara


keseluruhan. Prosesnya hanya bagian tertentu saja seperti atap dan pengecatan.
Kesenjangan lainnya juga pada jumlah dan ketersediaan buku, ketersediaan buku
di daerah perkotaan, daerah terpencil maupun perbatasan masih terjadi kesenjangan
baik dari segi jumlah ketersediaan dan kualitas buku. Ketersediaan buku merupakan
penunjang pendidikan yang sangat penting karena hal ini akan menunjang
keberhasilan proses pendidikan.

Pembenahan pendidikan tidak terlepas dari ketercukupan dana dan


pengelolaan yang baik. Masyarakat berharap banyak dengan pemberlakuan
otonomi pendidikan sebagai salah satu kebijakan pendidikan nasional dapat
terlaksana dengan baik dan terarah. Otonomi pendidikan diharapkan menghasilkan
sistem pendidikan yang terbuka, lebih mandiri, demokratis dan maju.2

2. Masalah Kurikulum

Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami


Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap
pembelajaran dan pendidikan Indonesia. Masalah kurikulum meliputi masalah
konsep dan masalah pelaksanaannya. Sumber masalahnya ialah bagaimana sistem
pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja (bagi
yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke
perguruan tinggi (bagi mereka ingin lanjut). Salah satunya yaitu kurikulum di
Indonesia terlalu kompleks.

Kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks jika dibandingkan


dengan kurikulum pendidikan di negara maju,. Hal ini memiliki dampak bagi guru

2
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 778.
7

dan siswa. Siswa merasa terbebani dengan segudang materi yang harus pahami dan
dikuasainya. Siswa dihadapkan dengan usaha yang keras untuk memahami dan
mengejar materi yang ditargetkan. Kedua hal tersebut akan nantinya adakn
berdampak pada ketidakpahaman siswa terhadap keseluruhan materi yang
diajarkan.

Tugas guru semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan


pengajaran kepada peserta didiknya. Guru tentunya akan terbebani dengan
pencapaian target materi yang akan diajarkan. Guru harus melanjutkan materi
sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan. Hal ini tidak sesuai
dengan peran guru.3

3. Tenaga Pendidik

Kuantitas maupun kualitas guru pada dewasa saat ini merupakan hal yang
dilematis. Secara objektif jumlah guru saat ini memang kurang memadai, jumlah
guru yang kurang memadai ini umumnya terjadi di daerah pedesaan, terpencil dan
perbatasan, jumlah guru hanya ada sekitar 3-4 orang. Sementara itu, sekolah di
daerah perkotaan dapat terus bertahan dengan kemajuan sarana dan prasarananya
yang memadai dan ketersediaan bahkan penumpukan guru. Dalam satu SD
dijumpai 11- 17 orang guru, termasuk diantaranya kepala sekolah. Oleh karena itu
sekolah yang kekurangan guru di pedesaan/daerah terpencil semakin terisolasi dan
semakin terpuruk.

Dalam pendidikan posisi guru memegang peranan penting. Dari segi


kuantitas dan pemerataan guru mengalami persoalan yang dilematis, kondisi
geografis negara kita yang sangat luas mejadi satu faktor kesenjangan pemerataan
guru di Indonesia, ada sekolah yang kelebihan guru tetapi ada juga sekolah yang
kekurangan guru.

Oleh karena itu, pemerintah harus membuat terobosan dalam membangun


pendidikan nasional, artinya harus ada upaya pemerataan dan kualitas guru di

3
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 778.
8

Indonesia. Misalnya; ada semacam ransangan bagi guru yang mau mengabdikan
diri bagi daerah/desa yang masuk kategori terpencil yaitu berupa tunjangan khusus
sehingga ada semacam ukuran cost dan benefid bagi guru dari sudut rasional dan
tuntutan sosial.4

B. Problema Guru Penggerak

Adapun kendala yang dialami guru penggerak ialah:

1. Pola Cara Belajar Mengajar Guru dalam instruksi penyesuaian belajar dan
mengajar guru terkendala menyatukan persepsi guru antar satuan pendidikan
dalam membangun kelompok satuan kerja. Hal ini diperuntukkan untuk
menguatkan tugas, fungsi, dan peran guru yang dididik, dilatih menjadi suatu
kesatuan embrio baru dalam melaksanakan tugas serta memberikan ilmu baru
kepada guru lainnya. Maka pola cara belajar mengajar guru masih
menggunakan cara lama, dan belum mampu menyesuaikan dengan tuntutan
kurikulum merdeka belajar.
2. Pola cara belajar mengajar guru dalam penyediaan Bahan Ajar terkendala:
a. Optimalisasi pengaduan Buku Pedoman Guru dan Siswa masih rendah;
b. Penguatan SDM Guru berbasis Teknologi Pembelajaran masih rendah;
c. Akses kerja kelompok guru setiap mata pelajaran masih rendah;
3. Pola cara belajar mengajar guru dalam penyesuaian jadi guru rujukan di satuan
pendidikan;
a. Akses jangkauan geografis antar sekolah satu, dengan kelompok kerja
guru di sekolah lainnya yang cukup jauh.
b. Infastruktur jaringan internet di masing-masing daerah belum stabil dalam
penerapan metode atau cara belajar hybride.
c. Keterbatasan keterampilan guru penggerak dalam menyesuaikan
kurikulum merdeka belajar terkait memanejerial pembelajaran dan
kurikulum, serta menggerakkan komunitas belajar adanya kendala

4
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 779.
9

pendanaan dan waktu, serta jumlah personil guru penggerak yang belum
terpenuhi.5
C. Problema Dosen Penggerak
Problema dosen penggerak ialah:
1. Dosen penggerak kurang sigap, cepat, dan beradaptasi dengan perubahan
terjadi.
Dosen penggerak harus sigap, cepat dan terus beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi. Mengingat perubahan dan kemajuan di setiap era
berkembang sangat cepat. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi
dosen penggerak untuk terus meningkatkan skill dan pengetahuannya termasuk
dalam penguasaan teknologi. Karena dosen penggerak tidak hanya berperan
sebagai edukator tetapi juga fasilitator yang memberikan dan mengaktifkan
semangat, potensi, talenta serta kekuatan mahasiswa. Hal ini bermakna bahwa
dosen penggerak ditantang untuk bisa menjadi sumber inspirasi mahasiswa,
pemberi motivasi dan pendamping mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuannya.
2. Dosen penggerak kurang mampu menjadi Represesntasi.
Dosen dituntut mampu menjadi representasi, hal ini berarti bahwa
dosen penggerak harus mampu membina mahasiswa untuk memiliki kesadaran
bahwa mahasiswa merupakan bagian warga global. Sehingga mahasiswa
memiliki pemikiran dan kesadaran akan pentingnya inovasi dan kolaborasi
serta berkarya sampai pada tingkat global. Bersedia mengikuti berbagai acara
ilmiah atau event global yang tentunya harus dikenalkan dan difasilitasi oleh
dosen penggerak.
3. Dosen penggerak kurang memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai
dosen penggerak.
Memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai dosen penggerak
mulai dari Mempunyai wawasan akademik yang luas berupa penguasaan
kurikulum program yang diikuti oleh mahasiswa bimbingannya, memahami

5
Tatang Apendi, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September 2022, 2.
10

dan mengerti situasi akademik jurusan/bagiannya dan jurusan/bagian lain yang


terkait, mengetahui berbagai program kemahasiswaan, Menetapkan dan
membuat jadwal pertemuan dengan mahasiswa bimbingannya secara rutin,
Menjalin hubungan keakraban akademik dan profesional dengan mahasiswa
bimbingannya, Mengikuti, mengamati, dan mengarahkan perkembangan studi
mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala, Mencatat dan mengevaluasi
program yang dijalani mahasiswa yang dibimbingnya secara berkala dan Jika
akan meninggalkan tugas, harus melapor.6

6
Rita Meutia dkk, Aktualisasi dan Problematika dalam Pembelajaran, (Tulungagung:
Akademia Pustaka, 2023). 25-27.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya ada beberapa masalah pokok yang dihadapi oleh dunia
pendidikan di Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga
Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali
peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam
kancah kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan yang
diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, masalah
relevansi pendidikan dan sarana prasarana.

Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan pola pendidikan


dengan Guru Penggerak dalam pembelajaran merdeka belajar. Guru penggerak
dalam merdeka belajar merupakan seseorang yang mampu mengarahkan peserta
didik dalam mengembangkan dirinya secara menyeluruh, yang memiliki pemikiran
yang kritis, dan daya cipta yang kreatif.

Dosen adalah aktor penting dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi.


Tugas dosen sebagai penggerak hendaknya difahami dan laksanakan karena dosen
tidak hanya sebagai edukator tetapi juga pembimbing mahasiswa dalam upaya
menjadikan mahasiswa sebagai SDM yang unggul menjadi calon pemimpin di
masa depan yang berkualitas karena ini merupakan tugas yang semestinya
dilaksanakan para dosen. Dosen penggerak yang menjadi salah satu unsur utama
dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang bertugas memberikan
dampingan, fasilitasi, maupun teladan bagi mahasiswa di perguruan tinggi,
sehingga mahasiswa memiliki kemampuan yang relevan dengan zamannya.

B. Saran

Penulis, sangat amat sadar bahwa tulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, Penulis sangat berharap besar bagi seluruh pembaca, agar
kiranya berkenan memberikan saran yang bersifat “membangun, objektif, dan

11
12

inovatif‟ guna melengkapi kekurangan dari konten sub-sub bahasan yang telah di
uraikan sebelumnya. Terakhir, besar harapan penulis sekiranya dengan minimnya
materi yang di bahas dalam makalah ini, seyogyanya dapat membantu cakrawala
dan gagasan pembaca terbuka luas serta mudah memahami tulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Chairunnisa, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar


Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019.
Apendi Tatang, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September
2022.
https://panduan.ipb.ac.id/docs/tata-tertib-penyelenggaran-akademik-multistrata/dosen-
dan-pembimbing-penggerak/
Meutia Rita dkk, Aktualisasi dan Problematika dalam Pembelajaran, Tulungagung:
Akademia Pustaka, 2023.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (UU RI Nomor 20 Tahun 2003),
Jakarta: Sinar Grafika, 2003)

13

Anda mungkin juga menyukai