Oleh
KELOMPOK 4
Ilham Eka Prasetya (421417002)
Adelia Detu (421417004)
Puput Siswati (421417019)
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Segala puji dan syukur bagi Allah swt, yang dengan ridho-Nya kami mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul Tahapan Pengembangan Guru
Profesional, Alur dan Kebijakan Pengembangan Profesi dan Karir Guru, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan Fisika. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw dan
untuk para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi
beliau. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah
ini yang dengan do'a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik dan lancar.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalam pelajaran
yang sejenis ataupun sebagai bahan referensi untuk makalah-makalah sejenis.
Tidak ada gading yang tak retak, demikian pula makalah ini. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini yang sering kita sebut sebagai era globalisasi, institusi
pendidikan formal mempunyai tugas penting untuk menyiapkan dan membentuk
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Di dunia persekolahan, guru
profesional menjadi faktor utama untuk meningkatkan kualitas SDM anak
didiknya. Guru sebagai tenaga profesionalisme memiliki peranan untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak didiknya agar kelak dapat
berguna bagi bangsa dan negara. Guru merupakan pilar utama demi mewujudkan
tujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan mencapai pendidikan yang
bermutu.
Hingga saat ini tenaga kependidikan secara kuantitatif memiliki jumlah
yang cukup banyak. Namun tidak semuanya memiliki kualitas tenaga
kependidikan sesuai dengan kompetensi guru yang sudah ditetapkan yaitu
kompetensi pedagogis, kognitif, profesional dan sosial. Selain itu selengkap
apapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah namun apabila
tenaga pendidiknya tidak memiliki kompeten maka sarana dan prasarana tersebut
tidak dapat membantu siswa dalam melakukan proses belajarnya, sebagus apapun
kurikulum yang telah dicanangkan pemerintah namun jika tenaga pendidiknya
tidak mengimplementasikan dengan baik maka itu tidak akan berdampak apa-apa
bagi siswa. Oleh karena itu selain terampil mengajar, guru juga wajib memiliki
pengetahuan yang luas, memiliki sikap bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Terbitnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menimbulkan berbagai implikasi terkait peningkatan mutu tenaga
pendidikan. Oleh karena itu diperlukannya peningkatan profesional guru maupun
dosen dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Guru profesional bukanlah barang sekali jadi, maka guru profesional itu
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang berkesinambungan. Menjadi
guru profesional bukan merupakan jalan yang mulus tetapi banyak hambatan.
Sebagai contoh, hubungan antara guru dan kepala sekolah banyak bersifat
birokratif dan administratif daripada kesejawatan, sehingga tidak ada suasana dan
budaya profesional akademik dikalangan guru. Mereka jauh dari buku, menulis,
diskusi apalagi melakukan penelitian. Pembenahan dan peningkatan mutu guru
berkaitan dengan kompentensi profesional harus berlaku sepanjang kariernya.
Jadi, tenaga pendidik atau guru umumnya akan merujuk kepada pendidik
profesional, dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Sehingga guru
3
profesional dapat diartikan sebagai orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.
Pengembangan profesi adalah upaya gigih, ulet, dan tabah dari seorang
guru serta pengawas yang terus-menerus memaksimalkan kemampuannya
mengidentifikasikan dan menyelesaikan permasalahan serta memantapkan
kemajuan pendidikan, khususnya disekolah tempatnya bertugas, baik untuk
kepentingan pembinaan kelembagaan, kurikulum kesiswaan, guru, metodologi,
media, pendanaan, evaluasi, kerja sama dengan orang tua peserta didik, dan
lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, pengembangan profesi adalah kegiatan
pengawas dalam rangka meningkatkan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan keterampilan yang dimilikinya untuk meninggikan mutu proses belajar
mengajar dan profesionalisasi tenaga kependidikan lainnya berkaitan dengan
pendidikan sehingga bermanfaat bagi peningkatan pendidikan dan kebudayaan
bangsa Indonesia.
7
Dalam Undang-Undang RI No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan, dijelaskan bahwa pengembangan profesi dan karir diarahkan untuk
meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam rangka pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Inisiatif meningkatkan
kompetensi dan profesionalitas ini harus sejalan dengan upaya untuk memberikan
penghargaan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan terhadap guru.
Sebagaimana penjelasan PP No. 74 tahun 2005 tentang Guru, mengamanatkan
bahwa terdapat dua alur pembinaan dan pengembangan profesi guru, yaitu
pembinaan dan pengembangan profesi, dan pembinaan dan pengembangan karir.
Pembinaan dan pengembangan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pembinaan dan pengembangan
guru sebagaimana dimaksud dilakukan melalui jabatan fungsional. Semua guru
memiliki hak yang sama untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan pengembangan
profesi. Program ini berfokus pada empat kompetensi di atas. Namun demikian,
kebutuhan guru akan program pembinaan dan pengembangan profesi beragam
sifatnya. Kebutuhan yang dimaksud dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu
pemahaman tentang konteks pembelajaran, penguatan penguasaan materi,
pengembangan metode mengajar, inovasi pembelajaran, dan pengalaman tentang
teori-teori terkini. Kegiatan pembinaan dan pengembangan profesi dapat
dilakukan oleh institusi pemerintah, lembaga pelatihan non pemerintah,
penyelenggara, atau satuan pendidikan. Di tingkat satuan pendidikan, program ini
dapat dilakukan oleh guru pembina, guru inti, koordinator guru kelas, dan
sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala sekolah.
Pembinaan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga ranah, yaitu
penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Sebagai bagian dari pengembangan
karir, kenaikan pangkat merupakan hak guru. Dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan, kenaikan pangkat ini termasuk ranah peningkatan karir. Kenaikan
pangkat ini dilakukan melalui dua jalur. Pertama, kenaikan pangkat dengan
sistem pengumpulan angka kredit. Kedua, kenaikan pangkat karena prestasi kerja
atau dedikasi yang luar biasa.
8
2.4 Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan Karir Guru
Berdasarkan penilaian kinerja ini juga akan diketahui tentang kekuatan dan
kelemahan guru-guru, sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik guru kelas,
guru bidang studi, maupun guru bimbingan konseling. Penilaian kinerja guru
dilakukan secara periodik dan sistematis untuk mengetahui prestasi kerjanya
termasuk potensi pengembangannya. Disamping harus menjalani penilaian
kinerja, guru-guru pun perlu diketahui tingkat kompetensinya melalui uji
kompetensi. Uji kompetensi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang
kondisi nyata guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Berdasarkan hasil
uji kompetensi dirumuskan profil kompetensi guru menurut level tertentu,
sekaligus menentukan kelayakannya. Dengan demikian, tujuan uji kompetensi
adalah menilai dan menetapkan apakah guru sudah kompeten atau belum dilihat
dari standar kompetensi yang diujikan. Dengan demikian, kegiatan peningkatan
kompetensi guru memiliki rasional dan pertimbangan empiris yang kuat. Penilaian
kinerja dan uji kompetensi guru esensinya berfokus pada keempat kompetensi
9
yang harus dimiliki oleh guru. Kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi
guru dengan segala cabang aktifitasnya perlu disertai dengan upaya memberi
penghargaan, perlindungan, kesejahteraan, dan pemartabatan guru. Karena itu,
isu-isu yang relevan dengan masa depan manajemen guru, memerlukan formulasi
yang sistemik dan sistematik terutama sistem penyediaan, rekruitmen,
pengangkatan dan penempatan, sistem distribusi, sertifikasi, peningkatan
kualifikasi, penilaian kinerja, uji kompetensi, penghargaan dan perlindungan,
kesejahteraan, pembinaan karir, pengembangan keprofesian berkelanjutan,
pengawasan etika profesi, serta pengelolaan guru di daerah khusus (Mahsunah,
2012).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12