Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reza Abdillah

Nim : 19.1100.037
RESUME
Strategi Pengembangan Etika Profesi Guru
A. Pengembangan Guru Sebagai Profesi
Soedijarta berpendapat bahwa guru sebagai jabatan profesional memerlukan
pendidikan lanjutan dan latihan khusus (advanced education and special training). Oleh
karena itu, guru sebagai jabatan profesional, seperti dokter dan lawyer, memerlukan
pendidikan pascasarjana. Namun, pascasarjana bagi jabatan profesional bukanlah program
akademik, tetapi program profesional yang mengutamakan praktik. Pemerintah melalui
presiden sudah mencanangkan guru sebagai profesi pada tanggal 2 Desember 2004.
Pengembangan guru sebagai profesi dapat dikembangkan melalui berikut ini.
1. Sistem pendidikan;
2. Sistem penjaminan mutu;
3. Sistem manajemen;
4. Sistem remunerasi;
5. Sistem pendukung profesi guru.
Dengan pengembangan guru sebagai profesi tersebut diharapkan mampu:
a. Membentuk, membangun, dan mengelola guru yang memiliki harkat dan martabat
yang tinggi di tengah masyarakat;
b. Meningkatkan kehidupan guru yang sejahtera;
c. Meningkatkan mutu pembelajaran yang mampu mendukung terwujudnya lulusan
yang kompeten dan terstandar dalam kerangka pencapaian visi, misi dan tujuan
pendidikan nasional pada masa mendatang;
d. Mengharapkan akan mendorong terwujudnya guru yang cerdas, berbudaya,
bermartabat, sejahtera, canggih, elok, unggul, dan profesional;
e. Mengharapkan guru masa depan semakin konsisten dalam mengedepankan nilai-nilai
budaya mutu, keterbukaan, demokratis, dan menjunjung akuntabilitas dalam
melaksanakan tugas dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

B. Strategi Pengembangan Profesi Guru


Menurut kamus umum Bahasa Indonesia strategi ialah siasat untuk mencapai sesuatu
maksud atau tujuan. Dalam mengembangkan profesi guru dapat dilakukan melalui berbagai
strategi baik dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat (Danim,
2011:9) antara lain;
1. Pendidikan dan pelatihan
a) In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal dikelompok kerja guru, sekolah, atau tempat lain yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan melalui IHT
dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan dalam meningkatkan
kompetensi dan karier guru tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat
dilakukan oleh guru yang memiliki kompetensi yang belum dimiliki oleh guru lain.
Dengan srategi ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya.
b) Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan didunia kerja
atau industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
Program magang ini diperuntukan bagi guru dan dapat dilakukan selama periode
tertentu, misalnya, magang disekolah tertentu untuk belajara menejemen kelas atau
menejemen sekolah efektif. Program magang dipilih sebagai alternatif pembinaan
dengan alasan bahwa keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.
c) Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan antara
sekolah negeri dan swasta. Jadi pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah atau di
tempat mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra sekolah diperlukan dengan alasan
bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki mitra, misalnya, dibidang
menejemen sekolah atau kelas.
d) Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan
dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaan lewat belajar
jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di
daerah terpencil.
e) Pelatihan berjenjang dan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di lembaga-lembaga
pelatihan yang diberi wewenang, dimana program disusun secara berjenjang mulai
dari jenjang dasar, menengah, lanjut, dan tinggi. Jenjang pelatihan disusun
berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi. Pelatihan khusus (spesialisasi)
disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau disebabkan adanya perkembangan
baru dalam keilmuan tertentu.
f) Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya. kursus singkat
dimaksud untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa kemampuan
melakukan penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran.
g) Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh kepala
sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas,
rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan, dan diskusi dengan.
h) Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga merupakan
alternatif bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru. Pengikutsertaan guru
dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar baik
dalam maupun luar negeri bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut
ini akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain
dalam upaya pengembangan profesi.

2. Non-pendidikan dan pelatihan


a) Diskusi masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik
diskusi sesuai dengan masalah yang dialami  di sekolah.
b) Seminar. Pengikutsertaan guru dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi
ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutanbagi peningkatan
keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi
secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam hal
upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c) Workshop. Kegiatan ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi
pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan
karirnya. Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP,
analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan rencana pembelajaran.
d) Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,
penelitian eksperimen, ataupun jenis lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
e) Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis oleh guru dapat berbentuk diktat,
buku pelajaran, ataupun buku dalam bidang pendidikan.       
f) Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat oleh guru dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau
pembelajaran.
g) Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/seni yang dibuat guru dapat
berupa karya yang bermanfaat untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya
seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat. 

PERTANYAAN
1. Penguasaan materi dan kemampuan mengajar yang tepat dapat ditentukan oleh guru
apabila ia mengetahui cara-cara dalam . . . 
a. Memilih metode yang tepat 
b. Menyampaikan bahan bidang studi  (X)
c. Analisis bidang studi 
d. Membuat rincian materi  
e. Membuat kelompok belajar
2. Pengetahuan tentang perkembangan anak sangat diperlukan oleh guru untuk.... 
a. Menentukan posisi anak di dalam keluarga 
b. Mengidentifikasi bahan ajar yang sesuai bagi kelompok  (X)
c. Menentukan pengelompokan kelas 
d. Menyesuaikan metode pembelajaran 
e. Menentukan posisi anak di dalam kelas
3. Interaksi yang baik yang terjadi antara guru dan siswa di sekolah seharusnya
bersifat.... 
a. Guru memberikan kemajuan kepada para siswa 
b. Guru menjaga jarak dengan siswa agar mereka tidak terlalu dekat dengannya 
c. Mempermudah segala urusan, bukan sebaliknya  (X)
d. Selalu memberikan pujian kepada semua siswa dan dalam segala hal 
e. Membedakan antara siswa yang pintar dan yang kurang pintar
4. Jika pendidikan dipandang dari sudut kata kerja, maka pendidikan merupakan... 
a. Sesuatu yang telah diperoleh 
b. Proses inkuiri yang berkelanjutan  (X)
c. Kegiatan yang berlangsung antara guru dan siswa 
d. Kegiatan yang terjadi karena adanya kurikulum, materi ajar, metode, dan
media
e. Kegiatan yang terjadi karena adanya proses pembelajaran
5. Peningkatan profesional guru telah diatur dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen. Bentuk peningkatan kemampuan profesional guru yang
dimaksud adalah....
a. Dalam pembelajaran, guru harus menggunakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK)
b. Proses pembelajaran tidak lagi bersifat teacher central (pembelajaran berpusat
kepada guru)
c. Pendidikan guru minimal strata 1 atau D4 (X)
d. Mengutamakan pengembangan kompetensi tiap pribadi 
e. Mengutamakan pengembangan kopetensi siswa
6. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru secara cermat
kemungkinan besar dapat menghindari munculnya perilaku yang bermasalah.
Penjelasan ini merupakan bentuk dari pendekatan.... 
a. Instruksional  (X)
b. Pendekatan modifikasi perilaku 
c. Sosio-emosional yang positif 
d. Menempatkan kelas sebagai suatu sistem sosial
e. Menempatkan sekolaah sebagai suatu sistem sosial
7. Seorang guru dipilih, ditugaskan, disediakan, dan ditempatkan sesuai dengan jenjang
pendidikan dengan mengindahkan kriteria standar kualifikasi profesional. Tindakan
ini merupakan kegiatan di tingkat.... 
a. Struktural 
b. Institusional  (X)
c. Operasional 
d. Instruksional 
e. Emosional

Anda mungkin juga menyukai