Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TAHAPAN PENGEMBANGAN GURU


PROFESIONAL, ALUR DAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN PROFESI DAN KARIR GURU
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan
Fisika yang diampu oleh:

Ibu Dr. Trisnawaty Junus Buhungo, S.Pd, M.Pd

Oleh

KELOMPOK 4
Ilham Eka Prasetya (421417002)
Adelia Detu (421417004)
Puput Siswati (421417019)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
2019
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah swt, yang dengan ridho-Nya kami mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul Tahapan Pengembangan Guru
Profesional, Alur dan Kebijakan Pengembangan Profesi dan Karir Guru, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan Fisika. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan
untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi
beliau. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalam pelajaran
yang sejenis ataupun sebagai bahan referensi untuk makalah-makalah sejenis.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Gorontalo, 1 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Definisi Guru Profesional ................................................................................. 3
2.2 Tahapan Pengembangan Guru Profesional ....................................................... 4
2.3 Alur Pengembangan Profesi dan Karir Guru .................................................... 7
2.4 Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan Karir Guru .................. 9
BAB III PENUTUP ...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini yang sering kita sebut sebagai era globalisasi, institusi
pendidikan formal mempunyai tugas penting untuk menyiapkan dan membentuk
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Di dunia persekolahan, guru
profesional menjadi faktor utama untuk meningkatkan kualitas SDM anak
didiknya. Guru sebagai tenaga profesionalisme memiliki peranan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didiknya agar kelak dapat
berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan pilar utama demi mewujudkan
tujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan mencapai pendidikan yang
bermutu.
Hingga saat ini tenaga kependidikan secara kuantitatif memiliki jumlah
yang cukup banyak. Namun tidak semuanya memiliki kualitas tenaga
kependidikan sesuai dengan kompetensi guru yang sudah ditetapkan yaitu
kompetensi pedagogis, kognitif, profesional dan sosial. Selain itu selengkap
apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah namun apabila
tenaga pendidiknya tidak memiliki kompeten maka sarana dan prasarana tersebut
tidak dapat membantu siswa dalam melakukan proses belajarnya, sebagus apapun
kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah namun jika tenaga pendidiknya
tidak mengimplementasikan dengan baik maka itu tidak akan berdampak apa-apa
bagi siswa. Oleh karena itu selain terampil mengajar, guru juga wajib memiliki
pengetahuan yang luas, memiliki sikap bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Terbitnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menimbulkan berbagai implikasi terkait peningkatan mutu tenaga
pendidikan. Oleh karena itu diperlukannya peningkatan profesional guru maupun
dosen dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun dalam pembahasan makalah ini mengangkat rumusan masalah


sebagai berikut:
1. Apa definisi dari guru profesional?
2. Bagaimana tahap pengembangan guru profesional?
3. Bagaimana alur pengembangan profesi dan karir guru?
4. Bagaimana kebijakan pengembangan profesi dan karir guru?

1.3 Tujuan

Adapun dalam pembahasan makalah ini bertujuan sebagai berikut:


1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari guru profesional.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tahap pengembangan guru professional.
3. Mahasiswa dapat mengetahui alur pengembangan profesi dan karir guru.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kebijakan pengembangan profesi dan karir guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Guru Profesional

Menurut Poedjinoegroho (2006), Guru profesional adalah guru yang


mengenal tentang dirinya. Guru profesional sadar bahwa dirinya itu terpanggil
untuk mendampingi peserta didik dalam pembelajaran. Guru profesional
seharusnya sadar untuk mencari tahu terus menerus mengenai bagaimana
seharusnya membelajarkan peserta didik itu. Jika terdapat peserta didik yang
gagal, maka guru professional terpanggil untuk untuk membantu mencari jalan
keluar bersama peserta didik dan orang tua yang berkompeten. Jabatan sebagai
guru bukan merupakan pilihan karir yang utama dan yang pertama. Jabatan guru
adalah pilihan terakhir dari pilihan-pilihan yang telah diambil namun tidak
berhasil. Sebagai contoh, lulusan Sarjana Ekonomi, Sarjana Hukum, Sarjana
Matematika , dll mengikuti Program Pendidikan Akta IV untuk memperoleh
sertifikat mengajar Akta IV. Jika memang para sarja tersebut sejak dini telah
mengambil keputusan untuk menjadi guru, maka mereka akan mengambil
jurusan-jurusan pendidikan berkenaan dengan bidang yang diinginkan. Mendidik
guru SD yang profesional membutuhkan waktu yang lama dan dana yang besar.

Guru profesional bukanlah barang sekali jadi, maka guru profesional itu
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang berkesinambungan. Menjadi
guru profesional bukan merupakan jalan yang mulus tetapi banyak hambatan.
Sebagai contoh, hubungan antara guru dan kepala sekolah banyak bersifat
birokratif dan administratif daripada kesejawatan, sehingga tidak ada suasana dan
budaya profesional akademik dikalangan guru. Mereka jauh dari buku, menulis,
diskusi apalagi melakukan penelitian. Pembenahan dan peningkatan mutu guru
berkaitan dengan kompentensi profesional harus berlaku sepanjang kariernya.

Jadi, tenaga pendidik atau guru umumnya akan merujuk kepada pendidik
profesional, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Sehingga guru
3
profesional dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.

2.2 Tahapan Pengembangan Guru Profesional

Pengembangan profesi adalah upaya gigih, ulet, dan tabah dari seorang
guru serta pengawas yang terus-menerus memaksimalkan kemampuannya
mengidentifikasikan dan menyelesaikan permasalahan serta memantapkan
kemajuan pendidikan, khususnya disekolah tempatnya bertugas, baik untuk
kepentingan pembinaan kelembagaan, kurikulum kesiswaan, guru, metodologi,
media, pendanaan, evaluasi, kerja sama dengan orang tua peserta didik, dan
lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, pengembangan profesi adalah kegiatan
pengawas dalam rangka meningkatkan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan keterampilan yang dimilikinya untuk meninggikan mutu proses belajar
mengajar dan profesionalisasi tenaga kependidikan lainnya berkaitan dengan
pendidikan sehingga bermanfaat bagi peningkatan pendidikan dan kebudayaan
bangsa Indonesia.

Menurut Trianto (2011), adapun macam-macam kegiatan guru yang


termasuk kegiatan pengembangan profesi, meliputi :

a. Melaksanakan kegiatan karya tulis ilmiah di bidang pendidikan umumnya dan


pendidikan agaman khususnya;
b. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan;
c. Membuat alat peraga/alat pelajaran atau alat bimbingan;
d. Menciptakan karya seni baik seni umum maupun seni yang bernafaskan
keagamaan;
e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.

Menurut pendapat Myra dan David, seseorang yang dikatakan profesional


adalah orang yang dipandang ahli dalam bidangnya, di mana yang bersangkutan
4
bisa membuat keputusan dengan independen dan adil. Jika seseorang menjadi
profesional, haruslah membuat suatu langkah penawaran kolektif dengan
membangun proses baru, institusi yang baru, prosedur yang baru, yang
menggiring pada suatu pemahaman pada sesungguhnya yang diinginkan pendidik,
status, profesional, dan kompensasi yang logis dari suatu pekerjaan profesional.

Menurut Trianto (2011, )Seorang guru yang profesional dituntut dengan


sejumlah persyaratan minimal, antara lain:

a. Memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai,


b. Memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya,
c. Memiliki kemampuan berkomunikas yang baik dengan anak didiknya,
d. Mempunyai jiwa kreatif dan produktif,
e. Mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya,
f. Selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continuous
improvment) melalui organisasi profesi, seminar, internet, buku, dan
semacamnya.

Pengembangan profesi guru pada dasarnya adalah peningkatan kualitas


dimensi-dimensi kompetensi guru. Beberapa dimensi utama dalam kompetensi
guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional. Pengembangan profesi guru dilaksanakan oleh
sebuah institusi atau di luar institusi. Institusi-institusi yang melakukan
pengembangan profesi guru adalah lembaga-lembaga pendidikan (sekolah atau
perguruan tinggi) dimana guru/dosen itu bekerja. Kegiatan pembinaan dan
pengembangan profesi dapat dilakukan oleh institusi pemerintah, lembaga
pelatihan non pemerintah, penyelenggara atau satuan pendidikan (Kusnandar,
2009).

Menurut Sudarwan (2012), adapun empat tahap untuk mewujudkan guru


yang profesional, yaitu:

1. Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi;


5
2. Induksi guru pemula berbasis sekolah;
3. Profesionaliasi guru berbasis lembaga/institusi;
4. Profesionalisasi berbasis individu.

Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi tercantum dalam Undang-


Undang RI No. 14 tahun 2005, pasal 1 butir 14, yang menyatakan bahwa lembaga
pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh
Pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan
menengah, serta untuk menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu pendidikan
dan nonkependidikan. Guru yang dimaksud dalam UU RI No. 14 tahun 2005 di
atas yakni guru yang harus memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya
S1/D-IV dan memiliki sertifikat yang legal direkruit sebagai guru. Jika regulasi ini
dipatuhi secara taat asas, harapannya tidak ada alasan calon guru yang direkruit
untuk bertugas pada sekolah-sekolah di Indonesia berkualitas di bawah standar.
Namun demikian, ternyata setelah mereka direkruit untuk menjadi guru, yang
dalam skema kepegawaian negara untuk pertama kali berstatus sebagai calon
pegawai negeri sipil guru, mereka belum bisa langsung bertugas penuh ketika
menginjakkan kaki pertama kali di sekolah. Melainkan, mereka masih harus
memasuki fase prakondisi yang disebut dengan induksi. Ketika menjalani
program induksi, diidealisasikan guru akan dibimbing dan dipandu oleh mentor
terpilih untuk kurun waktu sekitar satu tahun, agar benar-benar siap menjalani
tugas-tugas profesional. Pada banyak literatur akademik, program induksi diyakini
merupakan fase yang harus dilalui ketika seseorang dinyatakan diangkat dan
ditempatkan sebagai guru. Program induksi merupakan masa transisi bagi guru
pemula (beginning teacher) terhitung mulai dia pertama kali menginjakkan kaki
di sekolah atau satuan pendidikan hingga benar-benar layak dilepas untuk
menjalankan tugas pendidikan dan pembelajaran secara mandiri. Ketika guru
selesai menjalani proses induksi dan kemudian secara rutin keseharian
menjalankan tugas-tugas profesional, profesionalisasi atau proses penumbuhan
dan pengembangan profesinya tidak berhenti di situ. Diperlukan upaya terus-
6
menerus agar guru tetap memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional guru. Kegiatan ini dapat
dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan dan pelatihan, workshop,
magang, studi banding, dan lain-lain. Prakarsa ini menjadi penting karena secara
umum guru pemula masih memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu,
akses, dan sebagainya.

2.3 Alur Pengembangan Profesi dan Karir Guru

Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah


memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi
keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya, dan/atau olahraga. Sebagaimana yang tercantum dalam UU RI
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 32 ayat (2) bahwa pembinaan
dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi-kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sementara itu pada ayat (4)
disebutkan, bahwa pembinaan dan pengembangan karir guru meliputi penugasan,
kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan pengembangan karir guru
ini harus sejalan dengan jenjang jabatan fungsional mereka. Adapun pola
pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru tersebut digambarkan
sebagai berikut :

PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN


KARIR GURU PROFESI

1. K. Kekepalasekolahan 1. Penugasan K. Pedagogik


2. K. Kepengawasan 2. Kenaikan Pangkat K. Kepribadian
3. K. Lain 3. Promosi K. Profesional
4. Persyaratan Lain K. Sosial

Gambar 1. Pola Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan Karir Guru

7
Dalam Undang-Undang RI No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan, dijelaskan bahwa pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif meningkatkan
kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk memberikan
penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru.
Sebagaimana penjelasan PP No. 74 tahun 2005 tentang Guru, mengamanatkan
bahwa terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu
pembinaan dan pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan
guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional. Semua guru
memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan
profesi. Program ini berfokus pada empat kompetensi di atas. Namun demikian,
kebutuhan guru akan program pembinaan dan pengembangan profesi beragam
sifatnya. Kebutuhan yang dimaksud dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu
pemahaman tentang konteks pembelajaran, penguatan penguasaan materi,
pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran, dan pengalaman tentang
teori-teori terkini. Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat
dilakukan oleh institusi pemerintah, lembaga pelatihan non pemerintah,
penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di tingkat satuan pendidikan, program ini
dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru kelas, dan
sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah.

Pembinaan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari pengembangan
karir, kenaikan pangkat merupakan hak guru. Dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk ranah peningkatan karir. Kenaikan
pangkat ini dilakukan melalui dua jalur. Pertama, kenaikan pangkat dengan
sistem pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan pangkat karena prestasi kerja
atau dedikasi yang luar biasa.

8
2.4 Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan Karir Guru

Untuk menjadi guru profesional, perlu perjalanan panjang dengan


demikian, kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru harus dilakukan
secara kontinyu, dengan serial kegiatan tertentu. Pertama dengan penyiapan calon
guru, rekruitmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi dan karir,
hingga menjadi guru profesional sejati yang menjalani profesionalisasi secara
terus-menerus. Pengembangan keprofesian guru adakalanya diawali dengan
penilaian kinerja dan uji kompetensi. Untuk mengetahui kinerja dan kompetensi
guru dilakukan penilaian kerja dan uji kompetensi. Atas dasar itu dapat
dirumuskan profil dan peta kinerja dan kompetensinya. Kondisi nyata itulah yang
menjadi salah satu dasar peningkatan kompetensi guru. Dengan demikian, hasil
penilaian kinerja dan uji kompetensi menjadi salah satu basis utama desain
program peningkatan kompetensi guru. Penilaian kinerja guru merupakan salah
satu langkah untuk merumuskan program peningkatan kompetensi guru secara
efektif dan efisien. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
guru yang sebenarnya dalam melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan penilaian kinerja ini juga akan diketahui tentang kekuatan dan
kelemahan guru-guru, sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik guru kelas,
guru bidang studi, maupun guru bimbingan konseling. Penilaian kinerja guru
dilakukan secara periodik dan sistematis untuk mengetahui prestasi kerjanya
termasuk potensi pengembangannya. Disamping harus menjalani penilaian
kinerja, guru-guru pun perlu diketahui tingkat kompetensinya melalui uji
kompetensi. Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
kondisi nyata guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan hasil
uji kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru menurut level tertentu,
sekaligus menentukan kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji kompetensi
adalah menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat
dari standar kompetensi yang diujikan. Dengan demikian, kegiatan peningkatan
kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan empiris yang kuat. Penilaian
kinerja dan uji kompetensi guru esensinya berfokus pada keempat kompetensi

9
yang harus dimiliki oleh guru. Kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi
guru dengan segala cabang aktifitasnya perlu disertai dengan upaya memberi
penghargaan, perlindungan, kesejahteraan, dan pemartabatan guru. Karena itu,
isu-isu yang relevan dengan masa depan manajemen guru, memerlukan formulasi
yang sistemik dan sistematik terutama sistem penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan
kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan,
kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan,
pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah khusus (Mahsunah,
2012).

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Guru profesional dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kemampuan


dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Untuk menjadi
guru profesional harus melalui beberapa tahap, diantaranya penyediaan guru
berbasis perguruan tinggi, pnduksi guru pemula berbasis sekolah, profesionaliasi
guru berbasis lembaga/institusi, dan profesionalisasi berbasis individu.
Pengembangan guru profesional dibagi atas pengembangan profesi dan
pengembangan karir. Dimana masing-masing memilik alur yang berbeda. Alur
pengembangan profesi meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional,
dan sosial. Sedangkan alur pengembangan karir meliputi penugasan, kenaikan
pangkat, dan promosi. Kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi guru
harus dilakukan secara kontinyu, diawali dengan penyiapan calon guru,
rekruitmen, penempatan, penugasan, pengembangan profesi dan karir, hingga
menjadi guru profesional sejati yang menjalani profesionalisasi secara terus-
menerus. Penilaian kinerja dan uji kompetensi guru merupakan kebijakan yang
harus dilakukan oleh guru, untuk mengetahui pengembangan kemampuan dan
juga tingkat kompetensi guru itu sendiri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2012. Profesionalisasi dan Kode Etik Guru. Bandung:


Alfabeta.
Idi, Abdullah. 2016. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Kusnandar. 2009. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers.
Mahsunah, Dian. 2012. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta. Diakses pada 07 September 2016, pukul 16:25.
Poedjinoegroho, B. 2006. Guru Profesional, Adakah?. Jakarta: SHK Kompas.
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Undang-Undang RI No. 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan. 2009.
Surabaya: Kesindo Utama.
Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2005. Surabaya:
Kesindo Utama.

12

Anda mungkin juga menyukai