Anda di halaman 1dari 8

RESUME

MATERI ILMU PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas tengah semester mata kuliah

ILMU PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : H. Subeli, M.pd.

Disusun oleh :
Rizka Yulia Rahmi (23.04.12014)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
RASYIDIYAH KHALIDIYAH (STAI RAKHA) AMUNTAI
TAHUN AKADEMIK 2023/1444 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ i
PEMBAHASAN..................................................................................................... 1
A. Pengertian Ilmu Pendidikan ....................................................................... 1
B. Kompetensi Pendidik ................................................................................. 1
C. Perangkat Pembelajaran ............................................................................. 2
D. Aspek yang Harus Dimiliki Murid ............................................................. 3
E. Jalur Pendidikan ......................................................................................... 3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pendidikan.


Ilmu pendidikan adalah bidang studi yang mempelajari tentang proses
pendidikan, baik dari segi teori maupun praktik. Ilmu pendidikan mencakup
berbagai aspek, termasuk psikologi pendidikan, sosiologi pendidikan, filosofi
pendidikan, dan metodologi pembelajaran.
Secara umum, ilmu pendidikan bertujuan untuk memahami bagaimana
individu belajar, bagaimana proses pengajaran dan pembelajaran dapat
dioptimalkan, serta bagaimana sistem pendidikan dapat ditingkatkan. Ilmu
pendidikan juga membahas masalah-masalah pendidikan, seperti kesenjangan
pendidikan, kurikulum, evaluasi pembelajaran, dan peran pendidikan dalam
pembentukan karakter dan nilai-nilai.

B. Kompetensi Pendidik.
Empat kompetensi pendidik perlu dipahami dan dihayati bagi setiap
pendidik maupun calon pendidik, yakni sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan seorang pendidik/guru dalam
memahami peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk
mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
2. Kompetensi Profesional, yaitu penguasaan terhadap materi pembelajaran
dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi
kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi
pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
3. Kompetensi Sosial, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru
untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta
didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah.
4. Kompetensi Kepribadian, yaitu kemampuan personal yang dapat
mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa,
mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik
bagi peserta didik.
Selain yang disebutkan di atas, kompetensi pendidik juga dapat
dibagi menjadi seperti berikut:
1. Knowledge (Cognitive), yang berarti pengetahuan, didapat setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan yang
dimaksud terdiri dari indra penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan
merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior).
2. Skill, menurut Dunette (1976), keterampilan berarti mengembangkan
pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan
melaksanakan beberapa tugas.
3. Attitude, Thustone berpendapat bahwa attitude atau sikap merupakan suatu
tingkatan afeksi, baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya
dengan objek-objek psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang,
lembaga, cita-cita dan gagasan.

C. Perangkat Pembelajaran.
Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan
pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam
aktivitas belajar mengajar. Kurikulum yang pernah ada di Indonesia
diantaranya; CBSA, KBK, KTSP, hingga K-13. Dalam kurikulum terdapat
perangkat pembelajaran yang diperlukan seorang pendidik dalam mengelola
proses belajar mengajar, yaitu berupa:
1. Silabus, adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat
belajar.
2. Program tahunan, adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun
ajaran untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai
oleh siswa.
3. Program semester, adalah rancangan kegiatan belajar mengajar secara
garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan
memperhatikan program tahunan dan alokasi waktu tiap minggu.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), adalah rancangan
pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan ditetapkan guru dalam
pembelajaran di kelas. RPP pada hakekatnya merupakan perencanaan
untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan
dalam pembelajaran.
5. Kalender Akademik, adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.

D. Aspek yang Harus Dimiliki Murid.


Sebagai peserta didik, seorang murid diharuskan untuk mendapatkan
dan memiliki aspek-aspek sebagai berikut:
1. Keagamaan.
2. Kejujuran.
3. Toleransi.
4. Disiplin.
5. Kerja keras.
6. Kreatif.
7. Mandiri.
8. Demokratif.
9. Rasa ingin tahu.
10. Kebangsaan.
E. Jalur Pendidikan.
Terdapat tiga jalur pendidikan yang dapat ditempuh, yaitu:
1. Pendidikan Formal.
Yaitu pendidikan yang diselenggarakan seperti sekolah dan
memiliki tingkat pendidikan yaitu tingkat SD, SMP dan SMA. Pada jalur
pendidikan ini memiliki jenjang pendidikan yang terstruktur dan sangat
jelas. Ciri-ciri pendidikan Formal sebagai berikut:
a) Terdapat kurikulum yang terstruktur.
b) Memiliki persyaratan tertentu.
c) Materi yang dipakai bersifat akademik.
d) Memakan waktu yang lama untuk proses pembelajaran.
e) Tenaga pembimbing / guru memenuhi kualifikasi tertentu.
f) Tempat pendidikan dari pemerintah atau swasta.
g) Harus mengikuti ujian untuk peserta didik.
h) Adanya peraturan berseragam.
i) Saat selesai menempuh jenjang pendidikan atau melanjutkan ke
jenjang berikutnya membutuhkan ijazah sebagai peranan penting
dalam penerimaan peserta didik.

2. Pendidikan Non Formal


Sistematika di luar sistem sekolah adalah bagian penting dari
kegiatan skala besar yang dilakukan secara mandiri atau untuk membantu
siswa tertentu mencapai tujuan belajarnya.
Sebagian besar pendidikan non formal berlangsung pada usia dini.
Misalnya, Taman Pendidikan Al Quran populer di masjid-masjid dan
sekolah minggu di semua gereja. Terdapat berbagai kursus termasuk
kursus musik, les dan banyak lagi. Ciri-ciri pendidikan Non Formal yaitu:
a) Memiliki tujuan untuk mendapatkan keterampilan.
b) Berfokus pada siswa bagaimana belajar mandiri, dapat mengontrol
aktivitas belajar.
c) Waktu pembelajaran tidak mempengaruhi.
d) Kurikulum fleksibel dan biasanya peserta didik yang menentukan.
e) Hubungan guru dan siswa bersifat mendatar.
f) Ijazah tidak terlalu penting untuk penerimaan siswa.
Contoh Pendidikan non formal : Kelompok Belajar, Penitipan
anak, Sanggar, Tempat Kursus, Majelis taklim, Lembaga pelatihan khusus.

3. Pendidikan Informal

Pendidikan jenis informal ini adalah pendidikan yang berbasis pada


keluarga dan masyarakat dimana teman kelasnya adalah saudara, orang
tua, kakek-nenek dirumah. Sedangkan kakak/adik kelasnya adalah
lingkungan sekitar yang sangat berperan penting dalam keberlangsungan
pendidikan informal.

Pendidikan ini sesuai dengan pengertiannya memiliki ruang


lingkup paling kompleks dari jalur pendidikan sebelumnya (pendidikan
formal dan non formal). Sesuai dengan pengertiannya juga, pendidikan
informal mempunyai dua lingkungan penting yaitu keluarga dan
lingkungan. Ciri-ciri pendidikan informal dapat dijabarkan sebagai
berikut:

a) Lingkungan keluarga dapat dilakukan khusus untuk pendidikan


informal.
b) Persyaratan khusus tidak berlaku.
c) Tidak perlu untuk mengikuti ujian yang diselenggarakan.
d) Keluarga dan lingkungan berperan penting dalam proses pendidikan.
e) Tidak berlakunya kurikulum.
f) Jenjang pendidikan / tingkat pendidikan tidak berlaku dalam
pendidikan informal.
g) Pendidikan informal dilakukan tanpa adanya batasan waktu dan ruang.
h) Guru pada pendidikan informal adalah orang tua.
i) Dalam pendidikan informal tidak adanya sistem manajemen yang
terstruktur.
j) Tidak dibutuhkannya ijazah.

Anda mungkin juga menyukai