Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


UJIAN MID SEMESTER

Identitas Mata Kuliah


Nama Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Jumlah SKS :3
Semester : Genap 2022/2023
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan
Dosen : Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd.

Nama Mahasiswa : Benedikto Simanjuntak


NIM : 5223111002

SOAL:

A. Pilihlah satu jawaban paling tepat dari empat jawaban yang tersedia. Setiap
soal score 5.

1. Profesi Pendidikan dimaksudkan adalah untuk :


a. menjawab permasalahan pembelajaran
b. mempermudah orang belajar
c. menemukan teknik pembelajaran yang baru
d. semua benar

2. Beda kegiatan instruksional dan mengajar adalah:


a. pelakunya yang tidak sama
b. produknya dalam bentuk yang dapat berlainan
c. proses kegiatan yang berlainan dalam lingkup dan variasi
d. a, b, dan c

3. Menurut Gag’ne, belajar itu dapat dibedakan dan disusun berdasarkan hirarki.
Susunan hirarki itu sepenuhnya terdapat dalam:
a. segala aspek belajar
b. aspek belajar intelektual
c. aspek belajar sikap
d. aspek belajar keterampilan

4. Kondisi yang paling menentukan untuk mempermudah tercapainya tujuan


belajar adalah:
a. kondisi fisiologis
b. kondisi psikologis
c. kondisi lingkungan
d. tidak satupun di antara a, b, dan c di atas
5. Keadaan yang “tidak” merupakan akibat dimanfaatkan sumber-sumber belajar
adalah:
a. tumbuhnya berbagai bentuk pendidikan
b. kontrol pelaksanaan pendidikan sepenuhnya pada hasil
c. digantinya tenaga pendidik dengan media atau sumber belajar lain
d. pergeseran tingkat pengambilan keputusan dalam proses pendidikan
6. Peranan dan kegiatan tenaga pendidik dan si belajar akan mengalami
perubahan berhubung dengan adanya perubahan teknologi, rumusan itu
tergolong :
a. asumsi landasan definisi teknologi pendidikan
b. prinsip teknologi pendidikan
c. teori landasan teknologi pendidikan
d. aplikasi teknologi pendidikan

7. Usaha merealisasikan atau mengoperasionalkan pikiran, ide, dan proses,


adalah:
a. teknik intelektual
b. aplikasi praktis
c. model pembelajaran
d. komponen instruksional

8. Fungsi media dalam pembelajaran bertujuan untuk :


a. memperjelas konsep-konsep yang abstrak
b. mengembangkan sikap yang diinginkan
c. mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut
d. semua yang tersebut dalam a, b, dan c di atas

9. Dengan berpegang pada kerangka teoretik Teknologi Pendidikan, manakah di


bawah ini “bukan” standar etik dalam profesi Teknologi Pendidikan:
a. keterikatan terhadap pimpinan lembaga
b. keterikatan terhadap perorangan
c. keterikatan terhadap masyarakat
d. keterikatan terhadap profesi

10. Teori instruksional merupakan:


a. Deskriptif teori
b. Preskriptif teori
c. Deskriptif dan preskriptif teori
d. Semuanya benar

B. Essay

1. Problematika pendidikan banyak terkait dengan bagaimana melahirkan tenaga


pendidik profesional. Jelaskan 5 (lima) alasan mengapa saudara sebagai calon
guru perlu menguasai pengetahuan tentang profesi kependidikan? Beri dukungan
pendapat saudara dengan berbagai jurnal yang saudara baca! (Score 5, jika
saudara dapat memberikan rujukan minimal 3 jurnal sebagai referensi, dan ditulis
Daftar Pustakanya 5 tahun terakhir)
Jawaban:
1) Dalam mencapai tujuan pendidikan, guru tidak semata-mata sebagai ‘pengajar’
yang melakukan transfer of knowledge tetapi juga sebagai ‘pendidik’ yang
melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai ‘pembimbing’ yang
memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Bekal kognitif
yang dimiliki seorang guru merupakan bekal agar peserta didik memiliki ilmu
yang memadai dan menguasai materi pelajaran tertentu, serta kompetensi
yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan.
2) Sebagai ispirator, guru dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan
belajar peserta didik. Dalam peran ini guru diharuskan untuk menjadi role
model bagi peserta didik, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana
cara belajar yang baik.
3) Kita bisa mengtahui golongan atau ruang, jenjang pangkat, dan jabatan
seorang guru.
4) Kita dapat mengtahui peranan seorang guru dalam pelaksanaan program
bimbingan konseling di sekolah.
5) Sebagai motivator, guru mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan
aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
moti-motif yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar.
Sumber:
 Lestari, Y. (2021). Pentingnya Profesi Keguruan Bagi Indonesia. Jurnal Profesi
Keguruan, 1 (2) : 1-6. Diakses 29 Maret 2023 dari Universitas Lambung
Mangkurat
 Artikel: diakses tanggal 29 Maret 2023 pukul 10.14 WIB
http://educativelearning.blogspot.com/2012/02/pentingnya-mempelajari-mata-
kuliah.html
 Setiyaningsih, D. (2020). Peran Etika dan Profesi Kependidikan dalam
Membangun Nilai Nilai Karakter Mahasiswa Calon Guru SD. Jurnal Ilmiah
PGSD, 4 (1) : 1-10. Diakses 29 Maret 2023 dari Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
 Zulfitri, H. & Putri Setiawati, N. (2019). Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai
Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru. Jurnal Bahasa & Sastra, 19 (2) :
1-7. Diakses 29 Maret 2023 dari Universitas Sriwijaya.

2. Uraikan dan Jelaskanlah : Konsep dasar profesi pendidikan, kompetensi tenaga


pendidik, dan hakikat profesi sebagai pengetahuan ilmiah dalam konteks
pendidikan serta lengkapi secara rinci kode etik dan syarat-syarat suatu jabatan
guru disebut suatu profesi! (Score 10, jika saudara dapat memberikan rujukan
minimal 3 jurnal sebagai referensi, dan ditulis Daftar Pustakanya 5 tahun terakhir)
Jawaban:
Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu
bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam
konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu
proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas
pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat Kata kependidikan
berkenaan dengan bidang pekerjaan mendidik. Kata ini berasal dari kata pendidik
mendapat awalan “ke” dan berakhiran “an”, berartti proses atau kegiatan mendidik.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kata pendidikan berarti sama dengan
menunjuk kata “keguruan dan ilmu pendidikan” sehingga apabila dikaitkan dengan
tenaga kependidikan berarti orang-orang yang terlibat dalam proses kegiatan
pendidikan (Yahya, 2013:17).Menurut Yahya (2013:17)
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun
macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:
1) Kompetensi Pendagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
Profesi kependidikan adalah suatu tenaga kependidikan yang memiliki peranan
penting dalam menunjang penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang dalam mekanisme kerjanya di kuasai kode
etik. Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di
Indonesia sebagai pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas profesinya sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga Negara.
Terdapat 5 kode etik guru yang berasal dari Keputusan Kongres XXI PGRI tahun
2013:
1) Kepada Peserta Didik
Dalam penerapan Kode Etik Guru Indonesia, guru mesti bertindak profesional
dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didiknya. Selain
itu, guru juga harus menghormati martabat dan hak-hak serta memperlakukan
peserta didik secara adil dan objektif.
2) Kepada Orang Tua Murid
Tak hanya berhubungan dengan peserta didiknya, guru juga secara tidak
langsung berhubungan dengan orang tua atau wali peserta didik. Karena itulah,
guru dituntut dapat profesional menghadapi orang tua atau wali peserta didik
yang menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik.
3) Kepada Masyarakat
Sebagai salah satu agen pembangun bangsa, guru punya tanggung jawab
besar di masyarakat. Maka itu, diatur pula kode etik guru dalam kehidupan
bermasyarakat. Guru harus menjadi teladan di kehidupan sosial dan
bermasyarakat.
4) Terhadap Teman Sejawat
Kode etik guru juga mengatur hubungan dengan teman satu profesi. Maksud di
sini sangat baik yaitu supaya sebagai rekan sesama guru saling mendukung
dan mengingatkan dimanapun berada. Lewat kode etik kepada teman sejawat
untuk saling menghormati, menghargai, dan saling percaya akan rekan satu
profesi.
5) Kode Etik Terhadap Profesi
Seorang guru harus dapat menjunjung tinggi profesinya sesuai yang
diamanatkan dalam kode etik. Perkembangan teknologi juga menuntut guru
untuk dapat mengembangkan profesionalismenya sejalan dengan kemajuan
iptek. Tentu, manfaat kode etik terhadap profesi ini guna mendorong guru untuk
dapat terus berkembang dan terbuka terhadap kemajuan. Bila seorang guru
mampu mengamalkan hal tersebut, manfaat akan terasa langsung ke peserta
didik dan masyarakatnya.
Syarat syarat profesi guru, menurut National Education Associatiaon (NEA)
(1998) dalam buku Profesi Keguruan menyarankan syarat syarat profesi guru:
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
c. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama
d. Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan’ yang bersinambungan
e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
f. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
g. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
h. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat
Disamping itu, profesi guru juga memerlukan peryaratan khusus antara lain:
a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam.
b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya.
e. Memnungkinkan pekerjaan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Sumber:
 Whindari Dagong, S. & Satria Arsana, K. (2019). Kompetensi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMP NEGERI 3
KWANDANG. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, 9 (2) : 1-10
 Artikel: diakses tanggal 29 March 2023 pukul 14.11 WIB
https://www.gurusiana.id/read/syamsuri/article/etika-profesi-guru-bagian-ke-2-
3316158
 Artikel: diakses tanggal 29 March 2023 pukul 14.49 WIB
https://acerforeducation.id/edukasi/kode-etik-guru/
 Razi, M. F. (2022). Konsep Dasar Profesi Keguruan. Jurnal Profesi Pendidikan,
1 (1) : 1-17. Diakses 29 March 2023 dari Universitas Lambung Mangkurat
 Astuti, P. (2019). Konsep Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jurnal
Profesi Pendidikan, 1 (1) : 1-5. Diakses 29 March 2023 dari Universitas Negeri
Padang

3. Teori belajar diyakini sebagai rujukan dalam melaksanakan tugas pembelajaran di


sekolah. Silahkan saudara uraikan 5 (lima) teori belajar dan jelaskan bagaimana
penerapan teori tersebut dalam praktek pembelajaran di sekolah! (Score 10, jika
saudara dapat memberikan rujukan minimal 3 jurnal sebagai referensi, dan ditulis
Daftar Pustakanya 5 tahun terakhir)
Jawaban :
Istilah teori belajar terdiri dari dua kata penting yaitu teori dan belajar. Menurut
McKeachie dalam Grendel (1991:5) teori adalah seperangkat azaz yang tersusun
tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata. Sedangkan menurut
Hamzah (2003:26) teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variabel yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari,
dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat yang telah
dikemukakan oleh para ahli di atas dapat dirangkum bahwa teori adalah
seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnya memuat ide,
konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya. Berikut 5 teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran:
1) Teori Belajar Behavioristik
Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014).
Sehingga, dapat kita pahami bahwa belajar merupakan bentuk dari suatu
perubahan yang dialami peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah
laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Peserta didik dianggap telah melakukan belajar jika dapat menunjukkan perubahan
tingkah lakunya. Contohnya, peserta didik dapat dikatakan bisa membaca jika ia
mampu menunjukkan kemampuan membacanya dengan baik. Ciri dari teori ini
adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,
mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah
munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
(Stimulus – Respon) psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan
oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.
Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya.
Salah satu contoh pembelajaran behavioristik adalah pembelajaran terprogram
(PI/Programmed Instruction), dimana pembelajaran terprogram ini merupakan
pengembangan dari prinsip-prinsip pembelajaran Operant conditioning yang di
bawa oleh Skinner. Schunk (2012) menyatakan bahwa pembelajaran terprogram
melibatkan beberapa prinsip pembelajaran. Dalam pembelajaran terprogram, materi
dibagi menjadi frame-frame secara berurutan yang setiap frame memberikan
informasi dalam potongan kecil dan dilengkapi dengan test yang akan direspon oleh
peserta didik.
2) Teori Belajar Kognitif
Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui
proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak,
terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung dan menyeluruh
(Siregar & Hartini, 2010). Menurut psikologi kognitif, belajar dipandang sebagai
usaha untuk mangerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh peserta didik.
Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan
masalah, mencermati lingkungan, mempratekkan sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi / pengetahuan
yang baru.
Teori kognitif menekankan pada proses perkembangan peserta didik. Meskipun
proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama, namun kecepatan
dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. Dalam proses
pembelajaran, perbedaan kecepatan perkembangan mempengaruhi kecepatan
belajar peserta didik, oleh sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi tidak dapat
dihindarkan. Pertukaan gagasan menjadi tanda bagi perkembangan penalaran
peserta didik. Perlu disadari bahwa penalaran bukanlah sesuatu yang dapat
diajarkan secara langsung, namun perkembangannya dapat disimulasikan.
3) Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan
(kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam
diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). Dengan kata lain, karena
pembentukan pengetahuan adalah peserta didik itu sendiri, peserta didik harus aktif
selama kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menyusun kosep, dan member makna
tentang hal-hal yang sedang dipelajari, tetapi yang paling menentukan terwujudnya
gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu sendiri. Sementara peranan guru
dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian
pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk
membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan
pikiran atau cara pandang peserta didik dalam belajar.
Pembelajaran dengan social media memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berinteraksi, berkolaborasi, berbagi informasi dan pemikiran secara
bersama. Sama halnya dengan pembelajaran melalui social media, pembelajaran
melalui web juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melengkapi
satu atau lebih tugas melalui jaringan internet. Selain itu juga dapat melakukan
pembelajaran kelompok dengan menggunakan fasilitas internet seperti google
share. Model pembelajaran melalui web maupun social media ini sejalan dengan
teori konstruktivistik, dimana peserta didik adalah pembelajar yang bebas yang
dapat menentukan sendiri kebutuhan belajarnya.
4) Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori
humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan
untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman
tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh
teori-teori belajar lainnya.
Pada teori humanistik, guru diharapkan tidak hanya melakukan kajian
bagaimana dapat mengajar yang baik, namun kajian mendlam justru dilakukan
untuk menjawab pertanyaan bagaimana agar peserta didik dapat belajar dengan
baik. Jigna dalam jurnal CS Canada (2012) menekankan bahwa “To learn well, we
must give the students chances to develop freely”. Pernyataan ini mengandung arti
untuk menghasikan pembelajaran yang baik, guru harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berkembang secara bebas.
5) Teori Belajar Sibernetik
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang cukup baru terdengar di
kalangan para pendidik. Teori ini menekankan Pembelajaran dapat terjadi dimana
dan kapanpun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Teori pembelajaran sibernetik
adalah ilmu yang mengandalkan sistem informasi dan komunikasi yang diterapkan
dalam fungsi organisme atau mesin yang majemuk. Menurut teori sibernetik, belajar
adalah pengolahan informasi. Dengan menggunakan monitor langsung (video call)
atau dengan menggunakan aplikasi skype, quipper video, webcam, dan lainnya.
Dalam penggunaannya pendidik dan peserta didik tidak harus bertatap muka
langsung seperti proses belajar mengajar pada umumnya.
Sumber:
 Artikel: diakses tanggal 29 March 2023 pukul 17.33
https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan%20Belajar%20-
%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P1.pdf
 Kalifah, D. R. N. (2021). Implikasi Teori Belajar Sibernetik Terhadap
Pembelajaran Daring dengan Menggunakan Google Classroom. Elementary
School Education Journal, 5 (1) : 1-10
 Tauhid, R. (2020). Dasar-Dasar Teori Pembelajaran. Jurnal Teori dan
Pembelajaran, 1 (2) : 1-7. Diakses 29 March 2023 dari STKIP Kie Raha Ternate
 Bakti, S. & Sakdiah, H. (2021). Pengaruh Penerapan Teori Belajar Sibernetik
Terhadap Efektivitas Pembelajaran PAI di SMP PUTRA JAYA STABAT
Kabupaten Langkat. Jurnal Pembelajaran, 10 (1) : 1-25. Diakses 29 March 2023
dari Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh H. Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah
Binjai

4. Untuk menunjang terselenggaranya kegiatan pembelajaran, seorang guru harus


mempersiapkan perencanaan pembelajaran secara profesional. Sebagai seorang
calon guru, susunlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai urutan
berikut: identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi, metode, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-
langkah pembelajaran, dan evaluasi.(Score 15, jika saudara dapat memberikan
rujukan minimal 3 jurnal sebagai referensi, dan ditulis Daftar Pustakanya 5 tahun
terakhir)
Jawaban:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 29 IDAI


Kelas / Semester : I (Satu) / 2
Tema : Benda Hewan dan Tanaman di Sekitarku
Sub Tema : Tumbuhan di Sekitarku
Pembelajaran :5
Alokasi Waktu : 1 Hari

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat,
membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaa Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar (KD) & Indikator


Bahasa Indonesia
Kompetisi Dasar (KD)
3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat
benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman
4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu penyajian
Indikator:
 Membaca teks tentang tempat tinggal tumbuhan
 Mengidentifikasi tanaman berdasarkan tempat tinggalnya sesuai dengan teks yang
dibaca
 Menuliskan nama dan deskripsi tanaman berdasarkan tempat tinggalnya sesuai
dengan teks

Matematika
Kompetensi Dasar (KD)
3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi
badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya
4.9 Mengumpulkan dan mengelola data pokok kategorikal dan menyajikannya dalam
grafik konkrit dan piktograf tanpa menggunakan urutan label pada sumbu
horizontal
Indikator:
 Mengumpulkan data tempat tinggal tumbuhan
 Membaca grafik gambar tentang tempat tinggal tumbuhan

C. Tujuan Pembelajaran
 Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan tanaman yang hidup di air dengan
benar.
 Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan minimal dua tanaman yang hidup di
air dengan benar.
 Setelah membaca teks, siswa dapat menyebutkan minimal dua tanaman yang hidup di
darat dengan benar.
 Setelah mengamati lingkungan sekitar, siswa dapat menyebutkan jenis tanaman
berdasarkan tempat tinggal dengan benar.
 Dengan mengamati contoh, siswa dapat membuat diagram untuk mengklasifikasi
tanaman berdasarkan tempat hidup dengan benar.
 Setelah mengamati gambar, siswa dapat membaca grafik gambar mengenai jumlah
tumbuhan dengan benar.

D. Materi Pembelajaran
 Kelompok tanaman darat dan tanaman air
 Membaca grafik gambar

E. Metode Pembelajaran
 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
Pembelajaran melalui video call
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan  Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa 10 menit
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing.
 Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
 Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitar”.
 Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Inti Langkah-langkah kegiatan bagian satu : 175 menit
 Siswa diajak mengamati lingkungan sekitar. Kegiatan ini
sangat efektif jika di sekitar lingkungan sekolah terdapat
kolam/rawa. Jika tidak memungkinkan, minta siswa
mengamati gambar yang ada di buku. (Mengamati)
 Siswa mengamati bahwa sebagian tumbuhan dapat hidup di
darat dan sebagian yang lain hidup di air.
 Siswa menyebutkan beberapa contoh tumbuhan darat dan
tumbuhan air yang mereka ketahui. (Mengekplorasi)
 Kegiatan kemudian dilanjutkan di kelas. Siswa diminta
untuk membaca teks di buku siswa.
 Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap
kelompok mendapatkan kartu berisi nama tumbuhan
dengan berbagai tempat tinggalnya. Berikan penjelasan
tambahan untuk tumbuhan yang tempat tinggalnya
menempel pada tumbuhan lain. (Mengekplorasi)
 Dalam waktu tertentu, minta siswa mengelompokkan
tumbuhan tersebut berdasarkan tempat tinggal nya.
 Perwakilan siswa menyampaikan hasil pengelompokannya.
Siswa lain mendengarkan dan saling memeriksa
pekerjaannya. (Mengasosiasi)
 Siswa menulis dan menggambarkan beberapa contoh
tumbuhan darat dan tumbuhan air pada buku siswa.
(Mengkomunikasikan)

Langkah-langkah kegiatan bagian dua :


 Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai contoh
membuat sebuah grafik gambar di papan tulis. Kemudian,
guru dan siswa bersama-sama membahas data pada grafik
gambar tersebut. (Mengamati)
 Siswa melanjutkan kegiatan individu menganalisis grafik
gambar tentang jumlah tanaman darat dan air dengan
menjawab pertanyaan pada buku siswa. (Menanya)
 Kegiatan diakhiri dengan diskusi kelas mengenai beberapa
jenis tumbuhan yang dapat hidup di kedua tempat, di darat
dan di air. Termasuk diskusi mengenai beberapa jenis
tanaman yang jarang/belum dikenal oleh siswa.
(Mengekplorasi)
 Guru menyampaikan kepada siswa akan melakukan video
call saat siswa di rumah untuk memberikan umpan balik
terhadap materi yang telah dipelajari.
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman 15 menit
hasil belajar selama sehari
 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)

G. Sumber dan Media Pembelajaran


 Buku Pedoman Guru Tema : Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku Kelas 1 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
 Buku Siswa Tema : Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitarku Kelas 1 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
 Nama tumbuhan minimal 10 dengan tempat tinggal yang berbeda (air, darat, atau
menempel pada tanaman lain).
 Nama tumbuhan minimal 10 dengan tempat tinggal yang berbeda (air, darat, atau
menempel pada tanaman lain).
 HP Android untuk video call dengan siswa.

H. Penilaian Proses & Hasil Belajar


1. Penilaian Sikap
Perubahan Tingkah Laku
No Nama Siswa
Percaya Diri Disiplin Kerjasama
ST MT MB SM ST MT MB SM ST MT MB SM
1 Aisy
2 Ekal
3 ……..
Keterangan :
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SM : Sudah Membudaya
Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai

2. Penilaian Pengetahuan
Instrumen penilaian : tes tertulis (lembar kerja) mengisi latihan soal pada buku.

3. Penilaian Keterampilan
Unjuk Kerja Membaca
Perlu
No Kriteria Baik Sekali Baik 3 Cukup 2 Bimbingan
4 1
1 Artikulasi Sangat Jelas Jelas Kurang Jelas Tidak Jelas
2 Kelancaran Sangat Jelas Jelas Kurang Jelas Tidak Jelas

Sumber:
 Gustiansyah, K. dkk. (2020). Pentingnya Penyusunan RPP untuk Meningkatkan
Keaktifan Siswa dalam Belajar Mengajar di Kelas. Journal of Administrative
Science, 1 (2) : 1-14
 Nirwana. (2019). Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Mempersiapkan
RPP di TK AL MUSTAFA KOTA JAMBI. Jurnal Literasiologi, 1 (2) : 1-16
 Mawardi. (2019). Optimalisasi Kompetensi Guru Dalam Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, 20 (1) : 1-14. Diakses 29
March 2023 dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh
5. Sebagai seorang tenaga pendidik dan pendatang di era digital tentu saja seorang
guru harus menyesuaikan diri, menyesuaikan cara mendidik mereka sesuai dengan
cara mengelola pembelajaran di era digital, serta mempersiapkan mereka untuk
menghadapi tantangan di masa yang akan datang. Bagaimana gagasan Anda agar
hal tersebut dapat diwujudkan? (Score 10, jika saudara dapat memberikan rujukan
minimal 3 jurnal sebagai referensi, dan ditulis Daftar Pustakanya 5 tahun terakhir)
Jawaban :
Siswa disekolah pada era digital saat ini adalah generasi yang disebut dengan
generasi digital native, sedangkan gurunya adalah generasi digital immigrant.
Tentunya ada banyak perbedaan signifikan dari dua generasi ini. Perbedaanya
tidak hanya terletak pada bagaimana penguasaan dan pemanfaatan teknologi
digital saja, namun cara berfikir dan bertindak mereka juga sangat berbeda. Ada
banyak hal yang perlu diperhatikan oleh para guru dalam menghadapi siswa-siswa
merka saat ini.Berikut adalah tujuh strategi yang akan membantu Anda menjadi
guru yang lebih baik di era digital yang dikemukakan oleh Don Tapscott.
1) Jangan menyajikan teknologi ke dalam kelas lalu berharap hal-hal yang baik
akan muncul dengan sendirinya
2) Kurangi metode ceramah
3) Dorong peserta didik untuk melakukan kolaborasi
4) Fokus pada pembelajaran sepanjang hayat, bukan mengajarkan untuk ujian
5) Gunakan teknologi untuk mengenal setiap siswa dan membangun program
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik siswa
6) Rancang program pembelajaran berdasarkan delapan norma
7) Temukan kembali diri anda sebagai guru dan pendidik
Sumber:
 Artikel: diakses tanggal 29 March 2023 pukul 22.07 WIB
https://pe.feb.unesa.ac.id/post/tujuh-tips-untuk-guru-di-era-digital
 Afif, N. (2019). Pengajaran dan Pembelajaran di Era Digital. Jurnal Pendidikan
Islam, 2 (1) : 117-129
 Sitompul, B. (2022). Kompetensi Guru dalam Pembelajaran di Era Digital. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6 (3) : 13953-13960
 Triyanto. (2020). Peluang dan Tantangan Pendidikan Karakter di Era Digital.
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 17 (2) : 175-184

Catatan: Jawaban dikirim ke napitupuluefendi@gmail.com

Kamis 30Maret 2023

No chatgpt…!!!

Good Luck!!!

Anda mungkin juga menyukai