Nim: 2205110524 Kelas: 22A Dosen Pengampu: Prof. Drs. H. Isjoni, M. Si, Ph.D
1. Apa yang anda ketahui tentang pengembangan profesi guru?
Jawab: Pengembangan profesi guru adalah upaya yang dilakukan oleh para guru untuk terus-menerus memperbaiki diri mereka dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam mengajar. Selama beberapa dekade terakhir, profesi guru telah mengalami transformasi yang signifikan. Dulu, peran guru lebih berfokus pada penyampaian informasi kepada siswa secara konvensional. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, peran guru telah berkembang menjadi lebih kompleks. Saat ini, guru tidak hanya berperan sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran. Mereka harus mampu memahami kebutuhan individual siswa, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dan memanfaatkan teknologi dalam pengajaran. Mereka melakukannya dengan cara belajar lebih banyak tentang cara terbaik mengajar, memahami materi pelajaran dengan lebih dalam, dan berbagi pengalaman dengan rekan guru. Tujuannya adalah agar guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik kepada siswa mereka. Terdapat upaya pengembangan profesi guru seperti pengembangan keterampilan pelatihan pendidikan dan pelatihan lanjutan, penelitian dan pengembangan, pengembangan kepemimpinan pengembangan organisasi profesional pengembangan karir dan pemberian penghargaan dan intensif. Dengan adanya pengembangan profesi guru guru ini dapat membantu siswa untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran jadi siswa itu menjadi lebih mengerti karena faktor kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan itu adalah perkembangan profesi guru tersebut. Pengembangan professional guru diarahkan pada pembinaan guru agar dapat melakukan tugas dan fungsinya sebagai pengajar dengan baik diantaranya terkait penguasaan terhadap materi pelajaran yang diampuh, berikut struktur, konsep, dan pola pikir keilmuannya, penguasaan terhadap Standar Kompetensi (SK) pelajaran, Kompetensi Dasar (KD) pelajaran, dan tujuan pembelajaran dari suatu pelajaran yang diampuh, kemampuan dalam mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam bagi peserta didik, kemampuan untuk bertindak reflektif demi mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dan kemampuan dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran dan juga pengembangan diri.
2. Bagaimana guru profesional itu?
Jawab: Guru profesional adalah mereka yang memiliki pemahaman mendalam tentang mata pelajaran yang diajarkan, mampu berkomunikasi dengan baik, mengelola kelas dengan efektif, dan selalu siap untuk belajar lebih baik. Mereka juga menjunjung tinggi etika dalam pekerjaan mereka. Guru profesional juga adalah seseorang yang sudah belajar dan dilatih dengan baik untuk menjadi pengajar. Mereka mengerti betul tentang mata pelajaran yang diajarkan dan bisa mengajarkannya dengan baik kepada siswa. Selain itu, mereka juga tahu bagaimana mengelola kelas dengan baik, memahami apa yang dibutuhkan oleh setiap siswa, dan menggunakan cara yang tepat untuk mengajar. Guru profesional juga harus bersikap jujur dan adil. Mereka mengikuti aturan dan pedoman yang ditetapkan untuk guru, menghormati hak-hak siswa, dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dalam pekerjaan mereka. Mereka terus belajar hal-hal baru dan terlibat dalam membuat kurikulum serta pengembangan profesi guru. Guru profesional bukan hanya pengajar, tetapi juga panutan yang baik bagi siswa. Mereka sangat berpengaruh dalam membentuk masa depan anak-anak dan membantu membangun masyarakat yang lebih baik. Guru merupakan tulang punggung dari penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu tidak semua orang dapat menjadi tenaga pendidik, namun harus memenuhi kualifikasi untuk menjadi guru yaitu memiliki kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensitersebut harus dimiliki oleh seorang guru sebagai bekal untuk mencerdaskan siswa agar kelak menjadi SDM yang berkualitas dan berbudi luhur. Seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik dan profesional sebagai bekal untuk menjalankan tugasnya, yaitu mendidik dan mencerdaskan siswa. Kompetensi pedagogik mengenai ilmu tentang belajar dan pembelajaran, bagaimana melaksanakan pembelajaran yang baik dan efektif, dan bagaimana membelajarkan siswa agar mereka memahami materi pembelajaran. Sedangkan kompetensi professional adalah mengenai isi materi pembelajaran atau substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran.
2. Bagaimana guru dapat mengembangkan sikap profesionalnya?
Jawab: Guru dapat mengembangkan sikap profesional dengan beberapa cara. Mereka perlu terus belajar, baik melalui kursus resmi maupun belajar mandiri. Selain itu, mereka harus menjaga reputasi baik mereka di sekolah dan di komunitas. Guru juga perlu meningkatkan keterampilan mengajar dan pemahaman tentang kurikulum. Hubungan baik dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja juga penting. Guru harus selalu berperilaku dengan etika yang baik dan tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah juga memiliki peran dalam meningkatkan profesionalisme guru, dengan meningkatkan persyaratan pendidikan dan memberikan program sertifikasi. Dengan melakukan semua ini, guru dapat menjadi pendidik yang lebih profesional dan memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa mereka. Untuk memperoleh guru yang berkualitas baik (sebagai pendidik, pengajar, dan pemimpin), maka dalam sistem perekrutan guru harus melalui beberapa tahapan seleksi, yaitu: seleksi, administratif, wawancara, tes praktik mengajar (guru), pembinaan, orientasi dan penempatan. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) menjadi wadah yang berperan dalam mengoptimalkan pengembangan kompetensi paedagogik dan professional guru sejalan dengan ketentuan yang dikemukakan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan Profesionalisme Guru, sebagai berikut : 1) Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru, 2) Program Penyetaraan dan Sertifikasi, 3) Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi, 4) Program Supervisi Pendidikan, 5) Program Pemberdayaan MGMP, 6) Simposium Guru, 7) Program Pelatihan Tradisional lainnya, 8) Membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah, 9) Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah, 10) Melakukan penelitian (khususnya penelitian tindakan kelas), 11) Magang, 12) Mengikuti berita aktual darimedia pemberitaan, 13) Berpartisipasi dan aktif dalam organisasi Profesi, 14) Menggalang kerjasama dengan teman sejawat.
Beberapa usaha instansi dalam meningkatkan kompetensi guru diantaranya dapat
dilakukan dengan cara: Pertama, guru berupaya melanjutkan tingkat pendidikan mengikuti berbagai kegiatan MGMP/KKG, pelatihan, penataran, workshop, seminar, dan meningkatkan kualitas kinerja. Kedua, upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan kompetensi guru, antara lain: (1) mengirim guru untuk mengikuti pelatihan, penataran, lokakarya, worskshop, dan seminar;(2) mengadakan sosialisasi hasil pelatihan dan bebagai kebijakan pemerintahn dengan mendatangkan narasumber; (3)mengadakan pelatihan komputer dan bahasa Inggris; (4) mendorong guru untuk melanjutkan studi agar sesuai dengan tuntutan pemerintah; (5) mengadakan studi banding ke sekolah lain yang dipandang lebih maju; (6)mengirim guru untuk magang ke sekolah lain; (7)melengkapi sarana dan berbagai media penunjang kegiatan pembelajaran; (8) memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi; (9)kesejahteraan guru dengan memberikan tambahan pendapatan yang bersumber dari komite sekolah; dan (10) memeberikan keteladanan, dorongan dan menggugah hati nurani guru agar menyadari tugas dan tanggungjawab sebagai guru. Ketiga, upaya masyarakat. Peran masyarakat yang terwadahi dalam komite sekolah ataupun peguyuban kelas berupa penggalangan dana untuk membantu kelancaran proses pembelajaran; seperti pengadaan gedung, peralatan sekolah, dan untuk membiayai kegiatan sekolah. Keempat, peran MGMP dan KKG mewadahi guru untuk bekerja sama mengatasi berbagai kesulitan dan meningkatkan kompetensi. Kelima, upaya peningkatan kompetensi guru dari pemerintah daerah dan pusat; antara lain berupa bantuan dana, beasiswa studi lanjut bagi guru, peralatan dan media pebelajaran, serta berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan, penataran, dan workshop.