Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ZAMAN TERHADAP PROFESI


GURU

DISUSUN OLEH:

1.IMANUEL GERIMU(2301050105)

2.KENNY TANAEM(2301050079)

3.INNE YEYEN(2301050011)

4.PASCHAL D.BISSILISIN(2301050043)

5.DELSIA AMEKAN(23010150068)

6.RAYMUNDA J.KEHI(23010150061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Profesi Pendidikan Guru yang berjudul “ Masalah dan Tantangan Zaman terhadap Profesi Guru
dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak
lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Profesi Pendidikan Guru.Makalah ini membahas tentang
berbagai masalah dan tantangan zaman yang akan dihadapi oleh guru.

Tak ada gading yang tak retak kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang telahdiamanatkan dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahnu 1945 yaitumencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan potensi manusia seutuhnya,maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang
profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Oleh
sebabitu, guru dituntut agar terus mengembangkan kapasitas dirinya sesuai dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakattermasuk
kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas dan memilikikapabilitas untuk mampu
bersaing baik di forum regional, nasional maupuninternasional. Namun pada kenyataannya,
masih banyak ditemui menjadi guru seperti pilihan profesi terakhir. Kurang dapat dipercaya, jika
sudah tidak ada lagi pekerjaan maka profesi guru menjadi pilihan. Bahkan guru ada yang dipilih
secara asal yang pentingada yang mengajar. Padahal guru adalah operator sebuah kurikulum
pendidikan,ujung tombak pemberantas kebodohan, bahkan guru adalah mata rantai dab pilar
peradaban dan benang merah bagi perubahan dan kemajuan suatu masyarakat bangsa.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa itu arti masalah( problematika) dan tantangan?

2.Apa saja problematika seorang guru?

3.Mengapa terdapat tantangan dalam profesionalisme guru?

4.Bagaimana solusi yang didapatkan untuk menjadi guru yang profesional?

1.3 Tujuan Penulisan

1.Mengetahui arti problematika dan tantangan.

2.Mengetahui problematika menjadi seorang guru.

3.Mengetahui tantangan profesionalisme guru.

4.Mengetahui solusi menjadi guru yang profesional


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti Kata Problema dan Tantangan

Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu Problematic yang artinya
persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum
dapat dipecahkan; yang menimbulkan masalah; permasalahan; situasi yang dapat didefinisikan
sebagai suatu kesulitan yang perlu dipecahkan, diatasi atau disesuaikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), problematika mempunyai arti: masih
menimbulkan masalah, hal yang masih belum dapat dipecahkan permasalahannya. Uraian
pendapat tentang problematika adalah berbagai persoalan- persoalan sulit yang dihadapi dalam
proses pemberdayaan, baik yang datang dariindividu (faktor internal) maupun dalam upaya
pemberdayaan SDM atau guru dalam dunia pendidikan.

Menurut KBBI tantangan adalah hal atau objek yang menggugah tekad untukmeningkatkan
kemampuan mengatasi masalah; rangsangan (untuk bekerja lebih giatdan sebagainya).
Tantangan profesinalisme guru kedepan adalah perkembangan teknologi informasi,
desentralisasi dan sentralisasi pendidikan, dan pasar bebas ASEAN.

2.2 Problematika Guru

Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi menjadi duakelompok besar,
yaitu problem yang berasal dari dalam diri guru disebut problemi nternal, sedangkan yang
berasal dari luar disebut problem eksternal.

2.2.1 Problem Internal

Problem internal yang dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada kompetensi
professional yang dimilikinya, baik bidang kognitif seperti penguasaan bahan/materi, bidang
sikap seperti mencintai profesinya (kompetensi kepribadian) dan bidang perilaku seperti
keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa (kompetensi pedagogik) dan lain-lain. Berikut
ini problem internal seorang guru:

a. Menguasai bahan/materi

Menguasai materi harus dimulai dengan merancang dan menyiapkan bahan ajar/materi
pelajaran yang merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari
guru kepada anak didiknya. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,
rancangan dan penyiapan bahan ajar harus cermat, baikdan sistematis. Rancangan atau
persiapan bahan ajar/materi pelajaran berfungsi sebagai pemberi arah pelaksanaan
pembelajaran, sehingga proses belajar mengajardapat terarah dan efektif. Namun
hendaknya dalam merancang dan menyiapkan bahan ajar disertai pula dengan
gagasan/ide dan perilaku guru yang kreatif, dengan memperhatikan segenap hal yang
terkandung dalam makna belajar peserta didik.

b. Mencintai profesi keguruan

Bertolak dari kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru dan adanyakeinginan kuat
untuk menjadi seorang guru yang baik, persoalan profesi guru disekolah terus menarik
untuk dibicarakan, didiskusikan, dan menuntut untukdipecahkan, karena masih banyak
guru yang punya anggapan bahwa mengajarhanyalah pekerjaan sambilan, padahal guru
merupakan faktor dominan dalam pendidikan formal pada umumnya, karena bagi siswa,
guru sering dijadikan teladandan tokoh panutan. Untuk itu guru sebaiknya memiliki
perilaku dan kemampuanyang memadai dalam mengembangkan peserta didik secara
utuh. Peran guru adalah perilaku yang diharapkan (expected behavior ) oleh masyarakat
dari seseorang karena status yang disandangnya. Status yang tinggi membuat seorang
gurumengharuskan tampilnya perilaku yang terhormat dari penyandangnya. Dewasa
inimasyarakat tetap mengharapkan perilaku yang paling baik dan terhormat dariseorang
guru.

c. Keterampilan mengajar

Guru harus memiliki beberapa komponen keterampilan mengajar agar proses


pembelajaran dapat tercapai, di antaranya yaitu 10 kompetensi guru yangmerupakan
profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Adapun 10 kompetensi gurutersebut menurut
Depdikbud, meliputi: a) Menguasai bahan, b) Mengelola program belajar mengajar, c)
Mengelola kelas, d) Penggunaan media atau sumber, e)Mengelola interaksi belajar
mengajar, f) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, g) Mengenal fungsi
layanan bimbingan dan penyuluhan (BP), h)Mengenal menyelenggarakan administrasi
sekolah, i) Memahami prinsip- prinsip, j)Menafsirkan hasil penelitian pendidikan guru
untuk keperluan pengajaran.

d. Menilai hasil belajar siswa

Evaluasi diadakan bukan untuk hanya ingin mengetahui tingkat kemajuan yangtelah
dicapai siswa saja, melainkan ingin mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa
atau peserta didik yang telah dicapai. Evaluasi adalah suatukegiatan yang dilakukan
untuk mendapatkan data tentang sejauh manakerberhasilan anak didik dalam belajar dan
keberhasilan guru dalam mengajar.Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan
memakai instrumen penggali dataseperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan.
2.2.2 Problem Eksternal

Problem eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu sendiri.Kualitas
pengajaran juga ditentukan oleh karakteristik kelas dan karakteristik sekolah.

a. Karakteristik kelas seperti besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas dan sumber belajar
yang tersedia.
b. Karakteristik sekolah yang dimaksud, misalnya disiplin sekolah, contoh seperti
perpustakaan yang ada di sekolah yang memberikan perasaan nyaman, bersih,rapi dan
teratur.

Dalam konteks pertimbangan faktor eksternal, terutama yang menyangkut lingkungan


kerja, secara rinci, bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi semangat kerja, yaitu:

a. Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan.


b. Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim.
c. Pemahaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja.
d. Sikap jujur dan dapat di percaya dari kalangan pemimpin terwujud dalam kenyataan.
e. Penghargaan terhadap hasrat dan kebutuhan yang berprestasi.
f. Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik, seperti tempat olahraga,
masjid dan rekreasi.

2.3 Tantangan Profesionalisme Guru

Tuntutan keprofesionalan suatu pekerjaan pada dasarnya melukiskan sejumlah persyaratan


yang harus dimiliki oleh seseorang yang memangku jabatan tersebut.Howsam dalam Mantja
mengidentifikasi suatu profesi sebagai berikut: (1) Seseorang profesional menggunakan waktu
sepenuhnya untuk menjalankan pekerjaanya; (2)Terikat dengan panggilan hidup dan di dalam
hal tersebut memerlukan seperangkatnorma kepatuhan dan perilaku; (3) Menjadi anggota
profesional yang formal; (4)Menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar
spesialisasi atau pendidikan yang sangat khusus; (5) Terikat oleh syarat-syarat kompetensi,
kesadaran prestasi dan pengabdian; (6) Memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknik
yang tinggi.

Kemampuan pendidik dalam meningkatkan profesionalnya tidak hanya berguna bagi


dirinya, tetapi mempunyai makna yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan pada
umumnya. Seperti yang dikenal saat ini bahwa, keprofesionalan seorang guru dibuktikan dengan
sertifikat profesi (sertifikasi). Melalui sertifikat tersebut pula, guru mendapatkan manfaat berupa
tunjangan yang ditujukan untuk terus meningkatkan profesionalismenya. Tantangan dalam
profesionalisme guru berasal dari berbagai faktor yang mencakup perubahan dalam masyarakat,
sistem pendidikan, teknologi, dan lingkungan kerja. Beberapa tantangan utama yang dihadapi
oleh guru termasuk:
a. Perubahan Kurikulum: Perubahan yang terus-menerus dalam kurikulum pendidikan
menuntut guru untuk terus memperbarui pengetahuan mereka. Hal ini memerlukan
waktu, energi, dan sumber daya yang tidak selalu tersedia secara cukup.
b. Diversitas Siswa: Kelas-kelas di masa kini cenderung lebih beragam dari segi budaya,
bahasa, dan latar belakang sosial ekonomi. Guru harus mampu menyesuaikan strategi
pengajaran agar relevan dan inklusif bagi semua siswa, tanpa meninggalkan satu pun di
antara mereka.
c. Teknologi dalam Pembelajaran: Perkembangan teknologi telah mengubah paradigma
pembelajaran. Guru dihadapkan pada tuntutan untuk mengintegrasikan teknologi ke
dalam kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan siswa yang hidup di era digital. Namun,
tidak semua guru memiliki kemampuan atau akses terhadap teknologi tersebut.
d. Penilaian Kinerja: Sistem penilaian kinerja yang tidak objektif dan tidak adil dapat
menghambat motivasi guru untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran.
e. Kesejahteraan Guru: Beban kerja yang tinggi, gaji yang tidak sebanding dengan
tanggung jawab, serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan pemerintah dapat
menyebabkan stres dan penurunan semangat kerja pada guru.
f. Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Guru memerlukan pelatihan yang
berkelanjutan untuk mengasah keterampilan teknologi, manajemen kelas yang inklusif,
dan penguasaan materi yang mutakhir sesuai dengan perkembangan kurikulum.
g. Dukungan Psikologis: Ketersediaan dukungan psikologis dan sosial bagi guru sangat
penting untuk membantu mengatasi stres dan tekanan yang dialami dalam menjalankan
tugas mereka.
h. Kemitraan dengan Komunitas: Sekolah perlu menjalin kemitraan yang erat dengan
komunitas lokal untuk mendukung pembelajaran yang relevan dengan konteks sosial dan
budaya siswa.

Kombinasi dari berbagai tantangan ini menyulitkan para guru untuk menjalankan tugas
mereka secara efektif dan memenuhi harapan yang diletakkan pada mereka sebagai agen
perubahan sosial dan pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga pendidikan,
dan masyarakat secara keseluruhan untuk bekerja sama dalam mendukung guru dalam mengatasi
tantangan ini dan meningkatkan profesionalisme mereka.

2.4 Solusi untuk mengatasi Tantangan Profesi Guru

Untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam profesionalisme guru, diperlukan upaya


bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, sekolah, guru sendiri,
serta masyarakat. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:

a. Pelatihan dan Pengembangan Profesional Berkelanjutan:


Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu menyediakan program pelatihan dan
pengembangan profesional yang berkelanjutan bagi para guru. Pelatihan ini harus
mencakup keterampilan teknologi, manajemen kelas, strategi pengajaran inklusif, serta
pembaruan dalam bidang kurikulum dan penilaian.
b. Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran:
Sekolah dan lembaga pendidikan harus memberikan dukungan dan sumber daya yang
cukup untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran. Ini dapat mencakup
pelatihan tentang penggunaan perangkat lunak dan aplikasi pendidikan, serta penyediaan
infrastruktur teknologi yang memadai di lingkungan sekolah.
c. Dukungan Kesejahteraan Guru:
Pemerintah dan sekolah harus memperhatikan kesejahteraan guru dengan memberikan
gaji yang layak, tunjangan yang memadai, serta fasilitas dan lingkungan kerja yang
mendukung. Program dukungan psikologis dan sosial juga harus tersedia bagi guru yang
membutuhkannya.
d. Pengembangan Kurikulum yang Relevan:
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu terus memperbarui dan mengembangkan
kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman dan perkembangan masyarakat. Guru
harus terlibat dalam proses pengembangan kurikulum untuk memastikan bahwa mereka
memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan.
e. Pemberian Dukungan dan Penghargaan:
Sekolah dan pemerintah perlu memberikan dukungan yang memadai serta penghargaan
kepada guru yang melakukan inovasi dalam pembelajaran dan mencapai hasil yang baik
dalam peningkatan prestasi siswa.
f. Membangun Kemitraan dengan Komunitas:
Sekolah harus menjalin kemitraan yang erat dengan komunitas lokal untuk mendukung
pembelajaran yang relevan dengan konteks sosial dan budaya siswa. Ini dapat dilakukan
melalui program kolaborasi, kegiatan ekstrakurikuler, atau proyek pengabdian
masyarakat.
g. Peningkatan Kesadaran Masyarakat:
Masyarakat perlu menyadari pentingnya peran guru dalam pendidikan dan memberikan
dukungan moral serta apresiasi atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam membentuk
generasi penerus bangsa.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Profesi guru dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks dalam menghadapi zaman yang
terus berubah. Tantangan tersebut meliputi perubahan kurikulum, integrasi teknologi dalam
pembelajaran, diversitas siswa, kesejahteraan guru, penilaian kinerja, pelatihan dan
pengembangan profesional, dukungan psikologis, kemitraan dengan komunitas, dan penghargaan
atas prestasi.

Meskipun tantangan-tantangan ini bisa membebani, namun dengan adanya upaya bersama
dari pemerintah, lembaga pendidikan, sekolah, guru, dan masyarakat, solusi-solusi dapat
ditemukan. Solusi tersebut meliputi pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan,
integrasi teknologi dalam pembelajaran, dukungan kesejahteraan guru, pengembangan kurikulum
yang relevan, pemberian dukungan dan penghargaan, kemitraan dengan komunitas, serta
peningkatan kesadaran masyarakat.

Dengan implementasi solusi-solusi tersebut, diharapkan profesi guru dapat terus


berkembang, mengatasi tantangan zaman, dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan demikian,
profesi guru akan tetap menjadi pilar utama dalam pembangunan bangsa di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Parkay, Forrest W dan Beverly Hardcastle Stanford. Menjadi Seorang Guru. PT Indeks.2008.

Wibowo, Catur Hari. Problematika Profesi Guru dan Solusinya Bagi peningkatan Kualitas

Pendidikan di Mts Negeri Nguntorinadi Kbupaten Wonogiri. IAINSurakarta. 2014.

Nurdiansyah, Azis Shofi. Profesionalisme Guru dan Tantangan Kedepan Dalam Peningkatan

Mutu Pendidikan Pada Era Global. (Universitas Negeri Malang).

Anda mungkin juga menyukai