PENGGERAK
Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Tugas Makalah Mata
Kuliah Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam
Pada Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Palopo
IAIN PALOPO
Diajukan Oleh:
Miftahuzzuhda
23 0501 0014
Dosen Pengampu
Shawalat serta salam tak lupa kita kirimkan kepada baginda Rasulullah saw,
kepada para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya. Makalah ini ditulid dan
disusun sebagai syarat yang harus diselesaikan, guna menyelesaikan tugas mata
kuliah “Isu-isu Kontemporer Pendidikan Islam”.
Penulis
Miftahuzzuhda
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Problema Pendidikan 5
B. Problema Guru Penggerak 8
C. Problema Dosen Penggerak 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha etis dari manusia, untuk manusia dan untuk
masyarakat manusia. Pendidikan dapat mengembangkan bakat seseorang sampai
pada tingkat optimal dalam batas hakikat individu, dengan tujuan agar setiap
manusia dapat secara terhormat ikut serta dalam pengembangan manusia dan
masyarakatnya dapat terus menerus mencapai martabat kehidupan yang lebih
tinggi. Pendidikan tidak dapat dipisahkan pada diri manusia. Manusia mengalami
proses pendidikan dimulai dari kandungan sampai beranjak dewasa selanjutnya
1
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 775.
1
2
Guru penggerak adalah guru yang menggerakkan guru yang lain dalam
pembelajaran merdeka belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
holistic. Guru penggerak dalam merdeka belajar tidak hanya memiliki kemampuan
dalam mengelola pembelajaran secara efektif tetapi harus mampu menciptakan
hubungan yang baik dengan peserta didik dalam komunitas persekolahan dengan
menggunakan teknologi yang ada demi peningkatan mutu pembelajaran serta harus
melakukan refleksi dan evaluasi terus menerus dalam perbaikan praktek
pembelajaran yang terus menerus. Guru penggerak harus mampu menjadi teladan
yang memiliki kemampuan dan daya juang untuk membawa suatu perubahan yang
baik dalam ekosistem pendidikan dalam sekolahnya maupun dalam unit sekolah
yang lain. Sesuai dengan program menteri pendidikan dan kebudayaan tentang guru
penggerak dalam merdeka belajar, diharapkan para guru mampu untuk bersinergi
2
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 775.
3
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 775.
3
dan berkolaborasi untuk mencapai perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik
dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing. 4
Guru penggerak harus mampu menggerakkan rekan guru yang lain untuk
selalu berinovasi. Sebagai guru dalam Pendidikan merdeka belajar, tentu harus
mampu memiliki komptensi kepribadian yang matang, baik secara moral maupun
dalam hal spiritual sehingga menjadi menjadi role model bagi peserta didik dan
semua warga sekolah. Guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran dalam
merdeka belajar yang memiliki kemampuan dalam menggerakkan ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan Pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
Menjadi guru penggerak, harus lulus seleksi dan mengikuti program pendidikan
dan pelatihan selama sembilan bulan.5
B. Rumusan Masalah
4
Tatang Apendi, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September 2022, 1.
5
Tatang Apendi, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September 2022, 2.
6
https://panduan.ipb.ac.id/docs/tata-tertib-penyelenggaran-akademik-multistrata/dosen-
dan-pembimbing-penggerak/
4
PEMBAHASAN
A. Problema Pendidikan
Kualitas pendidikan antara sekolah yang di kota dan daerah terpencil masih
terdapat kesenjangan cukup besar. Sering kita lihat secara langsung maupun lewat
pemberitaan dimedia televisi, media sosial lainnya dan surat kabar bahwasanya
kondisi sekolah di pedesaan dan daerah terpencil masih jauh dari kata layak.
Misalnya kondisi bangunan yang rapuh bahkan hampir runtuh ditambah atap yang
bocor disaat musin hujan sehingga kegiatan proses belajar mengajar sering
terkandala. Persoalan sarana dan prasarana menjadi persoalan yang krusial dalam
perbaikan dan pembangunan sistem pendidikan di Indonesia.
1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (UU RI Nomor 20 Tahun
2003), Jakarta: Sinar Grafika, 2003), 2.
5
6
2. Masalah Kurikulum
2
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 778.
7
dan siswa. Siswa merasa terbebani dengan segudang materi yang harus pahami dan
dikuasainya. Siswa dihadapkan dengan usaha yang keras untuk memahami dan
mengejar materi yang ditargetkan. Kedua hal tersebut akan nantinya adakn
berdampak pada ketidakpahaman siswa terhadap keseluruhan materi yang
diajarkan.
3. Tenaga Pendidik
Kuantitas maupun kualitas guru pada dewasa saat ini merupakan hal yang
dilematis. Secara objektif jumlah guru saat ini memang kurang memadai, jumlah
guru yang kurang memadai ini umumnya terjadi di daerah pedesaan, terpencil dan
perbatasan, jumlah guru hanya ada sekitar 3-4 orang. Sementara itu, sekolah di
daerah perkotaan dapat terus bertahan dengan kemajuan sarana dan prasarananya
yang memadai dan ketersediaan bahkan penumpukan guru. Dalam satu SD
dijumpai 11- 17 orang guru, termasuk diantaranya kepala sekolah. Oleh karena itu
sekolah yang kekurangan guru di pedesaan/daerah terpencil semakin terisolasi dan
semakin terpuruk.
3
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 778.
8
Indonesia. Misalnya; ada semacam ransangan bagi guru yang mau mengabdikan
diri bagi daerah/desa yang masuk kategori terpencil yaitu berupa tunjangan khusus
sehingga ada semacam ukuran cost dan benefid bagi guru dari sudut rasional dan
tuntutan sosial.4
1. Pola Cara Belajar Mengajar Guru dalam instruksi penyesuaian belajar dan
mengajar guru terkendala menyatukan persepsi guru antar satuan pendidikan
dalam membangun kelompok satuan kerja. Hal ini diperuntukkan untuk
menguatkan tugas, fungsi, dan peran guru yang dididik, dilatih menjadi suatu
kesatuan embrio baru dalam melaksanakan tugas serta memberikan ilmu baru
kepada guru lainnya. Maka pola cara belajar mengajar guru masih
menggunakan cara lama, dan belum mampu menyesuaikan dengan tuntutan
kurikulum merdeka belajar.
2. Pola cara belajar mengajar guru dalam penyediaan Bahan Ajar terkendala:
a. Optimalisasi pengaduan Buku Pedoman Guru dan Siswa masih rendah;
b. Penguatan SDM Guru berbasis Teknologi Pembelajaran masih rendah;
c. Akses kerja kelompok guru setiap mata pelajaran masih rendah;
3. Pola cara belajar mengajar guru dalam penyesuaian jadi guru rujukan di satuan
pendidikan;
a. Akses jangkauan geografis antar sekolah satu, dengan kelompok kerja
guru di sekolah lainnya yang cukup jauh.
b. Infastruktur jaringan internet di masing-masing daerah belum stabil dalam
penerapan metode atau cara belajar hybride.
c. Keterbatasan keterampilan guru penggerak dalam menyesuaikan
kurikulum merdeka belajar terkait memanejerial pembelajaran dan
kurikulum, serta menggerakkan komunitas belajar adanya kendala
4
Chairunnisa Amelia, Problematika Pendidikan di Indonesia, Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Vol 3 Tahun 2019, 779.
9
pendanaan dan waktu, serta jumlah personil guru penggerak yang belum
terpenuhi.5
C. Problema Dosen Penggerak
Problema dosen penggerak ialah:
1. Dosen penggerak kurang sigap, cepat, dan beradaptasi dengan perubahan
terjadi.
Dosen penggerak harus sigap, cepat dan terus beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi. Mengingat perubahan dan kemajuan di setiap era
berkembang sangat cepat. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi
dosen penggerak untuk terus meningkatkan skill dan pengetahuannya termasuk
dalam penguasaan teknologi. Karena dosen penggerak tidak hanya berperan
sebagai edukator tetapi juga fasilitator yang memberikan dan mengaktifkan
semangat, potensi, talenta serta kekuatan mahasiswa. Hal ini bermakna bahwa
dosen penggerak ditantang untuk bisa menjadi sumber inspirasi mahasiswa,
pemberi motivasi dan pendamping mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuannya.
2. Dosen penggerak kurang mampu menjadi Represesntasi.
Dosen dituntut mampu menjadi representasi, hal ini berarti bahwa
dosen penggerak harus mampu membina mahasiswa untuk memiliki kesadaran
bahwa mahasiswa merupakan bagian warga global. Sehingga mahasiswa
memiliki pemikiran dan kesadaran akan pentingnya inovasi dan kolaborasi
serta berkarya sampai pada tingkat global. Bersedia mengikuti berbagai acara
ilmiah atau event global yang tentunya harus dikenalkan dan difasilitasi oleh
dosen penggerak.
3. Dosen penggerak kurang memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai
dosen penggerak.
Memahami dan melaksanakan kewajibannya sebagai dosen penggerak
mulai dari Mempunyai wawasan akademik yang luas berupa penguasaan
kurikulum program yang diikuti oleh mahasiswa bimbingannya, memahami
5
Tatang Apendi, Problematka Guru Penggerak dalam Penguatan Cara Belajar Mengajar
di Kutai Barat Tahun 2022, Jurnal Intelegensia, Volume 7, Nomor 2, September 2022, 2.
10
6
Rita Meutia dkk, Aktualisasi dan Problematika dalam Pembelajaran, (Tulungagung:
Akademia Pustaka, 2023). 25-27.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada dasarnya ada beberapa masalah pokok yang dihadapi oleh dunia
pendidikan di Indonesia yaitu mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga
Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan serta pendidikan dapat membekali
peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam
kancah kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan yang
diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan
pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, masalah
relevansi pendidikan dan sarana prasarana.
B. Saran
Penulis, sangat amat sadar bahwa tulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, Penulis sangat berharap besar bagi seluruh pembaca, agar
kiranya berkenan memberikan saran yang bersifat “membangun, objektif, dan
11
12
inovatif‟ guna melengkapi kekurangan dari konten sub-sub bahasan yang telah di
uraikan sebelumnya. Terakhir, besar harapan penulis sekiranya dengan minimnya
materi yang di bahas dalam makalah ini, seyogyanya dapat membantu cakrawala
dan gagasan pembaca terbuka luas serta mudah memahami tulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
13