Anda di halaman 1dari 51

NAMA : ANNISA

NIM : 220404502040
KELAS : BK 1-D
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROFESI
KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :


Nurwahyuningsih Ibrahim S.Pd, M.Pd
Topik Yang Akan Dibahas :
1. Strategi Pengembangan Profesi Kependidikan
2. Rasional Tantangan Profesionalitas
3. Jenis-Jenis Profesi dan Tugas Serta Tanggungjawab Profesi Kependidikan
4. Etika Profesi Kependidikan
5. Pemanfaatan Tegnologi Pendidikan Sesusi Dengan Bidangnya
6. Landasan, Prinsip, Teori dan Isu Terkini Tentang Profesi Kependidikan
7. Manajemen Sekolah
8. Supervisi Pendidikan
9. Organisasi Kependidikan
10. Bimbingan dan Konseling
11. Layanan Khusus Peserta Didik
12. Pendidikan Non Formal
BAB 1
STRATEGI PENGEMBANGAN
PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Pengertian guru profesional
Kata guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia diartikan dengan orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Sedangkan arti profesional adalah
bersangkutan dengan profesi atau memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya.
Guru profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian atau kemampuan dalam
membimbing dan membina peserta didik, baik dari segi intelektual, spiritual,
maupun emosional.
B. Cara Mengembangkan Guru Sebagai
Suatu Profesi
Guru adalah elemen penting dalam pendidikan yang sukses. Oleh karena itu, untuk
menjadi seorang guru harus memenuhi syarat-syarat yang harus dimiliki seorang
guru. Guru yang cerdas harus tahu bagaimana meningkatkan profesionalisme guru.
Cara meningkatkan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Berikut adalah enam cara untuk meningkatkan profesionalisme guru:
1.Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2.Aktif mengikuti kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) dan Komunitas Guru
3.Mengikuti pelatihan yang mendukung kualitas pembelajaran
4.Suka Membaca Buku
5.Peer Observation and Evaluation
6.Membuat Karya Tulis
C. Tujuan dan fungsih pengembangan guru
profesional
1. Tujuan Pengembangan Profesional Guru
Tujuan pengembangan profesional guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan:
a) Kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan
manusiawi, serta melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuha sosial.
b) Kebutuhan untuk menemukan cara-cara untuk membantu staf pendidikan dalam rangka
mengembangkan pribadinya secara luas.
c) Kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong keinginan guru untuk menikmati dan
mendorong kehidupan pribadinya.
2. Fungsi Pengembangan Profesional Guru
Bruce Joyce (1990) menulis bahwa program komprehensif pengembangan profesional
hendaknya melalui tiga fungsi berikut ini.
a) Sebagai acuan sistem untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dalam jabatan (in-
service training) yang cocok bagi guru.
b) Sebagai bekal bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas program-programnya.
c) Menciptakan suasana atau kondisi yang memungkinkan guru untuk sebisa mungkin
mengembangkan potensinya secara optimal.
D. Strategi pengembangan profesi guru
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia strategi ialah siasat untuk mencapai sesuatu
maksud atau tujuan. Dalam mengembangkan profesi guru dapat dilakukan melalui
berbagai strategi baik dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan
diklat (Danim, 2011:9) antara lain;
1.Pendidikan dan pelatihan
a.In-house training (IHT) 2.Non-pendidikan dan pelatihana
b.Program magang a.Diskusi masalah pendidikan
c.Kemitraan sekolah b.Seminar
d.Belajar jarak jauh c.Workshop
e.Pelatihan berjenjang dan khusus d.Penelitian
f.Kursus singkat di perguruan tinggi atau e.Penulisan buku/bahan ajar
lembaga pendidikan lainnya f.Pembuatan media pembelajaran
g.Pembinaan internal oleh sekolah g.Pembuatan karya teknologi/karya seni
Pendidikan lanjut
bab 2
RASIONAL TANTANGAN
PROFESIONALITAS
A. Rasionalitas
Keberhasilan program pendidikan Nasional, akan sangat ditunjang dengan berbagai
sumber daya yang memiliki daya saing global dalam rangka menghadapi tantangan-
tantangan di masa depan sebagai akibat terjadinya globalisasi dari berbagai aspek
kehidupan, khususnya dalam dunia Pendidikan.Menciptakan sumber daya, khususnya
sumber daya manusia yang mempunyai daya saing global, dapat diciptakan dengan
melalui suatu proses pendidikan yang memenuhi harapan dan tuntutan para pengguna
atau pengelola jasa pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, setiap pengelola pendidikan periu memperhatikan dan


menempatkan mutu sebagai alat untuk memperoleh manfaat terhadap persaingan
global yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan pendidikan.
B. Tantangan Bagi Profesionalitas
Guru di Era Milenial
Tantangan Pertama adalah globalisasi yang menyebabkan kompetisi tenaga kerja
antar negara. Globalisasi merupakan proses kebudayaan yang ditandai dengan adanya
kecenderungan wilayah-wilayah di dunia, baik geografis maupun fisik, menjadi seragam
dalam format sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Tantangan kedua adalah kebutuhan akan generasi yang unggul dan moderat. Dalam
pendidikan agama Islam, pendidikan karakter sangat dibutuhkan oleh peserta didik,
karena dipahami sebagai wadah atau proses untuk membentuk pribadi yang baik,
unggul, dan berkualitas.

Tantangan ketiga adalah besarnya jumlah penduduk usia muda yang menuntut pola
pengajaran yang baru. Guru harus melakukan sejumlah hal agar pola pengajarannya
sesuai dengan generasi milenial.
C. Profesionalitas Guru Antara
Harapan Dan Tantangan

Sejak dari dulu keberadaan guru mendapat tempat tersendiri dalam masyarakat,
dan dalam bidang pendidikan merupakan faktor kunci dari keberhasilan tujuan
pendidikan dan kualitas peserta didik. Meskipun sedemikian strategis peran guru,
setelah puluhan tahun Indonesia merdeka kita belum memiliki undang-undang
yang khusus mengatur tentang guru dan dosen.

Dalam hubungan ini jelas penempatan guru sebagai pendidik profesional, tidak
hanya melulu berkaitan dengan soal finasial, tetapi berjalan secara integral
dengan kualifikasi, komptensi dan sertifikasi pendidik.
BAB 3
JENIS JENIS PROFESI DAN TUGAS SERTA TANGGUNG
JAWAB PROFESI KEPENDIDKAN
A. Jenis- Jenis Profesi Kependidikan
1.Tenaga Kependidikan 2,Pendidik
Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan 1)Guru
di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat 2)Dosen
dalam proses pendidikan, diantaranya: 3)Konselor
1)Kepala Satuan Pendidikan 4)Pamong belajar
1)Kepala Sekolah 5)Widyaiswara
2)Rektor 6)Tutor
3)Wakil/Kepala Urusan 7)Instruktor
4)Tata Usaha 8)Fasilitator
5)Laboran,
6)Pustakawan
7)Pelatih ekstrakurikuler,
8)Petugas keamanan
B. Tugas Pokok dan Fungsi Profesi
Kependidikan
1)Guru
·Guru Sebagai Pendidik
·Guru Sebagai Pengajar
·Guru Sebagai Pembimbing
·Guru Sebagai Pengarah
·Guru Sebagai Pelatih
Guru Sebagai Penilai

2)Dosen
a.Tugas dosen dalam proses pembelajaran:
·Melaksanakan perencanaan pembelajaran,
·Melaksanakan pembelajaran yang dapat meliputi perkuliahan, seminar, diskusi, praktikum, simulasi dan evaluasi.
·Melaksanakan pembelajaran ≥ 12 (duabelas) minggu atau ≥ 75% dari yang terjadwal untuk setiap matakuliah yang diampu.
·Melaksanakan evaluasi pembelajaran
·Melaksanakan proses belajar sepanjang hayat untuk memelihara, meningkatkan kualitas keilmuan dan kepribadiannya.
·Melaksanakan fungsi manajemen pendidikan
·Melaksanakan pembimbingan kepada mahasiswa atas penyelesaian tugas akhir dan tugas-tugas akademik lainnya.
·Melaksanakan segala proses pembelajaran secara bertanggungjawab dengan mendasarkan pada etika akademik yang berlaku umum.
·Memberikan keteladanan moral dalam berucap, bersikap dan berperilaku, baik yang terekspresi pada ungkapan lisan maupun yang
terekspresi pada tulisan dalam segala aktifitas pembelajaran.
a.Tugas di Bidang Penelitian dan Pengembangan Karya Ilmiah
·Melakukan kegiatan (Menghasilkan karya) penelitian
·Menerjemahkan/menyadur buku ilmiah
·Mengedit/menyunting karya ilmiah
·Membuat rancangan dan karya teknologi
b.Tugas di Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat
·Melaksanakan tugas sebagai pimpinan dalam lembaga pemerintahan/ pejabat negara sehingga harus dibebaskan dari jabatan
organiknya;
·Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat;
·Memberi latihan/penyuluhan/penataran pada masyarakat;
·Memberi pelayanan kepada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan;
·Membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat.
c.Tugas di Bidang Penunjang Tridharma Perguruan Tinggi
·Menjadi anggota dalam suatu panitia/badan pada perguruan tinggi
·Menjadi anggota panitia/badan pada lembaga pemerintah
·Menjadi anggota organisasi profesi
·Mewakili perguruan tinggi/lembaga pemerintah duduk dalam panitia antar lembaga
·Menjadi anggota delegasi nasional ke pertemuan internasional
·Berperan serta aktif dalam pertemuan ilmiah
·Menulis buku pelajaran SLTA kebawah
·Mempunyai prestasi di bidang olahraga/kesenian/sosial.
3)Konselor
Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor yaitu membantu peserta didik dalam:
·Pengembangan kehidupan pribadi
·Pengembangan kehidupan sosial
·Pengembangan kemampuan belajar
·Pengembangan karir
4)Pamong Belajar
Tugas Pokok Pamong Belajar:
·Melaksanakan pengembangan model program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olahraga.
·Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka pengembangan model dan pembuatan percontohan program PLSPOR.
·Melaksanakan penilaian dalam rangka pengendalian mutu dan dampak pelaksanaan program PLSPOR.
5)Widyaiswara
·Mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada unit pendidikan dan pelatihan instansi masing-masing.
·Melakukan Analisis Kebutuhan Diklat.
·Menyusun Kurikulum Diklat.
·Menyusun Bahan Diklat. Melaksanakan Diklat atau Mengajar dan Melatih.
·Memberikan Bimbingan dan Konsultasi.
·Melakukan Evaluasi Hasil Belajar.
6)Tutor
Tutor berfungsi untuk:
·Membangkitkan minat siswa terhadap materi yang sedang dibahas,
·Menguji pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
·Memancing siswa agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan tutorial,
·Mendiagnosis kelemahan-kelemahan siswa, dan
·Menuntun siswa untuk dapat menjawab masalah yang sedang dihadapi.
Tugas utama tutor adalah memberikan bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik
kepada siswa untuk kelancaran proses belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau
kelompok berkaitan dengan materi ajar.
7)Fasilitator
Tugas fasilitator dalam sebuah proses pembelajaran orang dewasa hakekatnya
mengantarkan peserta didik untuk menemukan sendiri isi atau materi pelajaran yang ditawarkan
atau yang disediakan melalui /oleh penemuannya sendiri.
C. Tanggung Jawab Profesi
Kependidikan

1.Bertanggung jawab sebagai pengajar


2.Bertanggung jawab sebagai pembimbing;
3.Bertanggung jawab sebagai administrator kelas;
4.Bertanggung jawab sebagai pengembang kurikulum.
5. Bertanggung jawab untuk mengembangkan profesi.
BAB 4
ETIKA PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Pengertian Etika Profesi Pendidikan.
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang artinya adat kebiasaan
atau watak kesusilaan (costum). Etika berkaitan erat dengan moral, istilah bahasa Latin yaitu
mos, atau dalam bentuk jamaknya mores, yang artinya adat kebiasaan atau cara hidupseseorang
dengan hal-hal yang baik dan menghindari perbuatan yang buruk.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokokuntuk menghasilkan nafkah
hidup dan yang mengandalkan suatu keahlianatau jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan
social, yang menentukanketerampilan dengan keahlian tertentu, memerlukan pendidikan
tingkattinggi dengan waktu yang lama.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
B. Bentuk bentuk Etika Profesi
Kependidikan
1.Etika secara umum
2.Etika secara Khusus
3.Etika Profesi Kependidikan

C. Pengembangan Etika Profesi


Kependidikan
1.Pengembangan sikap selama pendidikan prajabatan.
Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti.Karena tugasnya yang bersifat
unik, guru selalumenjadi panutan bagi siswanya, dan bahkan bagi
masyarakatsekelilingnya.
2.Pengembangan sikap selama dalam jabatan.
Pengembangan sikap professional tidak berhenti apabila calom guru selesai mendapatkan
pendidikan prajabatan.Banyak usaha yang dapatdilakukan dalam rangka peningkatan
sikap professional keguruandalam masa pengabdiannya sebagai guru.
BAB 5
PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SESUAI DENGAN BIDANGNYA
A. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “technologia” yang menurut Webster
Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis.
Sedangkan tecne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, dan
keterampilan ilmu. Jadi teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai penanganan atau
pelaksanaan pendidikan secara sistematis.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu:
1.Pendekatan Sistem
2.Berorientasi pada Peserta Didik
3.Pemanfaatan Sumber Belajar
B. Macam-Macam Teknologi Pendidikan

Ada lima macam teknologi pendidikan yang dapat


menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, yaitu:
1.Teknologi yang pertama : Sistem Berpikir
2.Teknologi yang kedua: Desain sistem
3.Teknologi yang ketiga: Mutu atau Kualitas Pengetahuan
4.Teknologi yang keempat : Manajemen Perubahan
5.Teknologi yang kelima : Teknologi Pembelajaran
C. Peran dan Fungsi Teknologi Pendidikan

Peran dan fungsi Teknologi Pendidikan adalah sebagai barikut :


1.Teknologi Pendidikan sebagai peralatan untuk mendukung konstruksi
pengetahuan
2.Teknologi pendidikan sebagai sarana informasi untuk menyelidiki pengetahuan
yang mendukung pelajar
3.Teknologi pendidikan sebagai media sosial untuk mendukung pelajaran dengan
berbicara
4.Teknologi pendidikan sebagai mitra intelektual untuk mendukung pelajar
5.Teknologi pendidikan dapat meningkatkan fektifitas dan efisiensi proses belajar
mengajar. Teknologi pendidikan dapat mempermudah mencapai tujuan
pendidikan
D. Dampak Positif dan Dampak Negatif
a.Dampak Positif
Pengembangan dan penerapan teknologi informasi juga bermanfaat untuk pendidikan
(Suripto dkk, 2014: 3), antara lain:
·Munculnya Media Massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat Pendidikan, seperti
jaringan Internet, Lab komputer Sekolah dan lain-lain.
·Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses
pembelajaran.
·Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
·Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemamfaatan Teknologi.
·Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat.

b.Dampak Negatif
Teknologi pendidikan selain berpengaruh positif, tetapi ada pula pengaruh negatifnya. Ada beberapa dampak
atau pengaruh negatif, diantaranya yaitu:
·Seringnya mengakses internet dikhawairkan siswa/mahasiswa bukannya benar-benar memanfaatkan teknologi
informasi dengan optimal, tetapi malah mengakses hal-hal yang tidak baik
·Peserta didik bisa terkena information overload
·Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara berlebihan
·Tindakan kriminal (Cyber Crime).
BAB 4
LANDASAN, PRINSIP, TEORI, DAN ISU TERKINI
TENTANG PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Landasan Profesi Kependidikan
a.Landasan Hukum
Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah tenaga pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik dan perguruan
tinggi. Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang
mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen (Pasal 39 ayat 2 dan 3 No. 20/2003).

b.Landasan Filsafat
Secara garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu metafisika, epistemologi, logika dan etika, dengan
kandungan materi masing-masing sebagai berikut:
1)Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang haikat segala sesuatu yang terdapat di alam ini.
2)Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan kebenaran
c..Landasan Psikologi
Kelompok pertama yang bersumber pada peninjauan individu dalam statusnya
sebagai anak didik, yaitu anak didik dalam situasi pendidikan. Kelompok kedua
bersumber pada peninjauan individu dalam proses pendidikan. Kelompok ketiga
makin kuatnya pandangan mengenailife long education dan pentingnya nonformal
education, makin mendesak untuk mendapat penyorotan.

d. Landasan Sosial Budaya


Unsur sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek ini telah ada
sejak manusia dilahirkan. Karena itu, aspek sosial melekat pada diri individu yang
perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang.
Aspek budaya juga berperan sama halnya dengan aspek sosial dalam proses
pendidikan.
B. Prinsip Profesi Kependidikan
Menurut Undang-Undang pasal 7 No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, prinsip-prinsip
profesi guru adalah:
·Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism.
·Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
·Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
·Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas.
·Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
·Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja.
·Memiliki kesempatan mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat.
Menurut Prof.dr.H.U. Husna Asmara dalam bukunya profesi kependidikan mengatakan ada tiga
prinsip dalam profesi kependidikan, yaitu :
1.Prinsip tut wuri handayani
2.Prinsip belajar sepanjang hayat
3.Prinsip mandirian dalam belajar
C. Teori Terkait Profesi
Kependidikan
Secara garis besar teori pendidikan dilatarbelakangi oleh aliran
Empirisme, Nativisme, Konvergensi.
Aliran Empirisme menjelaskan bahwa pembentukan dan perkembangan
manusia dalam menerima informasi dan pendidikan ditentukan oleh
faktor lingkungan.
Aliran Nativisme berpendapat bahwa perkembangan kepribadian setiap
individu hanya ditentukan oleh bawaan (kemampuan dasar) bakat serta
faktor dalam bersifat kodrati. Faktor lingkungan dan pengalaman
inderawi tidak ber-pengaruh sama sekali.
Aliran Konvergensi teori Konvergensi merupakan teori perpaduan,
dimana menjelaskan bahwaperkembangan manusia dipengaruhi oleh
faktor bakat/kemampuan dasar dan alam sekitar.
D. Isu Terkini Mengenai Profesi
Kependidikan

1.Pasca digulirkannya sertifikasi, kesejahteraan guru mengalami peningkatan.


2.Kesejahteraan adalah hak siapapun, termasuk para guru.
3.Peningkatan kesejahteraan biasanya diikuti dengan perubahan gaya hidup.
4.Kurangnya komunikasi yang kurang terjalin dengan baik antara orang tua dan
guru pun menimbulkan potensi kesalah pahaman antara keduannya.
5.Ketika ada dugaan kasus kekerasan terhadap siswa di sekolah, maka orang tua
bukannya mengklarifikasi dengan baik-baik kepada sekolah, tetapi justru malah
melaporkan guru keaparat kepolisian.
6.Dalam menjalankan tugasnya pun, guru harus memiliki paradigma baru,
menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
BAB 7
MANAJEMEN SEKOLAH
A. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efesien. Sedangkan, manajemen dalam arti sempit adalah manajemen
sekolah/ madrasah
Manajemen sekolah mengandung arti optimalisasi sumber daya atau
pengelolaan dan pengendalian. Manajemen sekolah merupakan proses
mengelola sekolah melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan sekolah agar mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
B. Konsep Manajemen Sekolah

Konsep dari manajemen sekolah terbagi menjadi dua aspek, yaitu


manajemen eksternal dan manajemen internal.
1.Manajemen Eksternal
Manajemen eksternal meliputi hubungan pihak luar sekolah. Diantaranya
seperti masyarakat, dinas pendidikan, dewan pendidikan, hingga komite
sekolah.
2.Manajemen Internal
Manajemen internal sekolah meliputi laboratorium, perpustakaan, bangunan
dan saran fisik lainnya, pelaksanaan evaluasi pendidikan, sumber dana, dan
hubungan antar guru, murid.
C. Fungsi Manajemen Sekolah
1.Perencanaan (planning), Perencanaan merupakan tindakan awal dalam
aktivitas manajerial pada setiap organisasi.
2.Pengorganisasian (organizing), Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan
pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam kerja sama sekolah.
3.Pengawasan, Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui
realisasi perilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan
pendidikan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki, kemudian hasil pengawasan
dipergunakan untuk perbaikan kinerja sekolah (Sagala,2007).
4.Penilaian, Menurut Sutisna (1985), penilaian adalah unsur yang sangat penting
dari keseluruhan proses manajemen, karena penilaian berkaitan dengan usaha
meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya.
D. Sistem manajemen sekolah
Sistem manajemen sekolah adalah sebuah sistem yang dirancang untuk
mengelola kebutuhan - kebutuhan administrasi dan operasional sekolah. Sistem
ini memilikibeberapa modul yang dapat diintegrasikan serta dapat diakses oleh
semua anggota sekolah, seperti guru, wali kelas, siswa hingga orang tua atau
wali siswa. Sistem manajemen sekolah ini akan memudahkan para wali kelas
dan orang tua atau wali siswa dalam memantau perkembangan siswa.

E. Ruang Lingkup Manajemen sekolah


Ruang lingkup manajemen sangat luas karena berkaitan dengan
banyak hal dan multidisiplin ilmu. Menurut Daft (2012) (dalam
Jhuji, 2020) ruang lingkup manajemen dapat dilihat dari sudut
pandang lingkungan, yakni: 1) lingkungan luar (eksternal) yang
terbagi dalam umum dan khusus (tugas); dan 2) lingkungan dalam
(internal).
BAB 8
SUPERVISI PENDIDIKAN
A.Pengertian supervisi pendidikan
Sejatinya, istilah pendidikan sudah tidak asing lagi diperkenalkan dalam
dunia pendidikan. Kemudian istilah supervisi adalah sebuah kegiatan yang
mengacu kepada sebuah perbaikan dalam sebuah institusi. memarahi para
pegawai-pegawai yang sedang aktif di institusi. Kata “Supervisi” diadopsi dari
bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan/ kepengawasan. Orang
yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Supervisi adalah
sebagai bantuan dan bimbingan kepada guru dalam bidanga instruksional,
belajar, dan kurikulum dalam usahanya untuk mencapai tujuan sekolah
B. Prinsip prinsip supervisi
A.Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)
Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/ berlandaskan
sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya. Bagi bangsa indonesia Pancasila
adalah falsafah dan dasar negara kita, sehingga bagi supervisor, Pancasila adalah prinsip
fundamental.
B.Prinsip praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan Indonesia, maka
dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.
C.Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan adalah mengembangkan situasi belajar mengajar
yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Tujuan
utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah
memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil
tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas
dan melaksanakan proses belajar mengajar.
D.Fungsi supervisi pendidikan
Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
1.Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2.Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan setiap guru ingin bertumbuh dalam
jabatan-nya.
3.Memperluas pengalaman guru
4.Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif
5.Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6.Menganalisis situuasi belajar mengajar
7.Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf supervisi
befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu guru agar dapat
mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8.Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
E.Tipe supervisi pendidikan
1.Otokratis: supervisor penentu segalanya.

2.Demokratis: mementingkan musyawarah mufakat dan bekerjasama atau gotong


royong secara kekeluargaan.
3.Pseudo/ Quasai demokratis (demokratis semu).
4.Manipulasi diplomatis: mengarahkan orang yang disupervisi untuk melaksanakan apa
yang dikehendaki supervisor dengan cara muslihat
5.Laissez-faire: memberikan kebebasan dan keleluasan kepada orang yang disupervisi
untuk melakukan apa yang dianggap mereka baik.

F.Jenis-jenis supervisi
Jenis supervisi asda dua macam, yaitu :
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
2. Supervisi Klinis
G.Objek supervisi
1.Pembinaan Personil, pembinaan ini meliputi
a.Kepala sekolah
b.Guru
c.Staf sekolah
d.Peserta didik
2.Pembinaan Non Perssonil, menitik beratkan pada pembinaan Sarana dan Prasarana yaitu semua
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.

H.LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI
Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara supervisor dengan klien bersifat
sejajar dan terbuka. Untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Maka dilalui langkah-langkah
sebagai berikut
1.Pertemuan pendahuluan
2.Perencanaan oleh guru dan supervisor
3.Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
4.Menganalisis data
5.Diskusi memberikan umpan balik
I.MANFAAT SUPERVISI
PENDIDIKAN
1.Mampu menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan
2.Menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan
3.Mampu memberikan keterangan tentang apa yang perlu dibenahi terlebih dahulu
(yang diprioritaskan)
4.Mampu mengetahui petugas-petugas, seperti guru-guru, kepala sekolah, pegawai tata
usaha, dan penjaga sekolah yang perlu di tatar
5.Mampu mengetahui petugas yang perlu diganti
6.Mampu mengetahui buku-buku yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran
7.Mampu mengetahui kelemahan kurikulum
8.Mampu meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan
9.Mampu mempertahankan sesuatu yang sudah baik
bab 9
ORGANISASI KEPENDIDIKAN
A. Pengertian Organisasi Profesi
Organisasi adalah sesuatu perserikatan manusia dari dua orang ataupun lebih yang
didalamnya terdapat struktur serta ketentuan dan sistem kegiatan kerja dalam
menggapai tujuan bersama. Organisasi profesi yaitu sesuatu organisasi yang didirikan
dari dua orang ataupun lebih yang mempunyai profesi yang sama dalam menggapai
tujuan bersama. Sebaliknya,
Merton mendefinisikan kalau organisasi profesi merupakan organisasi dari praktisi
yang memperhitungkan atau memikirkan seorang ataupun yang lain memiliki
kompetensi professional serta memiliki jalinan bersama dalam menyelenggarakan guna
fungsi sosial terkait yang mana tidak dapat dilakukan secara terpisah selaku seorang
individu.
B. Tujuan Organisasi dan Manfaat
Profesi Kependidikan
Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan antara lain :
1.Untuk Meningkatkan dan mengembangkan pekerjaan anggotanya, hal tersebut
merupakan sebuah upaya yang dilakukan organisasi dalam bidang mengembangkan
pekerjaan anggota tersebut sesuai dengan bidangnya .
2.Untuk Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggotanya, hal itu merupakan
sebuah upaya terwujudnya kompetensi yang ahli dan handal dalam bidangnya.
3.Untuk meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota, hal ini
merupakan sebuah upaya untuk para anggota agar mempunyai profesional sesuai dengan
kemampuan dan profesinya.
4.Untuk meningkatkan dan mengembangkan serta melindungi martabat anggotanya agar
terhindar dari perlakuan yang semena –mena atau tidak manusiawa.
5.Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan anggotanya baik itu kesejahteraan
batiniah maupun lahiriah.
C.Fungsi Organisasi Profesi Kependidikan
Dalam suatu organisasi profesi kependidikan mempunyai fungsi, Fungsi itu
diantaranya yaitu : Pertama, sebagai wadah untuk mengasah kompetensi para
profesi kependidikan dalam menghadapi tantangan teknologi dan informasi
yang berkembang semakin pesat, kedua, sebagai media untuk saling bertukar
pengalaman, wawasan megenai dunia pendidikan, ketiga, sebagai pemersatu
dan meningkatkan kemampuan profesional suatu profesi.

D.Peran Organisasi Profesi Kependidikan


Peran Organisasi profesi kependidikan, selain melindungi kepentingan para
anggotanya. Organisasi profesi kependidikan juga mempunyai peran berupaya dalam
meningkatkan dan mengembangkan pekerjaan anggotanya, kemampuan, kewenanagan
profesional,martabat dan kesejahteraan para anggotanya. Selain itu, organisasi
kependidikan juga menjadi suatu wadah dalam mengembangkan kemampuan diri dalam
berorganiasi serta menjadi wadah dalam menyelesaikan suatu masalah pendidikan, dan
memiliki peran dalam peningkatan kualitas dasar.
BAB 10
“BIMBINGAN DAN KONSELING”

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan adalah suatu bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh


seseorang yang memiliki kemampuan, kepada setiap individu untuk
mengembangkan dirinya, dalam mencapai kebahagiaan. Konseling dapat
diartikan bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan
masalah kehidupannya dengan cara interview, cara yang sesuai dengan
keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya
melalui konseling individu akhirnya dapat memecahkan masalah dengan
kemampuannya sendiri.
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling
secara umum yaitu berupaya membantu konseli konseli dapat:
1.Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan-nya di masa yang akan datang;
2.Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin;
3.Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya;
4.Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
C. Prinsip Bimbingan dan Konseling
1.Prinsip berkaitan dengan Sasaran Layanan
2.Prinsip berkaitan dengan Masalah Individu
3.Prinsip berkaitan dengan program Layanan
4.Prinsip berkaitan dengan Pelaksanaan Layanan

D. Asas-asas Bimbingan dan Konseling


1.Asas Kerahasiaan 7.Asas Kedinamisan
2.Asas Kesukarelaan 8.Asas Keterpaduan
3.Asas Keterbukaan 9.Asas Kenormatifan
4.Asas Kegiatan 10.Asas Keahlian
5.Asas Kemandirian 11.Asas Alih Tangan
6.Asas Kekinian 12.Asas Tut Wuri Handayani
bab 11
LAYANAN KHUSUS PESERTA DIDIK
A. Definisi Layanan Khusus
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung
berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus
diberikan kepada peserta didik oleh lembaga pendidikan agar mereka lebih
optimal dalam melaksanakan kegiatan balajar di sekolah.
B. Jenis-jenis Layanan Khusus
Jenis jenis layanan khusus meliputi:
1.Layanan Perpustakaan 4.Layanan Bimbingan dan Konseling
2.Layanan Kesehatan 5.Layanan Kafetaria Peserta Didik
3.Layanan Asrama 6.Layanan Laboratorium
7.Layanan Koperasi
8.Layanan Keamanan
C. Prinsip-prinsip Layanan Khusus
1.Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan siswa yang dibimbing:
a.Pelayanan bimbingan harus diberikan kepada seluruh peserta didik
b.Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan bimbingan kepada siswa.
c.Program bimbingan harus dipusatkan kepada siswa
d.Pelayanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan individu yang bersangkutan
e.Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing.
f.Individu yang mendapat bimbingan harus dapat berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri.

2.Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembimbing:


a.Petugas-petugas bimbingan harus melakukan tugasnya sesuai dengan kemampuan dan kewajiban masing-masing;
b.Petugas-petugas bimbingan di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi keperibadian, pendidikan, pengalaman dan kemampuan;
c.Petugas bimbingan harus mendapat kesempatan untuk memperkembangkan diri serta kealhlliannya melalui berbagai latihan
d.Petugas bimbingan hendaknya mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta
lingkungannya sebagai bahan untuk membuat individu yang bersangkutan kea rah penyesuaian diri yang lebih baik.
e.Petugas bimbingan harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbing.
f.Petugas-petugas bimbingan hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melaksanakan
tugasnya; dan
g.Petugas-petugas bimbingan hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam bidang minat kemampuan
dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangn kurikulum sekolah.
D. Maksud dan Tujuan Layanan
Khusus

Kusmintardjo (1992:4), pelayanan khusus atau pelayanan bantuan


diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Pada
hakekatnya, untuk mempermudah penyelenggaraan kegiatan layanan khusus,
kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan menerapkan pendekatan
psikologis didalam mengadministrasian personal. Para petugas kesehatan,
pekerja kafetaria, dan petugas bimbingan, serta personel lainnya, harus merasa
bahwa mereka merupakan bagian yang penting dari penyelenggaraan sekolah
secara keseluruhan.
BAB 12
PENDIDIKAN NON FORMAL
A.Pengertian pendidikan non formal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai
setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian
penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan.
B.Tujuan Pendidikan Non Formal
Ada tujuan-tujuan pendidikan non formal yang terfokus pada pemenuhan kebutuhan belajar
tingkat dasar (basic education) semacam pendidikan keaksaraan, pengetahuan alam,
keterampilan vokasional, pengetahuan gizi dan kesehatan, sikap sosial berkeluarga dan hidup
bermasyarakat, pengetahuan umum dan kewarganegaraan, serta citra diri dan nilai hidup. Ada
juga tujuan belajar di jalur pendidikan non formal yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan
kelanjutan setelah terpenuhinnya pendidikan tingkat dasar, serta pendidikan perluasan dan
pendidikan nilai-nilai hidup.
C.Sasaran Dan Karakteristik Pendidikan Non
Formal
1.Sasaran Pelayanan
a.Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun)
b.Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun)
c.Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun)
d.Usia Pendidikan Tinggi (19-24 tahun)
2.Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya
a.Masyarakat Pendesaan
b.Masyarakat Perkotaan
c.Masyarakat Terpencil
3.Berdasarkan Sistem Pengajaran Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan
pelaksanaan program pendidikan non formal meliputi:
a.Kelompok, organisasi dan lembaga
b.Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan
c.Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film,
dan sebagainya.
d.Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.
D.Jenis Dan Isi Pendidikan Non Formal
1.Jenis pendidikan non formal berdasarkan fungsinya adalah:
a.Pendidikan Keaksaraan
b.Pendidikan Vokasional
c.Pendidikan Kader
d.Pendidikan Umum dan Penyuluhan
e.Pendidikan Penyegaran Jiwa-raga
2.Isi program pendidikan non formal yang berkaitan dengan peningkatan mutu kehidupan
seperti:
a.Pengembangan nilai-nilai etis, religi, estetis, social, dan budaya.
b.Pengembangan wawasan dan tata cara berfikir.
c.Peningkatan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan.
d.Peningkatan dan pengembangan pengetahuan di dalam arti luas ( social, ekonomi, politik,
ilmu-ilmukealaman, bahasa, sejarah, dan sebagainya)
e.Apresiasi seni-budaya ( sastra, teater, lukis, tari, pahat dan lain sebagainya)
E.Peran Pndidikan non formal
Masalah pendidikan dalam pendidikan sekolah, menyebabkan pendidikan non formalmengambil
peran untuk membantu sekolah dan masyarakat dalam mengurangi masalah tersebut. Sudjana
mengemukakan peran pendidikan non formal adalah sebagai “pelengkap, penambah, dan pengganti"
dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Sebagai pelengkap pendidikan sekolah
Pendidikan non formal berfungsi untuk melengkapi kemampuan peserta didik
dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam
pendidikan sekolah.
b. Sebagai penambah pendidikan sekolah
Pendidikan non formal sebagai penambah pendidikan sekolah bertujuan untuk
menyediakan kesempatan belajar kepada: Peserta didik, Alumni, dan mereka yang putus sekolah.
c. Sebagai pengganti pendidikan sekolah
Pendidikan non formal sebagai pengganti pendidikan sekolah meyediakan
kesempatan belajar bagi anak-anak atau orang dewasa yang karena berbagai alasan
tidak memperoleh kesempatan untuk memasuki satuan pendidikan sekolah.
bunga selasih dalam mozaik
terima kasih orang baik
:)

Anda mungkin juga menyukai